Anda di halaman 1dari 15

KOROSI DAN PENANGGULANGANNYA

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Ilmu Logam
Yang dibina oleh RR. Poppy Puspitasari, S.Pd., M.T., Ph.D.

Disusun Oleh :

Raka Afrianto 160514610020


Nuril Arif S. 160514610018

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
MARET 2017
A. Definisi Korosi secara umum
Korosi adalah proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat
alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak
dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan
atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya.
Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya
transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai sel
yang memberikan elektron (anoda) dan lingkungannya sebagai penerima
elektron (katoda). Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi
adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya
menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut.
Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan
mendekati logam dan menangkap elektronelektron yang tertinggal pada
logam.

B. Proses terjadinya korosi


Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan
bahan logam yang pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion
pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan berair
dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan logam besi
dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan
banyak kerugian.
Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam
menjadi ion dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan
proses katodik yang mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang
sama : proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau
oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam
udara lembab, misalnya proses reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut:
Anode {Fe(s) Fe2(aq)+ 2 e}x 2
Katode O2(g)+ 4H(aq)+ 4 e 2 H2O(l)+
Redoks 2 Fe(s) + O2 (g)+ 4 H(aq) 2 Fe2++ 2 H2O(l)
Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwa emf standar
untuk proses korosi ini, ,yaituE 0sel = + 1,67 V ; reaksi ini terjadi pada
lingkungan asam dimana ion H+ sebagian dapat diperoleh dari reaksi
karbon dioksida atmosfer dengan air membentuk H2CO3. Ion Fe+2 yang
terbentuk, di anode kemudian teroksidasi lebih lanjut oleh oksigen
membentuk besi (III) oksida :
4 Fe+2(aq)+ O2 (g) + (4 + 2x) H2O(l) 2 Fe2O3x H2O + 8 H+(aq)
Hidrat besi (III) oksida inilah yang dikenal sebagai karat besi.
Sirkuit listrik dipacu oleh migrasi elektron dan ion, itulah sebabnya korosi
cepat terjadi dalam air garam.
Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik yang
terjadi, yaitu :
O2 (g) + 2 H2O(l)+ 4e 4 OH-(aq)
Oksidasi lanjut ion Fe2+ tidak berlangsung karena lambatnya gerak ion ini
sehingga sulit berhubungan dengan oksigen udara luar, tambahan pula ion
ini segera ditangkap oleh garam kompleks hexasianoferat (II) membentuk
senyawa kompleks stabil biru. Lingkungan basa tersedia karena kompleks
kalium heksasianoferat (III).
Korosi besi realatif cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab
lapisan senyawa besi (III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga
mudah ditembus oleh udara maupun air. Tetapi meskipun alumunium
mempunyai potensial reduksi jauh lebih negatif ketimbang besi, namun
proses korosi lanjut menjadi terhambatkarena hasil oksidasi Al2O3, yang
melapisinya tidak bersifat porous sehingga melindungi logam yang dilapisi
dari kontak dengan udara luar.

C. Dampak-dampak korosi
Karatan adalah istilah yang diberikan masyarakat terhadap logam
yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian logam
yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat. Secara
teoritis karat adalah istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja
yaitu baja, sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat disebut korosi.
Korosi didefenisikan sebagai degradasi material (khususnya logam dan
paduannya) atau sifatnya akibat berinteraksi dengan lingkungannya.
Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat
alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak
dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan
atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya.
Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses
terjadinya transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku
sebagai sel yang memberikan elektron (anoda) dan lingkungannya sebagai
penerima elektron (katoda). Reaksi yang terjadi pada logam yang
mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut
kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam
tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari
lingkungan mendekati logam dan menangkap elektron- elektron yang
tertinggal pada logam.
Dampak yang ditimbulkan korosi sungguh luar biasa. Berdasarkan
pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, Amerika Serikat
mengalokasikan biaya pengendalian korosi sebesar 80 hingga 126 milyar
dollar per tahun. Di Indonesia, dua puluh tahun lalu saja biaya yang
ditimbulkan akibat korosi dalam bidang indusri mencapai 5 trilyun rupiah.
Nilai tersebut memberi gambaran kepada kita betapa besarnya dampak
yang ditimbulkan korosi dan nilai ini semakin meningkat setiap tahunnya
karena belum terlaksananya pengendalian korosi secara baik bidang
indusri. Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung
dan kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa terjadinya
kerusakan pada peralatan, permesinan atau stuktur bangunan. Sedangkan
kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktifitas produksi karena
terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, terjadinya
kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tanki bahan
bakar atau jaringan pemipaan air bersih atau minyak mentah,
terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan
pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan panasnya, dan lain
sebagainya.

