Korosi
Disusun oleh :
No. Absen : 12
SMAN 2 CIMAHI
Jl. KPAD Sriwijaya IX No. 45 A, Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota
Cimahi
I. Judul Percobaan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Korosi pada Logam Besi
Fero hidroksida [Fe(OH)2] yang terjadi merupakan hasil sementara yang dapat
teroksidasi secara alami oleh air dan udara menjadi ferri hidroksida [Fe(OH)3], sehingga
mekanisme reaksi selanjutnya adalah :
Ferri hidroksida yang terbentuk akan berubah menjadi Fe2O3 yang berwarna
merah kecoklatan yang biasa kita sebut karat (Vogel, 1979). Reaksinya adalah :
Oleh karena itu, seng akan terkorosi terlebih dahulu daripada besi. Jika pelapis seng
habis maka besi akan terkorosi bahkan lebih cepat dari keadaan normal (tanpa seng).
Paduan logam juga merupakan metode untuk mengendalikan korosi. Baja stainless
steel terdiri atas baja karbon yang mengandung sejumlah kecil krom dan nikel. Kedua
logam tersebut membentuk lapisan oksida yang mengubah potensial reduksi baja
menyerupai sifat logam mulia sehingga tidak terkorosi.
2) Pengendalian Korosi dengan Proteksi Katodik
Proteksi katodik adalah metode yang sering diterapkan untuk mengendalikan korosi
besi yang dipendam dalam tanah, seperti pipa ledeng, pipa pertamina, dan tanki
penyimpan BBM. Logam reaktif seperti magnesium dihubungkan dengan pipa besi.
Oleh karena logam Mg merupakan reduktor yang lebih reaktif dari besi, Mg akan
teroksidasi terlebih dahulu. Jika semua logam Mg sudah menjadi oksida maka besi
akan terkorosi.
Oleh sebab itu, logam magnesium harus selalu diganti dengan yang baru dan selalu
diperiksa agar jangan sampai habis karena berubah menjadi hidroksidanya.
3) Zat Inhibitor
Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan korosif
dengan kadar sangat kecil (ukuran ppm) guna mengendalikan korosi. Inhibitor korosi
dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme pengendaliannya, yaitu inhibitor
anodik, inhibitor katodik, inhibitor campuran, dan inhibitor teradsorpsi.
Inhibitor Anodik
Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara
menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor anodik yang
banyak digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa molibdat.
Inhibitor Katodik
Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara
menghambat salah satu tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas
oksigen (oxygen scavenger) atau pengikatan ion-ion hidrogen. Contoh inhibitor
katodik adalah hidrazin, tannin, dan garam sulfit.
Inhibitor Campuran
Inhibitor campuran mengendalikan korosi dengan cara menghambat proses di
katodik dan anodik secara bersamaan. Pada umumnya inhibitor komersial
berfungsi ganda, yaitu sebagai inhibitor katodik dan anodik. Contoh inhibitor
jenis ini adalah senyawa silikat, molibdat, dan fosfat.
Inhibitor Teradsorpsi
Inhibitor teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat mengisolasi
permukaan logam dari lingkungan korosif dengan cara membentuk film tipis
yang teradsorpsi pada permukaan logam. Contoh jenis inhibitor ini adalah
merkaptobenzotiazol dan 1,3,5,7–tetraaza–adamantane.
F. Dampak Korosi
Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan tidak
langsung. Kerugian langsung dapat berupa terjadinya kerusakan pada peralatan,
permesinan atau struktur bangunan. Sedangakan kerugian tidak langsung, berupa
terhentinya produktifitas/ aktifitas produksi, karena terjadinya pergantian peralatan yang
rusak kaibat korosi, kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tangki
bahan bakar atau jaringan pipa air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk
korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi
perpindahan panas dan lain sebagainya. Berdasarkan kondisi lingkungannya, korosi dapat
diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air, dan korosi
atmosferik yang terjadi di udara terbuka. Dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang
terjadi dilingkungan bertemperatur diatas 5000C.
