Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nanda Mahjatia

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Noor Fajriah, M.Si


Dr. Arif Sholahuddin, M.Si
Mastuang, S.Pd., M.Pd

1. Apa itu belajar?


2. Bagaimana belajar dilihat dari beberapa sudut pandang teori belajar (behaviorism,
social-cognitivism, constructivism)
3. Motivasi belajar (berdasarkan kebutuhan, tujuan, emotional-interest, keterampilan
regulasi diri)
4. Paradigma personal peserta didik (growth mindset dan fixed mindset

Jawab:

1. Belajar adalah perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan. Maksudnya adalah
perubahan tingkah laku baik secara pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Jadi, jika
kita terus belajar untuk memahami sesuatu maka kita otomatis akan melakukan
perubahan prilaku dan itu karena kita melakukan latihan terus menerud dalam proses
belajarnya.
2. Belajar dari sudut pandang teori belajar (behaviorism, social-cognitivism, constructivism)
adalah melalui tingkah laku peserta didik, pemahaman peserta didik, dan sikap. Pada
teori belajar behaviorism menyatakan bahwa belajar itu merubah tingkah laku, proses
belajar itu terjadi apabila tingkah laku siswa sudah berubah, apabila siswa belum
merespon, maka tingkah laku siswa tidak berubah maka belum dikatakan belajar. Dan di
teori belajar behavioristik, apabila tingkah laku siswa belum berubah maka akan berlaku
sistem hukuman. Apabila belajar tidak bisa terus, dan diajarkan lagi, tidak bisa lagi, maka
akan berlaku sistem hukuman dan dengan hukuman itu dapat membuat siswa jera dan
akan membuat siswa unntuk belajar lebih giat lagi. Contoh, ada seorang peserta didik
disuruh gurunya untuk menghafal perkalian dan materi perkalian sudah diajarkan
terlebih dahulu kepada peserta didik tersebut, tetapi peserta didik tersebut tidak dapat
menghafal maka peserta didik tersebut di hukum berdiri didepan kelas dan bisa duduk
pada saat sudah bisa hafal. Pada Teori Kognitivisme menyatakan bahwa belajar adalah
perubahan persepsi atau pemahaman. Teori belajar ini lebih mementingkan proses
belajar dari pada hasil belajarnya. perilaku, kognitif dan lingkungan saling berinteraksi
untuk mempengaruhi pembelajaran. Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku dan
sebaliknya, faktor kognitif mempengaruhi perilaku dan sebaliknya, serta faktor
lingkungan mempengaruhi kognitif dan sebaliknya. Contohnya Menentukan dan
merancang kegiatan belajar yang cocok untuk topik yang akan dipelajari mahasiswa,
Mempersiapakan pertanyaan yang dapat memacu kreatifitas siswa untuk berdiskusi dan
bertanya. Pada teori konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan adalah
bentukkan siswa yang sedang balajar lewat interaksi dengan bahan atau pengalaman
baru, belajar dengan teori konstruktivisme dihasilakan dari lingkungan sekitar dengan
menggunakan pancaindera seperti melihat, mendengar menjamah, mencium dan
merasakan.

3. - Pada perspektif perilaku, motivasi seringkali dikaitkan dengan imbalan dan hukuman
eksternal sebagai penentu keberhasilan siswa, dimana siswa diiming-imingi hadiah jika
bisa mengerjakan soal dengan benar dan tepat dan sebaliknya siswa akan diberikan
hukuman jika tidak bisa mengerjakan soal dengan benar.

- Pada perspektif humanistik, motivasi lebih ditekankan kepada kemampuan


pertumbuhan pribadi siswa, kemerdekaan untuk memilih dan sifat-sifat positif.

- Pada perspektif kognitif, motivasi muncul karena adanya pemikiran dari setiap
individu. Menurut perspektif kognitif, seseorang perlu diberikan lebih banyak
kesempatan, tanggung jawab, serta mengendalikan hasil prestasi sendiri.
- Pada perspektif sosial, motivasi sering dikaitkan dengan kemampuan seseorang
dalam membangun, memelihara, dan memulihkan hubungan pribadi yang dekat
dan hangat pada orang lain.
5. fixed mindset, seseorang tidak percaya bahwa mereka dapat mengembangkan dan
meningkatkan kecerdasan dan bakat mereka. Mereka juga percaya bahwa bakat saja
yang mengarah pada kesuksesan dan tidak diperlukan usaha untuk mencapai sebuah
keberhasilan. Di sekolah, seorang siswa yang memiliki fixed mindset tetap takut untuk
mencoba sekalipun diberikan kesempatan oleh gurunya. Para siswa tidak berusaha
mencari bantuan karena mereka percaya bahwa segala sesuatu yang dilakukan
bertujuan untuk mengukur kecerdasan mereka. Pola pikir seperti ini yang akan menjadi
sumber turunnya motivasi pada siswa. Sedangkan growth mindset, seseorang memiliki
keyakinan yang mendasar bahwa pembelajaran dan kecerdasan mereka dapat tumbuh
seiring waktu, upaya dan pengalaman. Ketika seseorang percaya bahwa mereka bisa
menjadi lebih pintar, mereka menyadari bahwa jika mereka melakukan upaya itu akan
berdampak pada keberhasilan, sehingga mereka bersedia untuk meluangkan waktu
lebih agar mencapai keberhasilan yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai