4.1 Tujuan
1. Mempelajari dan memahami mekanisme terjadinya stress corrosion
cracking
2. Memahami dan menganalisa parameter proses stress corrosion cracking
3. Mempelajari reaksi yang menyebabkan stress corrosion cracking
4. Menganalisa dan mempelajari laju korosi yang terjadi
dengan unsur unsur lain, karena logam mudah terkorosi jika berinteraksi dengan
lingkungan, Oleh karena itu korosi saangat merugikan misalnya.[10] :
1 Dari segi biaya, korosi sangat mahal
2 Korosi sangat memboroskan sumber daya alam
3 Korosi sangat tidak nyaman bagi manusia dan terkadang sangat
membahayakan
4 Turunya mutu produk akibat terkontaminasi korosi.
Bentuk korosi pada baja atau besi bermaca – macam jenis contohnya seperti
korosi akibat tegangan yang menyebabkan retakan dan kegagalan pada logam.
Peretakan korosi tegangan (stress corrosion cracking) merupakan kasus yang
diberikan untuk peretakan intergranular atau transgranular pada logam akibat
gabungan antara tegangan tarik dan lingkungan khusus yang bersifat korosif [ 10] .
SCC tidak dapat terjadi jika tidak ada tegangan dan lingkungan korosif,
SCC sering terjadi pada logam stainless steel, hal ini disebabkan ketika terjadi
korosi pada permukaan membentuk lapisan Cr 2 O3 yang berbahan keramik. Ketika
terjadi tegangan, maka lapisan keramik tersebut akan pecah dan bagian
permukaan yang pecah tadi terekspos oleh lingkungan yang korosif dan
membentuk lagi lapisan permukaan berbentuk keramik yang selanjut nya pecah
kembali akibat tengan, hal ini terus berulang hingga kedalam logam dan membuat
retakan.[1 ]
Gaya mekanik seperti tarik tekan berpengaruh kecil pada proses korosi pada
bagian logam tetapi jika logam terjadi pada lingkungan korosif mengalami
tegangan tarik tekan maka kondisi tersebut menjadi faktor penyebab kegagala
logam.[1 ]
SCC sangat berbahaya karena SCC tidak dapat diduga datangnya dan dapat
menyebabkan pengurangan dimensi dan kekuatan, meskipun penelitian intensif
telah di lakukan tetapi kita baru sampai pada pemahaman tentang proses proses
yang terlibat. Sementara usaha usaha pengendalianya sampai sekarang masih
sering gagal.Sehingga sering kali bahan yang di pilih karena ketahananya terhadap
korosi ternyata gagal terhadap tegangan yang jauh di bawah tegangan perpatahan
normal/tegangan maksium [ 10] .
SCC adalah proses kegagalan yang tertunda, karena retak yang terjadi dapat
menjalar dengan lambat sampai tegangan yang bekera pada komponen logam
akan naik dan mencapai tegangan patahnya. SCC sendiri terdiri dari tiga tahap,
yaitu:
tertentu pada lingkungan yang bersifat korosi. Skema pengujian bisa dilihat pada
Gambar berikut :
Dalam pemasangan spesimen uji spesimen dipasang pada pegait dan setting
pada maskrup untuk selanjutnya dilakukan pembebanan, memasukkan larutan
atau media korosi pada wadah penampung sampai pada batas atas yang kemudian
spesimen diberikan pembebanan dan dipasangkan dial gauge untuk pembacaan
pertambahan panjang, spesimen yang di uji di cek potensial dan pH nya [11].
A
A
Lakukan analisa
Berikan kesimpulan
Gambar 4.4 Skema Proses Prosedur Pengujian Stress corrosion cracking
Masukkan pasir kedalam sel uji SCC hingga menutup dasar spesimen
Masukkan larutan NaCl 3,5% hingga menutup gaule length dari spesimen
= 34,30 x 3,72
= 127,596 mm²
4. Perhitungan Beban
Dik :
σy = 245 N/ mm²
safety factor = 75%
σuts = 500 N/ mm²
A0 = 128,76 mm²
Dit : FDIN dan F?
Jawab :
FDIN = σy x safety factor
= 245 N/ mm² x 75%
= 183,75 N/ mm²
F = σuts x A0
= 500 N/ mm² x 128,76 mm²
= 64,380 N
5. Safety factor
Dik :
FDIN = 183,75 N/ mm²
F = 64,380 N
Dit : SFDIN dan SF?
Jawab :
SFDIN = FDIN x 0,75
= 183,75 x 0,75
= 137,81 N/ mm²
SF = F x 0,75
= 64,380 x 0,75
= 48,285 N
6. Regangan
Dik :
lo = 180,35 mm
li = 186 mm
Dit :e?
Jawab :
l1 - l0
e =
l0
186 - 180,35
=
180,35
= 0,031
7. Modulus elastisitas
Dik :
σ = 24,5 kg/mm2
e = 0,031
Dit : E ?
Jawab :
σ
E =
e
24,5
=
0,031
= 790,322 Kg/mm2
8. Laju korosi
534 × W
CR =
ρ ×A ×t
534 × 650
=
7,8 × 0,199 × 504
= 443,7 mpy
9. Konversi reference electrode
Vtitik = Vpengamatan – Vstandard
Vtitik 47 = 0,624 V – 0,197 V =0,424 V
Vtitik 48 = 0,622 V – 0,197 V =0,425 V
Vtitik 49 = 0,618 V – 0,197 V =0,421 V
Vtitik 89 = 0,628 V – 0,197 V =0,431 V
Vtitik 90 = 0,628 V – 0,197 V =0,431 V
Vtitik 91 = 0,628 V – 0,197 V =0,431 V
Vtitik 178 = 0,622 V – 0,197 V =0,425 V
Vtitik 179 = 0,621 V – 0,197 V =0,424 V
Titik 47 Titik 91
Titik 48 Titik 178
Titik 49 Titik 179
Titik 89 Titik 180
Titik 90 Titik 181
menyebabkan retakan hingga terjadi kegagalan logam, pada bagian yang tidak
terkena larutan NaCl hanya terbentuk uniform corrosion dikarenakan pada daerah
ini terkena cipratan larutan yang disebabkan oleh aerator.
Dalam pengujian SCC ini spesimen kehilangan berat sebesar 0,64 gram
dimana berat awal sebesar 145,81 gram jika dilihat pada hari pelepasan spesimen
saat ditimbang dan diukur ukur masih terdapat korosi yang menempel sehingga
ini dapat mempengaruhi hasil pengukuran berat. Laju korosi yang didapat dari
perhitungan sebesar 443,7 mpy dan perpanjangan bertambah sebesar 0,26mm.
4.8.2 Saran
1. Untuk praktikan dan asisten lebih menjaga protokol kesehatan kepada
praktikan mengingat kodisi masih dalam pandemi covid -19