Anda di halaman 1dari 47

TUGAS AKHIR (602502A)

ANALISIS PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PENGELASAN


BEBERAPA WELDER UNTUK MENENTUKAN RENCANA
JAM ORANG PADA GALANGAN DI LAMONGAN

Farhan Nur Faza


NRP.0220030009

DOSEN PEMBIMBING :
Moh.Syaiful Amri, S.ST,MT.

i
STUDI
DIPLOMA III TEKNIK BANGUNAN KAPAL
JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2023

ii
Halaman ini sengaja dikosongkan

iii
iv
TUGAS AKHIR (602502A)

ANALISIS PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PENGELASAN


BEBERAPA WELDER UNTUK MENENTUKAN RENCANA
JAM ORANG PADA GALANGAN DI LAMONGAN

FARHAN NUR FAZA


NRP. 0220030009

CALON DOSEN PEMBIMBING :


Moh.Syaiful Amri,S.ST.MT.

PROGRAM STUDI
DIPLOMA III TEKNIK BANGUNAN KAPAL
JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2023
v
Halaman ini sengaja dikosongkan.

vi
Halaman ini sengaja dikosongkan.

vii
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Tugas Akhir : Analisa Perbandingan Efektifitas


Welder Untuk Menentukan Rencana Jam
Orang Pada Galangan di Lamongan
2. Bidang Tugas Akhir : Analisa
3. Bidang Keahlian : Teknik Bangunan Kapal
4. Pengusul
a. Nama Lengkap : Farhan Nur Faza
b. NRP : 0220030009
c. Progam Studi : D3-Teknik Bangunan Kapal
d. Jurusan : Teknik Bangunan Kapal
e. Alamat Rumah : Ds.Ploso Kec.Kendal Kab.Ngawi
f. No. Telp/HP : 085942945349
g. Alamat E-mail : farhanfaza@student.ppns.ac.id
5. Usulan Dosen
PembimbingDosen
Pembimbing 1
a. Nama dan Gelar : Ir. Hariyanto Soeroso, M.T.
b. NIP : 195709201987011001
6. Jangka Waktu Pelaksanaa : 6 Bulan

Menyetujui, Surabaya, 20 Januari


2023Ketua Jurusan, Pengusul,

Ruddianto, S.T., M.T. Farhan Nur Faza.


NIP. 196910151995011001 NRP. 0220030009

Koordinator Tugas Akhir, Koordinator Tugas Akhir,

Denny Octavina R, S.Pd., M.Pd. Moh.Syaiful Amri,S.ST,MT.


NIP. 198310112014041001 NIP. 199101072019031016
xviii
Halaman ini sengaja dikosongkan.

xix
ANALISA PERBANDINGAN EFEKTIFITAS
PENGELASAN WELDER UNTUK MENENTUKAN
RENCANA JAM ORANGPADA GALANGAN DI
LAMONGAN.

Farhan Nur Faza


RINGKASAN
Industri galangan kapal di indoneisa sudah berkembang pesat, salah satu
perkembanganya dapat dilihat dari sudah banyaknya galangan kapal yang
beroperasi di Indonesia guna untuk mendukung transportasi laut dapat berjalan
dengan baik. Tentu dalam berjalanya waktu kapal-kapal yang beroperasi pasti
memerlukan pemeliharaan dan juga perbaikan. Salah satu bentuk pemeliharaan
danperbaikan yang paling umum terjadi adalah replating atau perbaikan lambung
kapal. Pada permasalahan di lapangan sering terjadi ketidakpastian waktu
lamanya perkerjaan pada proses replating. Serta belum diketahui jumlah
elektroda yang pasti ketika melakukan proses replating sehingga masih sering
terjadi kekurangan saat proses pelaksanaan pekerjaan,tentu hal itu dapat
menghambat proses replating yang dilakukan. Pada penelitian kali ini bertujuan
untuk melakuakan analisa efektifitas pengelasan para welder yang berkerja dalam
melakukan replating guna untuk menentukan rencana jam orang dalam sebuah
proses perbaikan kapal dan juga untuk mengetahui jumlah elektroda yang
digunakan saat replating ditinjau dari pengelasan welder yang efektif. Pengelasan
yang dilakukan pada proses replating di galangan lamongan menggunakan las
SMAW dengan jenis kawat E6013 dan kekuatan arus yang digunakan sesuai
dengankenyaman dari welder melakukan pengelasan. Dan juga dalam melakukan
replating pada lambung kapal side sell pastinya akan dilakukan pengelasan
dengan dua posisi yaitu posisi 2G dan Juga 3G.
Kata Kunci : Lambung Kapal, Replating, Pengelasan, Welder, las SMAW.

xx
Halaman ini sengaja dikosongkan.

xxi
COMPARATIVE ANALYSIS OF THE EFFECTIVENESS OF WELDING
WELDER TO DETERMINE THE PLAN OF PERSON HOURS AT
THE WELDER IN LAMONGAN.

FARHAN NUR FAZA

SUMMARY

The shipbuilding industry in Indonesia has developed rapidly. One


of its developments can be seen from the many shipyards operating in
Indonesia to help sea transportation to run well. Of course, in the course of
time, ships that are in operation will definitely require maintenance and
repairs. One of the most common forms of maintenance and repair is
replacing or repair of a ship's hull. In this study, the aim was to analyze the
welding effectiveness of the welders who worked on replating in order to
determine the man-hour plan in a ship repair process. The welding carried
out in the replating process at the Lamongan shipyard uses SMAW welding
with E6013 wire type and the current strength used is in accordance with
the comfort of the welder doing the welding. And also in replacing the side-
ship's hull, of course, welding will be carried out in two positions, namely
the 2G and 3G positions.
Keywords: Ship hull, Replating, Welding, Welder, SMAW welding.

xxii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT dan juga Shalawat dan juga
salam selalu untuk junjungan Nabi Besar kita Nabi Muhammad SAW, karena
rahmat dan karuniaNya-lah penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir
ini tepat pada waktunya dengan judul:

