Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN EFEK FOTOLISTRIK

1)Gemma Nuran Utomo, 2)M. Pratama Irham, 3)Renni Setiana, 4)Subkhan Fukadini P.
Laboratorium Fisika Modern Departemen Fisika
Fakultas Sains dan Matematika

Universitas Diponegoro

ABSTRAK

Telah dilakukan pengukuran konstanta planck dan fungsi kerja logam dengan
eksperimen efek fotolistrik. Eksperimen ini bertujuan untuk memahami dualisme
cahaya menentukan besarnya gaya kuantum planck dengan foto efek dengan
menggunakan set susunan lengkap efek fotolistrik, lampu kalium, trafo universal,
tahanan geser, multimeter dan instrumen kumparan putar. Spektrum warna cahaya
yang digunakan adalah warna merah, jingga, kuning, hijau, dan ungu. Pada
prinsipnya efek fotolistrik terjadi dimana suatu cahaya dengan frekuensi cukup tinggi
mengenai permukaan sebuah logam, sehingga dari permukaan logam itu terpancar
elektron. . Dari data pengukuran diperoleh konstanta Planck merah h = 6,629 x 10-
34
J.s, jingga h = 5,65 x 10-34 J.s. kuning h = 5,148 x 10-34 J.s, hijau h = 4,124 x 10-34
J.s. biru = 3,231 x 10-34 J.s. ungu = 2,483 x 10-34 J.s. Sedangkan melaui perhitungan
grafik didapatkan hasil sebesar 2,032 x 10-35 J.s. Konstanta planck pada literatur
adalah sebesar 6,62 x 10-34 J.s, hal ini menunjukan perbedaan yang sangat tinggi
disebabkan berbagai faktor yang mempengaruhi selama percobaan.
Kata kunci : efek fotolistrik, foton, konstanta Planck

PENDAHULUAN
Sampai pada zaman Isaac Newton ( Efek fotolistrik adalah salah satu
1642 – 1727 ), sebagian besar ilmuwan fenomena cahaya sebagai partikel, dan
berpikir bahwa cahaya terdiri dari aliran sebagai proses dalam percobaannya
partikel-partikel. Sekitar tahun 1665, bukti menggunakan sifat gelombang (merambat
mengenai sifat-sifat gelombang cahaya lurus, difraksi, interferensi, dispersi,
mulai ditemukan. Dalam tahun 1873, pemantulan, pembiasan). Dalam percobaan
James Clerk Maxwell meramalkan ini kita akan melihat bahwa sifat dualism
keberadaan gelombang elektromagnetik cahaya, yakni bisa bertindak sebagai
dan menghitung laju perambatannya. Sifat gelombang dan partikel. Data yang didapat
gelombang dan sifat partikel yang secara selama percobaan bisa dipakai untuk
nyata saling bertentangan akhirnya menentukan konstanta planck.
direkonsiliasikan sejak tahun 1930 melalui
Cahaya sebagai gelombang dapat
perkembangan elektrodinamika kuantum,
dipantulkan, sesuai dengan hukum snellius.
yakni sebuah teori komprehensif yang
Cahaya dapat pula dibiaskan, didispersikan
memasukkan kedua sifat gelombang dan
dipolarisasi, didifraksikan dan mengalami
partikel.
interferensi.
Cahaya bersifat sebagai partikel h.f - h.f0 =k
dibuktikan dengan kemampuanya dalam
h (f - f0) = V.e
mempengaruhi bahan. Dalam interaksi
cahaya dengan bahan terdapat tiga h ∆f = ∆V.e
kemungkinan yang terjadi yaitu, efek foto ∆𝑉
listrik, efek Compton, dan produksi h = ∆𝑓 𝑒 (1.2)
pasangan.
DASAR TEORI
Pada efek fotolistrik, saat cahaya
menumbuk permukaan suatu logam, hal ini Efek Foto Listrik
dapat membebaskan elektron dari
permukaan logam tersebut. Sehingga dapat Prinsip Efek fotolistrik adalah
terbentuk arus. Electron akan terlepas dari peristiwa diserapnya energi foton seluruhnya
permukaan logam apabila energi cahaya oleh elektron yang terikat kuat pada suatu atom
yang diserap bahan melewati nilai tertentu, sehingga elektron tersebut terlepas dari ikatan
harga ini disebut fungsi kerja. Efek
atom. Elektron yang terlepas dinamakan foto
fotolistrik akan terjadi pada rentang energi
0,01 Mev hingga 0,5 Mev. Jika energinya lebih elektron. Efek fotolistrik terjadi antara 0,01
dari 0,5 Mev, maka yang mungkin untuk terjadi Mev hingga 0,5 Mev (Sutopo, 2005).
adalah efek Compton. Dan produksi pasangan
mungkin terjadi apabila energi yang diserap Efek fotolistrik merupakan salah satu
lebih besar dari rentan energi terjadinya efek fenomena cahaya sebagai partikel, dan dalam
Compton.
prosesnya menggunakan sifat gelombang
Untuk mengetahui tegangan yang (difraksi, interferensi, dispersi, polarisasi,
dihasilkan dari efekfotolistrik, digunakan pemantulan, pembiasan). Dalam percobaan ini
potensial penghenti, yakni tegangan yang
kita akan melihat bahwa cahaya memiliki sifat
dialirkan ke arah berlawanan dari tegangan
yang dihasilkan efek fotolistrik. dualisme, yakni bisa bertindak sebagai
grelombang dan partikel (sutopo, 2005).
Einstein menganggap bahwa energy
E dari sebuah foton individu sebanding Ketika cahaya menumbuk permukaan
dengan frekuensi f dari cahaya itu, dengan suatu logam, hal ini dapat membebaskan
konstanta kesebandingan h yang sekarang
elektron dari permukaan logam tersebut.
dinamakan Konstanta Planck (Planck’s
constant) : Peristiwa ini kita kenal sebagai efek fotolistrik.
Electron akan terlepas dari permukaan logam
ℎ𝑐
E = hf = (energy sebuah foton) (1.1)
𝜆 apabila energy yang diserap melewati nilai
Dimana E adalah energy, h adalah tertentu, harga ini disebut fungsi kerja. Untuk
konstanta planck, f adalah frekuensi dan c mendapat data dalam melakukan pengukuran
kecepatan cahaya dan 𝜆 adalah panjang efek fotolistrik ini diberi potensial henti, yakni
gelombang.
tegangan yang dialirkan ke arah berlawanan
Dalam percobaan efek fotolistrik dari tegangan yang dihasilkan efek fotolistrik.
ini, nilai konstanta planck didapat melalui
persamaan,
Einstein menganggap bahwa energy E hamburan Compton, dan produksi pasangan)
dari sebuah foton individu sebanding dengan (Geautreau dan William, 1999).
frekuensi f dari cahaya itu, dengan konstanta
Potensial Penghenti
kesebandingan h yang sekarang dinamakan
Konstanta Planck (Planck’s constant) : Gerakan elektron yang ditandai sebagai
arus listrik pada percobaan efek fotolistrik
ℎ𝑐
E = hf = (1.1) dapat dihentikan oleh suatu tegangan listrik
𝜆
yang dipasang pada rangkaian. Jika pada
Dimana E adalah energy, h adalah
rangkaian efek fotolistrik dipasang sumber
konstanta planck, f adalah frekuensi dan c
tegangan dengan polaritas terbalik , terdapat
kecepatan cahaya dan 𝜆 adalah panjang
nilai suatu tegangan yang dapat menyebabkan
gelombang (Beiser, 2004).
arus listrik pada rangkaian menjadi nol. Ketika
Cahaya arus nol, beda potensial negatif mencapai harga
tertentu Vs yang disebut tegangan penghenti
Cahaya adalah gelombang
(Surya, 2009).
elektromagnetik yang dapat terlihat oleh mata
manusia pada panjang gelombang kasat mata Teori Kuantu Planck
sekitar 380–750 nm. Cahaya memiliki sifat
Teori kuantum adalah teori fisika
sebagai gelombang, diantaranya merambat
lurus, refleksi (dapat dipantulkan, refraksi modern yang menjelaskan segala sesuatu
(dapat dibiaskan), difraksi (dapat dilenturkan ), yang tidak dapat dijelaskan oleh teori fisika
interferensi (dapat dipadukan), dispersi (dapat klasik. Max-Planck menjelaskan bahwa
diuraikan), dan polarisasi (mengalami cahaya merupakan pancaran paket energi
pengkutuban) (Giancoli, 2001). atau kuantum energi yang terkuantsasi atau

Dualisme Cahaya diskret disebut foton. Foton adalah betuk


cahaya sebagai partikel yang merambat
Karakteristik dari radiasi
lurus berkecepatan 3.108 m/s. energi foton
elektromagnetik (cahaya) adalah dapat bersifat
dipengaruhi oleh frekuensi gelombang
sebagai gelombang dan sebagai partikel.
Dengan demikian, radiasi elektromagnetik (Sutopo, 2005).

menunjukkan dualisme gelombang-partikel, METODOLOGI PERCOBAAN


yang berarti dalam keadaan tertentu radiasi
Alat dan Bahan
elektromagnetik ini berperilaku sebagai
gelombang (sifatnya yaitu merambat lurus , a. Lampu Kalium
refleksi, refraksi, difraksi, dispersi, interferensi Berfungsi sebagain sumber cahaya
dan polarisasi) sementara dalam situasi lain
radiasi elektromagnetik ini akan akan bertindak
sebagai partikel (peristiwa efek fotolistrik, efek
Gambar 3.1 Lampu Kalium
b. Trafo Universal
Berfungsi untuk menurunkan
tegangan, penyelaran impedani, dll. Gambar 3.6 Susunan Kompak untuk
Menentukan h

Keterangan :
1. Lampu
2. Geseran
Gambar 3.2 Trafo Universal
3. Lensa pengumpul
4. Celah
c. Tahanan Geser
5. Lensa penggambar
Merupakan resistor yang nilai
6. Prisma pandang lurus
resistensinya dapat diatur sesuai
7. Cermin
dengan kebutuhan
8. Masukan untuk penguat ukur
9. Lubang 4
10. Jendela dan tingkap geser

Cara Kerja

a. Merangkai alat seperti skema


b. Menyalakan sumber daya
Gambar 3.3 Tahanan Geser c. Mengatur lampu kromatik melalui
d. Multimeter lampu kalium
Merupakan alat pengukur listrik yang d. Mengukur arus pada saat U = 0 V,
dapat mengukur tegangan (V), mengatur tahanan geser dari 1 K
hambatan, maupun arus (I) sampai I = 0 A dan mencatat
tegangan
e. Mengulangi untuk berbagai
spektrum

