BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kerja Praktik di industri merupakan salah satu mata kuliah atau kurikulum yang wajib di ambil
oleh setiap mahasiswa S-1 Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS. mata kuliah kerja
praktik ini di dasari oleh kurangnya mahasiswa dalam mengetahui kondisi aktual dan praktik
dari teori – teori yang sudah dipelajari di kampus. Juga kurangnya wawasan mahasiswa dalam
pengaplikasian akan apa yang dipelajari di proses perkuliahan pada dunia kerjanya nanti. Maka
dari itu dari kegiatan Kerja Praktik ini diharapkan mahasiswa mampu aktif dan inisiatif dalam
menggali informasi tentang gambaran dunia kerja nanti dan pengaplikasian dan praktek dari
teori – teori yang telah dipelajari di Kampus.
PT. Yasa Wahana Tirta Samudera merupakan salah satu industri maritim yang mempunyai
andil besar untuk mengembangkan industri maritim di Indonesia. Oleh karena itu PT. Yasa
Wahana Tirta Samudera dinilai aktif berperan dalam membantu perkembangan Indonesia di
bidang maritim dengan adanya proyek pembangunan kapal baru dan reparasinya. Diharapkan
dengan adanya kerjasama antara pihak ITS sebagai penyedia sumber daya manusia dan PT.
Yasa Wahana Tirta Samudera sebagai pihak pengembang kualitas sumber daya bisa
menjadikan industri maritim di Indonesia ini semakin maju. Juga diharapkan dengan aktifnya
kegiatan Galangan di PT. Yasa Wahana Tirta Samudera mahasiswa dari ITS dapat belajar
banyak mengenai praktek, aplikasi teori dan wawasan pekerjaan di Galangan.
Tujuan dari kerja praktik yang dilaksanakan di galangan kapal PT. Yasa Wahana Tirta
Samudera antara lain:
1. Mahasiswa mampu menerapkan ilmu teori dan aplikasinya dalam situasi dan kondisi
praktek kerja langsung dilapangan.
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami wawasan alur kerja dan pekerjaan di galangan.
3. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai
persyaratan akademis di Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS.
Adapun manfaat yang akan didapatkan:
1. Mahasiswa dapat mengetahui keselarasan ilmu teori yang didapat di perkuliahan dengan
ilmu yang dipraktikkan di lapangan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui wawasan alur kerja bagaimana sistematis kerja di galangan
dan peran – peran tiap departemen di perusahaan.
|1
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Metode Penulisan yang digunakan pada penyusunan Laporan Kerja Praktik di PT. Yasa
Wahana Tirta Samudera adalah :
1. Metode Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan tentang
proses pengerjaan dan proses lainnya.
2. Metode Wawancara, yaitu dengan mengadakan diskusi ataupun konsultasi dengan orang di
lapangan.
3. Metode Pembimbingan, yaitu pengajaran teori dan survey lapangan dari Supervisor pada
bidang terkait atau PIC bidang tersebut.
4. Metode Evaluasi, yaitu dengan mengasisstensikan hasil yang di dapat dengan Supervisor
pada bidang terkait atau PIC bidang tersebut.
5. Metode Pustaka, yaitu menggunakan buku-buku atau referensi dari sumber lainnya yang
berkaitan dengan data-data yang diangkat sebagai acuan.
|2
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
BAB II
TENTANG PERUSAHAAN
2.1. Induk Perusahaan
PT. Samudera Indonesia Tangguh (Persero) merupakan perusahaan induk dari kelompok usaha
Samudera Indonesia yang telah bermain di industri transportasi domestik dan internasional
sejak 1964. Sebagai salah satu pelopor industri pelayaran nasional, pengalaman yang
dimilikinya telah membawa Perseroan menjadi pemain utama di pasar domestik. Berbekal
pengalaman tersebut Perseroan mengembangkan kegiatan usahanya ke berbagai industri
terkait. Salah satunya adalah PT Yasa Wahana Tirta Samudera (Samudera Shipyard)
Samudera Agency
Samudera Stevedoring
Samudera Shipping
Samudera Logistic
Samudera Salvage
Samudera Shipyard
Samudera Property
Samudera Terminal
Adapun untuk hirarki PT. Samudera Indonesia Tangguh (Persero) adalah sebagai berikut:
|3
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
|4
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
PT. Yasa Wahana Tirta Samudera (YWTS) adalah perusahaan yang bergerak di dunia galangan
yang didirikan pada tahun 1976 di Semarang, tepatnya di kawasan pelabuhan Tanjung Emas
sebagai anak perusahaan PT. Samudera Indonesia. Pada awalnya, pendirian PT. YWTS
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam perbaikan kapal-kapal milik PT. Samudera
Indonesia dengan nama PT. Samudera Indonesia Unit Perbengkelan.
Pada tahun 1977, perusahaan ini sudah mampu melengkapi fasilitas mesin-mesinnya seperti
workshop, slipway, dan building berth dan lain sebagainya dan akhirnya perusahaan ini dapat
bergerak pada pembangunan kapal baru (building) dan perbaikan kapal (repairing), dan
perbaikan alat mekanis kelautan sehingga perusahaan dijadikan 1 nama perusahaan baru PT.
Yasa Wahana Tirta Samudera.
PT. Yasa Wahana Tirta Samudera mempunyai induk perusahaan pelayaran yang pusatnya di
Jakarta, yaitu PT. Samudera Indonesia Tbk. Perusahaan induk ini adalah penyumbang
costumer terbanyak bagi PT. Yasa Wahana Tirta Samudera dan 1 anak perusahaan PT.
Samudera Indonesia yang lain yaitu PT. Wahana Jaya Samudera, dikarenakan setiap terjadi
kerusakan pada kapal-kapal akan langsung diserahkan kepada kedua anak perusahaan ini.
PT. Yasa Wahana Tirta Samudera saat mampu melayani rata-rata 80 kapal docking dan
repairing per tahun untuk jenis tugboat dan tongkang. Sebagian diantaranya adalah function
modification, piping and construction. Hingga sekarang PT. Yasa Wahana Tirta tidak hanya
memiliki keahlian dalam bidang reparasi teknis ataupun keahlian personil namun juga PT. Yasa
Wahana Tirta Samudera mampu menjamin kepuasan pelanggan dengan mengacu pada standar
operational prosedur yang sudah menerapkan ISO 9001 dan ISO 14001 sesuai dengan class
dan regulasi yang ada. Selain itu juga diterapkan pula OHSAS 18001 untuk Safety Management
System.
Saat ini. PT. Yasa Wahana Tirta Samudera sedang melebarkan sayapnya dengan membangun
galangan baru yaitu Galangan Samudera Madura (GSM) yang berlokasi di Bangkalan, Pulau
Madura.
|5
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Untuk meningkatkan mutu dan kualitas perusahaan serta agar segala sesuatu yang dikerjakan
perusahaan ada suatu pencapaian maka PT. Yasa Wahana Tirta Samudera memiliki visi dan
misi yaitu :
2.3.1. Visi :
“Menjadi perusahaan galangan kapal yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar
global”
2.3.2. Misi :
1. Menjadikan perusahaan adalah partner yang baik terhadap galangan internal maupun
eksternal dan menciptakan karyawan yang memiliki keahlian di bidang industri perkapalan
untuk pembangunan, perbaikan & konversi kapal.
2. Bertekad untuk menjadi perusahaan jasa pemeliharaan, pembangunan dan konversi kapal
yang memegang teguh komitmen untuk memberikan kualitas dan nilai tambah bagi
stakeholder.
3. Perusahaan selalu meningkatkan kualitas dan ahklah sumberdaya manusia guna menunjang
kinerja perusahaan yang diikuti dengan efisiensi di segala bidang untuk mencapai
keuntungan maksimal yang bermanfaat bagi kesejahteraan karyawan dan pengembangan
perusahaan.
4. Selalu melakukan aktivitas penelitian yang didukung oleh tenaga ahli yang professional
serta melakukan kerja sama dengan pihak luar guna pengembangan di industri perkapalan.
5. Memiliki dan memberikan kontribusi dalam pembangunan bagi kemajuan perekonomian
untuk bangsa dan negara.
6. Menjamin kehidupan yang lebih baik dan rasa aman dalam bekerja melalui perhatian penuh
pada keselamatan dan kesehatan kerja serta berupaya untuk menghasilkan pekerjaan yang
ramah lingkungan.
Secara umum, struktur organisasi PT Yasa Wahana Tirta Samudera adalah sebagai berikut ;
|6
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
|7
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Kepala departemen marketing membawahi 2 divisi yaitu marketing control supervisor dan
marketing planning supervisor. Tugas dan wewenang dari departemen marketing ini adalah :
Menghubungi, mencari dan mengkontak owner kapal yang kapalnya sudah waktunya untuk
reparasi atau maintenance (order masuk)
Mencari tender – tender pemerintah yang sesuai dan compatible dengan galangan secara
online
Negosiasi dan penawaran cost dengan owner kapal
Membuat dan menyebarkan repair list yang sudah di approve owner
Mengestimasi biaya
Kepala Departemen Planning and Engineering atau biasa disebut dengan PPC membawahi
supervisor PPC dan supervisor pembelian. PPC ini bekerja overall di bagian jasa dan
Purchasing ini bekerja overall di pengadaan material.
Tugas dan wewenang untuk Supervisor PPC ini detailnya adalah sebagai berikut :
Kepala departemen produksi membawahi kepala proyek, supervisor konstruksi, dan outfitting,
supervisor permesinan dan listrik, dan supervisor dok dan fasilitas. Tujuan adanya departemen
ini adalah agar pengerjaan baik dan sesuai dengan prosedur ahli.
Tugas dan wewenang untuk Department Produksi ini dibagi menjadi dua yaitu :
|8
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Tugas dan tanggung jawab departemen Quality Safety and Facility adalah sebagai berikut:
Melaksanakan perawatan dan perencanaan untuk pekerjaan shifting, docking & undocking
Melaksanakan pengawasan dan perencanaan untuk pekerjaan pemeliharaan fasilitas
galangan dan fasilitas umum
Melaksanakan kordinasi dengan bagian lain yang terkait perawatan / perbaikan fasilitas
galangan dan fasilitas umum
Membuat laporan aktifitas galangan dan pemeliharaan fasilitas galangan dan fasilitas
umum.
Melaksanakan perawatan rutin peralatan dan fasilitas galangan.
Fasilitas dan sarana yang dimiliki PT. Yasa Wahana Tirta Samudera memiliki peran yang
sangat penting karena dapat menunjang jalannya kegiatan produksi. Fasilitas dan sarana yang
terdapat di PT. Yasa Wahana Tirta Samudera adalah sebagai berikut:
Gudang berfungsi untuk penyimpanan material untuk pengerjaan kapal baik itu material
perusahaan atau material titipan owner, serta sebagai tempat untuk mengatur keluar masuk
|9
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
barang proyek perusahaan. Di gudang terdapat barang-barang seperti LPG, cat, mur, baut, plat
tipis, CO2, dll. Gudang harus menyediakan kebutuhan untuk 3 bulan kedepan.
Untuk pengambilan material, subkon yang mengambil barang yang dibutuhkan biasanya
membawa nota yang ditanda – tangani oleh orang produksi untuk diserahkan ke orang gudang.
Sehingga setelah barang diambil dapat di data, dan jelas pengeluarannya untuk apa – apa saja.
2.5.2. Workshop
Di ruang ini terdapat 6 alat yaitu: 2 mesin bubut besar dan kecil, 2 mesin bor besar dan kecil,
1 mesin frais, dan 1 mesin sekrap. Mesin bubut besar yang ada di sini biasa digunakan untuk
pengerjaan shaft dengan maksimal diameter 300 mm dan panjang 8 m. Mesin bubut kecil
biasanya untuk membuat drat pada pipa, baut, dll.
Pada workshop juga sering dikerjakan berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan rudder,
propeller, dan juga shaft kapal. Selain itu juga terdapat ruangan semi terbuka untuk pengerjaan
pipa dan valve
| 10
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Workshop CNC (Computer Numerical Control) merupakan ruangan semi terbuka yang
berfungsi untuk memotong dan membentuk plat yang akan digunakan untuk membangun atau
mereparasi kapal. Terdapat 2 jenis mesin CNC (Computer Numeric Control), yaitu 1 Mesin
CNC kecil dan 1 Mesin CNC besar. Mesin CNC berjenis flame. sedangkan mesin CNC besar
memiliki 3 jenis keluaran, 1 plasma dan 2 flame. Jenis flame menggunakan campuran antara
LPG dan CO2 sedangkan plasma menggunakan campuran listrik dan angin
| 11
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Slipway merupakan landasan yang dibangun untuk meluncurkan ke laut ataupun menaikkan
kapal dari dan ke daratan baik untuk membangun ataupun mereparasi kapal. Perusahaan ini
memiliki enam slipway yang terdiri dari tiga dock yang menggunakan cradle dan tiga dock
lainnya akan menggunakan air bag. Untuk menggunakan keenam slipway tersebut, dibutuhkan
sebanyak tiga motor wind untuk menarik kapal yang akan di docking. Karateristik kapal yang
sering di-docking oleh PT. YWTS merupakan kapal yang berukuran 60-80 meter. Hal ini
disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di PT. YWTS yang mempunyai kapasitas slipway
yang kecil.
Area Slipway A
Di area ini pengedokan menggunakan metode cradle dengan kapasitas 2500 DWT. Panjang
cradle 20 m dan lebar 6 m. Luas area slipway A 100m x 30m
Area Slipway B
Di area slipway B pengedokan menggunakan metode cradle, dengan kapasitas 2500 DWT.
Panjang cradle 25m dan lebar 9m. Luas area slipway B 100m x 30m
Area Slipway C
Di area slipway C pengedokan menggunakan metode cradle, dengan kapasitas 2500 DWT.
Panjang cradle 20m dan lebar 6m. Luas area slipway A 100m x 30m
| 12
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Area Slipway D
Di slipway D pengedokan menggunakan metode air bag, dengan kapasitas 5000 DWT.
Panjang air bag 12 m dengan diameter 1,5m atau 1,8m. Luas area slipway D 105m x 30m
Area Slipway E
Di slipway E pengedokan menggunakan metode air bag sistem, dengan kapasitas 2000
DWT. Panjang air bag 12 m dengan diameter 1,5m atau 1,8m. Luas area slipway E 70m x
24m
| 13
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Building Berth merupakan tempat untuk pembuatan kapal baru. Luas area ini 60 m x 17 m.
2.5.6. Kelistrikan
Dalam proses produksi dan reparasi dalam perusahaan, tenaga listrik di PT Yasa Wahana Tirta
menggunakan :
| 14
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Sumber listrik dari PLN digunakan untuk semua keperluan, mencakup keperluan kantor
dan proses produksi di dalam bengkel maupun sebagai penyuplai listrik akomodasi kapal
disaat docking dan memiliki daya 1 x 345 KVA dengan pemakaian 22.000 watt.
2.5.7. Kompresor
Kompresor digunakan untuk supply udara bertekanan di galangan yang biasanya digunakan
untuk sandblasting, pengecetan (airless), pengisian air bag, penggunaan blender potong dll.
tanki kompresor di galangan ini berkapasitas maximum 10 bar dan penggunaanya di sebar
menggunakan manifold.
| 15
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
BAB III
ISI
3.1. Alur Bisnis Galangan
- Pelanggan & Galangan melakukan negosiasi terhadap harga yang akan disepakati.
- Pelanggan & Galangan bersepakat atas hasil negosiasi dari harga penawaran awal,
dalam tahap ini pihak pelanggan mengirimkan bukti ACC Quotation.
3. Penyusunan & Distribusi IPP ( PPC ke Seluruh Dept. & Sub Dept.).
- Pihak PPC melakukan penyusunan Dokumen IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) dari
Repair List diterima dari Marketing.
- Hal ini dilakukan untuk memastikan cakupan Item Pekerjaan di Repair List & Item
Pekerjaan Tambahan.
| 17
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
11. Tahapan Penawaran Biaya, Negosiasi & Persetujuan Daftar Pekerjaan Tambah
(Marketing ke Pelanggan).
- Pihak Marketing menyusun penawaran Biaya dari Daftar Pekerjaan Tambah dari Dept.
PPC.
15. Pengajuan & Persetujuan Permintaan Material Produksi (SubCon Harian & Layek).
- SubCon Harian tertentu mengajukan Permintaan Material kepada Layek.
16. Pengeluaran Material oleh Gudang (SubCon Harian & Gudang) – ADA MATERIAL.
- SubCon Harian tertentu mengajukan Permintaan Material via ACC Bon Pengeluaran
Material ke Gudang.
| 18
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
17. Permohonan Pengadaan Barang oleh Layek Terkait – TIDAK ADA MATERIAL.
- Layek Mengajukan Bon Permintaan Barang (via SIAGA).
19. Request Penawaran – Penerbitan Invoice oleh Supplier (Pengadaan & Supplier).
- Pihak Pengadaan mengajukan permintaan penawaran ke pihak Supplier.
- Pihak Keuangan melakukan pembayaran atas Invoice yang masuk dari Supplier.
- Setelah dinilai sesuai, maka pihak Gudang memberikan Tanda Terima Gudang
(Rangkap 3), untuk Gudang, Supplier & Pengadaan.
| 19
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
- Layek memberikan persetujuan terhadap Permohonan Pinjam Alat & Perintah Kerja
Alat.
27. SPK Peminjaman Alat & atau Perintah Kerja Alat (Selain CNC & Workshop).
- SubCon menyerahkan ACC Peminjaman Alat & atau Perintah Kerja Alat (Selain CNC
& Workshop) ke Sub Dept. Fasilitas.
29. Negosiasi & Kesepakatan Biaya Jasa Sub Con Harian (PPC & Sub Con Harian).
- SubCon menyerahkan Perintah Kerja, Lembar Opname & Absensi.
- Pada Lembar Opname, Sub Con menyerahkan List Pekerjaan Mingguan (Tanpa
disertai Harga).
- Pihak PPC memberikan harga jasas pada tiap List Pekerjaan Sub Con Harian.
- Sub Con Harian & PPC melakukan Negosiasi terhadap Harga Jasa hingga tercapai
kesepakatan harga.
31. Pembayaran Tagihan Sub Con Harian (Keuangan ke Sub Con Harian).
- Dept. Keuangan melakukan pembayaran atas Tagihan Rekap Opname Mingguan
(SubCon Harian).
- Namun jika sudah masuk kriteria, Pihak QC menerbitkan Dokumen Hasil Pemeriksaan
& Pengujian.
| 20
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
- Setelah dinilai sesuai, maka Pihak QC menyerahkan Invoice & BA ke Pihak PPC untuk
dilakukan pendataan.
| 21
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
- Penunjukan Vendor khusus, yaitu dengan adanya penerbitan dokumen SPK Vendor
Khusus (Surat Perintah Kerja).
- Kembali ke Item No. 31 – 39 (Yaitu Pengecekan Kualitas Kerja Vendor Khusus baik
oleh QC maupun Class).
- Berita Acara Pekerjaan & Penagihan oleh Vendor Khusus ke Galangan, melalui PPC.
53. Distribusi SK Dock & Quality Report (PPC ke Pihak Eksternal Terkait).
- Setelah proses Repair & proses Pengecekan Kualitas selesai, Pihak PPC menyerahkan
dokumen SK Dock ke Pihak Eksternal sebagai Bukti Laporan Docking.
| 22
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Pada PT. Yasa Wahana Tirta Samudera memiliki 2 jenis pengedokan yaitu metode cradle dan
airbag. Slipway dengan metode cradle, yaitu pengedokan menggunakan semacam kereta yang
diatasnya terdapat stopblock dan kayu sebagai ganjalan kapal sedangkan metode airbag yaitu
pengedokan menggunakan balon karet besar yang diisi dengan angin.
| 23
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
| 24
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Dikarenakan kapal ini menggunakan bahan fiber, maka proses penarikannya dilakukan
secara pelan – pelan.
Metode docking menggunakan metode airbag yang balon karet besar yang diisi dengan
angin. Pada metode ini kami melihat Kapal tongkang Cakra VII. Adapun prosesnya adalah
sebagai berikut.
1. Kapal di tepikan di area slipway D dan dipasang tali tambat dikiri kanan depan kapal.
Lambung haluan kapal dipasang bull dengan cara las. Kemudian kapal dikaitkan
dengan tali yang terhubung dengan winch.
2. Kapal diposisikan selurus mungkin dengan menarik-ulur tali tambat yang telah
dipasang.
| 25
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
| 26
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Undocking adalah penurunan kapal dari atas dock. Apabila kapal melakukan proses docking,
agar kapal bisa kembali berlayar maka harus melalui proses undocking. Undocking kapal di
PT. Yasa Wahana Tirta Samudera ada 2 metode yang sama seperti docking yaitu metode cradle
dan airbag.
| 27
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
| 28
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
4. Setelah stopblok dipindahkan semua, air dari laut dipompa ke slipway sehingga
slipway terisi air sembari kapal diturunkan ke laut pelan-pelan dengan menggunakan
winch
5. Saat bagian buritan berada di dekat ujung pintu kolam winch dihentikan dan
menunggu kapal terapung dengan sendirinya
Gambar 3.15. Proses penurunan kapal saat kapal slipway mulai terisi air
| 29
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Survey merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan sebelum kapal dilakukan
pengerjaan repair. Survey mengambil peranan penting karena biasanya hasil survey digunakan
menjadi acuan pengerjaan repair. Survey yang dilakukan digalangan biasanya dilakukan oleh
badan klasifikasi ataupun divisi quality control/quality assurance pada galangan tersebut.
Biasanya galangan akan melakukan survey internal terlebih dahulu sebelum disurvey oleh
class. Berdasarkan umur dan keadaan kapal, survey dibedakan menjadi:
Annual survey merupakan survey yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Survey ini wajib
dilakukan untuk seluruh kapal terlebih untuk kapal penumpang. Bebereapa pengerjaan yang
dilakukan pada annual survey diantaranya adalah:
Melakukan pengecekan bagian bottom dan lambung. Pengecekan ini dilakukan untuk
mengetahui adanya deformasi, crack, doubling, ataupun piting.
Melakukan UT (Ultrasonic Test). Hal ini dilakukan untuk mengetahui ketebalan plat,
sehingga akan diketahui plat mana yang harus diganti dan tidak. UT ini dilakukan hanya
pada bagian bottom dan lambung kapal. Minimal tebal plat yang diizinkan BKI mengalami
losses sebesar 20% dari tebal awal plat saat pembuatan kapal. Jika lebih dari itu plat kapal
harus diganti atau replating.
| 30
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Melakukan pengecekan valve seachest. Untuk valve biasanya dilakukan hydrostatic test
atau air test untuk mengetahui kekuatan valve tersebut.
Melakukan clearance check. Clearance check ini biasanya dilakukan di 3 tempat utama
yakni shaft, rudder dan pintle. Pengujiannya menggunakan fuller. Untuk batas toleransinya
adalah sebagai berikut:
o Prop. Shaft: 0,01D + 3
o Rudder Stock: 0,01 + 2
o Pintle: 0,01D + 4
Adalah survey yang harus dilakukan kapal setiap 2-3 tahun sekali. Survey ini sifatnya wajib
dilakukan untuk semua kapal tanpa pengecualian. Untuk surveinya sama dengan annual
survey, hanya saja ditambah dengan megger test untuk pompa dan generator.
Special survey merupakan salah satu bentuk survey yang dilakukan setiap lima tahun sekali.
Survey ini sangat wajib dilakukan untuk semua jenis kapal. Untuk surveinya sama dengan
intermediate survey, hanya saja ditambah dengan:
Overboard sevices
Cabut propeller dan ruuder stock untuk di test NDT (Non-Destructive Test). Untuk macam
– macam NDT adalah sebagai berikut:
o Penetrant (untuk stainless)
o UT – flow (untuk hasil pengelasan)
o Magnetic Particle Inspection (untuk baja)
| 31
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Inspeksi plat mempunyai banyak jenis. Pada kesempatan kerja praktek ini, kami telah melihat
beberapa dari jenis inspeksi plat, yaitu vacuum test dan hose test. Tujuan dari inspeksi plat ini
adalah untuk mengetahui apakah ada kebocoran atau tidak pada plat yang rata. Beberapa jenis
inspeksi plat antara lain :
Vacuum Test
Vacuum test biasanya digunakan untuk mengetahui kondisi plat apakah terdapat kebocoran
atau tidak dengan cara menembakkan vacuum/udara bertekanan tinggi di bagian yang ingin
di tes. Pertama, sebelum melakukan vacuum test, plat yang akan di tes harus dibersihkan
dari debu dan kotoran dengan cara disemprot larutan air sabun. Kedua, plat yang telah
diolesi air sabun diberi tekanan vacuum sebesar -0.20 hingga -0.25. Setelah diberi vacuum,
diamati apakah terdapat busa/buih dari bekas larutan air sabun yang di vacuum tersebut.
