Anda di halaman 1dari 16

ELEKTRONIKA DASAR 1

NAMA KELOMPOK:
AGUSTIN NOVIA LAILIS (A1C415001)
NANDA MAHJATIA(AIC415023)
RINA APRIANI (A1C415031)
TAPIS LOLOS TINGGI DAN TAPIS LOLOS RENDAH

1. Rangkaian tapis lolos rendah (Low-Pass Filter) Tipe-1


Salah satu bentuk rangkaian lolos rendah seperti diskemakan
pada gambar 1,memperlihatkan tegangan vi dikenakan pada
masukan rangkaian dan diinginkan hasil keluaran vo
Rangkaian tapis lols rendah
Vo = () = Vi ()
Dengan Z1 = R dan Z2 =
Perbandingan antara tegangan keluaran kompleks Vo () dan tegangan masukan kompleks
Vi () disebut fungsi alih:
G() =
G() =
Besar amplitude fungsi alih kompleks G() kita nyatakan sebagai:
G() = G() =
G() = (-) =
Grafik G() sebagai fungsi frekuensi disebut tanggapan amplitude oleh karena G() = G() =

Desibel (dB)
Dalam melukiskan tanggapan amplitude, orang biasa menggunakan nisbah tegangan dalam dB
(decibel), Yang di definisikan sebagai:
G() (dB) = 20 log
Faktor 20 pada definisi desibel berasal dari definisi desibel sebagai perbandingan daya. Seperti
di tunjukkan pada persamaan berikut, perbandingan antara daya P 2 dan P1 dalam desibel
didefiniskan sebagai
dB = 10 log
Sebagai P1 orang biasanya menggunakan daya sebesar 1 mW, maka persamaan di atas
menyatakan daya P2 ada berapa dB di atas 1 mW, atau di singkat sebagai dBm.
Contoh soal
Suatu penguat menghasilkan daya sebesar 40 dBm. Berapa watt besar daya ini ?
Contoh soal
Suatu penguat menghasilkan daya sebesar 40 dBm.
Berapa watt besar daya ini ?

Jawab
P = 40 dBm, maka 10 log Jadi log atau P = 104 mW = 10
W.
Suatu tegangan V yang dipasang pada suatu hambatan R
akan menyebabkan dava lesapan sebesar: P= , maka
persamaan desil (dB) dapat di tuliskan sebagai:
= =+
Jika V2 dan V1 keduanya bekerja pada hambatan yang
sama besarnya, maka R1 = R2 kita peroleh dB =
Tanggapan Amplitudo
Telah kita ketahui bahwa grafik fungsi alih di sebut juga tanggapan
amplitude.
Untuk rangkaian tapis RC lolos fungsi alih diberikan oleh persamaan
sebelumnya. Jika di nyatakan dalam dB,
Fungsi alih G() mempunyai nilai:
G() (dB) = 20 log = 20 log = 20 log - 10 log
Tanggapan amplitude umumnya dilukiskan dengan menggunakan skala
logaritma pada sumbu frekuensi, dan dB pada sumbu vertikal, seperti
pada gambar
Contoh
Suatu tapis RC lolos rendah dibuat dengan R = 150 ohm dan C = 0,1 F. suatu sumber isyarat
Dengan keluaran 1 Vpp di pasang pada masukan dan frekuensi dapat diubah.
a) Tentukan kutub tapis tersebut
b) Lukiskan bagan bode G ()
c) Tentukan tegangan isyarat keluaran untuk frekuensi 100 Hz, 10 Khz, dan 1 MHz
Jawab
d) Fungsi alih kompleks tapis RC lolos rendah:
G() = , dengan = 1/RC adalah kutub.
Maka = rad/det,
Atau frekuensi fp = = 104 Hz = 10 KHz
b)
Tegangan isyarat keluaran pada berbagai nilai frekuensi dapat ditentukan dari
c)
G() = , dengan Vo () adalah tegangan keluaran dan Vi () tegangan masukan pada
Frekuensi sudut .
Pada f = 100 Hz, G() = 0 dB (lihat gambar), berarti G() (dB) = 20 log = 0, sehingga = 1
atau
=.
Oleh karena Vi = 1 Vpp untuk semua nilai frekuensi, di bawah 1 kHz, maka pada f = 100 Hz
tegangan isyarat keluaran adalah: Vo = Vi = 1 Vpp juga. Dari gambar di atas dapat kita baca
bahwa pada f = 1 MHz, G() = -40 dB
Ini berarti G() (dB) = 20 log = -40 dB atau = 10-2
Sehingga pada frekuensi 1 MHz tegangan isyarat keluaran menjadi Vo = 10-2 Vpp = 10 mVpp
perhatikan bahwa isyarat pada gambar di bawah a, b, c, d, e. mempunyai frekuensi berbeda, yaitu skala
Sumbut t tidak sama. Tampak untuk frekuensi f5 bentuk isyarat keluaran sudah berupa segitiga, yaitu integral
Daripada gemolmbang persegi. Berdasarkan pada gambar ini kita dapat menggunakan gelombang persegi untuk
Menentukan frekuensi potong atas fp dengan menggunakan bentuk isyarat keluaran. Cara ini disebut uji gelombang
persegi
Tanggapan fasa tapis RC lolos rendah.
Seperti telah kita ketahui tegangan keluaran RC lolos rendah berubah dengan frekuensi, makin tinggi
Frekuensi makin kecil keluarannya. Lengkung yang menyatakan hubungan antara perbandingan dengan
Isyarat keluaran dan isyarat masukan dengan frekuensi disebut tanggapan amplitude.

Untuk memperoleh tanggapan fasa kita kembali kepada bentuk fungsi alih kompleks tapis RC lolos rendah
tingkat satu.
G()
Dapat kita tuliskan Vo () = Vo () dan Vi () = Vi ()
Maka:
G() =
G() = G()
Persamaan diatas menyatakan bahwa untuk mendapat kita hatus mengubah bentuk fungsi alih
kompleks menjadi kompleks eksponensial seperti pada persamaan berikut:
Untuk ini kita rasionalisasikan persamaan di atas menjadi:
G()
Re G() = dan Im G() = -
tg = atau () = arc tg ()
Tapis RC lolos Tinggi

Rangkaian ini biasa dipakai untuk menggandeng


sebuah isyarat AC antara dua titik dengan level DC
yang berbeda.
Fungsi alih:

G() =
=
G() = Ri G() + Im G()
Ri G() = dan Im G() = -
G() = G() = ((Re G() )2 + (Im G() )2)1/2 =

=

G() (dB) = 20 log = 20 log 10 log (
Kemudian: tg = atau () = arc tg ()

Anda mungkin juga menyukai