Gambar 3.4 Multimeter Digital


HASIL DAN PEMBAHASAN dibelokan akan dibelokan menuju ke lensa
Percobaan efek fotolistrik ini agar lebih fokus dan selanjutnya menuju ke
memiliki tujuan untuk memahami dualisme tabung elektroda. Apabila frekuensi cahaya
cahaya dan menentukan besarnya gaya lebih besar dari frekuensi ambang batas
kuantum planck dengan foto efek. logam maka akan terjadi pelepasan elektron
Percobaan ini menggunakan variasi cahaya dari katoda ke anoda dalam bentuk energi
monokromatis yaitu merah, jingga, kuning, kinetik yang dapat ditandai dengan
hijau dan ungu. Dengan adanya variasi timbulnya arus pada amperemeter. Untuk
tersebut akan mempengaruhi nilai tegangan menghentikan laju elektron digunakan
dan arus yang terukur. potensial penghenti yang terukur oleh
voltmeter. Arus akan dapat terbaca atau
Percobaan ini diawali dengan terukur pada saat diatur V=0 dengan
menghubungkan rangkaian (set susunan menggunakan tahanan putar sedangkan
alat fotolistrik) dengan sumber listrik untuk mengetahui besarnya potensial
sehingga akan ada arus yang mengalir. Arus penghenti dengan mengatur I=0 dari
mengalir membawa elektron yang hambatan 1kΩ dengan hambatan geser.
kemudian menuju ke filamen lampu Hasil yang diperoleh dari percobaan efek
kalium. Di dalam filamen lampu kalium fotolistrik ditunjukan pada tabel berikut :
terjadi penumpukan elektron yang
menyebabkan adanya elektron yang Tabel 1. Data Percobaan
terionisasi dan terpental dari inti sehingga Spektrum f (1012 Hz) V (volt)
menumbuk atom-atom gas kalium. Akibat Merah 442 0,506
tumbukan tersebut, atom gas kalium akan Jingga 496 0,622
mengalami eksitasi dan deeksitasi dengan Kuning 517 0,634
memancarkan energi berupa panas dan Hijau 566 0,634
cahaya.
Biru 637 0,64
Cahaya yang dihasilkan oleh lampu Ungu 728 0,633
kalium merupakan cahaya polikromatik,
kemudian cahaya tersebut akan difokuskan
Tabel 2. Tabel Hasil Perhitungan Manual
oleh lensa cembung yang selanjutnya akan
melewati celah. Celah yang dilewati tidak Δf (1012
Spektrum h (10-34 J.s)
terlalu sempit maka tidak terjadi difraksi. Hz)
Selanjutnya, cahaya difokuskan lagi oleh Merah 442 6,629
lensa penggambar agar cahaya tepat jatuh Jingga 496 5,6529
pada prisma sehingga dapat terjadi dispersi Kuning 517 5,148
cahaya dimana cahaya polikromatik Hijau 566 4,124
diuraikan menjadi cahaya monokromatik. Biru 637 3,231
Cahaya monokromatik akan Ungu 728,5 2,483
menuju ke moveable mirror, dimana pada
cermin tersebut dapat digeser-geser untuk
menentukan spektrum apa yang akan
diamati terlebih dahulu. Selanjutnya,
cahaya dengan spektrum tertentu akan
yaitu bisa dipantulkan, dilenturkan, dibiaskan,
dipadukan, dihamburkan, dan dipolarisasi.
Dari data pengukuran diperoleh
konstanta Planck spektrum merah h = 6,629 x
10-34 J.s, spektrum jingga h = 5,65 x 10-34 J.s.
spektrum kuning h = 5,148 x 10-34 J.s,
spektrum hijau h = 4,124 x 10-34 J.s. spektrum
biru = 3,231 x 10-34 J.s. spektrum ungu = 2,483
Dari hasil perhitungan secara
x 10-34 J.s. Sedangkan melaui perhitungan
manual diperoleh hasil seperti yang
grafik didapatkan hasil sebesar 2,032 x 10-35
ditunjukan pada Tabel 2. Sedangkan hasil
perhitungan melalui grafik slope J.s.
didapatkan nilai konstanta planck sebesar Saran
2,032 x 10-35 J.s. Jika dibandingkan Untuk praktikum selanjutnya
dengan konstanta planck pada literatur
yaitu sebesar 6,62 x 10-34 J.s terdapat diharapkan lebih memperhatikan faktor-
perbedaan hasil yang sangat jauh. Hal faktor yang berpengaruh sesuai yang telah
dikarenakan adanya beberapa faktor yang disebutkan.
mempengaruhi seperti kurang teliti dalam
pengambilan data, kalibrasi alat yang
kurang akurat untuk tiap komponenya, dan DAFTAR PUSTAKA
kesalahan metode dalam percobaan
Geautreau, Ronald dan William Savin.1999.
maupun pengolahan data.
Schaum’s Outlines Fisika Modern Edisi
Kedua. Jakarta : Erlangga
PENUTUP
Kesimpulan Beiser, Arthur. 2004. Konsep Fisika Modern.

Dualism cahaya merupakan sifat khas Edisi keempat. Jakarta : Erlangga.

ai cahaya, dimana cahaya dapat berperilaku Giancoli, Douglas C.2001. Fisika Jilid 2 Edisi
sebagai partikel dan dapat pula berperilaku Kelima. Jakarta:Erlangga
sebagai gelombang. Cahaya sebagai partikel
Sutopo. 2005. Pengantar Fisika Kuantum.
dijelaskan di dalam efekfotolistrik, efek
Compton dan produksi pasangan. Sedangkan Malang: Jurusan Fisika MIPA UM.

cahaya sebagai gelombang karena cahaya Surya, Yohanes . 2009. Fisika Modern .
punya sifat yang juga dimiliki oleh gelombang Tangerang: PT Kandel

Anda mungkin juga menyukai