EDUCATION
BUKU LAPORAN
PROGRAM PRAKTIK
JURUSAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM
Disusun Oleh :
Akram Abhikama Putra
Kelas : 2FEA
INSTRUKTUR
1. TUJUAN
Mahasiswa mampu menjelaskan proses pengujian liquid penetrant.
Mahasiswa mampu melakukan pengujian liquid penetrant.
Mahasiswa dapat menganalisis material yang telah di uji dengan metode liquid
penetrant.
Mahasiswa mampu menjelaskan proses pengujian ultrasonik.
Mahasiswa mampu melakukan pengujian ultrasonik.
Mahasiswa dapat menganilisis material yang telah di uji dengan metode Ultrasonik
Mahasiswa mampu menjelaskan proses pengujian dengan metode Magnetic
Particle.
Mahasiswa mampu melakukan pengujian magnetic Particle.
Mahasiswa mampu menganalisis material yang telah di uji dengan metode Magnetic
Particle
2. LANDASAN TEORI
Pengujian tak merusak (non destructive testing, NDT) adalah suatu bentuk
pengujian yang tidak merusak benda uji, komponen, produk atau konstruksi. Tujuan
NDT adalah untuk mengetahui keadaan komponen, apakah mengandung cacat atau
tidak. Pengujian NDT dapat dilakukan bila diperlukan.
Pengujian NDT tidak selalu dapat dibenarkan secara ekonomi karena kegagalan
mungkin hanya merupakan gangguan yang tidak seberapa, misalnya kerusakan
pegangan pintu kendraan bermotor. Ini hanya dianggap mengganggu kesenangan
konsumen dan dari segi produsen mungkin hanya akan mengurangi nama baiknya
saja. Akan tetapi, apabila kegagalan terjadi pada salah satu komponen system
kemudi, peristiwa lebih gawat dan dapat berkelanjutan dalam bentuk tuntutan
kerugian yang mahal bahkan sampai penarikan kembali kendaraan oleh pihak
produsen.
Dalam hal seperti ini,karena produsen tidak melakukan NDT, kerugian yang
terjadi sangat tinggi, dan kasus ini NDT memeng wajar. Peraturan Kesehatan dan
Keselamata Kerja, dan peraturan mengenai libilitas produk akan meningkatkan biaya
kegagalan bagi produsen serta meningkatkan kebutuhan akan NDT. Dengan
demikian, NDT semakin meluas, baik untuk produk, komponen, atau konstruksi yang
kritis. Berkat penggunaan yang semakin meluas, di masa mendatang, biayanya pun
akan semakin murah.
2.1 LIQUID PENETRANT TESTING
Uji liquid penetrant merupakan salah satu metoda pengujian jenis NDT(Non–
Destructive Test) yang relatif mudah dan praktis untuk dilakukan.
Uji liquid penetrant ini dapat digunakan untuk mengetahui diskontinyuitas
halus pada permukaan seperti retak, berlubang atau kebocoran. Pada
prinsipnya metoda pengujian dengan liquid penetrant memanfaatkan daya
kapilaritas.
Permukaan bahan uji harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang
akan menghalangi masuknya cairan penetran masuk ke dalam cacat.
Permukaan harus bebas dari cat, kotoran, kerak, pernis, minyak, tambalan,
pelumas, oksida, lilin, karat, cairan pemesinan, dan sisa dari inspeksi
penetran sebelumnya.
- Deterjen (detergent)
- Uap penghilang lemak (vapor degreasing)
- Uap pembersih (steam cleaning)
- Zat pelarut pembersih (solvent cleaning)
- Pembersih dengan ultrasonic (ultrasonic cleaning)
- Di etsa (etching)
e) Interpretasi cacat
f) Permukaan benda uji dibersihkan kembali dari sisa-sisa developer dan jejak
penetrant.
Terakhir setelah di analisis terlihat adanya cacat atau tanda keretakan pada
permukaan benda kerja, benda kerja dibersihkan dari semua cairan yang
menempel.
Tanda keretakan pada pengujian liquid die penetrant, yaitu developer akan
mengangkat penetrant dari keretakan dan penetrant akan muncul pada
permukaan benda uji sebagai tanda. Ukuran tanda itu, disebabkan oleh difusi
penetrant didalam developer, yang biasanya lebih besar dari keretakan
tersebut. Cacat yang mampu dideteksi dengan uji ini adalah keretakan yang
bersifat mikro. Yaitu keretakan yang tidak dapat diamati dengan mata
telanjang. Deteksi keretakan dengan cara ini tidak tergantung pada ukuran,
bentuk, arah keretakan, struktur bahan maupun komposisinya.
