Anda di halaman 1dari 3

KONEKSI ANTAR PESERTA DIDIK

PEMAHAMAN TENTANG PESERTA DIDIK DAN PEMBELAJARANNYA

Nama : Mazro’atul Ulum


PTK ID : 7000111606

1. Apa itu belajar?


Jawab :
Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan secara individu untuk memperoleh
perubahan tingkah laku secara keseluruhan (yang menyangkut pengetahuan,
keterampilan, dan sikap) sebagai hasil pengalaman individu di dalam interaksi dengan
lingkungannya.

2. Bagaimana belajar dilihat dari beberapa sudut pandang teori belajar (behaviorism,


social-cognitivism, constructivism)
Jawab :
Berikut penjelasan belajar yang dilihat dari beberapa sudut pandang teori belajar, antara
lain :
a. Belajar menurut teori belajar behavioristik merupakan belajar yang memfokuskan
dan menekankan pada perubahan tingkah laku individu sebagai perolehan dari
pengalaman yang diakibatkan adanya stimulus dan respons serta mengabaikan aspek-
aspek mental dan emosional seseorang. Hasil belajar yang diharapkan adalah
perubahan tingkah laku berdasarkan pengalaman yang menyenangkan.
b. Belajar menurut teori belajar sosial-kognitif, merupakan  teori belajar yang
menciptakan suatu pembelajaran ketika seseorang dapat mengamati dan dapat meniru
perilaku yang dialami oleh orang lain. Dengan kata lain, teori ini mempercayai
bahwa belajar dihasilkan dari proses persepsi kemudian membentuk hubungan antara
pengalaman yang baru dengan pengalaman yang sudah tersimpan dalam dirinya.
c. Belajar menurut teori belajar konstruktivisme, merupakan teori yangmemandang
belajar belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan
dengan memberi makna pada pengetahuan sesuai dengan pengalamannya. Teori ini
juga menekankan pentingnya memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi
dan membangun pengetahuan sendiri, serta memperhatikan peran individu dalam
proses belajar.

3. Motivasi belajar (berdasarkan kebutuhan, tujuan, emotional-interest, keterampilan


regulasi diri)
Jawab :
Motivasi berperan sebagai pendorong, pengarah, sekaligus penggerak perilaku peserta
didik agar mencapai tujuan belajar. Guru berperan penting untuk mengusahakan fungsi-
fungsi tersebut dengan cara memenuhi kebutuhan peserta didik dalam belajar.
a. Motivasi berdasarkan kebutuhan
Sebagai seorang guru, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang dibutuhkan
siswa sebelum memberikan motivasi. Guru dapat mengacu pada beberapa kebutuhan
yang harus diperhatikan, antara lain : kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan
perlindungan (safety and security), kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan akan
penghargaan (esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization).
b. Motivasi berdasarkan tujuan
Tujuan motivasi dalam belajar bagi peserta didik, antara lain : membuat peserta didik
menjadi semangat belajar, meminimalisir rasa jenuh, membantu siswa dalam
menemukan tujuannya, menumbuhkan sikap optimis dan percaya diri pada peserta
didik, dan membuat peserta didik lebih eksploratif. Oleh karena itu, sebelum
memberikan motivasi, guru hagrus mengetahui tujuan siswa belajara, sehingga
motivasi yang diberikan sesuai dengan tujuan belajar yang ingin dicapai siswa.
c. Motivasi berdasarkan emotional-interest
Emosi merupakan reaksi atau ungkapan atau luapan perasaan terhadapa suatu kondisi
yang sedang dialami. Sedangkan interest/ minat berkaiatan dengan keterkaitan/
perhatian untuk melakukan sesuatu. Dalam proses pembelajaran, minat dan rasa ini
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Yang mana jika minat belajar
tersebut tumbuh dalam diri siswa maja akan membuat siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan senang, memperhatikan guru karena tertarik terhadap pelajaran,
dan membuat siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh kahrena
itu, sebelum membegrikan motivasi guru harus mengetahui ketertarikan dan minat
yang dimiliki siswa tersebut.
d. Motivasi berdasarkan keterampilan regulasi diri
Regulasi didri merupakan suatu bentuk pengaturan yang diwujudkan dengan
mencoba berbagai macam cara sebelum mencapai suatu bentuk pengaturan atau
regulasi yang dianggap berhasil mengatasi berbagai tuntutan belajara sebagai peserta
didik ditengah kesibukan membagi waktu dan tenaga di peran lain. Oleh karena itu,
sebelum memberikan motivasi guru belaikana mengetahui terlebih dahulu pola hidup
siswa. Selain itu, guru juga dapat mengarahkan cara manajemen diri terlebih dahulu
agar memiliki keterampilan regulais yang baik.

4. Paradigma personal peserta didik (growth mindset dan fixed mindset)


Paradigma personal peserta didik merupakan seperangkat keyakinan atau pandangan
seseorang terhadap dirinya sendiri dan kemampuan yang dimilikinya. Ada dua tipe pola
pikir, yaitu : growth mindset dan fixed mindset.
a. Fixed mindset adalah pola pikir seseorang yang meyakini bahwa apa yang dianutnya
adalah yang paling benar.  Ia cenderung menghindari tantangan-tantangan dan fokus
berlebihan pada sesuatu yang sudah diketahuinya saja.
b. Growth mindset adalah pola pikir seseorang yang percaya bahwa kecerdasan dapat
dikembangan. Ia akan punya keinginan untuk memperbaiki diri. Jika diberikan
tantangan, ia akan coba melaluinya dengan penuh keyakinan.
Peserta didik harus memiliki growth mindset dan menghapus/ meminimalisir ixed
mindset. Jika growth mindset dikembangkan maka apabila peserta didik mengalami
kegagalan, mereka akan tetap semangat untuk mewujudkan apa yang diinginkan. Mereka
akan menanamkan dalam diri bahwa keterampilan dan kecerdasan intelektual yang
dimiliki dipercaya dapat terus berkembang seiring denngan kerja keras, usaha serta
ketekunan peserta didik. Dengan menanamkan growth mindset, maka peserta didik
mampu berkembang di bawah tekanan sehingga akan membuat peserta didik semakin
hebat dan berkembang. Contohnya : jika mengembangkan growth mindset, siswa
menyadari bahwa dirinya lemah dalam pelajaran matematika. Berbeda dengan fixed
mindset yang membuat siswa hanya menyadari kalau dia tidak bisa matematika yang
pada akhirnya membuatnya putus asa dan malas mempelajari matematika.

Anda mungkin juga menyukai