DOSEN PEMBIMBING :
Moh.Syaiful Amri, S.ST,MT.
i
STUDI
DIPLOMA III TEKNIK BANGUNAN KAPAL
JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2023
ii
Halaman ini sengaja dikosongkan
iii
iv
TUGAS AKHIR (602502A)
PROGRAM STUDI
DIPLOMA III TEKNIK BANGUNAN KAPAL
JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2023
v
Halaman ini sengaja dikosongkan.
vi
Halaman ini sengaja dikosongkan.
vii
HALAMAN PENGESAHAN
xix
ANALISA PERBANDINGAN EFEKTIFITAS
PENGELASAN WELDER UNTUK MENENTUKAN
RENCANA JAM ORANGPADA GALANGAN DI
LAMONGAN.
xx
Halaman ini sengaja dikosongkan.
xxi
COMPARATIVE ANALYSIS OF THE EFFECTIVENESS OF WELDING
WELDER TO DETERMINE THE PLAN OF PERSON HOURS AT
THE WELDER IN LAMONGAN.
SUMMARY
xxii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT dan juga Shalawat dan juga
salam selalu untuk junjungan Nabi Besar kita Nabi Muhammad SAW, karena
rahmat dan karuniaNya-lah penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir
ini tepat pada waktunya dengan judul:
10. Terima kasih kepada kawan-kawan dan alumni yang telah membantu
mencarikan data untuk penulis.
11. Semua pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis sangat mengharap segala bentuk saran dan kritik yang
membangunguna penyempurnaan tugas akhir ini.
Surabaya, 20 Februari
2023Penulis
xxiv
DAFTAR ISI
SUMMARY ............................................................................................................ x
xxvi
DAFTAR GAMBAR
xxvii
DAFTAR TABEL
xxviii
xxix
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
pekerjaan replating khusunya pada bagian lambung kapal. Pada permasalahan
di lapangan yang sering terjadi di dalam galangan repair pada saat perbaikan
lambung(Replating) adalah belum diketahuinya waktu pengerjaan yang pasti
pada saat proses replating hal ini dikarenakan sumber daya manusia yang
mempunyai skill yang berbeda dalam melakukan pengelasan pada saat proses
replating. Hal ini menyebabkan supervise yang berkerja hanya mampu mengira
ngira berapa lama waktu pekerjaan pengelasan pada replating dapat diselesaikan
tanpa mengetahui waktu yang pasti. Dengan demikian tentunya owner dari
pihak kapal pasti mengingingkan waktu lamanya pelaksnaan perkerjaan dengan
detail termasuk saat melakukan replating pada bagian lambung kapal(Side Sell).
Dengan itu dalam pelaksanaanya dibutuhkan perencanaan yang sesuai salah
satunya untuk melihat kebutuhan jam orang, efektifitas perkerja saat melakukan
pengelasan pada proses replating lambung kapal(Side Sell). Perencanaan jam
orang dalam proses reparasi sangat bermanfaat agar pelaksanaan reperasi dapat
berjalan sesuai rencana. Perencanaan jam orang dapat dilihat dari efektivitas
para pekerja (welder) dalam melakukan pekerjaan nya. Karena semakin efektif
maka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah repair akan semakin
singkat tanpa mengesampingkan hasil dari pekerjaannya. Tentu para pekerja
pasti memiliki skill yang berbeda dalam melakukan sebuah pekerjaan
khususnya dalam mengelas. Selain itu hal yang sering terjadi di lapangan pada
proses perbaikan lambung kapal(Side Sell) adalah belum diketahuinya secara
pasti kebutuhan elektroda yang digunakan saat melakukan pengelasan pada
replating(Side Sell) sehingga masih sering terjadi kekurangan elektroda saat
melakukan perkerjaan hal itu tentu dapat menghambat proses pekerjaan.
Dengan itu dibutuhkan perhitungan jumlah elektroda yang pasti dalam
melakukan perkerjaa replating lambung kapal(Side Sell).
