Anda di halaman 1dari 6

Percobaan : L-4

“ Hambatan Listrik Dalam Kawat “


(Lampu Pijar)

I. Tujuan Percobaan
1. Memahami hukum Ohm.
2. Memperagakan untaian pengukuran arus dan tegangan pada lampu pijar.
3. Membuat interprestasi grafik hubungan antara :
a. Tegangan yang terpasang dengan arus yang mengalir.
b. Tegangan yang terpasang dengan tahanannya.
c. Tegangan yang terpasang dengan daya yang diserap.
4. Membuat interprestasi dengan bagan listrik.

II. Teori
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar besarnya sebanding dengan
tegangan (beda potensial) antara ujung-ujung penghantar atau dinyatakan dengan :
I = V / R ………………………………… Hukum Ohm.
dimana :
I = Arus (Ampere)
V = Tegangan antara ujung-ujung penghantar (Volt).
R = Tahanan pada penghantar (Ohm).
Penghantar yang mengikuti hukum Ohm, dinamakan penghantar yang lancar.
Pada umumnya tahanan berubah dengan berubahnya suhu. Untuk penghantar dari
logam, perubahan besarnya tahanan adalah berbanding lurus dengan perubahan suhu.

Disipasi Tenaga Dalam Suatu Penghantar


Jika dalam suatu penghantar mengalir arus listrik, maka dalam penghantar ini
akan ada tenaga listrik yang hilang dan berubah menjadi panas, dikatakan ada tenaga
listrik yang terdisipasi.
Besarnya tenaga yang terdisipasi tiap detiknya atau daya yang terdisipasi adalah:
P = V.I
P adalah daya terdisipasi, Satuannya adalah Watt atau Joule/detik.
Watak Lampu Pijar
Karena adanya daya yang terdisipasi menjadi panas maka jelaslah bahwa
tahanan lampu pijar berubah dengan berubahnya tegangan yang terpasang pada lampu.
Dalam percobaan hantaran listrik dalam lampu pijar, kita teliti hubungan antara I dengan
V, antara R dengan V, dan antara P dengan V. Jadi yang dimaksud dengan watak lampu
pijar adalah :
a. Tegangan yang terpasang dengan arus yang mengalir.
b. Tegangan yang terpasang dengan tahanannya.
c. Tegangan yang terpasang dengan daya yang diserap.
Pemilihan Bagan dengan Pengukuran V dan I

PHYSIC’S Laboratory/ UBH /20/21


Untuk memperoleh watak lampu pijar diperlukan pengukuran V dan I secara
simultan (serentak) dengan cara pemasangan voltmeter dan amperemeter seperti pada
bagan I dan II dibawah ini.
LAMPU LAMPU
A A

∼ V ∼ V

BAGAN I BAGAN II

Bagan I
Dalam bagan ini ada kesalahan pembacaan pada alat ukur amperemeter, karena
yang terukur adalah jumlah arus yang lewat pada lampu dan voltmeter. Arus yang
terbaca berlebihan :
r r V  I 
x 100% dimana : =  1 ………………….… (1)
R R V '  I' 
r = Tahanan dalam pada lampu.
R = Tahanan dalam pada voltmeter.
Jika kesalahan yang kita kehendaki a % maka :
r
x 100% < a%
R

Bagan II
Dalam bagan ini ada kesalahan pembacaan pada alat ukur voltmeter, karena
yang terukur adalah jumlah tegangan dari tegangan pada lampu dan amperemeter.
Tegangan yang terbaca berlebihan :
V ''
p
x 100% dimana :
p
= I '' + 1 ……………. (2)
r r V V - V ''
+
I I ''
p = Tahanan dalam pada voltmeter.
Jika kesalahan yang kita kehendaki a % maka :
p
x 100% < a%
r
Pemilihan Bagan
rp
Jika : <
….. maka dipilih bagan I
Rr
p r
< …... maka dipilih bagan II
rR
r p
Untuk mengetahui besarnya dan dilakukan pengukuran pada bagan I dan II.
R r

PHYSIC’S Laboratory/ UBH /20/21


Daya Listrik
Daya listrik adalah tenaga listrik persatuan waktu. Kalau tenaga ini dinyatakan
dalam Joule dan satuan waktu dalam detik, maka satuan daya listrik tersebut adalah
Joule/detik atau watt. Daya pada arus bolak balik merupakan fungsi dari waktu, karena
itu daya pada arus bolak balik pada hakekatnya adalah daya rata-rata pada selama satu
periode. Secara matematis dapat ditulis :
T


1
p = V i dt
T 0
Dimana :
p = daya rata-rata V = Harga tegangan sesaat
T = Periode I = Harga arus sesaat

Jika kita hitung, V = Vmax sin ωt dan i = Imax sin (ωt + θ), maka :

P = V . I cos θ ……………………………………………………..…..…. (3)

Dimana V dan I adalah harga efektif dari tegangan dan arus, sedangkan θ
adalah beda phasa antara V dan i. Pada percobaan ini dianggap perbedaan phasa antara
V dan I adalah θ = 0, sehingga P = V . i
Dengan demikian p = f(V) dapat kita buatkan grafiknya berdasarkan
pengamatan diatas.

