PERAWATAN LAMBUNG
Pekerjaan di atas dok pertama-tama dimulai dari pembersihan badan kapal dibawah garis air
dari kotoran-kotoran binatang laut dan tumbuh-tumbuhan laut (Fouling organisme), sisa-
sisa cat dan pengkaratan.
Beberapa cara telah kita kenal pembersihan badan kapal diantaranya :
Pembersihan dengan cara mekanis yaitu dengan peralatan penyekrapan dan pemukulan
( ketok )
Pembersihan dengan water jet cleaning
Pembersihan dengan sand blasting
Dan lain – lain
Pembersihan badan kapal yang dilakukan terbagi menjadi 2 (dua) pembersihan, yaitu:
Gambar : Pembersihan dengan cara penyekrapan
Keuntungan dari Sandblasting :
1. Membersihkan permukaan material (besi) dari kontaminasi seperti karat, tanah, minyak,
cat, garam dan lainnya.
2. Mengupas cat lama yang sudah rusak atau pudar
3. Membuat profile (kekasaran) pada permukaan metal sehingga cat lebih melekat.
Peralatan yang digunakan untuk sand blasting :
1. Kompressor 275 - 375 CFM
1. A NN U A L CLA SS S U RV EY A TA U SU RV EI TA H UN A N K ELAS
K AP A L
Survei tahunan kelas ini dilaksanakan setiap 1 tahun sekali selama periode kelas 5
tahun (4 kali dalam periode kelas 5 tahun). Tanggal jatuh tempo adalah pada setiap tanggal
ulang tahun yang dihitung dari tanggal mulai berlakunya kelas. Survei tahunan kelas dapat
dilaksanakan 3 bulan sebelum atau 3 bulan sesudah tanggal jatuh tempo (time window).
Untuk kapal yang mengangkut lebih dari 12 orang penumpang (kapal penumpang)
survey tahunan kelas harus dilaksanakan selambat-lambatnya pada tanggal jatuh temponya
yang berarti tidak ada jendela waktu 3 bulan sesudahnya.
Berikut secara garis besar item-item pemeriksaan dari 2 cakupan survei tersebut,
diantaranya :
A. BAG IAN L AMBU NG / H UL L PART
Annual Class Survey/Survei tahunan kelas ini bertujuan untuk memastikan bahwa lambung
kapal, alat-alat penutup/kekedapan kapal, dan peraturan keselamatan dijaga dalam kondisi
yang baik selama periode renewal class/pembaruan kelas.
1. Sertifikat kapal
2. Pemeriksaan Kapal luar pelat lambung diatas garis air/waterline, dek cuaca/weather
deck, bangunan atas/superstructure, deck house, companionways, exposed casings,
bulwarksdan railings.
3. Ruang muatan/cargo spaces diperiksa secara acak dengan cakupan survei yang
ditentukan oleh surveyor berdasarkan usia dan kondisi dari kapal serta karakteristik
dari jenis muatan.
4. Pemeriksaan shell doors pada kapal ro-ro passenger dan kapal ro-ro cargo
5. Pemeriksaan cargo hatches
6. Pemeriksaan Kapal luar watertight bulkhead/sekat kedap, dipastikan tidak dalam
keadaan bocor.
7. Perhatian khusus pada struktur kapal terhadap bahaya korosi misalnya pada
bagian bilge suction.
8. Small hatches, weather tight doors dan skylight.
9. Pemeriksaan ventilators, air ducts and sounding pipes.
10. Pemeriksaan side scuttles dan deadlights
11. Pemeriksaan secara acak penutup bagian luar dari scupper dan pipa
buangan/discharge pipe.
12. Pemeriksaan peralatan jangkar.
13. Pemeriksaan fire protection dan safety equipment.
14. Pemeriksaan Kapal dan tes fungsi dari steering gear dan auxiliary steering gear.
Untuk item pemeriksaan kapal dalam survey tahunan dengan kapal-kapal tipe khusus dapat
mengacu pada Rules Biro Klasifikasi Indonesia.
Docking survey / survey pengedokan jika diperlukan penentuan tanggal jatuh temponya dapat
diakui sebagai Intermediate survey asalkan interval antara Docking Survey yang dapat diakui
tersebut dan Docking Survey selanjutnya tidak lebih dari 36 bulan. Intermediate
survey dan Docking survey dapat dilaksanakan secara bersamaan tergantung dari jenis kapal
dan umur kapal tersebut.
Berikut secara garis besar item-item pemeriksaan dari 2 cakupan survei tersebut,
diantaranya :
Intermediate Survey / survei kelas antara ini mencakup semua persyaratan yang relevan dari
SOLAS 1974 yang sejauh ini berkaitan dengan Cargo Ship Safety Construction Certificate.
Intermediate survey to be
Kind of Over 15
carried out together with 5 years ≥ ≥ 10 years ≥ 15 years
ship years ≥
docking survey
class renewal survey / survei pembaruan kelas harus dilaksanakan diatas dok. Class renewal
survei/survei pembaruan kelas dapat dimulai pada survey tahunan ke-4, dan sudah harus
selesai seluruhnya pada akhir periode kelas. Jika class renewal survey / survei pembaruan
kelas dimulai sebelum masuk jendela waktu tahunan ke 4, dapat diterima dengan catatan
seluruh pemeriksaan sudah harus selesai dalam kurun waktu tidak lebih dari 15 bulan.
Secara garis besar cakupan pemeriksaan pada kegiatan class renewal survey / survei
pembaruan kelas pada bagian lambung (hull part) menurut Rules Biro Klasifikasi Indonesia
diantaranya :
class renewal survey / survei pembaruan kelas untuk bagian permesinan (machinery part),
semua instalasi listrik dan safety equipment harus diperiksa secara mendetail dan dilakukan
pengetesan. class renewal survey / survei pembaruan kelas bagian lambung dan mesin selalu
bersamaan dalam satu periode kelas. Lingkup pemeriksaan dari bagian bagian permesinan
(machinery part) meliputi semua komponen dari permesinan dan instalasi listrik yang
dikelaskan.
1. Propulsion machinery
2. Auxiliary machinery
3. Lubricating oil system
4. Fuel system
5. Compressed-air system
6. Fresh cooling water system
7. Sea cooling water system
8. Bilge system
9. Ballast system
10. Steam systems
11. Condensate system
12. Feed water system
13. Thermal oil system
14. Electrical Installation
15. Fire extinguishing system & equipment
16. Safety arrangements
17. Spare parts
Atas permintaan dari pemilik kapal pelaksanaan class renewal survey / survei pembaruan
kelas bagian permesinan dapat dibagi menurut jadwal yang disetujui, setiap item survey
memiliki interval tidak lebih dari 5 tahun, sehingga secara merata setiap tahunnya dpt
diselesaikan kurang lebih 20% dari seluruh item mesin yang dipersyaratkan. Survei ini biasa
disebut dengan Continuous Class Renewal Survey (survey pembaruan kelas bersambung).
Survei pembaruan kelas bersambung mesin (Continuous Machinery Survey) sangat baik
untuk kapal yang memiliki mesin utama dan permesinan bantunya besar serta jumlahnya
banyak, untuk menghindari terlalu lamanya kapal menyelesaikan class renewal survey /
survei pembaruan kelas akibat menunggu penyelesaian pekerjaan permesinan.
Menurut Biro Klasifikasi Indonesia terdapat tiga jenis cara survey untuk pencatatan item
pemeriksaan survei pembaruan kelas bersambung mesin (Continuous Machinery Survey):
Dalam bidang perkapalan perawatan kapal perlu dilakukan untuk mempertahankan ketahanan
kapal agar life time nya lama sehingga tingkat produktifitas lancar berkembang tidak
terganggu akibat adanya kerusakan kapal. Selain itu juga dilakukan survey secara berkala
untuk pengecekan kondisi kapal sekaligus pendataan kapal pada kelas. Tujuan perawatan
kapal adalah Menjamin terlaksananya pelaksanaan sistem pemeliharaan terencana (PMS,
Planned Maintenance System) di kapal yang memenuhi persyaratan, sesuai dengan:
Kapal yang dikelaskan di BKI harus melaksanakan survey mempertahankan kelas sesuai
waktu yang ditentukan.
Dalam rangka mempertahankan kelas, survey periodik dan survey khusus untuk lambung,
instalasi mesin dan instalasi listrik, dan setiap perlengkapan khusus yang dikelaskan harus
dilaksanakan.
Prosedur Klasifikasi
Untuk mendapatkan kelas, kapal harus diperiksa sesuai dengan persyaratan survey
pembaharuan klas dan harus melalui prosedur sebagai berikut :
1) Pemilik kapal mengajukan surat permohonan survey yang ditujukan kepada kepala
cabang Kelas setempat.
2) Kepala cabang Kelas menunjuk salah satu surveyor untuk melaksanakan survey.
3) Surveyor yang ditunjuk mempelajari survey status kapal pada saat ini.
4) Surveyor menghubungi owner untuk menentukan kapan disurvey dan dimana posisi
kapal. Disamping itu surveyor juga melaksanakan diskusi dengan owner mengenai jenis
survey yang dilaksanakan serta pelaksanaan rekomendasi bila ada.
5) Pelaksanaan survey dilapangan oleh surveyor Kelas didampingi owner surveyor.
6) Surveyor mengendorse sertifikat sesuai jenis survey yang dilaksanakan dan
mencantumkan rekomendasi bila ada.
7) Surveyor membuat pra kualifikasi biaya survey dan laporan survey.
Tangki
Tangki yang digunakan dalam sistem bahan bakar terdiri dari dua tangki yaitu :
a. Tangki penyimpanan (tangki induk)
Tangki penyimpanan suatu sistem bahan bakar dapat ditempatkan diatas atau di bawah.
Tangki ini dilengkapi dengan penguras air dan penampung endapan. Ujung pipa hisap bahan
bakar harus diletakkan diatas titik yang tidak memungkinkan dicapai oleh endapan, paling
tidak harus 50 atau 75 mm di atas alas. Tangki harus mempunyai ventilasi dengan puncak
yang dilengkapi tutup anti hujan (Maleev, 1995).
b. Tangki harian
Tangki harian merupakan tangki sediaan bahan bakar. Disebut tangki harian karena harus
memuat bahan bakar yang cukup untuk operasi mesin selama satu hari kerja penuh, atau
kira-kira 8 sampai 9 jam. Tangki harian yang ditempatkan diatas umumnya memanfaatkan
gaya grafitasi untuk mengalirkan bahan bakar ke pompa penekan bahan bakar, dan dipasang
300 sampai 450 cm diatas pompa penekan bahan bakar. Tangki harian yang ditempatkan
dibawah harus diatur tidak lebih dari 195 cm dibawah pompa pemindah (Maleev, 1995).
Pompa pemindah bahan bakar
Setiap instalasi bahan bakar motor diesel biasanya mempunyai beberapa pompa
bahan bakar. Pompa-pompa tersebut yaitu untuk memindahkan bahan bakar secara terus
menerus dari tangki dasar (tangki induk) ke tangki harian. Dan satu lagi untuk mengalirkan
bahan bakar ke pompa penekan bahan bakar, kalau tangki harian tidak memberikan tekanan
yang cukup.
Instalasi dan kapasitas tangki harian menentukan ukuran pompa yang harus dipakai
untuk memindahkan bahan bakar dari tangki penampung bahan bakar yang sering digunakan
adalah : Pompa roda gigi, pompa torak dan pompa keping. Untuk lebih jelasnya lihat gambar
8.
Gamba
r 10. Bagian-bagian pompa penekan bahan bakar.
Gamba
r 11. Kedudukan plunyer terhadap silinder pompa sesuai dengan kapasitasnya
Gambar
12.
Governor sentrifugal (bandul)
Pengabut (injector)
Menurut Karyanto, 2002 bahwa pengabut (injector) adalah suatu alat yang gunanya untuk
mengabutkan bahan bakar solar dalam bentuk kabut yang sifatnya mudah tebakar pada ruang
bakar motor. Jadi tugas dari pengabut, untuk mengabutkan atau menyebarkan bahan bakar
dalam bentuk butiran-butiran halus dan terbagi rata pada kecepatan tinggi ke dalam ruang
bakar. Pengabutan itu diberikan kepada udara yang terdapat dalam ruang bakar pada akhir
langkah kompresi, dihasilkan campuran yang heterogen antara udara dan bahan bakar.
Pengabut akan bekerja pada saat tertentu sewaktu pompa bahan bakar memompakan bahan
bakar dengan tekanan 250-300 kg/cm2. Bahan bakar akan mengalir melalui lubang-lubang
kecil pada nosel dan akan menekan jarum melalui sel-sel jarum tersebut. Dengan adanya
penekanan jarum ini maka lubang aliran bahan bakar pada silinder akan terbuka dan bahan
bakar bertekanan tinggi akan masuk ke dalam silinder motor.
Gambar 13. Cara kerja pengabut
Cara kerja pengabut
Pada pengabut terdapat sebuah katup jarum, dimana ujung bawahnya terdiri atas dua
bidang kerucut. Kerucut yang pertama menetap pada dudukannya, sedangkan yang kedua
menerima tekanan dari bahan bakar. Jika gaya yang ditimbulkan bahan bakar melebihi gaya
pegas, maka katup akan terangkat ke atas sehingga membuka lubang pengabut
(Arismunandar, W dan Koichi Tsuda, 2004).
2. Sistem Navigasi
Sistem navigasi adalah suatu sistem yang memungkinkan awak kapal untuk
mengetahui secara akurat tentang arah, letak/ posisi dari kapal itu sendiri, obyek/ target
tertentu (disekitarnya, baik ditinjau dari berbagai kedudukan) diatas permukaan maupun
dibawah permukaan air laut. Adapun macam peralatan navigasi yang sering digunakan di
Kapal misalnya peta, kompas, echo sounder, RADAR (Radio Detection and Ranging), RDF
(Radio Direction Finder), Decca and Leran-C Navigation System, dan lain-lain.
PETA dan KOMPAS, Kedua macam peralatan ini merupakan peralatan konvensional yang
penting dan utama serta akan selalu ditemui pada semua jenis kapal. Adapun persyaratan
tentang kompas menurut Biro Klasifikasi Indonesia ialah :
1. Setiap kompas magnetic harus distandarisasi dan di-adjust/ disesuaikan terlebih
dahulu, dan table atau kurva daripada sudut penyimpangan sisa yang dibentuk oleh kompas
harus ada setiap saat (Directional Chart).
2. Selain itu untuk kapal-kapal bertonase 150 ton atau lebih harus dilengkapi dengan :
Selain menyajikan data yang terekam dalam bentuk grafik yang menyatakan bentuk
dasar laut, data tersebut juga dapat disajikan dalam bentuk digital baik dalam satuan meter,
fathom (1,828meter) dan feet (0,305meter).
Dalam Akurasi data yang terekam untuk mengatasi bahaya yang tidak dapat dihindari
ketika memfasekan skala jangkauan, semua skala jangkauan harus dimulai dari nol.
Walaupun demikian, perhatian harus diberikan daengan memakai peralatan konvensional
untuk menyakinkan bahwa kedalaman yang sesungguhnyalah yang disajikan, dengan selalu
memulai dari ‘zero depth’ ke skala yang lebih dalam ketika menyusuri dasar laut dan tidak
hanya mencari pemantulan pada kedalaman yang telah diperkirakan.
Data mengenai kedalaman air laut yang terekam oleh Echo Sounder sebenarnya mulai
dihitung dari bawah transducer bukan diukur dari permukaan air laut. ‘Zero Depth’ yang
dimaksud ialah hasil ukur tepat dibawah transducer. Pada beberapa echo sounder
ditambahkan peralatan yang dapat memberikan data mengenai draft/ sarat kapal pada saat
transmisi sampai dengan penerimaan kembali pulsa yang terkirim. Selain itu sebelum
dilakukan transmisi dan perhitungan dari data yang terekam oleh echo sounder, dilakukan
koreksi terlebih dahulu terhadap ketinggian air pasang saat itu. Sehingga kedalaman
sesungguhnya dapat disimpulkan sebagai hasil perjumlahan dari kedalaman yang terukur oleh
echo sounder dan draft kapal (ketinggian air pasang).
Selain itu yang perlu diperhatikan adalah perubahan cepat rambat gelombang suara
pada air laut, karena hal ini juga dipengaruhi oleh kadar garam yang terkandung dalam air
laut, temperature, dan tekanan air laut. Oleh karena itu perhitungan/ penentuan cepat rambat
gelombang suara harus dilakukan secara cermat dengan memperhatikan aspek-aspek tersebut
diatas agar akurasi pengukuran dapat dioptimalkan.
RADAR (Radio Detection and Ranging), Sistem RADAR ialah peralatan yang digunakan
untuk mendeteksi obyek-obyek diatas permukaan air laut. Hal ini dengan memancarkan
energy gelombang melalui pemancaran atau transmisi gelombang radio pada suatu target
tertentu, dimana energy gelombang tersebut akan dipancarkan kembali oleh sasaran tersebut
ke antena pemancar sehingga sasaran/ target dapat diketahui.
Transmitter / Pemancar
Unit ini membangkitkan pulsa-pulsa pendek yang sangat kuat dari energy gelombang
radio. Semua sistem radar untuk kapal biasa (non-kapal perang) dioperasikan menggunakan
‘X-band’ dengan panjang gelombang 3cm atau dalam ‘S-band’ dengan panjang gelombang
10cm. Dalam Frekuensi antara 9.3 -9,5 GHz untuk ‘X-band’ dan 2,9-3,1 GHz untuk ‘S-Band’
dengan selang waktu pemancaran antara 0,25-50 mikro detik dan banyaknya pulsa yang
dipancarkan dalam waktu satu detik berkisar antara 500-3500 pulsa. Dimana dengan jumlah
tersebut dikenal dengan sebutan ‘pulse repetition frequency’ (FRP). Pulsa-pulsa tersebut
disesuaikan dengan skala jangkauan yang dikehendaki untuk skala jangkauan yang lebih jauh
mempergunakan pulsa-pulsa yang lebih panjang.
Receiver / Penerima
Unit ini berfungsi untuk menerima pantulan gelombang radio/ pulsa-pulsa yang ditangkap
oleh antenna, untuk kemudian diproses dan disinkronisasikan lalu dikirimkan ke layar untuk
ditampilkan. Diantara transmitter dan receiver terdapat alat penggabung yang memisahkan
alat penerima yang sensitive dari pemancar pulsa yang yang berdaya tinggi kemudian
menghubungkan antenna ke alat pemisah tersebut pada selang waktu antara pulsa-pulsa yang
dipancarkan.
Display / Layar
Keistimewaan dan karakteristik dari layar radar ini adalah memiliki layar bundar dengan
tabung sinar katoda yang dilapisi fosfor. Dimana tabung katoda tersebut bekerja dengan suatu
titik cahaya electron yang bergerak horizontal. Pergerakan titik cahaya electron ini disamakan
dengan frekuensi dari pulse-pulse yang dipancarkan, kemudian pulse-pulse yang dikirim dan
diterima ini akan menyimpangkan gerakan titik cahaya electron secara vertical, sehingga
didapatkan gambaran tiap pulsa pada layar tersebut.
Gambaran tiap pulse tersebut akan membentuk titik yang begerak dari pusat layar menuju
ke tepi layar dengan durasi sekitar 150 mikrodetik, sehingga yang Nampak pada layar
hanyalah seperti garis yang selalu berputar dengan pusat rotasi di tengah layar. Pemantulan
gelombang dengan kecepatan yang sama akan membentuk suatu titik yang lebih jelas dan
terang pada koordinat dimana sasaran tersebut berada.
Secara garis besar, penampakan pada layar radar memiliki karakteristik sebagai berikut :
Setiap garis yang berputar sebenarnya merupakan titik cahaya electron yang
disimpangkan oleh pemancaran pulsa yang sangat cepat.
Kecepatan titik pada layar sebanding dengan kecepatan pulsa yang dipancarkan
dengan skala jangkauan sebagai konstanta pembandingnya.
Gelombang pantulan dengan kecepatan yang sama akan membentuk suatu titik yang
lebih terang yang begerak dari tepi layar ke pusat layar pada koordinat posisi sasaran.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa jarak antara target dengan antenna
pemancar merupakan hasil kalibrasi dari waktu tunda dengan kecepatan pemancaran pulse-
pulse radio, dimana waktu tunda adalah waktu total yang dibutuhkan oleh pulse pada saat
ditransmisikan menuju sasaran sampai kembali lagi ke antena pemancar.
RDF (Radio Direction Finder), Sistem RDF ialah peralatan navigasi elektronik yang
pertama kali digunakan. Walaupun kurang terkenal karena akurasinya yang rendah, sistem ini
menggunakan peralatan yang ralatif murah dengan konsep yang sederhana dan juga tersedia
stasiun pemancar pantai di seluruh dunia (dikarenakan sistem ini hanya akan berfungsi bila
ada kontak dengan stasiun pemancar di darat). Sistem ini bekerja menggunakan sebuah
pesawat penerima dengan sepasang antenna bundar (parabola) yang dapat menerima kontak
dengan stasiun pemancar yang posisinya telah dideteksi pada peta navigasi. Dengan
mengulangi hubungan dengan stasiun pemancar lainnya, maka terbentuk serangkaian
koordinat posisi yang telah diinformasikan oleh beberapa stasiun pemancar, sehingga dapat
diketahui posisi kapal saat itu.
Sistem ini dioperasikan mengikuti langkah-langkah berikut ini :
1. Mengetahui posisi kedudukan dari stasiun-stasiun pemancar yang akan dihubungi
dengan menggunakan/ membaca pada peta navigasi, untuk menjamin agar posisi yang
diinformasikan oleh stasiun-stasiun pemancar tersebut akan saling berpotongan.
2. Menyelaraskan peralatan dengan menggunakan frekuensi yang tepat dan sesuai
dengan stasiun pemancar yang akan dihubungi.
3. Menyatukan dua kedudukan relative yang telah diinformasikan stasiun pemancar,
sehingga akan membentuk daerah perpotongan yang menunjukkan posisi kapal tersebut.
4. Mengulangi kontak dengan stasiun pemancar sedikitnya dua kali lagi.
Decca and Loran-C Navigation System, Kedua sistem ini bekerja berdasarkan prinsip
hiperbolik. Pada sistem navigasi Decca proses pengukuran didasarkan pada perbedaan fase
(compared in phase). Dimana fase dari suatu frekuensi pembawa gelombang radio dari suatu
gelombang permukaan bumi diperlambat 3600 pada setiap satu panjang gelombang dari
pemancar. Bilamana dua stasiun pemancar yang tetap posisinya memancarkan gelombang
pembawa dengan frekuensi yang sama dan saling terkait fasenya, maka pada posisi yang
berjarak sama dengan kedua stasiun pemancar, sinyal yang diterima memiliki fase yang sama
pula. Apabila setiap posisi yang berjarak sama tersebut dihubungkan, akan membentuk
lintasan hiperbola. Pada rangkaian sistem ini terdiri dari dari satu stasiun pemancar utama
(Master) dan tiga stasiun pemancar cabang (Slave).
Sedangkan pada sistem navigasi Loran-C pengukuran didasarkan pada waktu dating
pulse (pulse arrival time). Dimana stasiun-stasiun pemancar yang tetap posisinya dipasang
secara berpasangan, salah satu dari stasiun
tersebut memancarkan dengan frekuensi tertentu, yang kemudian diterima oleh stasiun
lainnya dari pasangan ini. Stasiun kedua kemudian memancarkan pulse frekuensi yang sama
dengan stasiun pertama setelah selang waktu tertentu. kemudian akan didapatkan sejumlah
posisi dimana kedua pulse yang dipancarkan akan ditangkap dengan perbedaan waktu yang
tetap, sehingga menunjukkan perbedaan jarak yang tetap pula apabila kedudukan-kedudukan
tersebut dihubungkan akan membentuk lintasan hiperbola. Pada umumnya sistem ini terdiri
dari satu stasiun pengawas (Master) dengan dua pasangan dan menggunakan dua stasiun
cabang (slave) yang berjarak 320-480km satu sama lain dalam frekuensi 2 MHz.
3. Sistem Pelumasan
A. Pengertian Pelumasan
a. Mempunyai jumlah yang cukup dan secara terus menerus dan dapat memisahkan
kedua benda sesuai dengan kondisi beban dan suhu.
b. Tetap membasahi permukaan kedua benda.
c. Mempunyai sifat netral secara kimia terhadap kedua benda.
d. Mempunyai komposisi tetap stabil secara kimia pada kondisi operasional.
Suatu zat yang dapat memenuhi persyaratan tadi disebut pelumas / lubricant.
Suatu benda atau logam yang tampak halus, sebenarnya tidak pernah mempunyai permukaan
yang licin secara sempurna, seperti yang terlihat dengan mata biasa, tetapi jika dilihat dengan
mikroskop akan terlihat bahwa pada permukaan tersebut merupakan tonjokan-tonjolan dan
lekukan-lekukan mikroskopis. Sehingga bila kedua permukaan tersebut bersinggunan satu
dengan yang lain, bagian yang merupakan tonjolan dan lekukan pada kedua benda akan
saling mengait. Sehingga apabila kedua permukaan tadi bergerak satu dengan yang lain maka
terjadi suatu tahanan yang besar karena tonjolan dan lekukan yang saling mengait harus
saling mematahkan. Patah nya tonjolan dan lekukan tadi akan menimbulkan panas, dan
tahanan tadi disebut tahanan gesekan. Dam gesekan yang tadi di sebut gesekan kering.
Permukaan yang kasar tidak dapat dihaluskan seluruhnya dengan cara digosok atau
diampelas, karena tonjolan dan lekukan tadi sangat tidak teratur, sehingga efek keausan akan
berjalan terus.
Kalau pemisahan antara kedua permukaan dengan menggunakan pelumas, gesekan masih
tetap ada, yang di sebut gesekan cair. Nilai gesekan cair jauh lebih kecil dibandingkan
gesekan kering.
B. Fungsi Pelumasan
2. Sistem pelumasan sump basah
Sistem pelumasan sump basah ialah sistem pelumasan motor yang memanfaatkan
karakternya sebagai penampung minyak pelumas.
Dalam sistem ini, dibagian bawah dari pada karter sebuah piringan (pan) yang juga
merupakan tangki supply dan ada kalanya sebagai alat pendingin untuk minyak pelumasnya,
minyak yang jatuh menetes dari silinder-silinder dan bantalan-bantalan, kembali ke tempat
ini, untuk selanjutnya dialirkan kembali dengan sebuah pompa minyak kedalam sistem
pelumasanya lagi. Tipe sistem sump basah yang umum diguunakan ialah:
a. Sistem percikan dan sirkulasi pompa
b. Sistem percikan dan tekanan
c. Sistem tekanan
Gambar 4 sistem pelumasan sump basah
Keterangan :
1. Tangki penampungan
2. Saringan hisap (strainer)
3. Pompa minyak pelumas (Pompa di dalam karter)
4. Saringan (filter)
5. Pendingin minyak pelumas
6. Bagian mesin yang dilumasi.
7. Katup pengatur tekanan minyak pelumas
MEKANISME PELUMASAN
. Proses pelumasan adalah seperti pada gambar 5, yang merupakan suatu bidang
bantalan, dengan ruang antara (clearance)di lukiskan secara berlebihan, untuk sekedar
ilustrasi. Minyak pelumas membasahi kedua permukaan. Minyak pelumas dapat dikatakan
terdiri dari lapisan-lapisan, dan garis titik horizontal melukiskan batas-batas dari lapisan
minyak tadi.
Pada gambar 5a. permukaan bantalan adalah sejajar, permukaan atas tinggal diam sedang,
permukan bawah bergerak dengan kecepatan tetap dan sejajar dengan permukaan. Tidak ada
gaya normal terhadap kedua permukaan. Kedua permukaan dipisahkan oleh suatu film
minyak dengan ketebalan yang sama lapisan minyak pelumas yang menempel pada
permukaan bawah akan bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan permukaan
bawah.
Pada gambar 5b. kedua permukaan dalam keadaan berhenti, ada gaya normal pada kedua
permukaan, sehingga minyak pelumas cenderung terdesak keluar. Dan besarnya kecepatan
pada masing-masing lapisan di lukiskan lagi dengan vektor-vektor.