D. Jenis-jenis korosi
1. Uniform/General Corrosion (Korosi Menyeluruh)

Gambar. Uniform Corrosion pada kaleng minuman dan logam pada


pagar
a. Difinisi
General corrosion yiatu korosi yang terjadi pada permukaan logam
akibat reaksi kimia karena pH air yang rendah dan udara yang
lembab,sehingga makin lama logam makin menipis. Biasanya ini
terjadi pada pelat baja atau profil, logam homogen.
b. Dampak
Dampak yang terjadi pada korosi ini yaitu permukaan logam
mengalami pengikisan akibat permukaan bereaksi dengan
lingkungan dan menjadi produk karat (merata). Yang kemudian
ketebalan logam berkurang.
c. Pencegahan
Dengan melakukan pelapisan dengan cat atau dengan
material yang lebih anodic
Melakukan inhibitas dan proteksi katodik (cathodik
protection)
Untuk jangka pemakain yang lebih panjang diberi logam
berpaduan tembaga 0,4%
Diberi lapis lindung yang mengandung inhibitor seperti
gemuk.
2. Galvanic Corrosion (Korosi Galvanik)

Gambar. Korosi Galvanic pada Sambungan Baut


a. Definisi
Galvanic atau bimetalic corrosion adalah jenis korosi yang
terjadi ketika dua macam logam yang berbeda berkontak secara
langsung dalam media korosif.
b. Mekanisme korosi galvanic
Korosi ini terjadi karena proses elektro kimiawi dua macam
metal yang berbeda potensial dihubungkan langsung di dalam
elektrolit sama. Dimana electron mengalir dari metal kurang mulia
(Anodik) menuju metal yang lebih mulia (Katodik), akibatnya
metal yang kurang mulia berubah menjadi ion ion positif karena
kehilangan electron. Ion-ion positif metal bereaksi dengan ion
negatif yang berada di dalam elektrolit menjadi garam metal.
Karena peristiwa tersebut, permukaan anoda kehilangan metal
sehingga terbentuklah sumur - sumur karat (Surface Attack) atau
serangan karat permukaan.

Gambar. Mekanisme Korosi Galvanis


c. Pencegahan
Menekan terjadinya reaksi kimia atau elektrokimianya
seperti reaksi anoda dan katoda
Mengisolasi logam dari lingkungannya
Mengurangi ion hydrogen di dalam lingkungan yang di
kenal dengan mineralisasi
Mengurangi oksigen yang larut dalam air
Mencegah kontak dari dua material yang tidak sejenis
Memilih logam-logam yang memiliki unsure-unsur yang
berdekatan
Mencegah celah atau menutup celah
3. Selective Leaching Corrosion

Gambar selective leaching corrosion pada pipa


a. Definisi
Selective leaching adalah korosi selektif dari satu atau lebih
komponen dari paduan larutan padat. Hal ini juga disebut
pemisahan, pelarutan selektif atau serangan selektif. Contoh
dealloying umum adalah dekarburisasi, decobaltification,
denickelification, dezincification, dan korosi graphitic.
b. Mekanisme selective leaching
Logam yang berbeda dan paduan memiliki potensial yang
berbeda (atau potensial korosi) pada elektrolit yang sama. Paduan
modern mengandung sejumlah unsur paduan berbeda yang
menunjukkan potensial korosi yang berbeda. Beda potensial antara
elemen paduan menjadi kekuatan pendorong untuk serangan
preferensial yang lebih "aktif" pada elemen dalam paduan tersebut.

Gambar. mekanisme selective leaching corrosion


c. Pencegahan
Cara pengendalian atau mencegah selective leaching adalah
dengan menghindari komposisi yang berbeda dari material
penyusun
4. Crevice Corrosion (Korosi Celah)

Gambar Korosi Celah Pada Sambungan Pipa


a. Definisi
Korosi celah (Crecive Corrosion) ialah sel korosi yang
diakibatkan oleh perbedaan konsentrasi zat asam . Korosi lokal
yang terjadi pada celah diantara dua komponen baik logam dengan
non-logam maupun logam dengan logam.
b. Mekanisme Crevice Corrosion
Mekanisme tejadinya korosi celah ini diawali dengan
terjadi korosi merata diluar dan didalam celah, sehingga terjadi
oksidasi logam dan reduksi oksigen. Dimulai oleh perbedaan
konsentrasi beberapa kandungan kimia, biasanya oksigen, yang
membentuk konsentrasi sel elektrokimia (perbedaan sel aerasi
dalam kasus oksigen). Di luar dari celah (katoda), kandungan
oksigen dan pH lebih tinggi - tetapi klorida lebih rendah.

Gambar Mekanisme Korosi Celah


c. Pencegahan
Hindari pemakaian sambungan paku keeling atau baut,
gunakan sambungan las.
Gunakan gasket non absorbing.
Usahakan menghindari daerah dengan aliran udara.
Dikeringkan bagian yang basah
Dibersihkan kotoran yang ada
5. Pitting Corrosion (Korosi Sumuran)
a. Definisi
Korosi sumuran adalah korosi lokal dari permukaan logam
yang dibatasi pada satu titik atau area kecil, dan membentukn
bentuk rongga. Korosi sumuran adalah salah satu bentuk yang
paling merusak dari korosi.

Gambar. korosi sumuran pada westafle


b. Mekanisme Pitting Corrosion
Untuk material bebas cacat, korosi sumuran disebabkan
oleh lingkungan kimia yang mungkin berisi spesies unsur kimia
agresif seperti klorida. Klorida sangat merusak lapisan pasif
(oksida) sehingga pitting dapat terjadi pada dudukan oksida.
Lingkungan juga dapat mengatur perbedaan sel aerasi (tetesan air
pada permukaan baja, misalnya) dan pitting dapat dimulai di lokasi
anodik (pusat tetesan air).

Gambar. mekanisme pitting corrosion

c. Pencegahan
Hindari permukaan logam dari goresan.
Perhalus permukaan logam.
Menghindari komposisi material dari berbagai jenis logam.
6. Intergranular Corrosion

Gambar. korosi batas butir pada pipa


a. Definisi
Korosi intergranular adalah korosi yang terjadi pada atau di
sepanjang batas butir dan batas butir bersifat anodik dan bagian
tegah butir bersifat katodik. Korosi ini terjadi
akibat presipitasi dari pengotor seperti khromium di batas butir,
yang menyebabkan batas butir menjadi rentan terhadap serangan
korosi. Dimana presipitat krom karbida terbentuk karena karbon
meningkat yang ada di sekitarnya, sehingga krom disekitarnya
akan berkurang dan terjadi korosi. Proses terbentuknya presipitat
karbon karbida disebut sentisiasi. Terjadi pada temperatur 500-800
sehingga kekurangan krom yang memudahkan terjadinya korosi
b. Mekanisme intergranular corrosion
Jenis serangan ini diawali dari beda potensial dalam
komposisi, seperti sampel inti coring biasa ditemui dalam
paduan casting. Pengendapan pada batas butir, terutama kromium
karbida dalam baja tahan karat, merupakan mekanisme yang diakui
dan diterima dalam korosi intergranular.

Gambar mekanisme korosi batas butir


c. Pencegahan
Turunkan kadar karbon dibawah 0,03%.
Tambahkan paduan yang dapat mengikat karbon.
Pendinginan cepat dari temperatur tinggi.
Pelarutan karbida melalui pemanasan.
Hindari pengelasan.

7. Stress Corrosion Cracking (SCC)

Gambar korosi SCC pada sebuah logam


a. Definisi
Korosi retak tegangan (SCC) adalah proses retak yang
memerlukan aksi secara bersamaan dari bahan perusak (karat) dan
berkelanjutan dengan tegangan tarik. Ini tidak termasuk
pengurangan bagian yang terkorosi akibat gagal oleh patahan
cepat. Hal ini juga termasuk intercrystalline atau transkristalin
korosi, yang dapat menghancurkan paduan tanpa tegangan yang
diberkan atau tegangan sisa. Retak korosi tegangan dapat terjadi
dalam kombinasi dengan penggetasan hidrogen.
b. Mekanisme SCCT
Terjadi akibat adanya hubungan dari 3 faktor komponen,
yaitu (1) Bahan rentan terhadap korosi, (2) adanya larutan elektrolit
(lingkungan) dan (3) adanya tegangan. Sebagai contoh, tembaga
dan paduan rentan terhadap senyawa amonia, baja ringan rentan
terhadap larutan alkali dan baja tahan karat rentan terhadap klorida.

Gambar mekanisme korosi SCC


c. Pencegahan
Turunkan besarnya tegangan
Turunkan tegangan sisa termal
Kurangi beban luar atau perbesar area potongan
Penggunaan inhibitor.
8. Errosion Corrosion

Gambar sebuah blade akibat korosi erosi


a. Dampak
Erosi Korosi mengacu pada tindakan gabungan yang
melibatkan erosi dan korosi di hadapan cairan korosif yang
bergerak atau komponen logam yang bergerak melalui cairan
korosif, yang menyebabkan percepatan terdegradasinya suatu
logam.
b. Mekanisme erosion corrosion
Efek mekanik aliran atau kecepatan fluida dikombinasikan
dengan aksi cairan korosif menyebabkan percepatan hilangnya dari
logam. Tahap awal melibatkan penghapusan mekanik film
pelindung logam dan kemudian korosi logam telanjang oleh cairan
korosif yang mengalir. Proses siklus ini sampai pelubangan
komponen terjadi.

Gambar mekanisme korosi erosi


c. Pencegahan
Menghindari partikel abrasive pada fluida.
Mengurangi kecepatan aliran fluida.
9. Fatigue Corrosion ( Korosi Lelah )

Gambar Korosi Lelah


a. Mekanisme korosi lelah
Korosi ini terjadi karena logam mendapatkan beban siklus
yang terus berulang sehingga smakin lama logam akan mengalami
patah karena terjadi kelelahan logam. Korosi ini biasanya terjadi
pada turbin uap, pengeboran minyak dan propeller kapal.
b. Pencegahan
Menggunakan inhibitor
Memilih bahan yang tepat atau memilih bahan yang kuat
korosi.

E. Bakteri-bakteri penyebab korosi

Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan


dari bakteri. Jenis-jenis bakteri yang berkembang yaitu :
1. Bakteri reduksi sulfat

Bakteri ini merupakan bakteri jenis anaerob membutuhkan


lingkungan bebas oksigen atau lingkungan reduksi, bakteri ini
bersirkulasi di dalam air aerasi termasuk larutan klorin dan oksidiser
lainnya, hingga mencapai kondisi ideal untuk mendukung
metabolisme. Bakteri ini tumbuh pada oksigen rendah. Bakteri ini
tumbuh pada daerah-daerah kanal, pelabuhan, daerah air tenang
tergantung pada lingkungannya.

Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat


dari meningkatnya kadar H2S atau Besi sulfida.Tidak adanya sulfat,
beberapa turunan dapat berfungsi sebagai fermenter menggunakan
campuran organik seperti pyruvnate untuk memproduksi asetat,
hidrogen dan CO2, banyak bakteri jenis ini berisi enzim hidrogenase
yang mengkonsumsi hidrogen.

2. Bakteri oksidasi sulfur-sulfida

Bakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan


energi dari oksidasi sulfit atau sulfur. Bebarapa tipe bakteri aerob
dapat teroksidasi sulfur menjadi asam sulfurik dan nilai pH menjadi 1.
bakteriThiobaccilus umumnya ditemukan di deposit mineral dan
menyebabkan drainase tambang menjadi asam.

3. Bakteri besi mangan oksida

Bakteri memperoleh energi dari osidasi Fe2+ Fe3+ dimana


deposit berhubungan dengan bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu
ditemukan di Tubercle (gundukan Hemispherikal berlainan ) di atas
lubang pit pada permukaan baja. Umumnya oksidaser besi ditemukan
di lingkungan dengan filamen yang panjang

F. Masalah-masalah di lapangan

Banyak sekali di dunia industri dan fasilitas umum terjadi


proses korosi disebabkan oleh fenomena biokorosi akibat adanya
bakteri. Kasus-kasus tersebut yaitu :

1. Pipa-pipa bawah tanah di Industri minyak dan gas bumi

Dalam suatu contoh kasus dari perusahaan Korea Gas


Corporation (KOGAS) menggunakan pipa-pipa gas yang dilapis
denganpolyethy lene (APL 5L X-65). Selama instalasi, pipa dilas tiap
12 meter dan diproteksi denganim pr es s ed current proteksi katodik
dengan potensial proteksi 850 mV (vs saturated Cu/CuSO4).
Kemudian beberapa tahun dicek kondisi lapis lindung maupun korosi
aktif menggunakan pengujian potensial gardien5, hasilnya berupa
letak-letak coating defect di sepanjang pipa. Kegagalan selanjutnya
yaitu adanya disbonded coating area di permukaan pipa yang
disebabkan adanya arus proteksi katodik yang berlebihan terekspos.
Coating defect dan daerah disbonded coating sangat baik untuk
perkembangan mikroba anaerob. Pada disbonded coating area terjadi
korosi local (pitting), lubang pit berbentuk hemisspherikal dalam tiap-
tiap kelompok.

Kedalaman pit 5-7 mm (0,22 0,47 mm/year)4, bentuk pit ini


menindikasikan karakter bakteri reduksi sulfat terlihat pada Gambar di
bawah ini:

Lubang korosi 1. Kerusakan pada pipa akibat korosi (karat) secara


mikrobiologis

2. Peralatan sistem pemyemprot pemadam kebakaran.

Di kota Kalifornia Amerika serikat, departemen pemadam


kebakaran mengalami masalah cukup sulit dimana debit air alat
system penyemprot turun walau tekanan cukup besar, setelah
diselidiki maka di dalam alat penyemprot terjadi suatu korosi yang
disebabkan oleh aktifitas mikroba dipermukaan dinding bagian dalam
yang terbuat dari baja karbon dan tembaga saat beberapa bulan
pembelian.

Hal ini disebabkan adanya biodeposit (turbucle) yang tumbuh


di di dinding bagian dalam, kemudian di dalam biodeposit tersebut
terjadi aktifitas degradasi lokal berupa korosi pitting sehingga
mengurangi tebal pipa dan aktifitas ini menghasilkan senyawa H2S di
lubang pit yang mengakibatkan keadaan asam dan mempercepat
kelarutan logam.
Daftar pustaka

http://kimiastudycenter.com/kimia-xii/69-korosi-dan-pencegahannya

http://www.dosenpendidikan.com/penjelasan-korosi-beserta-penyebab-
dan-pencegahannya/

https://mcnugraha.wordpress.com/category/jenis-korosi/

http://kimia-korosiku.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai