OLEH:
EDITYA ANGGAWIJAYA
D031181010
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
i
RANCANGAN PROGRAM APLIKASI PERHITUNGAN BEBAN KERJA
PENGELASAN PADA PERAKITAN BLOK LAMBUNG KAPAL
Studi Kasus Kapal Ferry Ro Ro
ABSTRAK
Dalam proses produksi bangunan kapal, salah satu kegiatan dominan adalah
pengelasan untuk penyambungan dan perakitan komponen menjadi sub-blok atau
sub-blok menjadi blok. Kegiatan pengelasan menggunakan material isi yaitu
elektroda las yang kebutuhannya harus direncanakan secara baik agar efisiensi
produksi bisa tercapai. Perecanaan kebutuhan elektroda diawali degan perhitungan
besarnya beban kerja pengelasan untuk mempermudah, mempersingkat waktu serta
memperbesar akurasi nilai perhitungan diperlukan rancangan program aplikasi
perhitungan beban kerja pengelasan. Visual Basic for Application (VBA)
digunakan sebagai dasar penyusun rancangan program aplikasi untuk implementasi
perhitungan beban kerja pengelasan. Studi kasus penelitian ini adalah menghitung
besarnya beban kerja pengelasan digunakan blok parallel midle body dari kapal
ferry Ro-Ro 300 GT. Hasil perhitungan menggunakan program aplikasi
menunjukkan bahwa panjang objek pengelasan sebesar 1048 meter, berat logam las
sebesar 83 kg, dan total berat konstruksi sebesar 19313 kg. Selain hasil tersebut,
dilakukan simulasi variasi ukuran blok berdasarkan perubahan lebar kapal akibat
penambahan lajur kendaraan. Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan
menunjukkan nilai beban kerja pengelasan di setiap pertambahan volume blok
sebesar 1m3 (panjang dan tinggi blok konstan) berimplikasi terhadap besar panjang
pengelasan, berat logam las dan berat konstruksi masing-masing mengalami
pertambahan sebesar 4.26%, 5.95% dan 6.61%.
Kata kunci : Beban kerja pengelasan, ferry ro-ro, visual basic for application
ii
DESIGN PROGRAM APPLICATION OF WELDING WORKLOAD
CALCULATION ON HULL BLOCK ASSEMBLY
Ferry Ro Ro Case Study
ABSTRACT
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam penulis curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir
penelitian ini. Berdasarkan hasil seminar proposal, judul penelitian yang dikaji
adalah
1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Suriyadi dan Ibunda Nurhayani, atas
segala dukungan, kesabaran pengorbanan, semangat, materi dan doanya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
2. Bapak Farianto Fachruddin L., ST., MT. selaku pembimbing I dan Bapak
Moh. Rizal Firmansyah, ST.,MT., M.Eng. selaku pembimbing II yang telah
banyak memberikan bimbingan dalam pengerjaan skripsi ini.
3. Bapak Dr.Eng. Suandar Baso, ST., MT selaku ketua Departemen Teknik
Perkapalan Universitas Hasanuddin.
4. Bapak Wahyuddin ST., MT. selaku Kepala Labo Rancang Bangun Kapal.
iv
5. Bapak Ir. Lukman Bochary, MT. selaku Penasehat Akademik yang selalu
membimbing dan memberikan arahan dalam perencanaan mata kuliah.
6. Bapak Dr. Ir. Syamsul Asri, MT. dan Bapak Wahyuddin ST., MT. selaku
penguji dalam tugas akhir ini.
7. Ibu Uti, Pak Afif, Kak Ani dan Kak Jeje selaku staf departemen perkapalan
Fakultas teknik Universitas Hasanuddin atas segala kebaikan dan
kesabarannya selama penulis mengurus segala administrasi di kampus.
8. Seluruh Dosen Departemen Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin atas segala kebaikan dan kemurahan hatinya.
9. Kepada partner saya Armiaty Octavia, sosok yang selalu sabar menghadapi
keluh kesah dan menjadi sosok solutif dalam penyelasaian Tugas Akhir ini.
10. Kepada teman-teman penghuni Rumah Bahagia, terima kasih telah
membersamai dimulai sejak merangkak hingga bisa berlari di Fakultas
TEKNIK.
11. Kepada teman-teman THRUZTER 2018, terima kasih telah memberi
pengalaman tentang persahabatan selama penulis menuntut ilmu di Jurusan
Perkapalan.
12. Kepada teman-teman seperjuangan Labo Produksi 2018.
13. Penulis menyadari bahwa didalam tugas akhir ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf dan meminta kritikan
yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya
penulis berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
peneliti sendiri maupun bagi semua pihak yang berkenan untuk membaca
dan mempelajarinya.
PENULIS
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
vi
2.2.4 Process-lane Hull Construction and Zone Outfitting ............................... 11
2.7.1 Uji Pengelasan Pada Sambungan Las (BKI Vol. 6 Rules for Welding
2022) 40
vii
2.11.1 Visual Basic Editor.................................................................................... 76
viii
4.1.8 Menu Hasil Input ..................................................................................... 112
5.3 Penentuan Ukuran Utama Kapal Ferry Ro-Ro pada Proses Simulasi ...........
................................................................................................................. 134
ix
5.8.6 Feature menu dimensi konstruksi ............................................................ 151
x
DAFTAR NOTASI
xi
Notasi Nama Satuan
Reh minimum nominal upper yield N/mm2
strength
T Sarat kapal m
v Kecepatan kapal Knot
W Modulus cm3
z Titik pusat pembebanan m
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
Gambar 2.28 Pengujian Sambungan pada tipe las tumpul (butt joint) ................. 41
Gambar 2.29 Pengujian Las Tipe Fillet ................................................................ 42
Gambar 2.30 Efficiency Electroda dan Stub Loss ................................................ 45
Gambar 2.31 Ukuran Las Sudut ............................................................................ 58
Gambar 2.32 Contoh objek perhitungan berat logam las ...................................... 59
Gambar 2.33 Stub Loss pada electrode ................................................................. 61
Gambar 2.34 Berat Logam Las Pada Sambung Fillet dan Bevel .......................... 69
Gambar 2.35 Contoh Flow chart ........................................................................... 74
Gambar 2.36 Tampilan Visual Basic For Applications ........................................ 78
Gambar 2.37 Tampilan Menu Excel Options ....................................................... 79
Gambar 2.38 Tampilan MenuDevelover............................................................... 79
Gambar 2.39 Tampilan MenuDevelover............................................................... 80
Gambar 2.40 Tampilan JendelaAssign Macro ...................................................... 80
Gambar 2.41 Tampilan JendelaKerja .................................................................... 81
Gambar 2.42 Tampilan JendelaKode .................................................................... 82
Gambar 2.43 Tampilan Kotak Input ..................................................................... 82
Gambar 2.44 Tampilan hasil proses program ....................................................... 82
Gambar 2.45 Tampilan Ms. Excel ........................................................................ 83
Gambar 2.46 Tampilan Ms.Visual Basic .............................................................. 83
Gambar 2.47 Tampilan Input data ........................................................................ 84
Gambar 3.1 Kerangka Alur Penelitian ................................................................. 88
Gambar 4.1 Tampilan Menu LogIn ...................................................................... 90
Gambar 4.2 Algoritma Menu Login...................................................................... 91
Gambar 4.3 Menu Daftar Akun ............................................................................ 92
Gambar 4.4 Algoritma Menu Daftar Akun ........................................................... 93
Gambar 4.5 Tampilan Menu Utama...................................................................... 94
Gambar 4.6 Algoritma Menu Utama .................................................................... 95
Gambar 4.7 Tampilan Menu Input Data Kapal ..................................................... 98
Gambar 4.8 Algoritma Menu Input Ukuran Utama .............................................. 98
Gambar 4.9 Tampilan Menu Input Komponen ................................................... 100
Gambar 4.10 Algoritma Menu Input Komponen ................................................ 101
xiv
Gambar 4.11 (a) Tampilan Menu Pemilihan Dimensi Konstruksi ..................... 104
Gambar 4.11 (b) Tampilan Menu Pemilihan Dimensi Konstruksi ..................... 104
Gambar 4.11 (c) Tampilan Menu Pemilihan Dimensi Konstruksi ..................... 105
Gambar 4.11 (d) Tampilan Menu Pemilihan Dimensi Konstruksi .................... 105
Gambar 4.12 Algoritma Menu Pemilihan Dimensi Konstruksi .......................... 106
Gambar 4.13 Tampilan Menu Detail Pekerjaan .................................................. 110
Gambar 4.14 Algoritma Menu Detail Pekerjaan................................................. 111
Gambar 4.15 Tampilan Hasil Input .................................................................... 113
Gambar 4.16 Algoritma Menu Hasil Input ......................................................... 114
Gambar 4.17 Tampilan Menu Edit...................................................................... 116
Gambar 4.18 Algoritma Menu Edit .................................................................... 117
Gambar 4.19 Tampilan Menu Scantling Construction ....................................... 119
Gambar 4.20 Algoritma Menu Scantling Construction ..................................... 119
Gambar 4.21 Tampilan Menu Data Berat ........................................................... 121
Gambar 4.22 Algoritma Menu Data Berat .......................................................... 122
Gambar 4.23 Tampilan Menu Penyimapanan Data ............................................ 124
Gambar 4.24 Algortma Penyimpanan Data ........................................................ 125
Gambar 4.25 Tampilan Menu Graphic Preview ................................................. 126
Gambar 4.26 Algoritma Graphic Preview .......................................................... 127
Gambar 5.1 Dimensi Kendaraan ......................................................................... 135
Gambar 5.2 Deck Plan Lebar 9 Meter ................................................................ 136
Gambar 5.3 Deck Plan Lebar 11.70 Meter ......................................................... 136
Gambar 5.4 Deck Plan Lebar 14.4 Meter .......................................................... 137
Gambar 5.5 Deck Plan Lebar 17.70 Meter ......................................................... 137
Gambar 5.6 Deck Plan Lebar 19.80 Meter ......................................................... 138
Gambar 5.8 Tahapan Perakitan Blok .................................................................. 141
Gambar 5.9 WPS (Sambungan Single Vee Butt) ............................................... 143
Gambar 5.10 Joint Komponen Bottom Plate ~ Bottom Plate ............................. 144
Gambar 5.11 (a) Fitur Menu Input ...................................................................... 145
Gambar 5.12 (b) Fitur Menu Input ...................................................................... 146
Gambar 5.13 (a) Menu Pemilihan Dimensi Konstruksi ...................................... 147
xv
Gambar 5.13 (b) Menu Pemilihan Dimensi Konstruksi ..................................... 147
Gambar 5.14 (a) Menu Input data konstruksi (Pemilihan Tahapan Pekerjaan) .. 148
Gambar 5.14 (b) Menu Input data konstruksi (Penginputan Data) ..................... 149
Gambar 5.14 (c) Menu Input data konstruksi (Data Berhasil diinput) .............. 149
Gambar 5.15 Menu Hasil Input ........................................................................... 150
Gambar 5.16 Menu Edit Data Konstruksi ........................................................... 151
Gambar 5.17 (a) Tampilan data dimensi konstruksi ........................................... 152
Gambar 5.17 (b) Tampilan data dimensi konstruksi ........................................... 152
Gambar 5.18 Tampilan penyimpanan data ......................................................... 153
Gambar 5.19 Tampilan grafik panjang pengelasan ; berat logam las ................. 154
Gambar 5.20 Tampilan grafik berat konstruksi ; panjang pengelasan ................ 154
Gambar 5.21 Tampilan grafik rasio berat konstruksi terhadap panjang pengelasan
............................................................................................................................. 155
Gambar 5.22 Tampilan grafik panjang pengelasan ; berat logam las ................. 155
Gambar 5.23 Tampilan grafik berat konstruksi ; panjang pengelasan ................ 156
Gambar 5.24 Tampilan grafik panjang pengelasan ; berat logam las ................. 156
Gambar 5.25 Grafik panjang pengelasan ; berat logam las (Ferry ro-ro 300 GT)
pekerjaan panel.................................................................................................... 158
Gambar 5.26 Grafik berat konstruksi ; berat logam las (Ferry ro-ro 300 GT)
pekerjaan panel.................................................................................................... 159
Gambar 5.27 Grafik rasio berat konstruksi terhadap panjang pengelasan (Kg/m)
(Ferry ro-ro 300 GT) pekerjaan panel ................................................................. 159
Gambar 5.28 Grafik panjang pengelasan ; berat logam las (Ferry ro-ro 300 GT)
pekerjaan subblok................................................................................................ 160
Gambar 5.29 Grafik berat konstruksi ; berat logam las (Ferry ro-ro 300 GT)
pekerjaan subblok................................................................................................ 161
Gambar 5.30 Grafik rasio berat konstruksi terhadap panjang pengelasan (Kg/m)
(Ferry ro-ro 300 GT) pekerjaan subblok ............................................................. 161
Gambar 5.31 Kurva Berat Konstruksi ................................................................ 186
Gambar 5.32 Kurva Panjang Pengelasan ............................................................ 188
Gambar 5.33 Kurva Berat logam las ................................................................... 190
xvi
Gambar 5.34 Kurva Rasio Berat Kontruksi Terhadap Panjang Pengelasan ....... 192
xvii
DAFTAR TABEL
xviii
Tabel 2.30 Komposisi kimia elektroda E7018 ...................................................... 55
Tabel 2.31 Deposit Rate Electrode E7018 ........................................................... 55
Tabel 2.32 Sifat mekanik elektroda E7024 .......................................................... 56
Tabel 2.33 Komposisi kimia elektroda E7024 ...................................................... 56
Tabel 2.34 Deposit Rate Electrode E7024 ............................................................ 56
Tabel 2.35 Berat Rata-Rata Elektroda .................................................................. 57
Tabel 2.36 Ukuran Minimum Las Sudut............................................................... 58
Tabel 2.37 Deposit Rate dan efisiensi Pengelasan SMAW .................................. 61
Tabel 2.38 Deposit Rate dan efisiensi Pengelasan SMAW .................................. 62
Tabel 2.39 Deposit Rate dan efisiensi Pengelasan SMAW .................................. 62
Tabel 2.40 Deposit Rate dan efisiensi Pengelasan SMAW .................................. 62
Tabel 2.41 Deposit Rate dan efisiensi Pengelasan SMAW .................................. 63
Tabel 2.42 Deposit Rate dan efisiensi Pengelasan SMAW .................................. 63
Tabel 2.43.Deposit Rate dan efisiensi Pengelasan SMAW .................................. 64
Tabel 2.44 Deposit Rate dan efisiensi pengelasan FCAW ................................... 65
Tabel 2.45 Deposit Rate dan efisiensi pengelasan MCAW .................................. 66
Tabel 2.46 Deposit Rate dan efisiensi pengelasan GMAW .................................. 67
Tabel 2.47 Deposit Rate dan efisiensi pengelasan SAW ...................................... 67
Tabel 2.48 Simbol – simbol flow chart ................................................................. 72
Tabel 2.49 Perbandingan penulisan Algoritma notasi deskriptif dengan pseudo-
code ....................................................................................................................... 74
Tabel 5.1 Ukuran Utama Kapal Ferry Ro-Ro 300 GT ........................................ 128
Tabel 5.2 Ukuran Blok ........................................................................................ 128
Tabel 5.3 Model Base Beban Alas Kapal ........................................................... 129
Tabel 5.4 Model Base Beban Sisi Kapal ............................................................. 130
Tabel 5.5 Model Base Beban Alas Dalam Kapal ............................................... 130
Tabel 5.6 Model Base Beban Geladak Kendaraan.............................................. 131
Tabel 5.7 Model Base Web Frame ...................................................................... 131
Tabel 5.8 Model Base Main Frame ..................................................................... 132
Tabel 5.9 Model Base Deck Beam ...................................................................... 132
Tabel 5.10 Model Base Strong Beam ................................................................. 133
xix
Tabel 5.11 Model Base Modulus Bottom Frame ................................................ 133
Tabel 5.12 Model Base Modulus Reverse Frame ............................................... 134
Tabel 5.13 Standar Pelayanan Minimum (SPM) menurut PM 62 Tahun 2019 . 135
Tabel 5.14 Data Ukuran Utama Kapal dan Kapasitas Pemuatan pada Percobaan
Simulasi ............................................................................................................... 138
Tabel 5.15 Data Panjang Dan Berat Logam Las Produk Panel .......................... 157
Tabel 5.16 Data Panjang Dan Berat Logam Las Produk Sub-Blok .................... 157
Tabel 5.17 Data Dimensi Komponen Konstruksi ............................................... 162
Tabel 5.18 Data Berat Konstruksi ....................................................................... 186
Tabel 5.19 Data Panjang Objek Pengelasan ....................................................... 187
Tabel 5.20 Data Berat logam las ......................................................................... 189
Tabel 5.21 Data Panjang Objek Las dan Berat Konstruksi ................................ 190
xx
BAB I
PENDAHULUAN
1
dibagi dalam beberapa block yang akan dibreakdown menjadi sub-block, panel, dan
komponen dasar (Okayama Y. , 1980)
Pembangunan kapal dengan sistem block sendiri pada saat ini menjadi cita-
cita dari pihak galangan karena dengan metode seperti ini dapat mempersingkat
siklus serta mengurangi biaya dalam pembuatan kapal, untuk pembuatan block
kapal sendiri, siklus perencanaan dipengaruhi oleh ukuran pada setiap block dan
setiap block diklasifikasikan sesuai dengan struktur dan fungsinya yang berbeda
(Qu & Jiang, 2012)
Efisiensi kegiatan produksi lambung kapal sangat bergantung pada
perencanaan produksi, perencanaan produksi lambung kapal terdiri dari pembagian
blok. Keputusan dalam pembagian block (Grand Block Division) tergantung pada
banyak faktor seperti fasilitas produksi, peralatan dan perlengkapan struktur kapal
(Karottu, Hamada, Takezawa, & Kitamura 2009)
Perencanaan produksi lambung kapal sangat penting dikarenakan pada
tahap ini merupakan tahap awal suatu produk dihasilkan, perencanaan estimasi
beban kerja pengelasan sangat patut diperhitungkan dikarenakan berat pengelasan
juga menjadi faktor dalam penentuan biaya pembangunan kapal. (Gordo & Manuel,
2017)
Permasalahan yang saat ini bermunculan adalah masih minimnya inovasi
dalam era digitalisasi, sebagai contoh dalam penentuan berat block, panjang lajur
pengelasan, dan berat logam las, cenderung pada tahap perencanaan produksinya
masih bersifat analog (manual).
Untuk menjawab tantangan tersebut algoritma perhitungan secara otomatis
dapat diimplementasikan dengan program Visual Basic for Apllication (VBA),
Microsoft Excel adalah satu produk Microsft Office yang dapat digunakan sebagai
program otomatisasai, artinya program ini adalah aplikasi yag digunakan untuk
melakukan pekerjaan yang sama secara berulang-ulang atau pekerjaan yang banyak
cukup digunakan sekali saja. Pada Microsoft Excel sendiri pada dasarnya bentuk
pekerjaan dibuat dengan suatu prosedur dalam mengotomatisasi langkah-langkah
pekerjaan yang dikelola dalam Worksheets (Aamani & Valaramathi, 2018)
2
Berdasarkan uraian di atas, penting untuk diusulkan penelitian terkait
otomatisasi perhitungan beban kerja pengelasan berbasis program aplikasi Visual
Basic for Application (VBA) Microsoft Excel. Studi kasus pada penelitian yang
diusulkan menggunakan block daerah parllael midle body lambung kapal Ferry Ro
Ro. Usul penelitian dituangkan dengan Judul:
“RANCANGAN PROGRAM APLIKASI PERHITUNGAN BEBAN KERJA
PENGELASAN PADA PERAKITAN BLOK LAMBUNG KAPAL
Studi Kasus Kapal Ferry Ro Ro”
Melihat uraian pada latar belakang dalam penelitian ini terdapat beberapa
masalah kemudian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Berapa beban kerja pengelasan pada pekerjaan kapal Ferry 300 GT area
block parallel midle body menggunakan program aplikasi?
2. Bagaimana pengaruh atau korelasi penambahan lajur dan baris kendaraan
terhadap beban kerja pengelasan dan berat logam las serta berat konstruksi
lambung?
