SKRIPSI
Oleh:
ABDULLAH FIKRI
1110024427003
SKRIPSI
Oleh:
ABDULLAH FIKRI
1110024427003
NPM : 1110024427003
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
RINGKASAN
i
TECHNICAL ASSESSMENT CRUSHER PLANT PRODUCTION
CAPABILITIES MEET PRODUCTION TARGET LIMESTONE PT. SEMEN
PADANG IN KARANG PUTIH HILL PADANG CITY WEST SUMATRA
ABSTRACT
PT. Semen Padang mining of limestone and silica in the Hills of Karang Putih
and Hill of Ngalau by open pit methods (quarry), starting from pioneering, cleaning
the area of drilling, drilling, blasting, loading, hauling, crushing, to manufacture
cement.
Based on observations in the field, the implementation of activities having a
little problem, is due to the achievement of production targets are expected to meet
the needs of the plant in 2015 is 23,598.96 tons/day, whereas only limestone crusher
manufactured 22,131.71 tons/day.
Use of mobile crusher II, hammer crusher LSC III A dan III B, in the range
of crusher units are less effective, this is because the number of incoming feeding is
still relatively small. Mosher II was at 1,237.90 tons/hour in a theoretical capacity to
reach 2,000 tons/hour, hammer crusher LSC III at 1045.58 tons/hour in a theoretical
capacity of up to 1,500 tons/hour and hammer crusher LSC III B at 1,194.43
tons/hour in a theoretical capacity could reach 1,700 tons/hour.
The achievement of production targets in 2016 amounted to 23,556.72
tons/day can be done through alternative improvement, that is by making the time
shift on each crusher including mobile crusher II for 12 days, hammer crusher LSC
III A for 8 days and LSC III B for 9 days and increasing the number of incoming
feed to the crusher each amounting to 264 tons/hour.
The effectiveness of any alternative crusher after repairs have increased for
additional feed to the feeder hooper. Mobile crusher II from 61.89% to 75.09%,
hammer crusher LSC III A from 69.70% to 87.30% and hammer crusher LSC III B
from 70.26% to 85.79%.
Production of limestone broke into greater after rotating the process and
increase the number of third-feeding the crusher. Total production generated at
832,506.2 tons/month or equal to 28,707.11 tons/day of production target of
23,556.72 tons/day. The difference obtained is 5,150.39 tons/day, an increase of
21.86% of the target.
ii
KATA PENGANTAR
SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Adapun skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu
Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis banyak menemui kesulitan, hal
bantuan berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Akan tetapi masih
banyak terdapat kekurangan dan kelemahannya. Untuk itu dibutuhkan kritik dan
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan do'a dan dorongan baik moril
2. Ibu Tri Ernita, ST, MP, selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri
(STTIND) Padang.
iii
3. Bapak Drs. Murad, MS, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Pertambangan
4. Bapak Ir. Asep Neris, B, MSi, MEng Selaku Pembimbing 2 dalam penulisan
5. Semua Staf dan Karyawan PT. Semen Padang yang telah mendukung dalam
Pertambangan.
Semoga dengan bantuan yang telah di berikan menjadi amal dan mendapat
pahala yang sebesar-besarnya dari Allah SWT. Akhir kata penulis mengharapkan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perusahan dan pembaca dimasa yang akan
datang.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ................................................................................................. i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
v
2.4.2 Keadaan Topografi ................................................................ 13
3.4.1 Data....................................................................................... 40
Plant ....................................................................................... 42
vi
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ...................... 45
Padang ............................................................................................. 66
vii
5.4 Upaya Peningkatan Produksi Agar Target Produksi Batugamping
Crusher ................................................................................... 74
Produksi ........................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 7 Jumlah Produksi Crusher Plant dalam Penggunaan Hari Gilir .... 83
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Padang ...................................................................................... 52
x
Gambar 19 Diagram Alir Produksi ............................................................. 57
xi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN F : Waktu Edar Alat Gali Muat Dan Alat Angkut Dari Front
Menuju ke Crusher
xii
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan salah satu bidang pembangunan yang mendapat perhatian lebih besar
dibanding beberapa bidang lainnya. Begitu juga dengan bahan galian golongan C
atau yang sering disebut juga bahan galian industri. Sektor pertambangan
merupakan salah satu jenis sumber daya yang perlu dikelola dalam rangka
pendapatan daerah.
maka PT. Semen Padang sebagai perusahaan pembuat semen, membangun pabrik
Indarung Padang. PT. Semen Padang ini menyuplai materialnya sendiri di areal
tambang Karang Putih, Kecamatan Lubuk Kilangan, Indarung Padang, dan hasil
olahan semennya dijual termasuk di Padang dan juga di luar daerah Padang
Proses pembuatan semen pada PT. Semen Padang ini menyuplai sendiri
bahan baku yang akan digunakan pada pembuatan semennya. Sebelum bahan baku
1
2
campuran pembuatan semen ukuran fragmen hasil peledakan yang nantinya akan
peremuk) pada unit kerja Crusher Plant. Pengolahan bahan galian yang dilakukan
crusher), dan sisanya adalah hammer crusher. Untuk Areal depan terdapat mobile
crusher II dan hammer crusher II. Di areal belakang terdapat 3 crusher, yaitu
mobile crusher I, hammer crusher III A dan hammer crusher III B. Tetapi pada saat
ini mosher I jarang digunakan maka dari itu penelitian ini difokuskan ke mobile
crusher II + hammer crusher II, hammer crusher III A dan hammer crusher III B.
PT. Semen Padang merencanakan sasaran produksi semen pada tahun 2015
sebesar 8.610.336 ton/tahun atau 23.598,96 ton/hari. Produksi yang dihasilkan oleh
unit peremuk adalah 22.131,71 ton/hari, sehingga dengan produksi yang dihasilkan
oleh Crusher Plant belum dapat memenuhi target produksi batugamping perhari
yang diinginkan oleh PT. Semen Padang, maka dari itu penulis menganggap hal
ini sangat menarik karena crusher tidak bekerja secara optimal. Permasalahan ini
3
dijadikan sebagai pokok permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut pada studi
4. Jam kerja efektif dari operator yang menangani alat crusher plant masih
kurang.
terpenuhi.
penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah supaya penelitian lebih terstruktur
plant dalam memenuhi target produksi batugamping, analisis jumlah umpan dan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan dicapai dalam
1. Bagi Perusahaan
dapat mengetahui dan me-review kinerja crusher plant, sehingga dapat mengambil
2. Bagi Peneliti
teknik pertambangan.
5
Dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk pembuatan jurnal dan
dapat dijadikan sebagai referensi dan pedoman bagi mahasiswa yang akan
TINJAUAN PUSTAKA
sejarah yang panjang. Bermulai pada tahun 1906 perwira Belanda berkebangsaan
Jerman yang bernama Sir. Carlcristoper Lau menemukan batugamping dan batu
silika di Bukit Karang Putih dan Bukit Ngalau. Kedua jenis batu tersebut dikirim
ke Belanda untuk diteliti lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua
jenis batu tersebut layak dijadikan bahan dasar pembuatan semen. Bahan lainnya
Setelah diteliti, cadangan ketiga bahan baku tersebut jumlahnya yang sangat
besar, maka pada saat pemerintah Belanda yang berkuasa saat itu, Carl Cristoper
Lau melakukan kerja sama dengan beberapa perusahaan seperti Fa. Geproe ders
veth, Fa. Yarman and Soon serta pihak swasta lainnya. Maka pada tanggal 18 Maret
1910 berdirilah pabrik semen dengan nama NV. Nedherlandsch Porland Cemen
Maat Chappij (NIPCM). Pabrik ini mulai berproduksi pada tahun 1913 dengan
kapasitas 22.900 ton per tahun dan pernah mencapai produksi sebesar 172.000 ton
pada tahun 1913 yang merupakan produksi tertinggi pada waktu itu.
6
7
tahun 1942-1945. Kemudian pabrik ini diambil alih oleh Jepang dengan manajemen
bangsa Jepang, kemudian pabrik diambil alih oleh karyawan pribumi dan
nama Kilang Semen Indarung. Keadaan ini tidak berlangsung lama karena Agresi
Militer I tahun 1947, pabrik dikuasai kembali oleh Belanda dan namanya diganti
Pusat. Setelah selama tiga tahun dikelola oleh BAPPIT Pusat, berdasarkan
status Semen Padang menjadi PT. Persero dengan Akta Notaris No. 5 tanggal 4 Juli
semen milik pemerintah yaitu PT. Semen Tonasa (PT. ST), PT. Semen Padang
(PT.SP), dan PT. Gresik (PT. SG) yang terealisir pada tanggal 15 September 1995,
sehingga saat ini PT. Semen Padang berada dibawah PT. Semen Gresik Group.
8
PT. Semen Padang dikuasai juga oleh CEMEX, sejak awal masyarakat Sumatera
Barat pada umumnya dan masyarakat Padang pada khususnya menolak gagasan
pemerintah tersebut, karena tempat industri dan bahan baku PT. Semen Padang
masyarakat Minangkabau tidak rela jika tanah ulayatnya jatuh ke tangan orang
asing.
Kilangan, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat dengan ketinggian lebih kurang
Indarung terletak di kaki Bukit Barisan yang membujur dari Utara ke Selatan,
dan secara geografis terletak antara garis meridian 1° 04′ 30 " Lintang Selatan
sampai 1° 06′ 30" Lintang Selatan dan 100° 15′ 30" Bujur Timur sampai 100° 18′ 30"
Bujur Timur. Berbatasan ke arah Barat dengan kota Padang, sebelah Timur dengan
Kabupaten Solok, sebelah Utara dengan Kabupaten Tanah Datar dan sebelah
terletak di Desa Karang Putih. Karang Putih adalah sebuah perkampungan kecil
9
yang terletak ± 2 Km di sebelah Selatan Indarung dan terletak antara 0° 57′ 50,58" LS
sampai 0° 58′ 51,66" 𝐿𝑆 dan 100° 28′ 8,56" BT sampai dengan 100° 28′ 51,76" BT.
di beton dan dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan umum atau naik
Bukit Barisan membujur dari utara ke selatan pulau Sumatera dengan ketinggian ±
200 m dari permukaan laut dengan puncak ketinggian mencapai 500 m dari
permukaan laut. Bukit Karang Putih dan daerah sekitarnya merupakan daerah
beberapa sungai yaitu Batang Idas, Batang Kasumba, dan Batang Arau. Lokasi PT.
Iklim di daerah PT. Semen Padang adalah iklim tropis yang memiliki dua
musim yaitu musim hujan dan musim kemarau dengan kisaran temperatur 270 – 350
C.
menyebabkan kondisi jalan tambang yang becek dan lengket sehingga akan
keselamatan operator itu sendiri, membuat waktu kerja akan lebih pendek,
11
demikian juga sebaliknya apabila cuaca pada musim kemarau yang menyebabkan
Keadaan geologi daerah ini merupakan bukit yang sangat terjal dengan sudut
lereng alami mencapai 45° . Bukit Karang Putih pada umumnya di tempati oleh
batugamping (batu kapur) dengan batuan basalt dan silika. Lapisan batugamping
selatan penambangan ditemukan batuan beku basalt. Hal ini dapat diperkirakan
bahwa di daerah ini juga terdapat intrusi basalt. Intrusi ini yang kemudian
kristal yang besar. Dinding-dinding bukit batu ini memperlihatkan gejala perapuhan
rongga.
Arah Strike dan Dip bidang perlapisan yang terdapat di Bukit Karang Putih
suatu blok Antiklin dengan poros perlapisan berarah lebih kurang Timur Laut
sampai Barat Daya. Lapisan tanah penutup yang di jumpai pada lokasi
a. Geomorfologi
bergelombang hingga sangat terjal. Kemiringan lerengnya berkisar 100 hingga lebih
dari 850 dengan ketinggian dari 225 m hingga 720 m dari permukaan air laut.
b. Stratigrafi
mengacu pada hasil penelitian dari Kastowo, Gerhard W Leo, S Gafor, dan
T.C.Amin (1996), maka tatanan batuan daerah tersebut tersusun berurutan dari tua
ke muda, yaitu batuan kersikan dan satuan batugamping kristalin formasi kuantan,
satuan konglomerat formasi Tuhur, batuan intrusi, dan satuan batu vulkanik.
c. Lithologi
Secara umum litologi penyusun satuan batuan ini didominasi oleh batuan
rijang (chert), Filit (sekisan), batu sabak dan konglomerat, yang hanya tersingkap
setempat-setempat pada alur sungai batang Idas arah ke hulu. Di lapangan, tidak
dijumpai kontak yang jelas diantara lithologi di atas. Secara umum hanya dijumpai
batugamping hablur dijumpai pada zona sesar atau hancuran. Batugamping hablur
d. Struktur Geologi
Struktur Geologi yang ada yaitu, kekar, bidang sesar dan hancuran atau
struktur geologi yang lain adalah kelurusan sungai, mata air dan lubuk-lubuk yang
dalam.
e. Kekar
Struktur kekar yang berkembang meliputi gash fracture dan shear fracture
yang terdiri dari extension joint dan release joint. Kekar yang dijumpai pada
umumnya masih terbuka dan pada beberapa lokasi ada yang terisi oleh mineral
kalsit atau mineral ubahan lainnya seperti yang terlihat pada gambar 2.
Secara garis besar keadaan wilayah penambangan PT. Semen Padang adalah
daerah perbukitan yang dilingkupi banyak pepohonan dan semak dimana sebagian
14
404.437.044 ton dengan luas daerah lebih dari 1,62 x 0,6 km, dengan ketebalan
rata-rata 100 m – 350 m yang terletak di atas batu kersikan. Sebagian tanah
penutupnya (overburden) adalah batu rijang. Cadangan ini mempunyai dua jenis
batugamping, yaitu Hard Limestone dan Sugar Limestone. Pada tahun 2014,
diketahui bahwa sisa cadangan batugamping sebesar 74.947.616 ton dan batu silika
Batugamping dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara
mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batugamping di alam terjadi secara
organik. Jenis ini berasal dari pengendapan cangkang atau rumah kerang dan siput
Foraminifera atau ganggang dan juga berasal dari kerangka binatang koral/kerang.
yang kemudian terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat
semula. Sedangkan yang terjadi secara kimia adalah jenis batugamping yang terjadi
dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air
tawar.
Selain hal diatas, mata air mineral dapat pula mengendapkan batugamping.
Jenis batugamping ini terjadi karena peredaran air panas alam yang melarutkan
batugamping dolomitan.
16
warna batugamping tersebut, yaitu mulai dari warna putih susu, abu-abu muda, abu-
b. Karakteristik Batugamping
dari Coelentrata, Moluska, Protozoa dan Foraminifera atau batugamping ini sering
klastik melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi, dan terakhir sedimentasi,
selama proses tersebut banyak mineral-mineral lain yang terikut sebagai pengotor,
sehingga sering kita jumpai adanya variasi warna dari batugamping itu sendiri.
Seperti warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, merah bahkan hitam.
tidak jarang pula dijumpai batugamping magnesium. Kadar magnesium yang tinggi
5) Pecahan : Uneven
penambangan adalah hal yang sangat penting. Beberapa proses penambangan yang
dapat dilakukan yaitu mulai dari perintisan sampai ke pengangkutan. Berikut proses
penambangannya:
dikarenakan lokasi yang lama belum habis ditambang. Jadi dalam teorinya
Kegiatan ini bertujuan untuk membuat jalan masuk hingga peralatan dapat
dengan buldozer, membuat titik lubang bor untuk petunjuk operator pemboran.
material batugamping dari bongkahannya menjadi ukuran yang lebih kecil lagi.
Setiap proses pengolahan bahan galian baik bijih maupun mineral industri
sudah pasti melakukan proses pengecilan ukuran butir. Pengecilan ukuran telah
22
dimulai sejak penambangan yaitu dengan cara meledakkan endapan bahan galian
dengan bahan peledak, untuk melepas endapan tersebut dari batuan induknya.
yaitu:
1) Primary Crushing
tahap ini adalah jaw crusher, gyratory crusher ataupun mobile crusher. Di PT.
Semen Padang, primary crushing yang digunakan adalah mobile crusher. Umpan
yang digunakan biasanya berasal dari hasil penambangan dengan ukuran berkisar
500 mm - 1000 mm, dengan ukuran setting antara 30 mm sampai 100 mm. Ukuran
produk yang dihasilkan pada tahap pertama biasanya kurang dari 200 mm.
2) Secondary Crushing
crusher ukuran kecil, gyratory crusher ukuran kecil, cone crusher, hammer crusher
dan Rolls. Umpan yang digunakan berkisar 100 mm - 150 mm, dengan ukuran
setting antara 12,5 mm sampai 25,4 mm. Ukuran produk terbesar yang dihasilkan
adalah 75 mm.
23
3) Fine Crushing
digunakan adalah Rolls, Dry Ball Mills, Disc Mills dan Ring Mills. Umpan yang
mineralnya. Struktur mineral yang sangat halus biasanya lebih tahan dari pada
Ukuran material umpan untuk mencapai produk yang baik pada peremukan
Untuk terjadinya suatu peremukan, maka arah resultan gaya terakhir haruslah
mengarah ke bawah. Jika arah resultan gaya terakhir mengarah ke atas berarti
e) Energi peremukan
Energi yang dibutuhkan crusher tergantung dari beberapa faktor antara lain
ukuran umpan, ukuran produk, kapasitas mesin dari crusher, bentuk material,
persentase dari waktu berhenti crusher pada suatu proses peremukan. Besarnya
energi yang dibutuhkan untuk meremuk berkisar antara 0,3 - 1,5 Kwh/ton.
f) Kapasitas
Kapasitas crusher dipengaruhi oleh jumlah umpan yang masuk setiap jam,
Pada proses peremukan ini material akan direduksi sesuai ukuran yang
Gaya tekan dari crusher harus lebih besar dari kekuatan material, gaya tekan
bisa berasal dari satu permukaan ataupun dua permukaan. Crusher yang
material yang terpukul akan semakin mudah untuk pecah. Crusher yang
menggunakan gaya pukul untuk meremukkan material adalah Hammer Mill dan
Impact Crusher.
Gesekan akan mengakibatkan material remuk, gesekan bisa terjadi dari media
yang digunakan untuk meremuk atau dari sesama material yang akan diremuk.
saling terkait dari beberapa peralatan, sehingga hasil yang akan diperoleh sesuai
1) Mobile Crusher
pindahkan. Apabila suatu pit tambang sudah habis, mobile crusher ini bisa
dijalankan melalui roda rantainya. Crusher jenis ini menggunakan 2 jenis sizer
tambangnya, perusahaan juga bisa menghemat biaya bahan bakar akibat proses
26
truck handling pada sistem permanent crushing. Penampang mobile crusher dapat
a) Hopper, yaitu tempat masuknya material yang akan diremuk. Hopper ini
b) Feeder, yaitu suatu rantai lamella berjalan yang digerakkan oleh hidrolik yang
mobile crusher.
c) Sizer, Suatu gear yang berputar untuk memecah batuan. Sizer ini memiliki 2
buah gear dan 3 buah row pada gearnya tersebut. Sizer ini diputar oleh 2 buah
d) Muck Removing Chute, yaitu corong atau wadah tempat keluarnya tailing atau
kotoran dari material batu yang akan dihancurkan. Muck Removing ini juga
buangan dari sizer bila gear sizer tersebut tidak mampu lagi untuk memecah
batuannya.
e) Crusher Motor, yaitu motor yang berfungsi untuk memutar sizer dari crusher
tersebut.
f) Throat, yaitu bagian paling bawah crusher yang berfungsi sebagai lubang
pengeluaran.
g) Mouth, yaitu bagian mulut dari crusher yang berfungsi sebagai lubang
penerimaan.
h) Primary Belt Conveyor, yaitu ban berjalan yang berfungsi untuk mengangkut
i) Primary Belt Conveyor Motor, yaitu motor yang berfungsi untuk memutar belt
Mill. Hammer mill merupakan pemecah batuan yang menggunakan gear palu yang
berada pada row gearnya. Hammer tersebut diputar oleh sebuah motor yang
digerakkan dengan belt atau kopling. Hammer tersebut berputar dengan kecepatan
tinggi dalam sebuah casing yang berbentuk silinder. Umpan masuk dari bagian
puncak casing dan dihancurkan, selanjutnya dikeluarkan melalui bukaan pada dasar
casing.
Hammer crusher ini dan menggerus batuan yang besar dan menumburkan
batuan ke line/dinding dari hammer mill sehingga menjadi hancur. Batuan yang
kecil atau lolos akan langsung turun ke belt conveyor yang berada di bawahnya
sedangkan batuan yang masih besar/tidak lolos akan terus di-impact/pukul hingga
menjadi batuan yang kecil dan akhirnya bisa lolos di screen crusher tersebut.
29
Gambar 11. Penampang dari Hammer Crusher Type EV 200 x 300 (FLS)
(Sumber : Harahap, 2014)
a) Motor crusher, yaitu motor untuk menggerakkan rotor shaft dari hammer
crusher tersebut.
b) Hammer, yaitu sejenis palu yang berada pada row rotor crusher tersebut yang
berfungsi untuk memukul batuan yang besar sehingga menjadi batuan yang
kecil.
c) Liner, yaitu dinding crusher tersebut yang terbuat dari baja yang berfungsi
pulley dari belt motor sehingga hammer crusher tersebut dapat berputar.
30
e) Hopper, yaitu tempat masuknya material yang akan diremuk. Hopper ini
f) Feeder, yaitu suatu rantai lamella berjalan yang digerakkan oleh motor yang
hammer crusher.
g) Muck Removing Chute, yaitu corong atau wadah tempat keluarnya tailing atau
kotoran dari material batu yang akan di hancurkan. Muck Removing ini juga
buangan dari sizer bila gear sizer tersebut tidak mampu lagi untuk memecah
batuannnya.
h) Throat, yaitu bagian paling bawah crusher yang berfungsi sebagai lubang
pengeluaran.
i) Mouth, yaitu bagian mulut dari crusher yang berfungsi sebagai lubang
penerimaan.
j) Primary Belt Conveyor, yaitu ban berjalan yang berfungsi untuk mengangkut
Ayakan getar berfungsi sebagai alat pemisah ukuran material yang bekerja
ukuran lubang ayakan. Ayakan getar yang digunakan terdiri dari tiga tingkat,
dimana ukuran bukaan lubang dek I adalah 30 mm, dek II adalah 20 mm dan dek
kawat baja yang dianyam dari jenis Woven wire. Bagian dari ayakan getar antara
lain excentric shaft, woven wire, square opening dan dek screen.
Adalah cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang sesungguhnya dari alat
W
A.I = x 100%
WR
(Partanto Prodjosumarto,1996:179)
Keterangan:
W = working hours (jam kerja)
R = repair hours (jam perbaikan)
Adalah kondisi fisik dari suatu alat yang sedang dipergunakan. Dapat
W
P.A = x 100%
W R S
(Partanto Prodjosumarto,1996:179)
Keterangan:
W = working hours (jam kerja)
R = repair hours (jam perbaikan)
S = hours of standby (jam siap tunggu)
T = W + R + S = scheduled hours (jam tersedia)
c. Use of availability
Menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk
beroperasi pada saat alat tersebut dapat digunakan, dapat dihitung dengan
persamaan:
W
U.A = x 100%
WS
(Partanto Prodjosumarto,1996:180)
33
Keterangan:
W = working hours (jam kerja)
S = hours of standby (jam siap tunggu)
d. Effective Utilization
Menunjukkan berapa persen waktu yang dapat digunakan oleh suatu alat
beroperasi dari seluruh waktu kerja yang tersedia. Effective utilization dapat
W
E.U = x 100%
W R S
(Partanto Prodjosumarto,1996:181)
Keterangan:
W = working hours (jam kerja)
R = repair hours (jam perbaikan)
S = hours of standby (jam siap tunggu)
T = W + R + S = scheduled hours (jam tersedia)
a. Efisiensi
lolos lubang ayakan dengan material yang seharusnya lolos. Secara umum
efisiensi ayakan tergantung pada lamanya umpan berada di atas ayakan, jumlah
lubang bukaan yang terbuka, tebal lapisan umpan perimbangan ukuran material
pada umpan.
Bila persen (%) lubang ayakan yang terbuka kecil karena tertutup oleh material
yang mempunyai ukuran sama dengan ukuran lubang bukaan maka efisiensi
b) Kandungan air
sehingga akan mengurangi efisiensi dari pada ayakan, karena material lengket
c) Ukuran Partikel
Partikel yang jauh lebih kecil dari lubang bukaan akan lebih mudah lolos
Banyaknya material yang lolos pada ukuran screen tertentu yang biasanya
c. Efektivitas
nyata alat dengan kapasitas teoritis yang didapat dari hasil perhitungan.
Kapasitas Nyata
E= x 100% (Peurifoy, 1988)
Kapasitas Teoritis
Crusher
desain produksi crusher dapat membuat target produksi crusher tidak tercapai.
Apabila alat pemecah batu sedang mengalami perbaikan atau gangguan maka
alat crusher tersebut harus berhenti, sehingga tidak bisa berproduksi dan
produksipun tidak tercapai. Beberapa hal perbaikan yang biasa dilakukan adalah
c. Jalan angkut dari front ke hopper crusher terlalu jauh atau rusak.
Jika jalan angkut untuk operasi dump truck mengalami kerusakan, tingkat
produksi pun mengalami hambatan. Untuk menangani hal ini sebaiknya jalan
rusak bisa menyebabkan ban dump truck cepat mengalami kerusakan. Jalan angkut
yang jauh juga bisa menghambat produksi karena waktu yang dibutuhkan untuk
1. Input
langsung dan observasi. Input terdiri dari data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian yaitu:
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung di
1) Data Penambangan
pengangkutan.
2) Proses Transportasi
3) Proses Pengolahan
a) Feeding
b) Peremukan
Yaitu berupa pengamatan terhadap efektivitas dan efisiensi kerja dari operator.
Operator yang memiliki efektivitas kerja yang kecil bisa mempengaruhi jumlah
produksi sehingga dalam pengamatan setiap operator harus bekerja keras untuk
b. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data-data yang diambil dari data-data yang telah
batugamping (belt conveyor) maupun kapasitas design dari setiap crusher mulai
2. Proses
Pada bagian proses ini dilakukan pengolahan dan analisa dari data-data yang
3. Output
Output yaitu hasil yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu dapat diketahui
efektivitas dari rangkaian alat crusher plant, dan upaya yang dilakukan agar
1. Data primer :
a. Data Penambangan
1) Proses penambangan
2) Alat berat
penambangan
3) Hambatan- Perhitungan efektivitas
hambatan dalam crusher plant. Didapat efektivitas dari
penambangan rangkaian alat crusher
b. Proses Transportasi plant.
c. Proses Pengolahan E=
1) Feeding Upaya yang dilakukan
2) Peremukan agar target produksi
batugamping harian
Analisis efektivitas crusher
d. Jam kerja efektif pabrik dapat terpenuhi
plant.
operator
2. Data sekunder :
Spesifikasi alat berat
penambangan,
spesifikasi transportasi
batugamping maupun
kapasitas design dari
setiap crusher.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang bersifat terapan
(applied research), yaitu penelitian yang hati-hati, sistematik dan terus menerus
terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan dengan segera untuk
Hasil dari penelitian yang dilakukan tidak perlu sebagai suatu penemuan baru,
akan tetapi merupakan aplikasi yang baru dari penelitian yang telah ada.
Indarung terletak di kaki Bukit Barisan yang membujur dari Utara ke Selatan,
dan secara geografis terletak diantara garis meridian 104’30” LS sampai 106’30”
kota Padang, kearah Timur dengan Kab. Solok, ke arah Utara dengan Kab. Tanah
40
41
terletak di Desa Karang Putih. Karang Putih adalah sebuah perkampungan kecil
gamping ini dihubungkan dengan jalan yang telah di beton dan dapat dicapai
dengan menaiki kendaraan umum atau kendaraan milik karyawan PT. Semen
Padang.
Bukit Barisan yang membujur dari Utara ke Selatan pulau Sumatera dengan
ketinggian 225 m dari permukaan laut dengan puncak tertinggi mencapai 549 m
selesai.
diteliti yang mempunyai variasi satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut.
3.4.1 Data
Adapun data-data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
42
a. Data Penambangan.
b. Proses transportasi
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer
lapangan, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari data yang telah
mendukung.
Sumber data yang penulis gunakan pada penelitian ini berasal dari
PT.Semen Padang.
yaitu mengumpulkan data yang dibutuhkan dari buku-buku dan literatur yang
berkaitan dengan masalah yang akan dibahas sehingga dapat digunakan sebagai
43
dan kegunaannya. Pengolahan dan analisis data terdiri dari perhitungan dan analisis
Kapasitas Nyata
E= x 100% (Peurifoy, 1988)
Kapasitas Teoritis
dibuat dengan melakukan evaluasi masing-masing crusher. Jadi jika ada ditemukan
masalah tentang jumlah produksi maka permasalahan bisa ditentukan dan bisa
diperbaiki.
Dalam analisis ini juga kita menganalisa tentang segala proses untuk
mencapai produksi, mulai dari proses penambangan, proses pengolahan dan proses
dan pengolahannya.
44
MULAI
Identifikasi Masalah:
Alat crusher plant rusak atau sedang maintenance, umpan yang
masuk mengalami kemacetan, jam kerja efektif oprerator kurang,
target batugamping harian pabrik yang belum terpenuhi.
Batasan Masalah:
Kemampuan produksi crusher plant, analisis jumlah umpan,
dan produk yang dihasilkan crusher plant.
Rumusan Masalah:
Bagaimana efektivitas dari masing-masing alat crusher plant ?
Bagaimana upaya yang dilakukan agar target produksi batu gamping harian pabrik
dapat terpenuhi ?
Pengolahan Data
Perhitungan Efektivitas Crusher Plant
Analisis Data
SELESAI
Pada bab ini berisikan pengumpulan data dan pengolahan data yang
plant dalam memenuhi target produksi batugamping PT. Semen Padang di bukit
alat crusher plant, perawatan crusher dan data langsung di lapangan untuk
berupa produksi masing-masing crusher per jam dari crusher depan maupun
crusher belakang. Data inilah yang akan dibandingkan antara data perusahaan
berikut:
46
47
1. Data Penambangan
alat berat yang digunakan untuk berproduksi, jam kerja efektif operator lapangan
a. Proses Penambangan
dipakai oleh perusahaan. Jenis alat berat yang digunakan sangat menentukan jumlah
c. Hambatan-hambatan Penambangan
2. Proses Transportasi
Kegiatan ini meliputi pengamatan sistem transportasi yang ada mulai dari
truck, pengangkutan material mulai dari mobile crusher sampai menuju ke silo
3. Proses Pengolahan
a. Feeding
batugamping karena material yang akan diremuk oleh crusher akan ditumpuk
terlebih dahulu di hopper feeder. Jumlah feeding pada crusher depan dan kegiatan
batugamping karena material yang akan diremuk oleh crusher akan ditumpuk
terlebih dahulu di hopper feeder. Jumlah feeding crusher belakang dapat dilihat
b. Peremukan (Crushing)
ingin dicapai. Jadi dalam pengamatan, diketahui alat-alat yang digunakan, sistem
kerja alat peremuk, perawatan-perawatan yang harus dilakukan, jam kerja efektif
a) Peremukan (Crushing)
Mobile Crusher II dengan kapasitas disain 2000 ton/jam dan saling berhubungan
yang +55 mm dengan -55 mm. Batuan yang -55 mm akan langsung lolos dan turun
ke belt conveyor menuju ke storage pabrik, dan yang +55 mm akan masuk lagi ke
hammer crusher II untuk diremukkan kembali. Mosher ini memiliki 2 sizer untuk
b) Pengayakan (Screening)
Jenis ayakan getar yang digunakan adalah jenis vibrating screen satu tingkat
sebanyak satu unit yang terdapat di antara mosher II dengan hammer crusher II
dengan ukuran lubang bukaan 50 mm, yang dipasang pada sudut kemiringan 20o
2500 x 7000. Ayakan getar dapat dilihat pada Gambar 17 di halaman 52.
52
hammer crusher III A dan hammer crusher III B. Tetapi pada saat ini mobile
crusher I ini baru saja digunakan karena sudah lama mengalami kerusakan, jadi
tidak digunakan untuk berproduksi. Jadi yang digunakan yaitu hammer crusher III
Pengamatan ini berupa efektivitas dan efisiensi kerja dari operator. Operator
yang memiliki efektivitas kerja yang kecil bisa mempengaruhi jumlah produksi
sehingga dalam pengamatan setiap operator harus bekerja keras untuk mencapai
efektivitas kerja yang maksimal sehingga jumlah produksipun bisa lebih maksimal
juga.
Data Sekunder merupakan data-data yang diambil dari data-data yang telah
batugamping (belt conveyor) maupun kapasitas design dari setiap crusher mulai
produksi dari setiap alat yang tersedia bisa tercapai atau tidak.
Padang
berat seperti excavator, loader, bulldozer, dumptruck dan drilling machine (alat
mesin bor). Masing-masing alat berat memiliki fungsi yang saling berkaitan dalam
penambangan.
sampai akhir penambangan di PT Semen Padang dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18. Skema Proses Penambangan Batu kapur PT. Semen Padang
sudah mencapai target yang diharapkan. Tabel 4 dan 5 berikut adalah produksi dan
54
dan 2016.
Dengan total produksi sebesar 8.078.077 selama tahun 2015 dapat dikatakan
produksi tersebut sama dengan 22.131,71 ton/hari dari target yang ingin dicapai
21.067 ton/hari. Namun belum dapat memenuhi kebutuhan pabrik yaitu 23.589,96
ton/hari (loose). Target produksi pabrik PT. Semen Padang tahun 2015 dapat dilihat
pada lampiran J.
55
Dengan total produksi sebesar 701.538 ton pada bulan Januari dan 603.685
ton pada bulan Februari 2016 dapat dikatakan jumlah produksinya sudah mencapai
target penambangan yang ditetapkan perusahaan. Total produksi pada bulan Januari
sama dengan 22.630,25 ton/hari dan pada bulan Februari sama dengan 20.816,72
ton/hari, namun dari produksi tersebut terlihat belum mampu memenuhi kebutuhan
batugamping perhari untuk pabrik tahun 2016 yaitu sebesar 23.556,72 ton perhari.
(lampiran k).
ke crusher dibutuhkan alat muat dan alat angkut. Untuk mengangkut batugamping
dari crusher menuju Silo digunakan belt conveyor. Alat-alat yang digunakan untuk
a. Alat muat yang digunakan PT Semen Padang yaitu excavator Hitachi EX 2500
memiliki kapasitas bucket 15,00 m3. Excavator ini digunakan untuk memuat
batugamping dari loading point ke dump truck untuk dibawa menuju ke hopper
crusher.
56
b. Alat angkut yang digunakan untuk transportasi batugamping yaitu dump truck
ton dan 90 ton. Dump truck ini digunakan untuk mengangkut batugamping dari
adalah belt conveyor. Dalam proses meremuk batu, PT. Semen Padang
conveyor tersebut:
Belt conveyor ini terletak di areal depan dari penambangan. Belt conveyor ini
Vibrating Screen, lalu ke hammer crusher dan ke silo Batu Gadang. Belt conveyor
yang termasuk yaitu A5M01, A5U17, A5U18, A5U19, A1J01, A1J11, A5U20,
Belt conveyor ini terletak di areal belakang dari tambang PT. Semen Padang.
Belt conveyor ini mengangkut material pecahan batugamping dari hammer crusher
LSC III A dan LSC III B menuju ke silo Batu Gadang. Belt conveyor yang termasuk
Belt conveyor ini terletak di areal silo Batu Gadang. Belt conveyor ini
depan dan areal belakang menuju ke storage Indarung. Belt conveyor yang termasuk
yaitu A4J12P, A1J12B, A4J14, 20104, A5J13, E5J11, A5J14, E5J12, 5AJ01, dan
E5J01.
PT. Semen Padang. Penomoran Belt Conveyor ini dapat dilihat pada Tabel 6 di
bawah ini.
Diagram alir produksi melalui belt conveyor dapat dilihat pada Gambar 19
di halaman 58.
58
penambangan maupun bagian pengolahan. Hambatan yang terjadi terbagi dari dua
jenis, yaitu hambatan teknis maupun hambatan non teknis. Hambatan tersebut
terdiri dari:
59
bisa menurun.
b. Gangguan pada crusher, yaitu berupa umpan yang masuk kedalam crusher
itu sendiri, karena beban dari pada material gamping tidak merata di
sepanjang belt conveyor sehingga gaya berat beban tersebut membuat belt
conveyor tidak dapat membawa material dengan merata dan akhirnya terjadi
pada crusher.
d. Gangguan pada ayakan getar biasanya terjadi apabila aliran listrik putus
antara lain yaitu: persiapan awal kerja, persiapan mulai kerja setelah
adalah sebesar 131,83 jam dalam satu bulan dan waktu kerja adalah sebesar
efektif dengan waktu kerja yang tersedia, maka diperoleh waktu produksi
kinerja dari operator yang bekerja. Kondisi cuaca yang hujan cukup deras,
operator dump truck tidak dapat bekerja maksimal karena kondisi jalan yang
1. Peremukan
adalah sebesar 2.000 ton/jam. Perhitungan kapasitas nyata unit peremuk batu
produksi secara rata-rata menggunakan weigher pada mosher tersebut yaitu sebesar
1.237,90 ton/jam, LSC III A sebesar 1.045,58 ton/jam, dan LSC III B sebesar
1.237,90 ton/jam
Efektifitas Mosher II = x 100% 61,89 %
2000 ton/jam
1045,58 ton/jam
Efektifitas LSC III A = x 100% 69,70%
1.500 ton/jam
61
1.194,43 ton/jam
Efektifitas LSC III B = x 100% 70,26 %
1.700 ton/jam
Ket:
Mosher : Mobile Crusher
LSC : Lime Stone Crusher
b. Reduction Ratio
Dalam penelitian ini diketahui ukuran mulut feeder (inlet) adalah sebesar 300
sebagai berikut:
300
Rr =
55
Rr = 5,45
besarnya umpan yang masuk ke dalam ayakan getar. Diketahui kapasitas desain
dari vibrating screen di PT. Semen Padang adalah 1.200 ton/jam dan kapasitas
768 ton/jam
x 100% 64,00 %.
1.200 ton/jam
62
3. Material Balance
sebesar 985,72 ton/jam. Dengan waktu produksi efektif sebesar 81,04 % dari waktu
kerja yang tersedia 24 jam/hari, maka besarnya produksi yang dihasilkan pada saat
hopper ini sebesar 55-300 mm. Jumlah feed yang masuk ke hopper crusher ini rata-
rata sebesar 1.238,49 ton/jam (Tabel 2). Dari hopper crusher batugamping masuk
ke feeder crusher melalui rantai berjalan dan masuk ke mobile crusher. Kapasitas
desain dari crusher ini sebesar 2.000 ton/jam dan kapasitas nyata yang didapat
sebesar 1.237,90 ton/jam, jadi efisiensi dari mobile crusher ini sebesar 61,89 %.
Hasil discharge mobile crusher ini sebesar ± 55 mm dengan ratio reduction sebesar
5,45.
vibrating screen melalui belt conveyor A5U17, A5U18 dan A5U19. Batugamping
lalu diayak, dibagi menjadi dua jenis ukuran. Ukuran yang melebihi 55 mm, masuk
lagi ke hammer crusher LSC II untuk diremuk lagi dan hasil dischargenya langsung
menuju ke silo melalui belt conveyor A1J02 dan A1J11. Sedangkan batugamping
A5U21 dan A1J11 menuju ke silo. Ukuran batugamping yang masuk ke silo
tambang menggunakan dump truck menuju hopper crusher. Di areal ini terdapat 2
alat peremuk, hammer crusher III A dan hammer crusher III B. Masing-masing
hopper crusher, lalu masuk lagi menuju ke feeder crusher dan inlet roller. Dari
crusher ini memiliki kapasitas desain 1.500 ton/jam dan kapasitas nyatanya
1.045,58 ton/jam sehingga efisiensinya sebesar 69,70 %. Jumlah feed yang masuk
ke hoppernya rata-rata sebesar 1.048,49 ton/jam (Tabel 3). Ukuran feed yang masuk
Batugamping yang sudah diremuk oleh hammer crusher ini lalu turun ke belt
conveyor A2J02 dan A5J10 untuk dibawa menuju ke silo. Ukuran batugamping
hopper crusher, lalu masuk lagi menuju ke feeder. Dari feeder batugamping masuk
ke hammer crusher untuk diremuk. Hammer crusher ini memiliki kapasitas desain
sebesar 70,26 %. Jumlah feed yang masuk ke hoppernya rata-rata sebesar 1.197,34
ton/jam (Tabel 3). Ukuran feed yang masuk sebesar 55-300 mm dan dischargenya
Batugamping yang sudah diremuk oleh hammer crusher ini lalu turun ke belt
conveyor A2J02 dan A5J10 untuk dibawa menuju ke silo. Kesetimbangan material
pada crusher depan dan belakang dapat dilihat pada Gambar 20 dan Gambar 21 di
Front Tambang
Hauling
Hopper
Feed.1208,34 ton/jam
Feeder
Mosher II
BC A5U17
BC A5U18
BC A5U19
BC A5U20 LSC II
BC A5U21 BC A1J02
SILO
Pabrik Pengolahan
Semen
Front Tambang
Hauling
LSC III A LSC III B
Hopper Hopper
Feeder Feeder
HC LSC III A
BC 15107
BC A2J02 BC A3J01
BC A5J10
SILO
PEMBAHASAN
ditentukan. Hal ini terlihat dari jumlah produksinya sebesar 22.131,71 ton/hari pada
tahun 2015 dari target penambangan sekitar 21.067 ton/hari, maka efektivitasnya
sebesar 105,1 % (Tabel 4). Namun produksi penambangan belum bisa untuk
selama tahun 2015, begitu juga bulan Januari dan Februari 2016 (Tabel 5).
Produksi ini tercapai karena alat berat yang beroperasi cukup memadai dalam
penambangan, baik alat gali, alat muat dan alat angkutnya. Dari segi operator yang
mengoperasikan alat berat pun sudah terlatih sehingga apabila ada masalah teknis,
1. Dump truck
menuju ke hopper crusher cukup efisien karena ukuran vessel nya yang cukup
besar. Untuk dump truck Komatsu HD 785-7 kapasitasnya 100 ton dan Caterpillar
67
68
2. Belt Conveyor
dari crusher menuju ke silo atau storage. Penggunaannya sangat efisien dan efektif,
hal ini dikarenakan dapat mengangkut batugamping dalam jumlah besar secara
terus menerus. Hal ini berbeda jika menggunakan dump truck karena tidak bisa
dilakukan secara berkelanjutan, dump truck harus kembali lagi untuk mengangkut
1. Feeding
Bagian feeding, batugamping yang masuk ke hopper crusher cukup jauh dari
kapasitas disain mobile crusher. Dengan kapasitas desain mobile crusher 2.000
ton/jam dan produksinya hanya 1.237,90 ton/jam, hal ini cukup jauh dari kapasitas
yang sudah didisain. Dari hasil tersebut, efektivitas feeding sekitar 61,89 %. Namun
dari hasil ini, jumlah feeding bisa ditingkatkan dengan peningkatan jumlah feeding.
2. Peremukan
merupakan hasil dari feeding dari hopper. Namun jumlah batugamping yang keluar
dari mobile crusher tidak selamanya sesuai dengan jumlah feeding karena adanya
jumlah feeding yang kurang yang berasal dari pengangkutan batugamping dari front
69
ke hopper dan adanya alat angkut yang sedang mengalami kerusakan dan perawatan
1. Feeding
ke hopper crusher.
2. Peremukan
Efektivitas dari hammer crusher III A sebesar 69,70 %, hal ini dikarenakan
jumlah feeding dan mempercepat perbaikan alat crusher apabila sedang mengalami
kerusakan. Begitu juga dengan hammer crusher III B yang efektivitasnya 70,26 %
Produk dari alat peremuk akan diangkut oleh belt conveyor A5U17, A5U18,
dan A5U19 menuju ke vibrating screen 1 tingkat, yang mempunyai bukaan 50 mm.
Jumlah feeding untuk dek ini sebesar 768 ton, dengan efektivitas sebesar 64 %.
Produksi vibrating screen sangat dipengaruhi oleh alat peremuk, apabila produk
yang dihasilkan alat peremuk kecil maka produk yang dihasilkan vibrating screen
yaitu:
1. Produk material lebih kecil dari 50 mm langsung turun ke belt conveyor yang
A1J11, A1J12A. Produksi untuk belt conveyor ini adalah sebesar 768 ton/jam
karena merupakan produk hasil dari vibrating screen. Kapasitas desain untuk
belt conveyor ini adalah 1.700 ton/jam. Efektifitas untuk belt conveyor ini
sebesar 45,17 %.
2. Produk material lebih besar dari 50 mm akan langsung turun ke hopper hammer
crusher LSC II dan langsung dihancurkan lagi menjadi material yang lebih kecil
lagi.
Dari hasil pengamatan tentang material balance, crusher areal depan ini
feeding yang masuk ke hopper kurang dari kapasitas disain yang telah ditentukan
Untuk hasil produksi setelah upaya peningkatan, bisa dilihat pada sub bab
berikutnya.
71
Dari hasil pengamatan tentang material balance, untuk hammer crusher III A
feeding yang masuk ke hopper cukup kurang dari kapasitas disain yang telah
ditentukan sebesar 1.500 ton/jam. Dan untuk hammer crusher III B hasil
produksinya sebesar 1.194,43 ton/jam dengan kapasitas desain 1.700 ton/jam, hal
ini juga hasil produksinya cukup jauh dari kapasitas yang ditentukan.
Untuk hasil produksi setelah upaya peningkatan, bisa dilihat pada sub bab
berikutnya.
Perawatan ini dilakukan untuk menjaga kondisi crusher plant agar tetap
jumlah target produksipun bisa dicapai. Beberapa perawatan yang dilakukan yaitu:
hammer/palu pada hammer crusher dan sizer pada mobile crusher. Lamanya
tersebut. Jadi selama pengelasan gigi-giginya, aktivitas memecah batu dari crusher
itu berhenti. Mata las yang digunakan berasal dari batang baja yang keras sehingga
nantinya mampu menyatu dengan gigi crushernya dan bisa memecah batu dengan
crusher tersebut.
a. Mobile Crusher
Mobile Crusher ini mempunyai 2 sizer dan masing-masing sizer ada 4 tooth
dan 7 rings/shaft. Ring dan tooth tersebut yang akan menghancurkan batu tersebut.
Seiring dengan waktu gigi-gigi tersebut akan aus dan habis karena terus mengalami
yang harus dilas cukup tebal. Jika ada 4 tooth pada 1 sizer jadi waktu yang
dibutuhkan adalah 4 hari untuk 1 sizer saja dan 8 hari untuk kedua sizernya.
Hammer crusher ini memiliki 3 row dan 18 hammer pada bagian gigi-
Hammer crusher ini mempunyai produktivitas yang lebih tinggi dari hammer
crusher III A. Pada gigi-gigi hammer crusher ini terdapat 3 row dan 18 hammer.
giginya kita tahu bahwa waktu perawatan dalam pengelasan crusher ini cukup
lama. Oleh sebab itu penggunaan dari crusher ini harus dilakukan secara
bergantian.
Perawatan terhadap belt conveyor dapat menambah usia dari belt tersebut dan
lainnya.
3. Pengecekan belt dari kerobekan, apabila ada belt yang robek/hampir putus
4. Pemasangan alat metal detector pada pangkal belt conveyor. Pemasangan ini
ke belt conveyor berikutnya agar beltnya tidak robek. Apabila alat ini
mendeteksi adanya besi yang melewati belt conveyor tersebut, maka motor
beltnya akan berhenti dan operator sebaiknya mencari letak besi tersebut.
74
5. Pelumasan pada gearbox, roda-roda antar (idlers), dan alat penggerak (pulley)
nya. Hal ini bertujuan untuk menghindari karat pada roda-roda tersebut yang
2. Pengecekan V-Belt nya, apabila V-Belt nya sudah aus dan retak-retak
lainnya.
23.558,72 ton/hari (lampiran k), ada 2 alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan
cara menambah jumlah umpan yang masuk ke alat peremuk untuk setiap jamnya,
dan membuat hari bergilir dalam penggunaan alat crusher yang ada.
Jika dihitung dari kekurangan produksi per hari dan kapasitas dumptruck yang
digunakan serta untuk meningkatkan efektivitas setiap crusher plant, maka kita
dapat memperkirakan bahwa jumlah penambahan umpan yang harus kita lakukan
adalah sebesar 792 ton/jam dengan waktu kerja efektif sebesar 20 jam/hari. PT.
75
mempunyai kapasitas desain yang besar, jadi penambahan umpan ke feeder masing-
dumptruck untuk mengisi material batugamping ke hopper crusher. Jika jumlah alat
angkutnya tidak sesuai dengan kapasitas target yang diinginkan, maka produksipun
tidak akan tercapai. Untuk mengangkut material dari front ke hopper crusher, PT.
Semen Padang menggunakan alat excavator Hitachi EX 2500. Alat angkut dump
truck yang digunakan Komatsu HD 785 (kapasitas dump, 100 ton) dan Caterpillar
1. Mobile Crusher II
Kapasitas desain dari mobile crusher ini adalah 2.000 ton/jam. Sedangkan
digunakan sebesar 373,25 ton/jam dengan cycle time sebesar 13,75 menit.
1.501,9 ton/jam
N DT
373,25 ton/jam
76
NDT 4 unit.
Dengan penggunaan 4 unit alat angkut di areal crusher ini, produksi rata-rata
akan tetap 373,25 ton/jam. Dengan penambahan 1 unit alat angkut di bagian crusher
Kapasitas desain dari hammer crusher ini adalah 1.500 ton/jam. Kapasitas
sebesar 276,52 ton/jam dengan cycle time sebesar 18,56 menit. (Lampiran E dan F)
1.309,58 ton/jam
N DT
276,52 ton/jam
NDT 5 unit
Kapasitas desain dari hammer crusher ini adalah 1.700 ton/jam. Kapasitas
sebesar 276,52 ton/jam dengan cycle time sebesar 18,56 menit. (Lampiran E dan F).
1.458,43 ton/jam
N DT
276,52 ton/jam
NDT 6 unit
Waktu giliran ini mempunyai manfaat yaitu apabila ada alat crusher tidak
crusher tersebut. Namun perawatan yang membutuhkan waktu yang lama adalah
pengelasan/penambalan.
kita bisa menentukan waktu giliran dan lamanya pemakaian setiap crusher sehingga
78
didapat produksi yang mencapai target sesuai dengan jam efektif per hari dan
dalam hari dari masing-masing crusher sehingga didapat produksi maksimal yang
mencapai target. Produksi yang didapat harus sesuai dengan kapasitas disain dari
masing-masing crusher tersebut dan waktu efektif per hari yang ada.
dari mosher menuju belt conveyor menuju storage bisa lebih awet dan usia
2. Penggunaan listrik untuk memutar motor pun bisa ditekan karena hanya 1
crusher saja yang bekerja dalam satu gillir. Berbeda dengan penggunaan dua
menambah usia pakai dari belt/ban dari belt conveyor dan mengurangi keausan
motornya.
79
menjadi sebesar: (1.237,90 + 264) ton/jam = 1.501,9 ton/jam. Nilai ini masih
mampu dijangkau oleh mobile crusher ini karena kapasitas disainnya 2.000
ton/jam.
Dengan nilai kapasitas desain alat sebesar 2.000 ton/jam, jika kita
menambahkan umpan sebesar 264 ton/jam sehingga kapasitas nyata alat menjadi
1.501,9 ton/jam
Efektivitas (E) = x 100%
2.000 ton/jam
= 75,09 %
= (75,09 % - 61,89 %)
= 13,2 %
crusher menggunakan dump truck (kap. 96 ton) harus ditingkatkan menjadi 1.501,9
sebesar: (1045,58 + 264) ton/jam = 1.309,58 ton/jam. Nilai ini masih mampu
dijangkau oleh hammer crusher ini karena kapasitas disainnya 1.500 ton/jam.
Dengan nilai kapasitas desain alat sebesar 1.500 ton/jam, jika kita
menambahkan umpan sebesar 264 ton/jam sehingga kapasitas nyata alat menjadi
1.309,58 ton/jam
Efektivitas (E) = x 100%
1.500 ton/jam
= 87,30 %
= (87,30 % - 69,70 %)
= 17,6 %
Untuk mendapatkan angka di atas jumlah feeding dari front ke hopper crusher
sebesar: (1.194,43 + 264) ton/jam = 1.458,43 ton/jam. Nilai ini masih mampu
dijangkau oleh hammer crusher ini karena kapasitas disainnya 1.700 ton/jam.
Dengan nilai kapasitas desain alat sebesar 1.700 ton/jam, jika kita
menambahkan umpan sebesar 264 ton/jam sehingga kapasitas nyata alat menjadi
1.458,43 ton/jam
Efektivitas (E) = x 100%
1.700 ton/jam
= 85,79 %
menjadi :
= (85,79 % - 70,26 %)
= 15,53 %
5.5.2 Jumlah Produksi Setelah Sistem Hari Gilir Dalam Penggunaan Crusher
Plant
Waktu efektif yang didapat dalam pengaplikasian sistem hari gilir ini yaitu,
untuk mobile crusher selama 12 hari, hammer crusher III A selama 8 hari dan
Waktu efektif yang ada per hari = 20 jam, dalam bulan Februari 2016 ada 29
hari kerja. Target yang ingin dicapai 23.556,72 ton/hari atau 718.480 ton/bulan.
Hari efektif yang didapat untuk mendapatkan produksi yang maksimal adalah :
1. Mobile Crusher II
Produksi per jam = 1.501,9 ton/jam, per hari = 1.501,9 ton/jam x 20 jam/hari
= 30.038 ton/hari. Waktu efektif yaitu selama 12 hari, jadi produksinya selama 12
pemakaian mobile crusher ini harus dicek kondisinya seperti motor penggeraknya,
pemakaian selama 12 hari, sizer dari mobile crusher dapat dilas/ditambal lagi
jam/hari = 26.191,6 ton/hari. Waktu efektif yaitu selama 8 hari, jadi produksinya
jam/hari = 29.168,6 ton/hari. Waktu efektif yaitu selama 9 hari, jadi produksinya
Dari ketiga crusher di atas didapat jumlah produksi per bulan. Jadi jumlah
23.556,72 ton/hari atau 718.480 ton/bulan, sedangkan produksi yang di dapat dari
penambahan feeding dan penggunaan hari gilir sebesar 28.707,11 ton/hari atau
832.506,2 ton/bulan. Jadi, Dari penambahan feeding dan penggunaan hari gilir dari
setiap crusher plant, terlihat bahwa target produksi dapat dicapai dan bahkan
Total 832.506,2
85
Kb Ks Eb Es
No Peralatan
(ton/jam) (ton/jam) (%) (%)
Keterangan:
Kb = Kapasitas nyata sebelum penambahan, ton/jam
Ks = Kapasitas nyata sesudah penambahan, ton/jam
Eb = Efektifitas sebelum penambahan, %
Es = Efektifitas setelah penambahan, %
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
peralatan peremuk batugamping di PT. Semen Padang, yang dikaji secara teknis
terhadap unit rangkaian peremuk telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Maka
dengan cara menambahkan jumlah umpan yang masuk dan membuat hari gilir
85
86
6.2 Saran
1. Perlu dilakukan pengadaan alat pengumpan yang lebih baik seperti hopper,
dengan baik.
waktu kerja dan kerusakan mesin-mesin akibat human error dapat dihindari
DAFTAR PUSTAKA
A.F. Taggart. 1953. Handbook Of Mineral Dressing, John Willey and Son, Inc,
New York, London and Sidney.
Ali Ihsyan Harahap. 2014, Kajian Kominusi Limestone Pada Area Penambangan
PT. Semen Padang (Persero) Tbk, Bukit Karang Putih Indarung Sumatera
Barat. Jurnal Ilmu Teknik, Volume 2. No.2
Anonim, Laporan, Data-data dan Arsip PT. Semen Padang.
Mario Klanfar. 2012. Benefit Of Using Mobile Crushing and Screening Plants
In Quarrying Crushed Stone. AGH Journal of Mining and Geoengineering,
Vol. 36, No. 3.
Supriatna Suhala dan M. Arifin. 1997. Bahan Galian Industri. Bandung: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral.
Tri Ernita, dkk. 2013. Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi. Padang:
Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.
LAMPIRAN A
STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN TAMBANG PT. SEMEN PADANG
NA
STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN TAMBANG PT. SEMEN PADANG
45
LAMPIRAN B
45
LAMPIRAN C
SPESIFIKASI CRUSHER
Motor Penggerak :
Voltase : 6 kVolt
Berat : 2.650 kg
45
46
Grate Opening : 55 mm
Number Hammer : 54
Feed Moisture : 10 - 25 %
Finished Material : 0 – 55 mm
Grate Opening : 55 mm
Number Hammer : 54
Feed Moisture : 10 - 25 %
47
Finished Material : 0 – 55 mm
Motor Penggerak :
Daya : 75 kWatt
Berat : 850 kg
Grate Opening : 45 mm
Number Hammer : 78
Feed Moisture : 10 - 25 %
Finished Material : 0 – 55 mm
Motor Penggerak :
Sudut/Derajat : 20o
Ukuran Screening : 50 mm
49
Motor Penggerak
Merk : AEG
Daya : 90 kW
LAMPIRAN D
GAMBAR D.1
Gambar D.1
Mobile Crusher II
Gambar D.2
Mobile Crusher II
51
LAMPIRAN E
material yang dihasilkan (material yang dimuat) dalam satu satuan jam
kerja efektif. Jam kerja efektif adalah waktu yang dapat dipergunakan
c. Perhitungan Produktivitas
KB × 60 × FK
P=
CT
24 × 60 × 0,891
Pteoritis = = 1379,6 Ton⁄Jam
0,93
Dari hasil pengolahan didapat cycle time untuk satu kali ret dengan
jarak tempuh 1100 meter untuk unit dump truck waktu yang diperlukan
sebagai berikut
= 96 ton
96 ton
Jumlah Ret Pengisian = = 4 kali pengisian
24 ton
KD × 3600 × FK
Pteoritis =
CT
96 × 60 × 0,891
Pteoritis = = 373,25 Ton⁄Jam
13,75
Dari hasil pengolahan didapat cycle time untuk satu kali ret dengan
jarak tempuh 1800 meter untuk unit dump truck waktu yang diperlukan
sebagai berikut
= 96 ton
96 ton
Jumlah Ret Pengisian = = 4 kali pengisian
24 ton
KD × 3600 × FK
Pteoritis =
CT
96 × 60 × 0,891
Pteoritis = = 276,52 Ton⁄Jam
18,56
58
LAMPIRAN F
AVRGE : 31.10 107.10 209.76 38.48 - 60.24 201.43 213.62 824.95 13.75
MEAN : 31.10 107.10 209.76 38.48 44.62 60.24 201.43 132.24 824.95 13.75
MEDIAN : 32.00 106.50 204.00 31.00 - 45.50 198.50 215.00 780.00 13.00
MODUS : 30.00 92.00 238.00 30.00 - 49.00 202.00 120.00 817.00 14.00
MIN : 19.00 87.00 162.00 12.00 46.00 38.00 167.00 43.00 544.00 9.07
MAX : 53.00 206.00 261.00 168.00 491.00 52.00 239.00 468.00 1156.00 19.27
60
Hauling
No Man. Load Time Man. Delay Dump Hauling Delay
Awal Time (F) Crusher Crusher Time Time (E)
1 40 91 377 33 - 52 346 20
2 52 85 417 32 68 39 363 -
3 20 94 374 15 - 54 416 -
4 27 101 362 19 - 53 346 -
5 29 102 377 21 - 37 355 328
6 20 84 405 15 - 51 331 132
7 24 121 387 14 - 62 355 153
8 32 104 365 24 - 42 350 140
9 29 114 336 35 225 78 343 236
10 23 91 390 29 - 50 353 369
11 28 157 352 20 - 38 358 -
12 26 111 361 110 - 38 147 243
13 30 122 388 20 - 43 329 69
14 14 111 405 20 - 41 481
15 15 118 566 25 54 123 418 268
Bulan
Tahun Jumlah
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
2006 346 67 0 0 308,7 201 205 463 372,3 677 631 389 3660
2007 238 218 282 492,3 396 13 341 223 423,6 247 218 267,9 3359,8
2008 523,6 330 335 219 325 130 150 336,7 94 382 264,3 34 3123,6
2009 505 11 506,7 158 185,4 404,3 269 373 359 120 547 519 3957,4
2010 869,5 141 287 380 149 357,9 56 0 420 511,3 286 840 4297,7
2011 396 385 404 547 509 475 521 506,9 551,9 433 422 384 5534,8
2012 426 329,6 397 270,5 395 337 0 381 508 405 591,5 262 4302,6
2013 274 429,9 421 584,5 204 270,5 408 513 197 258 583,5 573,9 4717,3
2014 352 116 187,5 306 455,5 364 271 365,5 148 495 948,5 385 4394
2015 253,5 148 313 383 369 169 178,5 263 90 77 731 718 3693
Rata-
rata
418,36 217,55 313,32 334,03 329,66 272,17 239,95 342,51 316,38 360,53 522,28 437,28 4104,02
45
LAMPIRAN H
1 Januari 31 612.950
2 Februari 29 598.795
3 Maret 31 713.000
4 April 30 598.320
5 Mei 31 731.237
6 Juni 30 704.954
7 Juli 31 555.505
8 Agustus 31 718.266
9 September 30 696.832
10 Oktober 31 696.503
11 November 30 709.961
12 Desember 31 733.241
45
LAMPIRAN I
JADWAL PENELITIAN
5 Penyusunan proposal x X x
penelitian
6 Bimbingan dan perbaikan X x x x x X x x X x x
proposal
7 Seminar proposal x
8 Pengambilan data x x x
lapangan
9 Bimbingan, pengolahan x x x X
data dan pembahasan
10 Seminar hasil
45
LAMPIRAN J
Target produksi PT. Semen Padang pada tahun 2015 adalah 7.687.000 ton
semen. Untuk pembuatan semen, maka dibutuhkan bahan-bahan dasar berikut ini
dengan persentasenya. Yaitu: batugamping 80 %, silika 9 %, clay 8 %, pasir besi 2
% dan gipsum 1 %.
Gambar J.1
Grafik Presentase Campuran Semen
` = 9.608.750 ton/tahun
45
46
Jadi produksi klinker dalam satu tahun untuk memenuhi target perusahaan
adalah 9.608.750 ton/tahun.
= 7.687.800 ton/tahun
= 8.610.336 ton/tahun
= 717.528 ton/bulan
LAMPIRAN K
Target produksi PT. Semen Padang pada tahun 2016 adalah 7.698.000 ton
semen. Untuk pembuatan semen, maka dibutuhkan bahan-bahan dasar berikut ini
dengan persentasenya. Yaitu: batugamping 80 %, silika 9 %, clay 8 %, pasir besi 2
% dan gipsum 1 %.
Gambar K.1
` = 9.622.500 ton/tahun
48
Jadi produksi klinker dalam satu tahun untuk memenuhi target perusahaan
adalah 9.622.500 ton/tahun.
= 7.698.000 ton/tahun
= 8.621.760 ton/tahun
= 718.480 ton/bulan
LAMPIRAN L
PERHITUNGAN JAM KERJA PRODUKSI CRUSHER PLANT
Perhitungan efisiensi jam kerja produksi dihitung dalam bulanan. Dari total
jam dalam bulanan, jumlah delay dalam sebulan, perubahan shift dan istirahat,
waktu untuk sholat Jumat dalam sebulan maupun karena delay yang lain. PT.
Semen Padang memiliki jam kerja selama 24 jam dalam sehari, dengan pergantian
shift secara berkala sebanyak 3 kali.
- Hammer Crusher LSC III A = 696 jam – 115,57 jam = 580,43 jam
- Hammer Crusher LSC III B = 696 jam – 133,46 jam = 562,54 jam
50
549,37 jam
= x 100%
696 jam
= 78,93 %
580,43 jam
= x 100%
696 jam
= 83,39 %
562,54 jam
= x 100%
696 jam
= 80,82 %
Jadi, rata-rata efiesiensi jam kerja efektif dari semua crusher adalah :
243,14
3
= 81,04 %
51
LAMPIRAN M
crusher plant adalah untuk mengetahui kemampuan alat crusher plant tersebut dan
sampai sejauh mana kemampuan tersebut bisa ditingkatkan. Dari data perusahaan
kesediaan alat crusher plant, maka dapat diketahui kondisi dari alat crusher plant
Data - data:
161,25
Jadi MA = x 100 %
161,25 146,63
= 52,37 %
161,25 388,12
Jadi PA = x 100 %
161,25 146,63 388,12
= 78,92 %
52
161,25
Jadi UA = x 100 %
161,25 388,12
= 29,35 %
161,25
Jadi EU = x 100 %
161,25 146,63 388,12
= 23,16 %
Data - data:
239,41
Jadi MA = x100 %
239,41 115,57
= 67,44 %
239,41 341,02
Jadi PA = x100 %
239,41 115,57 341,02
= 83,39 %
53
239,41
Jadi UA = x100 %
239,41 341,02
= 41,24 %
239,41
Jadi EU = x100 %
239,41 115,57 341,02
= 34,39 %
Data - data:
127,75
Jadi MA = x100 %
127,75 133,46
= 48,90 %
127,75 434,79
Jadi PA = x100 %
127,75 133,46 434,79
= 80,82 %
54
127,75
Jadi UA = x 100 %
127,75 434,79
= 22,70 %
127,75
Jadi EU = x 100 %
127,75 133,46 434,79
= 18,35 %
4. Vibrating Screen
Data - data:
65
Jadi MA = x 100 %
65 144
= 31,10 %
65 10
Jadi PA = x 100 %
65 10 144
= 34,24 %
55
65
Jadi UA = x 100 %
65 10
= 86,66 %
65
Jadi EU = x 100 %
65 10 144
= 29,68 %
II adalah sebesar 52,37 % yang berarti bahwa waktu yang diperlukan untuk
perbaikan karena kerusakan pada alat sebesar 47,63 % dari waktu kerja alat.
adalah sebesar 78,92 %, yang berarti bahwa waktu yang hilang karena berbagai
alasan, baik karena kerusakan alat atau hambatan lainnya yaitu sebesar 21,08 % dari
tingkat penggunaan alat pada saat alat tersebut dapat bekerja kurang atau alat tidak
efektif untuk menyatakan efesiensi kerja dari alat berdasarkan data-data kerja dari
alat yang ada dilapangan, dan alat tersebut dapat digunakan sebesar 23,16 % dari
waktu kerja yang ada, atau sebesar 76,84 % dalam keadaan tidak digunakan.
4. Vibrating Screen
LAMPIRAN N
DOKUMENTASI LAPANGAN
45
46
LEMBARAN KONSULTASI
Pembimbing I
45
46
LEMBARAN KONSULTASI
NPM : 1110024427003
Pembimbing II
LEMBARAN KONSULTASI
NPM : 1110024427003
Pembimbing I
LEMBARAN KONSULTASI
NPM : 1110024427003
Pembimbing II
SURAT PERNYATAAN
NIM : 1110024427003
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Pembuat Pernyataan
ABDULLAH FIKRI
NPM : 1110024427003
51
BIODATA
No. Urut :
Nama : Abdullah Fikri
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tgl Lahir : Bangko/31 Juli 1993
NPM : 1110024427003
Program Studi : Teknik Pertambangan
Tanggal Lulus : 06 Oktober 2016
IPK :
Predikat Lulus :
Judul Skripsi : Kajian Teknis Kemampuan Produksi Crusher
Plant Dalam Memenuhi Target Produksi
Batugamping PT. Semen Padang Di Bukit
Karang Putih Kota Padang Sumatra Barat
Dosen Pembimbing : 1. Drs. Murad, MS, MT
2. Ir. Asep Neris B, Msi, MEng
Asal SMTA : MAN Bangko
Nama Orang Tua : Drs. H. Ibrahim HW, M.PdI
Alamat/Telp/Hp : Kompleks BTN Masumai Indah, Kel. Pasar
Atas, Kec. Bangko, Kabupaten Merangin
HP. 085272251447