Kelompok 12:
1. M Firman A (A1)
2. Alfiah Zahra (A1)
3. Uswatun Khasanah (A1)
4. Fitri Nur Raihana (A1)
5. Novaldi Fadil Mu’afa (A2)
> Kebutuhan
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia
harapkan. Maslow membagi kebutuhan menjadi 5 tingkat, yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan
perasaan aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan diri, dan kebutuhan untuk aktualisasi diri.
> Dorongan
Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan.
Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan.
Dorongan yang berorientasi pada pencapaian tujuan tersebut merupakan inti dari motivasi.
> Tujuan
Tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku, secara psikologis, tujuan merupakan titik akhir “sementara”
pencapaian kebutuhan. Jika tujuan tercapai maka kebutuhan terpenuhi untuk “sementara”. Jika kebutuhan
terpenuhi, maka orang menjadi puas dan dorongan mental untuk berbuat “terhenti sementara”.
a. Perspektif tentang Motivasi
Perspektif psikologis menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda, berdasarkan perspektif yang
berbeda pula. Perspektif motivasi ada 4, yaitu: behavioral, humanistic, kognitif dan sosial.
> Perspektif behavioral, perspektif behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai
kunci dalam menentukan motivasi murid. Insensif adalah peristiwa atau stimulasi positif atau negative yang
dapat memotivasi perilaku murid.
> Perspektif humanistis, perspektif humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan
kepribadian, kebebasan utuk memilih nasip mereka dan kualitas positif (seperti peka terhadap orang lain)
> Perspektif kognitif, menurut perspektif kognitif pemikiran murid akan memandu motivasi mereka.
Perspektif kognitif merekomendasikan agar murid diberi lebih banyak kesempatan dan tanggung jawab
untuk mengontrol hasil prestasi mereka sendiri.
> Perspektif sosial, kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang
lain secara aman. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu
bersama teman, kawan dekat, ketertarikan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin
hubungan positif dengan guru.
b. Sifat Motivasi
> Motif-motif yang lebih ditimulkan oleh faktor-faktor sosial dan fisik
Ini adalah peniruan (imitasi), perasaan yang ada sebelum sesuatu terjadi, ketidaksabaran,
sentiment, talent, explorasi kebasaan, daya estetis, keinginan akan status, keinginan akan
kebahagiaan, dan motif-motif ini dapat merubah motivasi individu.
1. Naluri
Naluri ialah suatu kekuatan biologis bawaan yang mempengaruhi organism untuk berlaku dengan
cara tertentudalam keadaan yang tepat.
3. Insentif
Selama tahun 1950-an para psikolog mulai meragukanteori reduksi-dorongan dari motivasi
sebagai penjelasan tentang semua jenis perilaku. Kemudian jelaslah bahwa organism itu tidak
didorong untuk beraktivitas oleh dorongan internal semata-mata, stimulasi eksternal, yang disebut
insentif.
d. Motivasi Belajar
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai
motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi dibagi menjadi 2
macam, antara lain :
1. Motivasi Interinsik
Yang dimaksud dengan motivasi interinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu itu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-
motif yang aktif dan berfungsi karena adanya dorongan atau perangsang dari luar.
B. PEMBELAJARAN
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as
the modikation or strengtheninhg of behavior trough eksperienching), menurut pengertian ini belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
a. Makna pembelajaran
Kata pembelajaran berasal dari kata belajar, yang mendapat awalan “pem” dan akhiran “an”
menunjukan bahwa ada unsur dari luar (eksternal) yang bersifat “intervensi” agar terjadi proses belajar
pada diri individu yang belajar. Pembelajaran dapat dimaknai dan ditelaah secara mikro dan makro.
Secara makro pembelajaran adalah suatu proses yang diupayakan agar peserta didik dapat
mengoptimalkan potensi yang dimiliki baik kognitif maupun sosioemosional secara efektif dan efisien
untuk mencapai perubahan perilaku yang diharapkan. Sedangkan pembelajaran secara makro terkait
dengan dua jalur, yaitu individu yang belajar dan penataan komponen eksternal agar terjadi proses
belajar pada individu yang belajar.