Apabila tidak terdapat busa/buih, maka plat tidak terdapat kebocoran, namun apabila
sebaliknya maka plat terdapat kebocoran. Vacuum test lebih cocok digunakan pada plat
yang datar atau horizontal.
Hose Test
Hose test adalah metode inspeksi dengan cara menyemprotkan air bertekanan tinggi sekitar
10 bar pada objek yang ingin dilakukan pengetesan. Hose test bertujuan untuk mengetahui
| 32
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
apakah terjadi kebocoran atau tidak pada plat-plat tertentu. Plat-plat tertentu ini adalah plat
yang tidak memungkinkan untuk dilakukan vacuum test maupun tank test. Proses
pengujiannya adalah dengan memposisikan nozzle pada jarak maksimum 1,5 – 5 ft dari
plat, lalu hidupkan pompa dan semprotkan air ke plat yang ingin diinspeksi lalu dicek di
plat bagian dalamnya apakah ada kebocoran atau tidak jika ia akan keluar air.
Gambar 3.22. Hose Test pada Inner door KMP Berlin Nakroma.
Tank Test
Inspeksi jenis ini biasa digunakan pada tangki yang ingin diinspeksi kebocorannya, hampir
sama dengan vacuum test dimana tangki diberi larutan air sabun dan ditutup semua
valvenya kecuali valve yang dimasuki compressor lalu diberi tekanan 0.2bar.
Chalk Test
| 33
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Biasa disebut chalk solar test, yaitu mengecek kebocoran plat dengan mengolesi cairan
kapur pada pelat yang ingin diinspeksi dibagian depannya dan menuangkan solar dibagian
belakang plat yang ingin diinspeksi. Apabila terjadi kebocoran akan timbul bercak putih
dibagian belakang plat yang ada solarnya karena cairan kapur terangkat oleh solar.
Kekurangan dari metode ini adalah tidak diresmikan oleh class (BKI) dan membuang-
buang solar. Keuntungannya tidak diperlukan alat-alat khusus.
Inspeksi las mempunyai banyak jenis. Inspeksi las ini bertujuan untuk mengetes apakah hasil
las terdapat kebocoran atau tidak. Pada kerja praktek kali ini, kami berkesempatan melihat
salah satu jenis inspeksi las, yaitu NDT (Non-Destructive Test). Di NDT ini juga terdapat
beberapa metode. Kami melihat metode Penetrant dan MPI (Magnetic Particle Inspection).
Penetrant Test
Penetrant test ini merupakan tes yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
keretakan atau berlubang pada propeller. Pada prinsipnya metode pengujian dengan liquid
penetrant memanfaatkan daya kapilaris. Terdapat 3 bahan untuk melakukan pengujian
dengan penetrant test yaitu cleaner, developer, dan red penetrant.
| 34
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Gambar 3.24. Penetrant Test pada pangkal propeller MV Gas Nuri Arizona
| 35
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Spotcheck SKC-S Aerosol berfungsi untuk membersihkan bagian yang akan diinspeksi.
Magnavis WCP-2 Aerosol berfungsi untuk memberikan warna putih pada bagian yang
diinspeksi sehingga hasil inspeksi dapat terlihat secara jelas.
Magnavis 7HF Aerosol berfungsi untuk mengetahui hasil pengelasan yang mengalami
retakan.
Berikut adalah tahapan magnetic particle inspection (MPI):
Hasil pengelasan yang akan diinspeksi dibersihkan terlebih dahulu menggunakan sikat
kawat dan disemprot dengan Spotcheck SKC-S Aerosol lalu di lap dengan kain untuk
membersihkan partikel-partikel kecil pada hasil las.
Setelah dibersihkan, bagian yang akan diinpeksi disemprot dengan Magnavis WCP-2
Aerosol agar hasil inspeksi dapat terlihat dengan jelas.
Dua buah yoke ditempelkan di sekitar bagian yang diinspeksi dan disemprotkan
Magnavis 7HF Aerosol untuk mengetahui bagian yang mengalami retakan.
Apabila terdapat retakan, hasil las tersebut harus diperbaiki dengan cara di las ulang.
| 36
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Gambar 3.27. MPI (Magnetic Particle Inspection) pada engsel Rampdoor KMP Berlin
Nakroma.
3.5.1. Replating
Replating atau penggantian plat merupakan proses pergantian plat baru pada kapal untuk
mengganti plat lama yang telah mengalami penipisan plat yang diakibatkan oleh korosi
| 37
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
maupun deformasi ataupun pembengkokan yang terjadi akibat benturan, sehingga kondisi plat
menjadi tidak sesuai dengan aturan class. Plat yang baru harus memiliki tebal yang sama
dengan plat yang digunakan oleh kapal tersebut. Adapun tahapan – tahapan replating adalah
sebagai berikut:
1. Pengecekan Ketebalan Plat
Pengecekan ini menggunakan alat ultrasonik yang ditempelkan pada titik-titik plat yang
akan diuji. Sebelum dilakukan pengecekan, plat yang akan dicek harus sudah bersih dari
karang – karang yang ada. Jika ada permukaan kapal plat yang masih tertutup cat maka cat
harus dihilangkan sedikit dengan menggunakan palu agar cat terkelupas. Selain itu alat
ultrasonik ini dikalibrasi agar kita tahu jika alat ini masih berfungsi dengan baik. BKI
mengizinkan pengurangan ketebalan plat maksimal sebesar 20% dari tebal awal plat saat
pembuatan kapal. Jika lebih dari itu plat kapal harus diganti atau replating.
| 38
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
| 39
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Gambar 3.32. Proses pemotongan plat bottom pada TB. Indo Power 11
3. Pengelasan
Pengelasan menggunakan busur las atau biasa disebut dengan SMAW atau MIG.
Pengelasan SMAW ini menggunakan elektroda, dimana diameter elektroda yang
digunakan bervariasi tergantung dengan letak pengelasan dan ketebalan pelat yang akan
dilas.
Gambar 3.33. Proses pengelasan plat bottom pada TB. Indo Power 11 (dari kamar mesin)
| 40
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Gambar 3.34. Proses pengelasan plat bottom pada TB. Indo Power 11 (dari luar)
Gambar 3.35. Hasil pengelasan plat bottom pada TB. Indo Power 11 (tampak luar)
| 41
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Gambar 3.36. Hasil pengelasan plat bottom pada TB. Indo Power 11 (tampak dari kamar
mesin)
4. Pengetesan
Hal ini berfungsi untuk memastikan tidak adanya cacat pada pengelasan. Tes yang sering
digunakan adalah vacuum test. Untuk penjelasan lebih lengkap akan dijelaskan dibagian
Pengetesan pada Kapal
Umumnya kerusakan pada propeller terjadi pada bagian daun propeller, seperti mengalami
fouling, terjadi pengikisan akibat kavitasi, terjadi keretakan dan bengkokan (bending) akibat
benturan dan sebagainya. Jika terjadi keretakan pada daun propeller.jika hal ini terjadi, terdapat
dua pilihan yang dapat owner ambil apabila propeller mengalami kerusakan yaitu antara
mengganti dengan yang baru atau memperbaikinya. Namun hal ini sudah diatur oleh class
dengan ketentuan sebagai berikut:
Daun propeller rusak 1/3 dari bagian poros wajib diganti dengan yang baru
Daun propeller rusak 1/3 di bagian tengah akan dilakukan diskusi terlebih dahulu antara
owner dan class untuk menetapkan langkah yang akan diambil
Daun propeller rusak 1/3 dari bagian ujung dapat dilakukan perbaikan
Adapun prosesnya adalah sebagai berikut:
Bagian daun propeller yang retak seperti di las namun menggunakan alat yang disebut
blender, kuningan sebagai penambal dipanasi terlebih dahulu, lelehan kuningan tersebut
yang akan dijadikan penambal keretakan.
Setelah kuningan dipanasi, kuningan yang telah sedikit leleh dicelupkan kedalam tepung
borax atau pijer gunanya sebagai perekat.
| 42
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Lalu dilakukan proses penambalan dengan penambahan logam agar hasil penambalan tidak
retak kembali.
Setelah selesai logam nantinya akan diambil kembali.
Propeller digerinda pada bagian daun propeller yang telah mengalami perbaikan sehingga
permukaan daun propeller rata.
Gambar 3.38. Proses penambahan daging (pelelehan kuningan dan pijer) pada propeller TB.
SBU 89
| 43
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
| 44
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Anode merupakan pelindung kapal dari korosi yang disebabkan oleh hewan-hewan laut. Anode
dipasang dibagian kapal yang terendam air laut, paling banyak didaerah buritan karena di
daerah buritan terdapat propeller dan rudder yang mudah korosi dengan jarak antar anode
adalah kurang lebih 3m. Terdapat 2 jenis anode, yaitu zink anode yang terbuat dari seng (Zn)
dan alumunium anode yang terbuat dari alumunium.
| 45
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Coating atau painting adalah proses pengecatan ulang body kapal yang melakukan repair.
Coating ini sendiri berfungsi untuk melindungi body kapal agar tidak mudah keropos dan
mengurangi dari tempelan-tempelan binatang laut.
Tahapan coating adalah sebagai berikut:
1. Penyekrapan
Proses penyekrapan bertujuan untuk membersihkan lambung kapal dari binatang-binatang
laut serta kotoran laut yang menempel dengan cara di gosok menggunakan alat sekrap
berupa besi pipih.
| 46
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
3. Sand Blasting
Proses sandblasting berupa proses penyemprotan material yang biasanya berupa pasir
silika atau steel grit dengan tekanan tinggi pada suatu permukaan. Proses sandblasting ini
bertujuan untuk untuk menghilangkan sisa-sisa cat lama dan karat yang menempel pada
lambung kapalsebelum dilakukan pengecatan ulang. Selain itu, juga bertujuan untuk
membuat profile (kekasaran) pada permukaan plat agar dapat tercapai tingkat perekatan
yang baik antara permukaan plat dengan cat. Alat – alat yang digunakan antara lain berupa
pasir sandblasting, kompressor, sand pot, selang serta nozzle. Cara kerjanya yaitu pasir
yang ditampung pada sand pot akan disalurkan oleh selang menuju nozzle untuk
menyemprot plat dengan tekanan sekitar 7 – 9 bar yang diberikan oleh kompressor. Macam
– macam Sand Blasting
Full Blasting : Menghilangkan cat sepenuhnya sampai cat primer juga dihilangkan.
Sweep Blasting : Menghilangkan cat sebagian hanya sampai lapisan cat primer.
Full – Sweep : Gabungan antara full blasting dan sweep blasting dimana sebagian ada
yang cat primernya dihilangkan karena berkarat dan sebagian tidak sampai cat
primernya dihilangkan karena dinilai catnya masih bagus.
| 47
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Metal Abrasif metal antara lain yaitu steel shoot, steel grit,dan wire cut
carbon.
Non Metal Abrasif non metal antara lain pasir silika, aluminium oksida,
silikon, karbida, glass bead, dan walnut sheel
4. Painting
Berikut merupakan alat-alat yang diperlukan untuk proses pengecatan:
1. Airless
Airless adalah suatu alat yang digunakan untuk mengvakumkan udara dan menyedot
cat dan menyemprotkan cat menggunakan spray gun.
2. Kompresor
Kompresor berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan sehingga cat dapat
disemprotkan.
3. Masker/Topeng Cat
Topeng cat berfungsi untuk melindungi pekerja dari efek kimia cat, topeng ini biasanya
full face dan terdapat selang oksigen dibagian belakang kepala
4. Staging
Staging berfungsi sebagai pijakan untuk pengecatan yang tinggi serta untuk mengatur
jarak penyemprotan cat dimana jarak penyemprotan cat yaitu 140-150 cm.
| 48
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
5. Mixer
Mixer berfungsi untuk mengaduk cat.
6. Spray Gun
Spray gun merupakan alat untuk menyemprotkan cat.