IV. Alat dan Bahan
Alat
Gelas plastik bening
Label nama
Sendok
Termos
Pulpen
Plastik
Karet
Gunting
Bahan
Paku besi
Air
Garam
Sabun
Oli
Minyak goreng
Cuka
V. Langkah Kerja
A. Langkah Kerja dengan Gelas Kosong
1) Masukkan 1 buah paku dengan kondisi baik ke dalam gelas plastik bening.
2) Ambil 1 buah label lalu beri nama menggunakan pulpen.
3) Tempel label nama tersebut pada gelas plastik bening yang berisi paku.
4) Simpan di tempat yang teduh dan aman dari gangguan sekitar.
5) Amati dan catat perubahan yang terjadi pada paku.
6) Dokumentasikan hasil percobaan setiap harinya.
B. Langkah Kerja dengan Faktor Air biasa
1) Masukkan air biasa ke dalam gelas plastik bening ± 1/2 gelas.
2) Masukkan 1 buah paku dengan kondisi dan baik ke dalam gelas yang berisi air biasa.
3) Pastikan paku terendam sempurna dalam air.
4) Ambil 1 buah label lalu beri nama menggunakan pulpen.
5) Tempel label nama tersebut pada gelas plastik bening yang berisi paku dan air biasa.
6) Gunting plastik yang akan digunakan untuk menutupi gelas disesuaikan dengan
ukuran gelas plastik bening.
7) Tutup gelas tersebut menggunakan plastik yang sudah digunting
8) Eratkan plastik penutup gelas tersebut menggunakan karet.
9) Simpan di tempat yang teduh dan aman dari gangguan sekitar.
10) Amati dan catat perubahan yang terjadi pada paku.
11) Dokumentasikan hasil percobaan setiap harinya.
C. Langkah Kerja dengan Faktor Air panas
1) Didihkan air biasa menggunakan panci lalu masukkan ke dalam termos.
2) Masukkan air yang sudah dididihkan ke dalam gelas plastik bening ± 1/2 gelas.
3) Masukkan 1 buah paku dengan kondisi dan baik ke dalam gelas yang berisi air biasa.
4) Pastikan paku terendam sempurna dalam air panas.
5) Ambil 1 buah label lalu beri nama menggunakan pulpen.
6) Tempel label nama tersebut pada gelas plastik bening yang berisi paku dan air panas.
7) Gunting plastik yang akan digunakan untuk menutupi gelas disesuaikan dengan
ukuran gelas plastik bening.
8) Tutup gelas tersebut menggunakan plastik yang sudah digunting
9) Eratkan plastik penutup gelas tersebut menggunakan karet.
10) Simpan di tempat yang teduh dan aman dari gangguan sekitar.
11) Amati dan catat perubahan yang terjadi pada paku.
12) Dokumentasikan hasil percobaan setiap harinya.
D. Langkah Kerja dengan Faktor Air garam
1) Masukkan ± 2 sendok garam ke dalam gelas plastik bening.
2) Masukkan air biasa ke dalam gelas plastik bening ± 1/2 gelas.
3) Aduk air dan garam menggunakan sendok hingga garam larut dengan sempurna.
4) Masukkan 1 buah paku dengan kondisi dan baik ke dalam gelas yang berisi air biasa.
5) Pastikan paku terendam sempurna dalam air garam.
6) Ambil 1 buah label lalu beri nama menggunakan pulpen.
7) Tempel label nama tersebut pada gelas plastik bening yang berisi paku dan air
garam.
8) Gunting plastik yang akan digunakan untuk menutupi gelas disesuaikan dengan
ukuran gelas plastik bening.
9) Tutup gelas tersebut menggunakan plastik yang sudah digunting
10) Eratkan plastik penutup gelas tersebut menggunakan karet.
