Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II
“JEMBATAN WHEATSTONE”

TANGGAL PENGUMPULAN : 28 FEBRUARI 2018


TANGGAL PRAKTIKUM : 23 FEBRUARI 2018
WAKTU PRAKTIKUM : 15.30-17.30 WIB

NAMA : RESTU MIFTAHUL JANNAH


NIM : 11170163000069
KELOMPOK / KLOTER : 4 (EMPAT) / 2 (DUA)
NAMA ANGGOTA :
1. NOFITA ABDILAH (11170163000061)
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA 2B

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
“JEMBATAN WHEATSTONE”

A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menentukan harga suatu hambatan dengan
menggunakan metode jembatan wheatstone.
2. Mahasiswa dapat memahami kegunaan jembatan wheatstone dalam
mencari hambatan.

B. DASAR TEORI
Sebuah jembatan wheatstone adalah sirkuit listrik yang ditemukan
oleh Samuel Hunter Christi pada tahun 1833 dan diperbaiki oleh Sir Charles
Wheatstone pada tahun 1843. Hal ini digunakan untuk mengukur, diketahui
hambatan listrik dengan menyambungkan dua kaki dan jangkauan jembatan.
Satu kaki merupakan komponen yang tidak diketahui. (Kanginan, 1992 : 86)
Jembatan wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel
Hunter Christie pada 1833 dan meningkat dan dipopulerkan oleh Sie Charles
Wheatstone pada tahun 1843. Jembatan wheatstone merupakan suatu susunan
rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya
(besarannya). Kegunaan dari jembatan wheatstone adalah untuk mengukur
nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama
dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar), sehingga dapat
dirumuskan dengan perkalian silang. Cara kerjanya adalah sirkuit listrik
dalam empat tahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan melalui dua
titik diagonal yang lain dimana galvanometer ditempelkan seperti yang
diperlihatkan pada jembatan wheatstone. (Pratama, 2010 : 65)
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur
kuat arus dan beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak
dapat digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik
yang relatif besar, karena komponen-komponen internalnya yang tidak
mendukung. Galvanometer bisa digunakan untuk mengukur kuat arus maupun
beda potensial listrik yang besar, jika pada galvanometer tersebut dipasang
hambatan eksternal (pada voltmeter disebut hambatan depan, sedangkan pada
ampere disebut hambatan shunt).

Komponen dasar pengukur analog (pengukur dengan jarum dan dial),


termasuk ampere meter, voltmeter, dan ohmmeter analog, termasuk alat
pengukur di dashboard mobil adalah galvanometer. Galvanometer terdiri dari
kumpran kawat (dengan jarum terpasang) tergantung dalam medan magnet
dari magnet permanen. (Giancoli, 2014 : 156)
Galvanometer selalu berorientasi sehinga letak kumparan selalu
pararel dengan garis magnetik meridian lokal, yang tak lain adalah komponen
horizontal BH dari medan magnetik bumi. Saat arus mengalir melalui
kumparan galvanometer, medan magnet lain (B) tercipta dan posisinya tegak
lurus dengan kumparan.
Galvanometer pertama, jarum magnetik bebas digantung disebuah
lilitan dari kawat; magnet itu tetap dan kumparan bergerak. Galvanometer
modern ini, kumparan type movable dan disebut d’Arsonval galvanometer
(temuan oleh Arsene d’Arsonval, fisikawan Perancis). Jika pointer melekat
kekumparan bergerak maka akan menunjukan skala yang sudah dikalibrasi,
galvanometer dapat digunakan untuk mengukur secara kuantitatif saat itu.

C. ALAT DAN BAHAN


NO. GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN
1. Galvanometer

2. Rheostat

3. Catu Daya (Power Supply)

4. Kabel Penghubung

5. Mistar

6. Papan Rangkaian Resitor


D. LANGKAH KERJA
NO. GAMBAR LANGKAH KERJA
Mempersiapkan alat dan bahan
praktikum jembatan
1. wheatstone yang akan
dipraktikumkan

Menentukan resistor R1 dan Rx

2.

Merangkai rangkaian seri


menggunakan kabel
3. penghubung pada papan
resistor

Lalu menghubungkan kabel


penghubung ke galvanometer
4. dan power supply agar menjadi
sebuah rangkaian listrik

Mencolokan kabel listrik catu


daya ke sumber arus listrik
5.
Menekan tombol power pada
power supply
6.

Ketika jarum penunjuk pada


galvanometer telah bergerak,
7. gerakan titik D pada rheostat
sampai jarum penunjuk
menunjukan angka nol (0)

Mengukur panjang AD dan BD


menggunakan mistar pada saat
8. jarum penunjuk galvanometer
= 0 (G=0)

Mencatat hasil dari percobaan


praktikum pada laporan
9. sementara

E. DATA PERCOBAAN
1. Resistor Rx diserikan dengan resistor R1
Ulangan Panjang AD (m) Panjang BD (m)
1 7,5 x 10-2 5,5 x 10-2
2 8,0 x 10-2 5,0 x 10-2
Rata-rata 7,75 x 10-2 5,25 x 10-2

F. PENGOLAHAN DATA
 Resistor diseri kan dengan Resistor
Pengulangan Pengolahan Data
Diketahui :
R1 = 1
AD =
BD =

1.