3. Bagaimana integrasi ukuran blok dalam menentukan beban kerja
pengelasan dan berat logam las serta berat konstruksi lambung?
3
1.4 Batasan Masalah
Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan yang
4
mendasari dilakukannya penelitian ini, selain itu juga terdapat rumusan
masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori teori dasar yang mendukung
permasalahan dan digunakan dalam pembahasan penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi metode yang akan digunakan dalam penelitian berupa
waktu dan tempat pelaksanaan, pengumpulan data, pengolahan data dan
kerangka alur penelitian.
BAB IV DESAIN PROGRAM APLIKASI
Bab ini berisikan tentang informasi terkait algortima, serta
penjelasan tentang fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan
berupa output perhitungan beban kerja pengelasan yang dilakukan
menggunakan Visual basic for Aplication (VBA).
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpilan atau hasil akhir dari penulisan tugas akhir
serta masukan berupa saran saran yang akan menyempurnakan tugas akhir
selanjutnya.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Kapal Ferry adalah kapal yang dibangun untuk penyebrangan barang dan
penumpang dengan rute pelayaran yang jaraknya pendek dan melewati perairan
sungai atau pantai dari satu pulau ke pulau lainnya. Dalam perencanaannya, kapal
ferry memiliki kriteria tersendiri dalam perencanannya, seperti stabilitas kapal,
kebutuhan luas geladak, dan kemampuan manuver. (Trian, 2017) menyebutkan ciri-
ciri umum dari kapal ferry adalah:
1. Geladak disyaratkan dengan lebar relatif cukup besar untuk pengangkutan
kendaraan agar arus keluar-masuknya kendaraan menjadi cepat;
2. Penempatan kendaraan sedemikian rupa sehingga terlindungi dari hempasan
air laut;
3. Memiliki ramp door dengan penempatan baik di depan, di belakang, maupun
di samping.
Untuk karakteristik yang lebih spesifik dari kapal ferry adalah proses
bongkar muat dilakukan secara horizontal menggunakan roda melaluI rampdoor.
Menurut Hadisuwarno dalam Trian (2017). Secara umum bentuk muatan yang
diangkut dengan kapal ferry adalah sebagai berikut:
1. Bisa digerak sendiri, misalnya mobil
2. Barang – barang di atas truk dan penumpang dalam bus
3. Barang – barang di atas roll palte
4. Container di atas chasiss
5. Penumpang yang bergerak sendiri.
Dalam proses pemuatan, juga terdapat peraturan pemuatan pada kapal ferry yaitu:
1. Ruang untuk kendaraan, tinggi ruang kendaraan mobil kecil/sedang minimal
2,5 m, kendaraan truk 3,8 m dan trailer 4,75 m.
2. Jarak minimal kendaraan sisi kiri dan kanan 60 cm dan jarak antara muka dan
belakang 30 cm.
6
3. Jarak antara dinding kapal dengan kendaraan 60 cm.
4. Antara pintu ramp haluan dengan sekat tubrukan dan pintu ramp buritan
dengan sekat buritan tidak boleh dimuati kendaraan. ‘
7
2.1.1 Komponen Konstruksi Kapal Ferry Ro-Ro
Berikut komponen-komponen konstruksi kapal ferry ro-ro secara umum
yang terdapat pada hull structure.
8
2.2 Teknologi Produksi Kapal
9
pekerjaan lainnya. Sehingga memberikan konsekuensi dalam penggunaan waktu
yang cukup lama dan mutu pekerjaan yang dihasilkan sangat rendah. Hal ini
dikarenakan, hampir semua pekerjaan dilakukan secara manual pada building berth,
di mana kondisi lingkungan kerja sangat tidak mendukung dari segi keamanan,
kenyamanan, dan kemudahan kerja. Selanjutnya gambaran tentang proses pada
tahap ini adalah pertama-tama lunas diletakkan kemudian komponen-komponen
konstruksi kapal seperti gading-gading, penegar-penegar, wrang dan kulit dipasang
beruruta. Bila lambung kapal telah selesai, barulah pekerjaan outfitting dimulai.
Pekerjaan outfitting direncanakan dan dikerjakan sistem demi sistem, seperti
pemasangan ventilasi, sistem pipa, listrik dan mesin. Pengorganisasian pekerjaan
sistem demi sistem ini merupakan halangan untuk mencapai produktivitas yang
tinggi. Mengatur dan mengawasi pekerjaan pembuatan kapal dengan menggunakan
ratusan pekerja adalah sangat sukar. Kegagalan seorang pekerja dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan yang dibutuhkan oleh pekerja lain sering
mengakibatkan overtime untuk pekerja tersebut dan idleness bagi pekerja yang lain.
Selain itu, hamper semua 9 aktivitas produksi dikerjakan di building berth pada
posisi yang relatif sulit. Dengan demikian semua keaadaan tersebut pada prinsipnya
akan menghalangi usaha-usaha meningkatkan produktivitas.
10
banyak dilakukan pada bengkel-bengkel dengan kondisi lingkungan kerja yang
lebih nyaman, aman dan mudah. Pekerjaan pengelasan juga sudah dapat dilakukan
dengan menggunakan mesin las semi-otomatis dengan posisi down-hand.
11
Dalam pembangunan suatu kapal dipengaruhi oleh fasilitas galangan dalam
mempermudah proses pembangunan, dan diharapkan dengan adanya fasilitas
galangan yang memumpuni mampu menciptakan mutu pekerjaan yang baik.
Menurut (Storch, 1995), fitur-fitur penting yang harus dimiliki galangan
antara lain:
1. Lokasi Daratan dan Perairan
2. Dermaga
3. Bengkel / stasiun kerja
4. Peralatan penanganan bahan (Material Handling Equpment)
5. Gudang, pemanduan dan area kerja luar gedung (blue sky)
6. Kantor, kantin, dan klinik.
12
Gambar 2.3 Komponen-komponen Teknologi PWBS
Sumber ( (Okayama Y. , 1980)
13
Block Construction Method (HBCM) dan sudah diterapkan untuk konstruksi
lambung oleh sebagian besar galangan kapal.
2. Klasifikasi kedua adalah mengklasifikasikan produk berdasarkan produk antara
(interim product) sesuai dengan sumber daya yang dibutuhkan, misalnya
produk antara di bengkel fabrication, assembly dan bengkel erection. Sumber
daya tersebut meliputi:
a. Bahan (material), yang digunakan untuk proses produksi, baik langsung
maupun tidak langsung, misalnya pelat baja, mesin, kabel, minyak, dan lain-
lain.
b. Tenaga kerja (manpower), yang dikenakan untuk biaya produksi, baik
langsung atau tidak langsung, misalnya tenaga pengelasan, outfitting dan
lain-lain.
c. Fasilitas (facilities), yang digunakan untuk proses produksi, baik langsung
maupun tidak langsung, misalnya, gedung, dermaga, mesin, perlengkapan,
peralatan dan lain-lain
d. Beban (Expenses), yang dikenakan untuk biaya produksi, baik langsung
maupun tidak langsung, misalnya, desain, transportasi, percobaan laut (sea
trial), upacara, dll
3. Klasifikasi ketiga adalah klasifikasi berdasarkan empat aspek produksi, hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah pengendalian proses produksi. Aspek
pertama dan kedua adalah system dan zone, merupakan sarana untuk membagi
desain kapal ke masing-masing bidang perencanaan untuk diproduksi. Dua
aspek produksi lainnya yaitu area dan stage merupakan sarana untuk membagi
proses kerja mulai dari pengadaan material untuk pembangunan kapal sampai
pada saat kapal diserahkan kepada owner.
4. Definisi dari keempat aspek produksi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sistem adalah sebuah fungsi struktural atau fungsi operasional produksi,
misalnya sekat longitudinal, sekat transversal, sistem tambat, bahan bakar
minyak, sistem pelayanan, sistem pencahayaan, dan lain-lain
b. Zona adalah suatu tujuan proses produksi dalam pembagian lokasi suatu
produk, misalnya, ruang muat, superstructure, kamar mesin, dan lain-lain
14
c. Area adalah pembagian proses produksi menurut keutamaan proses
produksi ataupun masalah pekerjaan yang berdasarkan pada:
- Bentuk (misalnya melengkung dengan block datar, baja dengan struktur
aluminium, diameter kecil dengan diameter besar pipa, dan lain-lain)
- Kuantitas (misalnya pekerjaan dengan jalur aliran, volume on-block
perlengkapan untuk ruang mesin dengan volume on-block
perlengkapan selain untuk ruang mesin dan lain-lain)
- Kualitas (misalnya kelas pekerja yang dibutuhkan, dengan kelas
fasilitas yang dibutuhkan dan lain-lain)
- Jenis pekerjaan (misalnya, penandaan (marking), pemotongan
(cutting), pembengkokan (bending), pengelasan (welding), pengecatan
(painting), pengujian (testing), dan lain-lain)
- hal lain yang berkaitan dalam pekerjaan
d. Stage adalah pembagian proses produksi sesuai dengan urutan pekerjaan,
misalnya sub-pembuatan (sub-steps of fabrication), sub-perakitan (sub
assembly), perakitan (assembly), pemasangan (erection), perlengkapan on-
unit (outfitting on-unit), perlengkapan on-block (outfitting on-block), dan
perlengkapan on-board (outfitting on-board).
15
Gambar 2.4 Tahapan pembangunan kapal berdasarkan HBCM
Sumber ( (Okayama Y. , 1980)
16
Gambar 2.5 Aspek produksi HBCM
Sumber ( (Okayama Y. , 1980)
17
• Fore Hull (bagian depan)
• Cargo Hold (bagian ruang muat)
• Engine Room (bagian kamar mesin)
• After Hull (bagian depan)
• Superstructure (bagian bangunan atas)
Menurut (Okayama Y. , 1980) pekerjaan badan kapal berdasarkan HBCM dapat
dibagi menjadi beberapa bagian seperti yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Part Fabrication
18
Gambar 2.6 Part fabrication yang tidak dapat dibagi lagi (HBCM)
Sumber (Okayama Y. , 1980)
2. Part Assembly
Part Assembly adalah tingkat pengerjaan yang kedua yang berada di luar
aliran utama pengerjaan (main work flow) berdasarkan tingkat kesulitan:
• Bulit-up parts (bentuk komponen asli)
• Sub-block parts
Gambar 2.7 Part Assembly yang berada di luar aliran kerja utama
Sumber (Okayama Y. , 1980)
19
3. Sub-Block Assembly
20
level perakitan, yaitu:
• Semi-block assembly (perakitan semi block)
• Block assembly (perakitan block)
• Grand-block joining (penggabungan block).
Hanya perakitan block yang menjadi aliran utama pekerjaan, level-level lain
dianjurkan digunakan sebagai alternatif perencanaan. Semua perencanaan
didasarkan atas konsep pengelompokan paket-paket pekerjaan dalam problem area
dan stage. Semi block dirakit sebagai zona terpisah dari zona kunci (block),
semiblock kemudian dirakit ke dalam block menjadi block induk sehingga proses
ini kembali masuk ke dalam aliran utama pekerjaan.
Penggabungan block-block (kombinasi beberapa block-block menjadi block
besar disisi dekat landasan pembangunan) mengurangi waktu kerja yang
dibutuhkan untuk penegakan block (erection) di landasan pembangunan. Dalam
penggabungan block-block sedapat mungkin harus stabil, membutuh area dan
volume yang besar, sehingga harus difasilitasi untuk pekerjaan out-fitting on block
dan pengecatan. Zona semi-block, perakitan block dan penggabungan block besar
(grand block) menjadi rentang perubahan dari block menjadi kapal.
Problem area pada level semi-block pembagiannya sama dengan level sub
block. Kebanyakan semi-semi block ukurannya kecil dan berbentuk dua dimensi,
dapat dihasilkan menggunakan fasilitas perakitan sub-block. Dalam perencanaan
kerja, yang menjadi inilah yang menjadi poin pembeda dalam memisahkan
perakitan semi-block dari perakitan block. Pengelompokan stage semi-block sama
saja dengan sub-sub block seperti diperlihatkan pada Gambar 2.9 level perakitan
block terbagi dalam problem area menggunakan fitur pembeda dari panel yang
dibutuhkan sebagai dasar untuk penambahan komponen, rakitan komponen, dan
atau sub-block, serta untuk keseragaman terhadap waktu kerja yang diperlukan.
Karakteristik ini menentukan apakah platens atau jig pin yang diperlukan, atau
block yang mana harus dimulai dirakit dan selesai pekerjaannya bersamaan. Karena
keunikannya, block bangunan atas ditangani secara terpisah. Untuk membagi
problem area, definisi yang diperlukan adalah:
• Flat (datar)
21
• Special flat (datar khusus)
• Curve (kurva atau lengkung)
• Curve (kurva khusu)
• Superstructure (bangunan atas)
Karena variasi waktu kerja dan atau jig yang diperlukan, khusus block datar dan
kurva khusus tidak dirakit di fasilitas yang dirancang dalam alur kerja yang awal
dan penyelesaian pekerjaannya serempak. Dengan demikian membutuhkan
pendekatan pekerjaan yang diistilahkan job-shop (pekerjaan temporer). Jika jumlah
block-block yang dihasikan sedikit, diklasifikasikan paling kurang ada limaproblem
area yang harus dipertimbangkan. Sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.9,
fase problem area level perakitan block terbagi atas:
• Penggabungan pelat.
• Pemasangan gading-gading.
• Perakitan.
• Back assembly
Stage level perakitan block adalah mengkombinasikan panel dengan komponen,
rakitan komponen, dan atau sub-block, dan kadang-kadang dengan semi block.
Dengan pertimbangan normal pada level penggabungan block-block (grandblock),
klasifikasi problem area hanya dibagi tiga, yaitu:
• Panel datar.
• Panel kurva.
• Bangunan atas.
Stagepada level ini dibagi menjadi:
• Penggabungan atau nil.
• Penegakan block awal atau nil.
• Back pre-erection atau nil.
Untuk kapal-kapal kecil, tahapan penegakan block awal dianjurkan Pada
penggabungan grand-blockcs, yang berguna untuk mengkreasikan
grandgrandblocks.
22
Gambar 2.9 Semi-block dan block Assembly pada block tengah dasar ganda
dalam ruang muat
Sumber (Okayama Y. , 1980)
Gambar 2.10 Block Assembly dan Grand-Block Joining, pada tangki sayap atas
Sumber
Sumber (Okayama Y. , 1980)
23
Gambar 2.11 Block Assembly dan Grand-Block Joining, pada tangki sayap atas
Sumber (Okayama Y. , 1980)
24
Gambar 2.13 Block Assembly dan Grand-Block Joining, block buritan
Sumber (Okayama Y. , 1980)
Gambar 2.14 Block Assembly, geladak katas dan block datar ruang mesin
(Sumber (Okayama Y. , 1980)
25
Gambar 2.15 Semi-block dan Block Assembly, bulbous bow
Sumber (Okayama Y. , 1980)
26
Gambar 2.17 Grand-block joining, geladak kimbul
Sumber (Okayama Y. , 1980)
Gambar 2.18 Block Assembly dan Grand-block joining, dasar/alas kamar mesin
Sumber (Okayama Y. , 1980)
27
Gambar 2.19 Block Assembly, kulit kamar mesin
Sumber (Okayama Y. , 1980)
4. Hull Erection
Penegakan block-block (erection) adalah level terakhir dari pembangunan kapal
yang menggunakan pendekatan zona. Problem area pada level ini adalah:
• Haluan atau bagian depan badan kapal (fore hull).
• Ruang muatan (cargo hold).
• Ruangan mesin (engine room).
• Buritan atau bagian belakang badan kapal (aft hull).
• Bangunan atas.
Stage secara sederhana terbagi atas:
• Erection.
• Pengujian dan percobaan kapal (test).
Pengujian pada tingkat ini seperti tes tangki, sangat penting ketika sebuah produk
antara (interim Product) selesai.Ini diperlukan untuk pemeriksaan danpengujian
yang dilakukan sesuai dengan spesifikasi paket.Hasilnya dicatat dan dianalisis
untuk dilakukan perbaikan lebih lanjut.
28
2.4 Pengelasan
29
1. Las SMAW (Shield Metal Arc Welding)
Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dikenal juga dengan istilah Manual
Metal Arc Welding (MMAW) atau Las elektroda terbungkus adalah suatu
proses penyambungan dua keping logam atau lebih, menjadi suatu sambungan
yang tetap, dengan menggunakan sumber panas listrik dan bahan
tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus. Pada proses las elektroda
terbungkus, busur api listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan logam
induk/benda kerja (base metal) akan menghasilkan panas. Panas inilah yang
mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan benda kerja secara setempat. Busur
listrik yang ada dibangkitkan oleh mesin las. Elektroda yang dipakai berupa
kawat yang dibungkus oleh pelindung berupa fluks. Dengan adanya pencairan
ini maka kampuh las akan terisi oleh logam cair yang berasal dari elektroda
dan logam induk, terbentuklah kawah cair, lalu membeku maka terjadilah
logam lasan (weldment) dan terak (slag) (Marwanto:2007).
(Marwanto:2007).
Kekurangan SMAW ialah sebagai berikut:
Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda dan harus
melakukan penyambungan.
30
Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya slag harus dibersihkan.
Mudah terjadi oksidasi akibat pelindung logam cair hanya busur las dari
fluks.
31
tang, sikat baja, pengores, mistar baja, kikir, gergaji, ragum dan pembersih
brander (Nursalim, 2016).
Las TIG atau TIG welding, yaitu las busur gas dengan elektroda tungsten
(wolfram). Panas diperoleh dari busur api listrik yang berada diantara elektroda
tungsten dengan benda kerja yang
dilindungi oleh gas pelindung. Las TIG memerlukan listrik, bahan tambah, gas
pelindung, dan air Pendingin (Nursalim, 2016).
Dalam pengelasan TIG/GTAW perlu penggunaan peralatan, peralatan
tersebut meliputi alat utama (mesin las AC/ DC, tabung gas pelindung, regulator
gas pelindung, flowmeter untuk gas, selang gas dan perlengkapannya, stang las
(welding torch), elektroda tungsten, kabel las, selang air, kawat las (filler metal),
dan benda kerja); alat keselamatan kerja (topeng las dengan kaca hitam nomor 5-6,
sarung tangan, apron, sepatu las/ safety shoes, dan masker); dan alat bantu (sikat
baja, smittang, gerinda portable, kikir, penggores dan mistar baja) (Nursalim,
2016).
32
Gambar 2.22 Proses Las GTAW
Sumber (www.google.com)
33
Gambar 2.23 Proses Las MIG/GMAW
Sumber (www.google.com)
34
Gambar 2.24 Proses Las FCAW
Sumber (www.google.com)
Dalam pembangunan kapal baja dikenal alur proses yang bertahap dimana
tahap satu dengan yang berikutnya selalu ada kaitannya, untuk itu proses demi
proses harus dilakukan dengan teliti agar pada tahap proses berikutnya tidak
mengalami kesukaran akibat kesalahan dalam penyetelan (fitting) maupun
kesalahan dalam pengelasan (welding). Kombinasi antara penyetelan dan
pengelasan dari tahap ke tahap mempunyai sifat dan karakteristik pekerjaan dan
jenis pengelasan maupun proses pengelasannya yang berbeda, untuk itu perlu
mengikuti tahapan pembuatan konstruksi dan tahapan pembangunan bagian kapal
yang lebih besar ( seksi dan block ). Proses pembuatan kapal secara umum
diperlihatkan pada gambar 2.5.
Dari setiap proses yang dilakukan penggabungannya menggunkan proses
pengelasan SAW, SMAW, FCAW / GMAW dengan posisi pengelasan yang
bervariatif mulai dari 1G, 2G, 3G dan 4G tergantung keberadaan dan posisi
komponen kapal yang dikerjakan (Sunaryo, 2008)
35
Gambar 2.25 Tahapan Proses Pembangunan Kapal
Sumber (Sunaryo, 2008)
36
2.6 Welding Procedure Spesification (WPS)
37
hal ini prosedur pengelasan merupakan langkah-langkah pelaksanaan pengelasan
untuk mendapatkan mutu pengelasan yang memenuhi syarat.
Dalam Welding Procedure Spesification (WPS) harus ditampilkan variabel-
variabel yang mempengaruhi kualitas hasil pengelasan. Variabel-variabel itu dapat
digolongkan menjadi 3 (Tiga) kelompok:
a. Essential Variabel. Suatu variabel yang bila diubah akan berpengaruh pada
mechanical properties hasil pengelasan.
b. Supplement Essential Variabel. Suatu variabel yang bila diubah akan
berpengaruh pada Nilai Impact hasil pengelasan.
c. Non Essential Variabel. Suatu variabel bila diubah tidak akan mempengaruhi
nilai impact dan mechanical properties hasil pengelasan
38
b. Sifat-sifat metallurgy dari material tersebut khususnya kemampuan material
untuk dapat di las (weldability).
c. Proses pemanasan (Preheat, Post Heat, Interpass Temperatur dan PWHT).
d. Design sambungan dan beban.
e. Mechanical properties yang diinginkan.
f. Lingkungan kerja (enviroment work) pada equipment tersebut.
g. Kemampuan welder.
h. Safety.
39
2.26 dan sambungan kampuh las dapat juga diklasifikasikan berdasarkan metode
pengelasan, antara lain las tumpul, las sudut, las tepi, las lubang, dan las buildup,
seperti ditunjukkan pada gambar 2.27
2.7.1 Uji Pengelasan Pada Sambungan Las (BKI Vol. 6 Rules for Welding 2022)
Pengujian pada sambungan las umumnya dilakukan pada benda uji dengan
tipe sambungan butt joint sesuai dengan Gambar 2.28 dan Tabel 5.5. Bila batang
elektroda harus disetujui hanya untuk pengelasan sudut/fillet (misalnya untuk
pengelasan vetical), benda uji las fillet seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.29
sebagai pengganti benda uji las tipe sambungan las tumpul (butt joint) harus dilas
dan dilakasanakan pengujian. Dalam kasus khusus, BKI dapat meminta benda uji
yang dilas fillet dan dilas butt, mis. untuk pengelasan vertikal ke bawah.
40
ket: satuan dinyatakan dalam mm
Gambar 2.28 Pengujian Sambungan pada tipe las tumpul (butt joint)
Sumber: (BKI VOL VI RULES FOR WELDING, 2022)
Tabel 2.3 Pengujian Butt Welding, posisi pengelasan dan diameter elektroda
position(s) Butt-weld test pieces required
applied for
approval in positions with electrode diameter(s)
Root
No Position Fill and Cover Passes Back Pass
Pass
all positition 1 PA (d) 4 5 to 8 4
incl. verticals- 1 PF (v-u) 3.25 4 or 5 4
down 1 PE (o) 3.25 4 or 5 4
PFG (v-
1 acc. To manufacture's instruction
d)
41
all positition 1 PA (d) 4 5 to 8 4
except 1 PF (v-u) 3.25 4 or 5 4
verticals-
down 1 PE (o) 3.25 4 or 5 4
Down hand 1 PA (d) 4 5 to 8 4
positions and
vertical-up 1 PF (v-u) 3.25 4 or 5 4
Down hand 1 PA (d) 4 5 to 8 4
positions only 1 PA (d) 4 5 to 8 4
Horizontal-
vertical (2G 1 PC (h-v) 4 or 5 5 4
positions only
other
individual 1 (X) as specified above
positions
Sumber: (BKI VOL VI RULES FOR WELDING, 2022)
42
Macam dan jenis elektroda sangat banyak. Berdasarkan selaput pelindungnya
dibedakan menjadi dua macam, yaitu elektroda polos dan elektroda berselaput.
Elektroda berselaput terdiri dari bagian inti dan zat pelindung atau fluks.
Berdasarkan klasifikasi American Welding Society (AWS) (The Procedure
Handbook of Arc Welding, 1973), kode elektroda dinyatakan dengan huruf E dan
diikuti dengan empat atau lima digit angka sebagaimana ditunjukkan pada Tabel
2.4
Dalam (Esab Welding & Cutting Products, 2022) E = Elektroda, dua atau tiga digit
pertama: menunjukkan nilai kekuatan tarik minimum x 1000 psi pada hasil
pengelasan yang diperkenankan.
Digit ketiga atau empat: menunjukkan tentang posisi pengelasan yang artinya
sebagai berikut:
43
1 = Elektroda dapat digunakan untuk semua posisi (E xx1x).
2 = Elektroda dapat digunakan untuk posisi di bawah tangan (E xx2x).
3 = Hanya untuk posisi di bawah tangan saja (E xx3x).
4 = Untuk semua posisi kecuali arah turun (E xx4x).
Digit terakhir (keempat atau kelima) menunjukkan jenis arus dan tipe salutan. Digit
tersebut mulai dari 0 sampai 8 yang menunjukkan tipe arus dan polaritas yang
digunakan, dimana ada empat pengelompokan yang dapat menunjukkan tipe arus
untuk tiap tipe elektroda, yaitu:
1. Elektroda dengan digit terakhirnya 0 dan 5 dapat digunakan hanya untuk tipe
arus searah polaritas terbalik (DCRP).
2. Elektroda dengan digit terakhirnya 2 dan 7 dapat digunakan untuk arus bolak
balik (AC) atau arus searah polaritas lurus (DCSP).
3. Elektroda dengan digit terakhirnya 3 dan 4 dapat digunakan untuk arus bolak
balik (AC) atau arus searah polaritas terbalik dan lurus ( DCRP dan DCSP ).
4. Elektroda dengan digit terakhirnya 1, 6 dan 8 dapat digunakan untuk arus bolak
balik (AC) atau arus searah polaritas terbalik (DCRP).
Khusus untuk tipe salutan fluks elektroda, secara umum adalah sebagai berikut: 1,0
dan 1 = tipe salutannya adalah: celluloce (E xxx0 atau E xxx1).
2, 3 dan 4 = tipe salutannya adalah: rutile (E xxx2, E xxx3 atau E xxx4).
5, 6 dan 8 = tipe salutannya adalah: basic (E xxx5, E xxx6).
7 = tipe salutannya adalah: oksida besi (E xxx7).
44
c. Klasifikasi E7014, E7015, E7016, E7024, E7028 dan E7048 harus memiliki
tidak lebih dari 1,25% Mangan, 0,90% Silikon, 0,30% Nikel, 0,20% Kromium,
0,30% Molibdenum, dan 0,08% Vanadium.
2.8.2 Deposit Rate Elektroda
45
Dalam (Esab Welding & Cutting Products, 2022) menjelaskan setiap
elektroda memiliki karakteristik, sifat mekanik, komposisi kimia, dan deposit rate
yang berbeda untuk setiap jenis elektroda, dijelaskan sebagai berikut:
a. Elektroda E6010
Elektroda ini diperuntukkan untuk semua posisi pengelasan serta dapat
digunakan untuk keperluan pengelasan dan bersifat umum. Elektroda ini
menghasilkan penetrasi yang baik dan konsisten. Sifat mekanik, komposisi
kimia, dan deposit elektroda ini, masing – masing ditunjukkan pada Tabel 2.5,
Tabel 2.6 dan Tabel 2.7
46
Deposit rate elektroda E6010
Efisiensi Deposit
Diameter Elektroda (") Ampere
(%) (Lbs/Hr)
140 73.57 2.8
5/32"
170 64.14 2.93
160 74.9 3.3
3/16"
190 69.7 3.52
b. Electroda E7010
Elektroda ini diperuntukkan untuk semua posisi pengelasan pada objek
seperti pipa. Elektroda ini menghasilkan penetrasi yang baik dan konsisten.
Elektroda ini juga dapat digunakan untuk mengelas root pass pada pipa
dengan grade yang lebih tinggi dalam beberapa keadaan. Sifat mekanik,
komposisi kimia, dan deposit elektroda ini, masing – masing ditunjukkan
pada Tabel 2.8, Tabel 2.9 dan Tabel 2.10
Manganese 0.31%
Silicon 0.18%
Phophorus 0.008%
Sulfur 0.016%
Nicke 0.53%
Molybdenum 0.24%
47
Tabel 2.10 Deposit Rate Elektroda E7010
Deposit rate elektroda E7010
Efisiensi Deposit
Diameter Elektroda (") Ampere
(%) (Lbs/Hr)
70 72 1.5
3/32"
100 65 1.7
100 76.34 2.12
1/8"
130 68.81 2.31
140 73.57 2.8
5/32"
170 64.14 2.93
160 74.9 3.3
3/16"
190 69.7 3.52
c. Electrode E8010
Elektroda ini diperuntukkan untuk semua posisi pengelasan pada objek
seperti pipa. Elektroda ini menghasilkan penetrasi yang baik dan konsisten.
Direkomendasikan untuk pipa grade X60, X65, dan X70. Sifat mekanik,
komposisi kimia, dan deposit elektroda ini, masing – masing ditunjukkan
pada Tabel 2.11, Tabel 2.12, dan Tabel 2.13
48
Tabel 2.13 Deposit Rate Elektroda E8010
Deposit rate elektroda E8010
Efisiensi Deposit
Diameter Elektroda (") Ampere
(%) (Lbs/Hr)
70 72 1.5
3/32"
100 65 1.7
100 76.34 2.12
1/8"
130 68.81 2.31
140 73.57 2.8
5/32"
170 64.14 2.93
160 74.9 3.3
3/16"
190 69.7 3.52
d. Electrode E6011
Pengaplikasian untuk elektroda yang umum, termasuk pengelasan
jembatan dan bangunan, perpipaan, konstruksi kapal, bejana tekan dan
tangki. Sifat mekanik, komposisi kimia, dan deposit elektroda ini, masing –
masing ditunjukkan pada Tabel 2.14, Tabel 2.15, dan Tabel 2.16
Manganese 0.36%
Silicon 0.15%
Phophorus 0.012%
Sulfur 0.016%
49
Tabel 2.16 Deposit Rate Elektroda
Deposit rate elektroda E6011
Efisiensi Deposit
Diameter Elektroda (") Ampere
(%) (Lbs/Hr)
70 72 1.5
3/32"
100 65 1.7
100 76.34 2.12
1/8"
130 68.81 2.31
140 73.57 2.8
5/32"
170 64.14 2.93
160 74.9 3.3
3/16"
190 69.7 3.52
e. Electrode E6012
Ini adalah elektroda serba guna yang berguna untuk pengelasan dengan
kondisi fit up yang buruk. Elektroda ini menyimpan manik las cembung
yang memiliki kekuatan terhadap retak meski dengan ampere tinggi dari
proses pengelasan. Deposit las memiliki sifat mekanik yang sangat.
Elektroda ini banyak digunakan untuk mengelas badan truk, trailer, tangki,
mesin pertanian, dan suku cadang mobil. Sifat mekanik, komposisi kimia,
dan deposit elektroda ini, masing – masing ditunjukkan pada Tabel 2.17,
Tabel 2.18, dan Tabel 2.19
50
Komposisi Kimia Elektroda E6012
Phophorus 0.008%
Sulfur 0.016%
f. Elektroda E6013
Elektroda ini dapat digunakan dengan arus pengelasan dan kecepatan
proses pengelasan relatif tinggi tanpa mengalami deffect weld underceut.
Sifat mekanik, komposisi kimia, dan deposit elektroda ini, masing – masing
ditunjukkan pada Tabel 2.20, Tabel 2.21, dan Tabel 2.22
51
Tabel 2.22. Deposit Rate elektroda E6013
Deposit rate elektroda E6013
Efisiensi
Diameter Elektroda (") Ampere Deposit (Lbs/Hr)
(%)
140 75.6 2.6
5/32" 160 74.1 3.02
180 71.2 3.48
180 73.9 3.2
3/16" 200 71.1 3.8
220 72.9 4.09
250 71.3 5.3
7/32" 270 73 5.7
290 72.7 6.08
290 75 6.2
1/4" 310 73.5 6.5
330 72.1 7.1
g. Elektroda E7014
Elektroda ini memiliki serbuk besi yang ditambahkan kedalam lapisan
elektroda sehingga dibutuhkan penggunaan arus pengelasan yang lebih
tinggi. Sifat mekanik, komposisi kimia, dan deposit elektroda ini, masing –
masing ditunjukkan pada Tabel 2.23, Tabel 2.24, dan Tabel 2.25
52
Tabel 2.25. Deposit Rate Elektroda E7014
Deposit rate elektroda E7014
Diameter Elektroda (") Ampere Efisiensi (%) Deposit (Lbs/Hr)
120 63.9 2.45
1/8"
150 61.1 3.1
160 71.9 3.04
5/32"
200 67 3.69
230 70.9 4.5
3/16"
270 73.2 5.5
290 67.2 5.82
7/32"
330 70.3 7.12
350 68.7 7.08
1/4"
400 69.9 8.7
h. Electrode E7016
Dapat digunakan dengan arus tinggi dengan tingkat deposit tinggi dan
sesuai sehingga lebih ekonomis daripada elektroda konvensional untuk
pekerjaan berat. Elektroda harus tetap kering, dan pengelasan harus
dilakukan menggunakan busur sependek mungkin. Sifat mekanik,
komposisi kimia, dan deposit elektroda ini, masing – masing ditunjukkan
pada Tabel 2.26, Tabel 2.27, dan Tabel 2.28
53
Komposisi Kimia Elektroda E7016
Phophorus 0.015%
Sulfur 0.019%
i. Elektroda E7018
Elektroda dengan kandungan hidrogen dan serbuk besi yang rendah.
Ekonomis dan sifat mekanik pada elektroda ini dapat dicapai ketika
elektroda E7018 digunakan untuk mengelas baja karbon, baja belerang
tinggi, dan baja enamel. Selain itu, elektroda E7018 saat ini diproduksi
dengan lapisan tahan lembab. Sifat mekanik, komposisi kimia, dan deposit
elektroda ini, masing – masing ditunjukkan pada Tabel Tabel 2.29, Tabel
2.30, dan Tabel 2.31.
54
Tabel 2.30 Komposisi kimia elektroda E7018
Komposisi Kimia Elektroda E7018
Carbon 0.045%
Manganese 1.10%
Silicon 0.40%
Phophorus 0.015%
Sulfur 0.014%
j. Elektroda E7024
Elektroda ini adalah elektroda dengan kecepatan tinggi yang
menggunakan tingkat konsentrasi serbuk besi yang tinggi pada lapisan.
Digunakan dengan arus pengelasan yang tinggi dan menghasilkan tingkat
deposit yang tinggi pada posisi las horizontal dan posisi down hand. Sifat
mekanik, komposisi kimia, dan deposit elektroda ini, masing – masing
ditunjukkan pada Tabel 2.32, Tabel 2.33, dan Tabel 2.34
55
Tabel 2.32 Sifat mekanik elektroda E7024
Carbon 0.060%
Manganese 0.80%
Silicon 0.27%
Phophorus 0.010%
Sulfur 0.018%
56
2.8.3 Berat Satu Batang Elektroda
Untuk berat satu batang elektroda diambil dari berat rata-rata dari sampel
yaitu: Berat rata-rata = Berat Total / Jumlah Sampel
= 658,22 gr / 12
= 54.85583333 gr
= 0.054855833 kg
Jadi berat satu batang elektroda yaitu seberat 0.054855833 kg
57
jika ketebalan material yang akan dilas lebih dari 6 mm (ASME section IX)
(Nurfitriana, 2016)
Kampuh las merupakan bagian dari logam induk yang nantinya akan diisi oleh
logam las (weld metal). Kampuh las awalnya adalah berupa gabungan las (weld
pool) yang kemudian diisi dengan logam las. Kampuh las yang selanjutnya menjadi
logam las menjadi acuan dalam perhitungan berat logam las.
Ukuran minimum las sudut dipengaruhi oleh dimensi tebal suatu konstruksi
yang ingin dilas, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.36
Menurut (Darmayadi, 2009) Untuk menghitung berat logam las per satuan
panjang (Meter) yang perlu diketahui adalah:
1. Luas area (A)
2. Panjang las (L)
58
3. Tebal logam las (T)
Berikut adalah tata cara perhitungan volume kampuh las sudut (fillet weld)
1 (2.1)
Luas Permukaan = 𝑥𝑎𝑥𝑇
2
1
= x 8 x 8 mm = 32 mm2
2
(2.2)
Volume Las ( V ) = 𝐴𝑥𝐿
= 32 mm2 x 1000 mm = 32.000 mm3 = 32 cm3
Berat Jenis Mild Steel = 7,85 gr/cm3
(2.3)
berat Logam (GL) = 𝑉 𝑥 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠
= 32 x 7,85 = 251,2 gram = 0,251Kg/Mtr.
Cara hitung ini berlaku untuk bentuk – bentuk sambungan seperti: U type, Double
V type atau butt joint tanpa groove.
Hitungan diatas berlaku untuk sambungan tanpa Reinforcement. Jika terdapat
reinforcement maka jumlah kawat las ditambah sekitar 3%. Selanjutnya untuk
59
menghitung jumlah elektroda yang diperlukan, digunakan rumus sebagaimana
ditunjukkan pada Persamaan (2.4)
G (Jumlah Elektroda) =
𝐺𝐿 𝑥 𝑃 (2.4)
𝐷𝐸
(Esab Welding & Cutting Products, 2022) Deposit Efficiency adalah hubungan
antara berat logam las yang diendapkan dengan berat logam las yang digunakan
dalam pembuatan las. Hal ini dapat ditentukan secara akurat hanya dengan
membuat las uji waktunya, dan dengan hati-hati menimbang las dan elektroda atau
kawat , sebelum dan sesudah pengelasan. Efisiensi kemudian dapat dihitung dengan
rumus:
Atau
60
keterangan:
t1 = tebal konstruksi 1
t2 = tebal konstruksi 2
untuk nilai size leg length menurut (BKI , 2022) tidak kurang dari 1.4 kali
nilai throat thickness (amin).
Menurut (Esab Welding & Cutting Products, 2022) Deposit rate dan efisiensi
elektroda pada setiap jenis pengelasan adalah sebagai berikut:
61
Tabel 2.38 Deposit Rate dan efisiensi Pengelasan SMAW
E6011
Deposit
Diameter
Ampere Rate Efisiensi (%)
Elektroda
(lbs/hr)
3/32" 75 1.3 61.00%
1/8" 120 2.3 70.70%
5/32" 150 3.7 77.00%
3/16" 180 4.1 73.40%
7/32" 210 5 74.20%
1/4" 250 5.6 71.90%
Deposit
Diameter
Ampere Rate Efisiensi (%)
Elektroda
(lbs/hr)
62
E6013
Deposit
Diameter
Ampere Rate Efisiensi (%)
Elektroda
(lbs/hr)
Deposit
Diameter
Ampere Rate Efisiensi (%)
Elektroda
(lbs/hr)
63
E7016
Deposit
Diameter
Ampere Rate Efisiensi (%)
Elektroda
(lbs/hr)
5/32" 160 3.2 69.1%
190 3.6 66.0%
175 3.8 71.0%
200 4.2 71.0%
3/16" 225 4.4 70.0%
250 4.8 65.8%
250 5.9 74.5%
275 6.4 74.1%
1/4" 300 6.8 73.2%
350 7.6 71.5%
64
Tabel 2.44 Deposit Rate dan efisiensi pengelasan FCAW
Deposit
Diameter
Ampere Rate Efisiensi (%)
Elektroda
(lbs/hr)
130 3.2 82%
140 3.6 82%
160 4.2 83%
0.035
180 5.6 83%
200 6.5 84%
220 7.5 85%
160 4 83%
180 4.9 87%
200 6.5 90%
0.045
220 6.8 84%
240 7.3 84%
280 10.5 89%
170 3.9 84%
190 5.3 87%
210 5.5 86%
0.052
240 6.7 85%
270 8.1 85%
300 10.3 87%
180 4.2 87%
200 4.7 86%
220 5.6 86%
1/16" 250 7.7 86%
275 8.5 86%
300 9.3 86%
350 11.7 86%
250 6.4 85%
5/64" 350 10.5 85%
450 14.8 85%
400 12.7 85%
3/32" 450 15 86%
500 18.5 86%
65
Tabel 2.45 Deposit Rate dan efisiensi pengelasan MCAW
66
3. Gas Metal Arc Welding (GMAW)
67
SUBMERGED ARC WIRES (1" STICKOUT)
DEPOST
ELECTRODE EFFICINECY
AMPERE RATE
DIAMETER (%)
(lbs/hr)
500 11.5
600 15
700 19
500 11.3
600 14.6
5/32" 700 18.4
800 22
900 26.1
600 13.9
700 17.5
800 21
3/16"
900 25
1000 29.2
1100 34
Dalam (Esab Welding & Cutting Products, 2022) berat logam las pada
sambungan tipe fillet join dan Butt joint (lbs/ft), terlihat pada Gambar 2.24
68
Gambar 2.34 Berat Logam Las Pada Sambung Fillet dan Bevel
Sumber (Esab Welding & Cutting Products, 2022)
69
2.10 Algoritma Pemrograman dan Flow chart
Kata Algoritma berasal dari nama seorang ilmuan asal Persia, Abu Ja’far
Mohammed Ibn Musa Al – Khowarizmi yang menulis kitab “Al Jabr Wal –
Muqabala” (Rules of Restoration and Reduction), 825 M. Abu Ja’far Mohammed
mengartikan algoritma sebagai seperangkat instruksi yang berurutan dari awal
sampai selesai.
Pengertian algoritma lainnya menurut (Sindar, 2018) adalah sebuah alur
pemikiran dalam memecahkan suatu pekerjaan yang dituangkan secara tertulis.
Algoritma dapat berupa kalimat, gambar, atau tabel tertentu. Algoritma merupakan
sebuah pemikiran, artinya dimungkinkan adanya algoritma yang berbeda dari setiap
orang.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa algoritma adalah
seperangkat alur instruksi dari awal sampai selesai yang bertujuan untuk
memecahkan sesuatu, dapat berupa kalimat, gambar, ataupun tabel tertentu dan
bersifat logis (bernilai salah atau benar). Komponen teks algoritma dalam
pemrograman procedural dapat berupa:
▪ Instruksi dasar seperti input/output, assignment
▪ Sequence (runtutan)
▪ Analisa kasus
▪ Perulangan
Contoh dari algoritma sederhana yaitu proses mengirim surat yang dimulai
dari: i/ Mulai menulis surat, ii/ Memasukan surat dalam amplop, iii/ Menempelkan
perangko pada amplop, iv/ Menuliskan alamat tujuan dan pengirim surat, v/ Pergi
ke kantor pos dengan membawa surat, vi/Masukan surat pada bis surat, vii/ Selesai
Manusia berkomunikasi dengan komputer dengan cara memberikan
seperangkat perintah kepada komputer berupa instruksi – instruksi dalam bentuk
pembuatan program. Agar komputer mengerti instruksi – instruksi tersebut,
diperlukan sebuah bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman yang diinput oleh
manusia ke komputer adalah salah satu contoh dari algoritma. Algoritma yang baik
apabila manusia dapat menginput bahasa pemrograman dari awal sampai selesai ke
70
komputer sehingga perintah tersebut dapat dijalankan dengan benar (output).
Bahasa pemrograman sangat bermacam – macam, seperti C, C++, Pascal, Java,
C#, Basic, Perl, PHP, ASP, JSP, J#, J++, Visual Basic, Visual Basic for
Application dan masih banyak bahasa lainnya. Dari berbagai bahasa pemrograman
cara memberikan instruksinya berbeda – beda namun bertujuan menghasilkan
output yang sama.
2.10.1 Karakteristik Algoritma
71
penyelesaian masalah (algoritma) yang dituliskan ke dalam notasi (cara penulisan
khusus). Notasi algoritma yang sering digunakan ada 3 macam, yaitu:
1. Notasi deskriptif, yaitu dengan cara menuliskan langkah – langkah
penyelesaian masalah dengan kalimat – kalimat yang jelas dan deskriptif
disertai dengan urutan (nomor urut) yang jelas. Notasi ini cocok untuk
algoritma yang pendek, namun untuk masalah yang algoritmanya besar,
notasi ini jelas tidak efektif. Selain itu, pengkonversian notasi algoritma
ke notasi bahasa pemrograman cenderung relatif sukar.
2. Notasi bagian alir (Flow chart), yaitu algoritma menggunakan bagan alir
dengan memanfaatkan bentuk–bentuk geometri seperti persegi panjang,
jajaran genjang, lingkaran, dan sebagainya. Sama halnya dengan notasi
deskriptif, notasi ini cocok untuk algoritma yang pendek, namun untuk
masalah yang algoritmanya besar, notasi ini jelas tidak efektif. Selain
itu, pengkonversian notasi algoritma ke notasi bahasa pemrograman
cenderung relatif sukar. Adapun simbol–simbol yang digunakan dalam
penyusunan flow chart adalah:
Mulai/selesai (terminator)
Aliran data
Input/Output
Proses
Percabangan (Decision)
variabel (Preparation)
72
Keterangan Simbol
Memanggil
prosedur/fungsi (Call)
yang sama)
yang sama)
Sequence Process
Perulangan
73
Gambar 2.35 Contoh Flow chart
74
2.10.3 Aturan Penulisan Teks Algoritma
75
2.11 Visual Basic
76
prosedur dalam mengotomatisasi langkah-langkah pekerjaan yang dikelola dalam
Worksheets (Kadam, 2015)
Microsoft Excel umumnya digunakan oleh kebanyakan orang dalam
pemrosesan numerik karena banyaknya fungsi matematika yang dapat dikaitkan
dengan Statistik, Ekonomi, Teknik dan banyak lagi. (Chotimah, Bernard, &
Wulandari, 2018)
Bahasa Basic pada dasarnya adalah bahasa yang mudah dimengerti sehingga
pemrograman di dalam bahasa Basic dapat dengan mudah dilakukan meskipun oleh
orang yang baru belajar membuat program (Basuki, 2006). Hal ini lebih mudah
lagi setelah hadirnya Microsoft Visual Basic, yang dibangun dari ide untuk
membuat bahasa yang sederhana dan mudah dalam pembuatan scriptnya (simple
scripting language) untuk graphic user interface yang dikembangkan dalam sistem
operasi Microsoft Windows.
Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang sangat mudah dipelajari,
dengan teknik pemrograman visual yang memungkinkan penggunanya untuk
berkreasi lebih baik dalam menghasilkan suatu program aplikasi. Ini terlihat dari
dasar pembuatan dalam visual basic adalah FORM, dimana pengguna dapat
mengatur tampilan form kemudian dijalankan dalam script yang sangat mudah.
Ledakan pemakaian Visual Basic ditandai dengan kemampuan Visual Basic untuk
dapat berinteraksi dengan aplikasi lain di dalam sistem operasi Windows dengan
komponen Active X Control.
Dengan komponen ini memungkinkan pengguna untuk memanggil dan
menggunakan semua model data yang ada di dalam sistem operasi windows. Hal
ini juga ditunjang dengan teknik pemrograman di dalam Visual Basic yang
mengadopsi dua macam jenis pemrograman yaitu pemrograman Visual dan Object
Oriented Programming (OOP). Visual Basic yang disematkan dalam sebuah
aplikasi biasa disebut Visual Basic for Application (VBA) dimana aplikasi yang
menggunakan VBA disebut Host application. Macro atau yang biasa dikenal
dengan istilah Visual Basic for Application (VBA) merupakan rangkaian perintah-
perintah dan fungsi yang tersimpan dalam modul Microsoft Visual Basic Editor dan
dapat dijalankan sewaktu-waktu (Lestari, Sabri, & Yuwono, 2014)
77
Penggunakan VBA di MS-excel sendiri menyediakan banyak fungsi
inbuilt.MS-Excel hanya menyediakan fungsi inbuilt dasar yang mungkin tidak
cukup untuk melakukan perhitungan yang rumit. Dalam keadaan seperti itu VBA
menjadi solusi yang paling jelas.
Dalam excel terdapat dua macam function yang bisa dipergunakan dalam
sebuah sheet. Fungsi pertama yaitu builtin function yaitu fungsi yang telah
disediakan olehh excel. Fungsi yang kedua yaitu userdefined function yang
merupakan rumus atau fungsi buatan sendiri sebagai pengguna excel.
Visual basic for application adalah program yang digunakan untuk membuat
dan mengedit kode macro dengan menggunakan bahasa VB. Dengan visual basic
application, anda dapat mengedit macro dan menyalin macro dari satu modul ke
modul lain, meyalin macro antara workbook yang berbeda, menggaganti modul
yang menyimpan macro atau mengganti macro. Untuk mengaktifkan VBA bisa
digunakan dengan shortcut alt+f11.
Visual Basic pada Microsoft Excel tidak ditampilkan secara default, dalam
menampilkannya harus secara manual, seperti berikut ini:
1. Buka Microsoft Excel, Pilih Menu “File” selanjutnya Klik “Options” pilih
“Customize the Ribbon” dan centang pada kolom “Develover” untuk
menampilkannya.
78
Gambar 2.37 Tampilan Menu Excel Options
(Sumber:MS. Excel,2013)
• Buat buku kerja yang baru, disimpan dalam format worksheet excel macro
enabled * .xlsm
• Selanjutnya klik pada Menu “DEVELOPER”, pilih INSERT secara drop
down box di bawah control ribbon bar, seperti yang ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
79
Gambar 2.39 Tampilan MenuDevelover
(Sumber:MS. Excel,2013)
80
• Setelah itu akan muncul jendela kode seperti berikut;
81
Gambar 2.42 Tampilan JendelaKode
(Sumber:MS.VBA,2013)
• Setelah menutup jendela kode , Klik kanan pada tombol 1 dan pilih edit teks
, Masukkan “say hello” yang nantinya akan mendapatkan kotak input.
• Masukkan nama yaitu ” Rahmah” untuk membuat program VBA pada Ms-
excel
82
untuk lebih mudah dipahami Userform merupkan sebuah jendela tampilan aplikasi
yang bisa dibuat pada excel dengan dikombinasikan coding sehingga aplikasi
excelyang kita buat lebih bagus dan lebih userfrendly. Berikut ini cara menampilkan
Userform dan cara membuatnya.
83
Pada tampilan tersebut terdapat bagian-bagian utama diantaranya;
• Userform: Tempat untuk membuat interface/tampilannya
• ToolBox: Tool-tool yang bisa ditambahakan atau letakan pada userform
terdiri dari label, textbox, radio button, checkbox, combobox,
commandbutton dan lain-lain.
• Properties: Digunakan untuk mengatur nama, caption, warna, font dari
userform, tool-toll dan lain-lain sesuai keinginan.
Selanjutnya tambahkan userform1 yang dibuat dengan beberapa tool seperti pada
Gambar dibawah ini;
84
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah data kapal Ferry Ro-Ro 300
GT.
85
3.3.1 Perancangan Model Base
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan data awal kapal Ferry Ro Ro 300 GT sebagai standarisasi dalam
mengidentifikasi jumlah komponen konstruksi, selanjutnya dilakukan
pengumpulan data perubahan ukuran utama kapal akibat penambah lajur kendaraan
dengan menggunakan metode space for capacity design approach. Perubahan
ukuran utama kapal dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
86
input seacara otomatis dapat menampilkan hasil yang berbeda-beda untuk setiap
foreign key yang berbeda.
Pada tahap ini dilakukan proses penginputan data-data kapal yang telah
didapatkan untuk mendapatkan besar beban kerja pengelasan, meliputi panjang
objek pengelasan, berat logam las, dan total berat konstruksi.
87
Gambar 3.1 Kerangka Alur Penelitian
88
BAB IV
DESAIN PROGRAM APLIKASI PERHITUNGAN BEBAN
KERJA PENGELASAN
89
5. CommandButton “Creat Account”
Menampilkan TextBox Passadmin
6. CommandButton “Exit”
Menutup aplikasi VBA dan Microsoft exel
7. TextBox “Passadmin”
Untuk mengisi kata sandi admin
8. CommandButton “Ok”
Menampilkan form daftar
90
B. Algoritma Menu Login
91
4.1.2 Menu Daftar Akun
Menu daftar merupakan menu untuk membuat akun oleh admin aplikasi
untuk digunakan oleh pengguna dalam mengoprasikan aplikasi ini.
Tampilan Menu Daftar akun pada gambar 4.3 terdiri dari beberapa toolbox
antara lain:
1. TextBox “Username”
Untuk mengisi nama pengguna.
2. TextBox “Password”
Untuk mengisi kata sandi.
3. TextBox “Verify”
Untuk mengisi kata memferifikasi kata sandi.
4. CommandButton “Add”
Untuk menambah nama dan kata sandi ke database.
5. CommandButton “Delete”
Untuk menghapus nama dan kata sandi ke database.
6. CommandButton “Reset”
Untuk membersikan TextBox nama, kata sandi, dan Verify.
7. ListBox “Tabel User”
Untuk menampilkan list nama dan kata sandi dalam database.
92
B. Algoritma Menu Daftar
93
beberapa toolbox dengan fungsinya masing-masing. Adapun tampilan menu
utama dalam perancangan aplikasi dapat dilihat pada Gambar 4.5
Tampilan Menu Utama pada gambar 4.5 terdiri dari beberapa
toolbox antara lain:
1. Label “Input Data”
Tombol ini berfungsi untuk membuka menu input data kapal.
2. Label “Input Data Konstruksi”
Tombol ini berfungsi untuk membuka menu Input Data konstruksi.
3. Label “Input Dimensi Konstruksi”
Tombol ini berfungsi untuk membuka input Dimensi konstruksi.
4. Label “Penyimpanan Data”
Tombol ini berfungsi untuk membuka menu penyimpanan data.
5. Label “Tampilkan Excel”
Tombol ini berfungsi untuk membuka lembar kerja excel.
6. Label “Exit”
Tombol ini berfungsi untuk Menutup Aplikasi (userform) dan
workbook Excel.
94
B. Algoritma Menu Utama
95
Adapun alur dari algoritma form menu utama adalah:
96
Textbox T merupakan Textbox penginputan ukuran Sarat kapal (T)
7. Textbox “CM”
Textbox CM merupakan Textbox penginputan koefisien midship kapal
(CM)
8. Textbox “CB”
Textbox CB merupakan Textbox penginputan koefisien bentuk kapal
(CB)
9. Textbox “v”
Textbox v merupakan Textbox penginputan kecepatan kapal (v)
10. Listbox “Ukuran Utama”
Listbox Ukuran Utama merupakan tools yang menampilkan data ukuran
utama yang telah terinput pada database
11. Command Button “ Tambah Ukuran Utama”
Command Button Ukuran Utama merupakan tombol untuk menginput
data ke Database
12. Command Button “ Hapus”
Command Button Hapus merupakan tombol untuk menghapus data
ukuran utama pada listbox dan menghpaus data pada database
13. Command Button “ Kembali”
Command Button merupakan tombol untuk kembali ke Halaman Utama
14. Command Button “Simpan”
Command Button Simpan merupakan tombol untuk menginput data
terpilih pada listbox dan selanjutnya menutup form input data dan
membuka form pemilihan dimensi konstruksi.
97
Gambar 4.7 Tampilan Menu Input Data Kapal
DATA LENGKAP
98
Adapun alur dari algotima menu input ukuran utama
1. Menu input ukutan utama terbuka.
2. Pengguna dapat memasukkan data kapal secara lengkap.
3. Selanjutnya pengguna dapat menyimpan data kapal ke database dengan
menekan tombol simpan data kapal, sehingga dapat diakses dikemudian
hari.
4. Untuk data yang telah tersimpan, data dapat diolah dengan menekan data
terpilih pada listbox dan selanjutnya menekan tombol input.
5. Setalah melakukan pengisian data kapal, pengguna dapat mengolah data
secara langsung tanpa perlu menyimpan data terlebih dahulu sehingga,
dengan menekan tombol input.
6. Setelah menu input ditekan secara otomatis akan mengalihkan pengguna
ke form selanjutnya.
7. Tombol kembali untuk kembali ke menu utama.
99
Combobox No. Blok adalah toolbox untuk memilih nomor blok yang
sedang dikerjakan.
4. Combobox “Web Frame Space”
Combobox web frame space merupakan toolbox untuk memilih jarak
antara gading besar yang berpengaruh terhadap jumlah web frame, dan
nilai beban dalam menentukan modulus.
5. Commandbutton “Input Data”
Commandbutton input data untuk menginput data terpilih ke model
base dan secara otomatis menampilkan data komponen.
100
A. Algoritma Menu Input Komponen
101
4.1.6 Menu Pemilihan Dimensi Konstruksi
A. Tampilan Menu Dimensi Konstruksi
Menu Pemilihan Dimensi Konstruksi merupakan tampilan yang berisi data
modulus yang telah diolah pada database serta menu pemilihan dimensi
konstruksi berbasis modulus. Adapun tampilan menu Pemilihan Dimensi
Konstruksi dalam perancangan aplikasi dapat dilihat pada Gambar 4.11
Tampilan Menu Dimensi Konstruksi pada gambar 4.11 terdiri dari beberapa
toolbox antara lain:
1. Label “Info”
Label info berisi informasi terkait form yang dijalankan.
2. Listbox “Data Modulus setiap konstruksi”
Listbox Ukuran Utama merupakan tools yang menampilkan data modulus
yang telah terhitung otomatis, serta sebagai media informasi dalam
pemilihan dimensi kontruksi berbasis modulus.
3. Listbox “Daftar Spesifikasi Produksi T-Beam”
Listbox Daftar Spesifikasi Produk T-Beam merupakan tools yang
menampilkan data dimensi profil sesuai modulus.
4. Listbox “Daftar Spesifikasi Produksi Angle Bar”
Listbox Daftar Spesifikasi Produk Angle Bar merupakan tools yang
menampilkan data dimensi profil sesuai modulus.
5. Listbox “Daftar Spesifikasi Produksi Pipa”
Listbox Daftar Spesifikasi Produk Pipa merupakan tools yang menampilkan
data dimensi profil pipa sesuai Luas Penampang pillar.
6. Textbox “ PL & FP Web Frame”
Textbox PL dan FP Web Frame merupakan textbox penginputan dimensi
web frame sesuai data yang dipilih pada listbox
7. Textbox “Dimensi Main Frame”
Textbox Dimensi Main Frame merupakan textbox penginputan dimensi
Main frame sesuai data yang dipilih pada listbox
102
8. Textbox “Dimensi Deck Beam”
Textbox Dimensi Deck Beam merupakan textbox penginputan dimensi
Deck Beam sesuai data yang dipilih pada listbox
9. Textbox “ PL & FP Strong Beam”
Textbox PL dan FP Strong Beam merupakan textbox penginputan dimensi
Strong Beam sesuai data yang dipilih pada listbox.
10. Textbox “Dimensi Bottom Frame”
Textbox Dimensi Bottom Frame merupakan textbox penginputan dimensi
Bottom frame sesuai data yang dipilih pada listbox
11. Textbox “Dimensi Reverse Frame”
Textbox Dimensi Reverse Frame merupakan textbox penginputan dimensi
Reverse frame sesuai data yang dipilih pada listbox
12. Command Button “Web Frame”
Command Button memunculkan Data dimensi ke Textbox Web Frame.
13. Command Button “Main Frame”
Command Button memunculkan Data dimensi ke Textbox Main Frame.
14. Command Button “Deck Beam”
Command Button memunculkan Data dimensi ke Textbox Deck Beam.
15. Command Button “Strong Beam”
Command Button memunculkan Data dimensi ke Textbox Strong Beam.
16. Command Button “Bottom Frame”
Command Button memunculkan Data dimensi ke Textbox Bottom Frame.
17. Command Button “Reverse Frame”
Command Button memunculkan Data dimensi ke Textbox Reverse Frame.
18. Command Button “Pillar”
Command Button memunculkan Data dimensi ke Textbox Pillar.
19. Command Button “Input Dimensi Konstruksi terpilih”
Command button input dimensi konstruksi terpilih untuk menginput data ke
database.
20. Listbox “Data Material”
Listbox data material sebagai daftar material beserta dimensi
103
21. Command Button “Tampilkan Data”
Command button Tampilkan Data memunculkan daftar material beserta
dimensi konstruksi yang digunakan ke dalam listbox data material.
22. Command Button “Kembali”
Command Button Kembali untuk menutup Form Input Dimensi Konstruksi
Dan Membuka Form Input Data Ukuran Utama.
23. Command Button “Selanjutnya”
104
Gambar 4.11 (c) Tampilan Menu Pemilihan Dimensi Konstruksi
105
B. Algoritma Menu Pemilihan Dimensi Konstruksi
106
6. Textbox komponen konstruksi Main Frame untuk memasukkan dimensi
konstruksi Main Frame, jika data dimensi konstruksi belum ada, dapat
memilih dimensi konstruksi dengan menekan tombol Profil L.
7. Textbox komponen konstruksi Deck Beam untuk memasukkan dimensi
konstruksi Deck Beam, jika data dimensi konstruksi belum ada, dapat
memilih dimensi konstruksi dengan menekan tombol Profil L.
8. Textbox komponen konstruksi Bottom Frame untuk memasukkan dimensi
konstruksi Bottom Frame, jika data dimensi konstruksi belum ada, dapat
memilih dimensi konstruksi dengan menekan tombol Profil L.
9. Textbox komponen konstruksi Reverse Frame untuk memasukkan dimensi
konstruksi Reverse Frame, jika data dimensi konstruksi belum ada, dapat
memilih dimensi konstruksi dengan menekan tombol Profil L.
10. Textbox komponen konstruksi Pillar untuk memasukkan dimensi
konstruksi Pillar, jika data dimensi konstruksi belum ada, dapat memilih
dimensi konstruksi dengan menekan tombol Profil L.
11. Pengguna menekan tombol input data konstruksi terpilih, selanjutnya diolah
oleh model base.
12. Pengguna menekan tombol data material untuk menampilkan data dimensi
konstruksi yang telah diolah pada model base.
13. Pengguna menekan tombol selanjutnya untuk ke tahapan selanjutnya.
107
2. Combobox “Input Data”
Combobox Input Data sebagai optional pemilihan daftar pekerjaan yang
selanjutnya detail pekerjaan akan tampil ke listbox daftar pekerjaan.
3. Option Button “1500” dan “1800”
Option button 1500 merupakan opsional dalam pemilihan ukuran plat yaitu plat
berukuran 1500 mm atau 1800 mm.
4. Command Button “Ukuran Plat”
Comman button ukuran menginput data dimensi plat berdasarkan option button
1500/1800 (mm) yang dipilih.
5. Listbox “Daftar Pekerjaan”
Listbox Daftar Pekerjaan merupakan daftar data detail pekerjaan sesuai produk
pekerjaan.
6. Textbox “Kode Konstruksi 1, 2 dan 3”
Textbox Kode Konstruksi berisi data komponen konstruksi yang akan
dikerjakan sesuai data terpilih pada listbox detail pekerjaan.
7. Textbox “Panjang Pengelasan”
Textbox Panjang Pengelasan berisi data panjang pengelasan pada komponen
yang dikerjakan.
8. Textbox “Luas Kampuh”
Textbox Luas Kampuh berisi data luas kampuh pada komponen yang
dikerjakan.
9. Textbox “Volume Kampuh”
Textbox Volume Kampuh berisi data volume kampuh pada komponen yang
dikerjakan.
10. Textbox “Berat Isi Las”
Textbox Berat Isi Las berisi data berat logam las pada komponen yang
dikerjakan.
11. Combobox “Jenis Pengelasan”
Combobox jenis pengelasan berisi jenis pengelasan yang akan digunakan pada
pekerjaan pengelasan.
108
12. Combobox “Posisi Pengelasan”
Combobox Posisi Pengelasan berisi Posisi Pengelasan yang terjadi pada
pekerjaan pengelasan.
13. Combobox “ Hasil Input”
Combobox produk pekerjaan menampilkan produk pekerjaan yang sedang
dioolah/diinput.
14. Textbox “No.Data”
Textbox No.Data menampilkan urutan data terpilih yang telah diinput.
15. Command Button “Folder Penyimpanan”
Command Button Pilih Folder merupakan tombol untuk memilih folder
penyimpanan foto .
16. Textbox “Path Folder”
Textbox Path folder menampilkan lokasi penyimpanan foto pekerjaan.
17. Image “Prewiew Input Gambar”
Image Prewiew Input Gambar Memperlihatkan gambar pekerjaan pekerjaan.
18. Command Button “Add Picture”
Command Button Add Picture memasukkan gambar pekerjaan.
19. Label “Panel”
Label Panel merupakan tombol penginputan data pekerjaan pada produk
pekerjaan panel.
20. Label “Sub Blok”
Label Sub Blok merupakan tombol penginputan data pekerjaan pada produk
pekerjaan sub blok.
21. Command Button “Kembali”
Command button Kembali untuk menutup form detail pekerjaan dan membuka
form input dimensi kontruksi
22. Command Button “Selanjutnya”
Command button Selanjutnya untuk menutup form detail pekerjaan dan
membuka form Penyimpanan data.
109
Gambar 4.13 Tampilan Menu Detail Pekerjaan
110
B. Algoritma Menu Detail Konstruksi
111
Alur dari algoritma menu detail konstruksi adalah
1. Menu Detail Konstruksi aktif.
2. Pengguna memilih ukuran plat, selanjutnya menekan tombol ukuran plat.
3. Pengguna memilih tahapan pekerjaan untuk mengaktifkan combobox input
data.
4. Pengguna memilih data hasil olahan model base yang ingin diinput pada
combobox input data.
5. Data hasil pengolahan model base dalam bentuk welding schedule akan tampil
pada listbox.
6. Detail konstruksi dari data yang dipilih akan tampil pada textbox dan
combobox
7. Pengguna dapat mengisi jenis pengelasan dan posisi pengelasan.
8. Pengguna dapat menginput gambar pekerjaan dengan terlebih dahulu mengatur
folder penyimpanan gambar pada tombol folder penyimpanan.
9. Selanjutnya menekan tombol simpan gambar untuk memasukkan gambar.
10. Selanjutnya pengguna menekan tombol panel apabila data yang diolah adalah
tahap pekerjaan panel untuk menyimpan data ke database.
11. Selanjutnya pengguna menekan tombol subblok apabila data yang diolah
adalah tahap pekerjaan subblok untuk menyimpan data ke database.
12. Data telah diinput.
Tampilan Menu Hasil Input pada gambar 4.15 terdiri dari beberapa toolbox
antara lain:
1. Label “Info”
Label info berisi informasi terkait form yang dijalankan.
112
2. Combobox “Hasil Input”
Combobox hasil input berisi daftar-daftar proses pekerjaan disetiap
tahapan pekerjaan yang akan tampil pada listbox
3. Command Button “Edit Data”
Command Button Edit Data merupakan tombol untuk mengubah data
pekerjaan yang terpilih.
4. Combobox “Cari”
Combobox cari berisi daftar-daftar tahapan pekerjaan untuk menampilkan
daftar komponen konstruksi sesuai tahapan pekerjaan pada listbox.
5. Command Button “Print”
Command button Print untuk menutup form hasil input dan print
preview.
6. Command Button “Kembali”
Command button Kembali untuk menutup form hasil input dan membuka
form input dimensi kontruksi
7. Command Button “Selanjutnya”
Command button Selanjutnya untuk menutup hasil input pekerjaan dan
membuka form Penyimpanan data.
113
B. Algoritma Hasil Input
114
4.1.9 Menu Edit
A. Tampilan Menu Edit
Menu Edit merupakan menu dengan fasilitas untuk mengubah taau
memperbaharui data yang terpilih pada form hasil input. Secara umum Menu
Edit merupakan bagian dari menu hasil input, selanjutnya hasil dari menu ini
akan secara otomatis mengupdate data pada databse. Adapun tampilan menu
edit dalam perancangan aplikasi dapat dilihat pada Gambar 4.17
1. Label “Info”
Label info berisi informasi terkait form yang dijalankan.
2. Textbox “Kode Konstruksi 1, 2 dan 3”
Textbox Kode Konstruksi berisi data komponen konstruksi yang telah
dipilih untuk diedit.
3. Textbox “Panjang Pengelasan”
Textbox Panjang Pengelasan berisi data panjang pengelasan yang telah
dipilih untuk diedit.
4. Textbox “Luas Kampuh”
Textbox Luas Kampuh berisi data luas kampuh yang telah dipilih untuk
diedit.
5. Textbox “Volume Kampuh”
Textbox Volume Kampuh berisi data volume kampuh yang telah dipilih
untuk diedit.
6. Textbox “Berat Isi Las”
Textbox Berat Isi Las berisi data berat logam las yang telah dipilih untuk
diedit..
7. Combobox “Jenis Pengelasan”
Combobox jenis pengelasan berisi jenis pengelasan yang telah dipilih
untuk diedit.
8. Combobox “Posisi Pengelasan”
Combobox Posisi Pengelasan berisi Posisi Pengelasan yang telah dipilih
untuk diedit.
115
9. Textbox “Path Folder”
Textbox Path folder menampilkan lokasi penyimpanan foto pekerjaan
10. Image “Prewiew Input Gambar”
Image Prewiew Input Gambar Memperlihatkan gambar pekerjaan
pekerjaan.
11. Command Button “Add Picture”
Command Button Add Picture memperbarui gambar pekerjaan.
12. Command Button “Kembali”
Command button Kembali untuk menutup form menu edit dan membuka
form input dimensi kontruksi.
13. Command Button “Selanjutnya”
Command button Selanjutnya untuk menutup form menu edit dan
membuka form Penyimpanan data.
116
B. Algoritma Menu Edit
117
5. Pengguna menekan tombol simpan untuk menyimpan pembaharuan data.
6. Pengguna menekan tombol kembali untuk menutup form edit dan membuka
form hasil input.
118
Gambar 4.19 Tampilan Menu Scantling Construction
120
7. Textbox “Panel Long. Bulkhead Starboard”
Menampilkan data total berat konstruksi panel longitudinal bulkhead
starboard.
8. Textbox “Panel Geladak”
Menampilkan data total berat konstruksi panel geladak.
9. Textbox “Blok Double Bottom”
Menampilkan data total berat konstruksi sub blok double bottom.
10. Textbox “Sub Blok Side Portside”
Menampilkan data total berat konstruksi sub blok side portside.
11. Textbox “Sub Blok Starboard”
Menampilkan data total berat konstruksi sub blok side starboard.
12. Textbox “Sub Blok Long. Bulkhead Portside”
Menampilkan data total berat konstruksi sub blok longitudinal bulkhead
portside.
13. Textbox “Sub Blok Long. Bulkhead Starboard”
Menampilkan data total berat konstruksi sub blok longitudinal bulkhead
starboard.
14. Textbox “Sub Blok Deck”
Menampilkan data total berat konstruksi sub blok deck.
121
B. Algoritma Menu Data Berat
122
1. Label “Info”
Label info berisi informasi terkait form yang dijalankan.
2. Listbox “Data Sheet”
Listbox Data Sheet berisi daftar Worksheet beban kerja pengelasan.
3. Textbox “Input Nama Sheet”
Textbox Input Nama Sheet berisi data Nama Sheet yang akan digunakan
untuk menyimpan produk pekerjaan.
4. Command Button “Tambah Sheet Beban Kerja Panel”
Command Button Tambah Sheet Beban Kerja Panel untuk menyimpan data
beban kerja panel dalam bentuk new worksheet.
5. Command Button “Tambah Sheet Beban Kerja Sub Blok”
Command Button Tambah Sheet Beban Kerja Sub Blok untuk menyimpan
data beban kerja Sub Blok dalam bentuk new worksheet.
6. Command Button “Hapus Sheet”
Command Button Hapus Sheet merupakan tombol untuk menghapus sheet
terpilih pada listbox Data Sheet.
7. Listbox “Daftar Pekerjaan”
Listbox Daftar Pekerjaan Pengelasan Berisi Daftar Pekerjaan Pengelasan
sesuai daftar sheet yang dipilih pada listbox data sheet.
8. Listbox “Data Beban Kerja Pengelasan”
Listbox Data Beban Kerja Pengelasan Berisi Data Beban Kerja pengelasan
berdasarkan produk sesuai daftar sheet yang dipilih pada listbox data sheet.
9. Image “Preview Grafik Beban Kerja Pengelasan”
Image Preview Grafik Beban Kerja Pengelasan menampilkan grafik beban
kerja pengelasan.
10. Textbox “Detail Konstruksi”
Textbox detail Konstruksi berisi detail konstruksi pekerjaan yang terpilih
pada listbox Daftar Pekerjaan.
11. Image “Preview Detail Konstruksi”
Image preview Detail Konstruksi menampilkan detail pekerjaan dalam
bentuk gambar.
123
12. Command Button “Save PDF”
Untuk menyimpan hasil olahan data (welding schedule) dalam bentuk pdf.
13. Command Button “Kembali”
Command Button Kembali Menutup form penyimpanan data dan mebuka
form detail pekerjaan.
14. Comand Button “Menu Utama”
Command Button Menu Utama menutup form penyimpanan data dan
mebuka form Halaman Utama.
124
B. Algoritma Menu Penyimpanan Data
125
4.1.13 Menu Graphic Preview
A. Tampilan Menu Graphic Preview
Menu Graphic Preview merupakan menu yang menampilkan data
panjang pengelasan di setiap tahapan pekerjaan dengan penyajian data
dalam bentuk grafik. Adapun tampilan Graphic preview dalam
perancangan aplikasi dapat dilihat pada Gambar 4.25
Tampilan Menu Graphic Preview pada gambar 4.25 terdiri dari beberapa
toolbox antara lain:
1. Label “Info”
Label info berisi informasi terkait form yang dijalankan.
2. Listbox “Data Sheet”
Listbox Data Sheet berisi daftar Worksheet beban kerja pengelasan.
3. Multi Page “Grafik”
Menampilkan data beban kerja pengelasan di setiap tahapan pekerjaan
dengan penyajian data dalam bentuk grafik.
4. Comand Button “Kembali”
Command Button Kembali menutup form Graphic Preview dan
membuka form Penyimpanan Data.
126
B. Algoritma Menu Graphic Preview
127
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penulisan bab ini dijelaskan tentang sub bab terdiri dari: Ukuran
Utama Kapal Ferry, Perhitungan Konstruksi Kapal Ferry Rancangan Deck Plan,
PWBS Komponen Konstruksi Lambung Kapal, Perhitungan Panjang Jalur
Pengelasan, dan simulasi perhitungan panjang jalur pengelasan terhadap
penambahan lajur kendaraan dan baris kendaraan.
Objek penelitian ialah Kapal Ferry Ro-Ro 300 GT pada blok parallel midle
body dengan rincian ukuran utama kapal sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.1
dan dimensi blok ditunjukkan pada Tabel 5.2
128
5.2.1 Perkiraan Beban
PB = 10 x T + po x cf
Crw = 1
c01 = 5.5 for L<90m
c02 = 6.44 for 90<L<300m
c0 = 5.5
f = 1
cL1 = 0.62361 for L<90m
cL2 = 1 for L>90m
cL = 0.62361
cf = 1
P0 = 9.435525 kN/m2
PB = 27.43552 kN/m2
129
b. Beban Sisi Kapal
z= 1.8725 m
Pusat berada di bawah garis air
Ps1 = 𝑍2
10 × (𝑇 − 𝑍2) + 𝑃0 × 𝐶𝑓(1 + )
𝑇
Ps1 = 18.52609 kN/m2
Pusat berada di atas garis air
Ps2 = 20
𝑃0 × 𝐶𝑓 ×
(10 + 𝑍 − 𝑇)
Ps2 = 18.73522 kN/m2
PS = 18.73522 kN/m2
Tabel diatas merupakan bentuk tampilan modelbase dimana nilai Z dan
T menjadi primary key dalam perhitungan beban sisi untuk setiap
ukuran kapal yang diinput.
pi = 10. Hdb
pi = 7.55 KN/m2
Tabel diatas merupakan bentuk tampilan modelbase dalam perhitungan
beban alas dalam kapal dimana nilai Hdb menjadi primary key dalam
perhitungan beban alas dalam untuk setiap ukuran kapal yang diinput.
130
d. Beban Geladak Kendaraan
W = 0.55 x e x l2 x nc x k
e= 1.65
l= 1.945
k=
131
b. Modulus Konstruksi Main Frame
Wr = n x c a x l2 x p x cr x k
Wd = c x a x l2 x P x k
c = 0.6
l= 1.125
Wd = 10.44141
132
d. Modulus Konstruksi Girder Transverse Deck Beam
W = c x e x l2 x P x k
c= 0.75
l= 1.125
W= 39.15527
w= n x c x a x l2 x P x k
c= 0.6
n= 0.7 p=pB
l= 1.22925 m
w= 9.576475
133
f. Modulus Konstruksi Reverse Frame
w= n x c x a x l2 x P x k
c= 0.6
n= 0.44 p=p2
p= p1 atau p2
10.45
l= 1.22925 m
w= 2.292785
5.3 Penentuan Ukuran Utama Kapal Ferry Ro-Ro pada Proses Simulasi
Proses simulasi yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada ukuran
utama kapal Ferry-Ro-Ro 300 GT sebagai bentuk standarisasi dalam penambahan
lajur dan baris kendaraan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada
PM 62 Tahun 2019
134
(KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT) serta
standar pelayanan minimum (SPM) menurut PM 62 Tahun 2019 masing-masing
ditunjukkan pada Gambar 5.18 dan Tabel 5.13
Keterangan
Gambar Dimensi Kendaraan Standar untuk Mobil Penumpang
a = jarak gandar d = lebar L = panjang total
b = depan tergantung h = tinggi total
c= belakang tergantung B = lebar total
135
dihitung dari lapisan
dinding dalam atau
sisi luar gading-
gading (frame)
136
c. Deck Plan Lebar 14.40 Meter dengan 4 lajur kendaraan
137
e. Deck Plan Lebar 19.80 Meter dengan 6 lajur kendaraan
Tabel 5.14 Data Ukuran Utama Kapal dan Kapasitas Pemuatan pada Percobaan
Simulasi
SERI LEBAR
KODE B2 B3 B4 B5 B6
SERI PANJANG B (m) 9 11.7 14.4 17.1 19.8
H (M) 2.7 3.51 4.12 5.08 6.61
T (M) 1.8 2.34 2.68 3.37 4.63
cb 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55
KODE LBP(m)
Kapasitas Pemuatan
L1 29.11 10
L2 35 12 18
L3 40.89 14 21
L4 46.78 16 24 32
L5 52.67 18 27 36 45
L6 58.56 20 30 40 50
L7 64.44 22 33 44 55 66
L8 70.33 36 48 60 72
Sumber: (Syamsul Asri, 2015)
138
5.4 Breakdown Kapal dengan Pendekatan PWBS
Pada penelitian ini, peneliti berfokus pada breakdown pembuatan kapal
berdasarkan pendekatan PWBS dengan tipe Hull Blok Construction Method
(HBCM), dalam breakdown pembangunan blok kapal. HBCM atau Pembagian
berdasarkan pekerjaan lambung merupakan proses pembangunan kapal dengan
menerapkan sistem blok, dimulai dari part fabrication, sub-panel assembly, panel
assembly, sub-blok assembly hingga blok assembly, kemudian menjadi sebuah
kapal yang utuh. seperti terlihat pada Gambar 5.7
139
keberadaan dan posisi komponen kapal dan proses pengelasan setiap pengerjaan.
Selain itu juga memberikan informasi pada juru las tentang bagian – bagian kapal
yang akan dilas.
Perakitatan lambung kapal dimulai dengan proses perakitan blok kecil atau
disebut dengan proses Sub-Assembly dan selanjutnya dilakukan penggabungan
blok –blok kecil menjadi blok lebih besar dinamakan proses Assembly. Adapun
urutan perakitan blok kapal dapat dilihat pada Gambar 5.8
URUTAN PERAKITAN BLOK
SUB ASSEMBLY (SUB BLOCK BOTTOM)
SUBBLOK SIDE
140
SUB ASSEMBLY (SUB BLOCK SEKAT MEMANJANG)
SUBBLOK DECK
BLOCK ASSEMBLY
SUB BLOK
FINISH
141
Keterangan perakitan blok:
1. Sub Assembly 1 (Sub Block Bottom)
Tahap perakitan Sub Assembly 1, menggabungkan 5 lembar pelat menjadi
panel inner bottom. Komponen center girder diletakkan tepat pada bagian
tengah panel inner bottom. Panel wrang dipasang berurutan sesuai jarak
frame sepanjang blok. Komponen Side girder dipasang secara membujur
pada setiap jarak panel wrang. Keel plate disambung plat alas bottom
menjadi panel bottom, panel bottom dihubungkan dengan panel-panel yang
telah dirakit menjadi sub blok bottom.
