Disusun oleh :
Fathur Rachman 04211641000011
SURABAYA
2018
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan resmi
praktikum ini dengan baik dan tepat waktu.
Laporan resmi praktikum ini berisi tentang laporan kerja mesin bubut. Adapun laporan
resmi praktikum ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Bahan dan Pengerjaan
Logam
Dengan terselesainya laporan resmi praktikum ini, maka penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang berperan dalam membantu penyusunan laporan ini, antara lain:
1. Kepada Bapak Ir. Amiadji, ST.,MT selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Bahan
itu kami terbuka untuk kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata penulis mengharapkan
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua yang membacanya.
Penulis
1
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
ABSTRAK
Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas yang banyak digunakan dì
industri manufaktur, bengkel teknik, lembaga pendidikan vokasional, kursus atau pelatihan
mesin dan lain-lain. Mesin bubut digunakan untuk membuat berbagai jenis produk atau benda
kerja yang dilakasanakan dengan cara pemotongan benda kerja. Proses pemotongan benda
kerja ini dikakukan dengan cara menyayat benda kerja yang berputar oleh suatu alat potong
(pahat) yang digerakkan secara lurus (translasi) dalam arah sejajar maupun melintang sumbu
benda kerja. Mesin bubut ini sering digunakan untuk pekerjaan yang lebih banyak variasinya dan
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.
ABSTRACT
Lathe is one of the most widely used machine tools in manufacturing industry, engineering
workshops, vocational education institutions, training courses and machinery and others. Lathes
are used to create various types of products or workpieces by cutting workpieces. The process of
cutting the workpiece is nailed by cutting a rotating workpiece by a cutting tool (sculpture) which
2
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
DAFTAR ISI
Abstrak……..…………………………………………………………………………………………………………………………….………2
Daftar isi…………………………………………………………………………………………………………………………………….……
3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………………….5
Bubut…………………………………………………………………………………………………..7
2.2 Prinsip Kerja Mesin
Bubut………………………………………………………………………………………………..8
2.3 Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut Beserta Fungsinya……………………………………………………
8
2.4 Jenis-Jenis Pahat Bubut Dan Pencekam Benda Kerja…………………………………………….
……….10
2.5 Jenis-Jenis Pembubutan……………………………………………………………………………………………..
….19
2.6 Parameter Utama Pada Mesin Bubut…………………………………………………………………………….26
32
3.3 Parameter Yang Diatur………………………………………………………………………………………………..…
33
3
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
33
3.4.2 Proses Bubut
Bertingkat……………………………………………………………………………………….34
3.4.3 Proses Pembubutan Alur Radius……………………………………………………………………….…34
5
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
BAB I
PENDAHULUAN
menguasai teori tentang mesin perkakas. Salah satunya adalah mesin bubut.
Untuk itu sangat dibutuhkan seseorang yang profesional dalam bidang Teknik
Oleh karena itu, dengan adanya praktikum menggunakan mesin bubut ini diharapkan
mahasiswa mampu dan memiliki pengetahuan dalam pengerjaan mesin bubut yang baik
secara teori maupun praktek supaya setelah memasuki dunia kerja dan perindustrian
mahasiswa tidak merasa canggung lagi.
2. Bagaimana tata cara mengoperasikan sekaligus merawat mesin bubut maupun peralatan
pendukung mesin bubut?
4. Bagaimana cara menghadapi sebuah persoalan lalu kemudian mencari solusi untuk
mengatasi masalah tersebut terutama pada bidang kemaritiman khususnya perkapalan?
6
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengoperasikan mesin bubut secara manual
2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis komponen yang ada pada mesin bubut
3. Mahasiswa dapat menggunakan alat ukur dengan baik sesuai dengan toleransi yang
sudah ditentukan dan peralatan perlengkapan dengan baik terutama pada jangka
sorong.
4. Mahasiswa mengatahui dengan baik sifat-sifat bahan logam yang digunakan sebagai
7
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
BAB II
DASAR TEORI
yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang
sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat
yang bergerak secara transisi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar
dari benda kerja disebut gerak benda kerja relatif dan gerakan translasi dari pahat disebut
gerak umpan.
8
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
dengan satu mata potong untuk membuang material dari oermukaan benda kerja yang
berputar. Pahat bergerak pada arah linier sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Dengan
mekanisme kerja seperti ini, maka proses bubut mempunyai kekhususan untuk membuat
benda kerja yang berbentuk silinder
Benda kerja ditekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang memiliki
rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui
piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi
penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran
poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat.
Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
Sumber: (http://www.mechanicalbooster.com)
9
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
d. Dead center, untuk menunjang ujung benda kerja, center ini tidak berputar sendiri
tetapi mengikuti putaran benda kerja.
e. Tail stock spindle, tempat melekatnya dead center. Disamping itu dapat juga
melekatkan drill chuck untuk proses drilling.
f. Trail stock, bagian belakang (ekor) mesin bubut, untuk menunjang bagian benda kerja
dengan perantaraan dead center yand dilekatkan pada tail stock spindle.
g. Tail stock hand wheel, untuk memajukan atau memundurkan posisi dead center agar
kedudukan benda kerja dapat diukur dengan baik. Disamping itu apabila pada tail
stock spindle dipasang mata bor, komponen dapat dipergunakan untuk memberikan
gerak makan.
h. Bed, bagian yang menunjang head stock, tail stock. Sedangkan bagian atas dari bed
disebut ways.
i. Carriage, bagian yang dapat bergeser dengan arah longitudinal sepanjang bed.
Carriage memikul bagian – bagian lain yang terletak diatasnya, yaitu tool post,
n. Apron, merupakan bagian depan dari carriage. Di sini terdapat semua kontrol dan
mekanisme penggerak dari carriage
10
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
o. Lead screw, digunakan untuk memindahkan carriage secara otomatis saat melakukan
threading
p. Feed rod, digunakan untuk memindakan carriage dari kiri ke kanan dan sebaliknya
q. Chip pan, sebagai tempat penampungan limbah bubut.
r. Leg, kaki mesin bubut, hanya ada pada mesin bubut yang kecil.
s. Gear box, terdapat susunan roda gigi yang memungkinkan adanya variasi kecepatan
HSS merupakan baja paduan yang mengandung beberapa unsur antara lain
Tungsten/wolfram (W), Chromium (Cr), Vanadium (V), Molydenum (Mo), dan Cobalt
(Co) sampai dengan 25%. Komposisi yang biasa digunakan adalah rasio 18:4:1, 18%
Tungsten, 4% Chromium and 1% Vanadium. Unsur-unsur tersebuat membuat HSS
lebih kuat dan tahan panas hingga suhu 550-600 derajat celcius. Kekerasan
permukaan HSS dapat ditingkatkan dengan melakukan pelapisan. Material pelapis
yang digunakan antara lain: tungsten karbida, titanium karbida, dan titanium nitride,
dengan ketebalan pelapisan 5~8 μm. Pahat jenis ini mampu mempertahankan
kekerasan pada suhu moderat dan digunakan secara luas untuk mata bor, pahat
bubut, dan tap. Selain itu harganya juga relatif murah
11
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
kekerasan mereka dari biji-bijian tungsten dan ketangguhan mereka dari ikatan ketat
yang dihasilkan oleh aksi penyemenan dari logam tersebut. Kekerasannya sekitar 90
HRC. Ketahanan aus dan ketangguhan (resistensi shock) dari karbida dapat diubah
dengan memvariasikan jumlah kekerasan kobalt. Pahat jenis ini lebih unggul
dibandingkan dengan pahat HSS, karena pahat ini memiliki ketangguhan dan
ketahanan terhadap abrasi serta keausan. Selain itu, resistensi terhadap deformasi
termal/perubahan bentuk karena panas, juga cukup baik. Oleh karena itu, harga pahat
jenis ini juga relatif mahal.
Pahat ini mengadung 1,5% karbon dan biasa digunakan pengerjaan secara umum.
Namun material ini tidak cocok digunakan dalam industri produksi karena tidak dapat
menahan temperatur yang sangat tinggi sehingga tidak bisa digunakan untuk
pembubutan kecepatan tinggi. Batas suhunya adalah 200-250 derajat celcius. Pahat
jenis ini juga tidak tahan lama. Namun pahat jenis ini memang lebih murah, mudah
ditempa dan mudah dalam heat treatment.
12
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Sumber: (http://www.qhunt.com)
c. Pahat Baja
Karbon Baja dengan kandungan karbon yang relatif tinggi (0,7% - 1,4% C) tanpa
unsur lain dengan prosentasi unsur lain yang rendah (2% Mn, W, Cr) mampu
mempunyai kekerasan permukaan yang cukup tinggi. Baja karbon ini bisa digunakan
untuk kecepatan potong rendah (sekitar VC – 10 m/min) karena sifat martensit yang
melunak pada temperatur sekitar 250°C. Pahat jenis ini hanya dapat digunakan untuk
memotong logam yang lunak ataupun kayu. Karena harganya yang relatif murah maka
sering digunakan untuk tap (untuk membuat ulir) .
Sumber: (http://kamiltoh4.blogspot.co.id/)
d. Pahat Paduan Cor Non ferro
Sifat-sifat paduan cor nonferro adalah diantara HSS dan Karbida (Cemented
Carbide) dan digunakan dalam hal khusus diantara pilihan dimana karbida terlalu
rapuh dan HSS mempunyai hot hardness dan wear resistance yang terlalu rendah.
13
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Jenis material ini dibentuk secara tuang menjadi bentuk-bentuk yang tidak
terlampau sulit misalnya tool bit (sisipan) yang kemudian diasah menurut geometri
yang dibutuhkan. Paduan non ferro terdiri dari 4 macam eleman utama adalah
sebagai berikut:
Sumber: (http://kamiltoh4.blogspot.co.id/)
e. Pahat Keramik
Keramik adalah material paduan metalik dan non metalik. Proses pembuatannya
melalui powder processing. Keramik secara luas mencakup karbida, nitrida, borida,
oksida, silikon, dan karbon. Keramik mempunyai sifat yang relatif rapuh.Beberapa
contoh jenis keramik sebagai perkakas potong adalah Keramik oksida atau oksida
aluminium (Al2O3) murni atau ditambah 30% titanium (TiC) untuk menaikkan
kekuatan non adhesif. Disertai dengan penambahan serat halus (whisker) dari SiC
14
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
(ZrO2) untuk menaikan jumlah retak mikro yang tidak terorientasi guna menghamabat
pertumbuhan retak yang cukup besar dan memiliki sifat yang sangat keras dan tahan
panas.
Sumber: (http://www.qhunt.com)
1500°C) sehingga bentuk grafit putih nitrida boron dengan strukrur atom heksagonal
berubah menjadi struktur kubik. Pahat sisipan CBN dapat di buat dengan menyinter
serbuk nitrida boron tanpa atau dengan material pengikat Al2O3, TiN, atau Co.CBN
memiliki kekerasan yang sangat tinggi dibandingkan pahat sebelumnya. Pahat ini bisa
digunakan untuk permesinan berbagai jenis baja pada keadaan dikeraskan, besi tuang,
HSS, atau karbida. CBN memiliki afinitas yang sangat kecil terhadap baja dan tahan
terhadap perubahan reaksi kimia sampai dengan kecepatan potong yang sangat
tinggi. Saat ini, pahat CBN sangat mahal sehingga pemakaiannya sangat terbatas
15
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Sumber: (http://kamiltoh4.blogspot.co.id/)
g. Pahat Intan
Merupakan pahat potong yang sangat keras yang merupakan hasil proses
sintering serbuk intan tiruan dengan pengikat Co (5%-10%). Hot hardness sangat
tinggi dan tahan terhadap deformasi plastis. Sifat ini ditentukan oleh besar butir intan
serta prosentase dan komposisi material pengikat. Karena intan pada temperatur
tinggi akan berubah menjadi grafit dan mudah terdifusi dengan atom besi, maka
pahat intan tidak dapat di gunakan untuk memotong bahan yang mengadung besi
(ferros). Cocok untuk “ultra high precision & mirror finish cutting” bagi benda kerja
nonferro (Al Alloys, Cu Alloys, plastics, rubber).
16
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Sumber: (http://www.qhunt.com)
2.4.2 Macam-macam pahat berdasarkan bentuknya
Untuk mencapai bentuk yang diinginkan, kita perlu menyesuaikan bentuk pahat
dengan gambar sebagai berikut
Sumber: (http://nyebar-berkah.blogspot.co.id)
b. Pahat alur
c. Pahat serong
jenis yaitu cekam rahang otomatis dan cekam rahang independen. Pelat cekam
dengan rahang otomatis adalah hanya dengan memutar salah satu engkol lubang
maka semua rahang dapat maju secara bersamaan atau mundur juga secara
bersamaan. Cekam jenis ini berfungsi untuk menjepit benda kerja yang beraturan
atau simetris. Jenis ini paling banyak digunakan dalam berbagai pekerjaan
pembubutan. (Baca: Jenis pekerjaan pembubutan dengan mesin bubut) Penggunaan
cekam otomatis ini sangat mudah, hanya dengan menempatkan benda kerja pada
mulut rahang kemudian memutar salah engkol lubang, maka benda kerja akan
sentris juga. Kelemahan cekam otomatis adalah hanya dapat digunakan untuk benda
kerja yang berbentuk simetris saja.
18
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
tidak mengikuti. Cekam jenis ini dapat digunakan untuk menjepit benda kerja
dengan bentuk yang tidak silindris atau tidak beraturan. Cekam ini juga dapat
digunakan untuk mencekam benda kerja yang akan dibubut eksentrik atau sumbu
senternya tidak sepusat. Kelemahan cekam independen adalah cara pengaturan
posisi benda kerja yang cukup sulit dan memakan waktu yang relatif lebih lama.
Cekam independen hanya digunakan untuk kebutuhan khusus saja.
cekam mesin bubut berdasarkan jumlah rahangnya yaitu: cekam rahang tiga (3 jaw
chuck), cekam rahang empat (4 jaw chuck) dan cekam rahang enam (6 jaw chuck).
Diantara jenis cekam tersebut yang paling banyak dan sering digunakan adalah
cekam rahang tiga. Cekam ini biasanya adalah cekam dengan gerakan rahang
Sumber: (http://www.scharptools.com/)
19
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Sumber: (http://www.mechanicalbooster.com)
b. Pembubutan silindris (turning)
20
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Pengerjaan benda kerja dilakukan sepanjang garis sumbu benda kerja. Pada proses ini
terjadi pengurangan diameter pada benda kerja
Sumber: (http://www.mechanicalbooster.com)
21
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Pembubutan sempit yang di lakukan di antara dua permukaan. Biasa juga disubtus
recessing dan necking
22
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
e. Pembubutan Chamfering
Penghalusan sudut dari suatu benda kerja secara ekstrim. Chamfering dilakukan
untung menghilangkan ujung benda kerja dan dan juga melindungi ujung benda kerja dari
Sumber: (http://www.mechanicalbooster.com)
Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai
dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge). Atau bisa juga menggunakan
pahat tertentu ukurannya yang sudah di jual di pasaran, biasanya untuk ulir-ulir standar.
Sumber: (http://www.mechanicalbooster.com)
g. Drilling
Sumber: (http://www.mechanicalbooster.com)
h. Boring
24
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Sumber: (http://www.mechanicalbooster.com)
i. Reaming
Reaming adalah proses yang dilakukan untuk memperhalus lubang sebagai sentuhan
akhir (finishing). Karena proses reaming akan memperbesar diameter lubang, maka
saat proses drilling dan boring diameter yang dibuat harus sedikir lebih kecil dari
keinginan kita.
25
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Sumber: (http://www.mechanicalbooster.com)
k. Pembubutan Forming
Proses membuat bentuk yang tidak biasa dengan tool yang berbentuk sesuai
keinginan
.
