Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PRAKTIKUM ALAT UKUR DAN TEKNIK PENGUKURAN

MULTIMETER

Disusun oleh :

Nama : M. Fachroel Achyar

NIM : 021500440

Prodi : Elektronika Instrumentasi

Dosen : Joko Sunardi, S. ST

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

YOGYAKARTA

2016
MULTIMETER

I. Tujuan Percobaan

Mempelajari cara menentukan nilai komponen (besar tahanan dalam) yang


digunakan untuk membangun suatu multimeter analog.

II. Dasar Teori


Kita tidak dapat secara langsung menangkap besaran listrik seperti arus,
tegangan dan lain-lain dengan pancai ndera kita. Oleh karena itu besaran listrik
tersebut harus ditransformasikan ke dalam besaran fisis yang dapat dimengerti oleh
panca indera kita. Suatu alat ukur yang dapat merngukur arus, tegangan dan
tahanan listrik disebut multimeter atau Avometer (Amper-Volt-Ohm meter).
Pengukuran arus searah dilakukan dengan cara mengalirkan seluruh atau
sebagian arus itu pada kumparan galvanometer sedemikian sehingga galvanometer
menunjukkan nilai arus yang diukur. Diagram cara pengukuran arus searah terlihat
pada gambar 1.

Rp

Rd G I
i

Gambar 1. Diagram pengukuran arus searah.


Besar arus yang melewati galvanometer adalah :

Rp
i I
Rp Rd
(1)

I : arus yang diukur


Rp : tahanan paralel (shunt)
Rd : tahanan dalam galvanometer
Pengukuran tegangan searah dilakukan dengan cara mengalirkan arus
yang berasal dari tegangan itu pada galvanometer sedemikian sehingga

Rs i
Rd
E Gambar 2.

Diagram pengukuran tegangan


G
searah.
galvanometer menunjukkan nilai tegangan yang diukur seperti diagram ganbar 2.

Besar arus yang melewati galvanometer adalah :

E
i
Rs Rd (2)

E : tegangan yang diukur


Rs : tahanan seri
Rd : tahanan dalam galvanometer

Pengukuran tahanan dilakukan dengan cara mengalirkan seluruh /


sebagian arus yang melewati tahanan itu (dari sumber daya acuan) pada
galvanometer sedemikian sehingga galvanometer menunjukkan nilai tahanan yang
i

Rd
Rx Rp
E G

diukur. Diagram pengukuran tahanan terlihat pada gambar 3.

Gambar 3. Diagram pengukuran tahanan.


Besar arus yang melewati galvanometer adalah :

E Rp
i
Rx Rp. Rd
Rp Rd Rp Rd

(3)
E : potensial sumber daya acuan

Rx : tahanan luar

Rp : tahanan parale

Rd : tahanan dalam galvanometer.

III. Alat dan Komponen

1. Multimeter digital dan mikroamperemeter.


2. Tahanan (33, 1 K, 47 K, 10 K)
3. Potensiometer (500, 1 K, 5 K, 10 K)

IV. Langkah Kerja dan Hasil Percobaan

A. Ampermeter arus searah


1. Susun rangkaian seperti gambar berikut :

R1
Rd
R1 = 4K7 : 1K
P
P = 1K : 1K
G
E

DMM
2. Tetapkan keadaan awal E = 0 Volt, P = 0, skala DMM = 2 mA.
3. Hidupkan sumber daya.
4. Naikkan tegangan sumber daya pelan-pelan sehingga DMM menunjuk 1 mA.
5. Naikkan P pelan-pelan sehingga A menyimpang skala penuh.
6. Optimasikan sehingga DMM tetap menunjuk 1 mA dan G menunjuk skala
penuh dengan mengatur sumber daya & P.
7. Bila sudah dicapai, matikan sumber daya, ukur P dengan DMM dan catat
nilainya.
8. Ulangi langkah 1 7 untuk arus 2 mA.dan untuk no. 6 G menunjuk setengah
skala penuh.

B. Tegangan arus searah

P R

Rd R = 4,7 : 10K
E DMM
P = 10K

1. Susun rangkaian seperti gambar di atas.


2. Tetapkan keadaan awal E = 0 Volt, P = maks. , skala DMM = 2 Volt.
3. Hidupkan sumber daya.
4. Naikkan tegangan sumber daya pelan-pelan sehingga DMM menunjuk 1 Volt.
5. Turunkan P pelan-pelan sehingga G menyimpang skala penuh.
6. Optimasikan sehingga DMM tetap menunjuk 1 Volt dan G menunjuk skala
penuh.
7. Matikan sumber daya, ukur P dengan DMM dan catat nilainya.
9. Ulangi langkah 1 7 untuk tegangan 2 Volt dengan R = 10K dan untuk no. 6 G
menunjuk setengah skala penuh.

C. Tahanan
1. Susun rangkaian seperti gambar berikut :

Rd R = 4,7K , 10K
R P
G P = 500
E

2. Tetapkan keadaan awal E = 9 Volt, P = minimum , R=4,7K


3. Hidupkan sumber daya
4. Naikkan P pelan-pelan sehingga G menunjuk skala penuh.
5. Matikan sumber daya, ukur P dengan DMM dan catat nilainya.
10. Ulangi langkah 1 5 untuk nilai R=10K, P=10K dan untuk no. 4 G menunjuk
setengah skala penuh.