2. Sub Assembly 2 (Sub Blok Side)
Web frame hadap web frame bilah disambung, web frame disambung side
shell, main frame disambung side shell sesuai jarak frame. Web frame dan
main frame dihubugnkan pada side sheel sesuai jarak frame menjadi sub
blok side.
3. Sub Assembly 3 (Sub Longitudanal Bulkhead)
Web frame hadap web frame bilah disambung, web frame disambung
bulkhead plate, main frame disambung bulkhead plate sesuai jarak frame.
Web frame dan main frame dihubungkan pada bulkhead plate sesuai jarak
frame menjadi sub longitudinal bulkhead.
4. Sub Assembly 4 (Sub Block Deck)
Tahap perakitan Sub Assembly 4, menyambung 5 lembar plat menjadi plat
deck, longitudinal deck girder hadap disambung longitudinal deck girder
bilah, longitudinal deck girder dipasang tepat pada bagian tengah plat deck,
girder and transverse deck beam bilah disambung girder and transverse
deck beam hadap, girder and transverse deck beam dihubungkan terhadap
plat deck, transverse deck beam disambung plat deck.
142
untuk dilakukan pengidentifikasian. Format WPS terdapat jenis sambungan
lasan yang digunakan sehingga mampu menentukan panjang pengelasan.
Gambar 4.3 menunjukkan tipe sambungan pengelasan single V butt dengan detail,
groove angle 60º, root opening 2 mm, root face 3 mm. Sambungan tipe ini
digunakan pada material < 15 mm, plat dengan ketebalan > 15 mm menggunakan
double V butt, proses pembangunan blok kapal ini banyak menggunakan tipe
sambungan single V butt antar semua sambungan plat dengan plat krena semua
material plat mamiliki ketebalan < 15 mm antara lain, sambungan keel plate dengan
bottom plate (kp – bg), bottom plate dengan bottom plate (bp – bp), bottom
platedengan bilge plate (bg – bg), bilge plate dengan side plate (bg –ps), deck plate
dengan deck plate (pd – pd), inner bottom plate dengan inner bottom plate (pib –
pib).
143
Adapun tipe sambungan pengelasan Fillet Tee dengan detail; gap 2 mm.
Sambungan tipe ini digunakan pada material plat < 15 mm, apabila tebal plat > 15
mm maka ujung sambungan harus ditiruskan. Semua sambungan atau join
pengelasan pada pembangunan ini seperti keel plate dengan center girder (kp – cg),
bottom plate dengan side girder (bp – sg), inner bottom dengan centre girder (pib
– cg), inner bottom dengan side girder (pib – sg), main frame dengan side plate (mf
– ps), web frame dengan side plate (wf – ps), tranverse deck beam dengan deck
plate (tdb – pd), long deck girder dengan deck plate (ldg – pd), dst. Menggunakan
tipe sambungan fillet tee karena tebal komponen < 15 mm.
Perhitungan beban kerja pengelasan berbasis pada ukuran utama kapal yang
selanjutnya akan disesuaikan dengan penggunaan dimensi konstruksi dalam
melakukan perhitungan panjang objek pengelasan dan berat logam las, seperti yang
144
telah tertera pada Gambar 5.11 (a) dimana data ukuran utama kapal menjadi
primary key pada menu tersebut akan menjadi foreign key pada menu selanjutnya.
5.8.1 Feature Input
145
Gambar 5.12 (b) Fitur Menu Input
146
Gambar 5.13 (a) Menu Pemilihan Dimensi Konstruksi
147
5.8.3 Feature Penginputan Data Konstruksi
148
Gambar 5.14 (b) Menu Input data konstruksi (Penginputan Data)
Gambar 5.14 (c) Menu Input data konstruksi (Data Berhasil diinput)
149
5.8.4 Feature Hasil Input Konstruksi
Menu ini merupakan menu untuk menampilkan data-data yang telah diinput
pada form sebelumnya, untuk data yang telah diinput dapat dievaluasi kembali pada
menu ini jika didalamnya terdapat kesalahan penginputan, tombol perintah yang
dapat digunakan adlaah tombol hapus data atau edit data.
Menu edit merupakan tampilan form apabila kita menekan tombol edit pada
form hasil input, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa menu edit digunakan
untuk memperbarui atau mengubah data yang telah dipilih pada form sebelumnya.
150
Gambar 5.16 Menu Edit Data Konstruksi
151
Gambar 5.17 (a) Tampilan data dimensi konstruksi
152
5.8.7 Feature Penyimpanan Data
Pada fitur penyimpanan data ini merupakan sebuah form untuk menyimpan
data yang telah diolah pada database ke worksheet baru. Pada menu ini juga dapat
memperlihatkan segala detail konstruksi seperti panjang jalur pengelasan, volume
kampuh pengelasan, berat logam las, jenis pengelesan, posisi pengelasan, serta
gambar konstruksi.
153
Gambar 5.19 Tampilan grafik panjang pengelasan ; berat logam las
154
Gambar 5.21 Tampilan grafik rasio berat konstruksi terhadap
panjang pengelasan
155
Gambar 5.23 Tampilan grafik berat konstruksi ; panjang pengelasan
5.9 Pembahasan/Diskusi
Berdasarkan hasil simulasi untuk kapal ferry ro-ro 300 GT didapatkan Hasil
perhitungan panjang pengelasan dimulai proses tahap awal (panel ) hingga Sub
Assembly . Data hasil panjang pengelasan dihitung untuk menentukan berat logam
las. Hasil perhitungan panjang pengelasan seluruh produk pekerjaan dapat dilihat
pada Tabel 5.15 dan Tabel 5.16. Total panjang seluruh pengelasan mulai dari
tahapan pekerjaan panel sampai dengan proses sub assembly yaitu 1047.67 m.
156
Tabel 5.15 Data Panjang Dan Berat Logam Las Produk Panel
BERAT BERAT PENGELASAN BERAT KONSTRUKSI
PANJANG BERAT
PANEL LOGAM TERHADAP PANJANG TERHADAP PANJANG
LAS (m) KONSTRUKSI
LAS (kg) PENGELASAN (KG/M) PENGELASAN (KG/M)
Panel Inner
30.00 3.57 0.12 95.45 2863.44
Bottom
Tabel 5.16 Data Panjang Dan Berat Logam Las Produk Sub-Blok
BERAT BERAT PENGELASAN BERAT KONSTRUKSI
PANJANG BERAT
SUBBLOK LOGAM TERHADAP PANJANG TERHADAP PANJANG
LAS (m) KONSTRUKSI
LAS (kg) PENGELASAN (KG/M) PENGELASAN (KG/M)
SUB BLOK
DOUBLE 561.59 29.92 0.05 19.93 11191.8
BOTTOM
SUB BLOK SISI
17.89 3.23 0.18 38.09 681.6
PORTSIDE
SUB BLOK SISI
17.89 3.23 0.18 38.09 681.6
STARBOARD
SUB BLOK
LONG.
15.69 0.82 0.05 39.60 621.4
BULKHEAD
PORTSIDE
SUB BLOK
LONG.
15.69 0.82 0.05 39.60 621.4
BULKHEAD
STARBOARD
SUB BLOK
71.16 4.40 0.06 77.49 5514.2
DECK
157
PANJANG PENGELASAN ; BERAT LAS
TOTAL 40.10
347.75
Panel Geladak 17.59
94.50
Panel Long. Bulkhead Starboard 1.57
21.07
Panel Long. Bulkhead Portside 1.57
21.07
Panel Transversal Bulkhead(Stiffener) 0.00
0.00
Panel Transversal Bulkhead (Plat) 0.00
0.00
Panel Sisi Starboard 2.03
41.18
Panel Sisi Portside 2.03 41.18
Gambar 5.25 Grafik panjang pengelasan ; berat logam las (Ferry ro-ro 300 GT)
pekerjaan panel
Sumber: Olahan Data (2022)
158
BERAT KONSTRUKSI ; PANJANG PENGELASAN
30000.00
28500.00
27000.00
25500.00
24000.00
22500.00
21000.00
19500.00
18000.00
16500.00
15000.00
13500.00
12000.00
10500.00
9000.00
7500.00
6000.00
4500.00
3000.00
1500.00
0.00
Panel
Panel Panel
Transvers Panel
Panel Panel Sisi Transvers Long.
Panel Panel Panel Sisi al Long. Panel
Inner Starboar al Bulkhead TOTAL
Wrang Bottom Portside Bulkhead Bulkhead Geladak
Bottom d Bulkhead Starboar
(Stiffener Portside
(Plat) d
)
PANJANG LAS (m) 30.00 62.76 36.00 41.18 41.18 0.00 0.00 21.07 21.07 94.50 347.75
BERAT KONSTRUKSI 2863.44 4746.75 3581.57 681.58 681.58 0.00 0.00 621.43 621.43 5514.23 19312.02
Gambar 5.26 Grafik berat konstruksi ; berat logam las (Ferry ro-ro 300 GT)
pekerjaan panel
Sumber: Olahan Data (2022)
Gambar 5.27 Grafik rasio berat konstruksi terhadap panjang pengelasan (Kg/m)
(Ferry ro-ro 300 GT) pekerjaan panel
Sumber: Olahan Data (2022)
159
Grafik di atas menjelaskan bahwa pengaruh berat konstruksi terhadap
panjang pengelasan tiap panel paling besar nilainya berada pada tahap panel Bottom
dibanding tahap panel lainnya. Tahap panel Bottom memiliki panjang pengelasan
36 m dengan berat konstruksi 3581.57 kg. Rasio di tahap panel Bottom menjadi
paling besar nilainya dibanding tahap panel lainnya yaitu sebesar 99.49 kg/m,
karena pada tahap tersebut plat yang dihubungkan menggunakan variabel panjang
lajur pengelasan.
TOTAL 42.43
699.92
Gambar 5.28 Grafik panjang pengelasan ; berat logam las (Ferry ro-ro 300 GT)
pekerjaan subblok
Sumber: Olahan Data (2022)
Pada grafik diatas menjelaskan nilai berat logam las dipengaruhi oleh besar
komponen konstruksi yang dikerjakan dan jumlah komponen konstruksi,
ditunjukkan pada pekerjaan subblok double bottom dengan panjang pengelasan
sebesar 561.59 m dan memiliki nilai berat logam las sebesar 29.92 kg karena pada
tahap tersebut pekerjaan yang dilakukan adalah perakitan dari beberapa panel yaitu
panel inner bottom, panel wrang dan panel bottom sekaligus menjadi tahapan
160
pekerjaan subblok dengan komponen terbanyak dibandingkan tahapan pekerjaan
subblok lainnya.
Gambar 5.29 Grafik berat konstruksi ; berat logam las (Ferry ro-ro 300 GT)
pekerjaan subblok
Sumber: Olahan Data (2022)
39.60
Gambar 5.30 Grafik rasio berat konstruksi terhadap panjang pengelasan (Kg/m)
(Ferry ro-ro 300 GT) pekerjaan subblok
Sumber: Olahan Data (2022)
161
Rasio berat logam las terhadap panjang pengelasan tiap Sub Assembly
paling besar nilainya berada pada tahap (Sub Block Deck) dibanding Sub Assembly
lainnya. Tahap Sub Block Deck memiliki panjang pengelasan 71.16 m dengan berat
konstruksi 5514.2 kg. Rasio tahap Sub Block Deck nilainya paling besar dibanding
Sub Assembly lainnya, karena pada tahap tersebut bobot konstruksi yang tergolong
relatif besar namun memiliki panjang pengelasan yang lebih rendah dibanding sub
blok double bottom yang merupakan bobot pekerjaan terbesar yaitu 11198.8 kg
dengan panjang pengelasan sepanjang 561.59 m, hal ini dikarenakan komponen
pekerjaan pada subblok deck jauh lebih sedikit dibandingkan dengan subblok
double bottom yang tentunya mempengaruhi panjang pengelasan.
162
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
BAGIAN
BILGA
BRACKET
BFb-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
9 0.836918
PS-3 85 55 8 5 842 BAGIAN
BILGA
BRACKET
BFb-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
10 0.836918
PS-4 85 55 8 5 842 BAGIAN
BILGA
BRACKET
BFb-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
11 0.836918
PS-5 85 55 8 5 842 BAGIAN
BILGA
BRACKET
BFb-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
12 0.836918
PS-6 85 55 8 5 842 BAGIAN
BILGA
BRACKET
BFb-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
13 0.836918
PS-7 85 55 8 5 842 BAGIAN
BILGA
BRACKET
BFb-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
14 0.836918
PS-8 85 55 8 5 842 BAGIAN
BILGA
BRACKET
BFb-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
15 0.836918
PS-9 85 55 8 5 842 BAGIAN
BILGA
BRACKET
BFb-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
16 0.836918
PS-10 85 55 8 5 842 BAGIAN
BILGA
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
17 0.836918
PS-1 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
18 0.836918
PS-2 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
163
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
19 0.836918
PS-3 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
20 0.836918
PS-4 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
21 0.836918
PS-5 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
22 0.836918
PS-6 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
23 0.836918
PS-7 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
24 0.836918
PS-8 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
25 0.836918
PS-9 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
26 0.836918
PS-10 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
27 0.427519 0.00342
PS-1 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
28 0.427519 0.00342
PS-2 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 BRACKET
29 0.427519 0.00342
PS-3 625 55 8 818 FLOOR
164
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
30 0.427519 0.00342
PS-4 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
31 0.427519 0.00342
PS-5 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
32 0.427519 0.00342
PS-6 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
33 0.427519 0.00342
PS-7 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
34 0.427519 0.00342
PS-8 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
35 0.427519 0.00342
PS-9 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
36 0.427519 0.00342
PS-10 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
37 0.427519 0.00342
PS-11 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
38 0.427519 0.00342
PS-12 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
39 0.427519 0.00342
PS-13 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
165
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
40 0.427519 0.00342
PS-14 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
SF-F-002-4- 0.7 0.00 71.12
41 1.5 1.1325 0.00906 SOLID FLOOR
1PS-1 55 8 1
SF-F-002-4- 0.7 0.00 71.12
42 1.5 1.1325 0.00906 SOLID FLOOR
1PS-2 55 8 1
SF-F-002-4- 0.7 0.00 71.12
43 1.5 1.1325 0.00906 SOLID FLOOR
1PS-3 55 8 1
BFR-F-002-4- 1.22 0.1 0.00 0.00088 6.947 BOTTOM
44 0.14751
PS-1 925 2 6 5 721 FRAME
BFR-F-002-4- 1.22 0.1 0.00 0.00088 6.947 BOTTOM
45 0.14751
PS-2 925 2 6 5 721 FRAME
BFR-F-002-4- 1.22 0.1 0.00 0.00088 6.947 BOTTOM
46 0.14751
PS-3 925 2 6 5 721 FRAME
BFR-F-002-4- 1.22 0.1 0.00 0.00088 6.947 BOTTOM
47 0.14751
PS-4 925 2 6 5 721 FRAME
BFR-F-002-4- 1.22 0.1 0.00 0.00088 6.947 BOTTOM
48 0.14751
PS-5 925 2 6 5 721 FRAME
BFR-F-002-4- 1.22 0.1 0.00 0.00088 6.947 BOTTOM
49 0.14751
PS-6 925 2 6 5 721 FRAME
BFR-F-002-4- 1.22 0.1 0.00 0.00088 6.947 BOTTOM
50 0.14751
PS-7 925 2 6 5 721 FRAME
RFR-F-002-4- 1.22 0.00 0.00061 4.824 REVERSE
51 0.1 0.122925
PS-1 925 5 5 806 FRAME
RFR-F-002-4- 1.22 0.00 0.00061 4.824 REVERSE
52 0.1 0.122925
PS-2 925 5 5 806 FRAME
RFR-F-002-4- 1.22 0.00 0.00061 4.824 REVERSE
53 0.1 0.122925
PS-3 925 5 5 806 FRAME
RFR-F-002-4- 1.22 0.00 0.00061 4.824 REVERSE
54 0.1 0.122925
PS-4 925 5 5 806 FRAME
RFR-F-002-4- 1.22 0.00 0.00061 4.824 REVERSE
55 0.1 0.122925
PS-5 925 5 5 806 FRAME
RFR-F-002-4- 1.22 0.00 0.00061 4.824 REVERSE
56 0.1 0.122925
PS-6 925 5 5 806 FRAME
RFR-F-002-4- 1.22 0.00 0.00061 4.824 REVERSE
57 0.1 0.122925
PS-7 925 5 5 806 FRAME
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
58 0.06795 STIFFENER
PS-1 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
59 0.06795 STIFFENER
PS-2 625 2 6 8 445
166
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
60 0.06795 STIFFENER
PS-3 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
61 0.06795 STIFFENER
PS-4 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
62 0.06795 STIFFENER
PS-5 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
63 0.06795 STIFFENER
PS-6 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
64 0.06795 STIFFENER
PS-7 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
65 0.06795 STIFFENER
PS-8 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
66 0.06795 STIFFENER
PS-9 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
67 0.06795 STIFFENER
PS-10 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
68 0.06795 STIFFENER
PS-11 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
69 0.06795 STIFFENER
PS-12 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
70 0.06795 STIFFENER
PS-13 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
71 0.06795 STIFFENER
PS-14 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
72 0.06795 STIFFENER
PS-15 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
73 0.06795 STIFFENER
PS-16 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
74 0.06795 STIFFENER
PS-17 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
75 0.06795 STIFFENER
PS-18 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
76 0.06795 STIFFENER
PS-19 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
77 0.06795 STIFFENER
PS-20 625 2 6 8 445
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
78 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-1 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
79 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-2 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
80 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-3 8 STIFFENER
167
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
81 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-4 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
82 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-5 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
83 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-6 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
84 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-7 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
85 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-8 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
86 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-9 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
87 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-10 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
88 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-11 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
89 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-12 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
90 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-13 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
91 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-14 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
92 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-1 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
93 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-2 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
94 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-3 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
95 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-4 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
96 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-5 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
