KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini hingga dapat
terselesaikan meskipun banyaknya kesulitan dan hambatan bagi kami. Makalah
praktikum galangan ini adalah hasil observasi langsung ke galangan selama
Empat belas hari. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak
yang telah membantu secara tidak langsung atas penyelesaian makalah ini, yaitu :
1. Para Dosen pengampu Praktikum galangan yang telah memberikan
pengetahuan yang sangat berguna untuk penyelesaiaan makalah ini.
2. Orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan baik
dalam bentuk material maupun spiritual.
3. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa DIII Teknik Perkapalan angkatan
2013 atas segala bentuk bantuan yang diberikan sehingga makalah
ini tersusun secara baik dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh daripada sempurna
mengingat keterbatasan kami, maka dari itu kami selaku penulis mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.
Demikian makalah ini dibuat semoga dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan pengetahuan bagi penulis dan pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vii
DAFTAR TABEL................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang
21
21
36
59
6.2 Saran
60
DAFTAR PUSAKA
61
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
a. Mengetahui metode peluncuran dan pengedokan pada galangan kapal
b. Mengetahui persiapan apa saja sebelum diadakan peluncuran
c. Mengetahui tahap tahap yang harus diperhatikan sebelum melaksanakan
pengedokan sycrolift dry dock dan side launching cradle system?
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
- Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang pengedokan dan
-
peluncuran kapal
Memberikan pengetahuan kepada pekerja tentang prosedur pengedokan dan
BAB II
TINJAUAN UMUM
2
sebuah tempat yang dirancang untuk memperbaiki dan membuat kapal. Kapalkapal ini dapat berupa kapal pesiar/yacht, armada militer, cruise line, pe- sawat
barang atau penumpang. Sebuah lokasi galangan kapal besar akan beri- si banyak
crane, dok kering, slipway, gudang bebas-debu, fasilitas pengecatan dan tempat
yang sangat luas untuk fabrikasi kapal-kapal tersebut.
2.2 Pengedokan Kapal
Pengedokan adalah suatu proses memindahkan kapal dari air/laut ke atas
dock dengan bantuan fasilitas pengedokan. Untuk melakukan pengedokan kapal
ini, harus dilakukan persiapan yang matang dan berhati-hati mengingat spesifikasi
bentuk kapal yang khusus dan berbeda-beda setiap kapal. Biro Klasifikasi
Indonesia dan Syah Bandar menentukan periode-periode pengedokan kapal
(perbaikan kapal di atas dok), yang kesemuanya tergantung dari umur kapal, jenis
bahan yang dipakai sebagi badan kapal, keadaan/ kebutuhan kapal.
2.3 Jenis-Jenis Dock Yang Umum Adalah Sebagai Berikut :
Untuk keperluan membersihkan badan kapal di bawah garis air,
memeriksa kerusakan kerusakan, memperbaiki kerusakan - kerusakan serta
mengecat badan
kapal di bawah garis air maka dapat digunakan beberapa jenis dok yaitu :
3
2.3.2
Menurut jumlah seksi : satu seksi ponton, dua atau lebih seksi pontoon
Menurut jumlah side wall : dua side wall ( type u ), satu side wall ( type l ), tanpa
side wall ( type ponton )
Menurut sumber tenaga listrik: sumber tenaga listrik sendiri, sumber tenaga listrik
dari darat
Menurut material badan dok dengan pelat baja dibagi atas sistem hubungannya :
sistem keling, sistem las
Pemakaian material lebih sedikit sekitar 1/3 dari pemakaian material dok apung
dari plat
Harganya kurang lebih 25 % lebih kecil disbanding harga dok apung dari plat
Biaya eksploitasi lebih rendah dibanding dengan dok apung dari plat ( dengan
memperhitungkan , lebih rendahnya pemeliharaan, biaya perbaikan dan
penggantian ). Berdasarkan penelitian dok apung dari beton bertulang tak
membutuhkan perbaikan besar, tidak seperti dok apung dari plat setiap 20
tahun karat diadakan reparasi besar.
Perbaikan tiap tiap seksi ponton dapat dilaksanakan oleh dok apung itu sendiri
dengan melepas seksi ponton yang harus diperbaiki atau diperbaiki besar,
kemudian menaikkan di atas dok apung itu sendiri.
