Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

WATAK LAMPU PIJAR

I. TUJUAN
1. Memahami hukum ohm
2. Memperagakan untai pengukuran arus dan tegangan lampu pijar
3. Menginterpretasi grafik hubungan :
a. Tegangan terpasang dengan arus yang mengalir
b. Tegangan terpasang dengan tahanannya
c. Tegangan terpasang dengan daya serap
II. DASAR TEORI
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar besarnya sebanding dengan tegangan antara ujung-
ujung penghantar yang dapat dinyatakan dalam persamaan :
I
V= R
Penghantar yang mengikuti hukum ohm dinamakan penghantar linier. Pada umumnya tahanan
berubah terhadap perubahan suhu. Untuk penghantar yang berasal dari logam, besarnya bertambah
besar jika suhunya tinggi.
Disipasi Tenaga dalam Suatu Penghantar
Jika dalam suatu penghantar mengalir arus listrik , maka dalam penghantar ini ada tenaga yang
hilang dan berubah menjadi panas. Tenaga yang hilang dan berubah menjadi panas dikatakan
sebagai tenaga listrik yang terdisipasi.
Joule
P= VI (Watt/ detik )

Karena ada daya yang terdisipasi menjadi panas maka tahanan lampu pijar berubah dengan
berubahnya tegangan. Jadi dalam hal ini yang dimaksud denganwatak lampu pijar adalah :

a. Tegangan terpasang dengan arus yang mengalir


b. Tegangan terpasang dengan tahanannya
c. Tegangan terpasang dengan daya serap

Bagan 1
Bagan2

Bagan 1
Bagan I terdapat kesalahan pembacaan ampere meter, karena yang terukur adalah jumlah dari arus

r
yang melewati voltmeter. Arus yang terbaca berlebihan R x100%, r=tahanan lampu dan R=

r
tahanan voltmeter, jika kesalahan yang dikehendaki adalah a% maka :
R
x100%x a%.

Bagan 2

Bagan I terdapat kesalahan pembacaan volt meter, karena yang terukur tegangan pada lampu dan

ρ
r x100%, =tahanan
amperemeter. Tegangan yang terbaca berlebihan ρ amperemeter, jika

ρ
kesalahan yang dikehendaki adalah a% maka :
r
x100%, x a%.

Pemilihan Bagan

r ρ r ρ r
Jika < maka dipilih bagan 1, Jika > maka dipilih bagan 2. Untuk mengetahui besarnya
R r R r R

ρ
dan r dilakukan pengukuran-pengukuran.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Voltmeter
2. Amperemeter
3. Lampu Pijar
4. Variac
IV. CARA KERJA
A. Pemilihan Bagan
1. Membuat rangkaian seperti gambar
2. Memvariasikan tegangan variac sehingga tegangan pada lampu 25 volt,50 volt, dan 75 volt
dengan kondisi amperemeter terlepas.
3. Mengukur arus yang melewati lampu untuk masing-masing tegangan tersebut pada kondisi
voltmeter dilepas. Mencatat arus yang terukur sebagai I.
4. Memasang bagan 1 misalkan untuk voltmeter =V’ dan amperemeter=I’.
5. Memasang bagan 2 misalkan untuk voltmeter =V’’ dan amperemeter=I’’.
V ''
'
r V I −I ρ I'' r ρ
= × dan = −1. Membandingkan dari harga dan .
R V' I r V V −V ' R r

I I'
B. Watak Lampu Pijar
1. Mengatur variak sehingga tegangan yang ditunjukkan voltmeter 10 volt. Kemdian mencatat
arus yang mengalir.
2. Mengulangi langkah-langkah tersebut untuk tegangan-tegangan 90,110,130,150,170,190 dan
200 volt.
3. R dan P dapat dihitung dari langkah 1 dan 2
4. Membuat grafik hubungan antara
IdenganV dan P dengan V.

V. DATA SEMENTARA
Data Terlampir
VI. PEMBAHASAN
Terlampir
VII. KESIMPULAN
1. Hukum Ohm memeri kesetaraan bahwa besarnya Tegangan Listrik setara dengan hasil perkalian
antara hambatan listrik dengan arus listrik.
2. Untuk pengukuran arus listrik dalam suatu rangkaian, amperemeter dipasang secara seri terhadap
komponen(berupa lampu) yang akan diukur besar arusnya. Sedangkan untuk pengukuran
tegangan listrik dalam suatu rangkaian, voltmeter dipasang secara paralel terhadap
komponen(berupa lampu) yang akan diukur besar tegangan listriknya.
3. a. Grafik hubungan antara I dengan V menunjukkan fluktuasi dengan kenaikan tegangan, maka
arus listrik yang mengalir pun juga semakin meningkat.

b. Grafik hubungan antara P dengan V menunjukkan fluktuasi dengan kenaikan tegangan, maka
daya yang dihasilkan pun juga semakin meningkat.

VIII. DAFTARA PUSTAKA


Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar 2 STTN BATAN YOGYAKARTA.

YOGYAKARTA, 18 MARET 2013

Mengetahui
Asisten Praktikan

BANGUN PRIBADI ADHIYAT M LATIF

Anda mungkin juga menyukai