Disusun Oleh :
Yulanda (11117006)
JURUSAN SAINS
2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
Yulanda (11117006)
Kelompok :3B
Mengetahui,
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 ...................................................................................................... 9
Gambar 2 ....................................................................................................... 12
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 .......................................................................................................... 13
Tabel 2 ........................................................................................................... 13
Tabel 3 ........................................................................................................... 13
v
ABSTRAK
Efek Fotolistik adalah satu dari gejala lepasnya elektron dari permukaan
suatu benda. Bila seberkas cahaya (yang memenuhi syarat tertentu) jatuh pada
permukaan suatu benda maka elektron-elektron pada permukaan benda itu akan
terbebaskan dari ikatannya sehingga elektron-elektron tersebut terlepas.
Percobaan efek fotolistrik dirancang untuk menentukan nilai fungsi kerja sel foto,
konstanta Planck, dan tenaga kinetik maksimum fotoelektron. Melalui percobaan
ini diperoleh nilai tetapan Planck sebesar 6,626x10^-34 . Efek foto listrik sendiri
merupakan peristiwa loncatan elektron dari suatu plat karena pegaruh cahaya yang
datang. Dimana energi kinetik elektron dapat diketahui dari potensial penghenti
melalui hubungan . Dengan hubungan energi kuantum Planck dapat diperoleh
nilai tetapan Planck h ( ). Melalui percobaan fotolistrik dapat pula diketahui
bahwa laju pemancaran elektron dipengaruhi oleh intensitas cahaya namun tidak
terpengaruh oleh panjang gelombang cahaya yang digunakan. Energi kinetik
maksimum fotoelektron juga tidak tergantung intensitas cahaya, namun hanya
bergantung pada panjang gelombangnya, dengan frekuensi dan energi kinetik
berhubungan secara linear.
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Secara umum yang disebut efek fotolistrik adalah gejala yang bersangkutan
dengan pengaruh penyinaran cahaya pada permukaan logam terhadap sifat-sifat
kelistrikan logam. Pada efek fotolistrik, pengaruh cahaya terhadap sifat kelistrikan
bahan bukan hanya disebabkan oleh sifat cahaya sebagi gelombang
ekektromagnetik, tetapi jug sifat cahaya sebagai pembawa tenaga. Meskipun
gelombang elektromagnetik juga pembawa arus tenaga, namun hal ini tidak dapat
digunakan untuk menjelaskan gejala fotolistrik. Albert Einstein mengemukakan
hipotesa bahwa untuk menerangkan gejala efek fotolistrik cahaya harus dipandang
pula sebagai pancaran unit-unit tenaga atau kuantum-kuantum tenaga yang
disebut foton. Kemudian, muncullah istilah baru dalam ilmu fisika mengenai
dualisme partikel gelombang. (Soedojo,1998)
Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa
electronvoltssampai lebih dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya tinggi.Studi
efek fotolistrikmenyebabkan langkah-langkah penting dalam memahami sifat
kuantum cahaya,elektron dan mempengaruhi pembentukan konsep Dualitas
gelombang- partikel.fenomena di mana cahaya mempengaruhi gerakan
muatan listrik termasuk efekfotokonduktif (juga dikenal sebagai fotokonduktivitas
atau photoresistivity ), efekfotovoltaik , dan efek foto (Giancoli, 1991)
Menurut teori modern, cahaya merupakan bagian dari spektrum
gelombangelektromagnetik dan juga merupakan sebuah partikel yang memiliki
paket energi yangdisebut dengan foton.Oleh karena itu cahaya menganut dualisme
gelombang-partikel,yaitu cahaya dapat berupa gelombang dan juga dapat berupa
partikel.Efek fotolistrik membantu menjelaskan mengenai dualisme ini. Albert
Einstein adalah orang yangmenjelaskan mengenai efek ini dan meraih Nobel Prize
In Physics pada tahun 1921(Priyambodo, 2010).
Cahaya merupakan paket energi, maksudnya cahaya yang terdapat di
alammemiliki energi yang besarnya terkuantitas dan merupakan kelipatan dari
bilangan bulat. Energi dari sebuah foton didefinisikan dengan persamaan Planck
yaitu:
E = h.v (2.1)
Dimana h adalah konstanta Planck yang besarnya h = 6,625×10-34 J.s dan v
adalah frekuensi dari foton (cahaya) tersebut (Beiser, 1991)
9
Karakteristik efek fotolistrik, yaitu sebagai berikut :
1. Hanya cahaya yang sesuai yang memiliki frekuensi yang lebih besar dari
frekuensi tertentu saja yang memungkinkan lepasnya elektron dari pelat logam
atau menyebabkan terjadi efek fotolistrik (yang ditandai dengan terdeteksinya arus
listrik pada kawat). Frekuensi tertentu dari cahaya dimana elektron terlepas dari
permukaan logam disebut frekuensi ambang logam. Frekuensi ini berbeda-beda
untuk setiap logam dan merupakan karakteristik dari logam itu.