97 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-6 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
98 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-7 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
99 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-8 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
100 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-9 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
101 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-10 8 STIFFENER
168
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
102 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-11 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
103 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-12 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
104 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-13 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
105 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
PS-14 8 STIFFENER
BRACKET
BFb-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
106 0.836918
SS-1 85 55 8 5 842 BAGIAN
BILGA
BRACKET
BFb-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
107 0.836918
SS-2 85 55 8 5 842 BAGIAN
BILGA
BRACKET
BFb-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
108 0.836918
SS-3 85 55 8 5 842 BAGIAN
BILGA
BRACKET
BFb-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
109 0.836918
SS-4 85 55 8 5 842 BAGIAN
BILGA
BRACKET
BFb-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
110 0.836918
SS-5 85 55 8 5 842 BAGIAN
BILGA
BRACKET
BFb-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
111 0.836918
SS-6 85 55 8 5 842 BAGIAN
BILGA
BRACKET
BFb-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
112 0.836918
SS-7 85 55 8 5 842 BAGIAN
BILGA
BRACKET
BFb-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
113 0.836918
SS-8 85 55 8 5 842 BAGIAN
BILGA
BFb-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 BRACKET
114 0.836918
SS-9 85 55 8 5 842 FLOOR
169
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
BAGIAN
BILGA
BRACKET
BFb-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
115 0.836918
SS-10 85 55 8 5 842 BAGIAN
BILGA
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
116 0.836918
SS-1 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
117 0.836918
SS-2 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
118 0.836918
SS-3 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
119 0.836918
SS-4 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
120 0.836918
SS-5 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
121 0.836918
SS-6 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
122 0.836918
SS-7 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
123 0.836918
SS-8 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
124 0.836918
SS-9 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
170
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
BRACKET
BFs-F-002-4- 1.10 0.7 0.00 0.00669 52.55 FLOOR
125 0.836918
SS-10 85 55 8 5 842 BAGIAN SIDE
GIRDER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
126 0.427519 0.00342
SS-1 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
127 0.427519 0.00342
SS-2 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
128 0.427519 0.00342
SS-3 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
129 0.427519 0.00342
SS-4 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
130 0.427519 0.00342
SS-5 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
131 0.427519 0.00342
SS-6 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
132 0.427519 0.00342
SS-7 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
133 0.427519 0.00342
SS-8 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
134 0.427519 0.00342
SS-9 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 BRACKET
135 0.427519 0.00342
SS-10 625 55 8 818 FLOOR
171
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
136 0.427519 0.00342
SS-11 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
137 0.427519 0.00342
SS-12 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
138 0.427519 0.00342
SS-13 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
BRACKET
BFc-F-002-4- 0.56 0.7 0.00 26.84 FLOOR
139 0.427519 0.00342
SS-14 625 55 8 818 BAGIAN
CENTER
SF-F-002-4- 0.7 0.00 71.12
140 1.5 1.1325 0.00906 SOLID FLOOR
1SS-1 55 8 1
SF-F-002-4- 0.7 0.00 71.12
141 1.5 1.1325 0.00906 SOLID FLOOR
1SS-2 55 8 1
SF-F-002-4- 0.7 0.00 71.12
142 1.5 1.1325 0.00906 SOLID FLOOR
1SS-3 55 8 1
BFR-F-002-4- 1.22 0.1 0.00 0.00088 6.947 BOTTOM
143 0.14751
SS-1 925 2 6 5 721 FRAME
BFR-F-002-4- 1.22 0.1 0.00 0.00088 6.947 BOTTOM
144 0.14751
SS-2 925 2 6 5 721 FRAME
BFR-F-002-4- 1.22 0.1 0.00 0.00088 6.947 BOTTOM
145 0.14751
SS-3 925 2 6 5 721 FRAME
BFR-F-002-4- 1.22 0.1 0.00 0.00088 6.947 BOTTOM
146 0.14751
SS-4 925 2 6 5 721 FRAME
BFR-F-002-4- 1.22 0.1 0.00 0.00088 6.947 BOTTOM
147 0.14751
SS-5 925 2 6 5 721 FRAME
BFR-F-002-4- 1.22 0.1 0.00 0.00088 6.947 BOTTOM
148 0.14751
SS-6 925 2 6 5 721 FRAME
BFR-F-002-4- 1.22 0.1 0.00 0.00088 6.947 BOTTOM
149 0.14751
SS-7 925 2 6 5 721 FRAME
RFR-F-002-4- 1.22 0.00 0.00061 4.824 REVERSE
150 0.1 0.122925
SS-1 925 5 5 806 FRAME
RFR-F-002-4- 1.22 0.00 0.00061 4.824 REVERSE
151 0.1 0.122925
SS-2 925 5 5 806 FRAME
172
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
RFR-F-002-4- 1.22 0.00 0.00061 4.824 REVERSE
152 0.1 0.122925
SS-3 925 5 5 806 FRAME
RFR-F-002-4- 1.22 0.00 0.00061 4.824 REVERSE
153 0.1 0.122925
SS-4 925 5 5 806 FRAME
RFR-F-002-4- 1.22 0.00 0.00061 4.824 REVERSE
154 0.1 0.122925
SS-5 925 5 5 806 FRAME
RFR-F-002-4- 1.22 0.00 0.00061 4.824 REVERSE
155 0.1 0.122925
SS-6 925 5 5 806 FRAME
RFR-F-002-4- 1.22 0.00 0.00061 4.824 REVERSE
156 0.1 0.122925
SS-7 925 5 5 806 FRAME
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
157 0.06795 STIFFENER
SS-1 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
158 0.06795 STIFFENER
SS-2 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
159 0.06795 STIFFENER
SS-3 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
160 0.06795 STIFFENER
SS-4 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
161 0.06795 STIFFENER
SS-5 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
162 0.06795 STIFFENER
SS-6 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
163 0.06795 STIFFENER
SS-7 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
164 0.06795 STIFFENER
SS-8 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
165 0.06795 STIFFENER
SS-9 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
166 0.06795 STIFFENER
SS-10 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
167 0.06795 STIFFENER
SS-11 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
168 0.06795 STIFFENER
SS-12 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
169 0.06795 STIFFENER
SS-13 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
170 0.06795 STIFFENER
SS-14 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
171 0.06795 STIFFENER
SS-15 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
172 0.06795 STIFFENER
SS-16 625 2 6 8 445
173
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
173 0.06795 STIFFENER
SS-17 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
174 0.06795 STIFFENER
SS-18 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
175 0.06795 STIFFENER
SS-19 625 2 6 8 445
STF-F-002-4- 0.56 0.1 0.00 0.00040 3.200
176 0.06795 STIFFENER
SS-20 625 2 6 8 445
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
177 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-1 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
178 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-2 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
179 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-3 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
180 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-4 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
181 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-5 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
182 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-6 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
183 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-7 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
184 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-8 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
185 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-9 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
186 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-10 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
187 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-11 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
188 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-12 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
189 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-13 8 STIFFENER
BSTFb-F-002-4- 0.00 BRACKET
190 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-14 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
191 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-1 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
192 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-2 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
193 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-3 8 STIFFENER
174
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
194 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-4 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
195 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-5 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
196 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-6 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
197 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-7 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
198 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-8 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
199 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-9 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
200 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-10 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
201 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-11 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
202 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-12 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
203 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-13 8 STIFFENER
BSTFt-F-002-4- 0.00 BRACKET
204 0.1 0.1 0.01 0.00008 0.628
SS-14 8 STIFFENER
SG-F-002-4-PS- 0.7 0.00 284.4
205 6 4.53 0.03624 SIDE GIRDER
1 55 8 84
SG-F-002-4-PS- 0.7 0.00 284.4
206 6 4.53 0.03624 SIDE GIRDER
2 55 8 84
SG-F-002-4-SS- 0.7 0.00 284.4
207 6 4.53 0.03624 SIDE GIRDER
1 55 8 84
SG-F-002-4-SS- 0.7 0.00 284.4
208 6 4.53 0.03624 SIDE GIRDER
2 55 8 84
0.9 0.00 321.4
209 BG-F-002-4-1 6 5.85 0.04095 BILGA PLATE
75 7 575
0.9 0.00 321.4
210 BG-F-002-4-2 6 5.85 0.04095 BILGA PLATE
75 7 575
1.5
0.00 584.4 BOTTOM
211 PB-F-002-4-1 6 510 9.306291 0.07445
8 35 PLATE
48
0.00 678.2 BOTTOM
212 PB-F-002-4-2 6 1.8 10.8 0.0864
8 4 PLATE
0.9 0.00 413.3
213 KP-F-002-4 6 5.85 0.05265 KEEL PLATE
75 9 025
175
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
0.00 678.2 BOTTOM
214 PB-F-002-4-3 6 1.8 10.8 0.0864
8 4 PLATE
1.5
0.00 584.4 BOTTOM
215 PB-F-002-4-4 6 510 9.306291 0.07445
8 35 PLATE
48
PLAT SIDE
PSS-F-002-4- 0.00 508.6
216 6 1.8 10.8 0.0648 SHELL
PS-1 6 8
PORTSIDE
WFb-F-002-4- 1.12 0.1 0.01 0.00184 14.47 WEB FRAME
217 0.167625
1PS-1 5 49 1 4 442 PL PORTSIDE
WFb-F-002-4- 1.12 0.1 0.01 0.00184 14.47 WEB FRAME
218 0.167625
1PS-2 5 49 1 4 442 PL PORTSIDE
WFb-F-002-4- 1.12 0.1 0.01 0.00184 14.47 WEB FRAME
219 0.167625
1PS-3 5 49 1 4 442 PL PORTSIDE
WFh-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 0.00087 6.848 WEB FRAME
220 0.158625
1PS-1 5 41 55 2 634 FP PORTSIDE
WFh-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 0.00087 6.848 WEB FRAME
221 0.158625
1PS-2 5 41 55 2 634 FP PORTSIDE
WFh-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 0.00087 6.848 WEB FRAME
222 0.158625
1PS-3 5 41 55 2 634 FP PORTSIDE
MF-F-002-4- 1.94 0.0 0.00 0.00095 7.481 MAIN FRAME
223 0.13615
1PS-1 5 7 7 3 443 PORTSIDE
MF-F-002-4- 1.94 0.1 0.00 0.00190 14.96 MAIN FRAME
224 0.2723
1PS-2 5 4 7 6 289 PORTSIDE
MF-F-002-4- 1.94 0.1 0.00 0.00190 14.96 MAIN FRAME
225 0.2723
1PS-3 5 4 7 6 289 PORTSIDE
MF-F-002-4- 1.94 0.1 0.00 0.00190 14.96 MAIN FRAME
226 0.2723
1PS-4 5 4 7 6 289 PORTSIDE
MF-F-002-4- 1.94 0.1 0.00 0.00190 14.96 MAIN FRAME
227 0.2723
1PS-5 5 4 7 6 289 PORTSIDE
MF-F-002-4- 1.94 0.1 0.00 0.00190 14.96 MAIN FRAME
228 0.2723
1PS-6 5 4 7 6 289 PORTSIDE
MF-F-002-4- 1.94 0.1 0.00 0.00190 14.96 MAIN FRAME
229 0.2723
1PS-7 5 4 7 6 289 PORTSIDE
WF-F-002-4-
230 WEB FRAME
1PS-1
WF-F-002-4-
231 WEB FRAME
1PS-2
WF-F-002-4-
232 WEB FRAME
1PS-3
176
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
BRACKET WEB
BCWh-F-002-4- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814
233 0.021009 FRAME
1PS-1 9 41 1 1 127
PORTSDIE
BRACKET WEB
BCWh-F-002-4- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814
234 0.021009 FRAME
1PS-2 9 41 1 1 127
PORTSDIE
BRACKET WEB
BCWh-F-002-4- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814
235 0.021009 FRAME
1PS-3 9 41 1 1 127
PORTSDIE
BRACKET WEB
BCWb-F-002-4- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814
236 0.021009 FRAME
1PS-1 9 41 1 1 127
PORTSDIE
BRACKET WEB
BCWb-F-002-4- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814
237 0.021009 FRAME
1PS-2 9 41 1 1 127
PORTSDIE
BRACKET WEB
BCWb-F-002-4- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814
238 0.021009 FRAME
1PS-3 9 41 1 1 127
PORTSDIE
PLAT SIDE
PSS-F-002-4- 0.00 508.6
239 6 1.8 10.8 0.0648 SHELL
SS-1 6 8
STARBOARD
WEB FRAME
WFb-F-002-4- 1.12 0.1 0.01 0.00184 14.47
240 0.167625 PL
1SS-1 5 49 1 4 442
STARBOARD
WEB FRAME
WFb-F-002-4- 1.12 0.1 0.01 0.00184 14.47
241 0.167625 PL
1SS-2 5 49 1 4 442
STARBOARD
WEB FRAME
WFb-F-002-4- 1.12 0.1 0.01 0.00184 14.47
242 0.167625 PL
1SS-3 5 49 1 4 442
STARBOARD
WEB FRAME
WFh-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 0.00087 6.848
243 0.158625 FP
1SS-1 5 41 55 2 634
STARBOARD
WEB FRAME
WFh-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 0.00087 6.848
244 0.158625 FP
1SS-2 5 41 55 2 634
STARBOARD
WEB FRAME
WFh-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 0.00087 6.848
245 0.158625 FP
1SS-3 5 41 55 2 634
STARBOARD
MF-F-002-4- 1.94 0.0 0.00 0.00095 7.481 MAIN FRAME
246 0.13615
1SS-1 5 7 7 3 443 STARBOARD
177
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
MF-F-002-4- 1.94 0.1 0.00 0.00190 14.96 MAIN FRAME
247 0.2723
1SS-2 5 4 7 6 289 STARBOARD
MF-F-002-4- 1.94 0.1 0.00 0.00190 14.96 MAIN FRAME
248 0.2723
1SS-3 5 4 7 6 289 STARBOARD
MF-F-002-4- 1.94 0.1 0.00 0.00190 14.96 MAIN FRAME
249 0.2723
1SS-4 5 4 7 6 289 STARBOARD
MF-F-002-4- 1.94 0.1 0.00 0.00190 14.96 MAIN FRAME
250 0.2723
1SS-5 5 4 7 6 289 STARBOARD
MF-F-002-4- 1.94 0.1 0.00 0.00190 14.96 MAIN FRAME
251 0.2723
1SS-6 5 4 7 6 289 STARBOARD
MF-F-002-4- 1.94 0.1 0.00 0.00190 14.96 MAIN FRAME
252 0.2723
1SS-7 5 4 7 6 289 STARBOARD
WF-F-002-4-
253 WEB FRAME
1SS-1
WF-F-002-4-
254 WEB FRAME
1SS-2
WF-F-002-4-
255 WEB FRAME
1SS-3
BRACKET WEB
BCWh-F-002-4- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814
256 0.021009 FRAME
1SS-1 9 41 1 1 127
STARBOARD
BRACKET WEB
BCWh-F-002-4- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814
257 0.021009 FRAME
1SS-2 9 41 1 1 127
STARBOARD
BRACKET WEB
BCWh-F-002-4- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814
258 0.021009 FRAME
1SS-3 9 41 1 1 127
STARBOARD
BRACKET WEB
BCWb-F-002-4- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814
259 0.021009 FRAME
1SS-1 9 41 1 1 127
STARBOARD
BRACKET WEB
BCWb-F-002-4- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814
260 0.021009 FRAME
1SS-2 9 41 1 1 127
STARBOARD
BRACKET WEB
BCWb-F-002-4- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814
261 0.021009 FRAME
1SS-3 9 41 1 1 127
STARBOARD
PLAT
PBH-F-002-4- 0.00 508.6
262 6 1.8 10.8 0.0648 BULKHEAD
PS-1 6 8
PORTSIDE
PLAT
PBH-F-002-4- 0.1 0.00 40.97
263 6 0.87 0.00522 BULKHEAD
PS-2 45 6 7
PORTSIDE
178
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
STFWb-F-002- 1.12 0.0 0.01 0.00086 6.800 STIFFENER L
264 0.07875
4-2PS-1 5 7 1 6 063 PORTSIDE
STFWb-F-002- 1.12 0.0 0.01 0.00086 6.800 STIFFENER L
265 0.07875
4-2PS-2 5 7 1 6 063 PORTSIDE
STFWb-F-002- 1.12 0.0 0.01 0.00086 6.800 STIFFENER L
266 0.07875
4-2PS-3 5 7 1 6 063 PORTSIDE
STFWh-F-002- 1.12 0.0 0.00 0.00043 3.400 STIFFENER L
267 0.07875
4-2PS-1 5 7 55 3 031 PORTSIDE
STFWh-F-002- 1.12 0.0 0.00 0.00043 3.400 STIFFENER L
268 0.07875
4-2PS-2 5 7 55 3 031 PORTSIDE
STFWh-F-002- 1.12 0.0 0.00 0.00043 3.400 STIFFENER L
269 0.07875
4-2PS-3 5 7 55 3 031 PORTSIDE
STFL-F-002-4- 1.12 0.0 0.00 0.00055 4.327 STIFFENER L
270 0.07875
2PS-1 5 7 7 1 313 PORTSIDE
STFL-F-002-4- 1.12 0.0 0.00 0.00055 4.327 STIFFENER L
271 0.07875
2PS-2 5 7 7 1 313 PORTSIDE
STFL-F-002-4- 1.12 0.0 0.00 0.00055 4.327 STIFFENER L
272 0.07875
2PS-3 5 7 7 1 313 PORTSIDE
STFL-F-002-4- 1.12 0.0 0.00 0.00055 4.327 STIFFENER L
273 0.07875
2PS-4 5 7 7 1 313 PORTSIDE
STFL-F-002-4- 1.12 0.0 0.00 0.00055 4.327 STIFFENER L
274 0.07875
2PS-5 5 7 7 1 313 PORTSIDE
STFL-F-002-4- 1.12 0.0 0.00 0.00055 4.327 STIFFENER L
275 0.07875
SPS-6 5 7 7 1 313 PORTSIDE
STFL-F-002-4- 1.12 0.0 0.00 0.00055 4.327 STIFFENER L
276 0.07875
2PS-7 5 7 7 1 313 PORTSIDE
STFW-F-002-4- 1.12 0.0 STIFFENER L
277
2PS-1 5 7 PORTSIDE
STFW-F-002-4- 1.12 0.0 STIFFENER L
278
2PS-2 5 7 PORTSIDE
STFW-F-002-4- 1.12 0.0 STIFFENER L
279