Pada gambar 5c. merupakan kombinasi pada gambar 4a dan 4b. pada kecepatan
minyak pelumas pada tiap titik dari lapisan ditentukan dengan menjumlah vektor-vektor pada
masing-masing titik pada kondisi gambar 4a dan gambar 5b.
Pada gambar 5d. permukaan atas tidak ditahan sejajar dengan permukaan bawah, tetapi di
buat sedikit miring. Maka bentuk film minyak pelumas jadi seperti bentuk baji. Sehingga
akibat kemiringan ini minyak pelumas dapat mengalir secara terus menerus, dan integrasi
kecepatan aliran film minyak pelumas pada permukaan dan sepanjang bantalan adalah tetap,
dan menjamin pemisahan kedua permukaan.
Aliran minyak pelumas dan variasi tekanan pada blok yang miring dari sebuah thrust blok
terlihat pada gambar 6.
Gambar 5. Bagan Aliran Minyak Pelumas
Gambar 6. Pendinginan minyak pelumas
KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS
Dulu klasifikasi API (MM,ML,DG,DM,DS) digunakan untuk klsifikasi service minyak
pelumas. Kadang-kadang hal ini kurang jelas dan perincian kondisinya untuk kemampuan
pelumasan tidak selalu berhubungan dengan situasi sebenarnya. Untuk hal inilah tiga
organisasi di Amerika Srikat (SAE,API,ASTM) bergabung untuk mengembangkan system
klasifikasi yang baru, yang telah diresmikan pemakaiannya sejak juli. 1970. Klasifikasi yang
dulu, dibagi menjadi golongan motor bensin dan motor diesel ; dan diklasifikasikan sebagai
SA, SD, dengan huruf S pada huruf pertama menyatakan commercial, kedua duanya dari
golongan-golongan tersebut mempunyai 4 (empat) kelas berturut-turut.
SAE : Society of Automotive Engineers
API : American Petroleum Institute
ASTM : American Society for Testing Materials.
Di bawah ini keterangan mengenai minyak mesin yang di definisikan sebagai klasifikasi
system yang baru.
KLASIFIKASI LAMPAU
KLASIFIKASI SEKARANG
(A.P.I)
ML SA
MOTOR
MM SB
BENSIN
MS SC. SD
MOTOR
DG CA
DIESEL
DM CB. CC
DS CD
Klasifikasi Service mesin api Minyak mesin ASTM
Untuk service motor bensin dan
diesel untuk mesin dalam Tak termasuk aditiv, selain dari
SA keadaan biasa, yang tak pada untuk pengentalan atau
memerlukan kombinasi aditiv minyak penetrasi
minyak
Untuk service motor bensin
Miyak anti oxidant a gesekan
beban ringan.untuk mesin yang
SB bekerja alam keadaan biasa ang
membtuhkan sedikit aditiv
kombinasi dari minyak.
SC Motor bensin untuk truk dan Miyak ini sesuai dengan
mobil yang dibuat antara 1964-
1967 dan bekerja dibawah
permntaan pabrik-pabrik untuk
tahun 1964 dalam masa garansi
model 1964-1967 terutama
pabrik. Minyak ini mempunyai
dipakai untuk mobil da
sifat yang baik terhadap
mempunyai ketahanan pada
temperatur rendah dan tinggi,
temperatur rendah, anti
melindungi pengendapan dan
pelumpuran dan anti karat.
mempunyai sifat untuk
mengurangi gesekan
Minyak sesuai permintaan
pabrik-pabrik setelah 1968,
Untuk 1968 motor bensin truk
terutama dipakai untuk mobil dan
SD dan mobil yang beroprasi
mempunyai ketahanan pada
dibawah 1962
temperature rendah anti
pelumpuran dan anti karat
Motor diesel biasa memakai
bahan bakar bermutu tinggi.
Minyak yang dipakai ini untuk
Dipakai untuk memenuhi
spesifikasi ini terutama pada
kemampuan MIL-L-21004A
pemakaian antara 1940 dan
pada motor-motor diesel tampa
CA 1950, minyak ini dipakai
supercharger dan motor bensin
dengan mutu bahan bakar yang
dengan pemakain bahan bakar
tinggi dan sifatnya anti karat
kadar sulfur rendah
pada bearing/bantalan dan
mencegah pengendapan pada
temperatur tinggi
Motor diesel dengan beban
berat motor diesel yang bekerja
pada oprasi biassa dengan mutu
bahan bakar yang rendah yang
menyebabkan tempertur tinggi
Minyak ini dipakai untuk motor
dan karat pada bantalan.
bensin dan motor bensin tanpa
Kadang-kadang motor motor
turbocharger ini termasuk
CB bensin dipakai dalam kasus ini.
minyak MIL-L-2104A yang
Minyak ini diformalisasikan
ditest dengan kadar sulfur tinggi
tahun 1949. Minyak ini
pada bahan bakar
dipergunakan untuk bahan
bakar dengan kadar sulfur
tinggi dan melindungi bantalan
dari karat dan temperature
tinggi.
4. Sistem Starter
Sistem starter kapal untuk mesin penggerak kapal dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu secara manual, elektrik dan dengan menggunakan udara tekan. Sistem starter di atas
kapal umumnya menggunakan udara bertekanan. Penggunaan udara bertekanan selain untuk
start mesin utama juga digunakan untuk start generator set, untuk membersihkan sea chest,
untuk membunyikan horn kapal, dan menambah udara tekan untuk sistem hydrophore.
Pada sistem starter mesin utama kapal udara dikompresikan dari kompressor udara utama dan
ditampung pada botol angin utama (main air receiver) pada tekanan udara 30 bar menurut
ketentuan klasifikasi. Sistem udara bertekanan yang digunakan engine pada start awal
mempunyai prinsip-prinsip kerja sebagai berikut :
1. Udara tekan mempunyai tekanan yang harus lebih besar dari tekanan kompresi,
ditambah dengan hambatan yang ada pada mesin kapal, yaitu tenaga untuk menggerakkan
bagian yang bergerak lainnya seperti engkol, shaft, dan lain-lain.
2. Udara tekan diberikan pada salah satu silinder dimana toraknya sedang berada pada
langkah ekspansi.
3. Penggunaannya dalam engine membutuhkan katup khusus yang berada pada kepala
silinder.
Berikut adalah gambar instalasi sistem starter kapal:
Prinsip kerja sistem starter udara tekan kapal adalah motor listrik yang memperoleh daya dari
generator dipergunakan untuk membangkitkan kompresor guna menghasilkan udara
bertekanan. Selanjutnya udara yang dikompresikan tersebut ditampung dalam tabung
bertekanan yang dibatasi pada tekanan kerja 30 bar.
Sebelum menuju ke main air receiver, udara tersebut terlebih dahulu melewati separator guna
memisahkan air yang turut dalam udara yang disebabkan proses pengembunan sehingga
hanya udara kering saja yang masuk ke tabung.
Konsumsi udara dari main air receiver digunakan sebagai pengontrol udara, udara safety,
pembersihan turbocharge, untuk pengetesan katup bahan bakar, untuk proses sealing air
untuk exhaust valve yang dilakukan dengan memberikan tekanan udara kedalam ruang bakar
melalui katup buang (exhaust valve) dibuka secara hidrolis dan ditutup dengan pneumatis
spring dengan cara memberikan tekanan pada katup spindle untuk memutar.
Sedangkan untuk proses start, udara bertekanan sebesar 30 bar dimasukkan/disalurkan
melalui pipa ke starting air distributor, kemudian oleh distributor regulator dilakukan
penyuplaian udara bertekanan secara cepat sesuai dengan firing sequence.
Menurut Maleev( 1986) bahwa f1uida pendingin menyerap sebagian panas yang dihasilkan
oleh pembakaran di dalam silinder sebanyak 15-35%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
25% sampai 35% dari hasil pembakaran merambat ke dalam dinding silinder dan harus
dibuang. Oleh sebab itu pembuangan panas melalui sistem pendinginan mesin sangat penting.
Namun jika terjadi kegagalan pada sistem pendinginan mesin utama ini, maka akan
dikhawatirkan bahwa seluruh kinerja di atas kapal akan mengalami kegagalan dan
menurunkan tingkat efisiensi dan availability dari kapal tersebut. Ada dua macam sistem
pendinginan yaitu :
• Sistem Pendinginan Terbuka
• Sistem Pendinginan Tertutup
Keterangan :
1. Saringanlaut (sea chest) 6. Tangki pendingin
2. Katup / valve 7. Thermometer
3. Saringan 8. Mesin induk
4. Pompa 9. Pipa buang
5. Katup pengaman
Bila ditinjau dari segi konstruksi sistem pendinginan langsung mempunyai keuntungan yaitu
lebih sederhana dan daya yang diperlukan untuk sirkulasi air lebih kecil dibandingkan dengan
sistem pendinginan tidak langsung. Selain itu dapat menghemat pemakaian peralatan, karena
pada sistem ini tidak memerlukan tangki air dan tidak memerlukan banyak pompa untuk
mensirkulasikan air pendingin. Adapun kerugian dari sistem pendinginan langsung ini adalah
pada instalasi perpipaannya mudah sekali terjadi pengerakan (karat) karena air laut ini
bersifat korosif serta air pendingin sangat terpengaruh dengan temperatur air laut.
Keterangan:
A. Bak persediaanair tawar
B. Bejana pendingin
C. Pompa untuk air tawar
D. Pompa untuk air laut
E. Saringan-saringan
F. Saluran buang air untuk laut
G. Saluran pemasuk untuk permukaan air yang rendah
H. Saluran pemasuk untukpermukaan air yang tinggi / keruh