“ANALISIS PERBANDINGAN EFEKTIFITAS


PENGELASANBEBERAPA WELDER UNTUK MENENTUKAN
RENCANA JAM
ORANG PADA GALANGAN DI LAMONGAN”

Laporan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi


panjang kabel yang digunakan untuk pengelasan SMAW.Syarat memperoleh
gelarAhli Madya (AmD) dan juga salah satu kurikulum yang ada di Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya. Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis
mendapatkan dukungan, bantuan, bimbingan, pengalaman, dukungan dan kerja
sama yang baik dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terimakasih kepada:

1. Bapak Ir. Eko Julianto, M.Sc. FRINA., selaku Direktur Politeknik


PerkapalanNegeri Surabaya.
2. Bapak Ruddianto, ST., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Bangunan Kapal
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya dan sjuga selaku Dosen Pembimbing
yang telah membimbing penulis dengan baik.
3. Bapak Ir. Boedi Herijono S.T, MT., selaku Ketua Program Studi Teknik
Bangunan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
4. Bapak Denny Oktavina Radianto, S.Pd., M.Pd., selaku Koordinator Tugas
Akhir.
xxiii
5. Kedua orang tua penulis yang telah memberi semangat untuk penulis agar
dapat menyelesaikan studi dengan baik.
6. Karyawan PT. DOK PANTAI LAMONGAN Divisi selaku Pembimbing On
The Job Training.

7. Bapak Ibu Dosen Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya yang tidak


dapatdisebutkan satu persatu.
8. Bapak Ibu alumni PPNS di galangan Lamnongan yang telah
memberikantempat untuk melakukan penelitian.
9. Teman-teman Program Studi Teknik Bangunan Kapal angkatan 2020.

10. Terima kasih kepada kawan-kawan dan alumni yang telah membantu
mencarikan data untuk penulis.
11. Semua pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis sangat mengharap segala bentuk saran dan kritik yang
membangunguna penyempurnaan tugas akhir ini.

Surabaya, 20 Februari
2023Penulis

xxiv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PENGESHANA ................................................................................... vi

RINGKASAN ...................................................................................................... viii

SUMMARY ............................................................................................................ x

KATA PENGANTAR ........................................................................................... xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................... 3

1.5 Batasan Masalah ....................................................................................... 3

BAB 2 DASAR TEORI .......................................................................................... 4

2.1 Pengertian Galangan Kapal ...................................................................... 4

2.2 Pengertian Kapal ...................................................................................... 6

2.3 Pengertian Lambung Kapal ...................................................................... 9

2.4 Pengertian Las SMAW ........................................................................... 12

2.4.1 Elektroda SMAW ............................................................................ 14

2.4.2 Besar Arus Listrik ........................................................................... 16

2.4.3 Heat Input ........................................................................................ 16

2.4.4 Kecepatan Pengelasan ..................................................................... 17

2.4.5 Posisi Dalam Pengelasan ................................................................. 18


xxv
2.5 Parameter Pengelasan ............................................................................. 19

2.5.1 Parameter Pengelasan SMAW ........................................................ 20

2.5.2 Parameter Pengelasan GMAW ....................................................... 21

2.5.3 Parameter Pengelasan GTAW......................................................... 21

2.6 Welder .................................................................................................... 22

2.6.1 Kualifikasi Welder .......................................................................... 22

2.7 ManPower Planing ................................................................................. 23

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 24

3.1 Diagram Alir Penelitian.......................................................................... 24

3.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 25

3.3 Pengumpulan Data.................................................................................. 25

3.3.1 Studi Literatur ................................................................................... 25

3.3.2 Studi Lapangan .................................................................................. 25

3.4 Pengolahan Data ..................................................................................... 26

3.4.1 Perhitungan Efektifitas Pengelasan ................................................... 27

3.4.2 Perhitungan Rencana Jam Orang ...................................................... 27

3.5 Kesimpulan dan Saran ............................................................................ 27

3.6 Validasi Penelitian .................................................................................. 28

xxvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 .............................................................................................................. 4

Gambar 2.2 ...............................................................................................................5

Gambar 2.3 ...............................................................................................................5

Gambar 2.4 ...............................................................................................................7

Gambar 2.5 ...............................................................................................................7

Gambar 2.6 ...............................................................................................................8

Gambar 2.7 ...............................................................................................................8

Gambar 2.8 ...............................................................................................................9

Gambar 2.9 ............................................................................................................ 10

Gambar 2.10 .......................................................................................................... 10

Gambar 2.11 .......................................................................................................... 11

Gambar 2.12 .......................................................................................................... 13

Gambar 2.13 .......................................................................................................... 13

Gambar 2.14 .......................................................................................................... 18

Gambar 2.15 .......................................................................................................... 19

Gambar 2.16 .......................................................................................................... 22

Gambar 2.17 .......................................................................................................... 23

Gambar 3.1 ........................................................................................................... 24

xxvii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Spesifikasi Elektroda Terbungkus.......................................................... 15

xxviii
xxix
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada masa sekarang ini teknologi di bidang konstruksi terus berkembang


dan maju dengan pesat.Salah satu konstruksi yang terus berkembang adalah
perusahaan galangan kapal,galangan kapal sendiri terbagi menjadi 3 jenis yaitu
building dock shipyard (galangan jenis pembuatan kapal baru), repair dock
shipyard(galangan jenis perbaikan) dan building and repair dock
shipyard(galangan jenis pembuatan dan perbaikan kapal). Salah satu galangan
yang berkembang pesat saat ini adalah galangan repair. Karena Indonesia
sendiri merupakan negera maritim yang mempunyai luas lautan ¾ lebih besar
dari luas daratannya,sehingga transportasi laut menjadi salah satu transportasi
yang digunakan untuk kebutuhan negara atau pulau. Dalam pelaksanaan
pelayaranya kapal pasti memiliki potensi mengalami kerusakan dan juga
diperlukan pemeliharaan, salah satunya pada bagian lambung kapal ini
dikarenakan material baja pada kapal yang memiliki kelemahan yaitu korosi
yang menyebabkan material baja mengalami penurunan kualitas. Dengan
menurunya kualitas material baja akan menjadi cepat lemah dan mengalami
penipisan dikarenakan lingkunganya yaitu air laut.
Galangan repair adalah galangan yang menyediakan jasa untuk melakukan
pemeliharaan, perawatan perbaikan kapal-kapal lama dan kapal yang
mengalami kerusakan yang meliputi perbaikan terhadap perbaikan system, dan
juga konstruksinya. Hal yang dapat sering dijumpai pada galangan kapal repair
adalah perbaikan pada lambung kapal(Replating). Lambung kapal sendiri
merupakan bagian yang penting karena memengaruhi daya apung pada kapal.
Kerusakan pada lambung kapal dapat memengaruhi kinerja kapal yang akan
mengakibatkan kebocoran. Apabila lambung kapal mengalami keretakan atau
kebocoran sehingga laju kapal akan terhambat. Kerusakan yang dialami pada
lambung kapal disebabkan oleh tubrukan (collison) atau kandas (grounding)
yang akhirnya menimbulkan gangguan pada saat kapal berlayar maka dari itu
harus dilakukan replating pada bagian yang mengalami kerusakan. Replating
adalah proses pergantian pelat yang mengalami kerusakan atau penipisan
diganti dengan pelat yang baru. Pada galangan repair tentu banyak sekali

1
pekerjaan replating khusunya pada bagian lambung kapal. Pada permasalahan
di lapangan yang sering terjadi di dalam galangan repair pada saat perbaikan
lambung(Replating) adalah belum diketahuinya waktu pengerjaan yang pasti
pada saat proses replating hal ini dikarenakan sumber daya manusia yang
mempunyai skill yang berbeda dalam melakukan pengelasan pada saat proses
replating. Hal ini menyebabkan supervise yang berkerja hanya mampu mengira
ngira berapa lama waktu pekerjaan pengelasan pada replating dapat diselesaikan
tanpa mengetahui waktu yang pasti. Dengan demikian tentunya owner dari
pihak kapal pasti mengingingkan waktu lamanya pelaksnaan perkerjaan dengan
detail termasuk saat melakukan replating pada bagian lambung kapal(Side Sell).
Dengan itu dalam pelaksanaanya dibutuhkan perencanaan yang sesuai salah
satunya untuk melihat kebutuhan jam orang, efektifitas perkerja saat melakukan
pengelasan pada proses replating lambung kapal(Side Sell). Perencanaan jam
orang dalam proses reparasi sangat bermanfaat agar pelaksanaan reperasi dapat
berjalan sesuai rencana. Perencanaan jam orang dapat dilihat dari efektivitas
para pekerja (welder) dalam melakukan pekerjaan nya. Karena semakin efektif
maka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah repair akan semakin
singkat tanpa mengesampingkan hasil dari pekerjaannya. Tentu para pekerja
pasti memiliki skill yang berbeda dalam melakukan sebuah pekerjaan
khususnya dalam mengelas. Selain itu hal yang sering terjadi di lapangan pada
proses perbaikan lambung kapal(Side Sell) adalah belum diketahuinya secara
pasti kebutuhan elektroda yang digunakan saat melakukan pengelasan pada
replating(Side Sell) sehingga masih sering terjadi kekurangan elektroda saat
melakukan perkerjaan hal itu tentu dapat menghambat proses pekerjaan.
Dengan itu dibutuhkan perhitungan jumlah elektroda yang pasti dalam
melakukan perkerjaa replating lambung kapal(Side Sell).
Berdasarkan pada permasalahan diatas, maka penulis ingin mengangkat
topik tentang efektifitas para welder dalam melakukan pengelasan replating
pada bagian lambung kapal(Side Sell). Hal ini bertujuan untuk mengetahui skill
dan kinerja para welder untuk melakukan pengelasan pada saat replating dan
juga untuk dijadikan refrensi perusahaan untuk bisa dijadikan sebagai acuan
untuk menentukan perencaanaan awal jam orang(JO). Dan juga untuk
mengetahui jumlah elektroda yang dibutuhkan saat melakukan pengelasan yang
efektif pada lambung kapal(Side Sell).
2
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah yang akan
dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana efektivitas hasil jam orang perkerjaan replating ditinjau dari
pengelasan welder ?
2. Berapa perbandingan jumlah elektroda yang dibutuhkan saat melakukan
replating pada lambung kapa ditinjau dari efekteivitas pengelasan welder?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui perencanaan jam orang dilihat berdasarkan efektifitas
pekerjaan nya

2. Mengetahui pengunaan elektroda ditinjau dari efektifitas pekerjaan welder .

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi mahasiswa sebagai peneliti, penulisan ini sebagai sarana menerapkan


teori selama masa perkuliahan.
2. Analisa ini bermanfaat bagi pembaca untuk memberi wawasan ilmiah
mengenai efektivitas pengelasan SMAW.
3. Sebagai bentuk kontribusi untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

1.4 Batasan Masalah

1. Dalam proses pengelasan hanya menggunakan pengelasan SMAW

2. Kawat yang digunakan hanya kawat 6013.

3. Dalam proses pengelasan lambung hanya pada bagian sideplate atau


lambung dalam posisi vertical dan horizontal atau 2G dan 3G.
4. Dalam proses pengelasan ampere yang digunakan seusai kenyamanan dari
welder saat berkerja.

3
BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Galangan

Menurut Daniel Yowel Tahun 2007 Galangan Kapal atau shipyard adalah
sebuah tempat diperairan yang fungsinya untuk melakukan proses
pembangunan kapal (New Building) dan perbaikan kapal (Ship Repair) dan
juga melakukan pemeliharaan (maintainence). Proses pembangunanya
meliputi desain pemasangan gading awal, pemasangan pelat lambung ,instalasi
peralatan, penegetestan kelayakan, Hingga klarifikasi oleh class yang telah
ditunjuk. Serta untuk proses perbaikan atau pemeliharaan biasanya meliputi
perbaikan kontstruksi lambung, perbaikan propellersterntube, perawatan main
engine dan peralatan lainya.
1. Kegiatan Galangan Kapal (Shipyard)

Kegiatan galangan kapal meliputi :

a. Building dock shipyard

Gambar 2.1

Galangan jenis pembuatan adalah tempat yang cuma digunakan


untuk proses pembuatan kapal baru. Aktivitas yang ada di galangan ini,
antara lain pemasangan gading, pengecekan quality control, pemasangan
lambung, perancangan desain kapal, dan instalasi peralatan.
Di galangan tersebut, pembuatan kapal baru benar-benar dimulai
dari awal hingga pembuatan ke tahap akhir. Di tempat tersebut juga

4
dilakukan beberapa tes fungsi pada kapal, termasuk juga pelaksanaan survei
yang dilakukan oleh badan klasifikasi yang telah ditentukan.

b. Repair dock shipyard

Gambar 2.2

Galangan jenis perbaikan adalah tempat pemeliharaan, perawatan,


perbaikan kapal-kapal lama dan kapal yang mengalami kerusakan yang
meliputi perbaikan terhadap konstruksi badan kapal, perbaikan sistem,
dan lain sebagainya. Repair Dock Shipyard ini contohnya,Ben Santosa
dan Pelni.
c. Building and repair shipyard

Gambar 2.3

Yang terakhir adalah galangan jenis pembuatan dan perbaikan


kapal. Tempat ini memiliki dua fasilitas sekaligus, yaitu pembuatan
kapal-kapal baru dan juga perbaikan kapal-kapal lama.
Di Indonesia sendiri, terdapat galangan kapal yang melayani
perbaikan kapal yang dinaungi oleh PT Pelni. Dikutip dari laman resmi

5
PT Pelni Indonesia, Galangan Surya Pelni memiliki fungsi pengelolaan
kegiatan penyelenggaraan usaha jasa pengedokan, pemeliharaan dan
perbaikan kapal, sesuai dengan pedoman dan kebijaksanaan yang
digariskan oleh perusahaan agar kinerja perusahaan jasa galangan kapal
optimal.

2.2 Pengertian Kapal

Menurut pasal 309 ayat 1 KUHD, kapal adalah semua alat berlayar,apapun
nama dan sifatnya. Termasuk didalamnya adalah: kapal karam, mesin,
pengeruk lumpur, mesin penyedot lumpur , mesin penyedot pasir, dan alat
pengangkut terapung lainya. Meskipun benda benda tidak bisa bergerak
dengan kekuatanya sendiri, namun dapat digolongkan kedalam alat berlayar
karena dapat terapung atau mengapung dan bergerak di air. Menurut Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2008 Pasal 1 Ayat 36 kapal adalah kendaraan air
dengan bentuk dan jenis tertentu yang digerakkan dengan tenaga angin,tenaga
mekanik ,energi lainya, ditarik atau ditunda .Termasuk kendaraan yang
berdaya dukung dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat apung
dan bangunan terapung yang tidak berpindah pindah.
Dari definisi tersebut, diketahui bahwa kapal adalah berbagai jenis
bangunan dan alat apung dengan fungsi dan penggunaan yang berbeda-beda
diperairan dan lepas pantai. Karena perbedaan dari bentuk, fungsi maupun
kegiatan yang dilakukan setiap jenis dan tipe kapal yang berbeda satu sama
lain.
Definisi lebih spesifik dan detail disebutkan di dalam Undang-undang no.

17 tahun 2008 mengenai Pelayaran, yang menyebutkan Kapal adalah


“kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan
tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk
kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air,
serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindahpindah.”Dengan
demikian, kapal tidaklah semata alat yang mengapung saja, namun segala jenis
alat yang berfungsi sebagai kendaraan, sekalipun ia berada di bawah laut
seperti kapal selam.(sumber: https://samuelbonaparte.com).
6
Berikut adalah beberapa jenis-jenis kapal berdasarkan fungsinya;

a. Kapal Tanker

Kapal Tanker yaitu kapal yg di desain buat mengangkut barang dalam


wujud cairan dalam yang jumlah besar. Kategori mutlak tankship 10
termasuk juga kapal tanker minyak, kapal tanker kimia, & pembawa gas
alam cair.

Gambar 2.4. Kapal Tanker


(Sumber: https://www.liputan6.com/)

b. Kapal Ferry

Kapal erry ialah wujud alat transportasi, rata-rata perahu atau kapal, dipakai
untuk mengambil penumpang & kendaraan.kapal ferry dimanfaatkan untuk
angkutan barang (dalam truk & kadang-kadang kontainer pengiriman
unpowered) dan bahkan gerbong kereta. (Sumber : https://rahmafadila111
297.wordpress.com/)

Gambar 2.5. Kapal Ferry


(Sumber: PT.ASDP Indonesia Ferry)

7
c. Kapal Pesiar

Kapal pesiar merupakan sebuah kapal yang memiliki fungsi sebagai sarana
rekreasi dan hiburan kepada para penumpangnya. Kapal pesiar juga
merupakan kapal yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti ruang
kamar, restaurant, café, bar, casino, diskotik, pub, swimming pool dan
berbagai sarana lainnya layaknya sebuah hotel bertaraf internasional.
(Sumber : https://sidewa.wordpress.com/)

Gambar 2.6. Kapal Pesiar


(Sumber: https://travel.detik.com/)

d. Kapal cargo

kapal cargo atau dalam bahasa indonesia sering di sebut kapal barang, sesuai
dengan kapal cargo merupakan kapal yang di gunakan menyeberangi laut
bahkan samudra untuk mengangkut barang/cargo dari suatu daerah ke derah
lainnya.Kapal ini biasanya dilengkapi dengan crane atau alat angkat kapal.

Gambar 2.7. Kapal Kargo


(Sumber: http://samudranesia.id)

8
2.3 Pengertian Lambung Kapal

Lambung kapal atau dalam bahasa Inggris disebut hull adalah badan dari
perahu atau kapal. Lambung kapal menyediakan daya apung (Bouyancy) yang
mencegah kapal dari tenggelam yang dirancang agar sekecil mungkin
menimbulkan gesekan dengan air, khususnya untuk kapal dengan kecepatan
tinggi.
Rancang bangun lambung kapal merupakan hal yang penting dalam
membuat kapal karena merupakan dasar perhitungan stabilitas kapal, besarnya
tahanan kapal yang tentunya berdampak pada kecepatan kapal rancangan,
konsumsi bahan bakar, besaran daya mesin serta draft/ sarat kapal untuk
menghitung kedalaman yang diperlukan dalam kaitannya dengan kolam
pelabuhan yang akan disinggahi serta kedalaman alur pelayaran yang dilalui
oleh kapal tersebut.
Macam-macam bentuk lambung pada kapal yaitu :

1. Kapal dengan lambung datar

Gambar 2.8

Kapal dengan lambung datar ini merupakan kapal yang bisa


digunakan pada perairan tenang.Biasanya digunakan pada kapal dengan
kecepatan rendah. Banyak digunakan untuk kapal tangker, tongkang Draft
kapal biasanya lebih kecil. Untuk meningkatkan stabilitas biasanya titik
berat kapal diturunkan.

9
2. Kapal lambung katamaran

Gambar 2.9

Kapal dengan beberapa lambung ini mempunyai kestabilan yang


tinggi, namun gelombang yang ditimbulkan lebih kecil sehingga merupakan
kapal yang sesuai untuk dioperasikan di sungai, tetapi diperairan yang
bergelombang dampaknya terhadap goyangan di kapal tinggi.
3. Kapal dengan lambunng V

Gambar 2.10

Merupakan kapal dengan lambung lancip seperti huruf V yang


mempunyai hambatan yang kecil sehingga lebih hemat dalam penggunaan
bahan bakar. Kapal yang demikian biasanya digunakan untuk kapal
kecepatan tinggi.

10
4. Lambung kapal bentuk poonton

Gambar 2.11

Kapal yang dibangun diatas ponton, kapal seperti ini sangat stabil,
dan dapat dijalankan dengan mudah menggunakan mesin tempel atau ditarik
dengan kabel untuk penyeberangan sungai. Tidak efisien bila dihunakan
untuk pelayaran jarak jauh. Desain lambung mempengaruhi kecepatan,
semakin streamline semakin cepat. Demikian juga dalam hal penggunaan
energi. Tetapi di lain pihak, muatan yang bisa diangkut akan lebih rendah,
sehingga kapal barang, tangker akan lebih sesuai untuk menggunakan
bentuk lambung di datar.
Kulit kapal merupakan permukaan kapal yang terbuat dari plat–plat
baja, kayu atau aluminium yang disambung menjadi lajur yang terdapat
pada badan kapal biasa disebut dengan kulit kapal atau disebut juga ship
shell. Kegunaan kulit kapal:
a) Untuk memberikan kekuatan struktur membujur kapal.

b) Menerima beban dari kapal dan muatannya.

c) Merupakan penutup kedap air dari dasar hingga bagian atas kapal.

d) Lajur kulit kapal diberi nama dengan abjad a,b,c,d dan seterusnya mulai
dengan lajur dasar.
Bahan moderen yang kerap digunakan dalam pembuatan kapal kecil
yang banyak ditemukan dalam pelayaran pedalaman adalah serat kaca
atau yang dikenal sebagai fiber-glass, yang proses pembuatannyatidak
sulit, tetapi dibutuhkan cetakan kulit lambung kapal.

11
2.4 Pengertian Las SMAW

Pengertian las SMAW adalah sebuah proses penyambungan logam yang


menggunakan energi panas untuk mencairkan benda kerja dan elektroda (bahan
pengisi).Energi panas pada proses pengelasan SMAW dihasilkan karena
adanya lompatan ion (katoda dan anoda) listrik yang terjadi pada ujung
elektroda dan permukaan material.Pada proses pengelasan SMAW jenis
pelindung yang digunakan adalah selaput flux yang terdapat pada elektroda
SMAW yang berfungsi untuk melindungi logam las yang mencair akibat proses
pengelasan berlangsung.Flux ini akan menjadi slag ketika sudah padat atau
membeku.
Jenis Mesin las SMAW ada 3 yaitu :

a) Mesin las SMAW AC

b) Mesin las SMAW DC

c) Mesin las SMAW AC/DC

Pada proses las SMAW terdapat tiga tipe atau jenis mesin las,yang
mempunyai keunggulan dan kekurangan masing – masing,jika memerlukan
dua jenis mesin las,dapat membeli mesin las yang AC/DC.
Untuk mesin las SMAW arus DC dibagi menjadi dua polaritas yaitu
polaritas DCEP (Direct Current Electrode Positive) dan DCEN (Direct
Current Electrode Negative).
Macam – macam polaritas Las SMAW

a. Polaritas DCEP (Direct Current Electrode Positive)

Mekanisme dan aliran elektron dari polaritas DCEP dapat dilihat pada
gambar 2.1

12
Gambar 2.12

Polaritas DCEP adalah pengelasan SMAW kutub positif dihubungkan


sengan kabel yang disambungkan pada holder atau kabel
elektroda.Sedangkan kutub negatif dihubungkan dengan benda
kerja.Polaritas ini disebut juga dengan DCRP (Direct Current Reverse
Polarity).
b. Polaritas DCEN (Direct Current Electrode Negative)

Mekanisme dan aliran elektron dari polaritas DCEN dapat dilihat pada
gambar 2.2

Gambar 2.13
Polaritas DCEN adalah pengelasan SMAW kutub negatif dihubungkan
dengan kabel elektroda,sedangkan kutub positif dihubungkan dengan

benda kerja.Polaritas ini juga disebut dengan DCSP (Direct Current


Straight Polarity).