26
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
l. Kartel (knurling)
Membuat profil atau grif pegangan pada benda kerja seperti pada pegangan tang,
Sumber: (http://www.mechanicalbooster.com)
ν = π.d.n / 1000
Ketarangan :
v : cutting speed (m/min)
d : diameter benda kerja (mm)
n : kecepatan putaran spindel (rpm)
b. Feeding Speed
Feeding Speed ialah kecepatan Makan (mm/min)
νf = f . n
Keterangan :
27
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
(D−d)
a=
2
Keterangan :
a : depth of cut (mm)
D : diameter awal pembubutan (mm)
d : diameter akhir pembubutan (mm)
d. Cutting Time (min)
Cutting time ialah waktu pemotongan
Tm = Li / νf
Keterangan:
L : L1+ L2 +L3 (Panjang jalannya permesinan (mm))
I : jumlah passes pahat
νf : feeding speed (mm/min)
28
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
sambungan antara shaft dengan propeller maka dari itu digunakan lah stern tube
yang berbentuk silinder dan bisa dibentuk dengan mesin bubut.
29
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
(https://web.mst.edu/)
30
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
2. Pembuatan Mur
Mur adalah pasangan dari baut yang berulir dengan ulir betina internal
(http://kairosbaut.com/)
32
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
(https://www.bukalapak.com/p/industrial/tools/)
BAB III
33
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
c. jangka sorong
d. mistar baja
g. pahat rata
h. pahat alur
i. Kikir halus
j. Amplas ukuran 124
sumbu benda kerja benar-benar pada posisi center. Sisi lainnya ditumpukan pada
tail stock.
4) Memasang pahat pada rumah pahat dan mengatur tinggi ujung pahat terhadap
sumbu benda kerja.
5) Pahat potong ditempelkan pada benda kerja dan posisi skala diatur pada posisi
nol.
34
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
8) Jika pemasangan benda kerja dan pahat telah dilaksanakan, hidupkan mesin
dengan menekan tombol hijau dan pembubutan mulai berlangsung.
bagian benda kerja yang berdiameter 17,5 mm hingga ke tail shock. Sehingga
terbentuk bagian yang berdiameter 15 mm
bagian benda kerja yang berdiameter 12,5 mm hingga ke tail shock. Sehingga
terbentuk bagian yang berdiameter 10 mm
35
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
selebar 5 mm
3) Bubut sedalam 2.5 mm tepat di tengah dari bagian benda kerja yang ingin
dibentuk alur lalu perlahan geser eretan bersamaan dengan pahat ke kanan
sehingga makin ke kanan maka diameter yang termakan semakin sedikit.
Kembalikan pahat pada posisi tengah dan lakukan hal yang sama namun dengan
arah ke kiri, sehingga akan terbentuk cekungan.
36
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
berputar
37
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
38
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
39
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
BAB IV
PENUTUP
Fathur Rachman
04211641000011
40
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
4.1 Pertanyaan
A. Jelaskan cara centering benda kerja bubut dengan cekam rahang 4 independen!
Dial Indicator atau juga dikenal dengan Dial Gauge ialah alat ukur dengan skala
pengukuran yang sangat kecil, contohnya pada pengukuran pergerakan suatu komponen
(backlash, endplay) dan pengukuran kerataannya (round out). Dial gauge ini merupakan
tools yang tidak dapat berdiri sendiri, artinya ia mesti dipasangkan pada suatu alat bantu
yang disebut magnetic base, sebagai pemegang dial gauge dan berfungsi mengatur
posisi dari dial gauge (tinggi-rendahnya, kemiringannya) pada tempat atau permukaan
benda yang diukur. Berikut cara centering benda kerja bubut dengan cekam rahang 4
independen:
1. Pasang as hidrolik kemudian kecangkan namun jangan terlalu kencang
2. Pasang dial indikator pastikan jarum menyentuh as hidrolik dan bergerak searah
jarum jam
5. Perhatikan jarum indikator anggap jarum indikator belum center atau lurus
6. Jika pada rahang 1 jarum indikator berada pada angka 1 dan pada rahang 3
( yang berlawanan dengan rahang 1 ) berada pada angka 2 maka ini artinya
rahang 1 harus dikendurkan dan rahang 3 harus dikencangkan.
atau langkah 7 terus menerus, tapi lakukanlah secara bergantian supaya merata.
41
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Untuk dial gauge metric (mm), skala utama ditunjukan dengan jarum panjang
(long hand), satu putaran jarum panjang (dari nol ke nol = 100 strip) menandakan skala 1
mm, dan akan ditunjukan dengan pergerakan jarum pendek (short hand) sejauh 1 strip
yang berarti probe spindel bergerak sejauh 1 mm. Satu putaran jarum pendek (short
hand) dari nol ke nol sebanyak 10 strip atau sama dengan 10 x 1 mm = 10 mm atau 1 cm.
Sehingga tingkat akurasi (1 strip jarum panjang) dial gauge metric adalah 1 mm dibagi
panjang (long hand), satu putaran jarum panjang (dari nol ke nol = 100 strip)
menandakan skala 0,1 inch, dan akan ditunjukan dengan pergerakan jarum pendek (short
hand) sejauh 1 strip yang berarti probe spindel bergerak sejauh 0,1 inch. Satu putaran
jarum pendek (short hand) dari nol ke nol sebanyak 10 strip atau sama dengan 10 x 0,1
inch = 1 inch. Sehingga tingkat akurasi (1 strip jarum panjang) dari dial gauge English
(inch) adalah 0,1 inch dibagi 100 strip sama dengan 0,001 inch.
42
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Gambar 1.4
Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil
pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah pembacaan:
1) Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 46 mm atau 4,6 cm (garis merah)
merupakan angka yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di
sebelah kanannya. Jadi, skala utama yang terukur adalah 46 mm atau 4,6 cm.
2) Membaca skala vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis
skala utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada
gambar diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 3 pada skala vernier. Jadi, skala
43
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas.
Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 46 mm + 0,4 mm = 46,4 mm atau 4,64 cm.
C. Buatlah rancangan gambar teknik sebuah benda kerja bubut dengan poses pembubutan
berupa:
Ulir
Alur Segiempat
Champer 45o
Tirus
Gam
bar 2.4
a. Ulir
Digunakan untuk membubut ulir benda kerja. Ujung mata pahat dibuat sesuai
dengan jenis ulir yang akan dibuat. Letak mata potong (ujung sisi sayat) pahat bubut
harus dipasang tepat pada titik pusat benda kerja atau tepat pada titik senter mesin. Jika
letak mata potong pahat bubut diatas titik senter mesin, maka sudut yang dibuat oleh
garis sumbu mesin dan sudut tatal akan lebih besar akibatnya sudut bebasnya menjadi
berkurang, akibatnya pahat akan melentur dan sisi depan pahat akan masuk lebih dalam
pada benda kerja. Jika letak mata potong pahat bubut dibawah titik senter mesin,
44
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
besarnya sudut antara garis sumbu dan sudut tatal akan berkurang, sehingga sudut
bebas jadi besar. Akibatnya benda kerja akan terangkat.
Gambar 3.4
b. Alur Segiempat
Proses atau cara membubut alur adalah sisi sayat pahat yang menyayat benda
kerja pada ukuran yang lebih lebar. Hal ini menyebabkan terjadinya gaya gesek antara
pahat dan benda kerja. Gaya gesek yang ditimbulkan adalah lebih besar dibanding pada
pembubutan lurus maupun facing. Satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi
gaya gesek tersebut adalah memastikan ujung sayat pahat benar-benar setinggi senter
benda kerja. Hal ini karena posisi ujung sayat pahat tepat pada senter benda kerja adalah
45
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Gambar 4.4
Faktor K3 (keselamatan kerja) sangat perlu untuk diperhatikan. Hal ini agar
terwujud keselamatan kerja baik bagi operator mesin, benda kerja maupun
mesin/peralatan. Berikut ini ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan agar
jumlah putaran berdasarkan rumus perhitungan. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk
mengurangi besarnya gaya gesek yang ditimbulkan pada benda kerja yang sedang
dikerjakan. Selain posisi ujung sayat pahat, putaran benda kerja juga mempengaruhi
besarnya gaya gesek yang ditimbulkan.