Berdasarkan pada permasalahan diatas, maka penulis ingin mengangkat
topik tentang efektifitas para welder dalam melakukan pengelasan replating
pada bagian lambung kapal(Side Sell). Hal ini bertujuan untuk mengetahui skill
dan kinerja para welder untuk melakukan pengelasan pada saat replating dan
juga untuk dijadikan refrensi perusahaan untuk bisa dijadikan sebagai acuan
untuk menentukan perencaanaan awal jam orang(JO). Dan juga untuk
mengetahui jumlah elektroda yang dibutuhkan saat melakukan pengelasan yang
efektif pada lambung kapal(Side Sell).
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah yang akan
dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana efektivitas hasil jam orang perkerjaan replating ditinjau dari
pengelasan welder ?
2. Berapa perbandingan jumlah elektroda yang dibutuhkan saat melakukan
replating pada lambung kapa ditinjau dari efekteivitas pengelasan welder?
3
BAB 2
DASAR TEORI
Menurut Daniel Yowel Tahun 2007 Galangan Kapal atau shipyard adalah
sebuah tempat diperairan yang fungsinya untuk melakukan proses
pembangunan kapal (New Building) dan perbaikan kapal (Ship Repair) dan
juga melakukan pemeliharaan (maintainence). Proses pembangunanya
meliputi desain pemasangan gading awal, pemasangan pelat lambung ,instalasi
peralatan, penegetestan kelayakan, Hingga klarifikasi oleh class yang telah
ditunjuk. Serta untuk proses perbaikan atau pemeliharaan biasanya meliputi
perbaikan kontstruksi lambung, perbaikan propellersterntube, perawatan main
engine dan peralatan lainya.
1. Kegiatan Galangan Kapal (Shipyard)
Gambar 2.1
4
dilakukan beberapa tes fungsi pada kapal, termasuk juga pelaksanaan survei
yang dilakukan oleh badan klasifikasi yang telah ditentukan.
Gambar 2.2
Gambar 2.3
5
PT Pelni Indonesia, Galangan Surya Pelni memiliki fungsi pengelolaan
kegiatan penyelenggaraan usaha jasa pengedokan, pemeliharaan dan
perbaikan kapal, sesuai dengan pedoman dan kebijaksanaan yang
digariskan oleh perusahaan agar kinerja perusahaan jasa galangan kapal
optimal.
Menurut pasal 309 ayat 1 KUHD, kapal adalah semua alat berlayar,apapun
nama dan sifatnya. Termasuk didalamnya adalah: kapal karam, mesin,
pengeruk lumpur, mesin penyedot lumpur , mesin penyedot pasir, dan alat
pengangkut terapung lainya. Meskipun benda benda tidak bisa bergerak
dengan kekuatanya sendiri, namun dapat digolongkan kedalam alat berlayar
karena dapat terapung atau mengapung dan bergerak di air. Menurut Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2008 Pasal 1 Ayat 36 kapal adalah kendaraan air
dengan bentuk dan jenis tertentu yang digerakkan dengan tenaga angin,tenaga
mekanik ,energi lainya, ditarik atau ditunda .Termasuk kendaraan yang
berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat apung
dan bangunan terapung yang tidak berpindah pindah.
Dari definisi tersebut, diketahui bahwa kapal adalah berbagai jenis
bangunan dan alat apung dengan fungsi dan penggunaan yang berbeda-beda
diperairan dan lepas pantai. Karena perbedaan dari bentuk, fungsi maupun
kegiatan yang dilakukan setiap jenis dan tipe kapal yang berbeda satu sama
lain.
Definisi lebih spesifik dan detail disebutkan di dalam Undang-undang no.
a. Kapal Tanker
b. Kapal Ferry
Kapal erry ialah wujud alat transportasi, rata-rata perahu atau kapal, dipakai
untuk mengambil penumpang & kendaraan.kapal ferry dimanfaatkan untuk
angkutan barang (dalam truk & kadang-kadang kontainer pengiriman
unpowered) dan bahkan gerbong kereta. (Sumber : https://rahmafadila111
297.wordpress.com/)
7
c. Kapal Pesiar
Kapal pesiar merupakan sebuah kapal yang memiliki fungsi sebagai sarana
rekreasi dan hiburan kepada para penumpangnya. Kapal pesiar juga
merupakan kapal yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti ruang
kamar, restaurant, café, bar, casino, diskotik, pub, swimming pool dan
berbagai sarana lainnya layaknya sebuah hotel bertaraf internasional.
(Sumber : https://sidewa.wordpress.com/)
d. Kapal cargo
kapal cargo atau dalam bahasa indonesia sering di sebut kapal barang, sesuai
dengan kapal cargo merupakan kapal yang di gunakan menyeberangi laut
bahkan samudra untuk mengangkut barang/cargo dari suatu daerah ke derah
lainnya.Kapal ini biasanya dilengkapi dengan crane atau alat angkat kapal.
8
2.3 Pengertian Lambung Kapal
Lambung kapal atau dalam bahasa Inggris disebut hull adalah badan dari
perahu atau kapal. Lambung kapal menyediakan daya apung (Bouyancy) yang
mencegah kapal dari tenggelam yang dirancang agar sekecil mungkin
menimbulkan gesekan dengan air, khususnya untuk kapal dengan kecepatan
tinggi.
Rancang bangun lambung kapal merupakan hal yang penting dalam
membuat kapal karena merupakan dasar perhitungan stabilitas kapal, besarnya
tahanan kapal yang tentunya berdampak pada kecepatan kapal rancangan,
konsumsi bahan bakar, besaran daya mesin serta draft/ sarat kapal untuk
menghitung kedalaman yang diperlukan dalam kaitannya dengan kolam
pelabuhan yang akan disinggahi serta kedalaman alur pelayaran yang dilalui
oleh kapal tersebut.
Macam-macam bentuk lambung pada kapal yaitu :
Gambar 2.8
9
2. Kapal lambung katamaran
Gambar 2.9
Gambar 2.10
10
4. Lambung kapal bentuk poonton
Gambar 2.11
Kapal yang dibangun diatas ponton, kapal seperti ini sangat stabil,
dan dapat dijalankan dengan mudah menggunakan mesin tempel atau ditarik
dengan kabel untuk penyeberangan sungai. Tidak efisien bila dihunakan
untuk pelayaran jarak jauh. Desain lambung mempengaruhi kecepatan,
semakin streamline semakin cepat. Demikian juga dalam hal penggunaan
energi. Tetapi di lain pihak, muatan yang bisa diangkut akan lebih rendah,
sehingga kapal barang, tangker akan lebih sesuai untuk menggunakan
bentuk lambung di datar.
Kulit kapal merupakan permukaan kapal yang terbuat dari plat–plat
baja, kayu atau aluminium yang disambung menjadi lajur yang terdapat
pada badan kapal biasa disebut dengan kulit kapal atau disebut juga ship
shell. Kegunaan kulit kapal:
a) Untuk memberikan kekuatan struktur membujur kapal.
c) Merupakan penutup kedap air dari dasar hingga bagian atas kapal.
d) Lajur kulit kapal diberi nama dengan abjad a,b,c,d dan seterusnya mulai
dengan lajur dasar.
Bahan moderen yang kerap digunakan dalam pembuatan kapal kecil
yang banyak ditemukan dalam pelayaran pedalaman adalah serat kaca
atau yang dikenal sebagai fiber-glass, yang proses pembuatannyatidak
sulit, tetapi dibutuhkan cetakan kulit lambung kapal.
11
2.4 Pengertian Las SMAW
Pada proses las SMAW terdapat tiga tipe atau jenis mesin las,yang
mempunyai keunggulan dan kekurangan masing – masing,jika memerlukan
dua jenis mesin las,dapat membeli mesin las yang AC/DC.
Untuk mesin las SMAW arus DC dibagi menjadi dua polaritas yaitu
polaritas DCEP (Direct Current Electrode Positive) dan DCEN (Direct
Current Electrode Negative).
Macam – macam polaritas Las SMAW
Mekanisme dan aliran elektron dari polaritas DCEP dapat dilihat pada
gambar 2.1
12
Gambar 2.12
Mekanisme dan aliran elektron dari polaritas DCEN dapat dilihat pada
gambar 2.2
Gambar 2.13
Polaritas DCEN adalah pengelasan SMAW kutub negatif dihubungkan
dengan kabel elektroda,sedangkan kutub positif dihubungkan dengan
13
2.4.1 Elektroda SMAW
14
Tabel 2.1 Spesifikasi Elektroda Terbungkus
15
E7018 adalah suatu jenis elektroda yang mempunyai spesifikasi
tertentu.Dalam penelitian ini yang dimaksud E7018 menurut
Soedjono,(1994) adalah :
E : Elektroda Las Listrik
1 : Posisi Pengelasan
= 0,222 kg / m
16
2.4.3 Besar Arus Listrik
17
2.4.5 Posisi dalam pengelasan
Gambar 2.14
d. Posisi Pengelasan 4G
18
2.5 Parameter Pengelasan
Gambar 2.15
Jarak elektroda dengan benda kerja yang terlalu jauh saat proses pengelasan
menyebabkan panjang busur terlalu panjang. Hal ini mengkibatkan panas
pengelasan juga meningkat dan konsentrasi dari busur kurang terfokus,
sehingga hasil pengelasan akan lebih lebar dan biasanya terjadi banyak
spatter.
1) Arus
20
2.6 Welder
Gambar 2.16
Welder adalah sebuah profesi yang memiliki keahlian khusus dalam bidang
pengelasan atau menyambung benda-benda yang terbuat dari alumunium, besi,
baja maupun jenis logam lain.
Dalam bidang industry pekerjaan welder ini lebih dikenal dengan sebutan
juru las dan harus memiliki keahlian khusus atau bahkan harus memiliki
sertifikat berstandar nasional maupun internasional (AWS atau ASME).Tentu
seorang welder mempunyai skill mengelas yang berbeda beda dan itu yang
merupakan bahan saya untuk melakukan sebuah penelitian.
1) Welder kelas 1
2) Welder Kelas II
1) Welder plate
21
2) Welder pipe
Dimana:
22
M =Kapasitas produksi (KG/Hari)
Gambar 2.17
23
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
24
3.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah sebagai bagian dari proses penelitian sebagai
upayamendefinisikan masalah dan membuat definisi terukur sebagai tahap
awal penelitian. Identifikasi ini dilakukan sebagai langkah awal penelitian
agar kegiatan penelitian dapat terarah dan fokus. Dalam bab sebelumnya
telah dijelaskan mengenai permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini
yaitu perhitungan efektifitas pengelasan welder dalam proses replating guna
menentukan rencana jam orang.
25
training dengan melakukan tanya jawab terhadap karyawan atau
subkontraktor yang ada di galangan. Peneliti juga melihat secara
langsung proses dari replating dari awal sampai akhir.
GL x P
G ( Jumlah Kawat Las ) =
DE
26
Keterangan :
Dimana:
27
3.5 Kesimpulan dan Saran
Pada tahap terakhir ini terdapat ukuran atau parameter yang
diinginkan oleh peneliti. Mulai dari proses identifikasi masalah,
pengumpulan data, sampai pengolahan data. Maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sesuai hasil penelitian dan juga saran yang diberikan untuk
penelitian selanjutnya. Saran diberikan oleh peneliti apabila dalam
penelitiannya terdapat kekurangan atau keterbatasan yang menyebabkan
hasil tidak sesuai dengan yang diinginkan supaya dalam penelitian
selanjutnya lebih baik dan mendetail daripada penelitian-penelitian
sebelumnya.
28