13
2.4.1 Elektroda SMAW

Pengelasan dengan menggunakan busur listrik memerlukan kawat


las (elektroda) yang terdiri dari satu inti terbuat dari logam yang dilapisi
dari campuran kimia.Fungsi dari elektroda adalah sebagai pembangkit dan
sebagai bahan tambah.Elektroda terdiri dari dua bagian yaitu yang
berselaput (flux) dan tidak berselaput yang merupakan pangkal untuk
dijepitkan paada holder las.Fungsi dari flux adalah untuk melindungi
logam cair dari lingkungan udara,menghasilkan gas pelindung dan
menstabilkan busur.Bahan flux yang digunakan untuk jenis E7018 adalah
serbuk besi hidrogen rendah sehingga ketangguhannya sangat baik.
Hal yang kurang menguntungkan adalah busur listrikny yang kurang
stabil,sehingga butiran yang dihasilkan agak besar dibanding jenis
lain.Dalam pelaksanaan pengelasan memerlukan juru las yang sudah
berpengalaman.Sifat flux ini sangat baik maka biasa digunakan untuk
konstruksi yang memerlukan tingkat keamanan tinggi.
Spesifikasi elektroda untuk baja berdasarkan jenis dari lapisan elektroda
(flux) jenis listrik yang digunakan,posisi pengelasan dan polaritas
pengelasan terdapat pada tabel dibawah ini :

14
Tabel 2.1 Spesifikasi Elektroda Terbungkus

Elektroda yang ada dipasaran biasanya dibungkus dengan campuran flux


yang tergantung dari penggunaannya.Walaupun jenis elektroda sangat
banyak jumlahnya,tetapi secara garis besar dapat digolongkan dalam kelas
– kelas berikut yang pembagiannya didasarkan atas flux yang
membungkusnya.Jenis-jenis elektroda diklasifikasikan oleh beberapa
standart AWS A5.1 (American Welding Soceity).Menurut AWS
klasifikasi elektroda dengan baja lunak untuk busur las listrik mempunyai
kode EXXYZ dimana :
E : Elektroda Busur Listrik
XX : Kekuatan Tarik
Y : Posisi Pengelasan

Z : Jenis Arus Pengelasan

15
E7018 adalah suatu jenis elektroda yang mempunyai spesifikasi
tertentu.Dalam penelitian ini yang dimaksud E7018 menurut
Soedjono,(1994) adalah :
E : Elektroda Las Listrik

70 : Tegangan Tarik Minimum Dari Hasil Pengelasan (70.000 Psi)

1 : Posisi Pengelasan

8 : Menunjukkan Jenis Selaput Besi Hadrogen Rendah Dan Interval


Las yang Cocok.

2.4.2 Kecepatan dan Kebutuhan Eletroda pada Pengelasan SMAW


Dalam pelaksanaan joint blok ini diperlukan
pengelasan SMAW untuk membuat sebuah root pass ataupun
untuk melakukan tack weld sebelum proses pengelasan
pembuatan root pass. Menurut hasil perhitungan jurnal Eko
Sasmito S1 Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro “Analisa pengelasan mild steel st 42dengan proses
SMAW, FCAW, dan SAW ditinjau dari segi kekuatanda nilai
ekonomis.(Sasmito Hadi, 1998) Diperoleh perhitungan metode
SMAW :

Kecepatan pengelasan = 7,2 m / jam (reff. WPS PT.


JMI-SMG)

Pemakaian elektroda = 1,6 kg /jam(reff.


ESAB hal. 10
seventhedition)
Jadi kebutuhan elektroda = 1,6 kg / jam ÷ 7,2 m / jam

= 0,222 kg / m

16
2.4.3 Besar Arus Listrik

Besarnya arus listrik untuk pengelasan yang diperlukan tergantung


pada diameter elektroda,tebal material yang akan di las,jenis elektroda yang
digunakan,geometri sambungan,diameter inti elektroda,posisi
pengelasan.Daerah yang di las mempunyai kapasitas panas tinggi ma
diperlukan arus las yang tinggi.
Arus las merupakan parameter las yang langsung mempengaruhi
penembusan dan kecepatan pencairan logam induk.Makin tinggi arus las
makn besar penembusan dan kecepatan pencairannya.Besar arus las pada
pengelasan mempengaruhi hasil las,bila arus terlalu rendah maka
perpindahan cairan dari ujung elektroda yang digunakan sangat sulit dan
busur listrik menjadi tidak stabil.Panas yang terjadi tidak cukup untuk
melelehkan logam dasar,sehingga menghasilkan bentuk rigi – rigi las yang
kecil dan tidak rata serta penembusan kurang dalam.Jika arus terlalu besar
maka akan menghasilkan rigi las yang melebar,butiran percikan
kecil,penetrasi dalam serta penguatan matriks las tinggi.

2.4.4 Kecepatan pengelasan

Kecepatan dalam mengelas juga berpengaruh terhadap hasil, dalam


menentukan kecepatan kita harus menyesuaikan dengan besar arus yang
digunakan. Arus dan kecepatan harus seimbang agar didapat profil
pengelasan yang baik, penetrasi, serta sambungan las yang sesuai
acceptance criteria. Semakin tinggi arus las maka kecepatan las juga
meningkat, karena arus yang tinggi akan menyebabkan elektroda juga
semakin cepat mencair sehingga travel speed juga ditingkatkan agar lebar
lasan tidak berlebihan.

17
2.4.5 Posisi dalam pengelasan

Gambar 2.14

Dalam pengelasan pelat dapat terdapat berbagai macam macam posisi


pengelasan yaitu:
a. Posisi Pengelasan 1G

1G pelat merupakan pengelasan butt joint pelat dengan pelat dengan


arah elektroda/busur listrik menghadap kebawah. Untuk mengelas
dengan posisi 1G, dimulai dari pembuatan root, kemudian membuat
lapisan pengisian dan terakhir lapisan penutup/capping.
b. Posisi Pengelasan 2G

Pengelasan sambungan tumpul butt joint plat dengan plat dengan


posisi peletakkan benda kerja lihat pada gambar diatas. Untuk proses
pengelasannya dimulai dari pembuatan root, pengisian dan penutup.
Khusus untuk , pada las smaw proses pembuatan root harus
menggunaka kawat elektroda yang di desain untuk pembuatan root.
c. Posisi Pengelasan 3G

Merupakan bentuk sambungan tumpul butt joint, proses las


penyambungan plat dengan plat, dengan arah elektroda kedepan dan
jalur pengelasannya dari bawah ke atas.

d. Posisi Pengelasan 4G

4G plate termasuk kedalam jenis sambungan butt joint,


penyambungan plat dengan plat dengan arah elektroda menghadap ke
atas.

18
2.5 Parameter Pengelasan

Parameter las mempunyai fungsi sebagai penentu kualitas pengelasan secara


visual, kekuatan atau uji mekanik dan soundness. Dengan parameter yang
benar maka akan diperoleh hasil yang sesuai dengan syarat keberterimaan
standar dan code.

Gambar 2.15

1) Parameter las yang sesuai (A)

Pada gambar A menunjukkan parameter pengelasan yang digunakan sudah


sesuai baik dari besar arus, voltase dan kecepatan las. Hal tersebut dapat
dilihat dari ketinggian dan lebar lasan yang rata dan seimbang.
2) Ampere terlalu rendah (B)

Gambar B menunjukkan hasil las yang menggunakan arus terlalu rendah,


hasilnya menyebabkan lebar lasan kurang sedangkan tinggi atau tebal lasan
berlebih. Biasanya lebar lasan sangat kecil dan tidak sesuai dengan
ketinggian lasan.
3) Arus las tinggi (C)

Gambar C menunjukkan hasil pengelasan dengan arus terlalu tinggi,


hasilnya lebar lasan berlebih sedangkan ketinggian atau tebal lasan kurang.
Biasanya juga terdapat beberapa cacat las undercut pada daerah base metal.

4) Travel speed terlalu cepat (D)

Kecepatan pengelasan yang berlebih mengakibatkan fusion dan


penetrasinya kurang, pada gambar D pengelasan rigi rigi terlihat jika lebar
lasan sangat kecil dan tidak berimbang dengan ketebalan lasannya.
5) Kecepatan las terlalu rendah (E)

Pengelasan yang terlalu lambar mengakibatkan hasilnya terlalu tinggi dan


terlalu lebar. Karena terlalu lambat ini mengakibatkan filler metal mencair
menumpuk.
19
6) Busur las terlalu Panjang (F)

Jarak elektroda dengan benda kerja yang terlalu jauh saat proses pengelasan
menyebabkan panjang busur terlalu panjang. Hal ini mengkibatkan panas
pengelasan juga meningkat dan konsentrasi dari busur kurang terfokus,
sehingga hasil pengelasan akan lebih lebar dan biasanya terjadi banyak
spatter.

2.5.1 Parameter pengelasan SMAW

1) Arus

Besarnya ditentuk oleh diameter elektroda, jenis, dan tebal material.


Jika terlalu besar akan terjadi banyak spatter, undercut, burn-through
dan hasil lasan yang terlalu tinggi. Jika terlalu rendah akan
menyebabkan awalan yang kurang baik, slag inclusion dan incomplete
fusion/penetration. Untuk lebih lengkap baca cara mengatur ampere
pengelasan
2) Polaritas

DCEN, DCEP dan AC. Untuk pemilihan polaritas ini ditentukan


oleh jenis elektrode yang digunakan, tebal dan jenis material. Anda
dapat melihat pada welding prosedur dan sertifikat elektroda.
3) Kecepatan las

Karena proses SMAW adalah jenis pengelasan manual, maka


kecepatan ditentukan oleh welder, untuk pengaruhnya lihat keterangan
di atas.

20
2.6 Welder

Gambar 2.16

Welder adalah sebuah profesi yang memiliki keahlian khusus dalam bidang
pengelasan atau menyambung benda-benda yang terbuat dari alumunium, besi,
baja maupun jenis logam lain.
Dalam bidang industry pekerjaan welder ini lebih dikenal dengan sebutan
juru las dan harus memiliki keahlian khusus atau bahkan harus memiliki
sertifikat berstandar nasional maupun internasional (AWS atau ASME).Tentu
seorang welder mempunyai skill mengelas yang berbeda beda dan itu yang
merupakan bahan saya untuk melakukan sebuah penelitian.

2.6.1 Kualifikasi welder

Kualifikasi berdasarkan kelas

Dalam kualifikasi welder dibedakan menjadi 3 kelas yaitu:

1) Welder kelas 1

2) Welder Kelas II

3) Welder Kelas III

Kualifikasi berdasarkan jenis objek

1) Welder plate

21
2) Welder pipe

2.7 Manpower Planning

Manpower planning (Perencanaan tenaga kerja) proses memperkirakan


jumlah optimal orang yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas dalam waktu
tertentu sehingga dapat mencapai goals perusahaan. Perencanaan tersebut
mencakup parameter jumlah personal, berbagai jenis keterampilan jangka
waktu dan sebagainya. Manpower planning merupakan proses
berkesinambungan untuk memastikan bahwa bisnis memiliki sumber daya
yang efektif dan efesien.
Bisnis yang besar sering kali meramalkan peluang peluang yang akan
dating. Jika peluang ini direalisasikan akan menjadi bisnis,tentu saja
perusahaan membutuhkan tenaga kerja untuk mengerjakanya. Yang menjadi
perhatian khusus adalah perusahaan harus memperkerjakan tenaga kerja dari
mulai hingga proyek berakhir dengan tepat waktu
Perencanaan tenaga kerja(manpower planning) juga mencakup seperti
bagaimana dan kapan karyawan baru akan diperoleh. Seluruh proses ini juga
harus tetap memperhatiakan tujuan dari sebuah perusahaan.
Jam orang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut
(Budianto, 2018):
j = T x JTK ................................................................................. (3.3)

Total Produktivitas = M / j ................................................. (3.4)

JO = Berat total (kg) / Produktivitas (kg /jo) ............. (3.5)

Dimana:

JTK = Jumlah Tenaga yang dibutuhkan

T = Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk


menyelesaikan pekerjaan(jam)
R = Tarif man – hours (Rp/hari)

J = perkalian JTK dengan durasi


pekerjaan

22
M =Kapasitas produksi (KG/Hari)

Gambar 2.17

23
BAB 3

METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian

Gambar 3. 1 Diagram Alir Proses


Pengerjaan Tugas Akhir

24
3.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah sebagai bagian dari proses penelitian sebagai
upayamendefinisikan masalah dan membuat definisi terukur sebagai tahap
awal penelitian. Identifikasi ini dilakukan sebagai langkah awal penelitian
agar kegiatan penelitian dapat terarah dan fokus. Dalam bab sebelumnya
telah dijelaskan mengenai permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini
yaitu perhitungan efektifitas pengelasan welder dalam proses replating guna
menentukan rencana jam orang.

3.3 Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah proses mendapatkan atau memperoleh
informasi yang diperlukan untuk kepentingan penyusunan tugas akhir.
Dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data yang digunakan dalam proses
pengelasan dalam replating lambung kapal, sehingga didapatkan efektifitas
pengelasan pada saat replating guna menyusun rencana jam orang pada
kapal yang sedang repair lambung kapal di galangan lamongan. Selain data
penelitian efektifitas dalam proses pengelasan, penelitian ini juga
membutuhkan gambar side shell kapal galangan di lamongan.

3.3.1 Studi Literatur


Studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan
denganmetode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat,
serta mengelola bahan penelitian. Referensi yang dikumpulkan
berkaitan dengan permasalahan yang diambil yaitu analisa
perbandingan efektifitas pengelasan welder untuk menentukan
rencana jam orang di galangan kapal di lamongan. Teknik ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori
yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi/diteliti
sebagai bahan rujukan dalam pembahasan hasil penelitian.

3.3.2 Studi Lapangan


Dalam teknik studi lapangan peneliti mengidentifikasi
permasalahan yang terjadi di industri tempat pelaksanaan on the job

25
training dengan melakukan tanya jawab terhadap karyawan atau
subkontraktor yang ada di galangan. Peneliti juga melihat secara
langsung proses dari replating dari awal sampai akhir.

3.4 Pengolahan Data


Setelah semua data penelitian yang diperlukan terkumpul, tahap
selanjutnya yaitu pengolahan data. Pengolahan data adalah suatu proses
dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan
menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu.

3.4.1 Perhitungan Efektifitas Pengelasan


Pada perhitungan efektifitas pengelasan pada saat replating
penulis menggunakan perhitungan yaitu dengan melakukan
penelitian pengamatan langsung secara actual di lapangan pada saat
proses replating. Dimana dilakukan penelitian dalam 1 menit
pengerjaan pengelasan dalam replating dapat menghasil berapa
Panjang pengelasan(root pass luar dalam,Filler luar dalam dan
cheaping luar dalam). Dan juga dilakukan pengamatan dalam 1
elektroda yang digunakan oleh setiap welder dapat menghasilkan
berapa panjang dari pengelasan tersebut secara actual di lapangan.

3.4.2 Perhitungan Kebutuhan Elektroda

Cara hitung ini berlaku untuk bentuk – bentuk sambungan seperti


: U type, double V type atau butt joint tanpa groove. Hitungan
diatas berlaku untuk sambungan tanpa Reinforcement. Jika ada
Reinforcement, maka jumlah kawat las ditambah sekitar 3%.
Untuk menghitung kawat las yang diperlukan digunakan rumus.
Adapun rumusnya sebagai berikut :

GL = Volume grove x massa jenis material

GL x P
G ( Jumlah Kawat Las ) =
DE

26
Keterangan :

GL = Berat Logam Las per Satuan Panjang ( Meter )


P = Jumlah Panjang Sambungan Las
DE = Deposition Efficiency

Berat Logam Las ( Weld Metal )


DE =
Berat Kawat Las yang dipakai ( Electrode Used )

Biasanya, data Deposition Efficiency ini dikeluarkan oleh


masing- masing perusahaan pembuat kawat las, namun secara
rata-rata nilai rata- rata (Average Value) Deposition Efficiency
untuk masing-masing proses

3.4.3 Perhitungan Jam Orang


Jam orang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut
(Budianto, 2018):
j = T x JTK ................................................................................. (3.3)

Total Produktivitas = M / j ................................................. (3.4)

JO = Berat total (kg) / Produktivitas (kg /jo) ............. (3.5)

Dimana:

JTK = Jumlah Tenaga yang dibutuhkan

T = Lamanya waktu yang dibutuhkan untukmenyelesaikan


pekerjaan(jam)
R = Tarif man – hours (Rp/hari)

J = perkalian JTK dengan durasipekerjaan

M =Kapasitas produksi (KG/Hari)

27
3.5 Kesimpulan dan Saran
Pada tahap terakhir ini terdapat ukuran atau parameter yang
diinginkan oleh peneliti. Mulai dari proses identifikasi masalah,
pengumpulan data, sampai pengolahan data. Maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sesuai hasil penelitian dan juga saran yang diberikan untuk
penelitian selanjutnya. Saran diberikan oleh peneliti apabila dalam
penelitiannya terdapat kekurangan atau keterbatasan yang menyebabkan
hasil tidak sesuai dengan yang diinginkan supaya dalam penelitian
selanjutnya lebih baik dan mendetail daripada penelitian-penelitian
sebelumnya.

3.6 Validitas Penelitian


Dalam penelitian ini data yang telah diperoleh perlu diuji
keabsahannyamenggunakan teknik triangulasi. Teknik triangulasi menurut
(Bachri, 2010)merupakan teknik pengumpulan data-data dan sumber yang
telah ada. Bilapenelitian melakukan pengumpulan data dengan triangulasi,
maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji
kredibilitasdata, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik
pengumpulandata dan berbagai sumber data. Validitas penelitian bertujuan
menunjukan keabsahan dari penelitian ini dengan meyakinkan pembaca
bahwa data yang diperoleh untuk Menyusun penelitian ini dapat
dipertanggungjawabkan.

28

Anda mungkin juga menyukai