2. Ketika cahaya yang digunakan dapat menghasilkan efek fotolistrik,
penambahan intensitas cahaya dibarengi pula dengan pertambahan jumlah
elektron yang terlepas dari pelat logam (yang ditandai dengan arus listrik yang
bertambah besar). Tetapi, Efek fotolistrik tidak terjadi untuk cahaya dengan
frekuensi yang lebih kecil dari frekuensi ambang meskipun intensitas cahaya
diperbesar.
3. Ketika terjadi efek fotolistrik, arus listrik terdeteksi pada rangkaian kawat
segera setelah cahaya yang sesuai disinari pada pelat logam. Ini berarti hampir
tidak ada selang waktu elektron terbebas dari permukaan logam setelah logam
disinari cahaya.
Penerapan Efek Fotolistrik dalam kehidupan sehari-hari salah satunya adalah
dalam dunia hiburan. Dengan bantuan alat elektronika saat itu, suara dubbing film
direkam dalam bentuk sinyal optik disepanjang pinggiran keping film. Pada saat
film diputar, sinyal ini dibaca kembali melalui proses efek fotolistrik dan sinyal
listriknya diperkuat dengan menggunakan amplifier tabung sehingga
menghasilkan film bersuara. (Gautreau,2006).
10
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3. 3 Posedur Percobaan
Langkah-langkah percobaan yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah,
sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan periksa kelengkapannya.
2. Hidupkan catu daya lampu merkuri, lalu panaskan ±10 menit.
3. Hidupkan catu daya DC, lalu kalibrasikan dengan ara mengatur arus menjadi
= 0.
4. Lalu pasangkan kabel ke fotodioda
5. Buka penutup fotodioda perlahan dan putar dial sehingga diameter bukaan 2
mm, kemudian putar filter hingga filter 365 nm, kemudian lepaskan penutup.
6. Buka sumber cahaya merkuri kemudian cacat arus awalnya.
7. Atur voltase sampai menunjukan arus = 0 pada catu daya DC, hal ini untuk
mengetahui V-stopping.
8. Ulangi langkah ke 5-7 dengan filter 405, 436, 546,577.
9. Setelah selesai untuk dial yang berdiameter 2 mm, ganti dial sehingga
berdiameter 4 mm dan ulangi langkah 5-8. Begitu juga dengan dial 8 mm
10. Setelah pengambilan data selesai, tutp lampu merkuri dan foto dioda. Lalu
matikan catu daya merkuri juga catu daya DC. Dan bereskan alat yang
digunakan dalam praktikum.
3. 4 Set-up Alat
12
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
-1
-1,2
-1,4 y = 0,3236x - 2,117
-1,6
-1,8
-2
F (Hz)
-0,8
-1
-1,2
-1,4
-1,6
-1,8 y = 0,3321x - 2,1605
-2
F (Hz)
14
Vstopping dan Frekuensi 8 mm
0
-0,2 0 2 4 6
-0,4
-0,6
-0,8
Vs (v)
-1
-1,2
-1,4 y = 0,3352x - 2,1672
-1,6
-1,8
-2
F (Hz)
Hubungan antara Vstopping dan frekuensi pada percobaan ini yaitu pada
diameter 2 mm, 4 mm dan 8 mm dengan panjang gelombang yang digunakab
adalah 365,405,436,536 dan 577 nm didapat persamaan liniernya dengan
persamaan y=ax-b dimana nilai tersebut yaitu pada diameter 2 mm didapat nilai
y=0,3236 x – 2,177 dan diameter 4 mm nilainya y=0,3321 x – 2,1605 dan
diameter 8 mm yaitu y=0,3352 x – 2,1672
Pada percobaan Efek fotolistrik ini kita mendapatkan nilai h atau ketetapan
konstanta planck dimana nilai h percobaan yang kita dapa rata ratanya yaitu
5,2848 x 10-34 js dan sedangkan nilai h teori yang ada adalah 6,628 x 10-34js
artinya nilai yang kita dapat lebih kecil dari teori yang ada mungkin bisa
dikarenakan kuranya ketelitian kami saat pengambilan data.
