Anda di halaman 1dari 13

BAB VII

HAMBATAN LISTRIK

7.1 Tujuan
1. memahami hubungan antara tegangan dan arus listrik dalam penghantar
dengan hambatan yang berbeda.
2. menentukan hambatan suatu penghantar menggunakan voltmeter dan
ammeter.
3. mengidentifikasi hubungan jenis rangkaian dengan tegangan atau arus
yang mengalir.
7.2 Teori Dasar
Arus listrik merupakan aliran elektron-elektron dari atom ke atom yang
terjadi pada sebuah penghantar dengan kecepatan dalam waktu tertentu. Penyebab
timbulnya arus listrik tersebut dikarenakan adanya beda potensial pada kedua
ujung penghantar yang terjadi karena mendapatkan suatu tenaga untuk mendorong
elektron tersebut berpindah tempat.
Umumnya gerakan aliran elektron ini akan menuju tempat yang lebih
rendah tekanannya. Sedangkan besar kecilnya arus listrik yang terjadi tentu saja
bergantung pada pembangkit listrik yang mengeluarkan tenaga tersebut. Agar alat
alat elektronika dapat kita gunakan, maka tenaga dorong listrik yang dibutuhkan
haruslah mencukupi dan sesuai dengan yang dibutuhkan. Arus listrik tersebut juga
harus dapat dialirkan atau diputuskan agar aliran listrik aman dengan kecepatan
stabil. Kecepatan perpindahan arus listrik ini dapat disebut laju arus yang dapat
ditulis dengan I dengan sebuah satuan ampere dan arus listrik tersebut terjadi jika
muatan listrik tersebut mengalir setiap detik sehingga dapat kita tuliskan
hubungan antara muatan listrik, arus listrik dan waktu dengan rumus:
Q
I= atau Q = I x t
t
Keterangan:
I =kuat arus listrik (A)
Q = banyaknya muatan listrik (coloum)
t = waktu (s)

1
BAB VII HAMBATAN LISTRIK KELOMPOK 42

arus listrik yang mengalir dari sumber arus lisrik tersebut dapat kita
bedakan menjadi 2 macam yaitu:
1. arus bolak balik (alternating current)
Arus bolak balik (AC) adalah arus yang mengakir dengan polaritas yang
berubah dan dimana masing-masing terminal polaritasnya bergantian. Umumnya
arus AC ini adalah arus yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti alat-
alat elektronika yang dipakai didalam rumah kita. Arus listrik ini dihasilkan oleh
pembangkit tenaga listrik yang bernama generator yang ada pada pembangkit
listrik.
2. arus searah (Direct current)
Arus searah (DC) merupakan arus yang mengair dengan arah yang tetap
(konstan) dengan masing-masing terminal selalu tetap pada polaritasnya. Arus ini
bisa terjadi karena berasal dari akumulator (Accu). Arus listrik searah ini dapat
dihasilkan dengan cara merubah arus AC menjadi DC menggunakan power
supply sebagai penyearah arus yang dapat penyearahkan arus yang dapat
menyearahkan arus bolak-balik menjadi arus searah.

Sumber : http://www.miung.com/2013/05/pengertian-arus-listrik-ac-dan-dc.html
Gambar 7.1 Rangkaian Arus DC dan AC
Sebuah benda bermuatan positif jika benda tersebut keilangan elektron dan
bermuatan negatif jika benda tersebut kelebihan elektron. Dalam keadaan berbeda
muatan inilah muncul tenaga potensial diantara benda-benda tersebut. Karena itu
jika sepotong kawat penghantar dihubungkan diantara kedua benda yang berbeda
muatan menyebabkan terjadinya perpindahan energi diantar benda-benda tersebut.
Peralihan energi ini berlangsung terus selama ada beda tegangan. Bedanya
tegangan disebabkan karena adanya beda potensial. Beda tegangan dapat

PRAKTIKUM FISIKA DASAR T.A 2018/2019 Page 2


BAB VII HAMBATAN LISTRIK KELOMPOK 42

dihasilkan dengan memberikan tekanan litrik dari suatu pembangkit listrik pada
salah satu pemghantar, satuan unuk mengukur tegangan listrik adalah volt. Beda
teganggan paa terminal PLN biasanya sekitar 110 volt atau 220 volt, sedangkan
pada aki sekitar 6 volt atau 12 volt dan baterai 1,5 volt.
Daya listrik adalah energi yang dibawa oleh elektron yang bergerak tiap
satuan waktu. Karena ada arus yang mengalir,maka akan ada konveksi energi
listrik menjadi energi bentuk lain, contoh: arus yang mengalir filamen merubah
energi listrik menjadi energi panas . daya listrik dapat didefinisikan sebagai
ukuran pada saat energi listrik di konversi dan merupakan kuantitas yang penting
dalam rangkaian praktis. Daya merupakan ukuran disipasi energi dalam sebuah
alat. Karena tegangan dan arus dapat berubah sesuai fungsi dari waktu,kita dapat
memperkirakan bahwa nilai sesaat dan nilai rata-rata dapat digunakan untuk
menggambarkan disipasi. Konsumsi daya dalam arus AC lebih rumit karena
tegangangannya sinusoidal dan arusnya berubah secara kontiniu dalam amplitudo
dan dapat keluar atau masuk fase. Ada beberapa sirkuit AC yang sekaligus
memiliki komponen resistif. Komponen resistif mendisipasi energi pada
rangkaian AC, sama halnya DC. Ada kalanya komponen reaktif tidak mendisipasi
tapi melepaskan ke sumber daya dalam satu selang siklus tegangan sebanyak
energi total yang terdisipasi pada satu rangkaian AC yang mengandung komponen
reaktif. Watt adalah ukuran dasar dari daya listrik.
Kesimpulan untuk daya pengukuran pada rangkaian AC dan DC adalah
sebagai berikut:
P=VxI
Keterangan:
P = daya/energi listrik (watt)
V = tegangan/beda potensial (volt)
I = arus listrik (A)
Pada tahun 1827 seorang ahli fisika jerman, george simon ohm
menemukan hubungan antara arus listrik (A) yang mengalir melalui suatu
rangkaian dengan tegangan yang di pasang dalam rangkaian (V) OHM
menyatakan bahwa
V=IxR

PRAKTIKUM FISIKA DASAR T.A 2018/2019 Page 3


BAB VII HAMBATAN LISTRIK KELOMPOK 42

Keterangan:
V = tegangan (V)
I = arus (A)
R = hambatan (OH)

PRAKTIKUM FISIKA DASAR T.A 2018/2019 Page 4


BAB VII HAMBATAN LISTRIK KELOMPOK 42

7.3 Metodologi praktikum


7.3.1 Skema proses

Siapkan alat dan bahan

Atur catu daya dan saklar dalam posisitertutup

Atur multimeter 1

Atur multimeter 2

Periksa kembali rangkaian

Pengumpulan dan pengolahan data

Kesimpulan dan analisa

Gambar 7.2 Skema proses Hambatan Listrik

PRAKTIKUM FISIKA DASAR T.A 2018/2019 Page 5


BAB VII HAMBATAN LISTRIK KELOMPOK 42

7.3.2 Penjelasan skema proses


 Persiapan Percobaan 1 Hukum OHM
Rangkaian;
1. pastikan saklar catu daya dan saklar rangkaian dalam keadaan terbuka .
2. susun rangkaian seperti gambar yang diberikan oleh asisten pembimbing.
3. atur multimeter yang dihubungkan seri dengan resistor menjadi ammeter
dengan batas ukur 10 A DC.
4. atur multimeter yang dihubungan paralel dengan resistor menjadi
voltmeter dengan batas ukur 20 A DC.
5. periksa kembali rangkaian.
 Persiapan Percobaan 1 Hukum OHM (R=50Ω )
1. pilih tegangan keluar 2 V dari catu daya.
2. nyalakan catu daya, lalu tutup saklar.
3. baca tegangan dan arus yang mengalir melalui resistor tersebut.
4. catat V dan I pada tabel.
5. sentuh resistor dengan jari anda untuk mengetahui apakah resistor tersebut
dingin, hangat, atau panas.
6. buka saklar dan matikan catu daya.
7. pilih tegangan keluar 4V dari catu daya .
8. ulangi langkah diatas untuk mendapatkan besar V dan I yang mengalir
pada rangkaian.
 Persiapan Percobaan 2 Hukum OHM (R=100Ω )
1. pilih tegangan keluar 2 V dari catu daya.
2. nyalakan catu daya, lalu tutup saklar.
3. baca tegangan dan arus yang mengalir melalui resistor tersebut.
4. catat V dan I pada tabel.
5. sentuh resistor dengan jari anda untuk mengetahui apakah resistor tersebut
dingin, hangat, atau panas.
6. buka saklar dan matikan catu daya.
7. pilih tegangan keluar 4V dari catu daya .
8. ulangi langkah diatas untuk mendapatkan besar V dan I yang mengalir
pada rangkaian.

PRAKTIKUM FISIKA DASAR T.A 2018/2019 Page 6


BAB VII HAMBATAN LISTRIK KELOMPOK 42

7.4 Alat dan bahan


7.4.1 Alat
1. catu daya : 1 buah
2. saklar SPST : 1 buah
3. kabel : 2 buah
4. voltmeter : 1 buah
5. multimeter : 1 buah
7.4.2 Bahan
1. resistor 50 Ω, 5 W : 1 buah
2. resistor 100 Ω, 5 W : 1 buah