III. Peralatan Yang Digunakan


- Voltmeter AC. - Tabung tempat lampu pijar - Jumper cable
- Amperemeter AC. - Luxmeter.
- Lampu pijar - Transformator variabel/ slide regulator

IV. Gambar Percobaan

Saklar Lampu
A

Transformator Variable
P
V
V. Prosedur Percobaan
A. Pemilihan Bagan
1. Rangkailah peralatan seperti pada gambar percobaan diatas. Anak panah pada
salah satu ujung voltmeter dilepas, ini menunjukkan bahwa salah satu ujung kawat
dari voltmeter dalam keadaan tidak terhubung kemana saja.
2. Saklar K dibuka, ujung lepas dihubungkan ke P dan aturlah transformator variabel
sehingga voltmeter menunjukkan 25, 50 dan 75 volt. Catat tegangan ini ada
3. lah V.
4. Ukurlah arus yang lewat lampu, tanpa mengukur tegangan. Amperemeter dan
lampu terpasang seri tanpa voltmeter dan dihubungkan dengan ujung-ujung
transformator variabel. Catat arus yang terbaca sebagai I.

PHYSIC’S Laboratory/ UBH /20/21


Penuntun Praktikum Fisika Dasar
UBH – Padang 20/21

“ Hambatan Listrik Dalam Kawat “


( Lampu Pijar )
A. Pemilihan Bagan

Hub. Bagan I Bagan II


Am. dan Lampu seri
No Transformator
tanpa Vm. ( I ) I′ V′ r/R I″ V″ p/r
dengan Vm. ( V )
1
2
3

B. Watak Lampu Pijar

NO Voltmeter ( V ) Amperemeter ( A ) R Lampu (Ohm) P Lampu ( Watt )


1
2
3
4
5
6

C. Kuat Cahaya Lampu

No Tegangan (V) Arus (A) D ( Cm ) L


1
2
3
4
5
6

Asisten Pengawas Praktikan T. Tangan Jadwal Praktikum


1: Tanggal
Bp: Hari
2: Jam
Bp: Kelompok
3: Group
Bp: Keterangan:
( ) 4:
Bp:

Kampus III Gedung F Lt. 3 Gunung Pangilun Padang


5. Pasang bagan I, misalkan pembacaan voltmeter adalah V′ dan pembacaan
amperemeter sebagai I′.
6. Pasang bagan II, misalkan pembacaan voltmeter adalah V′′ dan pembacaan
amperemeter sebagai I′′.
7. Lakukan pemilihan bagan.

B. Watak Lampu Pijar


Dengan bagan yang telah dipilih, maka lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Aturlah transformator variabel sehingga tegangan yang ditunjukkan oleh voltmeter
10 volt. Baca arus yang lewat lampu pada amperemeter. Catatlah tegangan dan
arus tersebut sebagai V dan I.
2. Ulangi langkah 1 untuk volt : 10, 20, 30, 40, atau sesuai dengan petunjuk asisten.
3. Hitung tahanan lampu R dan daya lampu P dari data diatas.
4. Buat grafik hubungan antara, I = f (V), R = f (V), P = f (V)
C. Kuat Cahaya Lampu Pijar
1. Atur transformator variabel pada tegangan tertentu dan baca arus pada
amperemeter. Catat arus tersebut.
2. Atur jarak lampu pada gagang sesuai dengan petunjuk asisten Anda. Catat
kedudukan lampu sebagai d dan kuat cahaya lampu pijar sebagai L.
3. Ulangi langkah 2 dengan beberapa jarak kedudukkan lampu pijar.
VI. Pertanyaan
1. Jabarkan rumus pada persamaan (4.1), (4.2), adan (4.3) !
2. Dari hasil percobaan, I = f (V) ternyata tidak linier, mengapa ?
3. Apakah syarat-syarat yang harus dipenuhi agar hukum Ohm berlaku ?
VII. Referensi

1. H. Matoyib : Diktat fisika II, listrik dan magnit.


2. Sears F W : Electricity and magnetism.

PHYSIC’S Laboratory/ UBH /20/21


Penuntun Praktikum Fisika Dasar
UBH – Padang 20/21

“ Hambatan Listrik Dalam Kawat “


( Lampu Pijar )
A. Pemilihan Bagan

Hub. Bagan I Bagan II


Am. dan Lampu seri
No Transformator
tanpa Vm. ( I ) I′ V′ r/R I″ V″ p/r
dengan Vm. ( V )
1
2
3

B. Watak Lampu Pijar

NO Voltmeter ( V ) Amperemeter ( A ) R Lampu (Ohm) P Lampu ( Watt )


1
2
3
4
5
6

C. Kuat Cahaya Lampu

No Tegangan (V) Arus (A) D ( Cm ) L


1
2
3
4
5
6

Asisten Pengawas Praktikan T. Tangan Jadwal Praktikum


1: Tanggal
Bp: Hari
2: Jam
Bp: Kelompok
3: Group
Bp: Keterangan:
( ) 4:
Bp:

Kampus III Gedung F Lt. 3 Gunung Pangilun Padang

Anda mungkin juga menyukai