Anda di halaman 1dari 8

PEMAHAMAN TENTANG PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARANNYA

TOPIK 1 TEORI BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR ANAK


Koneksi Materi
Nama : Anki Endiar Manika
Prodi : PPG Prajabatan Bahasa Inggris

A. Belajar
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk mendapatkan perubahan perilaku
baik secara pengetahuan, keterampilan dan sikap.

B. Teori Belajar
1. Teori belajar Behaviorism adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Kekurangan teori ini adalah pembelajaran yang
terpusat pada guru sehingga siswa akan tumbuh menjadi seseorang yang pasif, peserta didik
juga tidak akan memiliki kebebasan untuk berkreasi dan mandiri sehinggal dikemudian hari
memungkinkan peserta didik tumbuh menjadi pribadi yang malas. Lalu apa kelebihannya?
Teori ini sangat cocok digunakan untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan
praktek dan pembiasaan karena dengan bimbingan yang diberikan secara terus menerus
membuat peserta didik menjadi lebih paham.

Berikut ini adalah contoh pengimplementasian teori behavioristic dalam pembelajaran:

 Guru menggunakan eksperimen belajar Trial and Eror


 Guru mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan standart-
standart tertentu dalam proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para siswa
 Guru melakukan proses evaluasi belajar siswa hanya diukur pada hal-hal yang nyata
dan dapat diamati sehingga hal-hal yang bersifat unobservable kurang dijangkau dalam
proses evaluasi
 Guru memberikan penguatan terhadap hasil kerja siswa
 Guru memberikan penghargaan atas hasil kerja siswa
2. Teori Social-cognitivism adalah pembelajaran siswa terjadi dalam sebuah lingkungan
sosial, maksudnya pembelajaran dapat dilakukan dengan mengamati orang lain. Teori ini
memudahkan siswa untuk memahami pembelajaran dan mendorong mereka menjadi lebih
mandiri dan aktif, sayangnya tidak semua tingkatan pendidikan dapat mengaplikasikan teori
ini.
Berikut ini adalah implementasi teori Kognisi sosial pada pembelajaran:

 Siswa diminta untuk menuliskan jurnal harian yang berisi refleksi kegiatan siswa
 Guru menerapkan model Pembelajaran Observasional, yang juga disebut sebagai
imitasi atau modelling
 Guru merancang pembelajaran kompetensi siswa menggunakan pembelajaran self-
regulated mengarahkan kapabilitas siswa menata berbagai kemampuan belajar,
motivasi, dan emosi dalam meraih tujuan. Dalam pembelajar self-regulated ini ada
empat tahap: (1) menganalisis tugas, (2) menetapkan tujuan, (3) merancang rencana,
(4) menerapkan taktik dan strategi, (5) meregulasi pembelajaran.

3. Teori Constructivism adalah teori pembelajaran yang menekankan pada proses dan
kebebasan siswa dalam menggali pengetahuan melalui pengalaman. Guru dapat
menerapkan metode ini melalui kegiatan penelitian sederhana, lalu hasil penelitian tersebut
dapat dipresentasikan dan kemudian dilakukan diskusi (tanya jawab) untuk memberikan
feedback kepada siswa. Teori ini melatih kemandirian, keaktifan dan kreatifitas siswa akan
tetapi ketika siswa ke sekolah belum tentu mereka membawa ‘sesuatu’ ke kelas.

Berikut ini adalah implementasi teori konstruktivisme dalam pembelajaran:

 Guru merancang lingkungan pembelajaran yang kompleks dan tugas-tugas yang


autentik. guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menyelidiki dan menemukan
konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan penginterprerasian data dalam
suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru
 Guru menciptakan iklim negosiasi dikelas dengan membentuk kelompok belajar
 Siswa menyelesaikan kasus masalah dengan menyediakan banyak perspektif dan solusi
penyelesaian. siswa memikirkan penjelasan dan solusi yang didasarkanpada hasil
observasi siswa sendiri, ditambah dengan penguatan yang diberikan oleh guru
 Guru menerapkan metode Vygotsky berupa ZDP mupun scaffolding

4. Teori Belajar Humanistik, teori ini menganggap bahwa peserta didik adalah sebagai satu
kesatuan. Maksudnya, kegiatan pembelajaran tidak semata-mata hanya mengajarkan materi
atau bahan ajar saja tetapi juga membantu peserta didik untuk mengembangkan diri menjadi
manusia seutuhnya. menekankan pentingnya emosi dan perasaan, komunikasi yang terbuka
antara siswa dengan guru maupun sebaliknya, serta nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap
siswa. Sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar itu tidak hanya dalam
domain kognitif saja, tetapi juga bagaimana siswa menjadi individu yang bertanggung
jawab, penuh perhatian terhadap lingkungannya, mempunyai kedewasaan emosi dan
spiritual.