2.1.4 Alat Dan Bahan Pengujian
Penetrant (merah)
Developer (putih)
2. Kain majun
3. Kertas koran
4. Spesimen
NO GAMBAR KETERANGAN
developer
12
Dalam hasil pengamatan Liquid Penetrant yang dilakukan, terlihat terdapat satu
buah cacat yang terdeteksi, cacat tersebut merupakan True Indication karena
terdapat pada hasil las an.
2.1.6 Kesimpulan
Magnet merupakan suatu logam yang dapat menarik besi, dan selalu
memiliiki dua kutub yaitu kutub selatan dan kutub utara. Dimana arah
medan magnet disetiap titik bersumber dari kutub utara menuju ke selatan
dan mengarah dari kutub selatan ke kutub utara didalam magnet.
a. Magnetisasi
Magnetisasi adalah proses yang di lakukan untuk membangkitkan medan
magnet pada benda yang akan di inspeksi. Ada beberapa matode
dalam magnetisasi suatu benda kerja yaitu :
1. Magnetisasi Longitudinal
Dihasilkan dari arus listrik yang dialirkan dalam koil .
2. Magnetisasi Yoke
Magnetisasi dengan menggunakan yoke. Dengan cara ujung kaki
yoke ditempelkan pada material yang akan dimagnetisasi.
3. Magnetisasi sirkular
Magnetik sirkular terdiri dari :
a. Magnetik tak langsung, arus listrik di alirkan ke konduktor
sentral. Medan magnet mengenai bahan dan benda yang
dilingkupinya.
b. Magnetisasi langsung, arus listrik di alirkan pada bahan yang
akan dimagnetisasi.
c. Prod, magnetisasi dengan cara material ferromagnetic dililiti
dengan logam tembaga kemudian dialiri arus listrik.
b. Demagnetisasi
Demagnetisasi adalah penghilangan magnet sisa pada benda uji
setelah dilakukan pengujian. Tujuan dilakukan demagnetisasi adalah
agar setelah pengujian benda yang di uji tidak mengganggu atau
mempengaruhi proses berikutnya. Demagnetisasi dapat dilakukan
menggunakan arus AC atau DC.
a. Cleaning
Kondisi permukaan harus diperhatikan, permukaan harus kering dan
bersih dari segala macam kotoran yang kiranya dapat mengganggu
proses inspeksi seperti karat, oli/gemuk, debu dll.
b. Apply WCP-2
Setelah permukaan dipastikan bersih dan kering maka dilakukan
penyemprotan WCP 2 secara merata. Hal ini dilakukan untuk
memudahkan mendeteksi adanya cacat. Karena warna dari WCP 2 lebih
kontras dari pada serbuk feromagnetik.
e. Inspection
Dimaksudkan untuk meneliti bentuk cacat yang terdapat pada benda
uji. Selain itu juga dari hasil pengevaluasian kita akan dapat menentukan
apakah benda uji harus diperbaiki atau tidak.
f. Demagnetisasi
Demagnetisasi dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan sisa
sifat magnet yang terdapat pada benda uji agar benda uji tersebut
tidak akan dapat menarik serbuk-serbuk besi yang nantinya akan
menyulitkan proses pembersihan.Demagnetisasi dapat dilakukan dengan
menggunakan arus AC atau DC. Jika menggunakan arus AC, benda uji
dimasukkan ke dalam koil yang dialiri arus AC kemudian diturunkan
perlahan-lahan. Jika menggunakan arus DC step down bolak-balik
berulang.
g. Post Cleaning
Post cleaning dimaksudkan untuk membersihkan benda uji dari sisa-
sisa dari pemberian serbuk magnetik pada saat pengujian.
Tanda indikasi terdapat cacat pada benda yang diuji adalah terdapat
serbuk magnet yang menggumpal pada suatu daerah tertentu yang
menandakan daerah tersebut terdapat loncatan magnet yang disebabkan
crack pada benda tersebut, sering terdapat juga indikasi palsu pada uji
magnetic particle ini. Oleh karena itu sang penguji harus benar benar
dapat membedakan indikasi cacat asli atau palsu.