Gambar 3.47. Proses Pengecatan Cat Primer pada Underwater MV Gas Nuri Arizona
| 49
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
| 50
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Volume Solid/ Kekentalan Cat: Kekentalan cat pun harus sesuai contoh seperti di
kapal KM Bukit Patung ini kekentalan cat yang sesuai adalah 70-72
Ketebalan Cat: Jika ketebalan cat ini dipengaruhi oleh faktor permintaan owner juga
biasanya 100 – 150 mikron, untuk ketebalan di hitung dalam satuan mikron
Cat yang Digunakan: Cat yang digunakan harus sesuai dengan yang diminta oleh
owner dan kebutuhan kapal
Kondisi Alat Kerja: Kondisi alat kerja yang dimaksud adalah layak tidak nya suatu
alat tersebut untuk melakukan proses painting.
Pengelesan adalah proses penyambungan logam yang sangat sering digunakan didalam dunia
industry, apalagi industry galangan. Namun pengelasan tidak bisa dilakukan sembarangan dan
diperlukan adanya persiapan sebelum kita memulai pengelasan. Berikut ini adalah alat alat
yang perlu dipersiapkan sebelum memulai pengelasan :
Trafo
| 51
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Kawat Las
Kawat las pun terbagi menjadi beberapa jenis, salah satunya yang sering digunakan adalah
E6013. Berikut ini adalah keterangan tentang Kawat Las E6013
E = Elektroda
60 = Kekuaan tarik
1 = posisi pengelasan
Topeng las
| 52
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Palu chipping
SAW (Submerged Arc Welding) adalah jenis las yang menggunakan flux yang berbentuk
pasir, dimana flux tersebut berfungsi untuk melindungi logam yang mencair ketika proses
pengelasan, agar tidak terkontaminasi oleh udara dari luar sehingga hasil las yang
dihasilkan lebih baik. Di PT. Yasa Wahana Tirta Samudera pengelasan SAW sudah
menggunakan sistem semi robotic, namun hanya untuk pengelasan yang lurus saja.
FCAW (Flux Cored Arc Welding) adalah salah satu jenis las yang menggunakan elektode
yang terdapat flux didalamnya dan merupakan kebalikan dari SMAW. Pengelasan FCAW
ini logam cair dilindungi oleh gas pelindung CO2 dan Argon
| 53
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
SMAW (Shield Metal Arc Welding) yang biasa disebut las busur listrik merupakan salah
satu jenis las yang menggunakan elektrode yang dibungkus serbuk flux dikawat atau
sticknya.
3.6.1. Valve
Valve adalah suatu alat yang mengatur, mengarahkan atau mengontrol aliran dari suatu fluida
(gas, cairan, padatan terfluidisasi) dengan membuka, menutup, atau menutup sebagian dari
jalan alirannya. Terdapat beberapa bahan valve diantaranya:
Gate Valve
Butterfly Valve
Globe Valve
Angle Valve
Ball Valve
Foot Valve
Safety Valve
| 54
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Gate valve adalah jenis katup yang digunakan untuk membuka aliran dengan cara mengangkat
gerbang penutup nya yang berbentuk bulat atau persegi panjang. Gate valve berfungsi juga
untuk menutup aliran dengan sangat cepat namun pembukaan dari valve ini sendiri agak
lambat. Posisi gate pada valve ini tergantung dengan kebutuhan.
Gambar 3.50. Gate Valve pada Void Tank MV Gas Nuri Arizona
Butterfly Valve adalah valve yang dapat digunakan untuk mengisolasi atau mengatur aliran.
Butterfly valve dapat dikatakan jenis gate valve namun memiliki gate yang berbentuk disc dan
berbeda pada arah gerak gate itu sendiri dengan diopeasikan menggunakan lever ada juga
actuator yang disaat digeser menggeser pergerakan disk 45 derajat.
| 55
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Globe Valve adalah valve yang memiliki arah gerak linier dan dirancang untuk menghentikan
aliran, membuka aliran dan mengatur aliran. Disk globe valve bisa benar-benar menutup
sebuah aliran. selain itu valve jenis ini sangat baik untuk mengatur besar kecil nya aliran
(trotthling) karena tidak menimbulkan turbelensi aliran.
Angle valve berfungsi untuk membelokan arah fludia dari vertikal ke horizontal atau
sebaliknya, sekaligus menutup/membuka/mengontrol laju fluida. Angel Valve sama seperti
globe valve, angle valve juga digunakan pada situasi dimana pengaturan besar kecil aliran
diperlukan (throttling). Namun angle valve di buat dengan sudut 90°, hal ini untuk mengurangi
pemakaian elbow 90° dan fitting tambahan.
| 56
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Ball Valve adalah sebuah Valve atau katup dengan pengontrol aliran berbentuk seperti
bola/belahan. Bola itu memiliki lubang, yang berada di tengah – tengah bola sehingga ketika
lubang tersebut segaris lurus atau sejalan dengan kedua ujung Valve, maka aliran akan terjadi.
Bola ini dihubungkan ke handwheel atau lever oleh spindel.
Quick Closing Valve adalah valve pengaman yang biasanya terpasang pada tangki bahan bakar
di kapal. Valve ini dilengkapi dengan pegas dikeliling stem yang terhubung dengan lever,
sehingga disaat dalam keadaan darurat dan lever di ditarik pegas akan menekan stem yang
terhubung dengan gate sehingga aliran berhenti dengan sangat cepat.
| 57
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
sehingga terhentinya aliran bahan bakar dari tangki, hal ini dapat meminimalisir musibah
kebakaran.
Fungsi teknis foot valve adalah membuka dan menutup menyesuaikan dengan kinerja yang
diperlukan. Foot Valve sering digunakan untuk ujung hisap pipa dari pipa bahan bakar, pipa
bilga, pipa air tawar, cofferdam dan pipa untuk minyak kotor.
Swing check valve memiliki disk yang menggantung pada poros (hinge pin) di bagian atasnya.
Apabila terjadi aliran maju atau foward flow, maka disk akan terdorong oleh tekanan sehingga
terbuka, apabila terjadi aliran balik, tekanan fluida akan membuat disk tertutup rapat. Jadi
Swing Check Valve ini adalah valve yang memiliki satu arah saja.
| 58
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Strom angle valve dapat mencegah aliran fluida balik/aliran balik, karena pada strom angle
valve memiliki katup. Selain itu, strom angle valve juga dapat menghentikannya atau menutup
aliran fluida karena dalam valve ini dilengkapi dengan handwheel.
