Anda di halaman 1dari 10

Nama : Gilang Ramadana Irawan

Nim : 2017.02.1.0017
Ujian Akhir Semester Perancangan Kapal Kecil
1. Sebutkan Perbedaan, Kelebihan, dan Kekurangan kapal dengan bahan baja, kayu, dan
FRP.
2. Jelaskan pemeliharaan dan perbaikan kapal kayu.
3. Sebutkan keunggulan dan kekurangan kapal fiberglass
4. Apa perbedaan kapal fibreglass dengan system tunggal (monolitic) dan system dengan
bahan isian (sandwich) dan digunakan pada kapal dengan ukuran yang bagaimana.
5. Dalam proses pembangunan kapal fibreglass, ada dua cara pembangunannya, yaitu
dengans system terbalik (negatif) dan terlentang (positif). Sebutkan keuntungan dan
kerugian cara pembuatan kapal tersebut.
6. Bagaimana cara melakukan proses perawatan dan perbaikan kapal yang berbahan
FRP
7. Dalam proses pembangunan kapal fibreglass, ada beberapa kegagalan dalam
pembuatannya, yaitu kegagalan dalam persiapan material dan kegagalan dalam
proses. Sebutkan jenis kegagalan tersebut dan dikarenakan factor apa kegagalan
tersebut dapat terjadi.

JAWABAN
1. A.BAHAN BAJA
 Kapal Bahan Baja adalah kapal yang bahan utamanya terbuat dari baja, baja dan
besi sama–sama logam tetapi perbedaannya terletak pada kadar karbonnya. Baja
memiliki kadar karbon rendah (sekitar 1.5 %) sehingga apabila dibandingkan
dengan besi, baja memiliki kekutan yang lebih tinggi. Baja juga lebih tahan
terhadap korosi dibanding besi, sehingga pada saat ini kapal baja menjadi kapal
yang banyak dibangun dengan beragam jenis dan fungsi. Apalagi pada proses
penyambungan didukung dengan adanya teknologi pengelasan yang sangat mudah
dan efisien serta memiliki kekuatan setara dengan logam induknya .

 Kelebihan Baja
1. Kekuatan Tinggi
Kekuatan yang tinggi dari baja per satuan berat mempunyai konsekuensi bahwa beban
mati akan kecil. Hal ini sangat penting untuk jembatan bentang panjang, kapal, bangunan
tinggi, dan bangunan dengan kondisi tanah yang buruk.

2. Keseragaman
Sifat baja tidak berubah banyak terhadap waktu, tidak seperti halnya pada struktur
beton bertulang.
3. Elastisitas
Baja berperilaku mendekati asumsi perancang teknik dibandingkan dengan
material lain karena baja mengikuti hukum Hooke hingga mencapai tegangan
yang cukup tinggi. Momen inersia untuk penampang baja
dapat ditentukan dengan pasti dibandingkan dengan penampang beton bertulang.
4. Permanen
Portal baja yang mendapat perawatan baik akan berumur sangat panjang, bahkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu baja tidak memerlukan
perawatan pengecatan sama sekali.
5. Daktilitas
Daktilitas didefinisikan sebagai sifat material untuk menahan deformasi yang
besar tanpa keruntuhan terhadap beban tarik. Suatu elemen baja yang diuji
terhadap tarik akan mengalami pengurangan luas penampang dan akan terjadi
perpanjangan sebelum terjadi keruntuhan. Sebaliknya pada material keras dan
getas (brittle) akan hancur terhadap beban kejut. SNI 03-1729-2002
mendefinisikan daktilitas sebagai kemampuan struktur atau komponennya untuk
melakukan deformasi inelastis bolak-balik berulang (siklis) di luar batas titik leleh
pertama, sambil mempertahankan sejumlah besar kemampuan daya dukung
bebannya. Beban normal yang bekerja pada suatu elemen struktur akan
mengakibatkan konsentrasi tegangan yang tinggi pada beberapa titik. Sifat daktil
baja memungkinkan terjadinya leleh lokal pada titik-titik tersebut sehingga dapat
mencegah keruntuhan prematur. Keuntungan lain dari material daktil adalah jika
elemen struktur baja mendapat beban cukup maka akan terjadi defleksi yang
cukup jelas sehingga dapat digunakan sebagai tanda keruntuhan.
6. Liat (Toughness)
Baja strukur merupakan material yang liat artinya memiliki kekuatan dan
daktilitas. Suatu elemen baja masih dapat terus memikul beban dengan deformasi
yang cukup besar. Ini merupakan sifat material yang penting karena dengan sifat
ini elemen baja bisa menerima deformasi yang besar selama pabrikasi,
pengangkutan, dan pelaksanaan tanpa menimbulkan kehancuran. Dengan
demikian pada baja struktur dapat diberikan lenturan, diberikan beban kejut,
geser, dan dilubangi tanpa memperlihatkan kerusakan. Kemampuan material
untuk menyerap energi dalam jumlah yang cukup besar disebut toughness.
7. Tambahan pada Struktur yang Telah Ada
Struktur baja sangat sesuai untuk penambahan struktur. Baik sebagian bentang
baru maupun seluruh sayap dapat ditambahkan pada portal yang telah ada, bahkan
jembatan baja seringkali diperlebar, dll.

Kelebihan lain dari material baja adalah:

 kemudahan penyambungan baik dengan baut, paku keling maupun las,


 cepat dalam pemasangan,
 dapat dibentuk menjadi profil yang diinginkan,
 kekuatan terhadap fatik,
 kemungkinan untuk penggunaan kembali setelah pembongkaran,
 masih bernilai meskipun tidak digunakan kembali sebagai elemen struktur,
 adaptif terhadap prefabrikasi.
 Kekurangan Baja

1. Biaya Pemeliharaan
Umumnya material baja sangat rentan terhadap korosi jika dibiarkan terjadi
kontak dengan udara dan air sehingga perlu dicat secara periodik.

2. Biaya Perlindungan Terhadap Kebakaran


Meskipun baja tidak mudah terbakar tetapi kekuatannya menurun drastis jika
terjadi kebakaran. Selain itu baja juga merupakan konduktor panas yang baik
sehingga dapat menjadi pemicu kebakaran pada komponen lain. Akibatnya, portal
dengan kemungkinan kebakaran tinggi perlu diberi pelindung. Ketahanan material
baja terhadap api dipersyaratkan dalam Pasal 14 SNI 03-1729-2002.

3. Rentan Terhadap Buckling


Semakin langsung suatu elemen tekan, semakin besar pula bahaya terhadap
buckling (tekuk). Sebagaimana telah disebutkan bahwa baja mempunyai kekuatan
yang tinggi per satuan berat dan jika digunakan sebagai kolom seringkali tidak
ekonomis karena banyak material yang perlu digunakan untuk memperkuat kolom
terhadap buckling.

4. Fatik
Kekuatan baja akan menurun jika mendapat beban siklis. Dalam perancangan
perlu dilakukan pengurangan kekuatan jika pada elemen struktur akan terjadi
beban siklis.

5. Keruntuhan Getas
Pada kondisi tertentu baja akan kehilangan daktilitasnya dan keruntuhan getas
dapat terjadi pada tempat dengan konsentrasi tegangan tinggi. Jenis beban fatik
dan temperatur yang sangat rendah akan memperbesar kemungkinan keruntuhan
getas (ini yang terjadi pada kapal Titanic).

B. BAHAN KAYU
 Kapal Kayu adalah kapal yang semua konstruksinya terbuat dari kayu, ada juga
kapal kayu yang rumah kemudi–nya (Wheel House) menggunakan bahan
alumunium. Kapal kayu biasanya dibangun untuk melakukan penagkapan ikan
dan transportasi. Kapal kayu memiliki ukuran serta displasemen yang relatif
kecil tetapi memiliki daya apung lebih tinggi dibanding kapal baja.

 Kelebihan Kayu
1. Kayu mudah dalam pengerjaan, bisa dibuat atau dibentuk sesuai keinginan,.
Selain itu, kayu juga mudah untuk dipaku, dibaut, dan direkatkan.