2.2.4 Alat Dan Bahan Pengujian
1. Sikat gigi
2. Majun
3. Thinner
6. Spesimen
7. Yoke
LANGKAH KERJA
3. Semprotkan cat spray putih pada area yang akan di uji agar warna bagian
yang akan diuji agar warna serbuk magnetic terlihat dengan jelas nantinya
lalu tunggu sampai kering
4. Magnetisasi
Tempelkan contour probeke permukan benda uji , sambil ditaburkan serbuk
magnetic
5. Amati dan analisa bentuk dan lokasi cacat
6. Demagnetisasi benda uji agar medan magnetnya hilang
7. Bersihkan benda uji dan contour probe
Analisa
1. Sebelum dilakukan pengujian bersihkan permukaan benda uji hingga benar-benar
bersih dari debu dan kotoran, pembersihan menggunakan cleaner spray
2. Warna cat spray harus contras dengan warna bahan uji dan warna serbuk
magnetic
3. Serbuk magnetic hanya bisa digunakan sekali saja
4. Saat menaburkan serbuk magnetic, posisi penaburan harus agak jauh dari probe,
agar serbuk magnet di dalam botol tidak terkena magnetisasi
5. Penempelan contour probe pada benda dilakukan membentuk pola silang, agar
semua bentuk cacat terdeteksi
6. Benda kerja besar diperlukan arus yang besar
7. Adanya indikasi palsu, jika Terlalu besar magnetisasi / berlebih sehingga serbuk
akan berkumpul pada tempat yang berbeda-beda
2.2.6 Kesimpulan
1. Initial Pulse
2. Backwall Pulse
3. Defect Pulse
4. Noise Pulse
Initial Pulse adalahsignal pulsa yang tentu akan hadir pada saatmula
tampilan pengukuran yang terbaca dilayar monitor.
Defect Pulse adalahsignal pulsa yang akan hadir sebagai indikasi
adanya cacat pada material yang uji.
Backwall Pulse ialah signal pulsa yang mengaku ketebalan bahan
yang bakal uji.
Noise Pulse ialah kumpulan pulsa-pulsa noise yang hadir pada bahan
yang bakal uji.
Cara untuk memahami apakah tersebut backwal pulse kita dapat menambah
panjang Range pada set up perangkat ultrasonic testing.andai Pulsa selalu
hadir setiap kelipatan angka pada layar ultasonic testing secara teratur
contohnya pada jarak 6,12,18,24 dan seterusnya, berarti pulsa itu masuk
kelompok backwall pulse.
Sedangkan untuk memisahkan defect pulse dan noise pulse kita dapat
mengatur nilai Reject pada perangkat ultrasonic testing tersebut,andai kita
mendongkrak nilai Reject pada perangkat ultrasonic testing lantas signal
yang hadir pada layar monitor menghilang, berarti signal tersebut ialah noise
pulse, namun andai tampilan signal tetap hadir pada layar monitor berarti
signal tersebut ialah defect pulse.
2.3.2.1 Teknik Pengujian
Peralatan untuk pengujian ultrasonik sangat beragam. Pilihan yang tepat adalah
penting untuk memastikan data inspeksi yang akurat seperti yang diinginkan untuk
aplikasi khusus. Secara umum, ada tiga komponen dasar yang terdiri dari sebuah
sistem uji ultrasonik:
Instrumentasi
Mesin ultrasonik
Ultrasonic tranduser
Probe normal
Probe sudut
Probe kembar
Standar Kalibrasi
Couplant
Kabel penghubung osiloskop dan prob
Alat ukur
Jangka sorong
Specimen
LANGKAH KERJA
2 ___
3 ___
11
13
15
2.3.5 Hasil dan Analisis
Pada hasil pengujian terlihat terdapat 6 buah cacat yang terdeteksi dengan ukuran
serta bentuk yang berbeda-beda. Ketebalan benda adalah 27,7 mm
Pada gambar diatas, masing masing cacat telah diberi penomoran. Berikut
penjelasannya:
https://midukaritonang.wordpress.com/2017/07/11/liquid-
penetrant-test-pt/
http://hima-tl.ppns.ac.id/penetrant-test/
http://ririsplestari.blogspot.com/2015/04/uji-bahan-magnetic-
particle.html
https://www.inspection-for-industry.com/ultrasonic-testing.html
http://expresiku2812.blogspot.com/2014/08/pengujian-non-
destructive-test-ndt.html
https://seputarndt.wordpress.com/2018/03/06/prinsip-kerja-dan-
keunggulan-ultrasonic-testing/amp/
https://media.neliti.com/media/publications/160071-ID-
pengukuran-ketebalan-serta-posisicacat.pdf
https://www.inspection-for-industry.com/plate-lamination-
defect.html
https://www.osti.gov/biblio/5157209-ultrasonic-inspection-
cast-hk-tubes-creep-fissuresdetection-mid-wall-creep-
fissures-centrifugally-cast-hk-reformer-furnace-tubes
https://www.surescreenscientifics.com/scientifics/failure/cree
p-fissures-unetched-specimen/
https://www.sciencedirect.com/topics/engineering/fatigue-
crack