FISIKA DASAR II
“HUKUM OHM BAGIAN II”
A. TUJUAN
1. Dapat mengetahui besarnya hambatan dalam baterai secara tunggal,
disusun secara seri seri, dan disusun secara paralel
2. Dapat mengetahui hubungan susunan baterai dengan nyalanya lampu
3. Mengetahui hambatan dalam terbesar.dan terkecil pada susunan baterai
B. DASAR TEORI
Untuk menghasilkan arus listrik pada rangkaan dibutuhkan beda
potensial. Salah satu cara untuk menghasilkan beda potensial ialah dengan
baterai ( Giancolli, Douglas, 2001:69).
Hambatan dalam baterai adalah suatu hambatan yang dimiliki dan
memang sudah ada didalam baterai itu sendiri. Hambatan dalam baterai juga
merupaka halangan ada didalam untuk muatan yang mengalir bebas didalam
elektrolit antara elektroda-elektroda baterai.
Ketika arus ditarik dari baterai, tegangan antara termina positif dan
negative turun dari ggl nya atau menjdi tidak konstan hal ini disebabkan oleh
reaksi kimia pada baterai yang tidak dapat memasok muatan dengan cukup
cepat. Untuk mempertahankan ggl penuh, muatan-muatan yang mengalir
bebas selalu mengalami hambatan artinya dalam baterai itu sendiri terdapat
hambatan yang disebut hambatan dalam baterai. Oleh karena itu, baterai
sebenarnya dapat dianggap sebagai baterai ideal dengan ggl yang disusun seri
terhadap hambatan, V yaitu tegangan jepit yang merupakan beda potensial
yang dapat ditemukan pada sumber tegangan antara kedua kutub positif dan
kutub negative disaat sumber tegangan tersebutsudah terhubung antara kedua-
duanya terhadap hambatan dan sudah mengalirkan arus listrik. GGL juga
berarti beda potensial antara terminal sumber, bila tidak ada arus yang
mengalir kerangkaian luas.( Halliday, Renick. 2010:102)
Arus listrik dalam sebuah rangkaian tidak dapat mengalir melaui
kawat penghantar, beban ( hambatan dalam rangkaian ), dan hambatan dalam
baterai itu sendiri.( Chrisoxiade dan Jane Wertheim. 1998:134)
Jika ujung-ujung kawat konduktor dihubungkan untuk membentuk
suatu rangkaian, maka semua titik pada rangkaian berada pada tegangan-
tegangan listrik yang sama, dan oleh karena itu medan listrik menjadi nol
didalam dan juga pada permukaan konduktor tersebut. Oleh karena medan
listrik tersebut nol, maka tidak terdapat perpindahan muatan listrik melalui
kawat tersebut sehingga tidak terdapat arus listrik.( Serway, Raymond A.
2010:145)
1. Baterai 9 volt
2. Saklar
3. Multimeter
4. Kabel Penghubung
5. Capit Buaya
D. LANGKAH KERJA
NO. GAMBAR LANGKAH KERJA
Menyiapkan alat dan bahan
1.
E. DATA PERCOBAAN
Tabel 1 : Pengukuran satu baterai (tunggal)
No. E (volt) V (volt) I (Ampere) Rd (ohm) Nyala Lampu
1. 1,51 1,50 0,06 Redup
2. 1,51 1,54 0,06 Redup
3. 1,51 1,59 0,07 Redup
4. 1,51 1,61 0,07 Redup
5. 1,51 1,63 0,07 Redup
Harga rata-rata Rd =
1.
2.
3.
4.
5.
∑
Rt ̅̅̅̅
1.
2.
3.
4.
5.
∑
Rt ̅̅̅̅
1.
2.
3.
4.
5.
∑
Rt ̅̅̅̅
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan mengenai hukum
Ohm bagian 2. Metode percobaan yang digunakan ada 3 yaitu dengan
menggunakan 1 batrerai, 2 batrerai, yang disusun disusun seri, dan 2 baterai
yang disusun secara parallel.
Berdasarkan hasil percobaan yang diperoleh dapat diketahui bahwa
nilai voltase sebelum saklar dinyalakan lebih besar dibandingkan dengan
nilai voltase pada saat saklar dinyalakan . Artinya nilai GGl nilai
tegangan jepit karena tegangan listrik ( energy listrik ) input dari GGL
sebagian telah diserap oleh hambatan kawat penghantar sehingga nilai
tegangan jepit dalam rangkaian menjadi berkurang. Itulah mengapa pada
percobaan yang dilakukan kita dapatkan bahwa besar nilai GGL (voltase
sebelum saklar dinyalakan) lebih besar dari pada nilai V setelah saklar
dinyalakan.
