Tingkat ke-efektifan propeller: Desain dan pilihan selalu memikirkan perbandingan diameter
baling baling dengan beberapa pembatas performa lainnya. Teori dasar momentum mengatakan
untuk propeller agar memberikan kecepatan dan dorongan yang lebih maka harus memiliki
diameter propeller yang lebih besar dan tingkat ke-efektifan yang tinggi. Namun ada beberapa
pengecualian, yang paling nampak adalah efek dari tahanan gesek pada propeller yang lebar dan
berputer lambat, umumnya secara praktisnya propeller lebar dengan gear yang cukup dapat
mampu lebih efisian dari propeller yang berukuran kecil.
Banyaknya pertimbangan pada desain membatasi ukuran diameter umum sehingga menjadikan
propeller lebih kecil dari ukuran optimal. Hal ini mencakup jarak ruang ujung daun baling baling
dari lambung kapal, Konsep maksimal kapal, sudut poros, dan lokasi ruang mesin. Walaupun
pada satu sisi hal ini memudahkan proses desain spesifikasi diameter dari propeller adalah
untuk mengetahui panjang maksimal yang cocok hal ini dapat juga menjadi hasil dari
pengurangan efisiensi tenaga propulsi yang cukup besar. Dan apabila pembatasan geometris pada
diameter propeller ini semakin bertambah, Hasilnya dapat menimbulkan getaran berlebih dan
kerusakan akibat kurangnya jarak ruang, atau sudut poros yang terlalu curam yang kehilangan keefektifan dan parasitic drag tambahan, atau konsep navigasi yang lebih mendalam yang
membatasi pengoperasian atau membutuhkanperlindungankeel dapenahanan tambahannya.
Dalam beberapa kasus, solusi desain terbaik adalah dengan memadukan masalah diatas dalam
proporsi yang sebanding.
Surface-piercing propeller membebaskan kreasi dari desainer. Sebenarnya tidak ada batasan
batas ukuran propeller yang dapat bekerja. Desainer mampu menggunakan rasio pengurangan
yang lebih mendalam, lebih lebar, lebih ringan, dan lebih efisien dalam membuat propeller.
Kavitasi: Ketika propeller tercelupmengalamikavitasi, tekanan pada bagian baling baling menjadi
sangat rendah ruang vakum terbentuk. Ini terjadi lebih sering daripada dugaan kita tekanan
atmosfer hanya 14.7 psi, bukanlah angka yang terlalu besar menimbang ukuran dari propeller
tipikal and dorongan yang perlu dihasilnkannya. Apabila bagian hisapnya ada pada sisi
bertekanan rendah ada dibawah tekanan ambient, atmosferdanhidrostatik makaruang vakum
terkurung pun tercipta. Ketika ruang vakum ini hilang, imbas dari air pada baling baling dengan
tekanan yang ada. Efek ini dapat di analogikan seperti memukul baling baling propeller denga
palu pada tiap putarannya. Kavitasi adalah penyebab utama dari kerusakan, getaran, kebisingan
dan berkurangnya performa propeller. Walaupun paad dasarnya propeller berkecepatan tinggi
didesain untuk beroprasi pada tingkat kavitasi tinggi, masalah yang berhubungan dengan kavitasi
biasanya alah pembatasan faktor pada desain dan pemilihan propeller. Surface propeller dengan
efektif mengurangi kavitasi dengan merubahnya menjadi ventilasi. Pada setiap stroke, propeller
membawa gelembung udara ke dalam bagian yang nantinya menjadi ruang vakum. Efek
dorongan udara terjadi mengurangi efek dari ruang vakum tersebut karena udara tadi menekan
dan mengurangi ukuran ruang vakum tadi.
Appendage Drag: Poros, struts dan sumbu propeller yang nampak meningkatkan besar parasitic
drag. Adanyatingkattenaga yang terbuangdarigesekanputaransumbu propeller di air dalam jumlah
yang cukup besar bahkan, untuk instalasi konvensional, peningkatan angka performa
Hal tadi merupakan kelebihan intrinsik dari surface propellers. Karakteristik lainnya seperti fleksibilitas
dalam kecocokan mesin, maintenance dan perbaikan yang mudah, dan instalasi yang simpel.
Anggota Kelompok
-
Franklin Noel B
Dancita Novanti
Shinta Johar A
Klemens Keni T. S
Riza Alfian A W
Fernando Bagasta S
4415100001
4415100009
4415100023
4415100042
4415100051
4415100052