SKRIPSI
Oleh :
HADI RIYANTO
15641063
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : 15641063
Jenjang : Diploma IV
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan
semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Jika dikemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarisme dalam Skripsi ini,
berlaku.
Hadi Riyanto
NIM. 15641063
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Menyetujui:
Ir.H.Ibayasid, M.Sc
NIP. 19590303 198903 1 002
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
Dewan Penguji:
Penguji I,
Nama : Ir. Merpatih, MT
NIP : 19660403 199403 2 002 ____________________
Penguji II,
Nama : Simon Petrus, ST., MT
NIP : 19660202 199603 1 001 ____________________
Penguji III,
Nama : Ir. Rohadi, MT
NIP : 19600702 199003 1 002 ____________________
Mengetahui:
iv
MODIFIKASI MESIN PEMOTONG NATA DE COCO
KAPASITAS 82 KG/JAM PADA UKM X
DI SAMARINDA
ABSTRAK
Mesin pemotong nata de coco ini dibuat untuk menjawab kebutuhan masyarakat pada
usaha kecil menengah (UKM) yang semakin besar akan peralatan yang dapat
memudahkan pekerjaan dengan harga yang relatf terjangkau. Selama ini proses
pemotongan nata de coco masih dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan
pisau sehingga akan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses pemotonganya.
Tujuan untuk meningkatkan produksi dan kualitas nata de coco. Perancangan mesin
pemotong nata de coco dimulai dengan melakukan observasi ke UKM di daerah loa
bakung. Kemudian dilakukan identifikasi kebutuhan yang diharapkan oleh pemilik
UKM, hasil identifikasi kebutuhan kemudian dilakukan perumusan masalah dan
spesifikasi mesin. Hasil yang telah dicapai pada mesin pemotong nata de coco ini
membutuhkan daya motor sebesar ½ hp. Sistem transmisi yang pilih adalah transmisi
tunggal dengan mengubah putaran motor dari 1450 rpm menjadi 396 rpm, komponen
terdiri dari 2 pulley berdiameter 3 inch dan 11 inch, dihubungkan oleh v belt A-56. Poros
yang digunakan berdiameter 20 cm bahan S30C. Rangka terbuat dari profil siku 40 x 40
x 3 bahan ST 37. Nampan berukuran 380 x 380 x 20 mm dengan alur simetris berjarak
10 mm pada kedalaman 3 mm. Uji kinerja dari mesin pemotong nata de coco mampu
menghasilkan potongan nata dengan kapasitas 82 kg/jam dengan potongan yang seragam
10 x 10 x 15 mm.
Kata Kunci : Mesin Pemotong, Nata De Coco, Usaha Kecil Menengah (UKM)
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta kedua Orang Tua yang senantiasa memberikan kemudahan bagi saya sehingga
dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik, sehingga Skripsi yang Berjudul
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Samarinda. Skripsi ini disusun berdasarkan data
yang diperoleh selama melakukan penelitian mulai dari penulisan sampai pembuatan
Alat.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang secara langsung
2. Bapak Baso Cante, ST., MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Samarinda.
3. Bapak Suwarto, ST., MT, selaku sekretaris Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Samarinda.
4. Samen Lolongan, ST., MT, selaku Ketua Program Studi Produksi dan
5. Bapak Simon Petrus, ST., MT, selaku Kepala Lab Jurusan Teknik Mesin
vi
6. Bapak Imam, ST., MT, selaku Kepala Bengkel Teknik Mesin Politeknik
7. Bapak Baso Cante, ST., MT, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
skripsi ini.
8. Ibu Dr. Ruspita Sihombing, ST., MT, selaku kordinator Skripsi yang telah
9. Bapak dan Ibu dosen, Staf Bengkel, dan Administrasi Jurusan Teknik
10. Pihak UKM Nata De Coco yang telah memberi izin pengambilan data.
11. Keluarga tercinta yang selalu memberikan doa serta dukungannya, serta semua
pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
Saran dan kritik yang bersifat mambangun sangat diharapkan untuk Laporan
Skripsi ini, sehingga dapat menjadi lebih baik, dan sebagai sarana yang bersifat
Hadi Riyanto
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. v
1.4 Tujuan........................................................................................................ 3
1.5 Manfaat...................................................................................................... 3
viii
2.4.2 Pisau Potong (Cutting Tool)............................................................ 10
3.5.2 Literatur........................................................................................... 34
ix
4.2 Perhitungan Sabuk................................................................................... 35
x
4.5.2 Gaya Tangensial Pada Pasak (F)..................................................... 45
5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 50
LAMPIRAN ......................................................................................................... 53
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
industri sudah memulai menggunakan teknologi secara baik dan optimal. Namun di
proses industri, oleh sebab itu di era yang serba mudah ini kita dituntut untuk selalu
dunia industri. Salah satunya adalah dengan menciptakan alat yang dapat menunjang,
Berawal dari observasi permasalahan yang ada di UKM nata de coco yang berada
di daerah Loa Bakung Jalan Jakarta Blok AN No.13 Samarinda. Dimana dalam peroses
pemotongan nata masih di lakukan secara manual, nata dipotong dengan mengunakan
pisau setelah melalui proses permentasi dan pencetakan. Waktu yang di butuhkan dalam
pemotongan dilakukan dalam sekala besar, Hal ini tentu menyebabkan produktivitas dan
beberapa faktor diantaranya mengharuskan para pekerja lebih teliti sehingga di perlukan
Mesin pemotong nata de coco yang berada di kota Samarinda, terdapat beberapa
kekurangan diantaranya, konstruksi alat yang terlalu besar di nilai kurang praktis dan
sulit dipindah tempatkan, harga pembuatan yang relatif mahal berkisar antara 10-13 juta
2
rupiah. Selain itu saat proses pemotongan nata de coco tidak terpotong habis, sehingga
pada mesin pemotong nata de coco yang ada saat ini. Modifikasi mesin meliputi
konstruksi mesin yang sederhana, sesuai dengan kapasitas produksi yang di butuhkan
para UKM. Membuat nampan penyearah untuk menghasilkan potongan yang maksimal.
Maka dalam Skripsi ini akan di buat judul “Modifikasi Mesin Pemotong Nata de Coco
waktu dengan hasil yang lebih baik, serta dapat meningkatkan Kuantitas dan kualitas
yang akan dicari pemecahaanya baik pembahasan menurut analisa maupun teori-teori
yang menjadi acuan pada penelitian ini. Ada pun rumusan masalah berdasarkan judul
1. Rancangan awal mesin pemotong nata de coco adalah menentukan motor listrik,
2. Bahan material pisau terbuat dari plat stainless steel berstandar makanan (food
grade).
1.4 Tujuan
2. Dapat membuat mesin dengan harga terjangkau sesuai kapasitas yang dibutuhkan
di UKM.
1.5 Manfaat
1. Bagi mahasiswa
a. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjan Terapan Teknik (S. Tr. T)
lain.
3. Bagi UKM
4
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa merupakan tumbuhan asli daerah tropis, yakni daerah yang terletak di
tumbuh dan dibudidayakan oleh sebagian besar petani. Di wilayah Indonesia. Tanaman
kelapa dapat ditemukan hampir diseluruh provinsi, dari daerah pantai yang datar sampai
ke daerah pegunungan yang kurang tinggi. Tanaman kelapa sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia sehari-hari. Tidak hanya buahnya, tetapi seluruh bagian tanaman
mulai dari akar, batang, sampai ke pucuk tanaman dapat dimanfaatkan (Warisno, 2003).
Salah satu pemanfaatan dari kelapa yaitu Buah kelapa yang bisa diolah menjadi
produk minuman dengan memanfaatkan air kelapa menjadi Nata De Coco. Cara
fermentasi ini disebut dengan bioteknologi yang merupakan penerapan prinsip ilmiah
dan rekayasa pengolahan bahan oleh agen biologi untuk menyediakan barang atau jasa.
Fermentasi juga digunakan untuk memproduksi asam laktat dan asam asetat (Apeldoom,
1981).
Nata de Coco adalah produk olahan yang dibuat dari air kelapa dengan bantuan
bakteri pembentuk Nata yaitu Acetobacter Xylinum. Nata de Coco adalah bahan padat
seperti agar-agar tapi lebih kenyal atau seperti kolang-kaling, tetapi lembek, berwarna
putih transparan. Sejenis makanan penyegar atau pencuci mulut dan dapat dicampur ke
media cair yang mengandung gula (seperti air kelapa), bakteri ini akan menghasilkan
asam cuka atau asam asetat dan lapisan putih yang terapung-apung di permukaan cairan
tersebut. Bakteri ini membentuk masa yang kokoh dan dapat mencapai ketebalan
beberapa centimeter. Bakteri ini sendiri terperangkap dalam masa yang dibuatnya.
Pada alat pemotong nata de coco terdiri dari pisau potong (blok pisau) dari satu
sisi saja, proses pemotongan nata de coco ada 2 tahap, pertama untuk memotong nata de
coco berbentuk segi panjang dan yang kedua untuk memotong bentuk persegi panjang
Terdapat berbagai tuntutan mesin yang harus dapat dipenuhi sehingga nantinya
mesin ini dapat diterima dan memenuhi segala kebutuhan pemakai. Adapun tuntutan-
b) Proses pemotongan menjadi tiga kali lebih cepat dari pada cara manual, sehingga
produktivitas meningkat.
Analisis morfologi adalah suatu pendekatan yang sistematis dan terstruktur untuk
memahami karakteristik mesin dan menguasai berbagai fungsi komponen mesin. Materi
dasar inilah yang selanjutnya dapat dikembangkan untuk memilih komponen mesin yang
paling ekonomis, perhitungan teknis, dan menciptakan bentuk luar yang menarik.
Analisis morfologi sangat diperlukan dalam perancangan mesi pemotong nata de coco
didapatkan gambaran mengenai kebutuhan spesikasi (tabel 2.1). Spesifikasi mesin dapat
a) keharusan (demands) disingkat D, yaitu syarat mutlak yang harus dimiliki mesin (jika
Tuntutan Tingkat
No. Persyaratan
Perancangan Kebutuhan
1. KINEMATIKA Mekanismenya mudah beroperasi D
2. GEOMETRI 1. Panjang ± 660 mm D
2. Lebar ± 545 mm D
3. Tinggi ± 700 mm D
4. Dimensi dapat diperkecil W
1. Menggunakan tenaga motor D
3. ENERGI 2. Dapat diganti tenaga penggerak lain W
4. MATERIAL 1. Mudah didapat D
2. Murah harganya D
3. Baik mutunya W
4. Tahan terhadap korosi D
5. Sesuai dengan standar umum D
6. Memiliki u mur pakai yang panjang D
7. Mempunyai kekuatan yang baik D
1. Nyaman dalam penggunaan D
5. ERGONOMI 2. Tidak bising D
3. Mudah dioperasikan D
6. SINYAL 1. Petunjuk pengoperasian mudah D
dimengerti
2. Petunjuk pengoperasian dalam bahasa D
Indonesia
7. KESELAMATAN 1. Konstruksi harus kokoh D
2. Bagian yang berbahaya ditutup D
3. Tidak menimbulkan polusi W
proses pemisahan secara mekanis suatu bahan padatan sepanjang garis tertentu oleh alat
potong. Alat potong digambarkan sebagai bilah bahan (blade) dengan suatu tepi yang
tajam. Pemotongan menyebabkan suatu bahan mempunyai 2 bentuk baru yang disebut
mata pisau dengan bahan potong. Selanjutnya bahan potong mengalami tekanan (stress)
terutama di sekitar garis potong. Pemisahan terjadi bila tekanan pada bahan melebihi
Dilihat dari kecepatan gerakan pisau terhadap bahan potong, proses pemotongan
a) Pemotongan cepat
Yakni bila pisau bergerak dengan kecepatan lebih dari 15 m/s terhadap bahan
potong. Pada pemotongan ini tidak diperlukan adanya landasan. Pisau potong bergerak
cepat mengenai bahan sedang bahan potong karena kelembamannya terlambat mengikuti
gerakan pisau potong, maka terjadi proses pemotongan. Contoh pemotongan jenis ini
b) Pemotongan lambat
Yakni pisau potong bergerak dengan kecepatan kurang dari 15 m/s terhadap
bahan potong. Pada pemotongan ini sangat diperlukan adanya landasan (countershear).
Landasan berfungsi untuk menahan beban dari gaya penekanan pisau sehingga terjadi
proses pemotongan. Permukaan bidang potong pada pemotongan jenis ini lebih halus
(tidak pecah-pecah) dibanding pada pemotongan cepat. Contoh dari pemotongan ini
adalah pengguntingan.
10
Pisau adalah salah satu alat yang sudah ada dalam sejarah peradaban. Para
manusia Gua mempertajam batu atau batu untuk digunakan sebagai alat pemotong. Awal
pedang yang terbuat dari perunggu dan dengan perkembangan baja datang revolusi
industri. Paduan baja dimulai sebagai paduan sederhana. Selama 80 tahun terakhir, baja
perkakas telah berevolusi dengan perkembangan teknologi dalam proses pembuatan baja.
Nilai baja perkakas selama periode awal terdiri atas, O-1 O-2, W-1, W-2, W-3, L-6 dan
kecepatan tinggi seperti, M-1 M-2 dan T-1. Dengan munculnya tungku busur listrik, nilai
Perkembangan ini memungkinkan untuk pengenalan nilai fo seperti A-2, A-6, D-2, D-7,
S-5, S-7, Vascowear, 154CM ®, dan sebagian besar baja stainless. (Crucible Industries,
2009).
Terdapat Banyak sekali jenis bahan yang di gunakan untuk alat potong, mulai
dari baja karbon tinggi, keramik dan berlian, yang digunakan sebagai alat pemotong
dalam industri pengerjaan logam hari ini. Adalah penting untuk menyadari bahwa
perbedaan ada di antara bahan dari alat potong tersebut, apa perbedaannya, dan aplikasi
11
yang benar untuk setiap jenis bahan. Dimana Sebuah alat pemotong harus memiliki
karakteristik tertentu untuk menghasilkan kualitas pemotongan yang baik dan ekonomis.
a) Keras.
yaitu :
Tenaga pengerak pada mesin perajang hijauan digunakan motor listrik. Motor
listrik adalah suatu alat listrik atau pesawat tenaga yang mempunyai prinsip mengubah
tenaga listrik menjadi tenaga mekanik gerak putar. Motor listrik terdiri dari bagian yang
diam (stator) dan bagian yang berputar (rotor). Secara umum pembagian motor listrik
membedakannya adalah pada dinamo tenaga mekanik putar mengerakkan atau memutar
jangkar (angker) sehingga membangkitkan tenaga listrik sedangkan pada motor listrik
arus searah, tenaga listrik DC lah yang membuat angkernya berputar sehingga terjadilah
Motor AC identik dengan motor DC dalam banyak hal motor AC dapat menyamai
kerja dari motor-motor DC. Motormotor AC sangat cocok dimana diperlukan kecepatan
yang tetap. Kecepatan yang tetap ini sangat dimungkinkan karena ketentuan oleh
Adapun perhitungan menentukan besar daya mesin (P) yang dibutuhkan, dengan
Setelah mengetahui besarnya torsi yang dihasilkan gaya potong nata de coco,
selanjutnya bisa dihitung daya mesin. Daya mesin (P) dihitung dengan:
(T/1000)(2.π.n2/60)
P= ....................................................................................................... (2.3)
102
Jarak yang cukup jauh yang memisahkan antara dua buah poros mengakibatkan
merupakan sebuah solusi yang dapat digunakan. Sabuk-V adalah salah satu transmisi
penghubung yang terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Dalam
penggunaannya sabuk-V dibelitkan mengelilingi alur puli yang berbentuk V pula. Bagian
13
sabuk yang membelit pada puli akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian
1. Terpal
2. Bagian penarik
3. Karet pembungkus
4. Bantal karet
dan murah harganya. Selain itu sabuk-V juga memiliki keungulan lain dimana sabuk-V
akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah serta
jika dibandingkan dengan transmisi roda gigi dan rantai, sabuk-V bekerja lebih halus dan
tak bersuara. Berdasarkan penampang sabuk-V terdapat beberapa tipe seperti terlihat
yang lain, sabuk-V juga memiliki kelemahan yaitu memungkinkan terjadinya slip.