Diketahui :
R1 = 1
AD =
BD =

2.
Diketahui :
R1 = 1
AD =
BD =

Rata-rata

 Perhitungan dengan pita warna


R1 Coklat = 1
Hitam = 0
Emas = 10-1
Emas = 5%
Hasilnya = 1 (resistansi 1 dengan toleransi 5%)
Rx Merah = 2
Hitam = 0
Emas = 10-1
Emas = 5%
Hasilnya = 2 (resistansi 2 dengan toleransi 5%)

 Kesalahan Persentasi (Percentage Error)


Rumus :
% error =

Keterangan :
Exact value = Nilai eksak / nilai sebenarnya
Approximate value = Nilai perkiraan

Pengulangan Percentage Error

% error = = 40%
1.

2. % error = = 25%

G. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan telah melakukan percobaan jembatan
wheatstone untuk mencari nilai hambatan yang belum diketahui harganya.
Praktikum ini hanya melakukan pada satu rangkaian listrik yaitu rangkaian
seri saja, dikarenakan kondisi alat yang tidak memungkinkan dalam
pengambilan data pada rangkaian seri paralel. Dalam praktikum ini digunakan
sebuah resistor yang telah diketahui nilainya yag dapat dilihat dari warnanya
yaitu pada R1 berwarna coklat, hitam, emas dan emas ( 1Ω ± 5% ) dan pada
Rx resistor berwarna merah, hitam, emas, dan emas ( 2Ω ± 5% ).
Nilai resistor pada rangkaian seri yang belum diketahui nilainya dapat
dicari dengan mengkali silang panjang AD dan BD yang ditunjukkan di
rheostat, yang telah diatur sehingga galvanometer menunjukkan angka nol.
Percobaan yang pertama praktikan merangkai resistor secara seri,
sebelum mencari nilai resistor yang belum diketahui, praktikan harus
mengetahui nilai hambatan pada R1. Dengan melihat kode warna, atau dengan
menggunakan multimeter. Pada saat catu daya di hidupkan jarum pada
galvanometer akan menyimpang hal ini berarti adanya arus listrik yang
mengalir pada galvanometer karena prinsip kerja jembatan wheatstone adalah
keseimbangan maka jarum pada galvanometer harus tepat berada di nol
dengan menggeser-geser rheostatnya. Jika sudah tepat berada di nol hal ini
berarti sudah tidak ada lagi arus yang mengalir dan keadaan seperti ini
dikatakan seimbang. Percobaan ini sesuai dengan hukum 1 kirchoff yang
menyatakan dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL (E) dan jumlah
penurunan potensial sama dengan nol.
Percentage error yang praktikan dapatkan pada pengulangan pertama
yaitu 40%, hasil ini sangat jauh dari nilai sebenarnya yang kami hitung
melalui pita warna. Begitu juga dengan pengulangan kedua didapatkan
percentage error sebesar 25%. Hal ini bisa terjadi mungkin karena ketika
menggerakan rheostat kurang tepat dan kurag teliti dalam membaca
galvanometer ketika jarum belum tepat pada angka nol.
Dalam praktikum tentang jembatan wheatstone ini, baik dalam
pelaksanaan maupun dalam pengolahan tidak terpisahkan dari kesalahan-
kesalahan tertentu yang mungkin terjasi. Diantaranya ketidaktelitian pada saat
mengukur panjang kawat yang dipakai, ketidaktelitian pada saat mengamati
basic meter dan menentukan L1 dan L2 dengan kontak geser yang terhubung
pada basic meter. Kerusakan pada alat-alat praktikum yang digunakkan dan
penyusunan rangkaian resistor maupun rangkaian rangkaian pada alat
jembatan wheatstone yang tidak tepat.

H. TUGAS PASCA PRAKTIKUM


1. Hitunglah hambatan resistor yang dihasilkan pada langkah 1, 2, 3, 4 !
Jawab :
Pengulangan Pengolahan Data
1. Diketahui :
R1 = 1
AD =
BD =
2.
Diketahui :
R1 = 1
AD =
BD =

Rata-rata Diketahui :
R1 = 1
AD =
BD =
2. Bandingkan nilai hambatan resistor yang dihasilkan !
Jawab :
Pengulangan 1 Pengulangan 2

R1 : Rx = 1 Ω : 1,4 Ω R1 : Rx = 2 Ω : 1,5 Ω

Karena kami hanya melakukan percobaan pada rangkaian seri


dengan dua kali pengulangan.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari percobaan jembatan wheatstone dapat diperoleh
kesimpulan bahwa:
1. Metode jembatan wheatstone merupakan salah satu yang digunakan untuk
mencari nilai suatu hambatan yang belum diketahui nilainya.
2. Kegunaan dari jembatan wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu
hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama
dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar). Sehingga dapat
dirumuskan dengan perkalian silang.

J. KRITIK DAN SARAN


1. Sebelum praktikum dimulai, praktikan harus mempelajari materi yang
akan dipraktikumkan agar dapat menjawab pre test dan melakukan
praktikum.
2. Alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum, alangkah baiknya
diperiksa terlebih dahulu apakah alat tersebut terdapat kerusakan dan
masih dapait digunakan atau tidak. Agar praktikan tidak mendapat
kekeliruan dalam mengambil data.
K. DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 2014. Fisika Edisi Ketujuh : Prinsip dan Aplikasi.


Jakarta: Erlangga.
Haliday Resnick, 1983, Fisika, Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Halliday Resnick. Edisi 8: Fundamental of Physics. Jeal Walker
Hikam. 2005. Fisika Universitas. Bandung : Penebar Swadaya.
Kanginan, Marthen. 1992. Fisika. Jakarta: Erlangga.

L. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai