Anda di halaman 1dari 130

OPTIMASI KINERJA ALAT BOR HYDRAULIC CRAWLER

ROCKDRILL POWERROC ATLAS COPCO T25 DALAM


MENCAPAI TARGET PRODUKSI PADA TAMBANG BATU
ANDESIT DI PT. MUSIKA PURBANTARA UTAMA,
KECAMATAN RUMPIN, BOGOR, JAWA BARAT

SKRIPSI

Dinda Angelia Biya

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022 M / 1443 H
OPTIMASI KINERJA ALAT BOR HYDRAULIC CRAWLER ROCKDRILL
POWERROC ATLAS COPCO T25 DALAM MENCAPAI TARGET
PRODUKSI PADA TAMBANG BATU ANDESIT DI PT. MUSIKA
PURBANTARA UTAMA, KECAMATAN RUMPIN, BOGOR, JAWA
BARAT

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik


Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

Dinda Angelia Biya


11170980000009

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022 M / 1443 H
LEMBAR PERNYATAAN

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul
“Optimasi Kinerja Alat Bor Hydraulic Crawler Rockdrill PowerRoc Atlas
Copco T25 Dalam Mencapai Target Produksi Pada Tambang Batu Andesit di
PT. Musika Purbantara Utama, Kecamatan Rumpin, Bogor, Jawa Barat”.
Adapun tujuan disusunnya skripsi ini adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan
Program Sarjana (S1) di Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini tentu
tidak dapat diselesaikan tanpa bimbingan, dukungan dan do’a dari berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Nashrul Hakiem, S.Si., M.T., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Ambran Hartono, M.Si, selaku Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Ahmad Fauzan Haryono, M.T, selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak
A. Silvan Erusani, S.T.,M.Sc selaku Dosen Pembimbing II yang selalu
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Orang tua dan keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan dan do’a
terbaik yang tidak pernah terputus kepada penulis agar skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Novindra, S.T selaku Kepala Teknik Tambang di PT. Musika
Purbantara Utama.
7. Bapak Kadek Putra, S.T dan Bapak Iin Gaosul Alam, S.T selaku pembimbing
lapangan di PT. Musika Purbantara Utama yang telah memberikan kesempatan

iv
dan senantiasa membantu penulis dengan memberikan arahan saat melakukan
penelitian di lapangan.
8. Bapak Dede selaku Kepala Gudang Handak dan Bapak Ending selaku Juru
Ledak di PT. Musika Purbantara Utama yang telah banyak memberikan ilmu
dan pengalaman tentang kegiatan pemboran yang ada di area penambangan.
9. Seluruh pekerja di PT. Musika Purbantara Utama yang telah memberikan
banyak ilmu sehingga sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
10. Abdul Rahman yang selalu membantu, memberikan support serta selalu
mendengarkan keluh kesah penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Syifa ‘Aini Azzahra selaku sahabat serta rekan seperjuangan Tugas Akhir yang
selalu siap membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Aulia Rahmawati, Sofiatul Mardhiah dan Safitri Ayu Anjani selaku sahabat
yang selalu memberikan support kepada penulis.
13. Seluruh teman-teman Angkatan 2017 yang berjuang bersama dan selalu
memberikan dukungan satu sama lain dalam penyelesaian Tugas Akhir.
14. Keluarga besar Himpunan Tambang (HITAM) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang selalu saya banggakan.
15. Teruntuk teman di luar kampus, kepada Devi Tri Puspitasari, Esty Mayang
Putri dan Anissya Puspa Yusita. Terimakasih atas dukungan dan do’anya
kepada penulis, sehingga penulis selalu semangat dalam menyelesaiakan
skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih serta mendoakan agar Allah


SWT. membalas semua kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah membantu
penulis. Dan penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membacanya.
Jakarta, 6 Juli 2022
Penulis,

Dinda Angelia Biya


NIM : 11170980000009

v
ABSTRAK

Kegiatan pemboran di PT. Musika Purbantara Utama hanya menggunakan 1 (satu)


unit alat bor yaitu Hydraulic Crawler Rockdrill PowerRoc Atlas Copco T25. Target
produksi yang direncanakan pada kegiatan pemboran perbulannya sebesar 30.000
BCM. Tetapi, pada kondisi aktualnya produksi yang tercapai pada bulan Juli 2021
hanya sebesar 18.470 BCM dengan biaya produksi aktualnya sebesar
Rp.4.494,45/BCM. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan
produktivitas alat bor dalam mencapai target produksi. Dilakukan upaya perbaikan
pada kedalaman lubang 7 meter dan 14 meter dengan waktu pemboran dan waktu
flushing yang sudah dioptimalkan, serta jarak burden dan spacing yang sudah
sesuai dengan geometri plan pada lokasi Blok 1 dan Blok 2 serta tidak adanya waktu
untuk mengatasi hambatan (delay time) pada saat kegiatan pemboran berlangsung.
Sehingga, setelah dilakukan upaya perbaikan produksi yang dihasilkan perbulan
sebesar 30.000 BCM dengan biaya produksi sebesar Rp.3.006,88/BCM. Maka,
peningkatan produksi alat bor yang dihasilkan sebesar 62% dari hasil produksi
aktualnya dan penghematan biaya produksi yang dihasilkan sebesar 33% dari biaya
produksi aktualnya.

Kata Kunci : Alat Bor, Biaya Operasional Pemboran, Target Produksi

vi
ABSTRACT

Drilling Activities at PT. Musika Purbantara Utama only uses 1 (one) drill tool,
namely the Hydraulic Crawler Rockdrill PowerRoc Atlas Copco T25. The planned
production target for drilling activities per month is 30,000 BCM. However, in
actual conditions the production achieved in July 2021 was only 18,470 BCM with
the actual production cost of Rp.4.494,45/BCM. Therefore, this study aims to
optimize the productivity of drill tools in achieving production targets. Efforts were
made to improve the drill hole depths of 7 meters and 14 meters with optimized
drilling time and flushing time, as well as burden distance and spacing that were in
accordance with the geometry plan at the Block 1 and Block 2 locations and there
was no time to overcome obstacles (delay time) during the drilling activity. So, after
making efforts to improve the production that is produced per month is 30,000 BCM
with a production cost of Rp.3.006,88/BCM. Thus, an increase in the production of
drilling tools produced by 62% of the actual production results and the resulting
savings in production costs of 33% of the actual production costs.

Keyword : Drill Tool, Drilling Operational Cost, Production Target

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR PERSAMAAN .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
DAFTAR SIMBOL............................................................................................... xv
DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5
2.1 Keadaan Geologi ...................................................................................... 5
2.1.1 Geomorfologi ......................................................................................... 5
2.1.2 Geologi Regional .................................................................................... 5
2.1.3 Struktur Geologi ..................................................................................... 7
2.2 Iklim dan Curah Hujan ............................................................................. 9
2.3 Pemboran .................................................................................................. 9
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Pemboran ...................... 10
2.4.1 Kekerasan Batuan ................................................................................. 10
2.4.2 Kuat Tekan Batuan ............................................................................... 10
2.4.3 Geometri dan Pola Pemboran ............................................................... 11
2.4.4 Umur dan Kondisi Alat Bor ................................................................. 13
2.4.5 Keterampilan Operator Alat Bor .......................................................... 15

viii
2.5 Estimasi Kemampuan Produksi Kinerja Alat Bor .................................. 15
2.5.1 Perhitungan Waktu Siklus Pemboran (Cycle Time) ............................. 15
2.5.2 Laju Penembusan (Penetration Rate) ................................................... 16
2.5.3 Perhitungan Kecepatan Pemboran ........................................................ 16
2.5.4 Volume Setara ...................................................................................... 17
2.5.5 Efisiensi Kerja ...................................................................................... 18
2.5.6 Produktivitas Pemboran........................................................................ 18
2.6 Perhitungan Biaya Pemboran ................................................................. 19
2.6.1 Biaya Operasional Pemboran ............................................................... 19
2.7 Distribusi Frekuensi ............................................................................... 20
2.8 Implementasi Ayat Al – Qur’an Terhadap Penelitian ............................ 21
BAB III METODELOGI PENELITIAN .............................................................. 23
3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan ................................................................... 23
3.2 Metode Penelitian ................................................................................... 25
3.3 Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 31
4.1 Hasil Penelitian....................................................................................... 31
4.1.1 Jadwal Waktu Kerja.............................................................................. 32
4.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Pemboran ................................ 33
4.1.3 Kemampuan Produksi Kinerja Alat Bor ............................................... 38
4.1.4 Biaya Operasional Pemboran ............................................................... 45
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 57
4.2.1 Perbaikan Terhadap Laju Penembusan (Penetration Rate).................. 57
4.2.2 Perbaikan Terhadap Waktu Pemboran (Boring Time) ......................... 58
4.2.3 Perbaikan Terhadap Delay Time Pemboran ......................................... 59
4.2.4 Pencapaian Kedalaman Lubang Ledak dan Perbaikan Cycle Time ...... 60
4.2.5 Perbaikan Kecepatan Pemboran (Drilling Rate) .................................. 61
4.2.6 Perbaikan Volume Setara ..................................................................... 61
4.2.7 Hasil Perbaikan Adanya Peningkatan Produktivitas Alat Bor ............. 63
4.2.8 Perbaikan Biaya Operasional Alat Bor ................................................. 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 66
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 66
5.2 Saran ....................................................................................................... 66

ix
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68
LAMPIRAN .......................................................................................................... 71

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Stratigrafi Regional Bogor .................................................................. 6


Gambar 2.2 Peta Geologi PT. Musika Purbantara Utama ...................................... 8
Gambar 2.3 Metode Pemboran Rotary-Percussive Drilling ................................. 10
Gambar 2.4 Geometri Pemboran........................................................................... 12
Gambar 2.5 Pola Pemboran Pada Tambang Terbuka ........................................... 13
Gambar 3.1 Peta Lokasi PT. Musika Purbantara Utama ...................................... 24
Gambar 3.2 Pengukuran Kedalaman Lubang ....................................................... 26
Gambar 3.3 Diagram Alir Penelitian .................................................................... 30
Gambar 4.1 Alat Bor Hydraulic Crawler Rockdrill PowerRoc Atlas Copco T25 31
Gambar 4.2 Lokasi Pemboran Blok 1 ................................................................... 32
Gambar 4.3 Lokasi Pemboran Blok 2 ................................................................... 32
Gambar 4.4 Geometri Pemboran........................................................................... 35
Gambar 4.6 Grafik Laju Penembusan vs Kuat Tekan Batuan .............................. 57
Gambar 4.7 Delay Time Pada Saat Waktu Siklus Pemboran ................................ 60
Gambar 4.7 Penandaan Titik Lubang Ledak di Setiap Lokasi Pemboran ............ 62
Gambar 4.8 Grafik Peningkatan Produksi Alat Bor.............................................. 63
Gambar 4.9 Grafik Penurunan Biaya Produksi Alat Bor ..................................... 65

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 1


Tabel 2.1 Klasifikasi Kuat Tekan Batuan ............................................................. 11
Tabel 3.1 Rincian Waktu Kegiatan ....................................................................... 23
Tabel 4.1 Jadwal Waktu Kerja Tersedia ............................................................... 33
Tabel 4.2 Sifat Batuan di Lokasi Penelitian .......................................................... 34
Tabel 4.3 Perbandingan Geometri Aktual dan Rencana ....................................... 35
Tabel 4.4 Hambatan Terhadap Waktu Kerja Pemboran ....................................... 35
Tabel 4.5 Ketersediaan Alat Bor Hydraulic Crawler Rockdrill PowerRoc Atlas
Copco T25 ............................................................................................................. 37
Tabel 4.6 Cycle Time Pada Lokasi Blok 1 ............................................................ 38
Tabel 4.7 Cycle Time Pada Lokasi Blok 2 ............................................................ 38
Tabel 4.8 Hasil Produktivitas Alat Bor Aktual ..................................................... 44
Tabel 4.9 Hasil Perbaikan Adanya Peningkatan Produktivitas Alat Bor .............. 45
Tabel 4.10 Rincian Biaya Operasional Pemboran Aktual .................................... 49
Tabel 4.11 Rincian Perbaikan Biaya Operasional Pemboran ............................... 55
Tabel 4.12 Laju Penembusan (Pr) Aktual dan Sesudah Perbaikan ....................... 58
Tabel 4.13 Boring Time (Bt) Aktual dan Sesudah Perbaikan ............................... 59
Tabel 4.14 Perbaikan Waktu Siklus Alat Bor (Cycle Time) ................................. 61
Tabel 4.15 Kecepatan Pemboran Aktual dan Sesudah Perbaikan......................... 61
Tabel 4.16 Volume Setara Aktual dan Sesudah Perbaikan ................................... 62
Tabel 4.17 Produktivitas Aktual dan Sesudah Perbaikan ..................................... 63
Tabel 4.18 Hasil Perbaikan Biaya Produksi Pemboran ........................................ 64

xii
DAFTAR PERSAMAAN

(Persamaan 2.1) Perhitungan Nilai Ketersediaan Mekanik (MA) ........................ 14


(Persamaan 2.2) Perhitungan Nilai Ketersediaan Fisik (PA) ................................ 14
(Persamaan 2.3) Perhitungan Penggunaan Efekftif (EU) ..................................... 14
(Persamaan 2.4) Perhitungan Pemakaian Ketersediaan (UA)............................... 15
(Persamaan 2.5) Perhitungan Waktu Siklus Pemboran ........................................ 15
(Persamaan 2.6) Perhitungan Laju Penembusan (Pr) ............................................ 16
(Persamaan 2.7) Perhitungan Laju Penembusan (Pr) ............................................ 16
(Persamaan 2.8) Perhitungan Kecepatan Pemboran (Gdr) ................................... 17
(Persamaan 2.9) Perhitungan Kecepatan Pemboran (Dr) ..................................... 17
(Persamaan 2.10) Perhitungan Volume Setara...................................................... 17
(Persamaan 2.11) Perhitungan Efisiensi Kerja...................................................... 18
(Persamaan 2.12) Perhitungan Produktivitas ........................................................ 18
(Persamaan 2.13) Perhitungan Produktivitas ........................................................ 18
(Persamaan 2.14) Perhitungan Biaya Bahan Bakar .............................................. 19
(Persamaan 2.15) Perhitungan Biaya Pelumas ..................................................... 19
(Persamaan 2.16) Perhitungan Biaya Filter .......................................................... 19
(Persamaan 2.17) Perhitungan Biaya Reparasi ..................................................... 20
(Persamaan 2.18) Perhitungan Biaya Upah Operator ........................................... 20
(Persamaan 2.19) Perhitungan Banyak Kelas ....................................................... 20
(Persamaan 2.20) Perhitungan Nilai Range .......................................................... 21
(Persamaan 2.21) Perhitungan Lebar Kelas .......................................................... 21
(Persamaan 2.22) Perhitungan Nilai Rata-Rata (Mean)........................................ 21

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 SPESIFIKASI ALAT BOR .......................................................... 72


LAMPIRAN 2 HASIL UJI SIFAT BATUAN ..................................................... 75
LAMPIRAN 3 DATA CURAH HUJAN.............................................................. 77
LAMPIRAN 4 CYCLETIME PEMBORAN ......................................................... 78
LAMPIRAN 5 BIAYA OPERASIONAL PEMBORAN AKTUAL .................. 109
LAMPIRAN 6 BIAYA OPERASIONAL PEMBORAN OPTIMASI ............... 111

xiv
DAFTAR SIMBOL

Simbol Arti Satuan


𝜎c Kuat Tekan Batuan MPa
CT Cycle time menit
PT Positioning Time menit
ST Stopping Time menit
BT Boring Time menit
DT Delay Time menit
DR Drilling Rate meter/menit
GDR Gross Drilling Rate meter/menit
PR Penetration Rate meter/menit
Veq Volume Setara m³/m
W Waktu Kerja Efektif menit
T Waktu Kerja Produktif Tersedia menit
Ek Efisiensi Kerja %
P Produktivitas m³/jam
S Spacing meter
B Burden meter
H Kedalaman Lubang Ledak meter
L Tinggi Jenjang meter
MA Mechanical Availability %
PA Physical Availability %
UA Use of Utilization %
EA Effective Utilization %
S Standby Hours menit
R Repair Hours menit

xv
DAFTAR ISTILAH

Drilling Kegiatan penambangan yang bertujuan


dalam pembuatan lubang ledak dengan
menggunakan alat bor.

Uniaxial Compressive Strength Kuat tekan uniaksial atau nilai tegangan


(UCS) maksimum yang dapat ditanggung oleh
batuan hingga batuan tersebut
mengalami keruntuhan.

Top Hammer Rotary-Percussive Metode pemboran yang terdiri dari


putaran dan tumbukan dengan impact
hammer yang ditransmisikan melalui
shank rod dan batang bor menuju mata
bor.

Flushing Peniupan udara yang dilakukan oleh alat


bor untuk mengeluarkan cutting dari
dalam lubang ledak.

Cutting Serpihan batuan atau serbuk pemboran


akibat hasil dari gerusan mata bor.

Burden Jarak tegak lurus dari lubang ledak


terhadap bidang bebas (free face).

Spacing Jarak antara lubang ledak yang dirangkai


dalam satu baris.

Cycle Time (CT) Waktu siklus pemboran mulai dari


proses awal hingga proses akhir yang
dihitung berdasarkan pembuatan satu
lubang ledak.

xvi
Delay Time (DT) Waktu untuk mengatasi hambatan atau
hambatan yang terjadi diluar waktu
siklus pemboran.

Positioning Time (PT) Waktu untuk alat bor mengambil posisi


ke titik pemboran.

Stopping Time (ST) Waktu untuk meniup cutting dan


menyambung batang bor.

Drilling Rate (DR) Kecepatan pemboran bersih yang


dicapai dengan kedalaman lubang ledak
dan waktu siklus pemboran sebagai
pembandingnya. Namun, kecepatan
pemboran bersih ini tidak lagi
memperhitungkan waktu hambatan
(delay time) yang terjadi dalam
pembuatan lubang ledak.

Boring time (BT) Waktu untuk membor dengan batang bor


berdasarkan kedalaman lubang ledak.

Gross Drilling Rate (GDR) Kecepatan pemboran kotor yang dicapai


dengan kedalaman lubang ledak dan
waktu siklus sebagai pembandingnya.
Yang mana, waktu siklus pemboran
tersebut masih memperhitungkan waktu
hambatan (delay time) yang terjadi
dalam pembuatan lubang ledak.

Penetration Rate (PR) Laju penembusan untuk menembus


batuannya saja sesuai dengan rencana
kedalaman lubang ledak tanpa
memperhitungkan waktu siklus
pemboran.

xvii
Volume Setara Volume batuan yang diharapkan
terbongkar untuk setiap meter dari
kedalaman lubang bor yang diledakkan.

Produktivitas Kemampuan kerja alat dalam mencapai


produksi dengan satuan waktu (m³/jam).

Distribusi Frekuensi Susunan data yang diamati dan disusun


berdasarkan data terkecil hingga data
terbesar lalu dibagi beberapa kelas.
Perhitungan ini untuk memudahkan saat
pengolahan data.

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT. Musika Purbantara Utama adalah perusahaan yang bergerak di
bidang pertambangan dengan komoditas batu andesit. Dalam kegiatan
penambangannya, PT Musika Purbantara Utama melakukan kegiatan di
quarry Gunung Cirante, Desa Cipinang, Rumpin, Bogor, Jawa Barat dengan
menghasilkan produk berupa Abu Batu, Batu Split, dan Screening. Dalam
kegiatan pemborannya, perusahaan hanya menggunakan 1 (satu) unit alat bor
yaitu Hydraulic Crawler Rockdrill PowerRoc Atlas Copco T25 dalam
mencapai target produksi perbulannya sebesar 30.000 BCM. Namun hasil
produksi aktual yang tercapai pada bulan Juli 2021 hanya sebesar 18.470
BCM. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya target produksi seperti
kedalaman lubang ledak, burden dan spacing yang tidak sesuai dengan
geometri plan, waktu efektif yang dihasilkan serta hambatan pada saat
kegiatan pemboran berlangsung (delay time). Sehingga setelah dilakukannya
upaya perbaikan, target produksi pemboran dapat tercapai.

Penelitian mengenai evaluasi dan optimasi terhadap pencapaian target


produksi pemboran ini telah dilakukan sebelumnya. Dan penulis mengacu
pada penelitian terdahulu yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Hasil
1. Sujiman (2014) Menyimpulkan bahwa dengan menekan atau
mereduce waktu siklus pada alat bor. Sebelum
perbaikan kecepatan pemboran sebesar 0,98
meter/menit dengan produksi yang dihasilkan
perbulan sebesar 367.689 BCM. Setelah dilakukan
perbaikan kecepatan pemboran menjadi 1
meter/menit dengan peningkatan produksi perbulan
yang dihasilkan menjadi 375.193 BCM.
2. Ezra, Farabi Menyimpulkan bahwa upaya perbaikan yang
Umar. et.all, dilakukan untuk mencapai produksi adalah dengan
(2019) meningkatkan nilai kecepatan pemboran

1
berdasarkan spesifikasi alat bor dan
menghilangkan hambatan kerja. Adapun
perhitungan tersebut dilakukan pada dua target
kegiatan pemboran yang berbeda.
3. Imam Akbar Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
(2019) evaluasi dan optimasi yang dilakukan terhadap
waktu hambatan dan nilai kecepatan pemboran.
Dimana hasil produksi yang didapatkan dari 6.309
ton/hari dengan efisiensi kerja sebesar 57,5% telah
meningkat menjadi 17.361 ton/hari dengan
efisiensi kerja sebesar 77,77%.
4. Putri, Apriliani Upaya perbaikan yang dilakukan dengan
Safitri. et.all, meningkatan nilai kecepatan pemboran
(2019) berdasarkan kuat tekan batuan dilokasi serta
mengatasi semua hambatan yang dapat dihindari.
5. Rydani, Saputra Menyimpulkan bahwa evaluasi yang dilakukan
Affandhi. et.all, dalam mencapai target produksi yaitu dengan
(2020) mengurangi waktu hambatan pada masing–masing
alat bor.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, perlu dilakukannya


optimasi pada kegiatan pemboran dalam mencapai target produksi di PT.
Musika Purbantara Utama dengan melihat kondisi aktualnya sebagai
parameter untuk pencapaian produktivitas alat bor.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka dapat dirumuskan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Berapakah produktivitas aktual alat bor Hydraulic Crawler Rockdrill
PowerRoc Atlas Copco T25 dalam pembuatan lubang ledak dalam mencapai
target produksi?
2. Bagaimana solusi atau upaya perbaikan yang dilakukan untuk mencapai
target produksi?
3. Berapakah biaya yang dihasilkan untuk kegiatan pemboran di PT. Musika
Purbantara Utama sebelum dan sesudah dilakukannya optimasi?
4. Berapakah perbandingan biaya produksi alat bor yang dikeluarkan sebelum
dan sesudah dilakukannya optimasi?

2
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan di Quarry Gunung Cirante, Desa Cipinang, Rumpin,
Bogor, Jawa Barat.
2. Alat bor yang digunakan dalam kegiatan pemboran hanya 1 alat bor, yaitu
Hydraulic Crawler Rockdrill PowerRoc Atlas Copco T25.
3. Perhitungan terkait kegiatan pemboran hanya dilakukan untuk shift pagi.
4. Pada lokasi pemboran Blok 1 dilakukan dengan kedalaman lubang ledak
sebesar 7 meter, sedangkan pada lokasi pemboran Blok 2 dilakukan dengan
kedalaman lubang ledak sebesar 14 meter.
5. Tidak mengubah geometri dan pola pemboran yang sudah ditetapkan oleh PT.
Musika Purbantara Utama.
6. Perhitungan biaya hanya difokuskan pada biaya operasional pemboran saja,
tanpa memperhitungkan biaya peledakan.
7. Sifat batuan yang diuji adalah kuat tekan batuan (Uniaxial Compressive
Strength) dan densitas batuan.

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kemampuan kinerja alat bor dan produktivitas aktual yang
dihasilkan dalam pembuatan lubang ledak dalam mencapai produksi pada
kegiatan pemboran.
2. Mengetahui hasil dari solusi atau upaya perbaikan dalam mencapai target
produksi yang direncanakan.
3. Mengetahui besaran biaya operasional pemboran sebelum dan sesudah
dilakukannya optimasi.
4. Mengetahui perbandingan biaya produksi pemboran sebelum dan sesudah
dilakukannya optimasi.

1.5 Manfaat Penelitian


Membantu perusahaan untuk mengetahui penyebab tidak tercapainya
produksi yang direncanakan dengan pengamatan secara langsung di

3
lapangan. Oleh karena itu, dilakukan analisis pada kegiatan pemboran dalam
memenuhi target produksi yang direncanakan dengan biaya yang seefisien
mungkin. Sehingga, dapat dijadikan masukan atau pertimbangan oleh
perusahaan dalam memaksimalkan kegiatan pemboran selanjutnya.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keadaan Geologi


Berdasarkan letak geografis lokasi yang diizinkan untuk usaha
pertambangan andesit berada pada posisi koordinat 106°36’44.29” Bujur
Timur s/d 106°36’43.68” Bujur Timur dan koordinat 6°22’28” Lintang
Selatan s/d 6°26’8.25” Lintang Selatan, yang masing-masing dibatasi oleh :
 Sebelah Utara : Desa Sukasari Kecamatan Rumpin
 Sebelah Selatan : Desa Kampung Sawah Kecamatan Rumpin
 Sebelah Barat : Desa Batujajar Kecamatan Cigudeg
 Sebelah Timur : Desa Rumpin Kecamatan Rumpin
2.1.1 Geomorfologi
Lokasi PT. Musika Purbantara Utama memiliki bentang alam
perbukitan dan lembah dengan sebagian besar area sudah mengalami
aktivitas penambangan yang cukup intensif, banyak dinding-dinding terjal
akibat bukaan tambang dan wilayah rendahan bekas aktifitas galian
tambang sehingga bentuk morfologi sekarang telah mengalami perubahan.
Morfologi di lokasi PT. Musika Purbantara Utama dengan ketinggian
berkisar 62,5-162,5 mdpl.
2.1.2 Geologi Regional
Geologi regional penyelidikan telah diteliti oleh Turkandi. et.all,
(1992). Litologi penyusun daerah penyelidikan merupakan Formasi
Bojongmanik (Tmb) yang memiliki litologi perselingan batu lempung dan
batu andesit dengan sisipan batu gamping. Selain itu, terdapat intrusi
Andesit Gunung Sudamanik (Qvas) yang memiliki lithologi andesit
hornblonde piroksen, porfiritik. Jenis litologi yang dapat diamati pada
singkapan – singkapan di daerah penyelidikan antara lain berupa sill andesit,

5
batu lempung, batu andesit dan batu lanau yang umumnya dijumpai
dalam keadaan segar hingga sangat lapuk.
● Andesit Gunung Sudamanik (Qvas) yang tersusun atas Andesit
Hornblonde, piroksen, porfiritik.
● Formasi Bojongmanik (Tmb) : batu andesit, tufa batu apung, napal
dengan moluska, batu gamping, batu lempung dengan lempung bitumen,
sisipan lignit.

Gambar 2.1 Stratigrafi Regional Bogor


Sumber : Peta Geologi Lembar Bogor, Jawa Barat, Bandung (1998)

6
2.1.3 Struktur Geologi
Pada daerah penyelidikan struktur yang teramati berupa vein yang
terisi mineral kalsit dan pirit pada andesit. Berdasarkan hasil interpretasi
Shuttle Radar Topographic Misssion di PT. Musika Purbantara Utama
umumnya ditemukan pola-pola kelurusan punggungan dan lembahan
berarah utara-selatan hingga utara-barat laut-selatan tenggara (NNE-SSW)
yang diinterpretasikan sebagai manifesti dari struktur geologi yang
berkembang. Struktur geologi yang ditemukan di PT. Musika Purbantara
Utama berupa kekar-kekar pada tubuh batuan.

7
Gambar 2.2 Peta Geologi PT. Musika Purbantara Utama
Sumber : PT. Musika Purbantara Utama (2015)

8
2.2 Iklim dan Curah Hujan
Berdasarkan pengklasifikasian Schmidt dan Ferguson tahun 1951,
daerah Rumpin dan sekitarnya termasuk dalam klasifikasi iklim tipe B yang
berarti daerah basah beriklim tropis. Rata-rata durasi hujan yang dipakai
dalam perhitungan perusahaan dalam 1 hari sebesar 41.57 menit dengan curah
hujan rata-rata 2748.8 mm/tahun. Data curah hujan ini berdasarkan pada data
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor Tahun 2020 (dapat dilihat pada
Lampiran 4).

2.3 Pemboran
Pemboran merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk membuat
sejumlah lubang ledak yang nantinya akan diisi dengan bahan peledak untuk
menghancurkan atau memberaikan suatu bahan galian dari keadaan aslinya
ke dalam ukuran–ukuran tertentu, guna mencapai target produksi pemboran
dan melancarkan proses pemuatan dan pengangkutan. Kelancaran operasi
peledakan bergantung pada kegiatan pemboran yang dilakukan, sehingga
kinerja mesin bor yang kurang optimal perlu dilakukan suatu evaluasi
terhadap kemampuan pemboran dalam memenuhi target produksi pemboran.
(Putri, Apriliani Safitri. et.all, 2019).

Dalam kegiatan pemboran, salah satunya terdapat sistem pemboran


secara mekanik. Sistem pemboran mekanik merupakan operasi pemboran
yang peralatan pemborannya digerakkan secara mekanis, sehingga operator
pemboran dapat mengendalikan semua parameter alat bor lebih mudah.
Peralatan pemboran ini disangga diatas rigs dan menggunakan roda atau ban
rantai. Komponen utama pada sistem pemboran mekanik adalah :
a. Mesin (sumber energi mekanik)
b. Batang bor (mentransmisi energi mekanik)
c. Mata bor (menggunakan energi mekanik untuk menembus batuan)
d. Flushing (membersihkan lubang ledak dari cutting)

Dalam kegiatan pemboran yang dilakukan, metode yang dipakai adalah


metode rotary-percussive drilling. Rotary-percussive drilling adalah metode

9
pemboran yang menggunakan aksi tumbukan oleh mata bor yang
dikombinasikan dengan aksi putaran, sehingga terjadi proses peremukan
(crushing) dan penggerusan (cutting) pada permukaan batuan. Jenis metode
pemboran pada rotary-percussive adalah top hammer. Dimana, pada metode
ini aksi putaran dan tumbukan dihasilkan di luar lubang yang kemudian
ditransmisikan melalui shank rod dan batang bor yang menuju mata bor.
Metode top hammer biasanya digunakan pada diameter lubang ledak
maksimal 120 mm (5 inch) dengan kedalaman lubang kurang dari 20 meter.

Rod

Shank Rod

Button Bit

Gambar 2.3 Metode Pemboran Rotary-Percussive Drilling


Sumber : Bonmach Q.D (2019)

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Pemboran


Pada kegiatan pemboran, ada beberapa hal yang mempengaruhi
mekanisme kecepatan pemboran yaitu :
2.4.1 Kekerasan Batuan
Kekerasan batuan merupakan hal yang mempengaruhi lapisan
permukaan batuan mudah atau tidaknya untuk ditembus oleh mata bor.
Kekerasan batuan dipakai untuk mengukur sifat-sifat teknis dari mineral
batuan dan dapat dipakai untuk menyatakan berapa besarnya tegangan yang
diperlukan untuk menyebabkan kerusakan pada batuan (Koesnaryo, 2001)
2.4.2 Kuat Tekan Batuan
Kuat tekan batuan merupakan kekuatan batu dalam menahan gaya
statik maupun dinamik dari luar. Kekuatan batuan dipengaruhi dari

10
komposisi mineral penyusun yang terkandung dalam batuan. Berikut nilai
klasifikasi kuat tekan batuan dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut (Made
Astawa. et. all, 2014).
Tabel 2.1 Klasifikasi Kuat Tekan Batuan
Kuat Tekan Batuan (MPa)
Klasifikasi
Bieniawski (1973) Tamrock (1988)
Sangat Keras 250 – 700 200
Keras 100 – 250 120 – 200
Kekerasan Sedang 50 – 100 60 – 120
Cukup Lunak - 30 – 60
Lunak 25 – 50 10 – 30
Sangat Lunak 1 - 25 - 10

2.4.3 Geometri dan Pola Pemboran


Geometri pemboran merupakan parameter yang perlu diketahui dalam
proses pembuatan lubang ledak. Geometri pemboran mencakup pada
diameter lubang ledak, kedalaman lubang ledak dan kemiringan lubang
ledak.
1. Diameter Lubang Ledak
Semakin besar diameter button bit yang digunakan untuk kegiatan
pemboran, maka luas penampang yang ditembus juga semakin besar dan
hal ini akan sangat mempengaruhi kinerja alat bor yang akan membuat
kecepatan pemboran akan semakin lambat. (Rydani, Affandhi Saputra.
et.all, 2020)

2. Arah Pemboran Lubang Ledak


Arah pemboran secara teoritis ada 2, yaitu arah pemboran tegak
dan arah pemboran miring. Kemiringan lubang ledak antara 10°-20° dari
bidang vertical yang biasanya digunakan pada tambang terbuka, telah
memberikan hasil lubang ledak yang baik. (Rydani, Affandhi Saputra.
et.all, 2020).

11
3. Kedalaman Lubang Ledak
Kedalaman lubang ledak biasanya disesuaikan dengan tinggi
jenjang yang diterapkan di perusahaan. Dan untuk mendapatkan lantai
jenjang yang rata hendaknya kedalaman lubang harus lebih besar dari
tinggi jenjang.

Gambar 2.4 Geometri Pemboran


Sumber : Ash. R. L, (1990)

Keterangan :
S = Spacing, yaitu jarak antar lubang ledak dalam suatu garis
yang sejajar dengan bidang bebas
B = Burden, yaitu jarak tegak lurus dari lubang ledak terhadap bidang
bebas
H = Kedalaman lubang ledak
L = Tinggi jenjang
J = Subdrilling, yaitu tambahan kedalaman dari lubang ledak dibawah
rencana lantai jenjang
T = Stemming, yaitu bagian lubang ledak yang tidak diisi bahan
peledak tetapi diisi dengan material pemampat seperti pasir atau
cutting hasil pemboran

Pola pemboran merupakan suatu rangkaian yang bertujuan untuk


menempatkan lubang-lubang ledak secara sistematis. Pola ini dilakukan

12
dengan cara menempatkan titik-titik yang mempunyai jarak burden dan
spacing pada lokasi yang akan diledakkan. Pola pemboran yang umum
digunakan pada tambang terbuka ada 3 jenis, yaitu :
1. Pola Bujur Sangkar (Square Drill Pattern)
Pola pemboran ini memiliki jarak burden dan spacing yang sama.
2. Pola Persegi Panjang (Rectangular Drill Pattern)
Pola pemboran ini, untuk jarak spacing akan lebih besar dari burden.
3. Pola Selang – Seling (Staggered Pattern)
Pola pemboran in mempunyai rancangan selang-seling pada bentuk
pemboran bujur sangkar maupun persegi panjang

Gambar 2.5 Pola Pemboran Pada Tambang Terbuka


Sumber : (Rusli, 2016)

2.4.4 Umur dan Kondisi Alat Bor


Alat yang sudah lama digunakan, biasanya dalam kegiatan pemboran
kemampuan mesin bor tersebut akan menurun sehingga sangat berpengaruh
pada kecepatan pemboran. Alat yang baru tidak akan bisa digunakan secara
produktif apabila manajemen dan schedule nya tidak tepat, lebih–lebih
untuk alat yang umur pakainya sudah cukup lama diatas 5 tahun. Untuk

13
menilai kondisi suatu alat, dapat dilakukan dengan mengetahui 4 faktor
ketersediaan alat, yaitu (Rusli, 2016) :
1. Ketersediaan Mekanik (Mechanical Availability, MA)
Ketersediaan mekanik adalah suatu cara untuk mengetahui kondisi
mekanik yang sesungguhnya dari alat yang digunakan. Kesediaan
mekanik menunjukkan ketersediaan alat secara nyata, karena adanya
waktu akibat masalah mekanik. Untuk menghitung ketersediaan mekanik
dari alat bor, digunakan persamaan berikut.
W
MA = 𝑥 100%.........................................................(Persamaan 2.1)
W+R

Keterangan :
W = Working Hours atau waktu kerja alat (menit)
R = Repair Hours atau waktu perbaikan alat (menit)
2. Ketersediaan Fisik (Physical Availability, PA)
Ketersediaan fisik menunjukkan keadaan fisik dari alat yang
dipergunakan dalam beroperasi. Faktor ini merupakan pengaruh dari
segala waktu akibat semua permasalahan yang ada. Untuk menghitung
ketersediaan fisik dari alat bor,dapat digunakan persamaan berikut.
W+S
PA = W+R+S 𝑥 100% …........….....….…...……….…...(Persamaan 2.2)

Keterangan :
W = Working Hours atau waktu kerja alat (menit)
S = Standby Hours atau waktu tunggu alat (menit)
3. Penggunaan Efektif (Effective Utilization, EU)
Penggunaan efektif menunjukkan berapa persen waktu yang
dipergunakan oleh alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat
digunakan. Penggunaan efektif sebenarnya sama dengan pengertian
efisiensi kerja. Untuk menghitung ketersediaan penggunaan efektif dari
alat bor,dapat digunakan persamaan berikut.
W
EU = W+R+S x 100% ……...….………..…......…...……(Persamaan 2.3)

4. Pemakaian Ketersediaan (Use of Availability, UA)


Pemakaian ketersediaan menunjukkan berapa persen waktu yang
digunakan oleh alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat

14
digunakan. Untuk menghitung pemakaian ketersediaan alat bor, dapat
digunakan persamaan berikut :
W
UA = W+S 𝑥 100%.…………..….……….….....………(Persamaan 2.4)

2.4.5 Keterampilan Operator Alat Bor


Keterampilan seorang operator dalam mengoperasikan mesin bor
sangat berpengaruh terhadap produktivitas mesin bor. Semakin terampil
seorang operator, maka akan semakin tinggi produktivitasnya dalam
pengoperasian mesin bor, begitu juga sebaliknya. (Herba, 2016).

2.5 Estimasi Kemampuan Produksi Kinerja Alat Bor


Untuk mengetahui kemampuan produksi dari suatu kinerja alat bor,
maka parameter – parameter yang harus diperhitungkan adalah :
2.5.1 Perhitungan Waktu Siklus Pemboran (Cycle Time)
Cycle time pemboran merupakan waktu edar yang dihitung dalam 1
siklus kerja alat bor. Untuk menghitung cycle time untuk 2 batang bor, dapat
digunakan persamaan berikut (Koesnaryo, 2001).
Ct = Pt + Bt 1 + St 1+ Bt 2 + St 2 + Dt...................................(Persamaan 2.5)
Keterangan :
CT = Cycle time atau waktu siklus pemboran (menit/lubang)
Pt = Waktu untuk mengambil posisi antar lubang ledak (menit)
Bt 1 = Waktu membor batang 1 (menit)
St 1 = Waktu sambung batang batang bor (menit)
Bt 2 = Waktu membor batang 2 (menit)
St 2 = Waktu untuk melepas batang bor, waktu flushing (menit)
Dt = Waktu untuk mengatasi hambatan (menit)

Perhitungan berdasarkan (Persamaan 2.5) cycle time pemboran untuk


kedalaman lubang ledak sebesar 7 meter. Pada pemboran dengan kedalaman
lubang ledak 14 meter cycle time pemboran ditambahkan sebanyak 2 batang
bor. Dan waktu siklus pemboran rata-rata dapat dihitung menggunakan
perhitungan distribusi frekuensi.

15
2.5.2 Laju Penembusan (Penetration Rate)
Dalam operasi pengeboran, laju penembusan batuan merupakan
ukuran yang sangat penting dan seringkali digunakan sebagai tingkat
tercapainya pemboran yang dilihat berdasarkan per 1 lubang. Laju
penembusan biasanya dinyatakan dalam meter per jam atau meter per menit.
Rumus ini dapat digunakan untuk mengetahui waktu pemboran (boring
time) yang seharusnya dicapai oleh alat bor. Laju penembusan dapat
dihitung sebagai berikut (Praillet, 1984).
2,18 𝑥 𝑊 𝑥 𝑛
PR = 0,9[
𝑤
]
.……….…………..……..……..…..(Persamaan 2.6)
0,2 𝑥 σp 𝑥 𝑑 10000

Keterangan :
PR = Laju penembusan (meter/jam)
W = Berat button bit (kg)
n = Kecepatan rotasi (rpm)
σp = Kuat tekan batuan (MPa)
d = Diameter bit (m)
Jika waktu pemboran sudah diketahui, dapat digunakan perhitungan
berikut untuk mengetahui laju penembusan secara aktual dengan kedalaman
lubang ledak dan waktu pemboran sebagai pembandingnya.
Hr
Pr = …….…….….……..……..………………...…....…(Persamaan 2.7)
Btr
Ketrangan :
Pr = Kecepatan pemboran (meter/menit)
Hr = Kedalaman lubang ledak rata-rata (m)
Btr = Rata-rata total waktu pengeboran per lubang (menit)
2.5.3 Perhitungan Kecepatan Pemboran
Kecepatan pemboran merupakan waktu yang dibutuhkan mata bor
untuk menembus batuan pada saat melakukan pemboran pada 1 lubang
dengan kedalaman lubang ledak yang sudah direncanakan dengan
memperhitungkan waktu siklus pemboran. Kecepatan pemboran terdiri dari
dua definisi, yaitu (Herba, 2016) :

16
1. Gross Drilling Rate
Gross drilling rate (Gdr) atau kecepatan pemboran kotor
merupakan perbandingan antara kedalaman lubang ledak yang dicapai
terhadap waktu siklus pemboran yang masih memperhitungkan waktu
delay. Untuk menghitung gross drilling rate, dapat digunakan persamaan
berikut.
Hr
Gdr = ……..................................................................(Persamaan 2.8)
Ctr
Ketarangan :
Gdr = Kecepatan pemboran rata–rata (meter/menit)
Hr = Kedalaman lubang ledak rata–rata (m)
Ctr = Cycle time pemboran rata–rata (menit)

2. Drilling Rate
Drilling rate (Dr) atau kecepatan pemboran bersih merupakan nilai
yang didapatkan berdasarkan perbandingan antara kedalaman lubang
ledak dengan waktu siklus pemboran yang dibutuhkan tanpa adanya
waktu untuk mengatasi hambatan (delay time). Untuk menghitung
drilling rate, dapat dihitung dengan persamaan berikut.
H
Dr = …………….…………….………….….......(Persamaan 2.9)
Ct −Dt
Keterangan :
Dr = Kecepatan pemboran (meter/menit)
H = Kedalaman lubang ledak (m)
Ct - Dt = Waktu siklus pemboran tanpa hambatan (menit)
2.5.4 Volume Setara
Volume setara menyatakan volume batuan yang diharapkan
terbongkar untuk setiap meter dari kedalaman lubang ledak yang diledakkan
(m³/m). Untuk menghitung volume setara, dapat digunakan persamaan
berikut (Koesnaryo, 2001).
𝐕
Veq = ∑𝐇 ………………...………….…….…....................(Persamaan 2.10)

Dimana V = B x S x L x N

17
Keterangan :
Veq = Volume setara (m³/m)
V = Volume batuan yang diledakkan (m³)
∑H = Kedalaman lubang ledak (m)
2.5.5 Efisiensi Kerja
Efisiensi kerja pemboran dinyatakan dalam persen waktu efektif
terhadap waktu kerja yang terjadwal. Efisiensi kerja dapat dihitung dengan
persamaan berikut (Koesnaryo, 2001).
W
Ek = x 100% …………..…………..…..……….…….…(Persamaan 2.11)
T

Keterangan :
Ek = Efisiensi kerja pemboran (%)
W = Waktu efektif yang digunakan untuk pemboran (menit)
T = Jumlah waktu kerja yang terjadwal (menit)
2.5.6 Produktivitas Pemboran
Produktivitas alat adalah kemampuan kerja alat dalam satuan waktu
(m³/jam). Produksi pemboran tergantung pada nilai kecepatan pemboran,
volume setara dan efisiensi kerja. Untuk menghitung produktivitas
pemboran, dapat digunakan persamaan sebagai berikut (Koesnaryo, 2001).
P = Veq x Gdr x Ek x 6..……………..…………………….(Persamaan 2.12)
Untuk menghitung produksi pemboran hasil optimasi, dapat digunakan
persamaan berikut.
P = Veq x Dr x Ek x 60………...………..…………........…(Persamaan 2.13)
Keterangan :
P = Produksi alat bor (m³/jam)
Veq = Volume setara (m³/m)
Gdr = Kecepatan pemboran kotor rata – rata (meter/menit)
Dr = Kecepatan pemboran bersih (meter/menit)
Ek = Efisiensi kerja (%)
60 = Konversi dari menit ke jam

18
2.6 Perhitungan Biaya Pemboran
Biaya sangat menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan
sebagaimana diketahui bahwa keuntungan merupakan salah satu sumber
modal yang utama dalam perusahaan. Perhitungan biaya pemboran dapat
dilakukan dengan menghitung keseluruhan dari biaya operasional (operating
cost). Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan apabila alat tersebut
dioperasikan. Biaya ini terdiri atas :
2.6.1 Biaya Operasional Pemboran
Perhitungan biaya operasional pemboran meliputi biaya bahan bakar,
biaya pelumas, oli, filter, biaya repair, sparepart alat bor serta biaya
operator.

1. Biaya Bahan Bakar (Fuel)


Biaya bahan bakar (fuel) dapat dihitung dengan persamaan berikut
(Tenriajeng, 2003).
Biaya fuel = Keb.Fuel per jam x harga per liter………...(Persamaan 2.14)

2. Biaya Oli, Greas dan Filter (Saringan)


Biaya pelumas, grease, dan filter yang digunakan dapat dihitung
dengan persamaan berikut. (Indonesianto, 2012).
Biaya pelumas = Konsumsi pelumas x harga/liter..........(Persamaan 2.15)
Biaya filter diambil dari jumlah biaya yang dikeluarkan dibagi
dengan umur pemakain filter dengan menggunakan persamaan berikut.
(Indonesianto, 2012).
Harga 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑒𝑟
Biaya filter = Umur pemakaian 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑒𝑟 (𝑗𝑎𝑚).........................(Persamaan 2.16)

3. Perbaikan (Repair)
Biaya perbaikan ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
Perusahaan untuk memperbaiki peralatan yang dimiliki selama alat
tersebut digunakan. Biaya perbaikan alat dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan berikut (Pedoman AHSP Kementerian PU,
2017).

19
B
Biaya perbaikan = (12,5% s/d 17,5%) x W…………..…(Persamaan 2.17)

Keterangan :
B = Harga pokok alat
W = Jumlah jam kerja alat dalam satu tahun
12,5% = Untuk pemakaian ringan
17,5% = Untuk pemakaian berat

4. Upah Operator
Adapun perhitungan biaya operator dapat dihitung menggunakan
persamaan berikut (Tenriajeng, 2003).
Upah operator per bulan
Upah operator = ...........................(Persamaan 2.18)
Jam kerja per bulan

5. Biaya Sparepart Alat Bor


Beberapa bagian mesin pada peralatan yang digunakan mungkin
lebih cepat aus daripada lainnya, sparepart alat bor ini meliputi button
bit, batang bor, shank rod dan coupling. Biaya ini dilihat berdasarkan
lamanya pergantian pada masing-masing sparepart alat bor.

2.7 Distribusi Frekuensi


Distribusi frekuensi merupakan rumus statistik yang digunakan untuk
mempermudah suatu data yang dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok
(kelas). Penyajian data yang sudah dikelompokkan ini disusun ke dalam suatu
tabel yang disebut tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi tersebut dibuat
bertujuan agar data lebih mudah dipahami. Berikut langkah-langkah dalam
perolehan data untuk menentukan nilai rata-rata pada tabel distribusi
frekuensi (Nuryadi. et.all, 2017) :
1. Mengurutkan data dari nilai terbesar sampai nilai terkecil.
2. Menentukan banyak kelas yang diperlukan. Untuk menentukan banyak
kelas dapat menggunakan persamaan berikut.
K = 1 + 3,33 log n ……………………..………………...(Persamaan 2.19)
Keterangan :
K = Banyak kelas

20
n = Banyak data yang diamati
3. Menentukan rentang data (Range)
Range = Data Terbesar – Data Terkecil ……………...….(Persamaan 2.20)
4. Menentukan lebar kelas interval
Range
Lebar Kelas = ……….………………….………..(Persamaan 2.21)
K
5. Menentukan nilai rata – rata (Mean)
∑fi . xi
x̄ = …………………………………..….………(Persamaan 2.22)
fi
Keterangan :
∑ = Lambang penjumlahan semua data yang diamati
x̄ = Rata-rata nilai data yang diamati
fi = Frekuensi nilai data ke – i

2.8 Implementasi Ayat Al – Qur’an Terhadap Penelitian


Al – Qur’an merupakan sumber utama ajaran islam yang didalamnya
terdapat ayat – ayat suci yang berisi pesan dan petunjuk bagi manusia yang
beriman, sehingga segala urusan yang ada di dunia akan menjadi lebih baik
lagi dan lebih teratur. Sebagaimana dalam melakukan evaluasi dan
mengoptimalkan dalam penelitian ini, terdapat dalam ayat berikut ini :
1. Q.S. Al – Insyirah Ayat 7 :

Artinya :
“Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan, maka kerjakanlah dengan
sungguh – sungguh urusan yang lain.”

2. Q.S Al – Isra Ayat 26

21
Artinya :
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”.

Pada Surat Al-Insyirah ayat 7, yang mana ayat tersebut dikatakan


bahwa “apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja
keras (untuk urusan yang lain)“. Maka pada ayat tersebut memperingati dan
mengajarkan tentang displin waktu, bekerja keraslah sesuai dengan aturan
pekerjaan yang telah ditetapkan. Begitu juga dalam hal kegiatan pemboran
produksi, bekerja keraslah kamu sampai urusan mu yang telah selesai dapat
mengerjakan urusan yang lain tanpa membuang-buang waktu, agar hasil
optimasi produksi yang didapat akan sesuai rencana atau sesuai target yang
diharapkan.

Adapun untuk Surat Al-Isra ayat 26, yang mana ayat tersebut dikatakan
bahwa “janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”.
Maka pada ayat tersebut menjelaskan bahwa janganlah sesekali manusia
menggunakan hartamu secara berlebihan (boros). Hal ini berkaitan juga
dengan biaya yang dikeluarkan pada kegiatan pemboran. Berkaitan juga
dengan ayat sebelumnya, bahwa apabila kita mengerjakan pekerjaan atau
segala sesuatu dengan sebaiknya-baiknya maka waktu tersebut akan jauh
lebih efektif dan produksi yang dihasilkan juga akan semakin meningkat
sehingga tidak akan mengalami pemborosan biaya apabila manajemen waktu,
sikap dan pekerjaan dilakukan secara baik dan benar.

22
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan


Lokasi penelitian ini dilaksanakan di site Rumpin PT. Musika
Purbantara Utama yang terletak di Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin,
Bogor, Jawa Barat. Waktu penelitian tugas akhir dilakukan pada Bulan Juni
2021 sampai dengan Agustus 2021, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.1 Rincian Waktu Kegiatan

Minggu Ke -
No Jenis Kegiatan
Juni Juli Agustus
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
1. Studi Literatur
2. Orientasi Lapangan
3. Pengambilan Data
4. Pengolahan dan Analisa Data
5. Penyusunan Laporan
6. Pengumpulan Laporan

Berdasarkan letak geografis lokasi yang diizinkan untuk usaha


pertambangan dengan luas IUP sebesar 12,5 Ha berada pada koordinat
106°36’44.29” BT s/d 106°36’43.68” BT dan koordinat 6°22’28” LS s/d
6°26’8.25” LS, yang masing-masing dibatasi oleh :
 Sebelah Utara : Desa Sukasari Kecamatan Rumpin
 Sebelah Selatan : Desa Kampung Sawah Kecamatan Rumpin
 Sebelah Barat : Desa Batujajar Kecamatan Cigudeg
 Sebelah Timur : Desa Rumpin Kecamatan Rumpin

23
Gambar 3.1 Peta Lokasi PT. Musika Purbantara Utama

24
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif merupakan data yang berbentuk
angka atau bilangan sehingga dapat diolah dengan akurat. Dimana angka
tersebut didapatkan dengan cara pengamatan langsung dilapangan. Berikut
teknik pengambilan data serta proses pengolahan data yang dilakukan dalam
penelitian.

1. Teknik Pengumpulan dan Pengambilan Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan pada saat
pengambilan data secara langsung dilapangan. Data yang diperoleh
akan disesuaikan dengan data yang akan dibutuhkan nantinya pada saat
pengolahan data. Data primer yang diambil sebagai berikut :
1) Geometri pemboran, meliputi kedalaman lubang ledak, jarak burden
dan spacing. Berikut prosedur pengukuran geometri di lapangan :
 Menyiapkan alat ukur meteran (penulis menggunakan meteran
dengan panjang 50 meter).
 Pada pengukuran jarak burden dan spacing dilakukan dengan
cara membentangkan meteran diantara lubang ledak.
 Pengukuran kedalaman lubang ledak
Alat yang digunakan untuk mengukur kedalaman lubang adalah
menggunakan tali bangunan yang ujung talinya diikat dengan
baut. Setelah diukur, diberi tanda pada tali dan kemudian diukur
menggunakan meteran.

25
Gambar 3.2 Pengukuran Kedalaman Lubang

2) Pengambilan data cycle time (waktu siklus) alat bor Hydraulic


Crawler Rockdrill PowerRoc Atlas Copco T25 menggunakan
stopwatch. Kegiatan yang dilakukan pada proses pengambilan data
cycle time alat bor adalah :
 Menghitung waktu sampai alat bor sudah memposisikan dengan
baik pada lubang yang akan di bor.
 Menghitung waktu pemboran (boring time) pada batang bor 1
dari permukaan tanah sampai kedalaman tertentu.
 Menghitung waktu pada saat penyambungan batang bor 2.
 Menghitung waktu flushing untuk mengeluarkan cutting.
 Menghitung waktu untuk mengankat semua batang bor dari
kedalaman tertentu sampai ke permukaan.
 Menghitung waktu saat terjadinya hambatan
 Menghitung waktu saat alat bor pindah ke lubang selanjutnya.
3) Mencatat lamanya waktu hambatan yang terjadi menggunakan
stopwatch pada kegiatan pemboran ketika alat dalam kondisi
standby dan repair
4) Mengamati waktu kerja alat bor Hydraulic Crawler Rockdrill
PowerRoc Atlas Copco T25 dengan mencatat waktu pemakaian alat

26
bor untuk membuat sejumlah lubang ledak dengan waktu tersedia
yang sudah ditetapkan.
5) Pemakaian bahan bakar, pengambilan data ini dilakukan setiap pagi
pada saat pengisian bahan bakar. Kemudian, dicatat jumlahnya
membutuhkan berapa liter sampai tangki terisi penuh. Dilakukan
pengulangan setiap hari selama 1 bulan. Lalu, konsumsi bahan bakar
selama satu bulan tersebut dijumlahkan dan dibagi dengan working
hour selama satu bulan. Maka, didapatlah kebutuhan bahan bakar
liter per jamnya.

b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh tanpa melakukan
pengamatan langsung ke lapangan atau data yang sudah diolah terlebih
dahulu oleh PT. Musika Purbantara Utama. Adapun data sekunder yang
digunakan adalah sebagai berikut :
● Peta geologi dan peta lokasi di PT. Musika Purbantara Utama.
● Sifat batuan meliputi nilai densitas dan kuat tekan batuan (Hasil Uji
Lab. Universitas Islam Bandung)
● Data spesifikasi alat bor Hydraulic Crawler Rockdrill PowerRoc
Atlas Copco T25
● Data target produksi
● Data geometri plan meliputi kedalaman lubang, burden dan spacing.
● Jadwal waktu kerja PT. Musika Purbantara Utama
● Kebutuhan oli, grease, filter, sparepart alat bor
● Biaya bahan bakar, oli, grease, filter, sparepart alat bor
● Gaji pekerja
2. Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan data dilakukan setelah pengumpulan data telah selesai
dan terkumpul secara lengkap. Pengolahan data dilakukan dengan
Microsoft Excel pada penjelasan sebagai berikut :
a. Melakukan perhitungan cycle time alat bor Hydraulic Crawler
Rockdrill PowerRoc Atlas Copco T25 pada lokasi Blok 1 sebanyak 368

27
sampel lubang dan lokasi Blok 2 sebanyak 44 lubang menggunakan
(Persamaan 2.5). Hasil data cycle time yang didapat dihitung
menggunakan perhitungan distribusi frekuensi pada (Persamaan 2.19-
Persamaan 2.22) untuk mendapatkan hasil rata-rata.
b. Perhitungan nilai ketersediaan alat bor Hydraulic Crawler Rockdrill
PowerRoc Atlas Copco T25 diperoleh dari waktu hambatan yang
terjadi secara aktual di lapangan dengan menghitung nilai ketersediaan
alat seperti Mechanical Availability menggunakan (Persamaan 2.1),
Physical Availability menggunakan (Persamaan 2.2), Effective
Utilization menggunakan (Persamaan 2.3) dan Use of Availability
menggunakan (Persamaan 2.4).
c. Melakukan perhitungan terhadap laju penembusan, pada data aktual
sudah diketahui waktu bor yang dibutuhkan untuk kedalaman tertentu.
Maka dari itu, menggunakan (Persamaan 2.7) untuk mengetahui laju
penembusan pada kondisi aktualnya untuk dilakukan perbandingan.
Upaya perbaikan yang dilakukan terhadap laju penembusan
menggunakan (Persamaan 2.6) untuk diketahui berapa waktu pemboran
optimal yang dibutuhkan untuk mencapai kedalaman lubang sesuai
dengan kemampuan alat bor Hydraulic Crawler Rockdrill PowerRoc
Atlas Copco yang digunakan.
d. Melakukan perhitungan kecepatan pemboran (Gdr) pada kondisi aktual
menggunakan (Persamaan 2.8) karena masih memperhitungkan adanya
waktu hambatan. Setelah dilakukan perbaikan serta saran terhadap
hambatan yang terjadi salama kegiatan pemboran berlangsung,
perhitungan kecepatan pemboran (Dr) menggunakan (Persamaan 2.9)
karena tidak lagi memperhitungan waktu untuk mengatasi hambatan
(delay time).
e. Melakukan perhitungan volume setara menggunakan (Persamaan 2.10),
melakukan perhitungan efisiensi kerja menggunakan (Persamaan 2.11).
Setelah diketahui hasil nilai efisiensi kerja, volume setara dan
kecepatan pemboran dilakukan perhitungan produktivitas alat bor

28
menggunakan (Persamaan 2.12) untuk data aktual dan (Persamaan
2.13) untuk hasil perbaikan.
f. Melakukan perhitungan biaya operasional produksi pemboran pada alat
bor Hydraulic Crawler Rockdrill PowerRoc Atlas Copco T25 secara
aktual meliputi biaya bahan bakar menggunakan (Persamaan 2.14),
biaya pelumas menggunakan (Persamaan 2.15), biaya filter
menggunakan (Persamaan 2.16), biaya perbaikan menggunakan
(Persamaan 2.17), dan perhitungan biaya upah operator menggunakan
(Persamaan 2.18).
g. Dari hasil data aktual yang didapat, kinerja alat bor Hydraulic Crawler
Rockdrill PowerRoc Atlas Copco belum mencapai target produksi
perusahaan perbulan sebesar 30.000 BCM. Perbaikan yang dilakukan
yaitu saran perbaikan atau menghilangkan waktu untuk mengatasi
hambatan pada saat kegiatan waktu siklus pemboran berlangsung
(delay time) dan memberikan saran agar jarak burden dan spacing dapat
sesuai dengan geometri plan. Aspek teknis yang dilakukan yaitu
terhadap waktu bornya saja (boring time) yang dibutuhkan untuk
membuat lubang yang direncanakan serta pencapaian kedalaman
lubang hingga 7 meter dan 14 meter dengan cara memberikan waktu
flushing yang sama rata agar sesuai dengan data yang sudah diambil
pada percobaan aktual.
h. Setelah dilakukannya optimasi, hasil produksi mampu mencapai target.
Sehingga dilakukan perhitungan kembali terhadap biaya operasional
alat bor. Perhitungan ini kembali dilakukan utnuk membandingkan
biaya produksi pemboran aktual dan biaya produksi pemboran yang
sudah dioptimalkan sehingga dapat diketahui biaya pemboran yang
lebih efisien.

3.3 Diagram Alir Penelitian


Tahapan pengambilan dan pengumpulan data, pengolahan data secara
rinci dapat dilihat pada diagram alir penelitian. Adapun diagram alir
penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut ini.

29
Optimasi Kinerja Alat Bor Hydraulic Crawler Rockdrill PowerRoc Atlas Copco
T25 Dalam Mencapai Target Produksi Pada Tambang Batu Andesit Di PT.
Musika Purbantara Utama, Kecamatan Rumpin, Bogor, Jawa Barat

Studi Literatur
Mempelajari materi terkait kegiatan pemboran dan biaya operasional alat bor melalui
literature untuk dijadikan referensi.

Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan untuk pengolahan data

Data Primer Data Sekunder


Geometri pemboran, cycle time Peta geologi dan lokasi, spesifikasi alat bor,
pemboran, hambatan pada kegiatan jadwal waktu kerja tersedia, target produksi,
pemboran, waktu kerja alat bor, sifat batuan, gaji pekerja, biaya bahan bakar,
kebutuhan bahan bakar. oli, grease, filter, sparepart alat bor.

Pengolahan Data
Pengolahan data yang Analisis Data dan Pembahasan
dilakukan menggunakan 1. Mengolah data aktual seperti perhitungan cycle
Microsoft Excel time pemboran dan perhitungan parameter
1. Perhitungan Nilai lainnya yang diperoleh dari pengamatan secara
Ketersediaan Alat Bor langsung dilapangan. Sehingga dari hasil
2. Perhitungan Laju tersebut dapat diketahui produksi aktual yang
Penembusan Batuan dicapai
2. Setelah diketahui hasil produksi aktual yang
3. Perhitungan Cycle Time
dicapai, maka dilakukan perbaikan terhadap
4. Perhitungan Efisiensi
kinerja alat bor dengan mengoptimalkan laju
Kerja penembusan dan perbaikan terhadap
5. Perhitungan Volume pencapaian kedalaman lubang ledak
Setara 3. Perbaikan terhadap penentuan jarak burden
6. Perhitungan Kecepatan dan spacing agar sesuai dengan geometri plan
Pemboran serta perbaikan terhadap delay time pemboran
7. Perhitungan 4. Berdasarkan upaya perbaikan yang dilakukan,
Produktivitas Alat Bor produksi yang dihasilkan mengalami
8. Perhitungan Biaya peningkatan. Sehingga biaya produksi
Operasional Pemboran pemboran yang harus dikeluarkan berkurang

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.3 Diagram Alir Penelitian

30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Dalam kegiatan penambangannya, alat yang digunakan untuk
kegiatan pemboran di PT. Musika Purbantara Utama hanya menggunakan 1
unit alat bor yaitu Hydraulic Crawler Rockdrill PowerRoc Atlas Copco T25
untuk mencapai target produksinya. Diameter button bit yang digunakan
sebesar 3 inch atau 7,62 cm dan panjang satu batang bor adalah 3,5 meter.
Metode pemboran yang dilakukan adalah metode rotary-percussive top
hammer. Spesifikasi alat bor secara rinci dapat dilihat pada (Lampiran 1).
Target Produksi pemboran di PT. Musika Purbantara Utama yang harus
dipenuhi perbulannya sebesar 30.000 BCM. Namun, hasil aktual
menunjukkan produksi yang dicapai hanya sebesar 18.470 BCM. Alat bor
yang digunakan untuk kegiatan pemboran dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Alat Bor Hydraulic Crawler Rockdrill PowerRoc Atlas


Copco T25

Lokasi pemboran di PT. Musika Purbantara Utama dilakukan pada


dua lokasi yang berbeda. Perbedaan tersebut ada pada kedalaman lubang
ledak dan karakteristik sifat batuannya. Karena, berdasarkan kuat tekan
batuan di kedua lokasi berada pada batuan dengan kekerasan sedang (dapat
dilihat pada Tabel 4.2).

31
Gambar 4.2 Lokasi Pemboran Blok 1

Gambar 4.3 Lokasi Pemboran Blok 2

4.1.1 Jadwal Waktu Kerja


Waktu kerja yang ditetapkan oleh PT. Musika Purbantara Utama
sebanyak 2 shift selama satu minggu. Untuk shift pagi kegiatan pemboran
dilakukan pada hari Senin sampai dengan Minggu, sedangkan untuk shift
malam kegiatan pemboran dilakukan pada hari Senin sampai dengan Sabtu.
Berikut tabel jadwal waktu kerja yang ditetapkan di PT. Musika Purbantara
Utama.

32
Tabel 4.1 Jadwal Waktu Kerja Tersedia
Waktu
Hari Shift Waktu Keterangan Kerja
Tersedia
07.00 – 12.00 Waktu Kerja
Pagi 12.00 – 13.00 Istirahat 7
Senin – Kamis
13.00 – 15.00 Waktu Kerja
Malam 19.00 – 02.00 Waktu Kerja 7
07.00 – 11.00 Waktu Kerja
Pagi 11.00 – 13.00 Istirahat 6
Jum’at
13.00 – 15.00 Waktu Kerja
Malam 19.00 – 02.00 Waktu Kerja 7
07.00 – 12.00 Waktu Kerja
Pagi 12.00 – 13.00 Istirahat 7
Sabtu
13.00 – 15.00 Waktu Kerja
Malam 19.00 – 02.00 Waktu Kerja 7
07.00 – 12.00 Waktu Kerja
Minggu Pagi 12.00 – 13.00 Istirahat 7
13.00 – 15.00 Waktu Kerja
Total Waktu Kerja Tersedia (Jam/Minggu) 90

Dari tabel jadwal waktu kerja tersedia tersebut, total waktu kerja shift
pagi sebesar 48 jam selama 7 hari dan shift malam sebesar 42 jam selama 6
hari. Sehingga didapatkan total rata–rata waktu kerja tersedia per harinya
adalah sebagai berikut :
Waktu kerja tersedia = (48:7) + (42:6)
= 13,86 jam/ hari
= 6,93 jam/shift = 415,71 menit/shift

4.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Pemboran


Kendala dalam kegiatan pemboran dipengaruhi oleh faktor sifat
batuan yang dibor, geometri pemboran, hambatan waktu kerja yang terjadi
yang dapat mengurangi waktu efektif pada alat bor serta kondisi mesin bor.
Berikut adalah uraian faktor yang mempengaruhi kegiatan pemboran pada
saat penelitian secara langsung dilapangan.

33
1. Sifat Batuan
Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan batuan (Uniaxial
Compressive Strength) didapatkan kuat tekan batuan pada lokasi Blok 1
sebesar 61,21 MPa dan untuk lokasi Blok 2 didapatkan kuat tekan batuan
sebesar 72,05 MPa. Adapun klasifikasi batuan dilokasi penelitian dapat
dilihat pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Sifat Batuan di Lokasi Penelitian
Densitas Kuat Tekan Batuan
Lokasi Klasifikasi
(gr/cm³) (MPa)
Blok 1 2,42 61,21
Kekerasan Sedang
Blok 2 2,45 72,05

2. Geometri Pemboran
Dalam kegiatan pemborannya, rancangan geometri yang
diterapkan oleh PT. Musika Purbantara Utama untuk lokasi Blok 1
dengan jarak burden 2 meter, spacing 3 meter dengan kedalaman lubang
7 meter. Sedangkan untuk lokasi Blok 2 dengan jarak burden 3 meter,
spacing 3,5 meter dengan kedalaman lubang 14 meter. Pemboran
dilakukan dengan pola pemboran selang-seling (staggered pattern) pada
rectangular drill pattern (persegi panjang) dengan kemiringan lubang
bor sebesar 15°-18°.

Namun, dari hasil pengamatan dilapangan didapatkan kedalaman


lubang ledak tidak sesuai dengan rencana. Hal itu dikarenakan alat bor
memiliki cutting yang masih tidak tertiup keatas. Dan jarak burden
spacing yang tidak sesuai dengan rencana dikarenakan penandaan titik
lubang yang belum sesuai sehingga mempersulit operator atau helper
dalam pengeboran titik selanjutnya. Geometri pemboran aktual dan
geometri pemboran rencana di PT. Musika Purbantara Utama dapat
dilihat pada Tabel 4.3 dan sketsa geometri dapat dilihat pada Gambar 4.4.

34
Tabel 4.3 Perbandingan Geometri Aktual dan Rencana
Blok 1 Blok 2
Geometri Pemboran
Plan Aktual Plan Aktual
Kedalaman lubang (m) 7 6,54 14 13,54
Burden (m) 2 1,49 3 2,48
Spacing (m) 3 2,47 3,5 3,07
Tinggi Jenjang (m) 6 6 13 13
Jumlah Lubang (m) 18 16 8 8

Gambar 4.4 Geometri Pemboran

3. Hambatan Waktu Kerja


Pada saat pengamatan dan pengambilan data di lapangan, waktu
kerja yang ditetapkan oleh PT. Musika Purbantara Utama tidak
seluruhnya digunakan secara efektif. Hal ini dikarenakan adanya
beberapa hambatan pada waktu kerja. Berikut hambatan yang terjadi
dilapangan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Hambatan Terhadap Waktu Kerja Pemboran
No. Hambatan Yang Terjadi Lama Waktu (Menit)
1 Pengecekan dan Pembersihan Alat 40,36
2 Waktu Tunggu dan Isi Bahan Bakar 19,64
3 Persiapan Lokasi Pemboran 15,54
4 Waktu Menuju Lokasi Pemboran 7,75
5 Waktu Pengamanan Blasting 21,43
6 Istirahat Lebih Awal 22,18
7 Terlambat Setelah Istirahat 18,54
8 Hujan 20,79

35
9 Perbaikan Alat (Repair) 15,82
Total Waktu Standby 166,21
Total Waktu Repair 15,82

Berdasarkan hasil waktu hambatan pada Tabel 4.4, penjelasan


mengenai hambatan waktu kerja yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pengecekan dan pembersihan alat, setiap pagi sebelum alat siap
digunakan selalu dilakukan pengecekan rutin seperti pengecekan air
regulator, bahan bakar (fuel) dan lain sebagainya setelah itu dilakukan
pembersihan alat bor.
2. Waktu tunggu dan isi bahan bakar, setelah dilakukan pengecekan
terhadap bahan bakar dilakukan pengisian dimana alat bor harus
menunggu dengan alat berat lainnya dan setelah saatnya tiba
dilakukanlah pengisian bahan bakar untuk alat bor.
3. Persiapan lokasi pemboran, pada saat alat bor sudah siap beroperasi,
lokasi pemboran masih belum selesai dilakukan dalam penentuan titik
lubang ledak.
4. Waktu menuju lokasi pemboran, yaitu waktu alat menuju lokasi
pemboran yang sudah selesai disiapkan.
5. Waktu pengamanan blasting, yaitu waktu memindahkan alat bor
menuju lokasi yang aman.
6. Istirahat lebih awal, yaitu kegiatan istirahat yang dilakukan sebelum
waktu istirahat yang ditentukan.
7. Terlambat setelah istirahat, yaitu kegiatan pemboran yang tidak
dilakukan sesuai waktu yang sudah ditentukan.
8. Hujan, yaitu waktu yang terganggu akibat turunnya hujan. Adapun
durasi waktu hujan berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh
perusahaan sebesar 5% dari waktu tersedia 20.79 menit per shift.
9. Perbaikan alat (repair), waktu kerja yang terganggu akibat adanya
perbaikan pada kerusakan alat sehingga alat tidak dapat bekerja,
waktu ini juga termasuk dengan waktu service alat bor.

36
4. Nilai Ketersediaan Alat Bor
Alat bor Hydraulic Crawler Rockdrill PowerRoc Atlas Copco T25
di PT. Musika Purbantara Utama berdasarkan umur alat bor masih
dibawah 5 tahun sehingga kinerja alatnya masih sangat baik. Dalam
melakukan pengeboran, alat bor terbilang praktis dan mudah
dioperasikan karena dalam penyambungan rod (batang bor) dilakukan
secara otomatis atau tidak manual. Serta kompresor sudah tergabung
dengan mesin bornya sendiri.
Kondisi alat bor diketahui dengan nilai ketersediaan alat.
Ketersediaan alat bor meliputi Ketersediaan Mekanik menggunakan
(Persamaan 2.1), Ketersediaan Fisik menggunakan (Persamaan 2.2),
Penggunaan Efektif menggunakan (Persamaan 2.3) dan Pemakaian
Ketersediaan menggunakan (Persamaan 2.4). Berdasarkan Tabel 4.4,
maka diperoleh besarnya waktu kerja efektif alat bor (W) sebesar 233,68
menit atau 3,89 jam, waktu standby (S) alat bor sebesar 166,21 menit
atau 2,77 jam dan waktu repair alat bor (R) sebesar 15,82 menit atau 0,26
jam. Nilai ketersediaan alat bor tersebut dapat disimpulkan pada Tabel
4.5 dan dapat dihitung sebagai berikut.
Tabel 4.5 Ketersediaan Alat Bor Hydraulic Crawler Rockdrill PowerRoc
Atlas Copco T25
Waktu
Repair Standby MA PA EU UA
Efektif
(Menit) (Menit) (%) (%) (%) (%)
(Menit)
233,68 15,82 166,21 93,66 96,19 56,21 58,44

1. Ketersediaan Mekanik (Mechanical Availability, MA)


W 233,68
MA =
W+R
x 100 % = 𝑥 100 % = 93,66 %
233,68 + 15,82

2. Ketersediaan Fisik (Physical Availability, PA)


W+S 233,68 + 166,21
PA = W + S + R x 100 % = 𝑥 100 % = 96,19 %
233,68 + 166,21 + 15,82

3. Penggunaan Efektif (Effective Utilization, EU)


W 233,68
EU = W + S + R x 100 % = 𝑥 100 % = 56,21 %
233,68 + 166,21 + 15,82

37
4. Pemakaian Ketersediaan (Use of Availability UA)
W 233,68
UA = W + S x 100 % = 𝑥 100 % = 58,44 %
233,68 + 166,21

4.1.3 Kemampuan Produksi Kinerja Alat Bor


Berikut parameter untuk mengetahui hasil produksi aktual yang
dicapai dan hasil produksi setelah dilakukan upaya perbaikan.
1. Cycle Time Pemboran
Berdasarkan hasil yang diperoleh, data cycle time pemboran aktual
didapatkan menggunakan (Persamaan 2.5) hasil rata–rata menggunakan
perhitungan distribusi frekuensi. Berikut adalah tabel waktu siklus
pemboran (cycle time) alat bor Hydraulic Crawler Rockdrill PowerRoc
Atlas Copco T25 pada waktu aktual dan optimalisai (perhitungan cycle
time secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 5).
Tabel 4.6 Cycle Time Pada Lokasi Blok 1
Kedalaman Menit
Blok 1
(meter) Pt Bt St 1 St 2 St 3 Dt Ct
Aktual 6,54 1,06 9 0,59 1,26 0,33 2 14,23
Perbaikan 7 1,06 8,42 0,59 1,26 0,5 0 11,81

Tabel 4.7 Cycle Time Pada Lokasi Blok 2


Kedalaman Menit
Blok 2
(meter) Pt Bt St 1 St 2 St 3 Dt Ct
Aktual 13,54 1,12 20,33 0,85 3,52 0,83 1,79 28,44
Perbaikan 14 1,12 19,81 0,85 3,52 1 0 26,30
Keterangan :
Pt = Waktu untuk menempatkan posisi ke titik lubang ledak
Bt = Boring time
St 1 = Waktu sambung batang bor
St 2 = Waktu angkat dan melepas batang bor
St 3 = Waktu flushing
Dt = Waktu untuk mengatasi hambatan
Ct = Cycle time

38
2. Perhitungan Laju Penembusan (Penetration Rate)
Perhitungan laju penembusan aktual dapat diketahui dari
kedalaman lubang ledak yang dicapai dengan boring time yang
dihasilkan. Perhitungan laju penembusan aktual tersebut diperoleh
menggunakan (Persamaan 2.6).
a. Laju Penembusan Aktual Pada Lokasi Blok 1
Hr (meter) 6,54
Pr = = = 0,73 meter/menit
Btr (menit) 9

b. Laju Penembusan Aktual Pada Lokasi Blok 2


Hr (meter) 13,54
Pr = = = 0,67 meter/menit
Btr (menit) 20,33

Besar kecilnya laju penembusan yang dihasilkan, dipengaruhi


pada kecepatan rotasi yang diberikan untuk menembus kuat tekan
batuan yang ada dilokasi. Untuk mengetahui rata–rata rpm aktual,
dapat digunakan perhitungan substitusi pada laju penembusan yang
sudah diketahui di kedua lokasi pemboran. Perhitungan tersebut
adalah sebagai berikut.
a. Lokasi Blok 1 Dengan Kuat Tekan Batuan 61,21 MPa
2,18 𝑥 𝑊 𝑥 𝑛
PR = 𝑤
0,9[10000]
0,2 𝑥 σc x 𝑑
2,18 𝑥 3,5 𝑥 (𝑋)
0,73 = 3,5 : 60
0,9[10000]
0,2 𝑥 61,21 x 0,0762
200000
1340499 √38163 1340499 𝑥 1.00187
X = 200000 = = 70,21 rpm
19075 √500063 19075 𝑥 1.00263

b. Lokasi Blok 2 Dengan Kuat Tekan Batuan 72,05 MPa


2,18 𝑥 𝑊 𝑥 𝑛
PR = 𝑤
0,9[10000]
0,2 𝑥 σc x 𝑑
2,18 𝑥 3,5 𝑥 (𝑋)
0,67 = 3,5 : 60
0,9[10000]
0,2 𝑥 72,05 x 0,0762
200000
289641 √38163 289641 𝑥 1.00187
X = 200000 = = 75,86 rpm
3815 √500063 3815 𝑥 1.00263

39
Dari hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa dari hasil
penetration rate yang telah dihitung rata–rata rpm aktual yang
diberikan sebesar 73,04 rpm.

