A. Teori Motivasi
Motivasi berasal dari kata Bahasa Latin yaitu movere yang berarti gerak atau
dorongan untuk bergerak. Sehingga, memberikan motivasi kepada siswa berarti
memberikan dorongan kepada siswa agar hal yang dimotivasi tersebut dapat tergerak.
Motivasi merupakan suatu proses yang meberikan semangat, arah, dan kegigihan kepada
seorang individu. Motivasi menurut Sri Rumini (2006) merupakan suatu keadaan atau
kondisi pribadi siswa yang mendorong siswa untuk melakukan suatu kegiatan tertentu
untuk mencapai tujuan yang di inginkan oleh siswa. Berbeda dari pengertian motivasi
tersebut, konsep dasar motivasi sendiri yaitu memberikan ketahanan untuk tetap berjalan
pada tujuan yang akan dicapai. Sehingga, adanya motivasi yang tinggi pada siswa untuk
belajar dapat dilihat dari ketekunan dan tidak mudah putus asa dalam mencapai
kesuksesan yang diharapkan walupun mengalami banyak kesulitan dalam proses belajar.
Motivasi terbagi menjadi beberapa macam. Menurut Sri Rumini (2006), motivasi
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Motivasi berdasarkan kemunculannya
Motivasi berdasarkan kemunculannya terbagi menjadi motivasi bawaan dan
motivasi yang dipelajari, dimana motivasi bawaan merupakan jenis motivasi yang
dibawa oleh individu sejak lahir tanpa dipelajari, misalnya dorongan untuk mencari
makan, tidur, dan sebagainya. Sedangkan, motivasi yang dipelajari merupakan
motivasi yang timbul karena dipelajari dari lingkungan, misalnya dorongan untuk
menabung karena ingin membeli sesuatu.
b. Motivasi berdasarkan sumbernya
Motivasi berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi motivasi ekstrinsik dan
motivasi intrinsik, dimana motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang muncul
karena pengaruh dari luar, misalnya dorongan untuk belajar lebih giat karena
orangtuanya akan memberikan hadiah apabila mendapat nilai bagus. Sedangkan
motivasi intrinsik merupakan motivasi yang muncul dari dalam diri individu,
misalnya dorongan untuk belajar berenang karena merasa tertarik.
c. Motivasi berdasarkan isinya
Motivasi berdasarkan isinya dibedakan menjadi motivasi jasmaniah dan
motivasi rohaniah, dimana motivasi motivasi jasmaniah merupakan motivasi yang
tediri dari refleks, insting, nafsu, dan hal lain lain, seperti insting untuk mencari
makan, menjauhi ancaman, dan istirahat. Sedangkan motivasi rohaniyah merupakan
motivasi yang contohnya seperti kemauan (Rumini, 2007)
Dalam persepktif psikologis menejlaskan motivasi dengan cara yang berbeda-
beda berdasarkan perspektifnya. Terdapat empat persepktif motivasi, yaitu:
a. Perspektif Behavioral
Dalam persepktif behavioral menekankan imbalan dan hukuman ekternal
sebagai bentuk kunci dalam menentukan motivasi siswa. Penggunaan insentif
sebagai pendukung menekankan bahwa insentif dapat menambah minat atau
kesenangan pada pelajaran dan mengarahkan perhatian pada perilaku yang tepat dan
menjauhkan siswa dari perilaku yang tidak tepat. Insentif sendiri merupakan suatu
kejadian atau bentuk stimuli positif/negatif yang dpat memotivasi perilaku siswa.
Insentif yang dipakai guru dikelas dapat berupa memberikan nilai yang baik,
memberikan pujian jika siswa telah menyelesaikan tugasnya dengan baik,
memberikan penghargaan kepada murid, memberi sertifikat prestasi, atau yang
lainnya.
b. Perspektif Humanistik
Dalam persepktif ini lebih menekankan pada kapasitas murid untuk
mengembangkan kepribadian dan kebebasan dalam memilih nasib siswa. Perspektif
ini berkaitan dengan teori kebutuhan Abraham Maslow. Menurut Maslow, murid
harus memuaskan kebutuhan makan sebelum siswa dapat berprestasi. Dalam teori
Maslow terdapat kebutuhan aktualisasi diri, dimana aktualisasi diri merupakan
bentuk motivasi untuk menggembangkan potensi diri siswa secara penuh. Teori
Maslow ini menimbulkan berbagai dikusi mengenai urutan motivasi dalam
pandangan guru dan siswa. Tetapi, banyak yang tidak setuju dengan teori Maslow,
misalnya dalam pandangan siswa, kebutuhan kognitif lebih fundamental darpiada
kebutuhan harga diri.
c. Perspektif Kognitif
Menurut perspektif ini, pemikiran siswa akan memandu motivasinya sendiri.
Menurut perspektif kognitif terdapat suatu minat yang muncul dalam motivasi.
Perspektif kogntif berbeda dengan perspektif behavioral, dimana perspektif
behavioral memandang motivasi siswa sebagai bentuk konsekuensi dari insentif
eksternal, sedangkan perspektif kognitif berpendapat bahwa tekanan eksternal
seharusnya tidak terlalu berlebihan. Dalam perspektif ini merekomnedasikan agar
siswa diberi banyak kesempatan dan tanggung jawab untuk mengontrol hasil prestasi
siswa sendiri. R.W. White (1959) mengemukakan gagasan tentang motivasi dan
mengusulkan konsep motivasi kompetensi, dimana ide tersebut menjelaskan bahwa
orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai
dunia, dan memproses informasi secara efisien.
d. Perspektif Sosial
Dalam perspektif sosial ini lebih menekankan kebutuhan afiliasi, yaitu suatu
motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Kebutuhan afiliasi siswa
tercermin dalam motivasi siswa untuk menghabiskan waktu bersama teman, kawan
dekat, keterikatan siswa dengan orangtua, dan keinginan untuk menjalin hubungan
positif dengan guru (Santrock, 2008).
Teori motivasi belajar sendiri tidak dapat terlepas dari pembahasan mengenai
teori belajar Koneksionisme (Stimulus Respon) dan teori belajar Kognitif. Hal tersebut
disebabkan karena dasar motivasi belajar merupakan berasal dari teori belajar
koneksionisme dan teori belajar kognitif. Teori motivasi belajar ini berawal dari
pendapat Thorndike yang menemukan hokum efek, dimana hubungan S-R memberikan
kepuasan, dimana apabila S-R terjadi berulang kembali akan mengulang dan
memperkuat S-R. begitupun dengan sebaliknya. Thorndike juga mengusulkan dua
macam variabel motivasi belajar atas dasar eksperimen kotak kucing, yaitu kucing
sebagai deprivasi dan makanan sebagai insentif. Sehingga dari percobaan tersebut dapat
disimpulkan bahwa pada kucing timbul motivasi usaha yang dari waktu ke waktu
semakin kuat, dan pada makanan yang dijadikan sebagai insentif terlihat bahwa kucing
termotivasi untuk mendapatkan makanan tersebut (Prawira, 2014).
Fudyartanto. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Global Pustaka Utama.
Irham, M., & Wiyani, N. A. (2014). Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses
Pembelajaran. Ar-Ruzz Media.
Prawira, P. atmaja. (2014). Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Ar-Ruzz Media.