Berikut ini adalah contoh implementasi teori humanistik:

 Guru memberikan ruang untuk siswa mengaktualisasikan diri (manusia sebagai sosok
individu yang dapat mengeksplorasi dirinya sendiri)
 Guru merancang pembelajaran yang memperhatikan kognitif sekaligus afektif dalam
pembelajaran
 Guru melibatkan siswa dalam mengambil keputusan yang terkait kelas dan diri mereka

C. Teori Motivasi
Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk belajar dan melalui
belajar tersebut diharapkan dapat mencapai tujuan tertentu. Persfektif psikologis motivasi
antara lain persfektif perilaku (motivasi dikaitkan dengan imbalan/hukuman), persfektif
humanistik (motivasi yang lebih ditekankan kepada kemampuan pertumbuhan pribadi
siswa), persfektif kognitif (motivasi muncul karena adanya pemikiran dari setiap individu),
dan persfektif sosial (motivasi sering dikaitkan dengan kemampuan seseorang dalam
membangun, memelihara dan memulihkan). Bentuk motivasi ada 2 yaitu motivasi ekstrinsik
(motivasi yang berasal dari luar individu misalnya mau melakukan sesuatu untuk
mendapatkan sesuatu yang lain) dan motivasi intrinsik (motivasi dari dalam diri karena
kemauan dan minat yang dimiliki).
a. Motivasi belajar berdasarkan kebutuhan
 Kebutuhan fisiologis (sandang, pangan, papan dan kebutuhan fisik yang lainnya)
 Kebutuhan rasa aman dan perlindungan(terjamin keamanannya, terlindungi dari
bahaya, terhindar dari perlakuan tidak adil, dll)
 Kebutuhan sosial (kebutuan untuk dicintai oleh keluarganya dan dikaui oleh
lingkungan sekitar)
 Kebutuhan akan penghargaan (dihargai karena prestasi yang dimiliki,
kemampuannya, kedudukan atau status)
 Kebutuhan akan aktualisasi diri (meningkatkan potensi yang dimiliki,
mengembangkan diri dan kreativitas)
b. Motivasi belajar berdasarkan emotional-interest : Dalam proses pembelajaran, minat
dan rasa tertarik peserta didik dapat meningkatkan motivasi belajarnya. Minat belajar
yang tumbuh dari dalam diri siswa itulah yang akan membuat siswa dapat mengikuti
proses pembelajaran dengan senang.
c. Motivasi belajar berdasarkan keterampilan regulasi diri : Regulasi diri akan membantu
siswa mengendalikan pikiran, perasaan, dorongan, hasrat yang sifatnya eksternal untuk
mencapai cita-citanya.
D. Paradigma Personal Peserta didik
Paradigma Personal Peserta Didik :
a. Fixed Mindset didefinisikan sebagai pola pikir yang mempercayai bahwa kemampuan
yang ia miliki tidak dapat berkembang atau meningkat.
b. Growth Mindset seseorang memiliki keyakinan yang mendasar bahwa pembelajaran
dan kecerdasan mereka dapat tumbuh seiring waktu, upaya dan pengalaman.
E. Diskusikan dalam kelompok, buatlah rencana untuk meningkatkan motivasi para
siswa yang ada di kelas dengan gambaran sebagai berikut!
Study Kasus:
“Samuel, 10 tahun, yang bekerja keras untuk menjaga harga dirinya pada tingkat tinggi,
tetapi memiliki rasa takut akan gagal yang kuat”

Analisa :
Memiliki harga diri yang tinggi bisa menjadi salah satu modal untuk mencapai
kesuksekan. Seorang siswa yang memiliki harga diri tinggi artinya memiliki kepercayaan
terhadap dirinya bahwa ia mampu mencapai kesuksesan. Namun rasa percaya diri tidak
selalu membawa dampak yang baik pada seseorang. Ciri-ciri ketakutan positif termasuk
perasaan terlibat dalam menyelesaikan tugas, gugup dan gelisah tetapi masih dalam tahap
menjadikan anak berprestasi.