I dan Vstopping 1
0
-2 -1,5 -1 -0,5 -5 0
-10
I (A)
-15
-20
-25
-30
Vs (v)
I dan Vstopping 2
0
-2 -1,5 -1 -0,5 -20 0
-40
I (A)
-60
-80
-100
Vs (v)
15
I dan Vstopping 3
0
-100
-2 -1,5 -1 -0,5 -200 0
-300
-400
I (A)
-500
-600
-700
-800
-900
-1000
-1100
Vs (v)
Pada percobaan ini kita mendapatkan nilai V stopping dan arus dimana
setiap diameter masing masing menghasilkan nilai yang berbeda missal pada
diameter 2 mm menghasilkan nilai V stopping -1,828 dan arusnya -23 A
padapanjang gelombang yang digunakan yaitu 365 nm dan pada panjang
gelombang yang digunakan semakin besar makan nilai V stopping maupun arus
yang dihasilkan akan semakin kecil dan pada diameter 4 mm dan 8 mm nilai arus
yang dihasilakan sangatlah kecil arus terkecil yang dihasilkan yaitu -1911 A .
Pada percobaan ini kita mendapatkan nilai Vstopping,arus, ,panjang
gelombang dan frekuensi dimana hubunganya yaitu panjang gelombang dengan V
stopping pada panjang gelombang yang digunakan semakin besar panjang
gelombang yang digunakan maka nilai V stoppi yang dihasilkan semakin kecil
sedangkan hubungan antara panjang gelombang dan arus pad apercoaan ini nilai
arus yang didapat adalah nilai negative dan arusnya semakin kecil karan panjang
gelombang yang digunakan semakin besar.
Kenapa percobaan Efek fotolistrik ini menggunakan lampu mercury
karena prinsip cahaya yang dikeluarkan pad alampu ini yaitu gelombang
elektromagnetik dimana jika gelombang ini disinarkan atau dipancarkan ke logam
elektron atau pertikel tersebut akan bergerak terhambur .
Kendala yang dihadapi pada saat praktikum yaitu lampu mercury yang
sangat sensitive sehingga jika lampu tersebut terlalu panas makan ia akan mati
sendiri dan kita harus menunggu lagi sampai lampu tersebut siap digunakan.
16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari eksperimen efek fotolistrik (h/e) ini diantaranya:
1. Pengaruh filter transmisi (jumlah foton) terhadap potensial penghenti
menunjukkan bahwa semakin besar fariasi transmisi yang digunakan
mempengaruhi besar dari potensial penghenti pada masing- masing warna
cahaya. Perbandingan nialai potensial penghenti pada penggunaan filter
transmisi bergantung juga pada warna dari spektrum cahayanya.
2. Pengaruh frekuensi terhadap potensial penghenti ditinjau dari spektrum
cahaya yang mempengaruhi, semakain besar frekuensi dari spektrum
cahaya maka nilai potensial penghentinya semakin besar.
3. Perbandingan nilai ketetapan planck (h) pada referensi dan percobaan
menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh melalui percobaan dibandingkan
dengan hasil yang diperoleh dari referensi relatif berbanding sama.
B. Saran
Adapun saran dalam percobaan ini yaitu :
1. Praktikan benar-benar menguasai konsep dan cara kerja yang. dilakukan
saat praktikum
2. Diharapkan praktikan agar berhati-hati dalam penggunaan alat
DAFTAR PUSTAKA
1. F = ; c = 3 x 108
ℷ
; ℷ = 365nm
F=
F = 821917,8 Hz
2. F = ; c = 3 x 108
ℷ
; ℷ = 405nm
F=
F = 740740,74 Hz
3. F = ; c = 3 x 108
ℷ
; ℷ = 436nm
F=
F =688073,4Hz
4. F = ; c = 3 x 108
ℷ
; ℷ = 546 nm
F=
F =549450,55Hz
5. F = ; c = 3 x 108
ℷ
; ℷ = 577 nm
F=
F =519930,67Hz
Tabel 3. Perhitungan h (JS) dan SD (%)
A. h (JS)
Rumus :
h= ; e = 1,6 x 10-19 c
h1 =
=
= 5,1776 x 10-34 JS
h2 =
=
= 5,3136 x 10-34 JS
h3 =
=
= 5,3236 x 10-34 JS
B. SD (%)
Rumus :
SD = X 100 % ; ℎ = 6,626 x 10-34
SD1 = x 100 %
= x 100 %
= x 100 %
= 21,9 %
SD2 = x 100 %
= x 100 %
= x 100 %
= 19,8 %
SD3 = x 100 %
= x 100 %
= x 100 %
= 19 %