Hampir semua orang setuju bahwa tujuan pembelajaran adalah upaya mempengaruhi peserta
didik agar terjadi proses belajar, oleh karena itu perlu diupayakan suatu cara atau metode yang
membantu terjadinya proses belajar agar belajar menjadi efektif, efisien dan terarah pada tujuan
yang ditetapkan. Peristiwa pembelajaran terjadi apabila subjek didika secara aktif berinteraksi
dengan sumber belajar yang diatur oleh guru. Dalam interaksi pembelajaran tersebut, setiap
peserta didik diperlukan sebagai manusia yang bermartabat, yang minat potensinya perlu
diwujudkan secara optimal.
b. Metode pembelajaran
Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga jenis, yaitu:
pertama, strategi pengorganisasian (Organization Strategy), adalah metode untuk mengorganisasi
isi bidang studi yang telah dipilih untuk pembelajaran. Kedua, strategi penyampaian (Delivery
Strategy) adalah metode untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa dan/atau untuk
menerima serta merespon masukan yang berasal dari siswa. Ketiga, strategi pengelolaan
(Management Strategy) adalah metode untuk menata interaksi antara si belajar dan variable
metode pembelajaran lainya.
c. Faktor yang mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran
1) Faktor fisiologis
Yaitu faktor yang meliputi antara lain: keadaan jasmani (normal dan cacat, bentuk kuat atau lemah),
yang semuanya akan mempengaruhi cara merespons terhadap lingkungan. Kondisi fisiologis sangat
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar dan pembelajaran.
2) Faktor psikologis
Yaitu merupakan kondisi internal yang memberikan konstribusi besar untuk terjadinya proses
belajarsetiap individu memiliki karakteristik psikologis yang berbeda. Perbedaan inilah yangmenimbulkan
perbedaan cara merespons terhadap stimulus dari luar, yang akan berdampak pada hasil belajar yang
berbeda.
b. Pengajaran di Sekolah
Pengajaran disekolah semakin berkembang. Dimulai dari pengajaran tradisional, yang memiliki cirri-ciri
tradisional konservatif berkembang menuju ke sistem pengajaran modern. Yang memiliki cirri-ciri yang sesuai
dengan perkembangan zaman.
Teori pendidikan dan pengajaran yang harus diwujudkan adalah teori lokalisasi pendidikan, artinya seluruh
kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran perlu diterima dan diadaptasikan dengan kultur local, sehingga
masyarakat menerima dan menikmati kemajuan fasilitas pendidikan yang modern dan pengembangan
kurikulum pendidikan.
Perkembangan sekolah meliputi tiga tahap perkembangan, yakni sekolah tradisional, sekolah progresif,
dan sekolah masyarakat (modern). Dasar perkembangan ini ialah dilihat dari segi-segi historis, orientasi
pengajaran, tujuan pengajaran, kurikulum yang dipergunakan, proses belajar siswa, disiplin kelas, metode
mengajar, hubungan sekolah dan masyarakat, dan komunikasi keperagaan yang dipergunakan.
KESIMPULAN
Motivasi dipandang dari arti katanya, motivasi (motivation) berarti hal yang menimbulkan dorongan atau
keadaan yang menimbulkan dorongan. Motivasi dapat pula dikatakan sebagai energy unttuk membangkitkan
dorongan dalam diri (drive arousal).
Kata pembelajaran berasal dari kata belajar, yang mendapat awalan “pem” dan akhiran “an” menunjukan
bahwa ada unsur dari luar (eksternal) yang bersifat “intervensi” agar terjadi proses belajar pada diri individu
yang belajar. Pembelajaran dapat dimaknai dan ditelaah secara mikro dan makro. Secara makro pembelajaran
adalah suatu proses yang diupayakan agar peserta didik dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki baik
kognitif maupun sosioemosional secara efektif dan efisien untuk mencapai perubahan perilaku yang
diharapkan. Sedangkan pembelajaran secara makro terkait dengan dua jalur, yaitu individu yang belajar dan
penataan komponen eksternal agar terjadi proses belajar pada individu yang belajar.
Pandangan tentang istilah pengajaran terus menerus berkembang dan mengalami kemajuan. Tingkat
kemajuan itu dapat kita lihat dalam uraian sebagai berikut.
1) Pengajaran maksudnya sama dengan kegiatan mengajar
2) Pengajaran adalah interaksi belajar dan mengajar
3) Pengajaran sebagai suatu system
4) Pengajaran identik dengan pendidikan
TERIMA KASIH