Upaya perbaikan yang dilakukan untuk mendapatkan laju


penembusan yang optimal digunakan perhitungan menggunakan
(Persamaan 2.6) berdasarkan kemampuan alat bor, diameter bit yang
digunakan serta berat bit yang dibebankan untuk menembus kuat
tekan batuan di lokasi penelitian. Berikut hasil perhitungan yang
dilakukan.
a. Perbaikan Laju Penembusan Pada Lokasi Blok 1
2,18 𝑥 𝑊 𝑥 𝑛 2,18 𝑥 3,5 𝑥 80
PR = 𝑤 = 3,5
0,9[ ] 0,9[10000]
0,2 𝑥 𝜎𝑐 𝑥 𝑑 10000 0,2 𝑥 61,21 𝑥 0,0762

= 49,90 meter/jam = 0,83 meter/menit


b. Perbaikan Laju Penembusan Pada Lokasi Blok 2
2,18 𝑥 𝑊 𝑥 𝑛 2,18 𝑥 3,5 𝑥 80
PR = 𝑤 = 3,5
0,9[ ] 0,9[10000]
0,2 𝑥 𝜎𝑐 𝑥 𝑑 10000 0,2 𝑥 72,05 𝑥 0,0762

= 42,39 meter/jam = 0,71 meter/menit


Keterangan :
W = Berat mata bor atau bit (kg)
n = Kecepatan rotasi (rpm)
σc = Kuat tekan batuan (MPa)
d = Diameter mata bor atau bit (m)

3. Perhitungan Waktu Pemboran (Boring Time)


Jika dilihat pada Tabel 4.6, pada kondisi aktual alat bor
menghasilkan waktu pemboran (boring time) pada lokasi Blok 1
sebesar 9 menit dengan pencapaian kedalaman lubang ledak hanya
sebesar 6,54 meter. Sedangkan jika dilihat pada Tabel 4.7, pada lokasi
Blok 2 waktu pemboran (boring time) sebesar 20,33 menit dengan
pencapaian kedalaman lubang ledak hanya sebesar 13,54 meter.
Waktu pemboran pada kondisi aktual sedikit lama, sehingga cycle
time yang dihasilkan cukup besar.

40
Upaya perbaikan yang dilakukan terhadap waktu pemboran
(boring time) dapat diketahui dari hasil laju penembusan yang sudah
dioptimalkan. Oleh karena itu, pada lokasi Blok 1 boring time yang
dibutuhkan alat bor untuk mencapai kedalaman lubang 7 meter
mampu sebesar 8,42 menit dan boring time yang dibutuhkan untuk
mencapai kedalaman 14 meter sebesar 19,81 menit. Perhitungan
waktu pemboran (boring time) yang seharusnya dapat dicapai oleh
alat bor adalah sebagai berikut.
a. Perbaikan Boring Time Lokasi Blok 1
H (meter) 7
Bt = = = 8,42 menit
Laju Penembusan (meter/menit) 0,83

b. Perbaikan Boring Time Lokasi Blok 2


H (meter) 14
Bt = = = 19,81 menit
Laju Penembusan (meter/menit) 0,71

4. Perhitungan Kecepatan Pemboran


Hasil kecepatan pemboran dipengaruhi oleh kondisi kuat tekan
batuan yang ada di lokasi penelitian serta lamanya cycle time per
lubang. Kecepatan pemboran aktual masih memperhitungan waktu
untuk mengatasi hambatan. Sehingga kecepatan pemboran (Gdr)
aktual dapat dihitung menggunakan (Persamaan 2.8).
a. Rata–Rata Kecepatan Pemboran (Gdr) Aktual Lokasi Blok 1
Hr (meter) 6,54
Gdr = = = 0,46 meter/menit
Ctr (menit) 14,23

Dari hasil kecepatan pemboran aktual (Gdr), didapatkan rata-rata


kecepatan pemboran alat bor pada lokasi Blok 1 sebesar 0,46
meter/menit atau 4,22 lubang/jam.
b. Rata–Rata Kecepatan Pemboran (Gdr) Aktual Lokasi Blok 2
Hr (meter) 13,54
Gdr = = = 0,48 meter/menit
Ctr (menit) 28,44

Dari hasil kecepatan pemboran aktual (Gdr), didapatkan rata-rata


kecepatan pemboran alat bor pada lokasi Blok 2 sebesar 0,48
meter/menit atau 2,11 lubang/jam.

41
Kecepatan pemboran (Dr) dari upaya perbaikan yang dilakukan,
tidak lagi memperhitungkan adanya waktu untuk mengatasi
hambatan. Serta dengan kedalaman lubang ledak yang sudah sesuai
dengan rencana Perushaaan dan cycle time yang sudah terjadi
perubahan pada kedua lokasi (dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan 4.7).
Maka, kecepatan pemboran (Dr) dapat dihitung menggunakan
(Persamaan 2.9) berikut.
a. Perbaikan Kecepatan Pemboran (Dr) Pada Lokasi Blok 1
H (meter) 7
Dr = = = 0,59 meter/menit
Ct (menit)− Dt (menit) 11,81

Dari hasil perubahan kecepatan pemboran (Dr), didapatkan


kecepatan pemboran alat bor yang dapat dicapai pada lokasi Blok
1 sebesar 0,59 meter/menit atau 5,08 lubang/jam.
b. Perbaikan Kecepatan Pemboran (Dr) Pada Lokasi Blok 2
H (meter) 14
Dr = = = 0,53 meter/menit
Ct (menit)− Dt (menit) 26,30

Dari hasil perubahan kecepatan pemboran (Dr), didapatkan


kecepatan pemboran alat bor yang dapat dicapai pada lokasi Blok
2 sebesar 0,53 meter/menit atau 2,28 lubang/jam.
5. Perhitungan Volume Setara
Dengan jarak burden dan spacing yag telah diukur secara
langsung dilapangan (dapat dilihat pada Tabel 4.3) volume setara
aktual yang dihasilkan dapat dihitung menggunakan (Persamaan 2.10)
berikut.
a. Volume Setara Aktual Lokasi Blok 1
sxbxLxn 2,47 𝑥 1,49 𝑥 6 𝑥 368
Veq = = = 3,38 m³/meter
∑h 2.405

b. Volume Setara Aktual Lokasi Blok 2


sxbxLxn 3,07 𝑥 2,48 𝑥 13 𝑥 44
Veq = = = 7,29 m³/m
∑h 595,79

Setelah dilakukan upaya perbaikan terhadap penentuan titik


jarak burden dan spacing yang sudah sesuai dengan geometri rencana.

42
Maka perubahan volume setara yang dihasilkan adalah sebagai
berikut.
a. Perbaikan Volume Setara Pada Lokasi Blok 1
sxbxLxn 3 𝑥 2 𝑥 6 𝑥 368
Veq = = = 5,14 m³/m
∑h 2576

b. Perbaikan Volume Setara Pada Lokasi Blok 2


sxbxLxn 3,5 𝑥 3 𝑥 13 𝑥 44
Veq = = = 9,75 m³/m
∑h 616

6. Perhitungan Efisiensi Kerja


Hambatan yang terjadi terhadap waktu kerja pemboran,
menghasilkan besarnya nilai efisiensi kerja sebesar 56,21 %. Adapun
perhitungan dapat dihitung menggunakan (Persamaan 2.11) berikut.
W 233,68
Ek = x 100 % = x 100 % = 56,21%
T 415,71

7. Perhitungan Produktivitas Pemboran


Setelah semua parameter untuk menghitung produktivitas sudah
diketahui, seperti nilai kecepatan pemboran, efisiensi kerja dan
volume setara. Maka hasil rata-rata produktivitas alat bor aktual yang
dihasilkan pada kedua lokasi dapat dihitung menggunakan
(Persamaan 2.12) berikut.
a. Produktivitas Alat Bor Aktual Lokasi Blok 1
P = Gdr x Veq x Ek x 60
= 0,46 x 3,38 x 0,5621 x 60
= 52,31 m³/jam
= 407,43 bcm/hari
b. Produktivitas Alat Bor Aktual Lokasi Blok 2
P = Gdr x Veq x Ek x 60
= 0,48 x 7,29 x 0,5621 x 60
= 117,07 m³/jam
= 911,88 bcm/hari

43
Tabel 4.8 Hasil Produktivitas Alat Bor Aktual
Gross Drilling Volume Efisiensi
Produktivitas
Lokasi Rate Setara Kerja
(m³/jam)
(m/menit) (m³/m) (%)
Blok 1 0,46 3,38 52,31
56,21
Blok 2 0,48 7,29 117,07
Rata - Rata 84,69

Berdasarkan tabel diatas, hasil rata-rata produktivitas aktual alat


bor Hydraulic Crawler Rockdrill PowerRoc Atlas Copco T25 sebesar
84,69 m³/jam atau didapatkan hasil produksi sebesar 18.470 BCM/bulan.
Maka, hasil produksi tersebut belum memenuhi target produksi
pemboran bulanan yaitu sebesar 30.000 BCM.

Hasil upaya perbaikan yang dilakukan terhadap kinerja alat bor,


terhadap pencapaian kedalaman lubang ledak sebesar 7 meter dan 14
meter, pencapaian jarak burden dan spacing yang sesuai dengan geometri
rencana serta tidak adanya lagi waktu untuk mengatasi hambatan pada
saat waktu siklus pemboran berlangsung. Sehingga, nilai kecepatan
pemboran (Dr) dan volume setara yang dihasilkan meningkat
menjadikan produktivitas alat bor juga mengalami peningkatan. Berikut
peningkatan produktivitas alat bor yang dihasilkan pada kedua lokasi
yang dapat dihitung menggunakan (Persamaan 2.14).
a. Hasil Perbaikan Produktivitas Alat Bor Lokasi Blok 1
P = Dr x Veq x Ek x 60
= 0,59 x 5,14 x 0,5621 x 60
= 102,76 m³/jam
= 800,46 bcm/hari
b. Hasil Perbaikan Produktivitas Alat Bor Lokasi Blok 2
P = Dr x Veq x Ek x 60
= 0,53 x 9,75 x 0,5621 x 60
= 175,05 m³/jam
= 1.363,52 bcm/hari

44
Tabel 4.9 Hasil Perbaikan Adanya Peningkatan Produktivitas Alat Bor
Volume Efisiensi
Drilling Rate Produktivitas
Lokasi Setara Kerja
(m/menit) (m³/jam)
(m³/m) (%)
Blok 1 0,59 5,14 102,76
56,21
Blok 2 0,53 9,75 175,05
Rata - Rata 138,91

Berdasarkan tabel diatas, hasil produktivitas alat bor Hydraulic


Crawler Rockdrill PowerRoc Atlas Copco T25 mengalami peningkatan
menjadi 138,91 m³/jam atau didapatkan hasil produksi sebesar 30.000
BCM/bulan. Hasil produksi tersebut sudah memenuhi target produksi
pemboran yang direncanakan oleh PT. Musika Purbantara Utama.
4.1.4 Biaya Operasional Pemboran
Untuk mengetahui biaya operasional pemboran aktual dan hasil
perbaikan, dilakukan beberapa perhitungan sebagai berikut.
1. Biaya Operasional Pemboran Aktual
Besarnya biaya pemboran yaitu dengan menghitung biaya
operasional alat (operating cost). Perhitungan biaya operasional ini
meliputi biaya penggunaan bahan bakar (fuel), oli (oil), grease,
pergantian filter, pergantian spare parts, biaya perbaikan serta upah
pegawai. Dimana, harga satuan biaya tersebut diperoleh berdasarkan data
sekunder dari PT. Musika Purbantara Utama.
a. Kebutuhan Bahan Bakar (Fuel)
Kebutuhan bahan bakar per jam nya diketahui dari jumlah
pemakaian bahan bakar selama sebulan sebesar 3.958 liter dibagi
dengan waktu kerja alat selama sebulan sebesar 218,1 jam.
Didapatkan kebutuhan bahan bakar sebesar 18 liter/jam. Harga bahan
bakar yang digunakan adalah harga solar industri dari PT Pertamina
(persero) pada Bulan Juli 2021 yaitu sebesar Rp.8.000/liter. Maka,
biaya konsumsi bahan bakar per jam (menggunakan Persamaan 2.14)
adalah sebagai berikut.
Biaya bahan bakar (fuel) = 18 x Rp.8.000 = Rp.144.000/jam

45
b. Kebutuhan Oli, Greas dan Filter
 Oli Mesin (Meditran SX 15W – 40)
Kapasitas tangki untuk oli mesin sebesar 25 liter dengan
waktu pergantian selama 500 jam. Sehingga, kebutuhan oli mesin
sebesar 0,05 liter/jam. Harga oli mesin Meditran SX 15W–40
adalah Rp.24.022/liter. Maka, besarnya biaya konsumsi oli mesin
per jam (menggunakan Persamaan 2.15) adalah sebagai berikut.
Biaya oli mesin Meditran SX 15W–40 = 0,05 x Rp.24.022
= Rp. 1.201,10/jam
 Oli Hidraulik (Turalik 52)
Kapasitas tangki untuk oli hidraulik sebesar 200 liter dengan
waktu pergantian selama 2.000 jam. Sehingga, kebutuhan oli
hidraulik sebesar 0,10 liter/jam. Harga oli hidraulik Turalik 52
adalah Rp.19.633/liter. Maka, besarnya biaya konsumsi oli
hidraulik per jam (menggunakan Persamaan 2.15) adalah sebagai
berikut.
Biaya oli hidraulik Turalik 52 = 0,10 x Rp. 19.633
= Rp. 1.963,30/jam
 Oli Final Drive (Rored HAD–140)
Kapasitas tangki untuk oli final drive sebesar 5 liter dengan
waktu pergantian selama 1.000 jam. Sehingga, kebutuhan oli final
drive sebesar 0,01 liter/jam. Harga oli final drive Rored HAD-140
adalah Rp.21.688/liter. Maka, besarnya biaya konsumsi oli final
drive per jam (menggunakan Persamaan 2.15) adalah sebagai
berikut.
Biaya oli final drive Rored HAD–140 = 0,01 x Rp.21.688
= Rp.108,44/jam
 Grease
Penggunaan grease adalah 1 pail atau 20 liter dalam kurun
waktu 600 jam. Sehingga, kebutuhan greade sebesar 0,03 liter/jam.

46
Harga grease adalah Rp.32.500. Maka, besarnya konsumsi grease
per jam (menggunakan Persamaan 2.15) adalah sebagai berikut.
Biaya grease = 0,03 x Rp.32.500 = Rp.1.083,33/jam
 Filter Udara atau Air Filter
Pergantian untuk 1 unit filter udara dilakukan dengan waktu
pergantian per 1000 jam. Harga filter udara adalah Rp.4.558.097.
Sehingga, besarnya biaya pergantian filter udara per jam
(menggunakan Persamaan 2.16) adalah sebagai berikut.
1 x Rp.4.558.097
Biaya pergantian air filter = = Rp.4.558,10/jam
1.000 jam

 Filter Solar
Pergantian untuk 1 unit filter solar dilakukan dengan waktu
pergantian per 250 jam. Harga filter solar adalah Rp.736.057.
Sehingga, besarnya biaya pergantian filter solar per jam
(menggunakan Persamaan 2.16) adalah sebagai berikut.
1 x Rp.736.057
Biaya pergantian filter solar = = Rp.2.944,23/jam
250 jam

 Filter Oli
Pergantian untuk 1 unit filter oli dilakukan dengan waktu
pergantian per 1.000 jam. Harga filter oli adalah Rp.885.368.
Sehingga, besarnya biaya pergantian filter oli per jam
(menggunakan Persamaan 2.16) adalah sebagai berikut.
1 x Rp.885.368
Biaya pergantian filter oli = = Rp.885,37/jam
1.000 jam

c. Biaya Pergantian Spare Parts Alat Bor


 Mata Bor atau Bit
Pergantian mata bor atau bit diganti apabila bit sudah
mengalami keausan. Rata–rata laju penembusan aktual sebesar
0,70 meter/menit atau 41,77 meter/jam. Pergantian mata bor
dilakukan apabila alat bor sudah mencapai kedalaman 5.000 meter.
Harga 1 unit bit dengan tipe Sandvik 3” T38 adalah Rp.2.050.000.

47
Dan didapatkan biaya pergantian bit per meter sebesar Rp.410.
Maka, biaya pergantian bit per jam adalah sebagai berikut.
Biaya pergantian mata bor = 41,77 x Rp.410
= Rp.17.124,69/jam
 Batang Bor atau Rod
Pergantian batang bor atau rod diganti apabila batang bor
patah. Pergantian 1 batang bor dilakukan apabila alat bor sudah
mencapai kedalaman sebesar 5.000 meter dengan rata–rata laju
penembusan aktual sebesar 0,70 meter/menit atau 41,77 meter/jam.
Harga 1 unit batang bor adalah Rp.3.455.688. Dan didapatkan
biaya per meter sebesar Rp.691,14. Maka, biaya pergantian batang
bor per jam adalah sebagai berikut.
Biaya pergantian batang bor = 41,77 x Rp.691,14
= Rp.28.867,11/jam
 Shank Rod
Pergantian shank Rod diganti apabila alat bor telah mencapai
kedalaman sebesar 10.000 meter dengan rata–rata laju penembusan
aktual sebesar 0,70 meter/menit atau 41,77 meter/jam. Harga 1 unit
shank rod adalah Rp.6.302.670. Dan didapatkan biaya per meter
sebesar Rp. 630,27. Maka, biaya pergantian shank rod per jam
adalah sebagai berikut.
Biaya pergantian shank rod = 41,77 x Rp.630,27
= Rp.26.324,69/jam
 Coupling
Pergantian coupling diganti apabila telah mencapai
kedalaman sebesar 10.000 meter dengan rata–rata laju penembusan
aktual sebesar 0,70 meter/menit atau 41,77 meter/jam. Harga 1 unit
coupling adalah Rp.780.000. Dan didapatkan biaya per meter
sebesar Rp.78,00. Maka, biaya pergantian coupling per jam adalah
sebagai berikut.
Biaya pergantian coupling = 41.77 x Rp.78,00 = Rp. 3.257,87/jam

48
d. Biaya Perbaikan
Perbaikan alat bor dikategorikan dengan pemakaian berat,
dikarenakan kegiatan pemboran dijadwalkan 2 shift kerja per harinya
untuk mencapai targetnya dan persentase perbaikan sebesar 17,5%.
Dimana persentase tersebut berdasarkan pedoman AHSP Menteri
Pekerjaan Umum (2016). Harga 1 unit alat bor adalah Rp.2.500.000.000.
Dan waktu kerja alat selama setahun sebesar 4.462 jam. Sehingga
besarnya biaya perbaikan per jam (menggunakan Persamaan 2.17) adalah
sebagai berikut.
Rp.2.500.000.000
Biaya perbaikan = 17,5% x = Rp.98.050,20/jam
4.462 jam

e. Biaya Upah Pegawai


Biaya pegawai pemboran meliputi 1 orang operator dan 2 helper.
Dimana upah operator sebesar Rp.3.800.000 dan upah helper sebesar
Rp.3.000.000. Jam kerja pegawai pemboran selama 1 bulan sebesar 195
jam. Sehingga, biaya upah pegawai per jam (menggunakan Persamaan
2.18) adalah sebagai berikut.
Rp.3.800.000
1. Biaya operator = = Rp.19.487,18/jam
195 jam
2 x Rp.3.000.000
2. Biaya helper = = Rp.30.769,23/jam
195 jam

Sehingga dari perhitungan yang sudah diolah, dapat disimpulkan


biaya operasional aktual alat bor Hydraulic Crawler Drill PowerRoc
Atlas Copco T25 pada Tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10 Rincian Biaya Operasional Pemboran Aktual
Solar Rp/liter 8.000
Estimasi Pemakaian liter/jam 18
Biaya Solar Rp/jam 144.000
Oli Mesin (Meditran SX 15W-40) Rp/liter 24.022
Estimasi Pemakaian liter/jam 0,05
Biaya Oli Mesin Rp/jam 1.201,0
Oli Hydraulic (Turalik 52) Rp/liter 19.633
Estimasi Pemakaian liter/jam 0,10
Biaya Oli Hydraulic Rp/jam 1.963,30

49
Oli Final Drive (Rored HAD – 140) Rp/liter 21.688
Estimasi Pemakaian liter/jam 0,01
Biaya Oli Hydraulic Rp/jam 108,44
Grease Rp/liter 32.500
Estimasi Pemakaian liter/jam 0,03
Biaya Grease Rp/jam 1.083,33
Filter Udara Rp/pcs 4.558.097
Estimasi Pemakaian Jam 1.180
Biaya Filter Udara Rp/jam 4.558,10
Filter Solar Rp/pcs 736.057
Estimasi Pemakaian Jam 250
Biaya Filter Solar Rp/jam 2.944,23
Filter Oli Rp/pcs 885.368
Estimasi Pemakaian Jam 1.180
Biaya Filter Oli Rp/jam 885,37
Button Bit Rp/pcs 2.050.000.00
Estimasi Pemakaian m 5.000
Biaya Button Bit Rp/meter 410
Rp/jam 17.124,69
Batang Bor Rp/pcs 3.455.688
Estimasi Pemakaian m 5.000
Biaya Button Bit Rp/meter 691,14
Rp/jam 28.867,11
Coupling Rp/pcs 780.000
Estimasi Pemakaian m 10.000
Biaya Coupling Rp/meter 78,00
Rp/jam 3.257,87
Shank Rod Rp/pcs 6.302.670
Estimasi Pemakaian m 10.000
Biaya Shank Rod Rp/meter 630,27
Rp/jam 26.324,69
Reparasi dan Maintenance Harga alat 2.500.000.000
Waktu Kerja Alat Jam/tahun 4.830
Biaya Perbaikan Rp/jam 98.050,20
Gaji Operator Rp/bulan 3.800.000
Jumlah Pegawai Jumlah 1
Jam Kerja Sebulan Jam/bulan 195
Biaya Operator Rp/jam 19.487,18
Helper Rp/bulan 3.000.000
Jumlah Pegawai Jumlah 2

50
Jam Kerja Sebulan Jam/bulan 195
Biaya Operator Rp/jam 30.769,23
Rp/jam 380.624,83
Total Operating Cost Rp/meter 13.561,30
Rp/bcm 4.494,45

2. Perbaikan Biaya Operasional Pemboran


Adanya peningkatan hasil produktivitas sebesar 138,91 m³/jam
menjadikan perubahan biaya operasional pemboran hasil perbaikan
mengalami penurunan. Biaya operasional hasil perbaikan adalah sebagai
berikut.
a. Biaya Kebutuhan Bahan Bakar (Fuel)
Hasil rata–rata lubang ledak yang dihasilkan secara aktual
sebesar 4,22 lubang/jam dengan pemakaian bahan bakar aktualnya
sebesar 18 liter/jam. Dari data tersebut, didapatkan pemakaian bahan
bakar sebesar 4,27 liter/lubangnya. Sehingga, dengan rata-rata
kedalaman aktual 6,65 meter dapat diketahui pemakain bahan bakar
per meter sebesar 0,64 liter/meter.
Hasil optimasi menunjukkan, setelah dilakukan perbaikan
didapatkan hasil lubang ledak sebanyak 4,82 lubang/jam. Dan dengan
rotation speed yang diberikan sebesar 80 rpm pada kedalaman 7
meter. Sehingga, dapat dicari pemakaian bahan bakar hasil perbaikan
dalam pembuatan lubang ledak (menggunakan Persamaan 2.14)
tersebut dengan perhitungan sebagai berikut :
 Kebutuhan bahan bakar/lubang = liter/meter x kedalaman
= 0,64 liter x 7 meter
= 4,49 liter/lubang
 Kebutuhan bahan bakar/jam = liter/lubang x jumlah lubang
= 4,49 liter x 4,82 lubang
= 21,64 liter/jam
 Biaya bahan bakar/jam = 21,64 liter x Rp.8.000
= Rp.173.126,25/jam

51
b. Kebutuhan Oli, Greas dan Filter
 Oli Mesin (Meditran SX 15W – 40)
Kapasitas tangki untuk oli mesin sebesar 25 liter dengan
waktu pergantian selama 500 jam. Sehingga, kebutuhan oli mesin
sebesar 0,05 liter/jam. Harga oli mesin Meditran SX 15W–40
adalah Rp.24.022/liter. Maka, besarnya biaya konsumsi oli mesin
per jam (menggunakan Persamaan 2.15) adalah sebagai berikut.
Biaya oli mesin Meditran SX 15W–40 = 0,05 x Rp.24.022
= Rp. 1.201,10/jam
 Oli Hidraulik (Turalik 52)
Kapasitas tangki untuk oli hidraulik sebesar 200 liter dengan
waktu pergantian selama 2.000 jam. Sehingga, kebutuhan oli
hidraulik sebesar 0,10 liter/jam. Harga oli hidraulik Turalik 52
adalah Rp.19.633/liter. Maka, besarnya biaya konsumsi oli
hidraulik per jam (menggunakan Persamaan 2.15) adalah sebagai
berikut.
Biaya oli hidraulik Turalik 52 = 0,10 x Rp. 19.633
= Rp. 1.963,30/jam
 Oli Final Drive (Rored HAD–140)
Kapasitas tangki untuk oli final drive sebesar 5 liter dengan
waktu pergantian selama 1.000 jam. Sehingga, kebutuhan oli final
drive sebesar 0,01 liter/jam. Harga oli final drive Rored HAD-140
adalah Rp.21.688/liter. Maka, besarnya biaya konsumsi oli final
drive per jam (menggunakan Persamaan 2.15) adalah sebagai
berikut.
Biaya oli final drive Rored HAD–140 = 0,01 x Rp.21.688
= Rp.108,44/jam
 Grease
Penggunaan grease adalah 1 pail atau 20 liter dalam kurun
waktu 600 jam. Sehingga, kebutuhan greade sebesar 0,03 liter/jam.

