PENUTUP
A. Jelaskan cara centering benda kerja bubut dengan cekam rahang 4 independent!
Agar benda kerja dapat berada tepat ditengah-tengah cekam, kita membutuhkan sebuah
alat bernama dial indicator. Dengan adanya magnet pada dial indicator maka alat ini dapat
berdiri dan memudahkan kita dalam centering daripada melakukannya dengan kira-kira
tanpa bantuan dial indicator. Pertama, Pasang as hidrolik lalu kencangkan semua rahang
pada cekam namun biarkan tetap longgar jangan terlalu kencang. Lalu, Pasang dial indicator,
pastikan jarum bersentuhan dengan as hidrolik dan pastikan juga jarum Indikatornya telah
bergerak searah jarum jam. Kemudian, putar saklar magnet sehingga dial indikator berdiri
kokoh. Setelah itu, Putar benda kerja dengan memutar cekam dengan tangan. Selajutnya,
Perhatikan jarum indikator. Anggap benda kerja belum center atau lurus. Jika pada rahang 1
jarum indikator berada pada angka 1 dan pada rahang 3 (yang berlawanan dengan rahang 1)
berada pada angka 2 maka ini artinya rahang 1 harus dikendurkan dan rahang 3 harus
dikencangkan. Lalu, Pindah ke rahang 2 dan 4. Jika rahang 2 jarum indikator berada pada
angka 1 dan rahang 4 berada pada angka 2. Lakukan langkah tersebut berulang ulang
sampai jarum indikator benar benar diam pada satu angka ketika benda kerja diputar.
1) Membaca dan menentukan skala utama: pada gambar 4.1, 21 mm (2,1 cm)
merupakan angka tepat di sebelah kiri angka 0 yang ada pada skala nonius.
Sehingga kita dapat skala utama yang terukur adalah 21 mm atau 2,1 cm.
2) Membaca dan skal vernier: Cari dengan teliti garis pada skala nonius yang
berdempetan pada garis pada skala utama sehingga membentuk garis lurus. Pada
gambar diatas, garis lurus yang terbentuk dimiliki oleh angka 3 pada skala nonius.
Jadi, skala nonius yang terukur adalah 0,3 mm atau 0,03 cm.
Setelah melakukan dua langkah diatas, jumlahkan pembacaaan pada skala utama
dengan pembacaan pada skala vernier agar mendapat hasil pengukuran akhir. Sehingga
didapat hasil pengukuran diatas sebesar 21 mm + 0,3 mm = 21,3 mm atau 2,13 cm.
C. Buatlah rancangan gambar teknik sebuah benda kerja bubut dengan poses pembubutan
berupa:
a. Ulir
b. Alur segi 4
c. Tirus
d. Champer 450
Gambar 4.2 Rancangan Gambar Teknik
7) Jalankan mesin sampai panjang ulir yang dibuat terdapat goresan pahat,
kemudian hentikan mesin dan tarik pahat keluar
8) Periksa kisar ulir yang dibuat dengan menggunakan kaliber ulir (screw pitch
gage). Apabila sudah sesuai maka proses pembuatan ulir dilanjutkan. Kalau kisar
belum sesuai periksa posisi handel pilihan kisar pada mesin bubut
9) Gerakkan pahat mundur dengan cara memutar spindel arah kebalikan, hentikan
setelah posisi pahat di depan benda kerja (Gerakan seperti gerakan pahat untuk
membuat poros lurus).
10) Majukan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan eretan
atas.
b. Alur segi 4
Langkah-langkah membuat alur segi empat
cekam, lalu tumpu ujung lainnya dengan dead center pada tail shock.
3) Pasang pahat alur segi empat pada rumah pahat. Pastikan pahat benar-benar
benda kerja
6) Dipilih batang pahat yang terbesar
c. Tirus
Terdapat empat cara untuk membubut berbentuk tirus, yaitu:
Gambar 4.3 Proses membubut tirus luar dan tirus dalam dengan memiringkan
eretan atas, gerakan penyayatan ditunjukkan oleh anak panah
Sumber: (http://staff.uny.ac.id/ )
kecil (dibawah 10 derajat). Karena alat ini bekerja otomatis, maka proses pembubutan
relatif lebih cepat.
Gambar 4.3
Proses membubut tirus dengan bantuan alat bantu tirus (Taper attachment).
Sumber: (http://allgearedlathemachine.blogspot.co.id/)
3) Dengan menggeser kepala lepas (tail stock)
Pengerjaannya sama dengan pembubutan turning namun tail stock tidak sejajar
dengan chucknya. Benda kerja tirus terbentuk karena benda kerja tidak sejajar
dengan pahatnya. Untuk cara ini sebaiknya hanya untuk sudut tirus yang sangat
kecil, karena apabila sudut tirus besar bisa merusak senter jalan yang dipasang pada
kepala lepas.
Sumber: (http://staff.uny.ac.id/)
Pada metode ini kemiringan alat potong disesuaikan dengan sudut yang
diinginkan.
Sumber: (http://staff.uny.ac.id/ )
Pergeseran kepala lepas (v) pada Gambar 4.5, di atas dapat dihitung dengan rumus:
D−d
v= xL
2l
Dimana:
d. Champer 450
a) Menggunakan Bentuk pahat
Pilih susut champer yang diinginkan dan sesuaikan dengan pahatnya. Untuk
beberapa sudut standart seperti 30, 45 dan 60 derajat biasanya sudah tersedia
dipasaran. Namun untuk sudut diluar itu, pahat harus dibentuk terlebih dahulu.
Untuk sudut sembarang, pahat harus di bentuk lebih dahulu. Setelah itu yang tidak
4.2 Kesimpulan
1) Mesin bubut merupakan sebuah mesih yang berfungsi untuk membentuk benda kerja
dengan cara memakan benda kerja tersebut menggunakan pahat dalam keadaan
benda kerja berputar. Benda kerja dipegang oleh cekam pada satu sisi dan ditumpul
oleh dead center disatu sisi lainnya. Cekam ini terdapat pada spindle yang nantinya
akan membuat benda kerja berputar ketika mesin dihidupkan. Lalu pahat akan
facing, turning, drilling, boring, reaming, taper, chamfer, knurling, forming, alur, dan
ulir. Pada praktikum ini kami melakukan proses turning dan alur.
3) Sebelum membubut kita harus memperhitungkan parameter-parameter yang ada
pada mesin bubut agar dapat membubut dengan efektif dan mendapat hasil yang
b. Pastikan mesin bubut dalam keadaan baik (tidak rusak) dan sudah terhubung
dengan arus listrik.
sumbu benda kerja benar-benar pada posisi center. Sisi lainnya ditumpukan pada
dead center yang ada pada tail stock.
e. Memasang pahat pada rumah pahat dan mengatur ujung pahat agar pas pada
sumbu benda kerja.
5) Setelah melakukan praktikum kelompok kami sudah lebih memahami bagimana agar
mesin tidak cepat rusak. Dibutuhkan perawatan serta pengoperasian yang benar serta
seksama agar mesin bubut tetap awet dan tidak mudah rusak. Prosedur perawatan
e. Gunakan oli pelumasan mesin sesuai dengan spesifikasi mesin dan lakukan
pergantian oli dan pemberian grease secara rutin
f. Letakkan mesin bubut didalam ruangan atau di tempat yang ada atapnyta
sehingga terhindar dari sinar matahari
6) Di industri pada umunya mesin bubut dapat digunakan untuk membuat baut, mur,
penitik besi, dan poros
7) Sebagai mahasiswa teknik system perkapalan kita harus mengerti dengan baik apa
kegunaan mesin bubut di bidang maritime dan industri perkapalan. Beberapa
penerapannya di bidang maritime adalah pada saat pembuatan shaft, stern tube, prop
nut, dan kepala piston pada mesin kapal
kecepatan putaran yang tinggi maka pilih pahat yang mempunyai batasan suu yang
tinggi juga
4.3Saran
1) Dalam proses pekerjaan membubut manual mahasiswa harus memperhatikan posisi
pahat, benda kerja dan juga kecepatan makan agar kinerja mesin dapat bekerja
dengan maksimal
2) Agar benda kerja tidak berkarat dan tidak kasar pada permukaannya, maka benda
kerja harus diamplas hingga permukaan benda kerja halus
3) Ukur kembali dengan menggunakan jangka sorong secara berkala agar tidak terjadi
kesalahan ukuran pada benda kerja
4) Jika pada saat proses pembubutan diameter benda kerja sudah mendekati diameter
yang diinginkan, maka perkecil kedalaman makan sehingga hasil yang didapat tidak
akan terlalu kesar yang nantinya kita akan mengalami kesusahan saat proses
penghalusan. Bahkan karena butuh banyak dikikir, bahkan diameter benda kerja bisa
terjadi gesekan-gesekan pada kerja sehingga dapat melukai benda kerja (bopeng dan
cekungan)