Safety valve adalah jenis valve yang membuka katup secara otomatis yang melepaskan zat
dari suatu sistem, ketika tekanan atau temperatur melebihi batas yang telah ditetapkan. Valve
ini untuk mencegah kerusakan pada equipment, dan yang lebih penting lagi untuk menghindari
kecelakaan.
| 59
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Pengetesan pada valve biasa disebut dengan pressure test untuk fluida gas, sedangkan untuk
fluida cair biasa disebut dengan hidrostatic test. Pengetesan valve yang bertujuan untuk
mengetahui kebocoran pada valve serta kekuatan valve untuk menerima 1,5 kali tekanan fluida
sesuai dengan spesifikasi valve. Tetapi apabila valve yang akan di test sudah valve lama, maka
pengujiannya hanya menerima minimal sesuai dengan spesifikasi valvenya. Contohnya
spesifikasi tersebut tertera 5K-30, spesifikasi tersebut berarti jika valve mampu menerima
tekanan fluida sebesar 5 – 7,5 bar, dan memiliki diameter inlet serta outlet sebesar 30 mm. Alat
untuk pengetesan valve adalah handpump. Saat pengetesan valve, bagian inlet valve
disambungkan dengan handpump untuk diberikan fluida bertekan sedangkan bagian outlet
valve ditutup.
| 60
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
3.6.2. Pipa
Pada Galangan PT. YWTS ini sangat banyak proyek yang berhubungan dengan pipa, pipa-pipa
yang digunakan pada proyek-proyek ini pun beragam bahan dasarnya, diantaranya adalah :
Pipa cast iron : adalah pipa yang biasa digunakan untuk proyek migas
Pipa Galvanis: adalah pipa yang digunakan untuk mengalirkan air tawar dan air laut
Adapun jenis-jenis pipa yang termasuk kedalam bagian pipa yang harus diperbaiki dan diganti
pada proyek Kapal Gas Nuri Arizona diantaranya :
Pipa kargo adalah pipa yang berfungsi sebagai saluran loading dan un-loading muatan pada
kapal ini yang berupa LPG, dimana pada kapal ini menggunakan pipa berukuran 6 inch dan 4
inch sebagai pipa kargonya.
Cooling pipe yang terletak di main deck ini berfungsi sebagai saluran cooling water yang
berguna untuk menjaga suhu dari cargo tank agar tidak melebihi suhu max nya yaitu 45 o
Celcius, pipa yang digunakan menggunakan pipa berukuran 2 inch.
| 61
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Pipa emergency shower yang terletak di main deck ini berfungsi sebagai saluran lewatnya air
yang berguna jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada kargo tank seperti kebakaran
ataupun panas yang berlebih dan cooling pipe saja tidak cukup untuk mendinginkan cargo tank
tersebut, dimana pipa ini memiliki ukuran 2,5 inch.
Pipa ventilasi atau Pipa Udara pada kapal digunakan sebagai ventilasi udara di tangki – tangki
kapal dan cofferdam juga letak pipa ini biasanya diatas geladak baik main deck, rise deck dan
tepatnya berada di sisi kiri dan kanan atau mendekati dinding dari super structure atau
bangunan atas kapal pada pipa udara yang kami temui juga dilengkapi vent head yang berfungsi
sebagai pencegah percikan api karena terdapat Screen Mess dan pencegah masuknya air
karena ada katup berbentuk bulat yang disebut Float.
Pipa railing berfungsi sebagai pembatas untuk mencegah Anak Buah Kapal maupun
penumpang terjatuh saat berada di tepi kapal, pipa ini memiliki ukuran 1 inch.
| 62
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Pipa hydraulic adalah pipa yang berfungsi sebagai saluran lewatnya fluida yang menggerakkan
sistem hydraulic pada windlass.
Hawse pipe atau pipa urup adalah pipa yang berfungsi sebagai tempat lewatnya rantai jangkar
pada kapal
| 63
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Pipa ballast adalah pipa yang berfungsi sebagai aliran lewatnya air ballast dari sea chest yang
disalurkan ke tangki ballast menggunakan pompa, ukuran pipa ballast pada kapal ini adalah 6
inch sch 40.
adalah pipa yang berfungsi sebagai pipa yang menyalurkan air yang menggenang/tertampung
di atap deckhouse dialirkan ke bawah dan dibuang melalui overboard di kiri dan di kanan kapal,
dengan ukuran 4 inch
| 64
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
Filling Pipe/ International Shore Connection seperti namanya pipa jenis ini adalah pipa yang
berfungsi memasukkan bahan bakar dengan selang yang dihubungkan ke pengisi bahan bakar.
International Shore Connection adalah suatu perlengkapan (flanges) yang harus dimiliki setiap
kapal yang berbobot 500GRT keatas, sesuai dengan aturan Solas, diameter 2 inch.
Adalah pipa yang berfungsi untuk mengukur volume fluida yang ada di dalam tangki, bisa
berupa muatan maupun bahan bakar dari kapal.
| 65
LAPORAN KERJA PRAKTIK I
PT YASA WAHANA TIRTA SAMUDERA
Jl. Deli No.17, Tanjung Emas, Semarang, 50129
BAB IV
Dari kegiatan bimbingan, survey dan pengajaran yang saya dapatkan selama 1 bulan di
Galangan. Juga dengan mengkomparasikan, menerapkan dan mengaplikasikan teori dan ilmu
yang saya dapatkan di Departemen Teknik Sistem Perkapalan dari laporan ini saya dapat
menyimpulkan yang saya dapatkan dari Kerja Praktik I saya ini adalah,
4.2. Saran
Saran yang diberikan penulis untuk galangan setelah melewati kerja praktek yaitu:
Masih banyaknya pekerja yang tidak memakai APD dan menjalankan pekerjaan dengan
prosedur yang tidak sesuai dengan standar keselamatan, hendaknya untuk memberikan
sanksi tegas kepada seiap karyawan yang tidak memakai APD dan tidak menjalankan
prosedur keselamatan dengan baik.
Sebagai mahasiswa kerja praktek, hendaknya praktikan bisa berhubungan (berkomunikasi)
dengan baik dengan seluruh karyawan galangan.
| 66