Pada pengerjaan alur sebaiknya ujung benda kerja didukung juga dengan
menggunakan center kepala lepas. Hal ini agar benda kerja tetap pada posisi center pada
sumbu benda kerja. Selain itu juga dapat menghindari terjadinya benda kerja terlepas
dari pencekaman, bengkok, atau bahkan patah.
46
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Laju pemakanan juga sebaiknya diatur pada pada kecepatan yang lebih rendah
dibandingkan dengan pembubutan lurus maupun facing. Hal ini lebih pada alasan
lebih banyak. Sehingga disarankan untuk menggunakan cairan pendingin selama proses
pembubutan alur berlangsung.
Pembuatan alur biasanya pada ukuran lebar maupun kedalaman yang tidak
begitu besar. Sehingga menjalankan eretan dengan kontrol secara manual adalah pilihan
seperti langkah facing, hal ini apabila lebar alur yang dibuat sama dengan lebar pahat
alur yang digunakan. Arah yang kedua adalah selain maju, pahat juga digerakkan pada
arah memanjang benda kerja. Hal ini dilakukan apabila ukuran lebar alur yang dibuat
adalah lebih besar daripada ukuran lebar pahat alurnya.
b. Tirus
Memiringkan Eretan Atas
Eretan atas pada mesin bubut dapat diputar atau dimiringkan dengan
mengendorkan mur pengikat pada eretan tersebut. Penyesuaian sudut kemiringan dapat
dilakukan dengan berpedoman pada skala sudut yang ada pada eretan atas. Penyesuaian
kemiringan menggunakan skala sudut pada eretan atas tersebut merupakan penyesuaian
secara kasar. Untuk penyesuaian kemiringan secara halus, anda dapat menggunakan alat
ukur dial.
47
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Gambar 5.4
yang paling mudah. Membubut tirus dengan metode ini juga dapat digunakan untuk
membuat tirus dengan sudut kemiringan yang besar. Namun penggunaan eretan atas
memiliki keterbatasan. Membubut tirus dengan eretan atas menghasilkan tirus yang
pendek. Selain itu membubut dengan eretan atas tidak dapat dilakukan secara otomatis.
Menggeser Tailstock
Tailstock mesin bubut dapat digeser ke samping dengan jarak pergeseran yang
sangat terbatas. Oleh karena itu pembubutan tirus dengan menggeser tailstock hanya
menghasilkan tirus yang ramping (sudut kemiringan tirus tidak besar).
Gambar 6.4
(Sumber: google.com/tirusbubut.html)
48
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan jarak penggeseran tailstock adalah
sebagai berikut:
Metode pembubutan tirus dengan menggeser tailstock relatif sulit. Hal tersebut karena
keterbatasan jarak penggeseran tailstock yang dapat diterapkan. Batas penggeseran tailstock
yaitu sebesar SR : L = 1 : 50. Di mana SR adalah jarak penggeseran tailstock dan L adalah panjang
tirus. Apabila tailstock digeser secara berlebihan, akan terjadi permasalahan kontak antara
o Timbul getaran,
49
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Gambar 7.4
Tirus Menggunakan Tapper Atachment
(Sumber: google.com/tirusbubut.html)
membuat tirus dengan rasio 1: 5 atau dengan besar sudut tirus sekitar 10°. Proses
penyayatan pada metode ini juga menggunakan eretan memanjang, sehingga proses
Pembubutan tirus juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat potong lebar
yang berbentuk miring. Kemiringan alat potong tersebut harus disesuaikan dengan
kemiringan tirus yang akan dibuat. Pembubutan tirus dengan alat potong miring ini
50
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
d. Champer 45o
Pada pembubutan champer 45 ini mudah, mirip dengan pemubutan tirus 8,5
diatas dengan hanya memiringkan eretan atas pada sudut ke 45 derajat
a. Menggunakan Bentuk pahat
Persiapan benda kerja
o Menjepit benda kerja pada mesin, bagian yang di champer harus sedekat
mungkin ke chack agar supaya benda kerja tidak oleng.
o Membubut benda kerja sampai panjang dan diameter atau sudut yang
ditentukan
Memilih bentuk pahat
o Untuk sudut-sudut standart 30o, 45o dan 60o obisaya sudah ada pahat
tersedia. Untuk sudut sembarang, pahat harus di bentuk lebih dahulu
o Periksa bidang pahat apakah cukup panjang untuk membuat champer
sampai selesai
Menyetel pahat
o Menyetel eretan atas siku
o Menyetel pahat setinggi senter dan tonjolan pahat sependek mungkin
o Mengendorkan toolpost. Menyetel tepi penatalan ke sudut yang
dibutuhkan, mengunakan pengukur sudut atau protector, di ukurkan dari
chack permukan lain yag sesuai
o Kunci tool pos dan periksa kembali penyetelan
Membubut champer
o Menghidupkan mesin pada kecepatan potong
Untuk menghasilkan champer sampai diameter dan sudut yang di perlukan:
o Menyentuhkan sisi potong terluar pahat mengenai bidang sudut benda
kerja
o Mengunci eretan atas
o Menyetel eretan lintang pada indeks nol
o memberi pendingin pada pahat dan benda kerja.
o Mengadakan pengisian sampai diameter yang dibutuhkan
Untuk Menghasilkan champer sampai panjang yang di butuhkan
51
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Memegang pengukur tirus menyentuh bidang kerja dan putar benda kerja
kira-kira ¼ putaran
Perhatikan dimana garis kapur sudah tergeser. Bila sepanjang garis tergeser
berarti champer salah
Apabila perlu stel kembali eretanatas untuk memperbaiki kesalahan. Adakan
penatalan halus dan kemudian adakan pemeriksaaan lagi
f. Menempatkan pahat untuk penatalan akhir.
Menempatkan panjang pahat sepanjang yang dibutuhkan dari bidang muka
benda kerja
Mengunci eretan alas
Menyetel eretan lintang sampai pahat menjepit ringan bilah ukur pada benda
kerja
Melepaskan bilah ukur
Indeks pahat setebal bilah ukur
Menyetel eretan lintang ke titik nol
Memundurkan pahat menjauh benda kerja menggunakan eretan lintang
Mengembalikan eretan atas ke kedudukan paling belakang
Mengindeks kembalieretan lintang ke kedudukan nol
Adakan penatalan akhir.
4.2 Kesimpulan
1. Rata-rata dalam pembuatan suatu benda kerja pada mesin bubut adalah 3-4 jam dalam
proses pengerjaanya.
4.3Saran
1 Untuk para grader agar lebih informatif dalam membimbing praktikan agar mudah
memahami apa yang akan disampikan
2 Sebelum melakukan praktikum agar para grader melakukan briefing terlebih dahulu
mengenai alat yang akan diujikan agar para grader ketika di tanya tidak membuat
bingung praktikan
53
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
3 Untuk workshop agar meningkatkan ketersedian alat seperti mesin perkakas dan alat
alat penunjang
BAB IV
PENUTUP
54
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
55
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
4.1 Pertanyaan
A. Jelaskan cara centering benda kerja bubut dengan cekam rahang 4 independent!
Agar benda kerja dapat berada tepat ditengah-tengah cekam, kita membutuhkan sebuah
alat bernama dial indicator. Dengan adanya magnet pada dial indicator maka alat ini dapat
berdiri dan memudahkan kita dalam centering daripada melakukannya dengan kira-kira tanpa
bantuan dial indicator. Pertama, Pasang as hidrolik lalu kencangkan semua rahang pada
cekam namun biarkan tetap longgar jangan terlalu kencang. Lalu, Pasang dial indicator,
pastikan jarum bersentuhan dengan as hidrolik dan pastikan juga jarum Indikatornya telah
bergerak searah jarum jam. Kemudian, putar saklar magnet sehingga dial indikator berdiri
kokoh. Setelah itu, Putar benda kerja dengan memutar cekam dengan tangan. Selajutnya,
Perhatikan jarum indikator. Anggap benda kerja belum center atau lurus. Jika pada rahang 1
jarum indikator berada pada angka 1 dan pada rahang 3 (yang berlawanan dengan rahang 1)
berada pada angka 2 maka ini artinya rahang 1 harus dikendurkan dan rahang 3 harus
dikencangkan. Lalu, Pindah ke rahang 2 dan 4. Jika rahang 2 jarum indikator berada pada
angka 1 dan rahang 4 berada pada angka 2. Lakukan langkah tersebut berulang ulang sampai
jarum indikator benar benar diam pada satu angka ketika benda kerja diputar.