PRAKTIKUM FISIKA DASAR T.A 2018/2019 Page 7


BAB VII HAMBATAN LISTRIK KELOMPOK 42

7.5 Pengumpulan dan pengolahan data


7.5.1 Pengumpulan data
Hasil pengamatan hukum ohm
Percobaan 1; 50 Ω
Tabel 7.1 Percobaan hambatan 50 Ω

NO V (volt) I (Ampere) V
I

1 0 0,015 A 0Ω

2 3 0,065 A 46,15 Ω

3 6 0,12 A 50 Ω

4 9 0,17 A 52,94 Ω

5 12 0,22 A 54,54 Ω

Percobaan 2; 100 Ω
Tabel 7.2 Percobaan hambatan 100 Ω

NO V (volt) I (Ampere) V
I

1 0 0,005 A 0Ω

2 3 0,03 A 100 Ω

3 6 0,06 A 100 Ω

4 9 0,005 A 105,88 Ω

5 12 0,11 A 109,09 Ω

PRAKTIKUM FISIKA DASAR T.A 2018/2019 Page 8


BAB VII HAMBATAN LISTRIK KELOMPOK 42

7.5.2 Pengolahan data


Percobaan 1 : 50 Ω
V0 = I x R = 0,15 x 0 = 0 V

V3 = I x R = 0,065 x 46,15 = 3 V

V6 = I x R = 0,12 x 50 = 6 V

V9 = I x R = 0,17 x 52,94 = 9 V

V12 = I x R = 0,22 x 54,54 = 12 V

0,6
I0 = x 0,25 = 0,015 A
10

2,6
I3 = x 0,25 = 0,065 A
10

4,8
I6 = x 0,25 = 0,12 A
10

6,8
I9 = x 0,25 = 0,17 A
10

8,8
I12 = x 0,25 = 0,22 A
10

V 0
R0 = = =0Ω
I 0,015

V 3
R3 = = = 46,15 Ω
I 0,065

V 6
R6 = = = 50 Ω
I 0,12

V 9
R9 = = = 52,94 Ω
I 0,17

V 12
R12 = = = 54,54 Ω
I 0,22

PRAKTIKUM FISIKA DASAR T.A 2018/2019 Page 9


BAB VII HAMBATAN LISTRIK KELOMPOK 42

Percobaan 2 : 100 Ω

V0 = I x R = 0,005 x 0 = 0 V

V3 = I x R = 0,03 x 100 = 3 V

V6 = I x R = 0,06 x 100 = 6 V

V9 = I x R = 0,85 x 105,88 = 9 V

V12 = I x R = 0,11 x 109,09 = 12 V

0,2
I0 = x 0,25 = 0,005 A
10

1,2
I3 = x 0,25 = 0,03 A
10

2,4
I6 = x 0,25 = 0,06 A
10

3,4
I9 = x 0,25 = 0,085 A
10

4,4
I12 = x 0,25 = 0,11 A
10

V 0
R0 = = =0Ω
I 0,005

V 3
R3 = = = 100 Ω
I 0,03

V 6
R6 = = = 100 Ω
I 0,06

V 9
R9 = = = 105,88 Ω
I 0,85

PRAKTIKUM FISIKA DASAR T.A 2018/2019 Page 10


BAB VII HAMBATAN LISTRIK KELOMPOK 42

V 12
R12 = = = 109,09 Ω
I 0,11

0.25

0.2

0.15

0.1

0.05

0
0 3 6 9 12

Grafik 7.1 percobaan 1 dengan resistor 50 W

0.12

0.1

0.08

0.06

0.04

0.02

0
0 3 6 9 12

PRAKTIKUM FISIKA DASAR T.A 2018/2019 Page 11


BAB VII HAMBATAN LISTRIK KELOMPOK 42

Grafik 7.2 percobaan 2 dengan resistor 100 W

7.6 Analisis dan pembahasan


Pada praktikum mengenai hambatan listrik ini, hasil bagi volt dan ampere
yang ditampilkan voltmeter(V) dan ampere(A) menampilkan hasil yang tidak
persis sama dengan resistornya yang dipakai, percobaan 1; 50 Ω hasil dari volt; 0
V, 3 V, 6 V, 9 V, 12 V dan ampere; 0 A ,015 A, 0,065 A, 0,12 A, dan hasil dari

V
volt di bagi ampere ; 0 Ω, 46,15 Ω, 50 Ω, 52,94 Ω, 54,54 Ω, dan hasil rata-
I
ratanya; 40,726 Ω hal ini dimungkinkan diakibatkan oleh ketidaktelitian dan alat
yang digunakan atau faktor lain.
Dan percobaan 2; 100 Ω hasil dari volt; 0 V, 3 V, 6 V, 9 V, 12 V dan

V
ampere; 0,005 A, 0,03 A, 0,06 A, 0,085 A, 0,11 A, dan hasil bagi dari ; 0 Ω,
I
100 Ω,100 Ω, 105,88 Ω, 109,09 Ω, dari hasil rata-ratanya; 82,994 Ω. Hal ini
dimungkinkan oleh ketidaktelitian dan alatnya yang digunakan atau faktor lain,
ketidaksamaan nilai hambatan listrik ini dipengaruhi oleh faktor ketelitian dalam
melakukan penelitian dan faktor benda atau alat ukur yang digunakan.
Semakin besar atau naiknya beda potensial yang diberikan, semakin besar
arus listrik yang dihasilkan dan begitupun juga sebaliknya, semakin kecil beda
potensial yang diberikan sesmakin kecil arus listrik yang dihasilkan, arus listrik
sebanding dengan beda potensial.

PRAKTIKUM FISIKA DASAR T.A 2018/2019 Page 12


BAB VII HAMBATAN LISTRIK KELOMPOK 42

7.7 Kesimpulan
1. bisa mengetahui hubungan antara tegangan dan arus dalam suatu
penghantar(Ω)
2. mengetahui hubungan suatu penghantar suatu menggunakan voltmeter dan
ampermeter, dan mengamati hubungan antar hambatan dengan panjang
penghantar dengan hambatan luas penampang penghantar.
3. hasil perbandingan antara beda potensial/tegangan dan arus listrik(A) akan
menghasilkan hambatan.
4. dalam menentukan hambatan, menggunakan voltmeter san ampermeter
dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai tegangan dan arus
listrik yang ditampilkam pada alat yang digunakan.

PRAKTIKUM FISIKA DASAR T.A 2018/2019 Page 13

Anda mungkin juga menyukai