52
Harga grease adalah Rp.32.500. Maka, besarnya konsumsi grease
per jam (menggunakan Persamaan 2.15) adalah sebagai berikut.
Biaya grease = 0,03 x Rp.32.500 = Rp.1.083,33/jam
 Filter Udara atau Air Filter
Pergantian untuk 1 unit filter udara dilakukan dengan waktu
pergantian per 1000 jam. Harga filter udara adalah Rp.4.558.097.
Sehingga, besarnya biaya pergantian filter udara per jam
(menggunakan Persamaan 2.16) adalah sebagai berikut.
1 x Rp.4.558.097
Biaya pergantian air filter = = Rp.4.558,10/jam
1.000 jam

 Filter Solar
Pergantian untuk 1 unit filter solar dilakukan dengan waktu
pergantian per 250 jam. Harga filter solar adalah Rp.736.057.
Sehingga, besarnya biaya pergantian filter solar per jam
(menggunakan Persamaan 2.16) adalah sebagai berikut.
1 x Rp.736.057
Biaya pergantian filter solar = = Rp.2.944,23/jam
250 jam

 Filter Oli
Pergantian untuk 1 unit filter oli dilakukan dengan waktu
pergantian per 1.000 jam. Harga filter oli adalah Rp.885.368.
Sehingga, besarnya biaya pergantian filter oli per jam
(menggunakan Persamaan 2.16) adalah sebagai berikut.
1 x Rp.885.368
Biaya pergantian filter oli = = Rp.885,37/jam
1.000 jam

c. Biaya Pergantian Spare Parts Alat Bor


 Mata Bor atau Bit
Laju penembusan menjadi 46,15 meter/jam. Dan didapatkan
biaya pergantian bit per meter sebesar Rp.410. Maka, biaya
pergantian bit per jam adalah sebagai berikut.
Biaya pergantian mata bor = 46,15 x Rp.410
= Rp.18.920,56/jam

53
 Batang Bor atau Rod
Laju penembusan hasil perbaikan menjadi 46,15 meter/jam.
Dan didapatkan biaya pergantian batang bor atau rod per meter
sebesar Rp. 691,14. Maka, biaya pergantian rod per jam adalah
sebagai berikut.
Biaya pergantian batang bor = 46,15 x Rp. 691,14
= Rp.31.894,42/jam
 Coupling
Laju penembusan hasil perbaikan menjadi 46,15 meter/jam.
Dan didapatkan biaya pergantian coupling per meter sebesar
Rp.78,00. Maka, biaya pergantian coupling per jam adalah sebagai
berikut.
Biaya pergantian coupling = 46,15 x Rp.78,00
= Rp.3.599,52/jam
 Shank Rod
Laju penembusan hasil perbaikan menjadi 46,15
meter/jam. Dan didapatkan biaya pergantian shank rod per meter
sebesar Rp.630,27. Maka, biaya pergantian shank rod per jam
adalah sebagai berikut.
Biaya pergantian shank rod = 46,15 x Rp.630,27
= Rp.29.085,38

d. Biaya Perbaikan
Perbaikan alat bor dikategorikan dengan pemakaian berat,
dikarenakan kegiatan pemboran dijadwalkan 2 shift kerja per harinya
untuk mencapai targetnya dan persentase perbaikan sebesar 17,5%.
Dimana persentase tersebut berdasarkan pedoman AHSP Menteri
Pekerjaan Umum (2016). Harga 1 unit alat bor adalah
Rp.2.500.000.000. Dan waktu kerja alat selama setahun sebesar 4.462
jam. Sehingga besarnya biaya perbaikan per jam (menggunakan
Persamaan 2.17) adalah sebagai berikut.

54
Rp.2.500.000.000
Biaya perbaikan = 17,5% x = Rp.98.050,20/jam
4.462 jam

e. Biaya Upah Pegawai


Biaya pegawai pemboran meliputi 1 orang operator dan 2
helper. Dimana upah operator sebesar Rp.3.800.000 dan upah helper
sebesar Rp.3.000.000. Jam kerja pegawai pemboran selama 1 bulan
sebesar 195 jam. Sehingga, biaya upah pegawai per jam
(menggunakan Persamaan 2.18) adalah sebagai berikut.
Rp.3.800.000
Biaya operator = = Rp.19.487,18/jam
195 jam
2 x Rp.3.000.000
Biaya helper = = Rp.30.769,23/jam
195 jam

Dapat disimpulkan perubahan biaya operasional alat bor Hydraulic


Crawler Rockdrill PowerRoc Atlas Copco T25 pada Tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.11 Rincian Perbaikan Biaya Operasional Pemboran
Solar Rp/liter 8.000
Estimasi Pemakaian liter/jam 21,64
Biaya Solar Rp/jam 173.126,25
Oli Mesin (Meditran SX 15W-40) Rp/liter 24.022
Estimasi Pemakaian liter/jam 0,05
Biaya Oli Mesin Rp/jam 1.201.,0
Oli Hydraulic (Turalik 52) Rp/liter 19.633
Estimasi Pemakaian liter/jam 0,10
Biaya Oli Hydraulic Rp/jam 1.963,30
Oli Final Drive (Rored HAD – 140) Rp/liter 21.688
Estimasi Pemakaian liter/jam 0,01
Biaya Oli Hydraulic Rp/jam 108,44
Grease Rp/liter 32.500
Estimasi Pemakaian liter/jam 0,03
Biaya Grease Rp/jam 1.083,33
Filter Udara Rp/pcs 4.558.097
Estimasi Pemakaian Jam 1.180
Biaya Filter Udara Rp/jam 4.558,10
Filter Solar Rp/pcs 736.057
Estimasi Pemakaian Jam 250
Biaya Filter Solar Rp/jam 2.944,23

55
Filter Oli Rp/pcs 885.368
Estimasi Pemakaian Jam 1.180
Biaya Filter Oli Rp/jam 885,37
Button Bit Rp/pcs 2.050.000
Estimasi Pemakaian m 5.000
Biaya Button Bit Rp/meter 410
Rp/jam 18.920,56
Batang Bor Rp/pcs 3.455.688
Estimasi Pemakaian m 5.000
Biaya Button Bit Rp/meter 691,14
Rp/jam 31.894,42
Coupling Rp/pcs 780.000
Estimasi Pemakaian m 10.000
Biaya Coupling Rp/meter 78,00
Rp/jam 3.599,52
Shank Rod Rp/pcs Rp. 6.302.670
Estimasi Pemakaian m 10.000
Biaya Shank Rod Rp/meter 630,27
Rp/jam 29.085,38
Reparasi dan Maintenance Harga alat 2.500.000.000
Waktu Kerja Alat Jam/tahun 4.830
Biaya Perbaikan Rp/jam 98.050,20
Gaji Operator Rp/bulan 3.800.000
Jumlah Pegawai Jumlah 1
Jam Kerja Sebulan Jam/bulan 195
Biaya Operator Rp/jam 19.487,18
Helper Rp/bulan 3.000.000
Jumlah Pegawai Jumlah 2
Jam Kerja Sebulan Jam/bulan 195
Biaya Operator Rp/jam 30.769,23
Rp/jam 417.676,61
Total Operating Cost Rp/meter 12.377,87
Rp/bcm 3.006,88

56
4.2 Pembahasan
Dalam upaya pencapaian target produksi yang ditetapkan oleh
perusahaan, dilakukan beberapa rencana perbaikan sebagai berikut.
4.2.1 Perbaikan Terhadap Laju Penembusan (Penetration Rate)
Laju penembusan aktual yang dihasilkan oleh alat bor Hydraulic
Crawler Rockdrill PowerRoc Atlas Copco pada kedua lokasi dapat dibilang
belum optimal. Hal itu dikarenakan pada saat pengoperasian alat bor
rotation speed yang diberikan untuk menembus kuat tekan batuan yang ada
dilokasi penelitian rata-rata masih sebesar 73 rpm. Pada lokasi Blok 1
dengan kuat tekan batuan sebesar 61,12 MPa menghasilkan laju
penembusan sebesar 0,73 meter/menit. Untuk lokasi Blok 2 dengan kuat
tekan batuan sebesar 72,05 menghasilkan laju penembusan sebesar 0,67
meter/menit. Hasil aktual perbandingan laju penembusan dengan kuat tekan
batuan dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut.

Laju Penembusan vs Kuat Tekan Batuan


LAJU PENEMBUSAN (METER/MENIT)

0.74
0.73 0.73
0.72
0.71
0.70
0.69
0.68
0.67 0.67
0.66
0.65
0.64 Lokasi 2
0.63
61.21 72.05

Kuat Tekan Batuan (Mpa)

Gambar 4.6 Grafik Laju Penembusan vs Kuat Tekan Batuan

Berdasarkan grafik aktual tersebut, menjelaskan bahwa laju


penembusan dalam mencapai waktu pemboran pada kedalaman yang
berbeda dipengaruhi oleh besarnya kuat tekan yang akan dibor. Besarnya
laju penembusan berbanding terbalik dengan kuat tekan batuan. Dimana

57
semakin tinggi nilai kuat tekan batuan maka akan semakin kecil laju
penembusan yang dihasilkan. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah nilai
kuat tekan batuan maka laju penembusan yang dicapai akan semakin tinggi.

Upaya perbaikan yang dilakukan terhadap laju penembusan


menggunakan perhitungan teori Praillet, (1984). Berdasarkan (Persamaan
2.7) diketahui bahwa laju penembusan merupakan fungsi dari kuat tekan
batuan. Laju penembusan dipengaruhi oleh luas penampang yang berarti
diameter bit nya sebesar 0,0762 meter atau 3 inch, beban berat bit yang
diberikan sebesar 3,5 kg dengan kecepatan rotasi yang diberikan sebesar 80
rpm sesuai kemampuan alat bor berdasarkan spesifikasi alat bor.
Menghasilkan laju penembusan yang dapat dicapai sebesar 49,90 meter/jam
atau 0,83 meter/menit dengan kuat tekan batuan 61,21 MPa. Pada kuat tekan
batuan 72,05 MPa laju penembusan yang dapat dicapai sebesar 42,39
meter/jam atau 0,71 meter/menit. Perubahan laju penembusan aktual dan
hasil perbaikan dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12 Laju Penembusan (Pr) Aktual dan Sesudah Perbaikan
Kuat Tekan Laju penembusan (meter/menit)
Lokasi
(MPa) Aktual Perbaikan
Blok 1 61,21 0,73 0,83
Blok 2 72,05 0,67 0,71

4.2.2 Perbaikan Terhadap Waktu Pemboran (Boring Time)


Semakin lama laju penembusan yang dihasilkan, maka semakin besar
pula waktu pemboran yang dicapai. Pada kondisi aktual, dengan rata-rata
kedalaman 6,54 meter waktu pemboran selama 9 menit. Sedangkan untuk
rata-rata kedalaman 13,54 meter waktu pemboran selama 20,33 menit. Hasil
upaya perbaikan yang dilakukan terhadap laju penembusan, untuk
kedalaman lubang 7 meter alat bor mampu mencapai lamanya waktu
pemboran sebesar 8,42 menit. Untuk kedalaman lubang 14 meter alat bor
mampu mencapai lamanya waktu pemboran sebesar 19,81 menit. Hasil
perhitungan yang sudah dilakukan, dapat dilihat dan disimpulkan perubahan
boring time pada Tabel 4.13 berikut.

58
Tabel 4.13 Boring Time (Bt) Aktual dan Sesudah Perbaikan
Kuat Aktual Perbaikan
Lokasi Tekan Kedalaman Boring Time Kedalaman Boring Time
(MPa) (meter) (menit) (meter) (menit)
Blok 1 61,21 6,54 9 7 8,42
Blok 2 72,05 13,54 20,33 14 19,81

4.2.3 Perbaikan Terhadap Delay Time Pemboran


Pada saat pengamatan secara langsung dilapangan, pada saat waktu
siklus pemboran berlangsung dalam membuat sejumlah lubang ledak
terdapat beberapa hambatan. Hambatan tersebut masuk ke waktu delay time.
Berikut merupakan jenis delay time dan juga saran untuk mengatasi atau
menghilangkan delay time pemboran adalah sebagai berikut :
a. Pencarian Titik Lubang Ledak
Jenis hambatan ini dapat dihindari dengan saran untuk penentuan titik
lubang ledak sebaiknya menggunakan karung yang ditimpa dengan batu.
Atau bisa menggunakan plastik putih kemudian ditimpa dengan batu.
Sehingga mempermudah helper dalam mencari titik lubang selanjutnya.
b. Mencari Sanggahan Batu Untuk Rod Handling
Sebelum pemboran dimulai, posisi rod handling harus lebih tinggi dari
permukaan yang mau di bor. Hal ini dikarenakan untuk mempermudah
operator saat pengoperasian alat atau saat membor lubang. Dan
sanggahan ini menggunakan batu, sebaiknya jika sudah selesai
melakukan pengeboran, batu yang sudah digunakan dipakai kembali.
Atau helper yang kedua bisa mencari pada saat masih melakukan
kegiatan pengeboran.
c. Pembersihan Lubang Sebelum Di Bor Menggunakan Sekop Kecil
Jenis hambatan ini bisa diatasi apabila helper yang kedua sudah
membersihkan lubang yang selanjutnya akan dibor, dikarenakan lokasi
pemboran yang tidak rata maka lubang perlu dibersihkan menggunakan
sekop kecil. Jadi, setelah operator selesai, untuk pemboran selanjutnya
hanya tinggal mengoperasikannya saja tanpa harus menunggu lagi.

59
Gambar 4.7 Delay Time Pada Saat Waktu Siklus Pemboran

4.2.4 Pencapaian Kedalaman Lubang Ledak dan Perbaikan Cycle Time


Untuk mencapai kedalaman lubang, yang mana pada lokasi Blok 1
waktu flushing yang diperlukan agar material cutting dapat sepenuhnya
keluar memerlukan waktu selama 30 detik atau 0,50 menit untuk mencapai
kedalaman bor 7 meter. Untuk lokasi Blok 2, waktu flushing yang
dibutuhkan sebesar 60 detik atau 1 menit untuk mencapai kedalaman lubang
ledak 14 meter. Waktu flushing ini didapatkan berdasarkan percobaan aktual
pada alat bor hingga material cutting dapat sepenuhnya keluar pada masing-
masing lubang di kedalaman lubang ledak yang berbeda.

Sehingga, setelah dilakukan perbaikan terhadap waktu pemboran


(boring time), mengatasi adanya hambatan (delay time) serta perbaikan
terhadap pencapaian kedalaman lubang ledak. Perbaikan waktu siklus (cycle
time) alat bor Hydraulic Crawler Rockdrill PowerRoc Atlas Copco T25
untuk pencapaian kedalaman lubang ledak 7 meter yaitu 11,81
menit/lubang. Sedangkan untuk pencapaian kedalaman lubang ledak 14
meter yaitu 26,30 menit/lubang. Berikut kesimpulan hasil perbaikan cycle
time dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut.

60
Tabel 4.14 Perbaikan Waktu Siklus Alat Bor (Cycle Time)
Kedalaman Menit
Lokasi
(meter) Pt Bt St 1 St 2 St 3 Dt Ct
Blok 1 7 1,06 8,42 0,59 1,26 0,5 0 11,81
Blok 2 14 1,12 19,81 0,85 3,52 1 0 26,30
Keterangan :
Pt = Waktu untuk menempatkan posisi ke titik lubang ledak
Bt = Boring time
St 1 = Waktu sambung batang bor
St 2 = Waktu angkat dan melepas batang bor
St 3 = Waktu flushing
Dt = Waktu untuk mengatasi hambatan
Ct = Cycle time
4.2.5 Perbaikan Kecepatan Pemboran (Drilling Rate)
Pada kondisi aktual, adanya waktu hambatan (delay time) pada saat
waktu siklus pemboran berlangsung sangat berpengaruh terhadap lamanya
waktu untuk membuat sejumlah lubang ledak. Sehingga, hasil kecepatan
pemboran aktual yang didapat lebih kecil. Dimana, pada lokasi Blok 1
sebesar 0,46 meter/menit atau 4,22 lubang/jam dan lokasi Blok 2 sebesar
0,47 meter/menit atau 2,11 lubang/jam. Setelah dilakukan perbaikan
terhadap kecepatan pemboran (Dr), maka pada lokasi Blok 1 kecepatan
pemboran yang didapat sebesar 0,59 meter/menit atau 5,08 lubang/jam dan
lokasi Blok 2 sebesar 0,53 meter/menit atau 2,28 lubang/jam. Perubahan
kecepatan pemboran dapat lihat pada Tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15 Kecepatan Pemboran Aktual dan Sesudah Perbaikan
Kecepatan Pemboran Kecepatan Pemboran
Lokasi
(Gdr) (Dr)
Blok 1 0,46 0,59
Blok 2 0,47 0,53

4.2.6 Perbaikan Volume Setara


Kendala volume setara adalah tidak tercapainya jarak burden dan
spacing. Jarak burden dan spacing aktual juga masih berbeda dengan

61
geometri rencana (dapat dilihat pada Tabel 4.3). Saran yang diberikan agar
jarak burden dan spacing diharapkan sesuai dengan rencana geometri
pemboran di PT.Musika Purbantara Utama adalah sebagai berikut :
a. Penentuan burden dan spacing sebaiknya menggunakan meteran, agar
hasil yang didapat bisa lebih akurat.
b. Penandaan untuk titik lubang ledak sebaiknya menggunakan karung
yang ditimpa dengan batu. Atau bisa menggunakan plastik putih
kemudian ditimpa dengan batu. Sehingga, lebih memudahkan helper
dalam mencari titik lubang ledak selanjutnya. Dan jarak burden dan
spacing bisa sesuai dengan rencana geometri pemboran perusahaan.

Gambar 4.7 Penandaan Titik Lubang Ledak di Setiap Lokasi Pemboran

Setelah dilakukan saran perbaikan terhadap jarak burden dan spacing


agar sesuai dengan geometri plan, maka didapatkan volume setara hasil
perbaikan dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut.
Tabel 4.16 Volume Setara Aktual dan Sesudah Perbaikan
Volume Setara (m³/m)
Lokasi
Aktual Perbaikan
Blok 1 3,38 5,14
Blok 2 7,29 9,75

62
4.2.7 Hasil Perbaikan Adanya Peningkatan Produktivitas Alat Bor
Setelah dilakukan perbaikan terhadap kecepatan pemboran (Dr) dan
volume setara. Maka, didapatkan peningkatan terhadap produktivitas alat
bor dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut.
Tabel 4.17 Produktivitas Aktual dan Sesudah Perbaikan
Produktivitas (m³/jam)
Lokasi Peningkatan
Aktual Perbaikan
Blok 1 52,31 102,76
Blok 2 117,07 175,05 62%
Rata – Rata 84,69 138,91

Berdasarkan tabel tersebut, produktivitas alat bor mengalami


peningkatan sebesar 62% dari hasil produktivitas aktualnya sebesar 84,69
m³/jam atau didapatkan hasil produksi dalam sebulan sebesar 18.470 BCM
menjadi 138,91 m³/jam atau didapatkan hasil produksi dalam sebulan
sebesar 30.000 BCM. Sehingga, dari hasil produksi yang didapat upaya
perbaikan yang dilakukan dinyatakan sudah memenuhi target produksi
untuk PT. Musika Purbantara Utama. Berikut ini merupakan grafik
peningkatan produksi alat bor dalam satu bulan setelah dilakukan optimasi.

Peningkatan Produksi Alat Bor


35000
30000
PRODUKSI (BCM/BULAN)

30000

25000

20000 18470

15000

10000

5000

0
Peningkatan Produksi
AKTUAL 18470
OPTIMASI 30000

Gambar 4.8 Grafik Peningkatan Produksi Alat Bor

63
4.2.8 Perbaikan Biaya Operasional Alat Bor
Biaya operasional pemboran aktual sebesar Rp.380.624,83/jam
dengan hasil produktivitas yang dicapai sebesar 84,69 m³/jam maka biaya
per BCM yang dikeluarkan sebesar Rp.4.494,45. Rata-rata kecepatan
pemboran (Gdr) aktual sebesar 28,07 meter/jam didapatkan biaya per meter
sebesar Rp.13.561,30. Jika kegiatan pemboran masih terus dilakukan, maka
biaya yang dikeluarkan untuk mencapai target produksi pemboran selama
satu bulan yaitu 30.000 BCM mengeluarkan biaya produksi sebesar
Rp.134.833.567,59. Adapun biaya pemboran aktual secara rinci dapat
dilihat pada (Lampiran 5).
Dengan dilakukannya perbaikan terhadap kinerja alat bor, pencapaian
kedalaman lubang ledak, burden dan spacing yang sudah sesuai dengan
geometri rencana serta perbaikan hambatan di dalam waktu siklus pemboran
(delay time) untuk mencapai target produksi maka biaya produksi alat bor
yang dikeluarkan pun mengalami perubahan pada jumlah biaya Rp/BCM.
Total biaya operasional pemboran hasil perbaikan sebesar
Rp.417.676,61/jam dengan hasil produktivitas alat bor yang dicapai sebesar
138,91 m³/jam maka biaya biaya per BCM yang dikeluarkan sebesar
Rp.3.006,88. Perubahan kecepatan pemboran (Dr) yang diperoleh sebesar
33,74 meter/jam didapatkan perubahan biaya per meter sebesar
Rp.12.377,87. Adapun perubahan biaya pemboran secara rinci dapat dilihat
pada (Lampiran 6). Perubahan total biaya pemboran dapat dilihat pada Tabel
4.18 berikut.
Tabel 4.18 Hasil Perbaikan Biaya Produksi Pemboran
Alat Bor Biaya (Rp/BCM) Penurunan
Hydraulic Crawler Aktual Perbaikan Biaya
Rockdrill PowerRoc
Rp. 4.494,45 Rp. 3.006,88 33%
Atlas Copco T25

Dilakukan pencapaian kedalaman sebesar 7 meter dan 14 meter, dapat


meningkatkan produksi pemboran yang dihasilkan. Sehingga, biaya per
BCM nya untuk mencapai target produksi menjadi berkurang. Dari biaya

64
produksi aktualnya sebesar Rp.4.494,45/BCM menjadi Rp.3.006,88/BCM.
Sehingga, didapatkan penghematan biaya produksi sebessar 33% dari biaya
aktualnya. Maka, dengan target produksi sebesar 30.000 BCM/bulan biaya
aktual yang dikeluarkan sebesar Rp.134.833.567,59 berkurang menjadi
Rp.90.206.407,87Berikut merupakan grafik penurunan biaya produksi alat
bor Hydraulic Crawler Rockdrill PowerRoc Atlas Copco T25.

Penghematan Biaya Produksi Alat Bor


Rp5,000.00
Biaya Produksi (Rp/BCM)

Rp4,500.00
Rp4,000.00
Rp3,500.00
Rp3,000.00
Rp2,500.00
Rp2,000.00
Rp1,500.00
Rp1,000.00
Rp500.00
Rp-
Biaya Produksi
Biaya Aktual Rp4,494.45
Biaya Hasil Perbaikan Rp3,006.88

Gambar 4.9 Grafik Penurunan Biaya Produksi Alat Bor

Dari upaya perbaikan yag dilakukan, dapat menjadi masukan untuk


PT. Musika Purbantara Utama dalam melakukan kegiatan pemboran
selanjutnya dengan biaya pemboran yang dikeluarkan seefisien mungkin.

65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil produksi aktual yang didapat, hasil rata-rata produktivitas pada
kedua lokasi sebesar 84,69 m³/jam sehingga didapatkan produksi
sebulannya sebesar 18.470 BCM dengan efisiensi kerja yang dihasilkan
sebesar 56,21%.
2. Setelah dilakukannya optimasi terhadap kinerja alat bor, pencapaian
kedalaman lubang ledak, burden dan spacing yang sudah sesuai dengan
geometri plan serta tidak adanya lagi hambatan pada saat kegiatan
pemboran. Didapatkan peningkatan produktivitas alat bor sebesar 138,91
m³/jam sehingga didapatkan produksi sebulannya sebesar 30.000 BCM.
Maka, hasil upaya perbaikan yang dilakukan telah mencapai target
produksi yang direncanakan oleh PT. Musika Purbantara Utama
3. Besarnya biaya produksi pemboran aktual sebesar Rp.4.494,45/BCM.
Setelah dilakukan optimasi, biaya produksi pemboran menjadi
Rp.3.006,88/BCM.
4. Dengan target produksi sebesar 30.000 BCM, maka penurunan biaya
produksi alat bor dari biaya aktualnya sebesar Rp.134.833.567,59
berkurang menjadi Rp.90.206.407,87atau penghematan biaya dari hasil
perbaikan sebesar 33% dari biaya aktualnya.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah disebutkan, saran yang dapat
penulis berikan guna mencapai target produksi di PT. Musika Purbantara
Utama untuk kegiatan pemboran selanjutnya adalah pada saat pengoperasian
alat bor, rotation speed yang diberikan untuk menembus kuat tekan batuan di
kedua lokasi yaitu sebesar 80 rpm sesuai dengan kemampuan alat bor,

66
sehingga boring time yang dihasilkan optimal. Untuk pencapaian kedalaman
lubang ledak, pada lokasi Blok 1 dengan kedalaman lubang 7 meter sebaiknya
batang bor didiamkan terlebih dahulu selama 30 detik atau 0.50 menit untuk
melakukan waktu flushing. Dan untuk kedalaman lubang 14 meter batang bor
didiamkan selama 60 detik atau 1 menit hingga material cutting dapat
sepenuhnya keluar. Ketika lubang ledak telah selesai, maka dapat ditutup
menggunakan karung bekas bahan peledak. Agar nantinya pada saat
pengukuran (sounding), kedalaman lubang dapat sesuai dengan target yang
direncanakan. Untuk mencapai burden dan spacing sesuai dengan plan dan
hambatan pada saat waktu siklus pemboran berlangsung, penulis
menyarankan agar sebisa mungkin mengikuti saran yang telah diberikan.

67
DAFTAR PUSTAKA

Ash, R.L. (1990). “Design of Blasting Round, Surface Mining”. B.A. Kennedy
Editor. Society For Mining, Metallurgy and Exploration, Inc.
Bonmach Q.D. (2019). “The Difference Between 3 Rock Drilling Methods-Rotary
Drilling, Down The Hole Drilling (DTH Drilling) and Top Hammer”.
https://medium.com/@qdbonmach/the-difference-between-3-rock-
drilling-methods-rotary-drilling-dth-drilling-and-top-hammer-
efe5789a08e2. (Diakses pada tanggal 5 Desember 2021).
BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka. (2020). “Penyediaan Data Untuk
Perencanaan Pembangunan”. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor.
Effendi, A.C, Kusnama dan Hermanto, B. (1998). “Peta Geologi Lembar Bogor,
Jawa”. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G). Bandung.
Ezra, Farabi Umar. dkk. (2019). “Kajian Produktivitas Mesin Bor Furukawa Rock
Drill Pcr 200 Dalam Penyediaan Lubang Ledak Pada Penambangan
Batu Andesit PT. Sulenco Wibawa Perkasa Kabupaten Mempawah
Provinsi Kalimantan Barat”. Teknik Pertambangan. Fakultas Teknik
Universitas Tanjung Perak.
Herba Sihombing. (2016). “Kegiatan Pemboran Dalam Pembuatan Lubang Ledak
Pada Tambang Andesit PT. Ansar Terang Crushindo Sumatera Barat”.
Institut Teknologi Medan.
Imam Akbar. (2018). “Evaluasi Dan Optimasi Kinerja Mesin Bor Furukawa HCR
1500-D20II Dalam Penyediaan Lubang Ledak Di Kuari XII PT. Holcim
Indonesia Tbk Site Nusakambangan, Cilacap”. Teknik Pertambangan.
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
Indonesia. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28
Tahun 2016 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum. Republik Indonesia.
Indonesianto, Y. (2012). “Pemindahan Tanah Mekanis”. Diktat Kuliah Jurusan
Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta.

68
Koesnaryo, S. (2001). Buku I. “Teknik Peledakan, Pemboran Untuk Penyediaan
Lubang Ledak”. Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Yogyakarta.
Made Astawa Rai. dkk. (2014). Buku. “Mekanika Batuan”. Institut Teknologi
Bandung.
Nuryadi. dkk. (2017). Buku I. “Dasar-Dasar Statistik Penelitian”. Yogyakarta.
Praillet, R. (1984). “Considerations of a Machine Manufacture Drilling, Quarries
and Exploitations”. September (1984).
Putri, Apriliani Safitri. dkk. (2019). “Produktivitas Mesin Bor Junjin JD-800
Dalam Pembuatan Lubang bor Pada Tambang Batu Granodiorit di PT
Total Prima Prakarsa Desa Peniraman Kecamatan Sungai Pinyuh
Kabupaten Mempawah”. Vol. 6, No.1.
Rusli Har. (2016). “Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan
Tenaga Kerja Kependidikan Bidang Bangunan dan Listrik”. Paket
Keahlian Geologi Pertambangan. Medan.
Rydani, Affandhi Saputra. dkk. (2020). “Evaluasi Kinerja Alat Bor Dalam
Penyediaan Lubang bor Untuk mencapai Target Produksi
Pembongkaran Overburden di PIT SIMS Jaya Kaltim Site PT Kideco
Jaya Kalimantan Timur”. Vol, 8, No. 1 Juni 2020 : 14-21. Teknik
Pertambangan. Fakultas Teknik. Universitas Mulawarman. Samarinda.
Schmidt, F. H and J. H. Ferguson. (1951) “Rainfall Types Based on Wet and Dry
Period For Indonesian With Wester New Guinea” Kementerian
Perhubungan Djawatan Meteorologi dan Geofisika. Jakarta.
Sujiman. (2014). “Kajian Teknis Alat Bor Dalam Pembuatan Lubang Ledak Pada
Aktivitas Peledakan PT. HPU (Harmoni Panca Utama) Kabupaten
Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur”. Vol. 1 No. 14
Februari 2014. Teknik Pertambangan. Fakultas Teknik Universitas
Kutai Kartanegara.
Tenriajeng, Andi Tenrisukki. (2003) Pemindahan Tanah Mekanis : Penerbit
Gunadarma. Halaman 106-109.

69
Turkandi, dkk. (1992). “Geologi Lembar Jakarta-Jawa”. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya
Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi. Bandung.

70
LAMPIRAN

71
LAMPIRAN 1
SPESIFIKASI ALAT BOR POWERROC ATLAS COPCO T25

Sumber : Operator’s Instruction PowerRoc T25

Check Points
1. Feed Motor
2. Hose Drum and Cradle
3. Cylinder Bracket
4. Feed Holder With Attachments
5. Bood Head
6. Track Frames With Brackets
7. Operator’s Cab With Brackets
8. Boom Support With Pivot
9. Boom
10. Rod Handling System
11. Drill-Steel Support

72
Sumber : Operator’s Instruction PowerRoc T25

Drilling Method Top Hammer Rotary - Percussive


Transportation Dimension
Length 1 (L1) 8670 mm
Length 2 (L2) 8890 mm
Height (H1) 3350 mm
Height (H2) 2980 mm
Width (W) 2350 mm
Feed Height 7720 mm
Weight 10300 kg
Bit and Rod
Rod Length 3500 mm (3.5 m)
Bit Diameter 76.2 mm (3”)
Type 3” Sandvik T38
Drill Bit Weight 3.5 kg
Jumlah Hole Flushing 2
Capacities
Hydraulic Oil Tank 180 L
Hydraulic System 280 L
Compressor Oil 20 L

73
Diesel Engine Oil 25 L
Diesel Engine, Cooling Water 33 L
Diesel Engine, Fuel Tank 290 L
Performance
Hole Range 51 – 76 mm
Max. Hole Depth 17.5 m
Engine Power 160 HP
Traveling Speed 3.6 km/h
Rotation Speed 120 rpm
Percussion Pressure 40 MPa
Flushing 1.5 MPa
Boom
Swing Angle (Left/Right) 45° Left / 45° Right
Overall Length 2120 mm
Lift Angle 50° Up / 30° Down

Kemampuan Rotation
Speed Alat Bor

74
LAMPIRAN 2
HASIL UJI SIFAT BATUAN

75
76
LAMPIRAN 3
DATA CURAH HUJAN

Bulan
Tahu Tota
Ma Ap Au Sep
n Jan Feb Mei Jun Jul Okt Nov Des l
r r g t
265. 129. 146. 106.
2011 111 83.4 128.1 80.1 121.8 164.7 85.3 131.6 1803.9
4 5 8 2
286. 166. 124. 318. 331.
2012 262.2 292.4 7.2 40.2 37.6 47.8 226.4 2211.5
7 7 3 4 6
189. 186. 198. 205. 297.
2013 373 154.5 179.5 33.8 224.5 269.8 184.5 2496.9
5 5 7 2 4
194. 185. 201. 207. 302.
2014 377.8 156.7 183.9 34.6 229.5 272.1 187.3 2532.9
1 3 7 6 3
256. 217. 110. 174.
2015 178.8 196 218.8 53.8 22.3 51.3 58.7 345.3 1892.8
9 3 3 3
240. 177. 108. 185. 242.
2016 260.6 176.6 157.5 78.7 132.9 162.6 215 2137.7
3 1 6 4 4

2017 130 526 349 284 319 410 401 179 619 331 207 181 3936

2018 190 364 119 357 296 260 68 77 173 488 383 302 3077

2019 228 277 231 671 312 138 53 170 152 382 330 553 3557

2020 400 525 705 505 342 243 186 89 334 584 15 164 4092

Rata - 325. 233. 152. 136. 289. 265.


257.1 275.2 234.9 131.3 225.4 222.5 2748.8
rata 9 1 3 0 7 4

Sumber : PT. Musika Purbantara Utama

Rata – rata curah hujan per tahun sebesar 2748.8 m/tahun.

77
LAMPIRAN 4
CYCLE TIME PEMBORAN

a. Cycle Time Lokasi Pemboran Blok 1


Keterangan :
Pt = Waktu untuk menempatkan posisi ke titik lubang ledak B = Burden
Bt 1 = Boring time batang bor 1 S = Spacing
St 1 = Waktu sambung batang bor 2 H = Kedalaman Lubang Ledak
Bt 2 = Boring time batang bor 2
St 2 = Waktu angkat dan melepas batang bor 2 dan 1
St 3 = Waktu flushing
Dt = Waktu untuk mengatasi hambatan
Hole Menit Meter
Hari Ke-
(n) Pt Bt 1 St 1 Bt 2 St 2 St 3 Dt B S H
1 1 1.25 4.23 0.50 3.93 1.33 0.25 2.08 1.5 2.35 6.23
1 2 1.00 5.00 0.53 3.82 1.57 0.33 2.00 1.3 2.4 6.32
1 3 1.08 5.17 0.55 3.98 1.45 0.30 1.83 1.35 2.5 6.47
1 4 1.00 4.50 0.57 3.78 1.20 0.37 2.00 1.42 2.3 6.35
1 5 1.08 4.67 0.57 3.95 1.18 0.30 2.17 1.4 2.51 6.32
1 6 0.83 3.97 0.58 5.65 1.27 0.28 1.83 6.43
1 7 1.03 4.17 0.53 4.17 1.50 0.28 2.00 6.34
1 8 0.88 4.23 0.58 5.17 1.57 0.28 2.42 6.35

78
1 9 1.40 3.88 0.55 3.83 1.53 0.38 2.50 6.37
1 10 1.33 5.48 0.63 3.82 1.45 0.42 2.58 6.5
1 11 1.17 5.82 0.58 3.98 1.08 0.30 2.00 6.43
1 12 1.00 3.92 0.58 5.62 1.43 0.38 2.00 6.45
1 13 1.08 3.75 0.58 5.42 1.45 0.42 2.00 6.48
1 14 1.00 4.50 0.52 3.78 1.20 0.33 1.83 6.23
1 15 1.08 4.38 0.57 5.45 1.18 0.30 1.67 6.43
2 16 1.08 3.72 0.62 5.65 1.22 0.37 1.98 1.5 2.47 6.47
2 17 1.45 4.23 0.58 5.00 1.37 0.28 2.17 1.73 1.55 6.39
2 18 0.98 3.93 0.55 3.82 1.43 0.38 1.92 1.68 2.46 6.23
2 19 1.47 4.67 0.60 3.98 1.22 0.37 2.00 1.7 2.4 6.33
2 20 1.05 4.23 0.58 4.82 1.13 0.38 2.00 1.4 2.45 6.22
2 21 1.40 4.25 0.63 4.92 1.20 0.33 2.00 6.4
2 22 0.98 4.08 0.60 4.17 1.65 0.25 1.92 6.3
2 23 0.92 4.08 0.55 3.72 1.17 0.28 2.08 6.22
2 24 0.92 3.98 0.58 5.15 1.48 0.30 1.88 6.4
2 25 0.93 3.82 0.57 3.93 1.17 0.28 2.00 6.22
2 26 0.92 5.33 0.62 3.82 1.17 0.28 2.33 6.48
4 27 1.02 4.83 0.60 5.00 1.53 0.38 2.00 1.5 2.55 6.48
4 28 0.93 4.08 0.62 3.98 1.17 0.28 3.00 1.65 2.5 6.38
4 29 1.13 3.93 0.58 5.48 1.48 0.30 1.92 1.7 2.4 6.43
4 30 1.33 4.23 0.58 5.32 1.17 0.28 2.08 1.6 2.47 6.32
4 31 1.27 4.17 0.60 3.73 1.17 0.28 2.08 1.7 2.35 6.32
4 32 0.87 4.38 0.60 3.72 1.08 0.30 1.92 6.27
4 33 1.28 5.00 0.55 5.25 1.00 0.33 2.00 6.58
4 34 0.98 4.08 0.63 5.77 1.37 0.28 1.83 6.47
4 35 1.17 5.65 0.60 4.25 1.20 0.33 1.92 6.48

79
4 36 1.33 5.48 0.62 4.25 1.37 0.28 1.83 6.48
4 37 1.25 5.33 0.62 3.97 1.72 0.37 1.92 6.48
4 38 1.05 3.58 0.58 5.25 1.17 0.28 1.92 6.35
4 39 1.07 5.00 0.63 5.00 1.40 0.33 2.08 6.58
4 40 1.18 4.15 0.62 5.65 1.40 0.33 2.00 6.5
5 41 1.02 4.82 0.57 3.98 1.50 0.33 1.92 1.45 2.57 6.3
5 42 1.05 3.58 0.58 5.25 1.50 0.25 2.00 1.5 2.4 6.37
5 43 1.07 4.17 0.60 5.00 1.28 0.30 2.00 1.65 2.3 6.42
5 44 1.18 4.15 0.60 5.65 1.05 0.25 1.92 1.56 2.56 6.45
5 45 0.75 5.00 0.58 5.00 0.95 0.25 1.92 1.65 2.45 6.4
5 46 1.02 5.25 0.62 5.00 1.37 0.28 1.83 6.58
5 47 1.07 4.83 0.60 5.33 0.97 0.28 2.03 6.43
5 48 0.82 4.38 0.58 5.50 1.42 0.37 2.07 6.47
5 49 1.33 4.50 0.63 5.13 1.48 0.30 1.92 6.5
5 50 1.33 4.00 0.55 3.93 0.98 0.30 1.98 6.28
5 51 1.17 4.17 0.58 5.17 1.15 0.25 2.50 6.43
5 52 0.55 4.17 0.58 4.92 1.03 0.38 2.00 6.35
5 53 1.20 4.22 0.55 3.97 0.98 0.30 1.83 6.25
5 54 0.80 4.17 0.60 5.00 0.87 0.28 1.92 6.35
5 55 0.93 5.83 0.63 5.00 1.10 0.33 1.92 6.52
5 56 0.83 3.75 0.60 5.42 1.02 0.37 1.97 6.38
5 57 0.92 5.83 0.58 4.17 0.97 0.28 2.08 6.45
5 58 1.05 5.42 0.62 4.67 1.40 0.33 2.00 6.55
6 59 1.07 4.17 0.60 3.67 1.40 0.33 2.00 1.5 2.5 6.2
6 60 0.88 3.95 0.62 5.62 1.50 0.33 3.00 1.65 2.5 6.57
6 61 1.10 4.17 0.58 5.00 1.28 0.30 1.92 1.5 2.55 6.45
6 62 1.05 4.50 0.57 5.00 1.05 0.25 2.08 1.45 2.3 6.45

80
6 63 1.18 4.38 0.62 5.57 0.95 0.25 2.08 1.35 2.4 6.48
6 64 0.77 4.17 0.58 5.00 1.20 0.25 1.92 6.33
6 65 0.85 4.17 0.58 4.75 0.97 0.33 1.75 6.37
6 66 0.70 4.33 0.58 5.65 1.42 0.30 1.83 6.42
6 67 1.27 3.88 0.57 5.62 1.48 0.37 1.17 6.37
6 68 0.88 3.82 0.58 5.67 0.98 0.30 1.83 6.37
6 69 0.98 3.98 0.60 5.00 1.15 0.28 1.83 6.35
6 70 1.20 3.92 0.62 5.78 0.98 0.28 1.92 6.42
6 71 0.95 5.60 0.65 5.50 0.98 0.28 2.08 6.57
6 72 0.68 5.00 0.63 5.67 0.87 0.38 2.00 6.62
6 73 0.85 4.17 0.60 3.58 1.10 0.42 2.00 6.63
6 74 0.97 4.23 0.63 5.63 1.02 0.30 1.92 6.57
6 75 1.17 4.08 0.60 5.00 0.97 0.38 1.97 6.67
6 76 1.38 3.82 0.62 5.55 1.40 0.42 2.08 6.7
7 77 0.83 5.00 0.63 5.42 1.50 0.33 1.92 1.5 2.3 6.85
7 78 0.93 3.75 0.62 5.43 1.43 0.30 2.00 1.6 2.44 6.75
7 79 0.98 4.00 0.55 3.37 1.02 0.37 1.83 1.5 2.5 6.3
7 80 0.92 5.00 0.58 4.17 1.12 0.28 1.83 1.65 2.5 6.5
7 81 1.25 4.17 0.62 5.40 1.08 0.38 2.17 1.55 2 6.75
7 82 1.38 3.98 0.62 5.40 1.32 0.37 1.83 6.72
7 83 0.93 5.00 0.62 5.40 1.27 0.38 2.00 6.7
7 84 1.02 3.98 0.63 5.00 1.43 0.33 2.42 6.87
7 85 1.00 5.17 0.62 4.08 1.28 0.25 2.50 6.73
7 86 0.92 5.00 0.63 5.00 1.08 0.30 2.58 6.7
7 87 1.07 5.00 0.62 3.75 1.15 0.25 2.08 6.77
7 88 1.05 3.87 0.60 5.00 1.07 0.28 1.83 6.62
7 89 0.98 4.47 0.58 3.97 1.08 0.30 2.00 6.57

81
7 90 1.47 4.17 0.60 3.75 1.48 0.32 1.83 6.66
7 91 0.80 4.00 0.58 5.42 1.27 0.37 1.92 6.5
9 92 1.45 3.85 0.60 5.00 1.35 0.30 2.00 1.35 2.4 6.6
9 93 0.98 4.47 0.58 3.97 1.43 0.28 3.00 1.5 2.52 6.5
9 94 0.80 4.17 0.58 3.75 1.02 0.28 1.67 1.5 2.47 6.55
9 95 0.80 4.00 0.57 5.42 1.13 0.28 2.08 1.4 2.55 6.45
9 96 0.80 5.50 0.63 5.17 1.07 0.38 2.08 1.2 2.58 6.75
9 97 0.98 5.33 0.60 5.00 1.32 0.42 1.92 6.63
9 98 1.08 4.83 0.62 5.00 1.27 0.30 2.08 6.77
9 99 1.07 4.17 0.60 3.85 1.60 0.38 1.83 6.62
9 100 0.93 5.65 0.62 3.82 1.28 0.42 1.92 6.75
9 101 1.17 4.17 0.57 3.98 1.08 0.33 1.83 6.4
9 102 0.98 5.63 0.60 3.98 1.40 0.30 2.00 6.6
9 103 1.23 5.00 0.63 3.50 1.07 0.37 1.92 6.5
9 104 0.80 5.42 0.63 5.25 1.08 0.28 2.08 6.77
9 105 0.98 3.98 0.58 4.58 1.32 0.38 2.08 6.56
9 106 1.08 3.73 0.58 5.00 1.27 0.37 2.00 6.58
9 107 1.07 5.00 0.65 4.17 1.60 0.38 1.83 6.7
9 108 0.93 3.98 0.57 4.17 1.20 0.33 1.92 6.64
9 109 1.17 5.65 0.63 3.90 1.08 0.25 2.00 6.74
9 110 0.98 3.97 0.60 5.50 1.40 0.28 1.92 6.68
9 111 1.23 5.75 0.60 3.50 1.07 0.30 2.08 6.6
10 112 1.45 3.98 0.65 4.67 1.55 0.28 3.00 1.5 2.4 6.8
10 113 0.65 5.90 0.62 4.32 1.13 0.28 2.08 1.3 2.36 6.63
10 114 1.20 4.08 0.57 4.25 1.15 0.38 2.08 1.5 2.54 6.45
10 115 0.75 5.62 0.62 5.00 1.17 0.28 2.08 1.6 2.4 6.78
10 116 1.00 4.02 0.58 5.08 1.17 0.30 1.92 1.5 2.5 6.55

82
10 117 1.02 4.42 0.58 3.82 1.62 0.28 1.83 6.5
10 118 0.77 4.92 0.58 3.83 1.28 0.28 1.83 6.54
10 119 1.00 5.68 0.60 4.17 1.17 0.30 1.92 6.68
10 120 1.02 5.48 0.58 3.82 1.50 0.33 1.83 6.5
10 121 0.77 3.75 0.58 5.92 1.38 0.28 2.00 6.55
10 122 0.83 4.08 0.60 5.92 1.15 0.33 2.08 6.66
10 123 0.98 5.00 0.58 3.37 1.30 0.28 2.08 6.53
10 124 0.92 5.17 0.65 5.98 1.12 0.37 2.00 6.55
10 125 1.25 3.75 0.62 5.92 1.07 0.28 1.92 6.74
10 126 1.55 3.98 0.57 3.90 1.28 0.30 1.83 6.4
10 127 0.93 5.00 0.58 3.73 1.00 0.33 1.92 6.53
10 128 1.02 3.98 0.53 3.75 1.37 0.45 2.00 6.25
10 129 0.65 5.90 0.62 4.32 1.25 0.42 2.50 6.7
10 130 1.00 3.98 0.58 5.00 1.25 0.42 2.08 6.5
11 131 1.25 3.98 0.60 3.75 1.08 0.30 2.25 1.58 2.5 6.5
11 132 1.02 5.90 0.60 4.32 1.57 0.28 2.00 1.7 2.52 6.85
11 133 1.08 4.08 0.60 4.25 1.45 0.25 1.83 1.5 2.57 6.6
11 134 1.00 3.95 0.60 5.00 1.20 0.33 1.92 1.4 2.5 6.67
11 135 0.83 4.02 0.58 4.17 1.18 0.30 2.17 1.2 2.58 6.5
11 136 0.83 4.42 0.55 3.82 1.27 0.28 1.83 6.35
11 137 1.03 4.92 0.63 5.50 1.50 0.33 2.08 6.77
11 138 0.88 4.02 0.62 4.17 1.63 0.38 2.42 6.7
11 139 1.40 4.42 0.62 3.82 1.20 0.33 2.17 6.57
11 140 1.33 3.75 0.60 5.92 1.45 0.42 1.83 6.7
11 141 1.17 4.08 0.62 5.92 1.08 0.30 1.92 6.75
11 142 1.00 5.00 0.60 3.37 1.43 0.38 2.00 6.65
11 143 1.08 5.25 0.65 5.00 1.45 0.25 2.00 6.75

83
11 144 1.00 3.75 0.60 5.92 1.20 0.33 1.83 6.65
11 145 1.08 3.93 0.55 3.93 1.18 0.30 1.83 6.3
11 146 1.45 3.82 0.63 5.50 1.27 0.28 2.17 6.8
11 147 0.98 3.98 0.55 3.98 1.50 0.33 2.00 6.3
11 148 1.47 3.78 0.62 3.78 1.63 0.38 2.08 6.73
11 149 1.05 3.95 0.58 5.62 1.20 0.42 2.00 6.54
11 150 1.40 3.98 0.60 3.98 1.45 0.42 1.92 6.63
13 151 0.98 4.17 0.62 4.17 1.65 0.42 3.00 1.4 2.5 6.7
13 152 0.92 5.17 0.63 5.17 1.57 0.28 2.00 1.42 2.52 6.88
13 153 0.92 3.83 0.57 3.83 1.45 0.42 2.08 1.5 2.57 6.45
13 154 0.93 3.82 0.55 5.50 1.20 0.33 2.08 1.4 2.45 6.3
13 155 0.92 3.98 0.55 5.62 1.18 0.30 1.92 1.2 2.58 6.35
13 156 1.03 3.95 0.58 5.62 1.27 0.28 1.92 6.5
13 157 1.00 5.50 0.65 5.42 1.33 0.38 1.83 6.7
13 158 0.87 4.83 0.60 3.72 1.63 0.38 1.92 6.68
13 159 1.28 4.83 0.58 4.67 1.20 0.33 2.00 6.5
13 160 0.98 5.00 0.58 3.50 1.45 0.42 2.00 6.55
13 161 1.17 5.17 0.60 4.17 1.08 0.30 1.92 6.66
13 162 1.33 5.25 0.58 3.58 1.43 0.37 2.08 6.53
13 163 1.25 3.83 0.53 3.97 1.45 0.30 1.83 6.25
13 164 1.02 4.82 0.57 5.32 1.20 0.28 2.00 6.74
13 165 1.05 3.58 0.58 5.63 1.18 0.28 1.83 6.4
13 166 1.07 5.33 0.53 3.82 1.27 0.28 1.92 6.53
13 167 1.18 4.15 0.53 3.98 1.50 0.38 2.00 6.25
13 168 0.75 5.33 0.58 3.97 1.63 0.42 1.92 6.7
13 169 1.02 5.58 0.58 3.97 1.20 0.30 2.08 6.5
13 170 1.07 5.50 0.58 3.67 1.45 0.38 1.85 6.54

84
14 171 0.82 4.40 0.58 3.72 1.53 0.42 2.00 1.3 2.5 6.5
14 172 1.33 4.50 0.65 5.15 1.15 0.33 3.00 1.7 2.52 6.8
14 173 1.33 4.00 0.58 3.93 1.48 0.30 2.00 1.5 2.57 6.52
14 174 1.17 5.50 0.62 5.17 1.28 0.37 2.08 1.4 2.4 6.74
14 175 0.55 5.50 0.60 3.97 1.20 0.28 2.08 1.2 2.58 6.6
14 176 1.08 3.72 0.60 5.17 1.30 0.38 1.92 6.67
14 177 1.05 5.25 0.55 3.97 1.17 0.37 1.83 6.78
14 178 1.07 3.75 0.55 5.67 1.42 0.38 1.83 6.35
14 179 1.18 4.13 0.63 3.98 1.53 0.33 1.92 6.7
14 180 1.02 4.15 0.58 5.75 1.12 0.25 1.83 6.6
14 181 1.02 4.92 0.58 3.97 1.20 0.28 1.92 6.57
14 182 1.07 5.00 0.62 3.67 1.17 0.30 1.92 6.7
14 183 0.82 4.38 0.55 3.72 1.00 0.28 2.08 6.3
14 184 1.33 4.50 0.60 3.48 1.48 0.28 2.00 6.65
14 185 1.33 4.00 0.55 3.93 1.03 0.38 2.08 6.3
14 186 1.17 4.17 0.55 3.50 1.20 0.28 1.92 6.3
14 187 0.55 3.50 0.58 3.97 1.07 0.30 1.97 6.5
14 188 1.20 4.22 0.58 3.97 1.13 0.28 2.08 6.5
15 189 1.25 4.90 0.60 3.93 1.08 0.28 2.00 1.5 2.55 6.65
15 190 1.08 3.98 0.62 5.17 1.48 0.30 1.92 1.3 2.4 6.75
15 191 0.83 4.75 0.62 3.73 1.03 0.33 2.17 1.35 2.56 6.75
15 192 1.03 3.98 0.55 3.73 1.20 0.28 1.83 1.42 2.3 6.34
15 193 0.88 3.98 0.58 5.00 1.07 0.33 1.75 1.65 2.55 6.5
15 194 1.40 3.98 0.60 3.97 1.13 0.28 2.42 6.65
15 195 1.33 5.00 0.60 5.17 1.42 0.37 2.08 6.88
15 196 1.02 3.95 0.60 3.82 1.53 0.28 2.00 6.6
15 197 1.08 3.93 0.55 3.98 1.12 0.33 1.83 6.35

85
15 198 1.00 4.50 0.58 3.95 1.20 0.33 1.92 6.5
15 199 1.08 4.38 0.62 3.95 1.12 0.33 2.17 6.67
15 200 0.83 3.97 0.55 3.98 1.08 0.25 1.92 6.37
15 201 1.03 4.08 0.58 4.08 1.48 0.30 1.92 6.52
15 202 0.88 3.82 0.55 3.92 0.95 0.25 2.42 6.37
16 203 1.40 3.88 0.53 3.83 1.20 0.25 1.92 1.57 2.47 6.27
16 204 1.33 3.82 0.58 3.82 1.20 0.28 2.17 1.3 2.5 6.3
16 205 1.17 3.97 0.55 5.65 1.12 0.28 1.92 1.52 2.4 6.52
16 206 1.03 4.08 0.55 3.92 1.08 0.37 1.83 1.53 2.37 6.37
16 207 0.88 3.82 0.60 3.92 1.48 0.30 2.42 1.62 2.42 6.62
16 208 1.40 3.88 0.53 3.83 0.95 0.30 1.92 6.25
16 209 1.33 3.82 0.58 3.82 1.20 0.25 2.00 6.27
16 210 1.17 3.98 0.58 3.98 1.40 0.38 1.92 6.5
16 211 1.17 4.38 0.58 3.82 1.13 0.30 2.00 6.53
16 212 1.00 3.97 0.60 3.98 1.28 0.28 2.17 6.67
16 213 1.08 4.08 0.58 3.95 1.40 0.33 2.00 6.5
16 214 1.00 5.48 0.60 3.98 1.50 0.37 1.92 6.65
16 215 1.08 3.72 0.58 3.98 1.28 0.28 2.42 6.54
17 216 1.45 4.08 0.58 3.92 1.37 0.33 1.83 1.5 2.4 6.5
17 217 0.98 3.93 0.55 5.48 1.20 0.33 1.92 1.4 2.45 6.7
17 218 1.47 4.38 0.60 3.65 1.07 0.33 2.00 1.5 2.5 6.6
17 219 1.05 4.83 0.55 4.82 1.13 0.30 1.83 1.45 2.5 6.3
17 220 0.88 5.00 0.62 5.00 1.42 0.25 2.17 1.7 2.56 6.7
17 221 1.10 4.75 0.62 5.00 1.53 0.25 1.83 6.75
17 222 1.05 4.53 0.67 4.25 1.12 0.25 1.92 6.54
17 223 1.18 4.77 0.60 3.90 1.20 0.33 2.42 6.6
17 224 0.77 3.68 0.58 5.42 1.12 0.30 2.17 6.55

86
17 225 0.85 4.45 0.55 3.85 1.08 0.37 1.92 6.32
17 226 0.70 3.97 0.60 5.48 1.48 0.30 2.08 6.67
17 227 1.27 3.57 0.58 5.63 0.95 0.28 1.92 6.57
17 228 0.88 5.52 0.60 3.75 1.20 0.28 2.00 6.67
17 229 0.98 3.75 0.60 5.25 1.40 0.28 1.92 6.68
17 230 1.20 3.65 0.55 4.12 1.13 0.38 1.98 6.3
17 231 0.95 5.42 0.63 5.17 1.28 0.42 1.82 6.8
17 232 0.68 5.52 0.65 5.63 1.40 0.30 1.95 6.85
17 233 0.85 5.40 0.63 5.33 1.50 0.38 2.00 6.88
18 234 0.97 5.15 0.58 3.97 1.02 0.42 1.83 1.4 2.44 6.5
18 235 1.17 3.98 0.60 5.32 1.73 0.33 1.92 1.3 2.5 6.6
18 236 1.38 3.98 0.58 3.88 1.45 0.30 1.95 1.52 2.3 6.53
18 237 0.83 3.85 0.60 5.42 1.20 0.37 2.00 1.53 2.35 6.6
18 238 0.93 3.75 0.53 3.77 1.18 0.28 2.00 1.62 2.38 6.25
18 239 1.08 5.38 0.60 3.98 1.27 0.38 1.98 6.67
18 240 1.35 4.82 0.62 5.03 1.50 0.37 1.92 6.7
18 241 0.93 5.25 0.62 3.98 1.63 0.38 2.08 6.72
18 242 1.13 5.42 0.62 3.82 1.20 0.33 2.05 6.71
18 243 1.33 3.75 0.62 5.32 1.45 0.25 2.08 6.69
18 244 1.25 5.33 0.60 3.73 1.08 0.30 2.08 6.6
18 245 0.87 4.83 0.58 3.72 1.43 0.25 2.12 6.55
18 246 1.28 3.98 0.58 4.48 1.45 0.28 2.13 6.53
20 247 0.98 4.50 0.63 3.93 1.53 0.30 2.00 1.35 2.5 6.4
20 248 1.17 4.17 0.58 5.33 1.20 0.32 2.13 1.6 2.52 6.5
20 249 1.33 4.88 0.57 4.25 1.18 0.37 2.00 1.5 2.57 6.45
20 250 1.25 3.83 0.58 5.63 1.27 0.30 2.00 1.4 2.55 6.56
20 251 1.02 4.82 0.57 3.98 1.50 0.28 2.00 1.2 2.58 6.45

87
20 252 1.05 4.83 0.62 3.97 1.63 0.28 2.02 6.7
20 253 1.07 5.42 0.60 3.82 1.20 0.28 2.00 6.6
20 254 1.18 4.15 0.58 3.98 1.45 0.38 2.12 6.54
20 255 0.75 5.67 0.58 3.97 1.08 0.42 2.08 6.52
20 256 1.02 5.17 0.63 5.17 1.72 0.30 2.00 6.87
20 257 1.07 5.00 0.58 3.67 1.37 0.38 2.00 6.5
20 258 0.82 4.38 0.55 3.72 1.15 0.42 1.83 6.33
20 259 1.33 4.50 0.58 5.17 1.20 0.33 1.92 6.58
20 260 1.33 4.00 0.58 3.93 1.22 0.30 1.83 6.52
20 261 1.17 4.17 0.58 5.17 1.37 0.37 1.97 6.53
20 262 0.55 4.08 0.60 3.97 1.43 0.28 2.10 6.64
20 263 1.20 4.22 0.57 3.97 1.30 0.38 2.13 6.45
21 264 0.80 5.55 0.63 5.50 0.95 0.37 2.08 1.5 2.3 6.85
21 265 0.93 5.65 0.63 5.28 1.50 0.38 1.92 1.6 2.35 6.88
21 266 1.08 5.38 0.58 3.75 1.28 0.33 2.03 1.5 2.5 6.5
21 267 1.05 5.25 0.58 4.32 0.92 0.25 2.00 1.65 2.5 6.53
21 268 1.07 5.17 0.58 4.25 0.95 0.28 2.17 1.55 2 6.51
21 269 1.18 4.15 0.57 5.00 1.20 0.30 1.83 6.49
21 270 0.75 5.08 0.57 4.17 0.98 0.28 2.08 6.47
21 271 1.02 4.50 0.58 5.00 1.42 0.28 2.43 6.57
21 272 1.07 5.00 0.58 3.83 1.48 0.38 2.17 6.5
21 273 0.82 4.38 0.55 4.17 1.00 0.28 1.83 6.3
21 274 1.33 4.50 0.58 3.82 1.15 0.30 2.03 6.5
21 275 0.70 3.97 0.55 4.67 0.98 0.28 2.08 6.35
21 276 1.27 4.83 0.53 4.32 0.98 0.28 2.00 6.23
21 277 0.88 3.85 0.55 4.83 0.87 0.30 1.83 6.37
21 278 0.98 3.75 0.58 5.00 1.10 0.33 1.98 6.5

88
21 279 1.08 3.72 0.53 3.98 0.87 0.28 1.82 6.25
21 280 0.75 5.62 0.60 4.83 0.97 0.33 2.12 6.6
21 281 1.00 4.02 0.58 4.67 1.43 0.28 2.00 6.59
21 282 1.02 4.42 0.58 3.82 1.05 0.37 2.13 6.5
22 283 0.77 5.42 0.63 5.00 1.28 0.28 2.13 1.5 2.5 6.8
22 284 1.00 5.68 0.60 4.17 1.13 0.30 1.92 1.35 2.52 6.6
22 285 1.02 4.75 0.58 3.82 1.48 0.33 1.70 1.5 2.57 6.5
22 286 0.77 5.42 0.63 5.17 1.28 0.45 1.67 1.4 2.5 6.8
22 287 0.83 5.75 0.60 5.33 1.20 0.42 2.17 1.2 2.58 6.67
22 288 0.98 5.50 0.58 4.17 1.30 0.42 1.83 6.57
22 289 0.92 4.00 0.60 5.98 1.17 0.30 1.75 6.63
22 290 1.25 5.67 0.62 3.73 1.30 0.28 2.42 6.7
22 291 1.38 5.65 0.65 3.90 1.30 0.25 2.17 6.89
22 292 0.93 3.73 0.60 5.83 1.12 0.33 1.83 6.66
22 293 1.02 5.55 0.60 3.73 1.20 0.30 1.75 6.62
22 294 1.00 3.98 0.62 5.98 1.17 0.28 1.67 6.7
22 295 0.92 5.65 0.60 3.97 1.00 0.33 2.00 6.62
22 296 1.07 5.83 0.60 4.17 1.48 0.38 1.83 6.67
22 297 1.05 5.53 0.60 3.97 1.03 0.33 1.98 6.63
22 298 0.83 4.50 0.58 4.50 1.20 0.42 1.82 6.5
22 299 1.17 5.83 0.60 3.50 1.07 0.30 1.78 6.67
23 300 1.02 3.95 0.53 3.82 1.57 0.38 1.67 1.44 2.3 6.27
23 301 1.08 3.93 0.62 3.98 1.17 0.25 1.80 1.3 2.36 6.37
23 302 0.98 4.50 0.57 3.78 1.42 0.33 1.67 1.6 2.54 6.4
23 303 1.08 4.38 0.58 3.95 1.30 0.30 2.17 1.75 2.48 6.55
23 304 0.83 3.98 0.55 3.98 1.12 0.28 1.83 1.55 2.5 6.35
23 305 1.03 4.08 0.55 4.08 1.20 0.33 1.75 6.37

89
23 306 0.88 3.82 0.55 3.92 1.17 0.38 2.42 6.35
23 307 1.40 3.88 0.57 3.83 1.00 0.42 1.82 6.34
23 308 1.33 3.82 0.53 3.82 1.48 0.42 1.67 6.26
23 309 1.17 3.98 0.58 5.65 1.03 0.42 1.75 6.57
23 310 1.00 3.92 0.53 3.95 1.20 0.28 1.67 6.28
23 311 1.08 3.93 0.53 3.98 1.07 0.42 2.00 6.28
23 312 1.00 4.50 0.55 3.78 1.13 0.33 1.83 6.3
23 313 1.08 4.38 0.60 3.95 1.42 0.30 2.80 6.65
23 314 0.83 3.97 0.58 3.98 1.47 0.28 2.17 6.53
23 315 1.03 4.08 0.53 4.08 1.12 0.38 1.83 6.27
23 316 0.88 3.82 0.53 3.92 1.20 0.38 1.75 6.22
23 317 1.40 3.88 0.58 3.83 1.12 0.33 2.42 6.52
23 318 1.33 3.82 0.55 3.82 1.08 0.42 1.82 6.37
24 319 1.02 4.42 0.58 3.82 1.45 0.30 1.72 1.45 2.5 6.52
24 320 0.77 3.75 0.58 5.33 1.12 0.37 1.75 1.35 2.52 6.54
24 321 0.83 4.08 0.63 5.50 1.08 0.30 2.83 1.5 2.57 6.7
24 322 0.98 3.75 0.58 5.33 1.08 0.30 1.83 1.4 2.5 6.58
24 323 0.92 4.00 0.58 5.83 1.23 0.38 2.67 1.2 2.58 6.59
24 324 1.17 3.98 0.60 5.65 1.20 0.33 2.65 6.6
24 325 1.25 4.90 0.60 3.93 1.20 0.33 1.73 6.67
24 326 1.02 4.48 0.58 5.03 1.33 0.38 1.73 6.57
24 327 0.93 5.25 0.58 3.98 1.13 0.38 1.75 6.58
24 328 1.13 5.42 0.58 3.82 1.28 0.30 1.72 6.59
24 329 1.33 3.75 0.58 3.65 1.40 0.33 2.08 6.32
24 330 1.25 3.67 0.55 3.73 1.50 0.33 2.00 6.1
24 331 0.87 4.83 0.60 5.38 1.28 0.30 1.78 6.65
24 332 1.28 3.98 0.55 4.48 1.05 0.42 1.75 6.3

90
26 333 1.07 5.42 0.67 5.17 1.40 0.50 2.00 1.6 2.5 7
26 334 1.17 4.17 0.63 4.17 0.95 0.28 2.13 1.7 2.52 6.4
26 335 1.33 5.17 0.60 5.00 1.20 0.42 2.27 1.5 2.57 6.84
26 336 1.25 5.50 0.58 3.97 1.48 0.33 1.83 1.4 2.4 6.65
26 337 1.02 5.00 0.60 3.98 1.13 0.30 2.13 1.2 2.58 6.53
26 338 1.05 5.25 0.62 3.97 1.28 0.28 2.10 6.68
26 339 0.98 4.50 0.57 4.83 1.37 0.38 2.00 6.3
26 340 0.80 5.55 0.63 5.50 1.33 0.38 2.12 6.85
26 341 0.93 5.65 0.63 5.28 1.28 0.33 2.08 6.83
26 342 1.08 5.38 0.58 3.75 1.20 0.42 1.83 6.57
26 343 1.05 5.25 0.60 4.32 0.97 0.30 1.83 6.63
26 344 1.07 5.17 0.60 4.00 1.20 0.37 2.27 6.6
26 345 1.18 4.15 0.60 5.00 0.97 0.30 1.83 6.52
26 346 0.75 5.08 0.60 4.17 1.42 0.28 2.13 6.62
26 347 1.02 4.50 0.60 5.00 1.47 0.28 2.15 6.65
26 348 1.13 5.42 0.63 3.82 0.98 0.28 2.12 6.3
28 349 1.08 4.02 0.57 4.17 1.18 0.38 2.08 1.6 2.5 6.45
28 350 1.02 4.42 0.55 3.82 1.17 0.42 2.00 1.7 2.52 6.3
28 351 1.03 4.92 0.63 5.50 1.17 0.30 2.00 1.5 2.57 6.83
28 352 0.88 4.02 0.58 4.17 1.62 0.38 1.83 1.4 2.5 6.57
28 353 1.40 4.42 0.58 3.82 1.28 0.42 2.17 1.2 2.58 6.5
28 354 1.33 3.75 0.62 5.92 1.17 0.33 1.83 6.75
28 355 1.00 4.08 0.63 5.92 1.62 0.30 1.92 6.82
28 356 1.17 5.00 0.58 3.37 1.28 0.37 2.42 6.59
28 357 1.08 5.25 0.65 5.98 1.15 0.28 2.17 6.8
28 358 1.00 3.75 0.60 5.92 1.30 0.38 1.92 6.68
28 359 1.08 3.93 0.55 3.93 1.13 0.37 1.92 6.32

91
28 360 1.45 3.82 0.60 5.50 1.07 0.38 2.08 6.67
28 361 0.98 3.98 0.55 3.98 1.28 0.33 2.00 6.3
28 362 0.97 3.78 0.53 3.78 0.93 0.25 3.58 6.32
28 363 1.05 3.95 0.60 5.62 1.37 0.28 2.15 6.67
28 364 1.40 3.98 0.58 3.98 1.42 0.30 1.83 6.51
28 365 0.98 4.17 0.58 4.17 1.25 0.28 2.12 6.54
28 366 0.92 5.17 0.63 5.17 1.45 0.28 1.83 6.84
28 367 0.92 3.83 0.58 3.83 1.40 0.38 2.17 6.53
28 368 0.93 3.82 0.60 5.50 1.15 0.28 2.00 6.63
Rata - Rata 1.06 4.47 0.59 4.53 1.26 0.33 2 1.49 2.47 6.54
Cycle Time
14.23
(menit)

92
● Perhitungan Waktu Menempatkan Posisi Ke Titik Lubang Ledak (Pt)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
0.55 0.66 0.60 6 3.62
0.66 0.76 0.71 12 8.51
0.76 0.87 0.82 42 34.27
0.87 0.98 0.92 49 45.19
0.98 1.08 1.03 116 119.33
1.08 1.19 1.14 63 71.51
1.19 1.29 1.24 29 36.00
1.29 1.40 1.35 40 53.91
1.40 1.51 1.45 10 14.54
1.51 1.61 1.56 1 1.56
Jumlah 368 388.46
Pt max. = 1.55 menit
Pt min. = 0.55 menit
Banyak data = 368
Range = Pt max. – Pt min. = 1.55 – 0.55 = 1
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.33 log 368 = 9.4
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 1
Lebar kelas = = = 0.11
𝑘 9.4
∑fi.xi 388.46
Mean = = = 1.06 menit
fi 368
● Perhitungan Waktu Bor Batang 1 (Bt 1)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
3.50 3.76 3.63 31 112.46
3.76 4.01 3.88 95 368.88
4.01 4.27 4.14 64 264.85
4.27 4.52 4.39 41 180.14
4.52 4.78 4.65 7 32.54
4.78 5.03 4.90 44 215.79
5.03 5.29 5.16 23 118.67
5.29 5.54 5.41 34 184.11
5.54 5.80 5.67 21 119.07
5.80 6.05 5.93 8 47.40
Jumlah 368 1643.91
Bt 1 max. = 5.90 menit
Bt 1 min. = 3.50 menit
Banyak data = 368
Range = Bt 1 max. – Bt 1 min. = 5.90 – 3.50 = 2.40
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.333 log 368 = 9.4

93
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 2.40
Lebar kelas = = = 0.26
𝑘 9.4
∑fi.xi 1643.91
Mean = = = 4.47 menit
fi 368
● Perhitungan Stopping Time (St 1)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
0.5 0.52 0.51 2 1.02
0.52 0.54 0.53 18 9.48
0.54 0.55 0.54 42 22.86
0.55 0.57 0.56 23 12.93
0.57 0.59 0.58 109 63.20
0.59 0.61 0.60 81 48.40
0.61 0.62 0.62 46 28.30
0.62 0.64 0.63 35 22.15
0.64 0.66 0.65 10 6.51
0.66 0.68 0.67 2 1.34
Jumlah 368 216.18
St 1 max. = 0.67 menit
St 1 min. = 0.50 menit
Banyak data = 368
Range = St 1 max. – St 1 min. = 0.67 – 0.50 = 0.17
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.33 log 368 = 9.4
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 0.17
Lebar kelas = = = 0.02
𝑘 9.4
∑fi.xi 216.18
Mean = = = 0.59 menit
fi 368
● Perhitungan Waktu Bor Batang 2 (Bt 2)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
3.37 3.65 3.51 12 42.07
3.65 3.92 3.78 85 321.66
3.92 4.20 4.06 97 394.07
4.20 4.48 4.34 13 56.43
4.48 4.76 4.62 10 46.19
4.76 5.04 4.90 43 210.60
5.04 5.32 5.18 26 134.58
5.32 5.59 5.45 41 223.63
5.59 5.87 5.73 28 160.52
5.87 6.15 6.01 13 78.15
Jumlah 368 1667.90

94
Bt 2 max. = 5.98 menit
Bt 2 min. = 3.37 menit
Banyak data = 368
Range =Bt 2 max. – Bt 2 min. = 5.98 – 3.37 = 2.62
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.33 log 368 = 9.4
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 2.62
Lebar kelas = = = 0.28
𝑘 9.4
∑fi.xi 1667.90
Mean = = = 4.53 menit
fi 368
● Perhitungan Stopping Time (St 2)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
0.87 0.96 0.91 14 12.78
0.96 1.05 1.00 36 36.18
1.05 1.14 1.10 60 65.83
1.14 1.24 1.19 84 99.91
1.24 1.33 1.28 45 57.67
1.33 1.42 1.37 40 54.95
1.42 1.51 1.47 60 87.96
1.51 1.60 1.56 15 23.37
1.60 1.70 1.65 11 18.15
1.70 1.79 1.74 3 5.23
Jumlah 368 462.03
St 2 max. = 1.73 menit
St 2 min. = 0.87 menit
Banyak data = 368
Range =St 2 max. – St 2 min. = 1.73 – 0.87 = 0.87
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.33 log 368 = 9.4
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 0.87
Lebar kelas = = = 0.09
𝑘 9.4
∑fi.xi 462.03
Mean = = = 1.26 menit
fi 368
● Perhitungan Stopping Time (St 3)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
0.25 0.28 0.26 28 7.37
0.28 0.30 0.29 161 46.67
0.30 0.33 0.32 2 0.63
0.33 0.36 0.34 61 20.93
0.36 0.38 0.37 30 11.09
0.38 0.41 0.40 50 19.81

95
0.41 0.44 0.42 33 13.95
0.44 0.46 0.45 2 0.90
0.46 0.49 0.48 0 0.00
68 73 0.50 1 0.50
Jumlah 368 121.87
St 3 max. = 0.50 menit
St 3 min. = 0.25 menit
Banyak data = 368
Range =St 3 max. – St 3 min. = 0.50 – 0.25 = 0.25
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.33 log 368 = 9.4
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 0.25
Lebar kelas = = = 0.03
𝑘 9.4
∑fi.xi 121.87
Mean = = = 0.33 menit
fi 368
● Perhitungan Delay Time Pemboran (Dt)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
1.17 1.42 1.30 1 1.30
1.42 1.68 1.55 8 12.42
1.68 1.94 1.81 149 269.60
1.94 2.20 2.07 176 363.70
2.20 2.45 2.32 17 39.50
2.45 2.71 2.58 8 20.65
2.71 2.97 2.84 2 5.68
2.97 3.22 3.09 6 18.57
3.22 3.48 3.35 0 0.00
3.48 3.74 3.61 1 3.61
Jumlah 368 735.02
Dt max. = 3.58 menit
Dt min. = 1.17 menit
Banyak data = 368
Range = Dt max. – Dt min. = 3.58 – 1.17 = 2.42
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.33 log 368 = 9.4
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 2.42
Lebar kelas = = = 0.26
𝑘 9.4
∑fi.xi 735.02
Mean = = = 2 menit
fi 368

96
● Perhitungan Kedalaman Lubang Ledak (H)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
6.1 6.20 6.15 1 6.15
6.20 6.29 6.24 25 156.09
6.29 6.39 6.34 60 380.36
6.39 6.48 6.44 43 276.71
6.48 6.58 6.53 90 587.78
6.58 6.67 6.63 73 483.74
6.67 6.77 6.72 49 329.39
6.77 6.87 6.82 19 129.54
6.87 6.96 6.91 7 48.40
6.96 7.06 7.01 1 7.01
Jumlah 368 2405.17
Kedalaman max. = 7 meter
Kedalaman min. = 6.1 meter
Banyak data = 368
Range = Kedalaman max. – Kedalaman min.
= 7 – 6.1 = 0.9
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.33 log 368 = 9.4
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 0.9
Lebar kelas = = = 0.10
𝑘 9.4
∑fi.xi 2405.17
Mean = = = 6.54 meter
fi 368
● Perhitungan Spacing (S)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
1.55 1.68 1.62 1.62 1.62
1.68 1.82 1.75 0.00 0.00
1.82 1.95 1.88 0.00 0.00
1.95 2.08 2.02 4.03 4.03
2.08 2.22 2.15 0.00 0.00
2.22 2.35 2.28 18.26 18.26
2.35 2.48 2.42 82.12 82.12
2.48 2.62 2.55 165.65 165.65
Jumlah 213 271.68

Spacing max. = 2.58 meter


Spacing min. = 1.55 meter
Banyak data = 213
Range = Spacing max. – Spacing min. = 2.58 – 1.55 = 1.03

97
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.33 log 110 = 7.74
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 1.03
Lebar kelas = = = 0.13
𝑘 7.74
∑fi.xi 271.68
Mean = = = 2.47 meter
fi 213
● Perhitungan Burden (B)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
1.2 1.27 1.24 9 11.12
1.27 1.34 1.31 7 9.15
1.34 1.41 1.38 21 28.93
1.41 1.48 1.45 8 11.59
1.48 1.56 1.52 34 51.68
1.56 1.63 1.59 13 20.68
1.63 1.70 1.66 8 13.30
1.70 1.77 1.73 10 17.33
Jumlah 213 163.78
Burden max. = 1.75 meter
Burdeng min. = 1.2 meter
Banyak data = 213
Range = Burden max. – Burden min. = 1.75 – 1.2 = 0.55
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.333 log 110 = 7.74
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 0.55
Lebar kelas = = = 0.07
𝑘 7.74
∑fi.xi 163.78
Mean = = = 1.49 meter
fi 213

98
b. Cycle Time Lokasi Pemboran Blok 2
Keterangan :
Pt = Waktu untuk menempatkan posisi ke titik lubang leda B = Burden
Bt 1 = Boring time batang bor 1 S = Spacing
St 1 = Waktu sambung batang bor 2, 3 dan 4 H = Kedalaman Lubang Ledak
Bt 2 = Boring time batang bor 2
Bt 3 = Boring time batang bor 3
Bt 4 = Boring time batang bor 4
St 2 = Waktu angkat dan melepas semua batang bor
St 3 = Waktu flushing
Dt = Waktu untuk mengatasi hambatan
Hari Hole Menit Meter
Ke- (n) Pt Bt 1 St 1 Bt 2 Bt 3 Bt 4 St 2 St 3 Dt B S H
3 1 1.33 5.32 0.83 5.67 5.32 4.37 2.68 0.95 1.43 2.4 2.9 13.43
3 2 0.93 5.45 0.87 5.93 5.45 4.42 3.17 0.87 1.52 2.3 3.1 13.57
3 3 1.15 5.38 0.78 4.40 5.38 5.25 3.35 0.78 1.47 2.43 3 13.52
3 4 1.05 5.58 0.75 4.50 5.58 5.33 3.32 0.78 1.25 13.52
3 5 1.25 5.33 0.83 4.25 5.33 5.25 4.12 0.83 1.43 13.57
3 6 0.98 5.17 0.92 5.67 5.63 5.88 4.23 0.62 13.10 13.65

99
3 7 1.33 5.42 0.88 5.83 5.30 5.75 3.92 0.68 1.35 13.66
3 8 1.25 5.27 0.95 4.25 3.50 5.12 3.02 0.68 1.42 13.38
3 9 1.00 5.63 0.83 5.67 5.60 5.33 3.57 1.00 1.52 14

8 10 1.33 5.32 0.88 5.28 5.32 5.70 2.68 0.78 1.45 2.33 2.8 13.68
8 11 0.93 5.45 0.83 4.27 4.62 5.92 3.57 0.70 1.60 2.56 3.1 13.67
8 12 0.93 5.38 0.83 4.42 5.38 5.33 3.35 0.65 1.33 2.5 3 13.48
8 13 1.00 5.58 0.75 4.50 5.58 5.33 3.73 0.92 1.27 13.65
8 14 1.25 5.33 0.75 4.33 4.50 5.25 3.98 0.88 1.25 13.45
8 15 0.98 5.63 0.75 5.33 5.47 5.00 3.65 0.88 1.58 13.7

12 16 1.25 5.27 0.83 4.25 5.27 5.12 3.02 0.90 1.42 2.1 3.2 13.4

12 17 1.08 5.67 0.92 5.25 5.17 5.12 3.57 0.92 1.20 2.33 3.17 13.68

12 18 0.95 5.72 0.87 5.00 5.38 5.92 3.25 0.83 1.43 2.43 2.98 13.75

12 19 1.03 5.55 0.83 3.77 5.55 5.00 3.67 0.90 1.42 13.4

12 20 1.10 5.42 0.97 4.53 5.42 5.83 3.75 0.88 1.43 13.7

12 21 1.25 5.27 0.97 4.25 5.27 5.17 3.17 0.92 1.42 13.48

12 22 1.15 4.67 0.88 5.58 6.08 5.00 3.15 0.75 1.37 13.68

12 23 0.93 5.83 0.92 5.42 5.83 5.47 3.50 0.87 1.58 13.69

100
19 24 1.33 5.32 0.92 5.00 4.60 5.88 3.27 0.83 1.27 2.5 3.13 13.68
19 25 1.15 5.38 0.87 4.40 5.10 5.15 3.35 0.90 1.33 2.4 2.9 13.47
19 26 1.00 5.58 0.97 4.50 3.92 5.33 3.82 0.57 1.45 2.5 3.2 13.37
19 27 1.25 5.33 0.75 4.33 4.00 5.25 3.82 0.72 1.23 13.40
19 28 0.98 5.63 0.83 4.00 3.92 5.17 3.65 0.83 1.58 13.47
19 29 1.02 5.67 0.75 5.17 3.83 3.97 4.00 0.95 1.40 13.42
19 30 1.25 5.27 0.72 4.25 5.17 5.12 3.02 0.90 1.42 13.37
19 31 0.93 5.83 0.92 5.42 5.00 5.63 3.50 0.87 1.58 13.72

25 32 1.33 5.32 0.67 5.25 5.27 5.87 2.68 0.92 1.45 2.37 3.15 13.68
25 33 0.93 5.45 0.72 4.27 3.75 4.48 3.57 0.78 1.58 2.55 3..12 13.23
25 34 1.15 5.38 0.83 4.40 5.17 5.32 3.35 0.73 1.33 2.5 3.27 13.45
25 35 1.00 5.58 0.92 4.50 3.92 5.33 3.82 0.75 1.45 13.37
25 36 1.25 5.33 0.75 4.33 4.00 5.25 3.98 0.88 1.22 13.3
25 37 0.98 5.63 0.75 5.75 3.92 5.00 3.65 0.92 1.58 13.42
25 38 1.02 5.67 0.92 5.25 3.83 5.63 4.00 0.92 1.40 13.48
25 39 0.93 5.83 0.75 3.75 3.33 5.47 3.50 0.88 1.58 13.41

26 40 1.33 5.32 0.97 5.42 3.60 6.03 2.68 0.87 1.45 2.5 3.1 13.42

101
26 41 1.15 5.38 0.93 4.40 5.43 5.17 3.35 0.90 1.33 2.67 2.87 13.6
26 42 1.00 5.58 0.95 5.33 3.92 3.67 3.82 0.88 1.45 2.77 3 13.47
26 43 1.25 5.33 0.97 4.33 4.00 5.33 3.98 0.88 1.25 13.52
26 44 0.98 5.67 1.00 4.17 5.58 5.25 3.65 0.95 1.58 13.67
Rata - Rata 1.12 5.46 0.85 4.77 4.83 5.27 3.52 0.83 1.79 2.48 3.07 13.54
Cycle Time
28.44
(Menit)

102
● Perhitungan Waktu Menempatkan Posisi Ke Titik Lubang Ledak (Pt)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
0.93 1.00 0.96 13 12.54
1.00 1.06 1.03 9 9.24
1.06 1.12 1.09 2 2.18
1.12 1.18 1.15 5 5.76
1.18 1.24 1.21 0 0.00
1.24 1.31 1.28 9 11.48
1.31 1.37 1.34 6 8.03
Jumlah 44 49.22
Pt max. = 1.33 menit
Pt min. = 0.93 menit
Banyak data = 44
Range = Pt max. – Pt min. = 1.33 – 0.93 = 0.4
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.33 log 44 = 6.42
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 0.4
Lebar kelas = = = 0.06
𝑘 6.42
∑fi.xi 49.22
Mean = = = 1.12 menit
fi 44
● Perhitungan Waktu Bor Batang 1 (Bt 1)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
4.67 4.85 4.76 1 4.76
4.85 5.03 4.94 0 0.00
5.03 5.21 5.12 1 5.12
5.21 5.39 5.30 19 100.74
5.39 5.57 5.48 6 32.90
5.57 5.76 5.67 14 79.32
5.76 5.94 5.85 3 17.54
Jumlah 44 240.39
Bt 1 max. = 5.83 menit
Bt 1 min. = 4.67 menit
Banyak data = 44
Range = Bt 1 max. – Bt 1 min. = 5.83 – 4.67 = 1.17
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.33 log 44 = 6.42
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 1.17
Lebar kelas = = = 0.18
𝑘 6.42
∑fi.xi 240.39
Mean = = = 5.46 menit
fi 44

103
● Perhitungan Stopping Time (St 1)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
0.67 0.72 0.69 3 2.08
0.72 0.77 0.74 9 6.70
0.77 0.82 0.80 1 0.80
0.82 0.87 0.85 12 10.18
0.87 0.93 0.90 10 9.00
0.93 0.98 0.95 8 7.62
0.98 1.03 1.00 1 1.00
Jumlah 44 37.38
St 1 max. = 1 menit
St 1 min. = 0.67 menit
Banyak data = 44
Range = St 1 max. – St 1 min. = 1 – 0.67 = 0.33
K = 1 + 3.333 log n = 1 + 3.3 log 44 = 6.42
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 0.33
Lebar kelas = = = 0.05
𝑘 6.42
∑fi.xi 37.38
Mean = = = 0.85 menit
fi 44
● Perhitungan Waktu Bor Batang 2 (Bt 2)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
3.75 4.09 3.92 3 11.76
4.09 4.43 4.26 17 72.42
4.43 4.77 4.60 5 23.00
4.77 5.11 4.94 2 9.88
5.11 5.45 5.28 10 52.80
5.45 5.79 5.62 5 28.10
5.79 6.13 5.96 2 11.92
Jumlah 44 209.87
Bt 2 max. = 5.93 menit
Bt 2 min. = 3.75 menit
Banyak data = 44
Range = Bt 2 max. – Bt 2 min. = 5.93 – 3.75 = 2.18
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.33 log 44 = 6.42
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 2.18
Lebar kelas = = = 0.34
𝑘 6.42
∑fi.xi 209.87
Mean = = = 4.77 menit
fi 44

104
● Perhitungan Waktu Bor Batang 3 (Bt 3)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
3.33 3.76 3.55 4 14.19
3.76 4.19 3.98 10 39.76
4.19 4.62 4.40 3 13.21
4.62 5.05 4.83 1 4.83
5.05 5.47 5.26 18 94.68
5.47 5.90 5.69 7 39.82
5.90 6.33 6.12 1 6.12
Jumlah 44 212.60
Bt 3 max. = 6.08 menit
Bt 3 min. = 3.33 menit
Banyak data = 44
Range = Bt 3 max. – Bt 3 min. = 6.08 – 3.33 = 2.75
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.333 log 44 = 6.42
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 2.75
Lebar kelas = = = 0.43
𝑘 6.42
∑fi.xi 212.60
Mean = = = 4.83 menit
fi 44
● Perhitungan Waktu Bor Batang 4 (Bt 4)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
3.67 4.04 3.85 2 7.70
4.04 4.40 4.22 1 4.22
4.40 4.77 4.59 2 9.18
4.77 5.14 4.96 8 39.65
5.14 5.51 5.32 20 106.49
5.51 5.88 5.69 6 34.16
5.88 6.25 6.06 5 30.31
Jumlah 44 231. 71
Bt 4 max. = 6.03 menit
Bt 4 min. = 3.67 menit
Banyak data = 44
Range = Bt 4 max. – Bt 4 min. = 6.03 – 3.67 = 2.37
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.33 log 44 = 6.42
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 2.37
Lebar kelas = = = 0.37
𝑘 6.42
∑fi.xi 231.71
Mean = = = 5.27 menit
fi 44

105
● Perhitungan Waktu Angkat dan Melepas Seluruh Batang Bor (St 2)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
2.68 2.92 2.80 4 11.22
2.92 3.17 3.05 4 12.18
3.17 3.41 3.29 10 32.87
3.41 3.65 3.53 7 24.70
3.65 3.89 3.77 11 41.46
3.89 4.13 4.01 7 28.07
4.13 4.37 4.25 1 4.25
Jumlah 44 154.75
St 2 max. = 4.23 menit
St 2 min. = 2.68 menit
Banyak data = 44
Range = St 2 max. – St 2 min. = 4.23 – 2.68 = 1.55
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.33 log 44 = 6.42
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 1.55
Lebar kelas = = = 0.24
𝑘 6.42
∑fi.xi 154.75
Mean = = = 3.52 menit
fi 44
● Perhitungan Waktu Flushing (St 3)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
0.57 0.63 0.60 2 1.20
0.63 0.70 0.67 4 2.67
0.70 0.77 0.74 4 2.94
0.77 0.84 0.80 8 6.42
0.84 0.90 0.87 16 13.92
0.90 0.97 0.94 9 8.44
0.97 1.04 1.01 1 1.01
Jumlah 44 36.60
St 3 max. = 1 menit
St 3 min. = 0.57 menit
Banyak data = 44
Range = St 3 max. – St 3 min. = 1 – 0.57 = 0.43
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.33 log 44 = 6.42
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 0.43
Lebar kelas = = = 0.07
𝑘 6.42
∑fi.xi 36.60
Mean = = = 0.83 menit
fi 44

106
● Perhitungan Waktu Delay Time (Dt)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
1.50 1.62 1.56 8 12.47
1.62 1.73 1.68 7 11.73
1.73 1.85 1.79 20 35.84
1.85 1.97 1.91 0 0.00
1.97 2.08 2.03 6 12.15
2.08 2.20 2.14 2 4.28
2.20 2.32 2.26 1 2.26
Jumlah 44 78.73
Dt max. = 2.25 menit
Dt 1 min. = 1.5 menit
Banyak data = 44
Range = Dt max. – Dt min. = 2.25 – 1.5 = 0.75
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.33 log 44 = 6.42
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 0.75
Lebar kelas = = = 0.12
𝑘 6.42
∑fi.xi 78,73
Mean = = = 1.79 menit
fi 44
● Perhitungan Kedalaman Lubang Ledak (H)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
13.23 13.35 13.29 2 26.58
13.35 13.47 13.41 14 187.74
13.47 13.59 13.53 11 148.83
13.59 13.71 13.65 14 191.09
13.71 13.83 13.77 2 27.54
13.83 13.95 13.89 0 0.00
13.95 14.07 14.01 1 14.01
Jumlah 44 595.79
Kedalaman max. = 14 meter
Kedalaman min. = 13.23 meter
Banyak data = 44
Range = Kedalaman max. – Kedalaman min.
= 14 – 13.2 = 0.77
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.333 log 44 = 6.42
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 0.77
Lebar kelas = = = 0.12
𝑘 6.42
∑fi.xi 595.79
Mean = = = 13.54 meter
fi 44

107
● Perhitungan Spacing (S)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
2.8 2.89 2.85 2 5.69
2.89 2.98 2.94 3 8.81
2.98 3.07 3.03 3 9.09
3.07 3.17 3.12 6 15.60
3.17 3.26 3.21 3 9.63
3.26 3.35 3.30 1 3.30
Jumlah 18 52.12
Spacing max. = 3.27 meter
Spacing min. = 2.8 meter
Banyak data = 18
Range = Spacing max. – Spacing min. = 3.27 – 2.8 = 0.47
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.33 log 27 = 5.14
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 0.47
Lebar kelas = = = 0.09
𝑘 5.14
∑fi.xi 52.12
Mean = = = 3.07 meter
fi 18
● Perhitungan Burden (B)
Lebar Kelas Xi Fi Xi . Fi
2.10 2.23 2.17 1 2.17
2.23 2.36 2.30 3 6.89
2.36 2.49 2.43 5 12.13
2.49 2.62 2.56 7 17.89
2.62 2.75 2.69 1 2.69
2.75 2.88 2.82 1 2.82
Jumlah 18 44.58
Burden max. = 2.77 meter
Burden min. = 2.1 meter
Banyak data = 27
Range = Burden max. – Burden min. = 2.77 – 2.1 = 0.67
K = 1 + 3.33 log n = 1 + 3.33 log 27 = 5.14
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 0.67
Lebar kelas = = = 0.13
𝑘 5.14
∑fi.xi 44.58
Mean = = = 2.48 meter
fi 18

108
LAMPIRAN 5
BIAYA OPERASIONAL PEMBORAN AKTUAL

Produktivitas m³/jam 84,69


Gross Drilling Rate meter/jam 28,07
Laju Penembusan meter/jam 41,77
Solar Rp/liter 8.000
Estimasi Pemakaian liter/jam 18
Biaya Solar Rp/jam 144.000
Oli Mesin (Meditran SX 15W-40) Rp/liter 24.022
Estimasi Pemakaian liter/jam 0,05
Biaya Oli Mesin Rp/jam 1.201,0
Oli Hydraulic (Turalik 52) Rp/liter 19.633
Estimasi Pemakaian liter/jam 0,10
Biaya Oli Hydraulic Rp/jam 1.963,30
Oli Final Drive (Rored HAD – 140) Rp/liter 21.688
Estimasi Pemakaian liter/jam 0,01
Biaya Oli Hydraulic Rp/jam 108,44
Grease Rp/liter 32.500
Estimasi Pemakaian liter/jam 0,03
Biaya Grease Rp/jam 1.083,33
Filter Udara Rp/pcs 4.558.097
Estimasi Pemakaian Jam 1.180
Biaya Filter Udara Rp/jam 4.558,10
Filter Solar Rp/pcs 736.057
Estimasi Pemakaian Jam 250
Biaya Filter Solar Rp/jam 2.944,23
Filter Oli Rp/pcs 885.368
Estimasi Pemakaian Jam 1.180
Biaya Filter Oli Rp/jam 885,37
Button Bit Rp/pcs 2.050.000.00
Estimasi Pemakaian m 5.000
Biaya Button Bit Rp/meter 640,02
Rp/jam 26.732,26
Batang Bor Rp/pcs 3.455.688
Estimasi Pemakaian m 5.000
Biaya Button Bit Rp/meter 691,14
Rp/jam 28.867,11
Coupling Rp/pcs 780.000

109
Estimasi Pemakaian m 10.000
Biaya Coupling Rp/meter 78,00
Rp/jam 3.257,87
Shank Rod Rp/pcs Rp. 6.302.670
Estimasi Pemakaian m 10.000
Biaya Shank Rod Rp/meter 630,27
Rp/jam 26.324,69
Reparasi dan Maintenance Harga alat 2.500.000.000
Waktu Kerja Alat Jam/tahun 4.830
Biaya Perbaikan Rp/jam 98.050,20
Gaji Operator Rp/bulan 3.800.000
Jumlah Pegawai Jumlah 1
Jam Kerja Sebulan Jam/bulan 195
Biaya Operator Rp/jam 19.487,18
Helper Rp/bulan 3.000.000
Jumlah Pegawai Jumlah 2
Jam Kerja Sebulan Jam/bulan 195
Biaya Operator Rp/jam 30.769,23
Rp/jam 380.624,83
Total Operating Cost Rp/meter 13.561,30
Rp/bcm 4.494,45

110
LAMPIRAN 6
BIAYA OPERASIONAL PEMBORAN HASIL OPTIMASI

Produktivitas m³/jam 138,91


Drilling Rate meter/jam 33,74
Laju Penembusan meter/jam 46,15
Solar Rp/liter 8.000
Estimasi Pemakaian liter/jam 21,64
Biaya Solar Rp/jam 173.126,25
Oli Mesin (Meditran SX 15W-40) Rp/liter 24.022
Estimasi Pemakaian liter/jam 0,05
Biaya Oli Mesin Rp/jam 1.201.,0
Oli Hydraulic (Turalik 52) Rp/liter 19.633
Estimasi Pemakaian liter/jam 0,10
Biaya Oli Hydraulic Rp/jam 1.963,30
Oli Final Drive (Rored HAD – 140) Rp/liter 21.688
Estimasi Pemakaian liter/jam 0,01
Biaya Oli Hydraulic Rp/jam 108,44
Grease Rp/liter 32.500
Estimasi Pemakaian liter/jam 0,03
Biaya Grease Rp/jam 1.083,33
Filter Udara Rp/pcs 4.558.097
Estimasi Pemakaian Jam 1.180
Biaya Filter Udara Rp/jam 4.558,10
Filter Solar Rp/pcs 736.057
Estimasi Pemakaian Jam 250
Biaya Filter Solar Rp/jam 2.944,23
Filter Oli Rp/pcs 885.368
Estimasi Pemakaian Jam 1.180
Biaya Filter Oli Rp/jam 885,37
Button Bit Rp/pcs 2.050.000
Estimasi Pemakaian m 5.000
Biaya Button Bit Rp/meter 609,57
Rp/jam 28.130,48
Batang Bor Rp/pcs 3.455.688
Estimasi Pemakaian m 5.000
Biaya Button Bit Rp/meter 691,14
Rp/jam 31.894,42
Coupling Rp/pcs 780.000

111
Estimasi Pemakaian m 10.000
Biaya Coupling Rp/meter 78,00
Rp/jam 3.599,52
Shank Rod Rp/pcs Rp. 6.302.670
Estimasi Pemakaian m 10.000
Biaya Shank Rod Rp/meter 630,27
Rp/jam 29.085,38
Reparasi dan Maintenance Harga alat 2.500.000.000
Waktu Kerja Alat Jam/tahun 4.830
Biaya Perbaikan Rp/jam 98.050,20
Gaji Operator Rp/bulan 3.800.000
Jumlah Pegawai Jumlah 1
Jam Kerja Sebulan Jam/bulan 195
Biaya Operator Rp/jam 19.487,18
Helper Rp/bulan 3.000.000
Jumlah Pegawai Jumlah 2
Jam Kerja Sebulan Jam/bulan 195
Biaya Operator Rp/jam 30.769,23
Rp/jam 417.676,61
Total Operating Cost Rp/meter 12.377,87
Rp/bcm 3.006,88

112

Anda mungkin juga menyukai