V. Data Percobaan

VI. Perhitungan
1. Percobaan 1
2. Percobaan 2
3. Percobaan 3
VII. Pembahasan
Praktikum multimeter ini bertujuan untuk menentukan nilai komponen (besar
tahanan dalam) yang digunakan untuk membangun suatu multimeter analog.
Praktikum ini dilakukan dengan 3 percobaan. Pada praktikum ini terdapat 3
percobaan yaitu percobaan amperemeter arus searah, percobaan tegangan arus
searah dan percobaan tahanan.
Percobaan pertama adalah menentukan tahanan Rd pada rangkaian
amperemeter arus searah. Untuk mengetahui tahan Rd pada rangkaian ampermeter
arus searah dibutuhkan besarnya tegangan, tahan resistor, dan tahanan
potensiometer. Dengan menentapkan arus ampermeter (IA) sebesar 100 A pada
praktikum pertama dan 50 A pada percobaan kedua, serta arus digital multimeter
1 mA dan 2 mA. Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa saat E 4,8 volt
dan Rpotensio 110 , nilai Rd (tahanan dalam galvanometer) sebesar 966,6 .
Sedangkaan saat E 9,2 volt dan Rpotensio 20 , niali Rd (tahanan dalam
galvanometer) sebesar 776,1 . Berdasarkan hasil ini dapat dianalisa semakin besar
arus yang digunakan, maka semakin kecil Rp yang dihasilkan.
Pada percobaan kedua yaitu menggunakan rangkaian tegangan arus searah.
Pada rangkaian ini diatur sebagai berikut: nilai E diatur 0 Volt, potensial P = maks.,
dan skala DMM = 2 Volt. Berdasarkan rangkaian pada percobaan 2, posisi
potensiometer P, hambatan R dan hambatan dalam pada Galvanometer Rd disusun
secara seri dan paralel dengan DMM. Ketika power supply dinyalakan dan
dinaikan, arus akan masuk ke dalam rangkaian dan tegangan DMM diatur sehingga
menjadi 1 Volt. Selanjutnya hambatan potensiometer diturunkan dengan perlahan
hingga menyimpang skala penuh. Berdasarkan hasil praktikum yang telah didapat,
saat nilai E= 1 Volt dan hambatan R1=4,7 K, nilai R potensial diatur menjadi 4K
Ohm untuk membuat nilai VDMM menjadi 1 Volt dan arus pada galvanometer
menunjukan skala penuh 100 A. Maka, untuk mencari tahanan dalam
galvanometer, harus menggunakan persamaan 2 dan menghasilkan Rd senilai 1,3K
. Tahanan dalam Rd pada galvanometer ini lebih besar daripada hambatan Rtotal
rangkaian. Hal ini dikarenakan, apabila tahanan dalam Rd pada galvanometer lebih
kecil dibanding dengan Rtotal pada rangkaian maka galvanometer akan jebol
(rusak). Oleh karena itu, tahanan dalam pada galvanometer akan selalu lebih besar
dengan tahanan rangkaian. Begitu pula pada saat tegangan E=2,2 dan R1=33K.
Pada percobaan ketiga yaitu menentukan nilai Rp dari rangkaian pengukuran
tahanan. Pengukuran tahanan dilakukan dengan cara mengalirkan seluruh /
sebagian arus yang melewati tahanan itu pada galvanometer sehingga galvanometer
menunjukkan nilai tahanan yang diukur. Didapatkan data sebagai berikut: ketika
E= 9 volt dengan tahanan luar sebesar 4,7K dan potensiometer sebesar 43
dengan arus yang mengalir sebesar 100 A lalu didapatkan nilai Rd(tahanan pada
galvanometer) sebesar 744,02 . Pada bagian kedua dengan variasi pada tahanan
luar sebesar 10K , dan ketika potensiometer diukur terbaca 42. Menggunakan
arus sebesar 50 uA nilai Rd yang dapat diketahui sebesar 713,9

VIII. Kesimpulan
1. Pada percobaan pertama untuk nilai Rp 110 dan IA 100 A didapatkan nilai
Rd sebesar 966,6 . Untuk Rp sebesar 20 dan IA 50A didapatkan nilai Rd
sebesar 776,1 .
2. Pada percobaan kedua untuk nilai Rs 4000 dan IA 100 A didapatkan nilai
Rd adalah 1300 . Untuk Rs sebesar 37200 dan IA 50A didapatkan nilai Rd
sebesar 6800 .
3. Pada percoban ketiga Rd pertama yaitu 744,02 dan Rd kedua yaitu 713,9 .

IX. Saran
1. Praktikan harus lebih teliti dalam merangkai rangkaian percobaan guna
meminimalisir kesalahan dalam pengambilan data.
2. Alat dan komponen yang sudah tidak berfungsi dengan optimal dapat diganti
guna memperlancar jalannya praktikum.
X. Daftar Pustaka
Sunardi, Joko. 2016. Petunjuk Praktikum Alat Ukur dan Teknik Pengukuran.
Yogyakarta; STTN-BATAN

Yogyakarta, 20 Oktober 2016

Dosen,

Joko Sunardi, S. ST

Anda mungkin juga menyukai