Berdasarkan analisis data dapat diketahui pula bahwa tegangan akan
tetap terbaca oleh multimeter meskipun saklar tidak dalam keadaan nyala.
Tegangan yang terbaca pada multimeter sebeum saklar dinyalakan (pada
rangkaian terbuka) disebut GGL karena muatan listrik terus bergerak antar
kedua kutub pada baterai. Sedangkan tegangan yang terbaca pada multimeter
saat saklar dinyalakan (pada rangkaian tertutup) merupakan tegangan jepit
yangterukur pada saat arus sudah mengalir dalam rangkaian.
Kesalahan dari praktikum tersebut praktikan dapatkan ketika
perhitungan, karena voltase yang terbaca pada multimeter lebih besar dari
pada voltase sumber dari baterai. Jadi hasil perhitungannya pun seharusnya
bertanda minus (-), tetapi pada resistor atau hambatan tidak ada tanda minus (-
), maka dari itu praktikan mengabaikannya.
Dari ketiga perobaan dapat diketahui bahwa nilai tegangan yang
disusun secara seri lebih besar dibandingkan dengan abtterai yang disusun
secara parallel, dan lebih besar pula bila dibandingkan dengan pengukuran
menggunakan satu baterai. Karena pada rangkaian parallel, tegangan tersebut
bernilai tetap. Sedangkan pada rangkaian seri, nilai tegangan merupakan
penjumlahan dari keedua tegangan yang terdapat pada kedua baterai. Oleh
karena itu, Vseri > Vparalel, Vseri > Vsatubaterai, dan Vparalel=Vsatubaterai.
Nilai hambatan dalam (rd) pada rangkaian baterai parallel lebih besar
dari pada rangkaian seri. Hal ini disebabkan karena nilai yang dihasilkan pada
saat rangkaian tertutup bernilai kecil sehingga hambatan dalam yang
dihasilkan menjadi lebih besar. Seharusnya nilai hambatan dalam pada
rangkaian seri lebih besar dibandingkan nilai hambatan dalam baterai yang
dirangkai secara parallel. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan praktikan
pada saat membaca skala atau lainnya. Hal ini dapat diketahui karena
seharusnya nilai tegangan berbanding lurus dengan nilai hambatan. Hal ini
dapat ditinjau dari nyala lampu redup sebagai indicator pada rangkaian
parallel.
H. TUGAS PASCA
1. Bagaimana rata-rata rd untuk ketiga keadaan baterai (satu baterai, dua
baterai seri, dan dua baterai pararel) ?
Jawab :
Pada baterai tunggal : Harga rata-rata Rd =
Pada baterai disusun seri : Harga rata-rata Rd =
Pada baterai disusun paralel : Harga rata-rata Rd =
Hambatan pada baterai yang disusun secara seri bernilai lebih besar
dibandingkan dengan baterai dsusun secara paalel dan tunggal.
diperoleh bernilai kecil. Karena pada susunan pararel kutub dari kedua
baterai tidak dihubungkan secara kontak langsung sehingga kedua baterai
tetap menjadi satu kesatuan dan hanya disambungkan dengan kabel. Itu
juga membuat hambatan dalam bernilai kecil tetapi jika dibandingkan
dengan satu baterai, maka baterai hanya 1,5 V.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Hambatan terbesar dihasilkan oleh dua baterai yang disusun secara seri
dan hambatan terkecil dihasilkan oleh dua baterai yang disusun secara
pararel dari satu baterai.
2. Nyala lampu diantara ketiga rangkaian paling terang terjadi pada
baterai dengan rangkaian seri, dan pada baterai tunggal dengan bateri
disusun seri nyala lampu adala redup.
3. Hasil percobaan yang dilakukan sesuai dengan dasar teori yaitu
hambata dalam baterai yang disusun seri lebih besar dari hambatan
dalam baterai yang disusun secara pararel.
K. DAFTAR PUSTAKA
Chrisoxiade dan Jane Wertheim, 1998. Fisika . Jakarta : Erlangga
Giancolli, Douglas, 2001. Fisika dasar II . Jakarta : Erlangga
Halliday, Renick. 2010. Fisika dasar II . Jakarta : Erlangga
Serway, Raymond A. 2010 Fisika. Jakarta : Salemba Teknika.
L. LAMPIRAN