Ponton
Side wall
Geladak kerja
Geladak keamanan
Geladak atas
10
Balok lumas
Balok samping
Platform
Control house
10 Ruang pompa
11 Ruang akomodasi
12 Penghubung antara pontoon dan side wall
Ponton
Side wall
Geladak kerja
Geladak keamanan
Geladak atas
Platform
Control House
Dok apung dengan dua buah side wall atau wing wall atau biasa disebut
type U. Tadi sudah dijelaskan untuk dok apung dengan seksi ponton jamak
kekeratan memanjangnya ditanggung oleh side wall sepenuhnya. Oleh karena itu
fungsi
11
Dengan baut pengikat yang kemungkinan dapat berderet seperti paku keling atau
selang jarak tertentu , sehingga mengurangi jumlahnya.
Dengan las
12
Memerlukan dalam perairan yang cukup dalam agar jangan sampai dok apung
duduk di lumpur ( dasar peranan ) pada waktu akan dapat menaikkan kapal
3
2.3.3
Gambar
Landasan
way
2.11 :
Sleep
B. Heling memanjang
Slipway adalah peralatan d itepi peraiaran yang digunakan untuk
menaikkan kapal yang akan diperbaiki melalui rel dan pertolongan keret serta
dengan beberapa
penggeserannya. Seperti pada heling, sleepway pun tergantung kedudukan
kapal terhadap rel terbagi atas :
1 Slipway melintang
2 Slipway mamanjang
Sehingga dengan satu slipway kita dapat memperbaiki beberapa kapal atau
membuat kapal baru.
14
15
16
18
Syncrolift Drydock
harus
disiapkan terlebih dahulu balokbalok lurus maupun balok samping badan kapal
dibawah garis air .Untuk mengagkat kapal ini dengan tali baja yang cukup kuat.
Galangan Kapal/shipyard adalah sebuah tempat diperairan yang fungsinya
untuk melakukan proses pembangunan kapal (New Building) dan perbaikan kapal
(ship repair) dan juga melakukan pemeliharaan (maintainance). proses
pembangunanya meliputi desain, pemasangan gading awal, pemasangan plat
lambung, instalasi peralatan, pengecekan, test kelayakan, hingga klasifikasai oleh
Class yang telah ditunjuk. sedangkan untuk proses perbaikan / pemeliharaan
19
20
BAB III
METODE PENULISAN
Metode pengumpulan data penulisan yang kami pakai dalam menyusun
laporan ini :
3.1 Pengumpulan Data
a. Literature
Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan berdasarkan dari bahan atau
literature ilmiah sebagai penunjang kelengkapan data sesuai dengan
pelaksanaan di lapangan.
b. Kamera Digital/Dokumentasi
Pengambilan gambar menggunakan kamera digital untuk memperjelas data
yang sudah diperoleh. Data tersebut sesuai dengan apa yang ada di lapangan.
Semua data yang didapat dipilah dan dipilih sesuai dengan laporan yang akan
ditulis.
3.2 Penulisan Laporan
a. Pengetikan yaitu penginputan seluruh hasil data yang diperolah kedalam
Microsoft Word yang telah ada pada leptop agar makalah bisa disusun dengan
rapid an untuk mempermudah dilakukannya pengeditan kata-kata maupun
struktur penulisannya.
b. Mencetak Laporan
Setelah laporan tersusun rapi dan telah selesei dilakukan pengeditan
selanjutnya laporan dicetak sesuai dengan ketentuan yang sudah ada
Buku literatur diantaranya :
-
BAB IV
SYCROLIFT DRY DOCK
21
Annual Survey
Adalah survey kondisi kapal yang harus dilakukan setahun sekali untuk
kapal penumpang, sedang untuk kapal Cargo 1,5 - 2 tahun sekali terhitung dari
mulai penerimaan Class. Pekerjaan reparasi untuk annual survey ini meliputi :
pekerjaan di atas garis air (pembersihan lambung, pengecatan lambung, replating
dan lain-lain), dan pemeriksaan di atas geladak (pemeriksaan pompa, jangkar,
rantai jangkar, mesin jangkar dan lain-lain)
4.1.2 Special Survey
Adalah survey yang dilakukan setiap 4 5 tahun sekali. Survey ini
bertujuan untuk mempertahankan Class. Pekerjaan reparasi dalam special survey
22
Emergency Survey
Yaitu perawatan yang dilakukan apabila kapal tersebut mengalami
Pihak Galangan
Berupa daftar reparasi kapal /repair list untuk pekerjaan dan perbaikan kapal
yang akan dilakukan.
2.
Biro Klasifikasi
Berupa permohonan survey, dengan memberikan data-data kapal, sehingga
nantinya dapat dijadikan sebagai acuan dalam penentuan kelayakan kapal
untuk mengeluarkan sertifikat kelayakan.
3.
Pihak Syahbandar
Berupa
permohonan
pemeriksaan
dan
pengawasan
serta
pengajuan
b.
c.
d.
2.
Jarak keel blok antara 2,5 4 m dan harus mampu menahan beban
kapal secara keseluruhan.
3.
4.
5.
Untuk kapal yang kecil dengan bentuk yang bulat side blok dapat
diganti dengan memakai penyangga atau dinding blok.
4.2.2
apabila docking plan tidak ada atau hilang maka dapat diberikan datadata
gambar, gambar gambar tersebut, antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
Gambar 4.2 : Side Block and Kell Block Sycrolift dry dock
Dari gambar gambar tersebut diatas maka dapat diketahui posisi sekat
melintang dan memanjang, wrang penumpu, penguat gading dan sebagainya.
Untuk penempatan keel block dan side block diusahakan tepat dibawah konstruksi
yang terdapat pada kapal yang akan direparasi, biasanya aturan pada konstruksi
yaitu setiap 4 5 jarak gading. Untuk daerah yang dekat dengan sepatu linggi
maka jarak keel block dan haruslah dipersempit untuk mencegah deformasi.
Sedangkan untuk kapal besar, pada daerah pararel middle body untuk side
blocknya dipasang lebih banyak supaya berat kapal dapat terdistribusi merata.
Pada kapalkapal yang memiliki rise of floor maka penempatan side block diatas
ketinggiannya sesuai dengan bentuk body plannya.
25
Persiapan Pengedokan:
b.
Jarak ganjal yang satu dengan yang lain maksimal dua meter.
c.
d.
Balok ganjal harus dipilih dari jenis kayu bermutu (keras dan tidak
mudah patah).
e.
4.3.2
Persiapan Kapal:
d.
e.
f.
g.
Persiapan tali-tali.
4.3.3
sampai pada posisi yang direncanakan, posisi kapal yang akan didudukkan pada
stop block diberi tanda untuk memudahkan penempatan pada side block dan keel
block. Kapal harus benar-benar duduk pada masing-masing side block dan keel
block sesuai dengan docking plan, sehingga dapat mengurangi resiko tergulingnya
kapal dan beban pada blok-blok dapat merata. Untuk mengetahui posisi kapal
sudah tepat diatas ganjal, maka diperiksa dengan cara penyelaman.
27
kapal ke air. Pada intinya cara kerjanya sama seperti pada saat menaikkan kapal
hanya saja pada saat menurunkan winch tidak dinyalakan, hanya motor saja.
Apabila motor sudah difungsikan maka kapal akan turun dengan beratnya sendiri
secara perlahan-lahan karena wire rope ditahan oleh skip penahan.
Keuntungan sistem Helling :
28
e. Contract
b. Repair List
f. Dock regulation
c. Calculation
g. Draft Bill
d. Pranegotiation
h. Final Calculation
29
persyaratan dan harus melalui proses yang sudah ditentukan. Hal ini dimaksudkan
untuk faktor keamanan dan faktor teknis lainnya. Adapun pelaksanaanya adalah
sebagai berikut.
a.
30
apabila doking plan tidak ada atau hilang maka dapat diberikan datadata gambar.
Gambar gambar tersebut antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
32
membuka kran
proses pengedokan
seluruh aktivitas tersebut dipimpin (di bawah koordinasi) oleh kepala bagian
dock/dok master beserta staf/karyawan bagian dock. Pengkordinasian di bagi
menjadi beberapa bagian yaitu :
33
Pada dok, bertugas untuk mengatur tali tali yang ditambatkan pada bolder serta
memberikan arahan agar kapal berada pada posisi yang diinginkan (dibawah
koordinasi dok master).
Pada kapal tunda, dengan arahan dari dok master bertugas mendorong kapal yang
akan direparasi ke dalam graving dok.
Setelah kapal masuk maka dilanjutkan dengan melihat atau mengetahui apakah
kapal telah menempati pada bagian bagian keel block dan side blocknya masing
masing. Untuk mengetahui kedudukan tersebut yaitu dengan melihat tanda
tanda yang ada pada dinding block dimana pada sisi kapal dipasang kayu sebagai
tanda
(strut) yang panjangnya telah ditentukan. Selain itu dilakukan juga dengan
penyelaman untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Pengaturan kedudukan
dari kapal pada side block dan keel block ini tidak hanya sekali namun
pengaturannya berulang-ulang untuk mendapatkan kedudukan yang tepat dan
benar sehingga tidak menimbulkan deformasi.
34
35
kedudukan pintu dock agar tepat posisinya pada graving dok dengan cara menarik
pintu ponton agar tepat menempel pada bibir dock. Pada proses ini agar pintu
dock berada tepat pada kedudukannya maka pintu diatur dengan menggunakan
bantuan tali yang diikatkan
mengaturnya sampai pintu dok berada tepat pada posisi yang diinginkan.
Kemudian tali diikatkan kencang pada bolder agar posisi pintu tidak berubah.
Proses selanjutnya adalah membuka kran tangki pada pintu dock sehingga tangki
terisi air. Hal itu menyebabkan pintu dock kehilangan daya apung dan mempunyai
berat sehingga dapat duduk pada dasar dok serta menutupnya dengan rapat.
Setelah dock sudah betulbetul tertutup rapat maka dilakukan pemompaan air
keluar dengan menggunakan 4 buah pompa induk yang berkapasitas 1300 m 3/
jam. Selama pemompaan maka kedudukan dari garis penandaan harus selalu
dipantau selain itu juga dilakukan penyelaman untuk memastikan kapal tepat
duduk pada keel blok dan side blok. Jika dok sudah kering maka dilakukan
penambalan pada celah-celah pintu sehingga air laut yang masuk akibat
kebocoran dapat ditekan seminimal mungkin.
4.5.6
adalah mengeluarkan kapal dari graving dock. Pada prinsipnya hampir sama
dengan cara memasukkan kapal. Pertama-pertama adalah mengisi graving dengan
air dengan cara membuka valve/kran air yang ada pada pintu graving dock, namun
sebelum air itu dimasukkan ke dalam dok, terlebih dahulu periksa tangki-tangki
ballast yang ada di kapal pastikan semuanya kembali seperti semula saat kapal
masuk, dan jika permukaan air yang ada di dalam pintu graving sudah sama
dengan di luar maka pintu dibuka dan kapal dikeluarkan dengan cara ditarik
dengan tug boat. Adapun keuntungan dan kerugian pada saat menggunakan sistim
graving dock antara lain adalah
Keuntungan sistem Sycrolift dock
37
BAB V
SIDE LAUNCHING CRADLE SYSTEM
5.1 Prosedur Peluncuran kapal
Peluncuran adalah menurunkan kapal dari landasan peluncuran dengan
menggunakan gaya berat kapal atau dengan memberikan gaya dorong tambahan
yang bekerja pada bidang miring kapal. Perhitungan-perhitungan ini dipergunakan
untuk menghindari kapal dari bahaya-bahaya yang tidak dikehendaki seperti kapal
tenggelam ketika diluncurkan, dropping, tipping, dan lifting.
Peluncuran kapal pada umumnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
5.1.1
Peluncuran memanjang
38
Peluncuran melintang
Adalah peluncuran dengan sumbu memanjang kapal sejajar dengan garis
2.
Pada waktu kapal masuk ke air, maka dapat mengurangi laju kecepatan
meluncurnya kapal.
3.
2.
Keterangan :
depan.
Bila kontruksi popet depan kurang kuat, dapat terjadi kerusakan akibat
tekanan sehingga peluncuran dapat terhenti.
Kegagalan tahap II dapat terjadi apabila :
tipping, peluncuran terhenti, bahkan badan kapal dapat retak atau patah.
Hal diatas terjadi karena bouyancy (V) terlalu kecil. Untuk mengatasi hal
tersebut maka bagian buritan kapal ditambahkan bouyancy dengan
memasang drum-drum atau alat pengapung lainnya.
3.
Dimulai akhir tahap II hingga popet depan lepas dari landasan luncur (M 1
= M2).
Bila pada proses tahap II popet depan belum lepas dari landasan luncur
dan saat melewati ujung landasan ternyata sarat depan kapal lebih besar
dari pada kedalaman air diujung landasan, maka bagian bawah haluan
kapal akan meembentur ujung landasan (dropping) sehingga dapat terjadi
kerusakan.
Untuk menghindari hal diatas, perlu dihitung sarat air bagian popet depan
yang harus lebih kecil dari pada kedalaman diujung landasan (peluncuran
saat pasang tertinggi).
41
s = 15,00 ton/m
s = 20,00 ton/m
s = 25,00 ton/m
Vol
(n x b x S)
Vol = volume sepatu yang direncanakan
= berat sepatu / berat jenis kayu
Berat sepatu
= 0,85 ton/m3
43
Kapal tidak mau meluncur sejak awal, atau kapal mulai meluncur tetapi
kemudian berhenti sebelum kapal meninggalkan landasan luncur.
2.
Karena sarat air di ujung landasan luncur kurang atau letak titik berat
kapal terlalu ke buritan, kapal mengalami jungkit (tipping) yang besar,
sehingga selain gaya apung, kapal hanya bertumpu pada ujung landasan
luncur, sehingga landasan dan/atau badan kapal mungkin rusak.
3.
Kalau pada waktu kapal meninggalkan ujumg landasan luncur, sarat air di
ujung landasan luncur kurang dalam, maka bagian bawah haluan kapal dapat
membentur ujung landasan atau dasar laut dengan keras dan mungkin rusak.
Karena
itu
perlu
dilakukan
perhitungan-perhitungan
supaya
yang disertakan pada saat peluncuran, terdiri dari sepatu peluncur, packing,
perentang dan balok peluncur.
45
b.
c.
46
47
48
49
50
51
jenis kawat ini sesuai dengan keadaan yang ada pada kapal karena selain tahan
terhadap api sling ini sangat kuat, mempunyai kekuatan yang sekiranya sangat
cocok untuk kebutuhan yang banyak ada dikapal.
Kawat sling atau yang sering disebut juga wirerope. Sling ini terbuat dari
dengan material seperti :
a. Besi Baja
b. Besi lapis Galvanis
c. Stainless steel
d. Galvanis lapis PVC
Banyak jenis kumparan yang dipakai, adapun jenis jenis kumparan itu adalah. :
Pada proses penarikan kapal ini kumparan atau susunan yang dipakai dalam
proses penaikan kapal adalah type susunan yang padat, karena menurut fungsinya
pada proses ini adalah untuk menarik beban, jadi dipilihlah jenis sling yang
mempunyai susunan padat dan tidak mempunyai banyak rongga, yaitu type :
a. 6 x WS (26) IWRC
b. 6 x S (19) NWRC
c. 6 x Fi (25) NWRC
53
e z+1 +1
e z (e1)
Dimana :
F = Gaya tarik yang dihasilkan
Z = 105 ton z = 5 buah
e = 1,05
F = 560 ton.
54
55
e (z +1)1
Z z
e (e1)
F
cos + sin
Dimana,
F
Dalam proses peluncuran kapal dengan cara End Launching, terdapat beberapa
kegagalan yang mungkin dapat terjadi, yaitu antara lain :
1.
Kapal tidak mau meluncur sejak awal, atau kapal mulai meluncur tetapi
kemudian berhenti sebelum kapal meninggalkan landasan luncur.
2.
Karena sarat air di ujung landasan luncur kurang atau letak titik berat
kapal terlalu ke buritan, kapal mengalami jungkit (tipping) yang besar,
sehingga selain gaya apung, kapal hanya bertumpu pada ujung landasan
luncur, sehingga landasan dan/atau badan kapal mungkin rusak.
3.
Kalau pada waktu kapal meninggalkan ujumg landasan luncur, sarat air di
ujung landasan luncur kurang dalam, maka bagian bawah haluan kapal dapat
membentur ujung landasan atau dasar laut dengan keras dan mungkin rusak.
Karena
itu
perlu
dilakukan
perhitungan-perhitungan
supaya
5.
Pada waktu kapal masuk ke air, maka dapat mengurangi laju kecepatan
meluncurnya kapal.
6.
7.
Jarak keel blok antara 2,5 4 m dan harus mampu menahan beban
kapal secara keseluruhan.
8.
9.
10.
Untuk kapal yang kecil dengan bentuk yang bulat side blok dapat
diganti dengan memakai penyangga atau dinding blok.
5.12
g.
h.
i.
j.
60
61
63
DAFTAR PUSTAKA
Djatmiko, S, Soedijono, Soedarsono, 1983. Teknik Galangan Kapal dan Dock
Jilid II. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah : Jakarta.
Arismunandar, W. dan Heizo Saito. 2002. Penyegaran Udara. PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.
Bowo, Pratiwi, Ludfi, 2008. Survey Inspeksi Kapal dan Bangunan Laut.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah : Jakarta.
Djatmiko, S, Soedijono, Soedarsono, 1983. Teknik Galangan Kapal dan Dock
Jilid I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah : Jakarta.
Jaya, Indra, Kusna, 2008. Teknik Konstruksi Kapal Baja. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah : Jakarta
Kiryanto, 2008, Buku Ajar Sistem Dalam Kapal. Fakultas Teknik, Universitas
Diponegoro : Semarang
Stoecker, W.F. dan Jerold, J.W. 1994. Refrigerasi dan Pengkondisian Udara Edisi
kedua. PT. Erlangga, Jakarta.
64