11) Simpan di tempat yang teduh dan aman dari gangguan sekitar.
12) Amati dan catat perubahan yang terjadi pada paku.
13) Dokumentasikan hasil percobaan setiap harinya.
E. Langkah Kerja dengan Faktor Air cuka
1) Masukkan cuka ke dalam gelas plastik bening ± 1/2 gelas.
2) Masukkan 1 buah paku dengan kondisi dan baik ke dalam gelas yang berisi cuka
3) Pastikan paku terendam sempurna dalam air cuka.
4) Ambil 1 buah label lalu beri nama menggunakan pulpen.
5) Tempel label nama tersebut pada gelas plastik bening yang berisi paku dan air cuka.
6) Gunting plastik yang akan digunakan untuk menutupi gelas disesuaikan dengan
ukuran gelas plastik bening.
7) Tutup gelas tersebut menggunakan plastik yang sudah digunting
8) Eratkan plastik penutup gelas tersebut menggunakan karet.
9) Simpan di tempat yang teduh dan aman dari gangguan sekitar.
10) Amati dan catat perubahan yang terjadi pada paku.
11) Dokumentasikan hasil percobaan setiap harinya.
F. Langkah Kerja dengan Faktor Minyak Goreng
1) Masukkan minyak goreng ke dalam gelas plastik bening ± 1/2 gelas.
2) Masukkan 1 buah paku dengan kondisi dan baik ke dalam gelas yang berisi minyak
goreng.
3) Pastikan paku terendam sempurna dalam minyak goreng.
4) Ambil 1 buah label lalu beri nama menggunakan pulpen.
5) Tempel label nama tersebut pada gelas plastik bening yang berisi paku dan minyak
goreng.
6) Gunting plastik yang akan digunakan untuk menutupi gelas disesuaikan dengan
ukuran gelas plastik bening.
7) Tutup gelas tersebut menggunakan plastik yang sudah digunting
8) Eratkan plastik penutup gelas tersebut menggunakan karet.
9) Simpan di tempat yang teduh dan aman dari gangguan sekitar.
10) Amati dan catat perubahan yang terjadi pada paku.
11) Dokumentasikan hasil percobaan setiap harinya.
G. Langkah Kerja dengan Faktor Oli
1) Masukkan oli ke dalam gelas plastik bening ± 1/2 gelas.
2) Masukkan 1 buah paku dengan kondisi dan baik ke dalam gelas yang berisi oli.
3) Pastikan paku terendam sempurna dalam oli.
4) Ambil 1 buah label lalu beri nama menggunakan pulpen.
5) Tempel label nama tersebut pada gelas plastik bening yang berisi paku dan oli.
6) Gunting plastik yang akan digunakan untuk menutupi gelas disesuaikan dengan
ukuran gelas plastik bening.
7) Tutup gelas tersebut menggunakan plastik yang sudah digunting
8) Eratkan plastik penutup gelas tersebut menggunakan karet.
9) Simpan di tempat yang teduh dan aman dari gangguan sekitar.
10) Amati dan catat perubahan yang terjadi pada paku.
11) Dokumentasikan hasil percobaan setiap harinya.
H. Langkah Kerja dengan Faktor Air sabun
1) Masukkan ± 3 sendok sabun ke dalam gelas plastik bening.
2) Masukkan air biasa ke dalam gelas plastik bening ± 1/2 gelas.
3) Masukkan 1 buah paku dengan kondisi dan baik ke dalam gelas yang berisi air
sabun.
4) Pastikan paku terendam sempurna dalam air sabun.
5) Ambil 1 buah label lalu beri nama menggunakan pulpen.
6) Tempel label nama tersebut pada gelas plastik bening yang berisi paku dan air sabun.
7) Gunting plastik yang akan digunakan untuk menutupi gelas disesuaikan dengan
ukuran gelas plastik bening.
8) Tutup gelas tersebut menggunakan plastik yang sudah digunting
9) Eratkan plastik penutup gelas tersebut menggunakan karet.