 Studi Kasus dikolerasikan dengan Teori Belajar


Kecemasan tersebut memotivasi diri siswa agar lebih maksimal. Sedangkan ciri
ketakutan negative adalah rasa ketegangan dan kegelisahan yang tinggi sehingga
menimbulkan kekhawatiran akan mengalami kegagalan yang ingin dihindari (Winkel,
2009). Contohnya seperti kasus pada Samuel, Ia berumur 10 tahun memiliki harga diri yang
tinggi namun takut mengalami kegagalan. Ambisinya untuk menjadi yang terbaik membuat
ia takut mengalami kegagalan. Padahal dalam kehidupan, kita akan mengalami kesuksesan
dan kegagalan dalam hal apapun. Kondisi pada Samuel apabila dibiarkan akan berdampak
buruk terhadap psikologisnya. Maka dari itu harus segera ditangani. Dari diskusi dari
kelompok kami, studi kasus masalah yang dialami oleh Samuel. Untuk memenuhi
kebutuhannya, kita dapat menggunakan teori belajar humanistic dari Gage & Berliner dan
teori motivasi perspektif humanistic “penghargaan”.
Teori belajar humanistic dalam pembelajaran menekankan pentingnya emosi dan
perasaan, komunikasi yang terbuka antara siswa dengan guru maupun sebaliknya, serta
nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap siswa. Pada teori ini belajar akan dianggap berhasil jika
siswa memahami lingkungannya dan dirinya sendiri sedangkan Samuel belum bisa
memahami dirinya sendiri karena ketakutan berlebihan akan kegagalan. Teori ini dikuatkan
oleh pendapat dari Abraham Maslow, beliau mengatakan terdapat kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi dapat dipuaskan.Teori belajar ini
berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang Samuel, bukan dari sudut pandang
pengamatannya.
Selain dilihat dari teori humanistic, ketakutan akan kegagalan bisa didasari dari
ketakutannya tidak mendapatkan apresiasi. Pada hirarki kebutuhan Maslow, digambarkan
bahwa seorang siswa juga membutuhkan apresiasi. Siswa yang kurang mendapat apresiasi
akan membuat dirinya memiliki ketakutan berlebih atau bahkan tidak memiliki motivasi.
Maka dari itu pada pendekatan humanistik guru akan melakukan pendekatan secara
humanis. Dalam hal ini guru bisa memberikan pemahaman kepada siswa bahwa saat siswa
melakukan sesuatu jangan berfokus terhadap hasil melainkan pada prosesnya. Dengan
begitu siswa akan lebih legowo saat mengalami kegagalan. Namun disisi lain, orang terdekat
disekitar Samuel tetap harus memberikan apresiasi atas usahanya dalam mencapai sesuatu.
 Studi Kasus dikorelasikan dengan teori motivasi
Samuel adalah anak yang berusia 10 tahun. Menurut teori kognitif Piaget, Samuel
sedang berada di dalam fase operasional konkret dimana di fase ini dia mampu
memfungsikan akalnya untuk berfikir logis dan objektif terhadap objek yang bersifat
konkret, serta mampu memahami konsep sebab-akibat secara rasional dan sistematis.
Sehingga Samuel bisa mempunyai logika untuk mempertahankan apa yang telah dia capai
dan memiliki rasa takut yang kuat akan sebuah kegagalan terkait hal yang sedang dia
lakukan atau kerjakan.
Perilaku Samuel tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, yang salah satunya adalah
motivasi. Terdapat dua jenis motivasi, yang pertama adalah motivasi intrinsik atau motivasi
yang berasal dari diri sendiri. Dalam motivasi intrinsik seseorang mempunyai perilaku dan
keinginan untuk melakukan atau mencapai sesuatu demi dirinya sendiri. Perilaku dan
keinginan ini dimulai dari perasaan akan pencapaian, kepuasan, tekanan, tenggat waktu,
dan lain sebagainya. Dalam kasus Samuel, motivasi yang berasal dari dalam dirinya adalah
mempertahankan apa yang telah dia capai. Tetapi perasaan untuk mempertahankan
pencapaian yang terlalu tinggi menimbulkan dampak negatif yaitu membuat Samuel
memiliki rasa takut yang kuat akan suatu kegagalan dan mendorongnya menjadi sesorang
yang terlalu ambisius dan perfeksionis dalam mengerjakan sesuatu hal. Kondisi tersebut
bisa disebabkan oleh beberapa faktor yakni salah satunya pengalaman Samuel dimasa lalu
yang mengalami gagal berulang sehingga dia memiliki perasaan takut yang kuat jika gagal
akan kembali pada kondisi atau keadaannya seperti di masa lalu.
Jenis motivasi yang kedua adalah motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik (eksternal)
mengacu pada jenis motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu dengan
tujuan untuk mendapatkan hadiah atau menghindari konsekuensi negative. Untuk
permasalahan yang dialami Samual bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari
luar dirinya, sehingga dia memilki ketakutan yang kuat akan suatu kegagalan. Faktor dari
luar tersebut ialah tuntutan dari orang disekitar Samuel untuk selalu berhasil, sehingga
dorongan dari luar tersebut menumbuhkan rasa takut yang kuat akan kegagalan pada diri
Samuel. Faktor yang lainnya ialah pengakuan dari orang-orang di sekitarnya apabila
Samuel mampu meraih suatu prestasi. Biasanya orang akan memuji kita jika kita mampu
mempertahankan prestasi yang kita miliki, hal ini juga bisa menjadi salah satu pemicu
Samuel yang berambisi untuk selalu berhasil.
Motivasi yang dapat diberikan guru kepada Samuel untuk menurunkan rasa takutnya
akan suatu kegagalan adalah dengan memberikan pemahaman bahwa suatu kegagalan
adalah hal yang sangat lazim terjadi dan tidak terhindarkan dalam sebuah proses
pembelajaran. Guru memberikan motivasi kepada Samuel untuk tetap melakukan usaha
terbaiknya dan tidak pantang menyerah jika menemui kegagalan. Menerangkan kepada
Samuel bahwa dia bisa menjadikan kegagalan yang terjadi sebagai pembelajaran di masa
depan, sehingga dia tidak akan mendapati kegagalan yang sama lagi. diharapkan dari apa
yang dilakukan oleh guru bisa merubah pola pikir Samuel, membuat Samuel menjadi lebih
berani mencoba hal baru, dan tidak takut akan suatu kegagalan,
Ada beberapa aktivitas yang bisa merubah pola pikir Samuel sehingga pandangannya
terhadap suatu kegagalan bisa berubah, yakni dengan mengajak Samuel dan siswa lain
untuk melakukan diskusi di dalam kelas saat pelaksanaan pembelajaran. Diskusi dapat
meningkatkan kerjasama dan menumbuhkan sikap saling menghargai pendapat orang lain
agar tidak terbentuk sikap yang dominan atau mau menang sendiri. Selain itu, pendidik
juga dapat memberikan tugas berupa sebuah projek yang terdiri dari beberapa siswa.
Sehingga samuel dan teman-temannya bisa bekerja sama, diskusi, dan berani mencoba hal-
hal yang baru untuk menyelesaikan projek yang diberikan kepada mereka tersebut.

Link Video Pembahasan Kasus


https://drive.google.com/file/d/1Dbn8aokpAm0VPTAMFEFGaAS9
ohODzFO_/view?usp=sharing

F. Group Processing
 Apakah setiap anggota kelompok berkontribusi dalam kelompok secara berimbang?
Setiap anggota kelompok berkontribusi pada jalannya pengerjaan tugas tetapi ada
anggota kelompok yang lebih aktif daripada yang lainnya.
 Hasil yang disampaikan dicapai melalui kesepakatan atau suara terbanyak?
Hasil yang disampaikan dicapai dilakukan melalui suara terbanyak hal ini dikarenakan
kurangnya waktu. Untuk mendapatkan hasil dengan cepat suara terbanyak digunakan
karena apabila dilakukan melalui kesepakatan harus ada diskusi panjang dimana
anggota kelompok harus menyamakan persepsi.
 Sebutkan 2 hal yang telah berjalan baik dalam diskusi
- Pembuatan keputusan dapat dilakukan dengan cepat dan tegas
- Penulisan jawaban dari soal pertanyaan dapat dilakukan dengan baik
 Sebutkan 2 hal yang dapat ditingkatkan dalam kerja kelompok berikutnya
- Kecepatan dalam pembagian tugas dan memahami instruksi tugas
- Keaktifan anggota kelompok

G. Refleksi
3 adjective yang menggambarkan perasaan saya setelah mempelajari topik ini: Motivated,
Enthusiastic, Curious

2 hal yang membuka pemahaman baru saya setelah mempelajari topik ini adalah dengan
menerapkan teori pembelajaran sesuai dengan kebutuhannya maka akan lebih efektif
untuk mencapai tujuan pembelajaran. karena setiap teori belajar memiliki nilai kekuatan
tersendiri untuk membangun kegiatan belajar yang bermakna. Yang kedua saya mulai
memahami tentang perbedaan teori motivasi untuk menumbuhkan minat belajar siswa.
melalui kiat dan manfaat dari tiap teori motivasi ini bisa saya terapkan di pembelajaran
yang hendak saya capai.

1 hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut adalah bagaimana guru dapat mengelola konsep
hukuman yang baik dan membangun untuk siswa.

Anda mungkin juga menyukai