2PS-3 5 7 PORTSIDE
BRACKET
BCSWh-F-002- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814 STIFFENER
280 0.021009
4-2PS-1 9 41 1 1 127 WEB
PORTSIDE
BRACKET
BCSWh-F-002- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814 STIFFENER
281 0.021009
4-2PS-2 9 41 1 1 127 WEB
PORTSIDE
BCSWh-F-002- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814 BRACKET
282 0.021009
4-2PS-3 9 41 1 1 127 STIFFENER
179
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
WEB
PORTSIDE
BRACKET
BCSWb-F-002- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814 STIFFENER
283 0.021009
4-2PS-1 9 41 1 1 127 WEB
PORTSIDE
BRACKET
BCSWb-F-002- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814 STIFFENER
284 0.021009
4-2PS-2 9 41 1 1 127 WEB
PORTSIDE
BRACKET
BCSWb-F-002- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814 STIFFENER
285 0.021009
4-2PS-3 9 41 1 1 127 WEB
PORTSIDE
PLAT
PBH-F-002-4- 0.00 508.6
286 6 1.8 10.8 0.0648 BULKHEAD
SS-1 6 8
STARBOARD
PLAT
PBH-F-002-4- 0.1 0.00 40.97
287 6 0.87 0.00522 BULKHEAD
SS-2 45 6 7
STARBOARD
STFWb-F-002- 1.12 0.0 0.01 0.00086 6.800 STIFFENER L
288 0.07875
4-2SS-1 5 7 1 6 063 STARBOARD
STFWb-F-002- 1.12 0.0 0.01 0.00086 6.800 STIFFENER L
289 0.07875
4-2SS-2 5 7 1 6 063 STARBOARD
STFWb-F-002- 1.12 0.0 0.01 0.00086 6.800 STIFFENER L
290 0.07875
4-2SS-3 5 7 1 6 063 STARBOARD
STFWh-F-002- 1.12 0.0 0.00 0.00043 3.400 STIFFENER L
291 0.07875
4-2SS-1 5 7 55 3 031 STARBOARD
STFWh-F-002- 1.12 0.0 0.00 0.00043 3.400 STIFFENER L
292 0.07875
4-2SS-2 5 7 55 3 031 STARBOARD
STFWh-F-002- 1.12 0.0 0.00 0.00043 3.400 STIFFENER L
293 0.07875
4-2SS-3 5 7 55 3 031 STARBOARD
STFL-F-002-4- 1.12 0.0 0.00 0.00055 4.327 STIFFENER L
294 0.07875
2SS-1 5 7 7 1 313 STARBOARD
STFL-F-002-4- 1.12 0.0 0.00 0.00055 4.327 STIFFENER L
295 0.07875
2SS-2 5 7 7 1 313 STARBOARD
STFL-F-002-4- 1.12 0.0 0.00 0.00055 4.327 STIFFENER L
296 0.07875
2SS-3 5 7 7 1 313 STARBOARD
STFL-F-002-4- 1.12 0.0 0.00 0.00055 4.327 STIFFENER L
297 0.07875
2SS-4 5 7 7 1 313 STARBOARD
STFL-F-002-4- 1.12 0.0 0.00 0.00055 4.327 STIFFENER L
298 0.07875
2SS-5 5 7 7 1 313 STARBOARD
180
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
STFL-F-002-4- 1.12 0.0 0.00 0.00055 4.327 STIFFENER L
299 0.07875
2SS-6 5 7 7 1 313 STARBOARD
STFL-F-002-4- 1.12 0.0 0.00 0.00055 4.327 STIFFENER L
300 0.07875
2SS-7 5 7 7 1 313 STARBOARD
STIFFENER
STFW-F-002-4- 1.12 0.0
301 WEB FP
2SS-1 5 7
STARBOARD
STIFFENER
STFW-F-002-4- 1.12 0.0
302 WEB FP
2SS-2 5 7
STARBOARD
STIFFENER
STFW-F-002-4- 1.12 0.0
303 WEB FP
2SS-3 5 7
STARBOARD
BRACKET
BCSWh-F-002- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814 STIFFENER
304 0.021009
4-2SS-1 9 41 1 1 127 WEB
STARBOARD
BRACKET
BCSWh-F-002- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814 STIFFENER
305 0.021009
4-2SS-2 9 41 1 1 127 WEB
STARBOARD
BRACKET
BCSWh-F-002- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814 STIFFENER
306 0.021009
4-2SS-3 9 41 1 1 127 WEB
STARBOARD
BRACKET
BCSWb-F-002- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814 STIFFENER
307 0.021009
4-2SS-1 9 41 1 1 127 WEB
STARBOARD
BRACKET
BCSWb-F-002- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814 STIFFENER
308 0.021009
4-2SS-2 9 41 1 1 127 WEB
STARBOARD
BRACKET
BCSWb-F-002- 0.14 0.1 0.01 0.00023 1.814 STIFFENER
309 0.021009
4-2SS-3 9 41 1 1 127 WEB
STARBOARD
0.01 1017. PLAT
310 PD-F-002-4-1 6 1.8 10.8 0.1296
2 36 GELADAK
0.01 1017. PLAT
311 PD-F-002-4-2 6 1.8 10.8 0.1296
2 36 GELADAK
181
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
0.01 1017. PLAT
312 PD-F-002-4-3 6 1.8 10.8 0.1296
2 36 GELADAK
0.01 1017. PLAT
313 PD-F-002-4-4 6 1.8 10.8 0.1296
2 36 GELADAK
0.01 1017. PLAT
314 PD-F-002-4-5 6 1.8 10.8 0.1296
2 36 GELADAK
0.1 0.00 29.20 LONG. DECK
315 LDGh-F-002-4 6 0.744 0.00372
24 5 2 GIRDER
0.1 0.00 27.31 LONG. DECK
316 LDGb-F-002-4 6 0.696 0.00348
16 5 8 GIRDER
GTDBb-F-002- 1.12 0.1 0.00 0.00065 5.122
317 0.1305 STRONG BEAM
4-1SS-1 5 16 5 3 125
GTDBb-F-002- 1.12 0.1 0.00 0.00065 5.122
318 0.1305 STRONG BEAM
4-1SS-2 5 16 5 3 125
GTDBb-F-002- 1.12 0.1 0.00 0.00065 5.122
319 0.1305 STRONG BEAM
4-1SS-3 5 16 5 3 125
GTDBh-F-002- 1.12 0.1 0.00139 10.95
320 0.01 0.1395 STRONG BEAM
4-1SS-1 5 24 5 075
GTDBh-F-002- 1.12 0.1 0.00139 10.95
321 0.01 0.1395 STRONG BEAM
4-1SS-2 5 24 5 075
GTDBh-F-002- 1.12 0.1 0.00139 10.95
322 0.01 0.1395 STRONG BEAM
4-1SS-3 5 24 5 075
GTDBb-F-002- 1.12 0.1 0.00 0.00065 5.122
323 0.1305 STRONG BEAM
4-2SS-1 5 16 5 3 125
GTDBb-F-002- 1.12 0.1 0.00 0.00065 5.122
324 0.1305 STRONG BEAM
4-2SS-2 5 16 5 3 125
GTDBb-F-002- 1.12 0.1 0.00 0.00065 5.122
325 0.1305 STRONG BEAM
4-2SS-3 5 16 5 3 125
GTDBh-F-002- 1.12 0.1 0.00139 10.95
326 0.01 0.1395 STRONG BEAM
4-2SS-1 5 24 5 075
GTDBh-F-002- 1.12 0.1 0.00139 10.95
327 0.01 0.1395 STRONG BEAM
4-2SS-2 5 24 5 075
GTDBh-F-002- 1.12 0.1 0.00139 10.95
328 0.01 0.1395 STRONG BEAM
4-2SS-3 5 24 5 075
GTDBb-F-002- 1.12 0.1 0.00 0.00065 5.122
329 0.1305 STRONG BEAM
4-1PS-1 5 16 5 3 125
GTDBb-F-002- 1.12 0.1 0.00 0.00065 5.122
330 0.1305 STRONG BEAM
4-1PS-2 5 16 5 3 125
GTDBb-F-002- 1.12 0.1 0.00 0.00065 5.122
331 0.1305 STRONG BEAM
4-1PS-3 5 16 5 3 125
GTDBh-F-002- 1.12 0.1 0.00139 10.95
332 0.01 0.1395 STRONG BEAM
4-1PS-1 5 24 5 075
182
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
GTDBh-F-002- 1.12 0.1 0.00139 10.95
333 0.01 0.1395 STRONG BEAM
4-1PS-2 5 24 5 075
GTDBh-F-002- 1.12 0.1 0.00139 10.95
334 0.01 0.1395 STRONG BEAM
4-1PS-3 5 24 5 075
GTDBb-F-002- 1.12 0.1 0.00 0.00065 5.122
335 0.1305 STRONG BEAM
4-2PS-1 5 16 5 3 125
GTDBb-F-002- 1.12 0.1 0.00 0.00065 5.122
336 0.1305 STRONG BEAM
4-2PS-2 5 16 5 3 125
GTDBb-F-002- 1.12 0.1 0.00 0.00065 5.122
337 0.1305 STRONG BEAM
4-2PS-3 5 16 5 3 125
GTDBh-F-002- 1.12 0.1 0.00139 10.95
338 0.01 0.1395 STRONG BEAM
4-2PS-1 5 24 5 075
GTDBh-F-002- 1.12 0.1 0.00139 10.95
339 0.01 0.1395 STRONG BEAM
4-2PS-2 5 24 5 075
GTDBh-F-002- 1.12 0.1 0.00139 10.95
340 0.01 0.1395 STRONG BEAM
4-2PS-3 5 24 5 075
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
341 0.135 0.00081 DECK BEAM
1SS-1 5 2 6 5
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
342 0.135 0.00081 DECK BEAM
1SS-2 5 2 6 5
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
343 0.135 0.00081 DECK BEAM
1SS-3 5 2 6 5
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
344 0.135 0.00081 DECK BEAM
1SS-4 5 2 6 5
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
345 0.135 0.00081 DECK BEAM
1SS-5 5 2 6 5
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
346 0.135 0.00081 DECK BEAM
1SS-6 5 2 6 5
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
347 0.135 0.00081 DECK BEAM
1SS-7 5 2 6 5
GIRDER
GTDB-F-002-4-
348 TRANSVERSE
1SS-1
DECK BEAM
GIRDER
GTDB-F-002-4-
349 TRANSVERSE
1SS-2
DECK BEAM
GIRDER
GTDB-F-002-4-
350 TRANSVERSE
1SS-3
DECK BEAM
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
351 0.135 0.00081 DECK BEAM
1PS-1 5 2 6 5
183
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
352 0.135 0.00081 DECK BEAM
1PS-2 5 2 6 5
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
353 0.135 0.00081 DECK BEAM
1PS-3 5 2 6 5
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
354 0.135 0.00081 DECK BEAM
1PS-4 5 2 6 5
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
355 0.135 0.00081 DECK BEAM
1PS-5 5 2 6 5
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
356 0.135 0.00081 DECK BEAM
1PS-6 5 2 6 5
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
357 0.135 0.00081 DECK BEAM
1PS-7 5 2 6 5
GIRDER
GTDB-F-002-4-
358 TRANSVERSE
1PS-1
DECK BEAM
GIRDER
GTDB-F-002-4-
359 TRANSVERSE
1PS-2
DECK BEAM
GIRDER
GTDB-F-002-4-
360 TRANSVERSE
1PS-3
DECK BEAM
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
361 0.135 0.00081 DECK BEAM
2SS-1 5 2 6 5
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
362 0.135 0.00081 DECK BEAM
2SS-2 5 2 6 5
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
363 0.135 0.00081 DECK BEAM
2SS-3 5 2 6 5
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
364 0.135 0.00081 DECK BEAM
2SS-4 5 2 6 5
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
365 0.135 0.00081 DECK BEAM
2SS-5 5 2 6 5
TDB-F-002-4- 1.12 0.1 0.00 6.358
366 0.135 0.00081 DECK BEAM
2SS-6 5 2 6 5
TDB-F-002-4- 0.1 0.00 6.358
367 0.135 0.00081 DECK BEAM
2SS-7 2 6 5
GIRDER
GTDB-F-002-4-
368 TRANSVERSE
2SS-1
DECK BEAM
GIRDER
GTDB-F-002-4-
369 TRANSVERSE
2SS-2
DECK BEAM
184
P L T LUAS Volume Berat
NO MATERIAL KETERANGAN
(m) (m) (m) (m2) (m3) (KG)
GIRDER
GTDB-F-002-4-
370 TRANSVERSE
2SS-3
DECK BEAM
TDB-F-002-4- 0.1 0.00 6.358
371 0.135 0.00081 DECK BEAM
2PS-1 2 6 5
TDB-F-002-4- 0.1 0.00 6.358
372 0.135 0.00081 DECK BEAM
2PS-2 2 6 5
TDB-F-002-4- 0.1 0.00 6.358
373 0.135 0.00081 DECK BEAM
2PS-3 2 6 5
TDB-F-002-4- 0.1 0.00 6.358
374 0.135 0.00081 DECK BEAM
2PS-4 2 6 5
TDB-F-002-4- 0.1 0.00 6.358
375 0.135 0.00081 DECK BEAM
2PS-5 2 6 5
TDB-F-002-4- 0.1 0.00 6.358
376 0.135 0.00081 DECK BEAM
2PS-6 2 6 5
TDB-F-002-4- 0.1 0.00 6.358
377 0.135 0.00081 DECK BEAM
2PS-7 2 6 5
GIRDER
GTDB-F-002-4-
378 TRANSVERSE
2PS-1
DECK BEAM
GIRDER
GTDB-F-002-4-
379 TRANSVERSE
2PS-2
DECK BEAM
GIRDER
GTDB-F-002-4-
380 TRANSVERSE
2PS-3
DECK BEAM
Sumber: Olahan Data (2022)
185
5.9.1 Simulasi Berat Konstruksi
186
Grafik tersebut menjelaskan bagaimana pengaruh variabel dalam
merepresentasikan volume blok yaitu panjang blok (Lb), lebar blok (Bb), dan Tinggi
Blok (Hb) terhadap berat konstruksi. Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan
pada penelitian ini memperlihatkan korelasi antara variabel (LbBbHb1/3) dengan
berat konstruksi sangat tinggi. Artinya untuk setiap perubahan volume akibat
penambahan lebar blok (Lb) dan selanjutnya merepresentasikan besar LbBbHb1/3
berimplikasi terhadap penambahan berat konstruksi sebesar 6.61% untuk setiap
penambahan Lb sebesar 1m3.
187
pengelasan, maka untuk nilai LbBbHb1/3 dengan nilai yang sama, semakin besar nilai
berat konstruksi maka akan semakin pendek panjang pengelasan. Kurva panjang
objek pengelasan akibat perubahan volume blok (LbBbHb1/3) diperlihatkan pada
Gambar 5.32
1950 R² = 0.9994
1800
1650
1500
1350
1200
1050
900
750
600
450
300
150
0
3 4 5 6 7 8 9 10
LbBbHb1/3
Dari simulasi perhitungan berat logam las berdasarkan sampel yang telah
dilakukan terhadap volume Blok (LbBbHb1/3) maka diperoleh rangkuman data berat
logam las, terlihat pada Tabel 5.20
188
Tabel 5.20 Data Berat logam las
SERI LEBAR
KODE B2 B3 B4 B5 B6
SERI PANJANG B (m) 9 11.7 14.4 17.1 19.8
H (M) 2.7 3.51 4.12 5.08 6.61
T (M) 1.8 2.34 2.68 3.37 4.63
cb 0.55 0.55 0.55 0.55 0.55
KODE LBP(m)
Berat Logam Las (Kg)
L1 29.11 83.84
L2 35 82.53 111.95
L3 40.89 86.68 116.74
L4 46.78 86.99 117.03 151.98
L5 52.67 87.08 124.96 152.61 197.35
L6 58.56 87.42 125.32 153.05 198.79
L7 64.44 94.21 125.46 153.24 200.02 257.31
L8 70.33 128.42 165.63 204.19 261.48
Sumber: Olahan Data (2022)
189
KURVA BERAT LOGAM LAS
275
250 y = 3.1118x2 + 1.8431x - 3.0721
225 R² = 0.9927
BERAT LOGAM LAS (Kg)
200
175
150
125
100
75
50
25
0
3 4 5 6 7 8 9 10
LbBbHb1/3
190
BERAT PANJANG
SAMPEL
KONSTRUKSI PENGELASAN
SAMPEL 6 20.30906 1048.316
SAMPEL 9 20.32431 1050.085
SAMPEL 13 20.28776 1052.357
SAMPEL 17 20.98922 1052.105
SAMPEL 3 27.16238 1323.969
SAMPEL 5 28.31023 1335.709
SAMPEL 7 28.45492 1337.397
SAMPEL 10 29.12967 1337.522
SAMPEL 14 29.2151 1337.26
SAMPEL 18 29.45375 1337.338
SAMPEL 22 30.20661 1338.578
SAMPEL 8 39.48719 1548.777
SAMPEL 11 39.64421 1548.865
SAMPEL 15 40.0017 1548.393
SAMPEL 19 40.02165 1553.241
SAMPEL 23 42.0668 1569.01
SAMPEL 12 53.72675 1794.597
SAMPEL 16 53.90364 1800.085
SAMPEL 20 54.35391 1809.694
SAMPEL 24 55.66165 1807.682
SAMPEL 21 77.00054 2040.768
SAMPEL 25 78.1786 2040.856
191
KURVA HUBUNGAN BERAT KONSTRUKSI DAN PANJANG
OBJEK PENGELASAN
2200 y = 734.04ln(x) - 1144.1
PANJANG OBJEK PENGELASAN (m)
2000 R² = 0.9959
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
BERAT KONSTRUKSI (Kg)
192
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
193
DAFTAR PUSTAKA
194
Esab Welding & Cutting Products. (2022, 5 19). Covered Electrodes for Welding
Mild Steels. Retrieved from Esabna.com:
https://www.esabna.com/euweb/awtc/lesson3_22.htm
Esab Welding & Cutting Products. (2022, 5 19). Covered Electrodes for Welding
Mild Steels. Retrieved from Esabna.com:
https://www.esabna.com/euweb/awtc/lesson3_21.htm
Esab Welding & Cutting Products. (2022, 5 19). Covered Electrodes for Welding
Mild Steels. Retrieved from Esabna.com:
https://www.esabna.com/euweb/awtc/lesson3_20.htm
Esab Welding & Cutting Products. (2022, 5 19). Covered Electrodes for Welding
Mild Steels. Retrieved from Esabna.com:
https://www.esabna.com/euweb/awtc/lesson3_19.htm
Esab Welding & Cutting Products. (2022, 5 19). Covered Electrodes for Welding
Mild Steels. Retrieved from Esabna.com:
https://www.esabna.com/euweb/awtc/lesson3_17.htm
Esab Welding & Cutting Products. (2022, 5 19). Covered Electrodes for Welding
Mild Steels. Retrieved from Esabna.com:
https://www.esabna.com/euweb/awtc/lesson3_24.htm
Esab Welding & Cutting Products. (2022, 5 19). Covered Electrodes for Welding
Mild Steels. Retrieved from Esabna.com:
https://www.esabna.com/euweb/awtc/lesson3_25.htm
Esab Welding & Cutting Products. (2022, 5 19). Covered Electrodes for Welding
Mild Steels. Retrieved from Esabna.com:
https://www.esabna.com/euweb/awtc/lesson3_26.htm
Esab Welding & Cutting Products. (2022, 5 19). Covered Electrodes for Welding
Mild Steels. Retrieved from Esabna.com:
https://www.esabna.com/euweb/awtc/lesson3_29.htm
Esab Welding & Cutting Products. (2022, 5 19). Covered Electrodes for Welding
Mild Steels. Retrieved from Esabna.com:
https://www.esabna.com/euweb/awtc/lesson3_27.htm
Esab Welding & Cutting Products. (2022, 05 19). Estimating & Comparing Weld
Metal Costs. Retrieved from Esabna.com:
https://www.esabna.com/euweb/awtc/lesson9_6.htm
Fatimah, S. (2020). Model Pemilihan Supplier Komponen Konstruksi Kapal untuk
Galangan Kapal Kecil dalam Negeri. Makassar: Departemen Teknik
Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
195
Gordo, M. L., & Manuel, J. (2017). Hull's Manufacturing Cost Structure.
Brodogradnja, 1-2.
Idris, H. (2012). Perencanaan Kebutuhan Material Elektroda pada Pembangunan
Kapal Tug Boat Harmony VIII dengan Penerapan Konsep IHOP.
Jaya, U. P. (n.d.). Sambungan Las (Perancangan Struktur Baja). Banten:
Universitas Pembangunan Jaya.
Kadam, A. V. (2015). Automatic Assembly Modeling for Product Variants using
Parametric Modeling Concept. International Journal of Engineering
Research & Technology (IJERT), 79.
Karottu, K. V., Hamada, K., Takezawa, A., & Kitamura, M. (2009). Optimization
of Block Division Using Nodal Cut Set. Ship technology Reasearch, 142-
143.
Lestari, E. S., Sabri, L. M., & Yuwono, B. D. (2014). Pembuatan Program
Perataan Parameter Jaring Poligon Dengan Menggunakan Visual Basic
For Application (VBA) Microsoft Excel. Jurnal Geodesi Undip, 339.
Marwanto, A. (2007). Shield Metal Arc Welding. Yogyakarta: Universitas
Yogyakarta.
Misliah, S. A. (2015). Model Design of Inter-ISland Ships Base on Transport
Demand and Port Facility. International Journal of Engineering Research
& Technology (IJERT), 644.
Nurfitriana, M. A. (2016). Analisa Pengaruh Pengelasan SMAW dan FCAW-SS
pada Material Low Carbon Steel Grade S355J2+N Terhadap Perubahan
Distorsi dengan Menggunakan Metode Eksperimen dan Metode Numerik.
Surabaya: Jurusan Teknologi Kelautan Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh November.
Nursalim, W. (2016). Relevansi Kompetensi Mata Pelajaran Produktif
Pengelasan di SMKN 1 Sedayu Dengan Kompetensi Las di Industri
Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Okayama, Y. (1980). The National Shipbuilding Research Program Product Work
Breakdown Structure. Los Angeles: U:S Departement of Transportation
with Todd Pacific Shipyards Corporation.
Okayama, Y. (1983). The National Shipbuilding Research Program: Integrated
Hull outfitting and painting. U:S Departement of Transportation with Todd
Pacific Shipyards Corporation.
196
pal, M. (2019). A Review of Work Breakdown and Man-Hours Estimation
Methode Used in Shipbuilding Production. International Journal of
Mechanical Engineering and Technology (IJMET), 1141-1142.
Qu, S., & Jiang, Z. (2012). The two phased method of hull block assembly
sequence planning. Advanced Materials Research Vol 421, 235-236.
Santhiarsa, I. G., & Budiarsa, I. N. (2008). Pengaruh Posisi Pengelasan dan
Gerakan Elektroda terhadap Kekerasan Hasil LasBaja SSC 41. Jurnal
Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM Vol. 2 No. 2, 108.
Sindar, A. (2018). Struktur Data dan Algoritma dengan c,c++. Serang: CV. AA.
Rizky.
Storch, R. L. (1995). Ship Production. Variland: Manufacture in the United States
of America.
Sunaryo, H. (2008). Teknik Pengelasan Kapal Jilid 1. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Sunaryo, H. (2008). Teknik Pengelasan Kapal Jilid 2. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.
Supomo, T. P. (2012). Analisa Pengaruh Variasi Elektroda Pada Pengelasan
FCAW Material BKI Grade A Terhadap Laju Korosi. Surabaya: Fakultas
Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh November.
The Procedure Handbook of Arc Welding. (1973). A Project of Volunteers in
Asia. Cleveland: The Lincoln Electric Company.
Wahyudin. (2011). Teknik Produksi Kapal. Makassar: Lembaga Kajian dan
Pengembangan Pendidikan.
Winarno, E. (2014). Pemrograman VBA untuk Excel All Version. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Wiryosumarto, H. (2000). Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta: Pradnya
Paramita.
197
LAMPIRAN
198
- Lampiran 1 gambar Lines Plan
199
- Lampiran 2 gambar Profil Construction
200
201
- Lampiran 3 gambar Shell Expansion
202
- Lampiran 5 gambar Midship Section
203