56
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Sumber: (https://www.studiobelajar.com/jangka-sorong/)
Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil
merupakan angka tepat di sebelah kiri angka 0 yang ada pada skala nonius.
Sehingga kita dapat skala utama yang terukur adalah 21 mm atau 2,1 cm.
2) Membaca dan skal vernier: Cari dengan teliti garis pada skala nonius yang
berdempetan pada garis pada skala utama sehingga membentuk garis lurus. Pada
gambar diatas, garis lurus yang terbentuk dimiliki oleh angka 3 pada skala nonius.
Jadi, skala nonius yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.
Setelah melakukan dua langkah diatas, jumlahkan pembacaaan pada skala utama dengan
pembacaan pada skala vernier agar mendapat hasil pengukuran akhir. Sehingga didapat hasil
C. Buatlah rancangan gambar teknik sebuah benda kerja bubut dengan poses pembubutan
berupa:
a. Ulir
b. Alur segi 4
c. Tirus
d. Champer 450
57
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
a. Ulir
Sumber: (http://staff.uny.ac.id/ )
58
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
5) Atur handel kisar menurut tabel kisar yang ada di mesin bubut, geser handel
gerakan eretan bawah untuk pembuatan ulir
gage). Apabila sudah sesuai maka proses pembuatan ulir dilanjutkan. Kalau kisar
belum sesuai periksa posisi handel pilihan kisar pada mesin bubut
9) Gerakkan pahat mundur dengan cara memutar spindel arah kebalikan, hentikan
setelah posisi pahat di depan benda kerja (Gerakan seperti gerakan pahat untuk
atas.
11) Langkah dilanjutkan seperti no 7) sampai kedalam ulir maksimal tercapai
12) Pada kedalaman ulir maksimal proses penyayatan perlu dilakukan berulang-
ulang agar beram yang tersisa terpotong semuanya.
13) Setelah selesai proses pembuatan ulir, hasil yang diperoleh dicek ukuranya
(Diameter mayor, kisar, diameter minor, sudut).
b. Alur segi 4
59
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
3) Pasang pahat alur segi empat pada rumah pahat. Pastikan pahat benar-benar
tepat dengan posisi sumbu benda kerja
pembubutan adalah:
1) Kecepatan pemotongan dikurangi 50% dari kecepatan potong bubut rata
8) Panjang pemegang pahat atau pahat yang menonjol ke arah benda kerja
60
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
c. Tirus
Terdapat empat cara untuk membubut berbentuk tirus, yaitu:
memutar hendel eretan atas. Kekurangan dari pengerjaan dengan cara ini adalah
memakan waktu cukup lama.
Gambar 4.3 Proses membubut tirus luar dan tirus dalam dengan memiringkan
Pembuatan tirus dengan alat ini biasanya untuk meniruskan benda dengan sudut
kecil (dibawah 10 derajat). Karena alat ini bekerja otomatis, maka proses pembubutan
61
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Gambar 4.3
Proses membubut tirus dengan bantuan alat bantu tirus (Taper attachment).
Sumber: (http://allgearedlathemachine.blogspot.co.id/)
dengan chucknya. Benda kerja tirus terbentuk karena benda kerja tidak sejajar
dengan pahatnya. Untuk cara ini sebaiknya hanya untuk sudut tirus yang sangat
kecil, karena apabila sudut tirus besar bisa merusak senter jalan yang dipasang pada
kepala lepas.
62
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Pada metode ini kemiringan alat potong disesuaikan dengan sudut yang
diinginkan.
Gambar 4.5 Gambar benda kerja tirus dan notasi yang digunakan
Sumber: (http://staff.uny.ac.id/ )
Pergeseran kepala lepas (v) pada Gambar 4.5, di atas dapat dihitung dengan rumus:
D−d
v= xL
2l
Dimana:
63
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
d. Champer 450
Jepit benda kerja pada cekam sedekat mungkin dengan bagian benda kerja yang
ingin di buat chamfer agar lebih stabil dalam pengerjaannya
beberapa sudut standart seperti 30, 45 dan 60 derajat biasanya sudah tersedia
dipasaran. Namun untuk sudut diluar itu, pahat harus dibentuk terlebih dahulu.
Untuk sudut sembarang, pahat harus di bentuk lebih dahulu. Setelah itu yang tidak
kalah penting, sesuaikan dengan champer dengan panjang benda kerja.
tonjolan pahat sependek mungkin. Ketiga, kendorkan toolpos. Keempat, setel tepi
penatalan ke sudut yang dibutuhkan. Kelima, gunakan pengukur sudut atau
protector, di ukurkan dari cekam permukan lain yag sesuai. Keenam, kunci tool pos
dan periksa kembali penyetelan
Menyetel eretan atas sampai setengah sudut cakup tirus benda kerja
3. Memasang pahat pada rumah pahat
64
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
4. Membubut Champer
5. Memeriksa sudut champer
4.2 Kesimpulan
1) Mesin bubut merupakan sebuah mesih yang berfungsi untuk membentuk benda kerja
dengan cara memakan benda kerja tersebut menggunakan pahat dalam keadaan
benda kerja berputar. Benda kerja dipegang oleh cekam pada satu sisi dan ditumpul
oleh dead center disatu sisi lainnya. Cekam ini terdapat pada spindle yang nantinya
akan membuat benda kerja berputar ketika mesin dihidupkan. Lalu pahat akan
memakan benda kerja sejajar dengan sumbunya.
2) Pengoperasian yang bisa dilakukan di mesin bubut antara lain adalah pembubutan
facing, turning, drilling, boring, reaming, taper, chamfer, knurling, forming, alur, dan ulir.
feeding speed, depth of cut, cutting time, dan the standart time per piece.
4) Cara Mengoperasikan Mesin Bubut
65
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
d. Memasang benda kerja pada cekam (chuck) mesin bubut, periksa sehingga sumbu
benda kerja benar-benar pada posisi center. Sisi lainnya ditumpukan pada dead
h. Jika pemasangan benda kerja dan pahat telah dilaksanakan, hidupkan mesin
dengan menekan tombol hijau dan pembubutan mulai berlangsung.
i. Pahat potong ditempelkan pada benda kerja dan posisi skala diatur pada posisi
nol tiap ingin mengerjakan kedalaman baru.
j. Matikan mesin bubut jika telah selesai memakainya dan jangan lupa untuk mejaga
kebersihan mesin bubut.
5) Setelah melakukan praktikum kelompok kami sudah lebih memahami bagimana agar
mesin tidak cepat rusak. Dibutuhkan perawatan serta pengoperasian yang benar serta
seksama agar mesin bubut tetap awet dan tidak mudah rusak. Prosedur perawatan
mesin bubut ini yaitu:
66
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
e. Gunakan oli pelumasan mesin sesuai dengan spesifikasi mesin dan lakukan
pergantian oli dan pemberian grease secara rutin
f. Letakkan mesin bubut didalam ruangan atau di tempat yang ada atapnyta
sehingga terhindar dari sinar matahari
6) Di industri pada umunya mesin bubut dapat digunakan untuk membuat baut, mur,
penitik besi, dan poros
7) Sebagai mahasiswa teknik system perkapalan kita harus mengerti dengan baik apa
kegunaan mesin bubut di bidang maritime dan industri perkapalan. Beberapa
penerapannya di bidang maritime adalah pada saat pembuatan shaft, stern tube, prop
nut, dan kepala piston pada mesin kapal
kecepatan putaran yang tinggi maka pilih pahat yang mempunyai batasan suu yang
tinggi juga
4.4Saran
1) Dalam proses pekerjaan membubut manual mahasiswa harus memperhatikan posisi
pahat, benda kerja dan juga kecepatan makan agar kinerja mesin dapat bekerja
dengan maksimal
2) Agar benda kerja tidak berkarat dan tidak kasar pada permukaannya, maka benda
kerja harus diamplas hingga permukaan benda kerja halus
3) Ukur kembali dengan menggunakan jangka sorong secara berkala agar tidak terjadi
kesalahan ukuran pada benda kerja
4) Jika pada saat proses pembubutan diameter benda kerja sudah mendekati diameter
yang diinginkan, maka perkecil kedalaman makan sehingga hasil yang didapat tidak
akan terlalu kesar yang nantinya kita akan mengalami kesusahan saat proses
67
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
penghalusan. Bahkan karena butuh banyak dikikir, bahkan diameter benda kerja bisa
berubah pada proses pengikiran
5) Tidak membersihkan benda kerja dan pahat secara berkala dapat mengakibatkan
terjadi gesekan-gesekan pada kerja sehingga dapat melukai benda kerja (bopeng dan
cekungan)
BAB IV
PENUTUP
68
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
4.1. Pertanyaan
A. Jelaskan cara centering benda kerja bubut dengan cekam rahang 4 independent!
Untuk memudahkan centering benda kerja pada mesin bubut dengan rahang 4
kokoh. Alat ini paling cocok digunakan untuk menyetel benda kerja yang rata, baik
karena sudah bekas bubutan atau memang benda kerja yang sudah rata.
Cara kerja:
Pertama pasang as hidrolik lalu kencangkan semua rahang pada cekam namun biarkan
sedikit longgar. Pasang dial indicator, pastikan jarum bersentuhan dengan as hidrolik dan
pastikan juga jarum Indikatornya telah bergerak searah jarum jam. Putar saklar magnet
sehingga dial indikator berdiri kokoh. Putar benda kerja dengan memutar cekam dengan
tangan. Perhatikan jarum indikator. Anggap benda kerja belum center atau lurus. Jika
pada rahang 1 jarum indikator berada pada angka 1 dan pada rahang 3 (yang berlawanan
dengan rahang 1) berada pada angka 2 maka ini artinya rahang 1 harus dikendurkan dan
rahang 3 harus dikencangkan. Pindah ke rahang 2 dan 4. Jika rahang 2 jarum indikator
berada pada angka 1 dan rahang 4 berada pada angka 2, maka lakukan seperti pada
rahang 1 dan rahang 4. Lakukan proses tersebut berulang ulang sampai jarum indikator
benar benar diam pada satu angka ketika benda kerja diputar.
69
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Sumber: (http://teknikipemesinan.blogspot.com)
Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil
yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di sebelah kanannya.
Jadi, skala utama yang terukur adalah 3,1 cm atau 31mm.
2) Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu garis
skala utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala vernier. Pada
gambar diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 4 pada skala vernier. Jadi, skala
vernier yang terukur adalah 0,4 mm atau 0,04 cm.
70
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai pengukuran diatas.
Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 31 mm + 0,4 mm = 31,4 mm atau 3,14 cm.
C. Buatlah rancangan gambar teknik sebuah benda kerja bubut dengan poses pembubutan
berupa:
a. Ulir
b. Alur segi 4
c. Tirus
d. Champer 450
a. Ulir
1. Memasang pahat ulir
71
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
(Sumber: https://guruinsight.wordpress.com/)
Gambar 4.4
Mengatur Simetris Pahat
(Sumber: https://guruinsight.wordpress.com)
4. Mengatur posisi handle fedding sesuai dengan kekasaran ulir yang akan
dibuat
7. Setting pemakanan
72
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Gambar 4.5
Memulai Pemakanan
(Sumber: https://guruinsight.wordpress.com/)
9. Atur handel pada mur belah (half nut) pada posisi menutup
10. Hidupkan mesin, (maka pahat akan memakan benda kerja pada proses
penguliran)
Gambar 4.6
Mulai Terlihat Ulir
73
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
(Sumber: https://guruinsight.wordpress.com/)
11. Sampai batas penguliran mundurkan pahat, balik putaran mesin
tercapai
b. Alur Segiempat
a. Pasang benda pada ragum
Pada posisi seperti ini posisikan angka eretan lintang pada angka
nol.
kerja. Jika masih lebih dari 5 mm, gunakan eretan atas untuk
menggeser pisau hingga didapat ukuran yang sesuai yaitu 5 mm
74
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
j. Tarik keluar pisau dan geser arah kiri untuk melebarkan alur. Proses
menggeser pisau ini bisa dilakukan dengan eretan atas ataupun
eretan bawah.
k. Kembali lakukan pendalaman alur
c. Tirus
Untuk membuat tirus bisa dengan cara menggeser Taper Attachment
Rumus yang digunakan sama seperti membuat tirus dengan memutar
eretan atas:
Keterangan:
75
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Langkah-langkah:
baut penyetel.
4. Jika eretan memanjang digerakkan maka eretan melintang akan
d. Chamfer 45o
Menyetel eretan atas ke kedudukan palin belakang
Menempatkan eretan alas sampai panjang pahat terletak pada bagian
76
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
4.2 Kesimpulan
1) Mesin Bubut merupakan suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja lalu
dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar
dari benda kerja. Dengan begitu, ukuran dan bentuk dari benda kerja dapat dibuat
sesuai yang diinginkan.
2) Pengoperasian yang bisa dilakukan di mesin bubut antara lain adalah pembubutan
facing, turning, drilling, boring, reaming, taper, chamfer, knurling, forming, alur, dan ulir.
Untuk pengoperasian mesin bubut, hal yang paling pertama dilakukan adalah
menyiapkan mesin bubut yang dalam keadaan baik, alat, dan bahan kerja. Jangan lupa
untuk memastikan bahwa mesin sudah terhubung dengan arus listrik. Setelah itu, baru
kita dapat mulai mengerjakan benda kerja yang diukur terlebih dahulu ukuran
awalnya. Lau pasang benda kerja pada chuck (cekam) mesin bubut dan pastikan benda
sudah terjepit tepat pada posisi center dengan melakukan proses centering terlebih
dahulu. Kemudian posisikan sisi lain dari benda kerja pada tail stock, agar benda kerja
dapat berputar lebih stabil. Selanjutnya adalah pemasangan pahat pada rumah pahat
benda kerja sudah berputar, maka pahat dapat digerakkan searah horizontal dan
dapat dimajukan untuk memperdalam sayatannya pada benda kerja. Perlu diketahui,
satu strip pada pengatur kedalaman setara dengan 0.02 mm. Cutting speed juga dapat
diatur sesuai kebutuhan. Matikan mesin bubut jika telah selesai memakainya dan
77
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
4) Setelah melakukan praktikum, saya sudah lebih memahami bagimana agar mesin tidak
cepat rusak. Dibutuhkan perawatan serta pengoperasian yang benar serta seksama
agar mesin bubut tetap awet dan tidak mudah rusak. Termasuk dengan tidak
menyayat benda kerja terlalu dalam menggunakan pahat. Jika ukuran yang diinginkan
kecil, maka lakukan bertahap dengan menyayat benda kerja sedikit demi sedikit.
5) Hasil pembubutan tergantung ketelitian kita dalam melakukan eretan pahat.
4.5Saran
1) Dalam proses pekerjaan membubut manual, posisi pahat, benda kerja dan juga
kecepatan makan harus diperhatikan, agar kinerja mesin dapat bekerja dengan
maksimal.
2) Untuk menghasilkan permukaan benda kerja yang lebih halus, lakukan penyayatan
yang lebih tipis saat sudah mendekati ukuran benda kerja yang dikehendaki. Bila perlu,
benda kerja dapat dikikir dan diamplas untuk hasil yang lebih memuaskan.
3) Keakuratan dari feeding speed pada mesin bubut berbeda-beda, maka ukur kembali
benda kerja dengan menggunakan jangka sorong secara berkala agar tidak terjadi
kesalahan ukuran pada benda kerja,
4) Bersihkan benda kerja dan pahat secara berkala agar tidak terjadi gesekan-gesekan
pada benda kerja hingga melukai benda kerja dan mengakibatkan bentuk benda kerja
menjadi jelek.
5) Pengoperasian mesin bubut sebenarnya dapat dilakukan dengan hanya dua orang,
jumlah praktikan yang terlalu banyak pada satu mesin mengakibatkan praktikan lain
kurang bekerja, atau kelompok menjadi cenderung membagi-bagikan tugas sehingga
tidak semua praktikan memiki pemahaman yang sama tentang mesin bubut.
6) Utamakan keselamatan kerja.
78
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
BAB IV
PENUTUP
79
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
4.1 Pertanyaan
A. Jelaskan cara centering benda kerja bubut dengan cekam rahang 4 independent!
Centering benda kerja bubut bisa menggunakan dial indicator. Bagian bawah dari dial
indicator merupakan sebuah magnet, jadi ketika menyetel benda kerja, alat ini bisa
berdiri kokoh sehingga memudahkan dalam penggunaannya. Alat ini paling cocok
digunakan untuk menyetel benda kerja yang rata, baik karena sudah bekas bubutan
atau memang benda kerja yang sudah rata.
Cara kerja:
1. Pasang as hidrolik pada cekam lalu kencangkan setiap rahang pada cekam namun
pastikan jarum Indikatornya sudah bergerak searah jarum jam. Putar saklar
magnet sehingga dial indikator berdiri kokoh.
5. Jika pada rahang 1 jarum indikator berada pada angka 1 dan pada rahang 3 (yang
berlawanan dengan rahang 1) berada pada angka 2 maka ini artinya rahang 1
harus dikendurkan dan rahang 3 harus dikencangkan.
6. Pindah ke rahang 2 dan 4.
7. Jika rahang 2 jarum indikaor berada pada angka 1 dan rahang 4 berada pada
angka 2, maka lakukan seperti poin 5.
8. Lakukan poin 5,6, dan 7 berulang ulang sampai jarum indikator benar benar diam
pada satu angka ketika benda kerja diputar.
9. Jika ke 4 rahang belum sama semua, jangan lakukan langkah 5 terus menerus
atau langkah 7 terus menerus, tapi lakukanlah secara bergantian supaya merata.
80
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
‘diameter dalam’ suatu objek dengan tingkat akurasi dan presisi yang sangat baik (±0,05
mm). Hasil pengukuran dari ketiga fungsi alat tersebut dibaca dengan cara yang sama.
Gambar 1.4
Contoh pengukuran dengan jangka sorong
(http://caraharian.com/cara-membaca-jangka-sorong.html)
Kita bisa memperhatikan skala nonius yang berimpitan dengan salah satu skala
utamanya. Angka yang berdekatan pada skala nonius dengan skala utama adalah angka
4 dan itu artinya nilainya adalah 0,4 mm. perhatikan angka 0 pada skala nonius yang
terletak di angka skala utama 4,7 cm atau 47 mm. Jadi, hasil pengukuran dengan jangka
inch yang berarti 1 inch = 16 bagian skala utama, maka: 1 Skala Utama = 1/16 Inch dan
1 Skala utama dibagi 8 skala Nonius, Maka : 1/16 : 8 = 1/128
81
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Gambar 2.4
Contoh pengukuran dengan jangka sorong dengan satuan inchi
(http://caraharian.com/cara-membaca-jangka-sorong.html)
Posisi skala utama (bawah), sebelum titik nol skala nonius pada strip ke-7, Maka:
1/16 x 7 = 7/16.
Posisi skala nonius (atas) pada strip ke-7, Maka: 1/128 x 7 = 7/128.
Jadi hasil pengukuran benda kerja adalah: 7/16 + 7/128 = 56/128 inch.
C. Buatlah rancangan gambar teknik sebuah benda kerja bubut dengan poses
pembubutan berupa:
a. Ulir
b. Alur segi 4
c. Tirus
d. Champer 450
82
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Gambar 3.4
Rancangan Gambar Teknik Sebuah Benda Kerja
(Dokumentasi Pribadi)
a. Ulir
Langkah kerja untuk membuat ulir adalah pertama kita membuat diameter
yang tepat atau seperti yang diinginkan. Kedua, tentukan posisi roda gigi yang sesuai
dengan kisar/pitch/gang dari ulir yang akan dibuat. Perhatikan tabel pada mesin
bubut jika kita perlu melakukan pergantian roda gigi. Ketiga, persiapkan pahat bubut
ulirnya. Keempat, atur putaran spindel ke kecepatan yang sesuai dengan kondisi
bahan benda kerja. Rata-rata kita pakai kecepatan 100 rpm. Selanjutnya kita mulai
menghidupkan mesin dan menekan tuas otomatis drat dan memulai proses
pemakanan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah jangan melepas tuas ini sebelum
saat pemakanan perhatikan skala ukuran yang ada di tuas eretan melintang. Setel lah
pada posisi angka tertentu atau 0 agar memudahkan proses pemakanan selanjutnya.
Kedalaman pemakanan kurang lebih 0.1mm. Pada saat gerakan kembali ke posisi
awal, bebaskan pahat dari sentuhan ke benda kerja. Setelah di posisi awal lagi,
83
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
b. Alur Segiempat
Beberapa petunjuk penting yang harus diperhatikan ketika melakukan
pembuatan alur atau proses pemotongan benda kerja adalah:
kerja.
kerja sependek mungkin agar pahat atau benda kerja tidak bergetar.
c. Tirus
attachment, dan menggunakan alat potong yang berbentuk miring. Kali ini saya
menggunakan metode yang paling mudah, yakni memiringkan eretan atas. Eretan
atas pada mesin bubut dapat diputar atau dimiringkan dengan mengendorkan mur
pengikat pada eretan tersebut. Penyesuaian sudut kemiringan dapat dilakukan
dengan berpedoman pada skala sudut yang ada pada eretan atas. Penyesuaian
kemiringan menggunakan skala sudut pada eretan atas tersebut merupakan
84
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
penyesuaian secara kasar. Untuk penyesuaian kemiringan secara halus, anda dapat
menggunakan alat ukur dial. Membubut tirus dengan metode ini juga dapat
digunakan untuk membuat tirus dengan sudut kemiringan yang besar. Namun
penggunaan eretan atas memiliki keterbatasan. Membubut tirus dengan eretan atas
menghasilkan tirus yang pendek. Selain itu membubut dengan eretan atas tidak
dapat dilakukan secara otomatis.
d. Chamfer 45 o
4.2. Kesimpulan
1) Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang
diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar
dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut
gerak umpan. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa
d. Atur putaran spindel yang akan digunakan sesuaikan dengan material yang
digunakan (ditentukan melalui perhitungan atau tabel cutting speed)
85
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
pengoperasian yang benar serta seksama. prosedur perawatan mesin bubut ini yaitu:
a. Dalam proses perawatan layaknya pengantian oli pelumasan mesin serta pemberian
grease, diharuskan memakai oli yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuat mesin.
b. Sesudah selesai mengoperasikan mesin, bersihkan bagian-bagian mesin dari sisa-sisa
sisa-sisa potongan benda kerja jatuh ke meja mesin serta terbawa oleh eretan.
e. Sesudah selesai mengoperasikan mesin, atur seluruh handel-handel pada posisi
menggunakan mesin bubut yang efisien dan tentunya aman. Pada praktikum ini, saya jadi
tahu bagaimana cara mengaplikasikan teori-teori tersebut seperti menggunakan pahat
yang tepat sesuai pekerjaan yang akan dilakukan, mengatur kedalaman makan pahat,
mengatur kecepatan makan pahat, penghalusan permukaan benda kerja, dan
perkapalan. Mesin bubut dapat digunakan untuk pembuatan shaft kapal. Selain itu juga
mesin bubut dapat digunakan untuk pembuatan stern tube pada kapal
86
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
5) Logam yang bisa dikerjakan pada mesin bubut adalah logam yang berbentuk silinder
dengan diameter menyesuaikan dengan diameter spindle mesin bubut dan dengan
4.3. Saran
1. Perhatikan dan perhitungkan seberapa banyak pahat akan memakan benda kerja.
Sebaiknya pekerjaan dilakukan secara bertahap agar tidak merusak pahat
2. Atur berapa banyak pahat akan memakan benda kerja, atur sedemikian rupa sehingga
tidak memakan benda kerja terlalu banyak agar benda kerja terbentuk dengan
proses pengikiran di akhir pekerjaan dapat membuat diameter atau ukuran benda
kerja berkurang
5. Bersihkan benda kerja dan pahat secara berkala untuk meminimalisir luka pada benda
kerja
87
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
BAB IV
PENUTUP
Muzami Thahir
04211641000029
88
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
89
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
4.1 Pertanyaan
A. Jelaskan cara centering benda kerja bubut dengan cekam rahang 4 independent!
Dial indicator merupakan cara centering benda kerja mesin bubut dengan cakram
rahang 4 independen. Alat ini menggunakan magnet dalam prinsip kerjanya, hal
ini yang membuat alat ini bisa berdiri kokoh dan mempermudah penggunaanya.
cekam, tetapi tetap diberi ruang dan juga memasang dial indicator dalam hal ini,
jarum harus bersentuhan dengan as hidrolik dan jarum Indikatornya telah
bergerak searah jarum jam. Setelah itu memutar saklar magnet sehingga dial
indikator berdiri kokoh dan putar benda kerja dengan memutar cekam dengan
tangan. Perhatikan jarum indikator. Anggap benda kerja belum center atau lurus Jika
pada rahang 1 jarum indicator berada pada angka 1 dan pada rahang 3
(yang berlawanan dengan rahang 1) berada pada angka 2 maka ini artinya rahang 1
harus dikendurkan dan rahang 3 harus dikencangkan. Kemudian pindah ke
rahang 2 dan 4. Jika rahang 2 jarum indikator berada pada angka 1 dan
rahang 4 berada pada angka 2, maka lakukan pengecekan terhadap jarum
Jangka sorong merupakan alat berukuran besar yang memiliki skala paling kecil
0,1 mm. Pengukuran jangka sorong sendiri memiliki skala utama satuan cm dan
skala Nonius dalam satuan mm. Jangka sorong punya rangah tetap atas dan
bawah yang tidak bisa digeser- geser. Cara pembacaan jangka sorong pada
dasarnya sebagai berikut:
90
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Gambar 1.4
Contoh pengukuran dengan jangka sorong
(http://google.com/cara-membaca-jangka-sorong.html)
• Jumlahkan angka yang diperoleh dari skala utama dan skala nonius.
terlihat skala nonius terletak diantara skala 2,2 cm dan 2,3 cm pada skala
tetap. Jadi, skala tetap bernilai 2,2 cm.
cm.
91
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
C. Buatlah rancangan gambar teknik sebuah benda kerja bubut dengan poses
pembubutan berupa:
a. Ulir
b. Alur segi 4
c. Tirus
d. Champer 45o
1. Ulir
akan dipasangkan. Pada bagian akhir, kita membuat alur untuk pembebas pahat.
Gambar 2.4
Gambar Teknik
92 Suatu Benda Kerja
(Dokumentasi Pribadi)
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Menentukan posisi roda gigi yang sesuai dengan kisar/pitch/gang dari ulir yang
akan dibuat. Perhatikan tabel pada mesin bubut, kalau-kalau kita perlu melakukan
pergantian roda gigi. Kalau posisi gir dan tuas-tuas pengaturnya sudah sesuai
bisa dilanjutkan dengan langkah selanjutnya.
kerja.
Memulai menghidupkan
93
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
2. Alur Segi 4
sepertiastal dll. Pasangkan benda kerja pada cekam bubut, atur posisi sampai se
sentermungkin. Gunakan kepala lepas untuk mengatur benda kerja sampai senter.
Langkah kedua yaitu menyiapkan pahat bubut ulir. Ada 2 tipe bentuk pahat ulir,
untuk ulir luar dan ulir dalam, pada umumnya pahat yang sering digunakan
withwhort. Tapi karena ulir yang dikerjakan segi empat jadi pengasahan pahatnya
menggunakanmal penyetel pahat agar lebuh akurat.
Setelah pahat dipilih, dilanjutkan dengan seting pahat. Hal ini dilakukan untuk
mengecek ujung pahat dengan sumbu. Pastikan ujung pahat tegak lurus
pada mesin bubut. Sesuaikan perbandingan roda gigi yang dicantumkan pada
tabel denganulir yang akan dikerjakan. Bila belum sesuai, buka gear box dan ganti
ukuran perbandingan roda gigi sesuai dengan tabel yang tertera. Untuk kecepata-
n putaran spindel biasanya setengah dari kecepatan pemakanan bubut rata.
3. Tirus
a) Dengan memiringkan eretan atas pada sudut tertentu (Gambar 1), gerakan pahat
94
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Gambar 1. Proses membubut tirus luar dan tirus dalam dengan memiringkan eretan atas,
gerakan penyayatan ditunjukkan oleh anak panah
Sumber: (http://staff.uny.ac.id/)
b) Dengan alat bantu tirus (taper attachment), pembuatan tirus dengan alat ini adalah
untuk benda yang memiliki sudut tirus relatif kecil (sudut sampai dengan ±9 o).
Pembuatan tirus lebih cepat karena gerakan pemakanan (feeding) bisa dilakukan
otomatis.
Gambar 2. Proses membubut tirus luar dengan bantuan alat bantu tirus (Taper attachment)
Sumber: (http://staff.uny.ac.id/)
95
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
c) Dengan menggeser kepala lepas (tail stock), dengan cara ini proses pembubutan
tirus dilakukan sama
yang sangat kecil, karena apabila sudut tirus besar bisa merusak senter jalan yang
dipasang pada kepala lepas.
Gambar 3. Bagian kepala lepas yang bisa digeser, dan pembubutan tirus dengan kepala
lepas yang digeser
Sumber: (http://staff.uny.ac.id/)
4. Chamfer
Setiap sudut dari hasil bubutan pasti masih dalam keadaan sangat tajam, oleh karena itu
perlu dilakukan proses chamfer supaya tidak tajam. Pasang pisau drat luar dengan
ketinggian sekitar 1 sampai 2 mm di atas senter benda kerja. Selain digunakan untuk
membuat drat, pisau ini juga bisa digunakan untuk melakukan proses chamfer. Setelah
itu kita tinggal menggerakan pahat yang sudah dipilih.
96
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
Sumber: (http://staff.uny.ac.id/)
4.2Kesimpulan
1. Mesin Bubut adalah adalah mesin perkakas yang banyak digunakan dalam industri
saat ini yang berrfungsi untuk memotong benda yang diputar. Pada mesin bubut,
benda kerja akan diputar kemudian dikenakan pada pahat yang diegarakan
• Memasang pahat dan mengatur tinggi ujung pahat terhadap benda kerja.
97
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
• Pahat potong ditempelkan pada benda kerja dan posisi skala diatur pada posisi
nol.
• Jika pemasangan benda kerja dan pahat telah dilaksanakan, hidupkan mesin
• Matikan mesin bubut jika telah selesai memakainya dan juga membersihkan
sebelumnya.
penghalusan permukaan benda kerja, dan pengoperasian mesin bubut yang aman
merupakan hal hal yang harus diperhatikan dalam sebuah pengerjaan benda kerja
• Mesin bubut sangat banyak manfaatnya, mulai dari bidang industri di darat dan
98
LABORATORIUM PERANCANGAN DAN MANUFACTUR
WORKSHOP DTSP FTK ITS
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Kampus ITS Sukolilo Gd. WA lt.2,Surabaya 601111
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Telp.031 599 4251 Ext.28
Fax.031 599 4757
pada mesin kapal. Untuk Industri pada umunya mesin bubut dapat digunakan
untuk membuat baut, dan juga mur.
4.3Saran
• Benda kerja harusa diamplas hingga halus agart tidak terjadi pengkaratan.
• Mengukur benda kerja dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan ukuran pda
benda kerja yang diinginkan.
• Benda kerja yang telah dibubut tidak boleh bertekstur sangat kasar, karena akan
menyebabkan kesulitan pada proses penghalusan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.qhunt.com/
http://www.mechanicalbooster.com/
http://achmadarifin.com/
99