10) Simpan di tempat yang teduh dan aman dari gangguan sekitar.
11) Amati dan catat perubahan yang terjadi pada paku.
12) Dokumentasikan hasil percobaan setiap harinya.
Gelas Oli
VII. Pembahasan
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Pada peristiwa korosi, logam
mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya
adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.n H2O, suatu zat
padat yang berwarna coklat-merah.
Pada percobaan kali ini, dilakukan percobaan korosi pada paku. Diberikan 8 (delapan)
perlakuan yang berbeda pada masing-masing gelas plastik bening yang berisi paku, yaitu gelas
kosong yang dibiarkan terbuka, gelas yang diberi air biasa, gelas yang diberi air yang sudah
didihkan, gelas yang diberi air garam, gelas yang diberi cuka, gelas yang diberi minyak sayur,
gelas yang diberi oli, dan gelas yang diberi air sabun.
1) Gelas Kosong
Setelah paku dimasukkan ke dalam gelas platik yang kosong selama 6 hari, paku tidak
mengalami korosi. Hal ini dapat dilihat di gambar pada tabel percobaan bahwa paku yang
disimpan dalam gelas yang kosong tidak mengalami perkaratan/korosi
Pada gelas yang tidak ditambahkan cairan (kosong), paku tidak mengalami korosi
disebabkan kadar oksigen yang berada pada gelas tersebut hanya sedikit, tidak adanya air
atau dalam keadaalam kering (tidak lembab), dan tidak adanya faktor pendorong untuk
terjadinya korosi, sehinga tidak terjadi korosi.
2) Gelas Air Biasa
Setelah paku dimasukkan ke dalam gelas platik berisi air biasa selama enam hari, paku
menjadi berkarat dan karatnya ada yang mengelupas sehingga airnya menjadi kuning
pekat. Dengan demikian paku tersebut mengalami korosi. Hal ini dapat dilihat di gambar
pada tabel percobaan bahwa paku yang disimpan dalam gelas yang berisi air biasa
mengalami perkaratan/korosi
Pada gelas yang berisi air biasa, paku mengalami korosi disebabkan air biasa yang
berada di gelas mengandung oksigen terlarut sehingga menyebabkan korosi pada paku.
3) Gelas Air Panas
Setelah paku dimasukkan ke dalam gelas platik berisi air yang sudah didihkan selama
enam hari, paku menjadi berkarat dan karatnya ada yang mengelupas sehingga airnya
menjadi kuning pekat. Dengan demikian paku tersebut mengalami korosi. Hal ini dapat
dilihat di gambar pada tabel percobaan bahwa paku yang disimpan dalam gelas yang berisi
air yang sudah didihkan mengalami perkaratan/korosi
Pada gelas yang berisi air yang sudah didihkan, paku mengalami sedikit korosi
disebabkan karena saat dididihkan, air akan kehilangan kandungan oksigen terlarut dan
keadaan gelas tertutup, sehingga oksigen tidak dapat masuk kedalam gelas dan
menyebabkan kekurangan oksigen dan mengalami korosi yang kurang.
4) Gelas Air Garam
Setelah paku dimasukkan ke dalam gelas platik berisi air garam selama enam hari, paku
menjadi berkarat dan karatnya ada yang mengelupas sehingga airnya menjadi kuning
pekat. Dengan demikian paku tersebut mengalami korosi. Hal ini dapat dilihat di gambar
pada tabel percobaan bahwa paku yang disimpan dalam gelas yang berisi air garam
mengalami perkaratan/korosi.
Pada gelas yang berisi air garam, paku mengalami korosi disebabkan pada larutan
garam, terdapat kandungan air (H2O) kandungan oksigen dalam larutan garam ini
menyebabkan korosi dan proses korosi yang terjadi dipercepat oleh kandungan NaCl yang
bersifat elektrolit.
5) Gelas Air Sabun
Setelah paku dimasukkan ke dalam gelas platik berisi air sabun selama enam hari, paku
menjadi berkarat dan karatnya ada yang mengelupas sehingga air sabun menjadi keruh.
Hal ini dapat dilihat di gambar pada tabel percobaan bahwa paku yang disimpan dalam
gelas yang berisi air sabun mengalami perkaratan/korosi.
Pada gelas yang berisi air sabun, paku mengalami korosi disebabkan karena air sabun
mengandung air (H2O) dan juga air sabun merupakan larutan yang bersifat basa.
6) Gelas Air Cuka
Setelah paku dimasukkan ke dalam gelas platik berisi cuka selama enam hari, paku
menjadi berwarna hitam dan menyebabkan cuka menjadi berwarna kecoklatan. Dengan
demikian paku tersebut mengalami korosi. Hal ini dapat dilihat di gambar pada tabel
percobaan bahwa paku yang disimpan dalam gelas yang berisi cuka mengalami
perkaratan/korosi.
Pada gelas yang berisi cuka, paku mengalami korosi disebabkan karena adanya air
(lembab) dan oksigen di dalam gelas plastik. Pada suasana yang lebih asam, reaksi korosi
besi akan lebih cepat, sebagaimana reaksi reduksi oksigen dalam suasana asam lebih
spontan yang ditandai dengan potensial reduksinya yang besar.
7) Gelas Minyak Goreng
Setelah paku dimasukkan ke dalam gelas platik berisi minyak goreng selama enam hari,
paku tidak mengalami korosi. Hal ini dapat dilihat di gambar pada tabel percobaan bahwa
paku yang disimpan dalam gelas yang berisi minyak sayur tidak mengalami
perkaratan/korosi.
Pada gelas yang berisi minyak goreng, paku tidak mengalami korosi disebabkan
minyak sayur tidak mengandung oksigen dan tidak dapat berikatan dengan oksigen di
udara, sehingga paku dalam keadaan bebas oksigen dan tidak dapat mengalami perkaratan
8) Gelas Oli
Setelah paku dimasukkan ke dalam gelas platik berisi oli selama enam hari, paku tidak
mengalami korosi. Hal ini dapat dilihat di gambar pada tabel percobaan bahwa paku yang
disimpan dalam gelas yang berisi oli tidak mengalami perkaratan/korosi.
Pada gelas yang berisi oli, paku tidak mengalami korosi disebabkan oli tidak
mengandung oksigen dan tidak dapat berikatan dengan oksigen di udara, sehingga paku
dalam keadaan bebas oksigen dan tidak dapat mengalami perkaratan.
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa korosi adalah kerusakan atau degradasi
logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki.
Pada percobaan ini, paku yang mengalami korosi adalah paku pada gelas B (air biasa),
gelas C (air yang sudah didihkan), gelas D (air garam), gelas E (cuka), dan gelas H (air sabun).
Sedangkan paku yang tidak mengalami korosi adalah paku pada gelas A (kosong), gelas F
(minyak sayur), dan gelas G (oli).
Faktor utama yang dapat menyebabkan korosi adalah air (H2O) dan oksigen (O2) dan
faktor pendukungnya adalah elektrolit (asam, basa, garam), permukaan besi yang tidak merata,
serta pemanasan.
Cara pencegahan korosi pada logam, yaitu dengan teknik pelapisan logam dan teknik
pelindungan katoda atau proteksi katoda. Teknik pelapisan logam meliputi pengecatan,
pelapisan dengan plastik, pelapisan dengan minyak atau oli, tin plating (pelapisan dengan
timah), chrome plating (pelapisan dengan krom), dan pelapisan dengan seng (galvanisasi).
Sedangkan teknik pelindungan katoda atau proteksi katoda meliputi pengorbanan anoda.
X. Lampiran
Alat dan Bahan
Langkah Kerja