2. Kualitas kayu bisa dilihat secara visual, misalkan saja bila terjadi cacat kayu
dapat diketahui secara kasat mata.

3. Kayu lebih tahan terhadap tekanan dan lenturan.


Dengan adanya bermacam jenis kayu, maka kayu memiliki tekstur yang baik
dan indah.
4. Kayu memiliki berat jenis yang cukup ringan sehingga bisa mengapung dan
sifat resonansinya.

 Kekurangan Kayu

1. Tidak tahan api, sehingga kayu mudah terbakar, apalagi kalau dalam kondisi
kering.

2. Kayu tidak dapat dimanfaatkan secara keseluruhan sehingga sisa


penggunaan kayu hanya
menjadi limbah.

3. Untuk pekerjaan tertentu (yang besar atau lebar), kayu tidak bisa menutup
secara
keselurahan karena terbatasnya diameter kayu. Biasanya untuk menyikapi hal
ini kayu
harus disambung atau diperlebar/perbesar.

4. Kayu mudah diserang oleh serangga pemakan kayu seperti rayap atau
serangga lainnya.

5. Kayu mengandung air dan berpengaruh besar terhadap bentuk kayu. Kayu
yang belum
kering biasanya masih mengalami penyusutan atau perubahan bentuk, oleh
karena itu
kayu harus dikeringkan sebelum digunakan.

6. Kayu bersifat higroskopis, dan sensitif terhadap kelembaban

C. BAHAN FRP
 Kapal Fibergas adalah kapal yang bahan utamanya dibuat dari bahan
fiberglass yang diperkuat oleh plastik. Kapal FRP (Fiberglass–Reinforced
Plastic) memiliki ukuran relatif kecil dan biasanya digunagan untuk wisata
danau atau sungai, ada juga untuk menagkap ikan (memancing). FRP memiliki
berat yang cukup ringan dan mudah perawatannya, sehingga banyak
digunakan untuk perahu cepat (Fast Boat) dan sekoci pada kapal–kapal
penumpang

 Kelebihan FRP
1. tіdаk berkarat dan daya serap air kecil, 

2. pemeliharaan dan reparasinya ѕаngаt mudah dеngаn waktu уаng relatif


singkat, 

3. tіdаk memerlukan pengecatan karena adanya pigmen уаng dicampurkan


pada bahan gelcoat dalam proses laminasi, dan 

4. untuk displacement уаng sama, fiberglass konstruksinya lebih ringan.


5. mempunyai pori-pori уаng kecil sehingga kekedapan lambung dараt
menjamin binatang dan tumbuhan laut tіdаk bеgіtu banyak menempel pada
lambung kapal, 

6. mengurangi pelapukan atau pembusukan dаrі media air laut, 

7. frekuensi pengedokan kapal dараt lebih lama dan аkаn memperkecil biaya
pemeliharaan, dan 

8. umur pakai kapal аkаn lebih lama. 

 Kekurangan FRP

Kelemahan dаrі material fiberglass аntаrа lаіn аdаlаh bahannya sulit diperoleh
dі daerah уаng jauh dаrі kota besar, dan harganya relatif mahal. 

2. Perawatan/Perbaikan Kayu pada Kapal

Jika perawatan dilakukan oleh pemilik kapal sendiri maka pada perbaikan kapal yang
terbuat dari material kayu, pada umumya pihak galangan anya menyediakan tempat (slipway)
untuk pross perawatan dan perbaikan kapal. Biaya yang dikenakan kepada pemilik kapal hanyalah
biaya naik/turun kapal dan biaya sewa slipway per hari. Proses perbaikan dilakukan sendiri oleh
pemilik kapal dengan merekrut pekerja-pekerja sendiri, dengan demikian biaya perawatan dan
perbaikan ditanggung sendiri oleh pemilik kapal secara langsung.

Jika perawatan dilakukan oleh galangan kapal maka Proses perawatan dan perbaikan
yang dilakukan pada galangan kapal meliputi perawatan dan perbaikan untuk bagian badan kapal
(Lambung kapal), perawatan dan perbaikan itu meliputi:

 Pencucian seluruh bagian kapal, pengelontokan cat kapal yang telah rusak
atau bocor dan pengecatan kapal. Namun demikian apabila pihak pemilik kapal menginginkan hal
tersebut dilakukan oleh pihak galangan kapal, maka setelah terjadi kesepakatan bersana, proses
perbaikan akan segera dilakukan.

 Perawatan dan perbaikan lainnya seperti: mesin kapal, baling baling, jangkar,
instalasi listrik dan lainnya juga dapat dilakukan oleh pihak galangan kapal, sedangkan untuk alat
tangkap ikan, pada umumnya dlakukan di tempat lain.

a. Prosedur Kegiatan Perawatan dan Perbaikan Kapal Kayu


Prosedur yang dilakukan pada dasarnya tidak terlalu rumit dan birokratis. Setelah ada
surat pengantar dari syahbandar (atau hal tersebut bisa dibantu oleh pihak galangan) dan
setelah terjadi kesepakatan bersama maka proses perbaikan kapal dimulai.
Prosedur pertama yang dilakukan adalah memberitahukan kepada pihak galangan
mengenai keinginan pemilik dalam melakukan kegiatan doking. Pemberitahuan itu juga
menentukan tanggal dan waktu pengedokan kapal ke atas slipway. Penentuan waktu doking
berdasarkan ketersediaan tempat yang ada dan juga berdasarkan kepercayaan lama dari
pemilik kapal. Setelah negosiasi berjalan lancer dan disetujui oleh kedua belah pihak, kapal
dapat langsung dinaikkan ke atas slipway sesuai tanggal dan waktu yang telah ditentukan
sebelumnya.

b. Pencucian Kapal
Setelah kapal berada di slipway, kegiatan yang pertama kali dilakukan adalah
pembersihan atau pencucian seluruh bagian kapal. Pencucian ini menggunakan air tawar yang
berasal dari ledeng. Selama proses pencucian berlangsung, dilakukan kegiatan pembersihan
badan apal dari binatang laut dan kotoran lain yang menepel pada lambung kapal.
Alat yang digunakan adalah serok dan sikat besi. Pembersihan ini dilakukan pada
seluruh badan kapal terutama bagian lambung kapal. Kegiatan ini berlangsung selama 1-2
jam. Dengan keadaan kapal yang sudah bersih, maka dapat dilihat secara pasti dan jelas
mengenai kondisi kapal, sehingga dapat diketahui bagian bagian yang perlu perbaikan atau
pengantian. Bagian bagian yang rusak dapat dilepaskan terlebih dahulu untuk diperbaiki,
diantaranya adalah baling-baling, daun kemudi, klep depan dan belakang, as baling-baling
dan bagian permesinan.

c. Pemakalan dan Pendempulan Badan Kapal


Proses perawatan kapal yang rutin dilakukan setiap tahun adalah pengecatan kapal
kembali. Proses ini dimulai dengan pengelontokan cat yang telah lama dan telah terkelupas,
dilanjutkan dengan proses penggantian papan papan lambung yang telah lapuk dan
pemakalan. Proses pakal adalah kegiatan menambal, bagian bagian antar papan pada lambung
kapal dengan menggunakan makjun. Makjun merupakan semacam serat yang terbuat dari
remi. Serat ini dimasukkan pada sela sela papan dengan mengunakan palu dan pakal. Proses
pemakalan dan pendempulan memakan waktu 2-3 hari tergantung kepada jumlah pekerja dan
ukuran kapal yang dikerjakan.

d. Pengecatan Kapal
Proses pengecatan dimulai dengan pemberian cat menie pada seluruh bagian lambung
kapal. Pemberian cat menie bermulai dari lunas (dasar) sampai batas water line tertinggi. Cat
ini diharapkan dapat menjadi anti fouling dan anti karat pada lambung kapal.
Proses selanjutnya adalah pemberian cat yang sesuai dengan keinginan pemilik kapal.
Cat ini melapisi cat menie yang telah kering sebelumnya. Proses pengecatan kapal deilakukan
oleh kelompok pekerja yang brbeda dari sebelumnya. Berjumlah 5-6 orang sehingga proses
ini dapat diselesaikan selama 1-2 hari. Jika seluruh kegiatan perawatan kapal selesai maka
bagian bagian kapal yang lain dilepaskan sebelumnya (daun kemudi, baling baling, clamp
depan belakang dan as baling baling) dapat dipasang kembali.

e. Kegiatan Reparasi
Penggantian kayu lunas, penambahan kayu lunas (memperpanjang lunas kapal pada
bagian buritan, dan penambahan kayu lunas (menambah ketebalan lunas kapal). Clamp
merupakan bagian yang terbuat dari besi yang berada pada bagian sambungan linggi depan
dan belakang kapal dengan lunas kapal. Clamp berfungsi untuk memperkuat sambugan
tersebut. Pemasangan clamp dengan menggunakan mur yang diborkan ke dalam kayu linggi
dan lunas.

Daun kemudi yang telah lapuk atau rusak dapat diganti sesuai dengan ukurannya
semula. Perbaikan atau pergantian baling baling hanya dilakukan jika mengalami patah saja.
Daun baling baling yang patah dapat disambungkan kembali dengan pengelasan atau
menggantinya dengan baling baling yang baru. Proses perbaikan juga sering dilakukan untuk
mengganti papan papan dek yang telah lapuk.

3. Kapal fiberglass ini efektif untuk meningkatkan produktivitas hasil tangkapan


nelayan dan menekan pengeluaran (cost) penangkapan ikan. Umur pakainya lebih
lama, kekuatannya tinggi tahan korosi, ringan, biaya produksi serta maintenance jauh
lebih murah dibanding kapal kayu, tidak memerlukan pengecatan yang berulang-
ulang.
Namun demikian, kekuatan konstruksi lambung kapal fiberglass sering menjadi
penyebab terjadinya kecelakaan di laut. Hasil survei kami di beberapa galangan kapal
fiberglass pada tahun 2009 menunjukkan bahwa, disain konstruksi dan proses
laminasi lambung kapal fiberglass umumnya tidak mengacu pada persyaratan kelas,
sehingga kekuatan konstruksinya sulit dijamin. Selain itu, galangan kapal tidak
memiliki standar enjiniring mengenai penggunaan material/bahan, komposisi dan
prosedur laminasi yang dapat memenuhi persyaratan kelas.
4. Berdasarkan peraturan Kapal Fiber, BKI 2016 (Vol. V).
Konstruksi kulit tunggal adalah konstruksi yang terdiri dari panel tunggal FRP yang
dibentuk dengan penguatan fiberglass dan resin. Konstruksi sandwich adalah
konstruksi yang memiliki lapisan FRP yang melekat pada kedua sisi material inti
seperti busa plastik keras, balsa, kayu (termasuk kayu lapis) dll. Inti dari konstruksi
sandwich pada dasarnya disusun oleh satu lapisan. Ketebalan inti tidak lebih besar
dari 25 mm. Rasio dari ketebalan lapisan luar dan dalam FRP tidak boleh kurang dari
0,80. Jika rasio ketebalan lapisan luar dan dalam kurang dari 0,80, konstruksi akan
dipertimbangkan secara khusus oleh BKI.

5. Female mould ( Rangka Bangun Positif ); yaitu cetakan rangka bangun yang dalam
pengerjaannya menggunakan bagian dalam cetakan sehingga kulit kapal yang dibuat
menempel pada bagian dalam dari cetakannya. Proses ini menghasilkan
lambung/bangunan atas kapal hasil cetakan akan halus bagian luarnya.

Male Mould (rangka bangun negatif) ); yaitu cetakan rangka bangun yang dalam
pengerjaannya menggunakan bagian luar cetakan (biasanya cetakan dibuat
tertelungkup) sehingga hasil pelapisan akan halus bagian dalamnya. Hal ini jika
diterapkan pada pembuatan lambung kapal akan menghasilkan permukaan lambung
yang kasar.
6. PERBAIKAN PADA KERUSAKKAN KAPAL FRP

1. Didalam perawatan/perbaikkan kapal fiberglass lihat jenis kerusakkan, karena tiap


jenis kerusakkan mempunyai cara/metode berbeda. Setelah mengetahui jenis
kerusakkan diberi tanda untuk dibersihkan. Membersihkan dapat menggunakan
amplas maupun gerida tangan. Disarankan untuk permukaan yang luas menggunakan
gerinda tangan untuk menghemat waktu. Penggerindaan dilakukan hingga serat fiber
yang lama kelihatan, apabila tidak bersih maka tambalan/pengecoran baru akan
mengelupas.
 
2. Penambalan pengecoran Sebelum melakukan penambalan/pengecoran disiapkan dulu
pemotongan serat / anyaman fiber sesuai luas yang dibersihkan. Membuat gel (resin
dan katalist) dengan perbandingan 1 kg resin dan 3 gram katalist aduk rata/homogen.
Gel dibuat secukupnya sesuai kebutuhan dikaenakan gel tersebut cepat mengering
sehingga tidak dapat digunakan lagi. Oleskan gel pada tempat yang sudah dibersihkan
secara merata tempelkan potongan serat fiber dan ratakan dengan kuas jangan sampai
ada udara yang terjebak didalam serat fiber. Untuk ketebalan yang diinginkan
penambahan serat fiber dan anyaman dapat dilakukan asalkan
penambalan/pengecoran yang pertama masih basah. Apabila sudah terlanjur kering,
permukaan digerinda agar didapat permukaan yang rata dan kasar. Pekerjaan dapat
dilakukan seperti penambalan/pengecoran pertama. Apabila pekerjaan diatas sudah
selesai kuas segera dicuci dengan sabun colek atau aseton.

3. Pendempulan
Pendempulan pada prinsipnya hanya untuk meratakan/pembentuk permukaan.
Sebelum melakukan pendempulan bagian yang sudah ditambal/dicor lebih dahulu
digerinda untuk mendapatkan permukaan yang rata dan kasar, ini akan mempermudah
pendempulan karena dempul akan melekat. Dempul dibuat dari campuran resin, talk.
Kubalt, pigmen (bila diperlukan warna) dengan perbandingan resin 1 kg, talk 2 kg,
kubalt 0,5 gram dan pigment 0,5 gram diaduk sampai rata/homogen. Apabila
membuat dempul dalam jumlah banyak untuk mengaduk dapat menggunakan mixer
(mesin bor tangan dilengkapi potongan besi beton bercabang). Untuk melakukan
pendempulan ambil 2 ons dempul taruh pada lempengan triplek dan campur dengan
katalist  1 gram aduk rata/homogen. Lakukan pendempulan dengan menggunakan
potongan karet lembaran. Apabila pendempulan pertama kurang rata dapat dilakukan
dempul ulang asal yang pertama sudah kering.
 
4. Pengecatan
Pengecatan dapat dilakukan setelah bersih dan kering. Oleskan tinner A pada
permukaan dan di cat dengan menggunakan kuas atau spray gun. Sebaiknya untuk
permukaan yang luas menggunakan spray gun akan menghemat waktu , cat dan hasil
yang baik halus. Cat yang digunakan dengan pengencer tinner A.

 Perawatan perahu nelayan fiberglass  yang pertama adalah pengecatan. Hampir sama


dengan perahu kayu, proses perawatan ini dibutuhkan karena cat yang digunakan
apabila terkena air pasti lama-lama akan mengelupas. Hal ini tentu membuat
tampilannya menjadi tidak sedap lagi di pandang. Selain itu, pengecatan juga
dilakukan untuk menghindari kebocoran pada perahu. Selain itu, perahu ini meskipun
jarang mengalami kerusakan harus sering-sering dikontrol secara teratur setelah
pemakaian mulai dari bodi perahu hingga mesin.
7. Kesalahan dalam peroses.

a. Kegagalan dalam peroses dalam pencampuran resin.


b. Kegagalan dalam peroses pelapisan.
- Kering terlalu lambat.
- Bintik-bintik lunak dalm resin.
- Permukaan pelapisan tetap basah.
- Retak rambut atau retak permukaan.
- Perubahan warna .
- Adanya gelembung udara.
- Susunan fiberglass.

Anda mungkin juga menyukai