SKRIPSI
Nadhif Gahara
JAKARTA
2022 M/1444 H
OPTIMASI PERENCANAAN PIT LIMIT PENAMBANGAN
BATUBARA PT. INTERNASIONAL PRIMA COAL PIT E03
UTARA BLOK BARAT
Skripsi
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi
Teknik Pertambangan
Oleh
Nadhif Gahara
11170980000007
2022 M /1444 H
ii
LEMBAR PERNYATAAN
v
ABSTRAK
Dalam optimasi nilai pit limit berguna untuk menentukan nilai maksimum
profit dan mengoptimalkan cadangan. Semakin besar cadangan yang ditambang
semakin banyak juga profit yang diperoleh dari hasil penjualan. Untuk mencapai
hasil optimal haruslah menggunakan alat angkut yang sesuai dengan kebutuhan,
baik dari kapasitas serta jumlah unit. Penelitian ini dilakukan menggunakan
metode kuantitatif dengan perhitungan menggunakan algoritma Lerchs
Grossmann serta optimasi software pemodelan tambang, yang hasilnya berupa
design pit penambangan. Jumlah unit alat berat yang sudah diperhitungkan dengan
match factor. Setelah melakukan pengolahan dan menganalisa data hasilnya dalam
penggunaan optimasi software pemodelan tambang diperoleh value
$13,724,833.07 pada optimasi 15%. Lalu diperoleh value sebesar $13,192,815.28
dalam perhitungan metode algoritma Lerchs Grossmann. Dan design pit yang
dilakukan memperoleh value yang tidak jauh berbeda dengan hasil optimasi yaitu
$ 12,268,142.86 dimana perbedaan antara optimasi dan design kurang lebih 1.5
juta USD dikarenakan perbedaan pit shell yang terbentuk menyebabkan
overburden yang terambil cukup banyak. Hasil dari design yang dibentuk
diperoleh stripping ratio 18.65 total volume yang terambil sebanyak 210918 BCM
batubara bila diubah ke tonase sebesar 280520.94 dan 5232336 BCM yaitu
overburden. Untuk jumlah unit alat berat diperlukan yaitu 1 unit excavator Hitachi
210 dan dump truck Hino 500 untuk batubara, sedangkan untuk overburden
dibutuhkan 3 unit excavator Doosan 520 dan 12 dump truck Hino 700.
vi
ABSTRACT
In optimizing the value of the pit limit, it is useful to determine the maximum
profit value and optimize reserves greater the reserves that mined, the more profit
obtained from the sale. To achieve optimal results, one must use transportation
equipment that suits the needs, both in terms of capacity and number of units. This
research conducted using quantitative methods by processing data obtained, using
the Lerch Grossmann algorithm with excel and also optimizing mine modeling
software, the result of which is a mining pit design. And also the number of heavy
equipment units that have been calculate with the match factor. After processing
and analyzing the data, the results of mining modeling software optimization
obtained a value of $13,724,833.07 at 15% optimization. Then obtaine a value of
$13,192,815.28 in the calculation of the Lerch Grossmann algorithm method. And
the pit design that was carried out obtained a value that was not much different
from the optimization results, that $ 12,268,142.86 where the difference between
optimization and design was approximately 1.5 million USD due to differences in
the pit shell formed cause quite a lot of overburden to be taken. result of the design
that formed obtained a stripping ratio of 18.65, total volume taken was 210918
BCM of coal when converted to tonnage of 280520.94 and 5232336 BCM of
overburden. The number of heavy equipment units required is 1 Hitachi 210
excavator and a Hino 500 dump truck for coal, while for overburden using 3
Doosan 520 excavators and 12 Hino 700 dump trucks are needed.
vii
KATA PENGANTAR
1. Bapak Ir. Nashrul Hakiem, S.Si, M.T, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi
6. Orang tua dan adik tercinta yang selalu memberi dukungan dan do’a agar
dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak Sigit, Bapak Lulut, dan Bapak Andre yang senantiasa membantu
saya selama pengerjaan Tugas Akhir di PT. International Prima Coal.
viii
9. Karyawan PT. International Prima Coal selaku tempat pengambilan data
untuk Tugas Akhir.
10. Sahabat saya Vigo, Umang, Ekky, Algifar, dan Fiky yang memberikan
ide dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
11. Teman Teknik Pertambangan 2017 yang penulis sayangi dan selalu
memberi support dan dukungan yang diberikan.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan membantu
penulis dalam pengerjaan Tugas Akhir yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Nadhif Gahara
11170980000007
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN........................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
x
2.6. Batas Penambangan (Pit Limit)....................................................... 13
xi
4.1.7. Geometri Lebar Jalan ............................................................... 63
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
Gambar 4. 4 (a) Rekomendasi Lereng High Wall Penambangan, (b) Rekomendasi
Lereng Low Wall Penambangan. .......................................................................... 63
Gambar 4. 5 (a) Hasil Pit Design Optimasi 15% Tampak Atas, (b) Hasil Pit Design
Optimasi 15% Tampak Barat Daya....................................................................... 76
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR PERSAMAAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tentunya dalam perencanaan ada satu tahapan penting untuk
menentukan kelangsungan usaha tambang tersebut yakni optimasi nilai pit
limit (Waterman, 2018), fungsinya untuk mencegah pengambilan
overburden yang berlebih guna mendapatkan batas maksimum nilai SR agar
tidak terlalu besar. Penentuan dan pemilihan pit potensial merupakan
langkah awal dalam melakukan evaluasi cadangan batubara. Dengan tujuan
untuk menentukan batas penambangan (pit limit) dengan mengoptimasi
cadangan, jumlah produksi dan umur serta ekonomis suatu tambang. Untuk
menentukan batas optimal dari pit tersebut penulis menggunakan metode
algoritma Lerchs Grossmann dengan cara menentukan kelayakan tambang
dengan cukup cepat dan tidak memakan waktu dikarenakan metode ini
menggunakan gabungan dengan metode statistik jadi lebih mudah dalam
menentukan keuntungan bersih yang diperoleh. Dan juga dapat
mempertimbangkan nilai ekonomis tiap ton sumberdaya yang akan
ditambang, dari hasil perhitungan tersebut akan terbentuk pit yang
memudahkan untuk menghitung keekonomisan tambang tersebut.
Gambaran yang terbentuk bertujuan untuk tidak mengambil terlalu banyak
overburden sehingga mendapatkan SR lebih optimal untuk ditambang.
2
Tabel 1. 1 Perbandingan Penelitian Terdahulu
3
Unit Bisnis mencari nilai Lerchs software untuk
Penambangan Nikel laba yang Grossmann optimasi
Di Site Pomalaa tinggi
Sulawesi Tenggara
Di Front X
4
Grossmann Lerchs dari metode yang software
Menggunakan Grossmann digunakan pemodelan
3DMine Software
5
1.2. Rumusan Masalah
6
Perhitungan optimasi pit menggunakan metode algoritma Lerchs
Grossmann.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
alur - alur sungai, lereng bukit dan beberapa bagian jalan sepanjang
daerah penelitian. Ciri litologi satuan ini adalah batu lanau dengan
sisipan batu pasir, batu lempung dan batubara, yang dapat
disebandingkan dengan Formasi Balikpapan (S.Supriatna dan
E.Rustandi, 1995). Batu lanau: berwarna abu – abu hingga abu – abu
kehitaman, masif, bagian di dekat batubara mengandung nodul oksida
besi. Batu pasir: warna putih kecoklatan (lapuk), masif, ukuran butir
pasir halus - sedang, subrounded – rounded, kekompakan sedang,
setempat mengandung nodul oksida besi dan dibeberapa tempat
mengandung pita – pita batubara (coal strings).
9
Tabel 2. 1 Stratigrafi Regional Daerah Samarinda dan Sekitarnya
10
2.3. Pola Persebaran
11
2.4. Perencanaan Tambang
12
2.5. Perancangan (Design) Tambang
Batas akhir atau paling luar dari suatu tambang terbuka yang masih
diperbolehkan dengan kemiringan lereng yang masih aman. Metode untuk
merancang sebuah batas tambang terbuka (ultimate open pit) dapat
dibedakan oleh beberapa hal yaitu ukuran deposit, kuantitas dan kualitas
data, kemampuan analisis, dan asumsi dari seorang engineer tersebut
(Rifandy, dkk, 2018).
Menurut Rahmi dan Dedi (2019) perencanaan tambang diawali dari
didapatkannya data utama sebagai masukan seperti data geologi, kualitas
bijih, geoteknik, infrastruktur, metalurgi, dan pemasaran. Berikutnya dengan
petunjuk dan batasan dari bagian manajemen perusahaan tambang
13
dikembangkan desain penambangan kemudian rancangan penambangan
(geometri bukaan tambang) dimana didalamnya terdapat produksi alat dan
penjadwalan produksi.
Langkah pertama untuk perencanaan jangka panjang atau pendek
adalah menentukan batas dari tambang (baik terbuka maupun bawah tanah).
Batas ini menunjukkan jumlah batubara yang dapat ditambang, dan jumlah
material buangan (overburden) yang harus dipindahkan selama operasi
penambangan berlangsung. Ukuran, geometri, dan lokasi dari tambang
utama sangat penting dalam perencanaan tempat penimbunan tanah penutup
(overburden), jalan masuk, stockpile, dan semua fasilitas lain pada tambang
tersebut. Pengetahuan tambahan dari rancangan batas tambang juga berguna
dalam membantu pekerjaan eksplorasi mendatang (Waterman, 2018).
Perancangan pit merupakan proses pemodelan bentuk akhir tambang dalam
jangka waktu tertentu sesuai dengan penyebaran endapan sampai dengan pit
limit. Batas akhir penambangan (pit limit) merupakan batas wilayah layak
tambang dari cadangan. Pit limit penambangan menentukan seberapa besar
cadangan batuan yang akan ditambang. Penentuan batas akhir dari pit
penambangan sudah termasuk dalam memperhitungkan waktu dan biaya. Pit
limit adalah batas akhir atau paling luar dari suatu tambang terbuka yang
berdasarkan pertimbangan geoteknik masih diperbolehkan dengan
kemiringan dan sudut lereng tertentu.
Seperti yang dijelaskan mengenai keuntungan dapat dihitung dengan
perhitungan SR (Stripping Ratio). Stripping Ratio sendiri merupakan
perbandingan banyaknya batubara dan jumlah lapisan penutup yang harus
dipindahkan untuk memperoleh per-ton coal sesuai dengan metode
penambangan. Perhitungan SR ini kemudian dihitung dengan pendekatan
BESR (Break Even Stripping Ratio), geometri lereng penambangan, kondisi
topografi dan geologi. Ukuran dan bentuk pit itu sendiri tergantung pada
faktor ekonomi dan desain atau kendala produksi. Dengan kenaikan harga
material galian, lubang bukaan tambang akan membesar dengan asumsi
semua faktor lainnya tetap konstan (Hustrulid, 2013).
14
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙/𝑡𝑜𝑛 −𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛/𝑡𝑜𝑛
𝐵𝐸𝑆𝑅 = .............. Persamaan 1
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑝𝑠𝑎𝑛 𝑂𝐵
𝐵𝐴𝐿𝐴𝑁𝐶𝐸 −𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
𝑆𝑅 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠 = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑝𝑠𝑎𝑛 𝑂𝐵 ................................. Persamaan 2
Dasar pit atau bench paling bawah pada pit limit disebut juga pit
bottom. Kedalaman pit bottom berpengaruh pada kemantapan lereng.
Semakin kedalam pit bottom, maka semakin riskan juga keadaan lerengnya.
Lebar dari pit bottom disesuaikan dengan alat gali muat dan alat angkut yang
digunakan. Tujuannya untuk memberikan ruang bagi alat agar dapat
beroperasi secara maksimal. Tidak ada persamaan atau ketentuan baku
dalam menentukan kedalaman dan lebar pit bottom. Lebar pit bottom juga
dapat dipengaruhi oleh bentuk dari endapan batuan. Pit limit juga dapat
dipengaruhi oleh perubahan stripping ratio, naiknya biaya produksi dan
pengangkutan, nilai mineral yang ditambang, ukuran deposit serta target
produksi (Waterman, 2018).
15
Optimasi pit didefinisikan sebagai suatu istilah yang sering digunakan
dalam artian untuk menentukan batas bukaan yang paling optimal untuk
memperoleh bahan galian yang dibatasi oleh kondisi tambang dan ekonomi
(Bristol, 2006). Optimasi pit sendiri bertujuan untuk menentukan bentuk pit
yang paling memungkin memperoleh total nilai terbesar yang tertuju pada
kebutuhan akan kondisi lereng. Optimasi pit ini bekerja pada model blok
bijih atau deposit yang akan ditambang dan material disekitarnya. Model
blok yang dipilih hanya sebagian blok yang benar-benar yang berisikan
material dengan kualitas yang cukup baik untuk membuat mereka berharga
untuk ditambang. Untuk mencerminkan informasi ini setiap blok harus
diberi nilai. Dimana nilai ini harus bernilai positif untuk setiap blok bijih
yang dapat ditambang dan dapat dihitung sebagai harga jual dengan
dikurangi biaya penambangan dan biaya penggalian. Untuk blok limbah dan
blok udara, nilai ini akan menjadi nol atau nilai negatif yang mewakili biaya
penambangan blok itu sendiri. (Bristol, 2006).
a. Hitung nilai ekonomik tiap blok yaitu pendapatan nilai jual dikurangi dengan
ongkos penambangan blok tersebut, ongkos pengolahan dan ongkos G&A
(general & administrative cost = overhead). Nilai ekonomik ini kita sebut
dengan nilai pertama dari blok atau mij. Pada penampang blok (i,j) terletak
pada baris i dan kolom j.
16
b. Hitung jumlah nilai ekonomik dari tiap blok yang berada satu kolom dengan
blok (i,j). kita definisikan sebagai nilai kedua dari blok atau Mij.
𝑖
Mij = ∑ 𝑚𝑘𝑗 ............................................................... Persamaan 3
𝑘=1
c. Pada penampang kita tambahkan baris 0, lalu hitung nilai ketiga blok atau
Pij sebagai berikut
P0j = 0
Pi−1 , j − 1
Atau Pij = Mij + max { Pi , j − 1 ........................................ Persamaan 5
Pi+1 , j − 1
d. Beri tanda panah untuk menandai nilai maksimum dari blok (i,j) ke blok
(i+k,j-1). Tanda panah tersebut harus memiliki arah dari kanan ke kiri.
i. Untuk kolom pertama (j=1), buatlah Pij = Mij
ii. Pij mewakili nilai terbesar yang diperoleh daru penambangan blok
(i,j) dan semua blok diatasnya, serta blok – blok disebelah kirinya
yang telah ditandai oleh tanda panah.
e. Pilihlah jalur optimal yang akan menandai kontur permukaan tambang atau
batas penambangan dengan mencari kolom j yang memiliki nilai Pij positif
terbesar dipermukaan (baris pertama).
i. Kontur batas penambangan akan diperoleh dengan mengikuti arah
anak panak dari kanan ke kiri, mulai dari blok ini.
ii. Nilai nilai Pij dipermukaan (baris 1) semua negatif, berarti tidak ada
blok yang ekonomik untuk ditambang pada penambang yang
bersangkutan.
17
Studi kasus perancangan batas penambangan dengan metode Lerchs-
Grossmann
Diketahui:
= $ 12.000
18
Gambar 2. 3 prosedur Nomenklatur Lerchs Grossmann
Langkah 1 : hitung keuntungan kumulatif setiap kolomnya dari atas
kebawah. Setiap kolom independen terhadap kolom lainnya.
Untuk lebih jelasnya perhatikan j = 6
19
Langkah 2 : Tambahkan kolom i = 0 bernilai nol
P06 , 0
P1,7 = M1,7 + max { 16 , 20 ................................................. Persamaan 8
P
P26 , 32
P15= 12 + 32 = 44
P16 = 12 + 8 = 20
P15 = 8 + 0 =8
20
Langkah 4 : Pilih jalur optimal dibaris perama Pi,j positif terbesar
Langkah 5 : Dari gambar 2.8 didapatkan nilai paling besar dibaris pertama
sebesar 108, nilai tersebut dipilih dari nilai profit yang terbesar.
Serta blok tersebut menjadi batas pit yang optimal dengan
dilapiskan pada model blok. Bentuk pit dengan batas tersebut.
21
Langkah 6 : Melakukan perhitungan untuk menentukan profit yang diperoleh
dari model blok yang dibuat pada gambar 2.9
Diketahui :
$ 108.000
Profitabilitas rata – rata per ton = 360.000 ton = $ 0,30/ton
22
Gambar 2. 8 Bagian - Bagian Jenjang
23
bertujuan menangkap material dan cut merupakan material yang lepas dan
dapat menyebabkan longsor.
24
e. Pit Slope Geometry
Pit slope geometry disebut juga geometri kemiringan dari front
penambangan. Face angle adalah sudut lereng jenjang tunggal. Dari gambar
2.12 keterangannya adalah α untuk sudut kemiringan, C (crest), dan T (toe).
25
Gambar 2. 13 Overall Slope Angle
26
Gambar 2. 15 Interramp Slope Angle
27
Gambar 2. 17 Interramp Slope Angle dengan Satu Working Bench
28
Gambar 2. 19 Interramp Slope Angle dengan Working Bench dan Ramp
Keadaan jalan, jarak, kemiringan jalan, dan daya dukung jalan akan
sangat mempengaruhi produksi dari alat berat, terutama kemampuan dari
produksi alat angkut yang akan beroperasi. Sehingga sebelum dilaksanakan
suatu pekerjaan penggalian tanah atau pekerjaan yang menggunakan alat
29
berat diperlukan untuk mengetahui keadaan area kerja yang akan
dilaksanakan. Yang kaitannya antara lain dengan topografi dan struktur
geologi daerah tersebut, karena hal tersebut yang sangat berkaitan dengan
penentuan kemiringan jalan dan daya dukung jalan.
Dengan:
n = Jumlah jalur
Perumusan diatas digunakan untuk lebar jalan dua jalur, nilai 0.5
diartikan sebagai lebar terbesar dari alat angkut yang digunakan dari ukuran
aman masing – masing kendaraan di tepi kiri – kanan jalan. Untuk jelasnya
bisa dilihat pada gambar 2.21 berikut.
30
Sumber: Awang Suwandhi, (2004)
31
Lebar jalan angkut pada tikungan dihitung dengan rumus:
W = n (U + Fa + Fb + Z) + C ....................................... Persamaan 10
1
C = Z = 2 (U + Fa + Fb ) .............................................. Persamaan 11
Dengan:
n = Jumlah jalur
Keterangan:
32
SF : Swell factor
Keterangan:
SF : Swell factor
33
a. Kondisi Tempat Kerja
Kondisi tempat kerja akan berpengaruh terhadap penggunaan alat
mekanis, seperti alat gali-muat dan alat angkut yang bisa menghambat untuk
melakukan kegiatan produksi. Maka dari itu perlu dilakukan kegiatan
perawatan dan pengontrolan area harus dilakukan secara rutin dan berkala
agar tidak menghambat kegiatan produksi.
34
hilang dikarenakan kerusakan alat. Besarnya MA dapat dihitung
menggunakan persamaan sebagai berikut.
𝑊
𝑀𝐴 = 𝑥 100% ....................................................... Persamaan 14
𝑊+ 𝑅
Keterangan:
Keterangan:
35
Keterangan:
Keterangan:
c. Cycle Time
Waktu edar (cycle time) merupakan waktu yang ditempuh oleh alat
untuk melakukan satu kali pekerjaan, dimana waktu edar alat muat dimulai
dari saat menggali pada posisi mulai menggali kembali. Sedangkan waktu
edar alat angkut diawali dengan proses pemuatan (loading) oleh alat muat
sampai pada saat posisi dimuat kembali (Irfan, 2021).
36
b. Waktu edar alat angkut
d. Swell Factor
Pada tabel 2.3 dapat dilihat untuk beberapa material untuk menentukan
perbandingan swell factor.
37
Tabel 2. 3 Swell Factor
e. Fill Factor
38
teoritis dan dinyatakan dalam persenan (Komatsu, 2013). Untuk lebih lanjut
dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut.
f. Faktor Efisiensi
Baik 0,83
Normal 0,75
Kurang Baik 0,67
Buruk 0,58
Sumber: Tanriadjeng, 1987
Match factor dihitung untuk mengetahui jumlah dari alat muat dan alat
angkut apakah cocok atau tidak. Secara perhitungan teoritis, produktivitas
dari alat gali muat haruslah sama dengan produktivitas alat angkutnya,
39
sehingga perbandingan antara alat angkut dan alat gali muat memiliki nilai
satu (Indonesianto, 2008) yaitu:
n x nH x cL
MF = ............................................................... Persamaan 20
nL x cH
Keterangan:
MF : Match Factor
n : Banyak pengisian
Dengan ketentuan MF=1 (serasi antara alat gali muat 100% atau
mendekati 100%), MF >1 (alat muat bekerja penuh, alat angkut mempunyai
waktu tunggu), dan MF <1 (alat angkut bekerja penuh, alat muat mempunyai
waktu tunggu).
40
hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha
teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
41
BAB III
METODE PENELITIAN
Minggu Ke-
+ Jenis Kegiatan
November Desember
1 Observasi Lapangan
2 Pengambilan Data
3 Pengolahan Data
4 Penyusunan Laporan
5 Pengumpulan Laporan
42
Gambar 3. 1 Peta Lokasi Penelitian PT. International Prima Coal
43
3.2. Metode Penelitian
1. Studi Literatur
2. Observasi Lapangan
Data yang dikumpulkan pada peneltian ini berupa data primer dan
sekunder. Dilakukan dengan pengamatan di lapangan secara langsung dan
juga memperoleh data yang terdapat pada perusahaan yang diperoleh dari
pembimbing lapangan.
a. Pengamatan Lapangan
44
dilakukan oleh perusahaan yang meliputi metode penambangan yang
digunakan, proses dalam kegiatan gali-muat dan angkut batubara, dan
peralatan yang digunakan dalam kegiatan dalam kegiatan gali-muat dan
angkut batubara, serta pengamatan terhadap hambatan-hambatan dalam
kegitatan gali-muat dan angkut batubara. Bentuk dari bukaan
penambangan yang nantinya akan menjadi referensi untuk penulis dalam
perancangan bentuk tambang. Cara memperoleh hal tersebut dengan
pengamatan secara seksama saat dilakukan kegiatan penambangan dan
dilakukan pada saat orientasi lapangan.
b. Data Perusahaan
- Primer
1) Persebaran batubara yang berada di area Eagle 03 Utara. Untuk
menentukan arah dan luas persebaran digunakan bor untuk
mengetahui sususan tanah yang ada, koordinat pemboran, dan peta
untuk ploting area tersebut.
2) Harga beli atau biaya sewa yang dipergunakan oleh perusahaan.
Dalam penentuan harga dilakukan pemindahan beberapa data yang
diperlukan dari data perusahaan yang nantinya untuk
memperhitungkan ekonomi tambang yang dibentuk.
3) Waktu kerja dan ketersediaan alat gali-muat dan alat angkut
batubara. Data tersebut diperoleh dari perhitungan yang dilakukan
kontraktor secara berkala setiap harinya, data tersebut diperoleh
menggunakan stopwatch atau dengan patokan jam kerja.
45
4) Data jam hujan. Data jam hujan yang perusahaan peroleh diambil
dengan cara menghitung jam hujan harian dengan patokan waktu
atau bisa menggunakan stopwatch.
- Sekunder
1) Peta lokasi dan peta topografi area penambangan batubara yang
dilakukan perusahaan. Untuk peta diperoleh dari pengambilan
gambar dari internet dan diatur sesuai dengan area pengerjaan.
2) Titik koordinat IUP perusahaan. Koordinat diperoleh dari
pengambilan titik menggunakan total station yang dikerjaan oleh
divisi survey.
3) Target produksi batubara dan overburden. Untuk target produksi
batubara maupun tanah penutup diperoleh dari hasil laporan yang
sudah dibuat tiap tahunnya dengan sistem penambangan yang
sudah berjalan.
Tahap ini dilakukan setelah semua data baik data primer dari lapangan
maupun data sekunder terkumpul lengkap kemudian dilakukan pengolahan
terhadap data yang telah diperoleh menggunakan perangkat laptop yang
tersedia. Pengolahan dan analisis data yang dilakukan antara lain sebagai
berikut.
46
optimal dari harga jual batubara. Menggunakan bantuan dari software
pemodelan tambang dan juga excel untuk algoritma Lerchs Grossmann.
c. Perhitungan Nilai (Value)
Perhitungan yang diperoleh dari hasil penentuan pit limit sebelumnya.
Data yang dibutuhkan untuk mengetahui keuntungan dari suatu bukaan
tambang yang ditentukan dengan harga jual batubara yang dikurangi
dengan total harga penambangan dengan persamaan yang digunakan
persamaan 3 sampai persamaan 8.
d. Parameter Design Pit
Parameter desain yang dilakukan yaitu geometri jalan dan juga geometri
lereng rekomendasi dari perusahaan, yaitu tinggi, lebar, dan kemiringan
jenjang dan juga lebar jalan lurus dan tikungan. Untuk geometri jalan
dihitung menggunakan persamaan 9 sampai persamaan 11.
e. Pembuatan Design Pit
Pembuatan design dengan bantuan software pemodelan tambang untuk
mengetahui jumlah cadangan batubara yang ditambang, profit yang
diperoleh, dan juga volume batubara dan juga tanah penutup untuk
menentukan umur tambang dan juga alat yang digunakan beserta
jumlahnya.
f. Perhitungan Produktivitas Alat
Perhitungan produktivitas alat gali-muat dan alat angkut untuk pit limit
yang sudah ditentukan. Data yang dibutuhkan untuk mendapatkan nilai
produktivitas unit berupa data primer seperti jumlah ritase setiap unit,
waktu efisiensi kerja dan waktu edar (cycle time) unit gali, muat dan
angkut, dan juga menentukan banyaknya jumlah unit yang digunakan
(match factor). Perhitungan ini menggunakan persamaan 12 dan 13 untuk
produktivitas, persamaan 18 dan 19 untuk waktu edar dan persamaan 20
untuk keserasian alat.
g. Perencanaan Produksi
Perencanaan yang dilakukan dari pit yang sudah dibentuk. Data yang
dibutuhkan berupa laporan perusahaan yang berupa Physical availability
(PA), Used of Availability (UA), Effective Utilization (EU). Dan
47
menentukan Effective Working Hours (EWH), Total hari kerja, dan
rencana produksi yang dilakukan. Dengan perhitungan yang
menggunakan persamaan 14 sampai persamaan 17.
Data yang telah diolah dengan software pemodelan dan juga metode
algortima Lerchs Grossmann kemudian membuat design pit yang mengacu
dari hasil optimasi. Lalu hasil dari design yang dibentuk guna mengetahui
jumlah dari coal dan overburden yang diperoleh dari block model yang
diolah menggunakan software pemodelan tambang. Dari hal tersebut
ditentukan umur tambang yang diambil dari lama waktu excavator
overburden yang dikerjakan karena untuk waktu penambangan coal dapat
dikatakan terlalu cepat dan juga produktivitas alat dari parameter –
parameter alat dan juga kondisi yang ada di lapangan. Tidak lupa
menentukan kebutuhan alat dan fleet tambang yang akan digunakan dengan
match factor.
48
3.6. Diagram Alir
49
b. Diagram Alir Percobaan
50
BAB IV
51
Gambar 4. 1 Bentuk Persebaran Batubara Eagle 03 Utara Blok Barat
Data dari gambar 4.1 diatas merupakan persebaran batubara yang
diberikan perusahaan, data tersebut berbentuk lapisan yang didapatkan
dengan survey menggunakan trenching dengan karakteristik yang dapat
dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Pada tabel 4.1 ada beberapa istilah yaitu ADB, AR, IM dan TM
maksud dari hal tersebut akan dijelaskan. ADB atau Air-Dried Basis yaitu
analisis batubara yang dilakukan dalam keadaan kelembapan udara
52
sekitarnya yang biasanya dilakukan saat eksplorasi. Lalu AR atau As
Recived adalah analisa contoh batubara yang langsung dilakukan ketika
contoh tersebut diterima di laboratorium sehingga kandungan moisture
saat pengambilan contoh batubara sangat berpengaruh terhadap nilai
kualitas. Untuk IM dan TM masing – masing yaitu Inherent Moisture dan
Total Moisture, IM adalah analisa contoh batubara yang langsung
dilakukan ketika contoh tersebut diterima di laboratorium sehingga
kandungan moisture saat pengambilan contoh batubara sangat
berpengaruh terhadap nilai kualitas, sedangkan TM yaitu moisture yang
terkandung dalam contoh batubara yang diterima di laboratorium, yang
mana menggambarkan kandungan moisture sumber batubara yang
diambil contohnya tersebut. Untuk cadangan batubara yang ada yaitu
seperti gambar 4.1 terdapat 4 seam batubara dengan kualitas high. Total
sumberdaya yang ditemukan sebesar 369.534 Ton batubara. Dan pada
tabel 4.1 dari hasil perolehan rata – rata tersebut diperoleh dari hasil
perbandingan dengan menggunakan volume batubara tiap seam yang
diperoleh GAR sebesar 5523 Kcal/gr. Dengan kandungan sulphur 0.37%,
ash 1.69, karbon 41.56, IM dan TM dan masing – masing 17.33 dan
21.58, dan sebesar 39.41 untuk volatile.
53
Tabel 4. 2 Parameter yang Diperlukan
54
removal, Harga Pokok Produksi yang mencangkup jetty, transhipment,
dan crushing, Coal getting dan coal hauling, tax, royalty, marketing
merupakan data yang digunakan oleh perusahaan. Untuk coal getting,
coal hauling, dan ob removal adalah biaya yang diberikan oleh kontraktor
Coalindo Adi Perkasa yang sepenuhnya mengurus penambangan.
Coal Overburden
OPT SR Margin
BCM Tonase BCM
55
Dari hasil yang telah diperoleh akan dijadikan dasar dalam
pembuatan pit design untuk penambangan yang akan dilakukan dengan
bentuk seperti berikut.
56
4.1.4. Optimasi Batas Tambang
1) Buat blok – blok sesuai data geologi dan bahan galian setelah itu
memasukan nilai – nilai sesuai dengan material yang terdapat
didalamnya yang nantinya akan menjadi 2 macam blok, yaitu blok
overburden dan blok coal. Lalu memasukan model blok ekonomi yang
telah dibentuk kedalam blok – blok yang telah dibuat Untuk lebih rinci
dapat dilihat pada tabel 4.4 untuk ekonomi per ton untuk coal dan per
bcm untuk overburden.
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 $ (44.67) $ (29.49) $ (11.84) $ (23.11) $ (3.78) $ 41.04 $ 44.61 $ (56.61) $ (14.23) $ (4.38)
2 $ (134.11) $ (129.64) $ (39.38) $ (154.09) $ 3.61 $ 260.78 $ 399.19 $ (155.86) $ (85.91) $ (72.30)
3 $ (401.79) $ (400.84) $ (17.12) $ (304.98) $ (28.45) $ 604.68 $ 994.40 $ (290.72) $ (315.58) $ (290.29)
4 $ (403.65) $ (403.90) $ (115.33) $ (156.28) $ (6.16) $ 696.29 $ 1,361.64 $ (98.52) $ (323.41) $ (298.89)
5 $ (403.65) $ (403.90) $ (337.33) $ 67.66 $ (98.82) $ 589.17 $ 1,379.54 $ 109.20 $ (323.41) $ (298.89)
6 $ (403.65) $ (403.90) $ (403.80) $ 132.81 $ (400.78) $ 622.32 $ 1,392.24 $ 354.82 $ (323.41) $ (298.89)
7 $ (403.65) $ (403.90) $ (403.80) $ 132.73 $ (403.87) $ 307.57 $ 1,423.53 $ 623.81 $ (323.41) $ (298.89)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 $ (44.67) $ (29.49) $ (11.84) $ (23.11) $ (3.78) $ 41.04 $ 44.61 $ (56.61) $ (14.23) $ (4.38)
2 $ (178.78) $ (159.13) $ (51.22) $ (177.21) $ (0.18) $ 301.81 $ 443.80 $ (212.47) $ (100.15) $ (76.68)
3 $ (580.57) $ (559.96) $ (68.34) $ (482.18) $ (28.62) $ 906.49 $ 1,438.20 $ (503.19) $ (415.72) $ (366.97)
4 $ (984.22) $ (963.87) $ (183.67) $ (638.46) $ (34.78) $ 1,602.78 $ 2,799.84 $ (601.71) $ (739.13) $ (665.87)
5 $ (1,387.86) $ (1,367.77) $ (520.99) $ (570.80) $ (133.60) $ 2,191.95 $ 4,179.38 $ (492.51) $ (1,062.54) $ (964.76)
6 $ (1,791.51) $ (1,771.67) $ (924.80) $ (437.99) $ (534.39) $ 2,814.27 $ 5,571.62 $ (137.69) $ (1,385.95) $ (1,263.66)
7 $ (2,195.16) $ (2,175.58) $ (1,328.60) $ (305.26) $ (938.25) $ 3,121.84 $ 6,995.15 $ 486.12 $ (1,709.35) $ (1,562.55)
57
3) Jumlahkan blok ekonomi dengan nilai tertinggi pada 3 blok yang
terdapat dikolom sebelumnya. Langkah ini bertujuan untuk
menentukan batas dari penambangan yang akan dilakukan karena pada
langkah ini akan mengetahui nilai tertinggi pada tiap baris dan kolom
yang telah digunakan (Persamaan 7) dapat dilihat pada tabel 4.6
berikut :
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 -$44.67 -$29.49 -$11.84 -$23.11 -$3.78 $41.04 $342.64 $1,270.38 $2,596.60 $3,786.40
2 -$178.78 -$203.79 -$80.70 -$189.04 -$23.29 $298.03 $1,327.00 $2,610.84 $3,790.78 $4,855.34
3 -$580.57 -$738.74 -$272.13 -$562.89 -$217.67 $883.20 $2,823.31 $3,890.93 $4,932.02 $5,743.07
4 -$984.22 -$1,544.44 -$922.41 -$910.60 -$597.67 $1,385.11 $4,394.12 $5,347.74 $6,110.04 $6,899.12
5 -$1,387.86 -$2,351.99 -$2,065.43 -$1,493.21 -$1,044.20 $1,594.28 $5,949.45 $6,849.17 $7,564.99 $6,900.63
6 -$1,791.51 -$3,159.54 -$3,276.78 -$2,503.42 -$2,027.60 $1,770.07 $7,341.68 $8,627.53 $7,865.39 $6,601.74
7 -$2,195.16 -$3,967.09 -$4,488.13 -$3,582.04 -$3,441.67 $1,094.24 $8,765.22 $9,251.34 $7,541.98 $6,302.84
Parameter Satuan
58
Lebar berm 3 meter
59
menggunakan lebar 15 meter. Hal ini untuk jalan tidak adanya masalah
pada lebar jalan yang digunakan.
60
b. Lereng Low Wall
61
Dimana nilai kedua FK tersebut dapat dikatakan kurang aman sesuai
dengan Kepmen ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 bila diterapkan pada
design pit yang terbentuk dan alangkah baik dilakukan pembuatan lereng
ulang untuk penambangan. Dengan jenis longsoran busur, asumsi
longsoran busur dikarenakan tidak adanya data sesar dan kekar yang
diketahui pada daerah penelitian.
62
b. Rekomendasi Lereng Low wall
63
minimal yang telah diperhitungkan, untuk kendaraan terbesar yang
melintasi jalan tersebut adalah DT Hino 700 dengan perhitungan
(Persamaan 9) sebagai berikut:
L2 arah = 8.89
Diketahui:
Wt : 2.54 m
1
C=Z= (1.97 + 1.4 + 0.79 )
2
C = Z = 2.08
W = 14.56
Diketahui:
n : 2 arah
U : 1.97 m
Fa : 1.4 m
Fb : 0.79 m
Untuk lebar jalan lurus minimal diperlukan 8.89 meter dan PT. IPC
menggunakan lebar 10 meter untuk jalan lurusnya. Sedangkan jalan pada
tikungan lebar minimal diperlukan 14.56 meter dan perusahaan
mengguanakan lebar 15 meter. Hal ini untuk jalan tidak adanya masalah
pada lebar jalan yang digunakan.
64
4.1.8. Estimasi Cycle Time Alat
a. Excavator
Data waktu edar alat gali muat (Persamaan 20) 1 unit excavator
yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan dilapangan. Unit yang
digunakan berjenis Hitachi 210 untuk coal getting. Waktu edar rata – rata
yang telah diperoleh sebesar 22.5 detik untuk satu kali cycle. Sedangkan
unit untuk waste removal yang digunakan berjenis Doosan 520. Waktu
edar rata – rata yang telah diperoleh sebesar 21.6 detik untuk satu kali
cycle.
b. Dump Truck
Data waktu edar alat angkut (Persamaan 21) 1 unit dump truck yang
diperoleh dari pengamatan yang dilakukan dilapangan dan dibandingkan
dengan jarak dari daerah penelitian. Unit yang digunakan yaitu Hino 500
untuk coal getting. Waktu edar rata – rata yang telah diperoleh sebesar
76.23 menit detik untuk satu kali cycle. Dan unit untuk waste removal
yang digunakan yaitu Hino 700. Waktu edar rata – rata yang telah
diperoleh sebesar 12.19 menit untuk satu kali cycle.
a. Excavator Coal
3600
𝑄 = 0.91 𝑥 90 𝑥 0.74 𝑥 0.67 𝑥 1.3
22.5
65
𝑄 = 84.46 Ton/jam
Densitas : 1.3
b. Excavator Overburden
3600
𝑄 = 3.6 𝑥 110 𝑥 0.85 𝑥 0.67
21.6
𝑄 = 375.87 BCM/jam
66
60
𝑄 = 12 𝑥 11.2 𝑥 90 𝑥 0.74 𝑥 0.67 𝑥 1.3
76.23
𝑄 = 61.36 Ton/jam
Densitas : 1.3
60
𝑄 = 8 𝑥 18 𝑥 90 𝑥 0.85 𝑥 0.67
12.19
𝑄 = 444.01 BCM/jam
Kapasitas bucket : 18 m3
67
4.1.10. Perhitungan Match Factor
Faktor keserasian adalah nilai keserasian kerja antara alat angkut dan
alat muat yang digunakan, terdapat dua material yang berbeda yaitu OB dan
coal. Berikut perhitungan match factor (Persamaan 22) tiap material:
12 x 17 x 0.37
MF =
1 x 76.23
MF = 0.99
8 x 4 x 0.36
MF =
1 x 12.19
MF = 0.94
68
4.1.11. Ketersediaan Alat
Ketersediaan unit dari alat gali, muat dan angkut berdasarkan data
yang diperoleh dari PT CAP pada bulan November 2021. Nilai
Ketersediaan unit gali, muat dan angkut terdiri dari Physical Availability
(PA), Use of Availability (UA) dan Effective Utilization (EU). Adapun
pengelompokan nilai untuk menentukan ketersediaan alat dari mulai baik,
sedang, kurang baik, sampai buruk. Nilai 83% - 92% masuk ke kategori
baik, 75% - 83% dikatakan kategori sedang, lalu rentang nilai 67% - 75%
adalah kondisi kurang dan jika nilai kurang dari 67% maka dikatakan ke
kategori buruk (Partanto,1993). Dari memperhitungkan ketersediaan unit
secara aktual diperoleh nilai – nilai sebagai berikut:
69
untuk ketersediaan dari masing – masing alat termasuk kategori sedang
dan buruk. Hal ini dikarenakan cuaca penghujan yang sering terjadi
menjelang akhir tahun yang cukup menghambat produksi harian.
a. Hari Kerja
Total hari kerja yang diterapkan oleh PT. International Prima Coal
berjumlah 357 hari per tahunnya. Dikarenakan ada 8 tanggal merah yang
diterapkan yaitu hari besar untuk Agama dan juga tanggal merah untuk
hari Nasional. Dan juga untuk dihari minggu hanya menjalankan 1 shift
yang dimana hari lainnya menjalankan 2 shift. Bila dihitung perbulannya
maka diperoleh 27.5 hari
b. Jam Kerja
70
yang menjadi kendala dalam produksi. Faktor kendala antara lain faktor
cuaca, jam istirahat, pergantian shift, dan beberapa hal lainnya. Dari
beberapa faktor penghambat produksi tersebut mengakibatkan jam kerja
menjadi tidak full dan mengurangi waktu efektif saat bekerja. Berikut
penjelasan jam kerja yang ada di PT. IPC.
= 660 Jam
- Slippery
Waktu tunggu yang disebabkan cuaca yang tidak dapat dihindari
adalah karena hujan, karena menyebabkan jalan tambang menjadi licin
dan tidak aman saat beroperasi. Pada bulan november 2021 data curah
hujan sebesar 83.6 jam dan adanya waktu tunggu setelah hujan yang
digunakan selama 1 jam untuk memulai beroperasi kembali. Bila
menggunakan perhitungan jam slippery yang diperoleh sebagai berikut:
= 111.13 Jam
- Delay
71
o Waktu Istirahat
= 41.5 Jam
o Pergantian Shift
= 18.3 Jam
o Ibadah Jumat
Pada hari jumat tidak bisa dihindarkan untuk sholat jumat di masjid
terdekat dikarenakan mayoritas orang di lokasi beragama muslim. Durasi
waktu yang digunakan per hari diperlukan 1 jam dan hari jumat pada tiap
bulan ada 4 – 5 hari, bila dibuat perhitungan maka sebagai berikut:
= 4.5 Jam
- Safety Talk
Setiap shift baik pagi maupun malam melakukan safety talk yang
hanya memakan waktu 15 menit. Hal ini penting untuk menghindari
adanya kecelakaan saat bekerja. Untuk perharinya memakan waktu 30
menit, untuk perhitungannya sebagai berikut:
= 13.75 Jam
72
- Repair Loading Point
Perbaikan loading point adalah salah satu hal yang harus dilakukan,
guna memudahkan alat muat dan angkut dalam beroperasi. Untuk
perbaikan memakan waktu 1 jam tiap shift jadi memakan waktu 2 jam per
hari. Untuk perhitungannya sebagai berikut :
= 55 Jam
= 244.18 Jam
Jam kerja efektif yang yang diperoleh merupakan hasil dari jam
kerja tersedia yang sudah dikurangi dengan total delay time. Untuk
perhitungan tersebut melihat pada total effective utilization yang
diperoleh dari data perusahaan. Perhitungannya sebagai berikut:
= 415.82 jam/bulan
𝐸𝑊𝐻
𝐸𝑊𝐻𝑑𝑎𝑦 =
Jam Kerja 1 bulan
= 15.12 jam/hari
73
Didapatkan dari perhitungan diatas bahwa 1 hari kerja memiliki
waktu kerja efektif selama 15.12 jam dalam sehari bila dihitung per shift
diperoleh 7,5 jam tiap shift.
4.2. Pembahasan
74
overburden akan dibuat nilai negatif dan untuk pemasukan atau
penambangan coal akan dibuat nilai positif. Yang dapat dilihat dari tabel
4.4 sampai dengan tabel 4.6 yang dapat digambarkan bentuk perancangan
atau design pit outline. Berdasarkan penambangan nilai yang positif dan
jumlah batubara yang telah ditetapkan pada tabel 4.6 yang berjumlah
$14,384,804.47 kemudian menentukan blok dengan nilai net value pada
jumlah kolom pada bagian kanan dari pit limit yang telah ditentukan dari
optimasi.
Pembuatan final pit design dapat dilihat pada tabel 4.7 merupakan
parameter – parameter dalam pembuatan desain penambangan. Dan
dalam pembuatan desain berikut mengacu pada bentuk tambang aktual
yang dilakukan perusahaan dan dari hasil optimasi yang telah dilakukan
menggunakan software pemodelan dan hasil algoritma Lerchs
Grossmann. Dengan hasil sebagai berikut:
a. Tampak Atas
75
b. Tampak Barat Daya
Gambar 4. 5 (a) Hasil Pit Design Optimasi 15% Tampak Atas, (b)
Hasil Pit Design Optimasi 15% Tampak Barat Daya
Pada gambar 4.5 bagian (a) menunjukan bentuk pit penambangan
tampak dari atas, sedangkan untuk bagian (b) tampak bagian dari arah
selatan. Gambar tersebut menunjukan beberapa parameter yang
sebelumnya dijelaskan pada tabel 4.7 sebelumnya. Dilihat dari daerah
penelitian dengan peta topografi yang ada pada gambar merupakan
daerah yang didominasi oleh perbukitan dan juga dataran yang dapat
dilihat pada lampiran. Dari hasil report pit penambangan tersebut
diperoleh pada tabel 4.8 berikut:
76
Pada tabel 4.9 dapat diperhatikan perolehan volume hasil report
dari pit design berdasarkan algortima Lerchs Grossmann. Dari tabel dapat
dilihat total coal yang diperoleh sebesar 210918 bcm yang diubah ke
tonase menjadi 280520.94 dan untuk volume overburden diperoleh
sebesar 5232336 bcm. Dari hasil tersebut diperoleh stipping ratio 1 :
18,65 dan value sebesar 12,268,142.86 USD.
77
4.2.3. Analisa Produktivitas Alat
78
yang diperlukan sedikit karena jarak antara front penambangan dengan
disposal yang tidak terlalu jauh berbeda dengan jetty yang jaraknya cukup
jauh.
b. Perencanaan Penambangan
Pada rencana produksi oleh PT. International Prima Coal pada pit
penambangan yang terletak pada Eagle 03 Utara bagian barat yang
menggunakan excavator Hitachi 210 untuk coal dan excavator Doosan
520 untuk overburden, sedangkan untuk alat angkut menggunakan dump
truck Hino 500 untuk coal dan dumpt truck Hino 700 untuk overburden
dari hasil perhitungan yang sebelumnya dilakukan dalam penentuan
ketersediaan alat lalu jam dan hari kerja yang dapat dilihat pada hasil
penelitian. Dan untuk desain penambangan yang telah dibuat sebelumnya
(dapat dilihat pada gambar 4.5). Berikut adalah rencana produksi untuk
setiap alat yang dapat dilihat pada tabel 4.11 untuk penjelasan alat gali-
muat dan tabel 4.12 untuk penjelasan alat angkut berikut:
79
Pada tabel 4.11 dan tabel 4.12 menunjukan untuk pemakaian
jumlah unit untuk coal menggunakan 1 fleet dimana membutuhkan 1 unit
excavator Hitachi 210 dan dipasangkan dengan 17 unit dump truck Hino
500. Sedangkan untuk kebutuhan alat pada material overburden
memerlukan 3 unit excavator Doosan 520 dengan 12 unit dump truck
Hino 700 dimana tiap 1 excavator dipasangkan dengan 4 unit dump truck.
Untuk produksi alat gali muat perharinya pada material coal
memproduksi sebanyak 1277,043 Ton perhari dan untuk material
overburden sebesar 14587,776 BCM. Sedangkan produksi untuk alat
angkut pada material coal memproduksi sebanyak 15773,123 Ton perhari
dan material overburden memproduksi dalam sehari sebesar 68929,934
BCM. Bila mengikuti volume dari material overburden maka umur
tambang yang dikerjakan selama 1.08 tahun atau setara dengan 12,96
bulan penambangan.
80
BAB V
5.1. Kesimpulan
Hasil analisis dan perhitungan dari data yang telah diperoleh maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
81
3. Produktivitas tiap alat gali muat sebesar 84.46 Ton/jam untuk Hitachi
210 dan Doosan 520 sebesar 321.6 BCM/jam. Sedangkan untuk alat
angkut Hino 500 sebesar 61.36 Ton/jam dan 379.90 BCM/jam untuk
Hino 700. Dari perhitungan produktivitas diperoleh match factor
sebesar 0.99 untuk coal dimana 1 excavator dipasangkan dengan 17
dumptruck yang disebabkan karena jarak yang cukup jauh dari area
penambangan ke pelabuhan yang disebabkan stockpile yang kurang
dipergunakan dan menggunakan 1 fleet pada penambangan. Dan untuk
overburden diperoleh match factor sebesar 0.94 dengan 1 excavator
yang dipasangkan dengan 4 dumptruck dan membutuhkan 3 fleet pada
penambangan. Dengan waktu penambangan selama 1.08 tahun atau
setara dengan 12,96 bulan.
5.2. Saran
82
DAFTAR PUSTAKA
Hustrulid, W., Kuctha, M., Martin, R. 2013. Open Pit Mine Planning and
Design Volume 1 Fundamental Third Edition. Leiden. Balkema.
Menteri ESDM. 2018. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Minerel
Republik Indonesia Nomor 1827 K/30/MEM/2018 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik.
83
Acuan Desain Pit Weekly Di Area Sm –A3 Pt. Sims Jaya Kaltim Site
Pt. KidecoJaya Agung kalimantan Timur. Jurusan Teknik
Pertambangan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya.
Yulanda, Y.A., Toha, M.T., Sjarkowi, F.. 2020. Optimasi Stripping Ratio
Dengan Metode Discounted Cash Flow Pada Project Pltu Mulut
Tambang. Jurnal Pertambangan. Palembang.
84
LAMPIRAN
85
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A.
a. Report overburden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-20.0 -> -10.0 237440 237590 237530 237450 237570 233240 219250 204720 190240 175820
-10.0 -> 0.0 237440 237590 237530 237450 237570 233240 219250 204720 190240 175820
0.0 -> 10.0 237440 237590 237530 237450 237570 233240 219250 204720 190240 175820
10.0 -> 20.0 237440 237590 237530 237450 237570 233240 219250 204720 190240 175820
20.0 -> 30.0 236347 235787 235307 235202 235277 231015 216315 200518 185633 170761
30.0 -> 40.0 78890 76259 77723 90643 104921 104976 110061 91683 50536 42528
40.0 -> 50.0 22961 16692 6864 13564 27940 28976 33673 33059 8373 2578
50.0 -> 60.0 3313 653 99 32 3430 3879 3203 243 0 0
86
b. Report coal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-20.0 -> -10.0 0 0 0 6084 0 7986 20374 11023 0 0
-10.0 -> 0.0 0 0 0 6085 35 11556 20019 7972 0 0
0.0 -> 10.0 0 0 754 5346 3460 11180 19875 5186 0 0
10.0 -> 20.0 0 0 3272 2806 4511 12395 19672 2830 0 0
20.0 -> 30.0 0 0 4343 1076 4214 11313 15450 569 0 0
30.0 -> 40.0 0 0 1052 0 2064 4982 6650 0 0 0
40.0 -> 50.0 0 0 0 0 562 1038 1126 0 0 0
50.0 -> 60.0 0 0 0 0 0 61 91 0 0 0
87
Lampiran B
Peta Topografi
88
Lampiran C.
Peta IUP
89
Lampiran D.
Harga Batubara
5.523 − 6322
𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑒𝑑 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 = $ 121.47 x (1 + )
6322
90
Lampiran E.
Spesifikasi Alat
Brand : Hitachi
Brand : Doosan
Brand ; Hino
91
Brand : Hino
92