Atas dasar daya rencana dan putaran poros penggerak, penampang sabuk-V yang
sesuai dapat diperoleh dari gambar 2.6 Daya rencana di hitung dengan mengalikan daya
lain:
a. Daya rencana
Pd = fc × P ..................................................................................................... (2.4)
Keterangan : Pd = Daya Rencana (kW)
fc = Faktor koreksi
Sumber (Sularso, 1991 Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin; hal.182.)
b. Kecepatan sabuk
𝜋.𝑑𝑝.𝑛1
v= ................................................................................................. (2.5)
60.1000
maka,
𝑏+√b2 −8(Dp−dp)²
C= (mm)............................................................................. (2.9)
8
50(Dp−dp)
θ = 180- 𝐶
.................................................................................... (2.10)
h. Jumlah sabuk
𝑃𝑑
N = 𝑃0.𝐾𝜃 ................................................................................................... (2.12)
Kɵ = Faktor koreksi
Sumber (Sularso, 1991. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin; hal.173)
2.4.6 Puli
Puli adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai komponen atau
penghubung gerakan yang diterima tenaga dari motor diteruskan dengan menggunakan
belt ke benda yang ingin digerakan. Dalam penggunaan puli kita harus mengetahui
berapa besar putaran yang akan kita gunakan serta dengan menetapkan diameter dari
salah satu pulley yang kita gunakan, pulley biasanya terbuat dari besi tuang, dan
alumunium. (Sumber : Ir. Hery Sonawan, MT. Perencanaan elemen mesin, 2010).
Berikut adalah perhitungan yang digunakan dalam perancangan puli antara lain:
2.4.7 Poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin
dan difinis, baja karbon konstruksi mesin (disebut bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot
yang di-“kill” (baja yang dideoksidasikan dengan ferrosilicon dan dicor kadar karbon
terjamin) (JIS G3123 Tabel 9). Meskipun demikian, bahan ini kelurusannya agak kurang
tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang misalnya
bila diberi alur pasak, karena ada tegangan sisa di dalam terasnya. Tetapi penarikan
dingin membuat permukaan poros menjadi keras dan kekuatannya bertambah besar.
Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat
umunya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap
keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, bja khrom nikel molibden, dan
lain-lain. Dalam hal demikian perlu dipertimbangkan penggunaan baja karbon yang
diberi perlakuan panas secara tepat untum memperoleh kekuatan yang diperlukan. Baja
tempa (G3201, ditempa dari ingot yang dikil dan disebut bahan SF ; kekuatan dijamin)
Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak, maka berbagai macam
18
factor keamanan biasanya dapat diambil dalam perencanaan, sehingga koreksi pertama
dapat diambil kecil. Jika faktor koreksi adalah fc (Table 5) maka daya rencana Pd (kW)
fc = Faktor koreksi
𝑝𝑑
T = 9,74×105 𝑛1
........................................................................................ (2.17)
1) Volume (mm3)
l = Panjang pipa
2) Massa (kg)
m = ρ x V ............................................................................................... (2.19)
V = Volume (mm3)
W = m x g ................................................................................................... (2.20)
m = Massa (kg)
2𝑥T
F= ...................................................................................................... (2.21)
D𝑝
Keterangan : F = Gaya (N)
F2 = Gaya (N)
pemotongan (N)
M = F x s ..................................................................................................... (2.24)
F = Gaya (N)
s = Jarak (mm)
σB
τa = 𝑆𝑓1 𝑥 𝑆𝑓2 ............................................................................................... (2.25)
Sf = Faktor keamanan
Sumber (Sularso, 1991. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin; hal.8)
5,1
ds = [ τa x √(𝐾𝑚. 𝑀)2 + (𝐾𝑡. 𝑇)²]1/3 .......................................................... (2.26)
584.T.L
θ= ...................................................................................................... (2.27)
𝐺.𝑑𝑠⁴
2.4.8 Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian bagian
mesin seperti roda gigi, sprocket, puli, kopling, dan lain-lain pada poros. Momen
Fungsi yang serupa dengan pasak dilakukan pula oleh seplain (spline) (Gambar
21
2.7) yang mempunyai gigi luar pada poros dan gigi dalam dengan jumlah gigi yang sama
pada naf dan saling terkait yang satu dengan yang lain. Gigi pada spline adalah besar-
besar, sedang pada gerigi adalah kecil-kecil dengan jarak bagi yang kecil pula. Kedua-
Pasak pada umumnya dapat digolongkan atas beberapa macam sebagai berikut
(Gambar 2.8). Menurut letaknya pada poros dapat dibedakan antara pasak pelana, pasak
rata, pasak benam, dan pasak singgung, yang umumnya berpenampang segi empat.
Dalam arah memanjang dapat berbentuk prismatis atau berbentuk tirus. Pasak benam
prismatic ada yang khusus dipakai sebagai pasak luncur. Disamping macam di atas ada
Pasak luncur memungkinkan pergeseran aksial roda gigi pada porosnya, seperti
pada seplain. Yang paling umum dipakai adalah pasak benam yang dapat meneruskan
momen yang besar. Untuk momen dengan tumbukan dapat dipakai pasak singgung.
𝑑𝑠
b= ......................................................................................................... (2.28)
4
𝑑𝑠
t= .......................................................................................................... (2.29)
8
T
F= ........................................................................................................ 2.30)
(𝑑𝑠/2)
lk = l1 + l2 ........................................................................................................ (2.34)
2.4.9 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran
atau gerakkan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang umur.
Bantalan harus cukup kokoh untuk meungkinkan poros serta elemen masin lainnya
bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh
system akan menurun atau tak dapat bekerja secara semestinya. Jadi, bantalan dalam
1. Bantalan luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan
2. Bantalan Gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian
yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru),
1. Bantalan radial. Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu
poros.
2. Bantalan Aksial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
3. Bantalan gelinding khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya
T = Fr.rb
Dimana :
2.T
Fr = .................................................................................................... (2.35)
𝑑
C
fh = fn .................................................................................................... (2.39)
𝑃𝑟
26
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi
Kegiatan modifikasi mesin pemotong nata de coco ini akan dilakukan di bengkel
Usaha Kecil Menengah (UKM) di Loa Bakung Jalan Jakarta Prumahan Korpri Blok AN
Pembuatan mesin pemotong nata de coco mulai dari penyusunan proposal sampai
dengan selesai membutuhkan waktu ± 7 bulan. Ada tujuh tahapan dalam proses
3.4.1 Alat
a) Mesin Las
b) Mesin Bubut
Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda
kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu
Mesin frais (milling machine) adalah mesin perkakas yang dalam proses kerja
e) Jangka sorong
f) Bor
Fungsi utama dari bor adalah untuk melubangi benda kerja. Biasanya bor ini
digunakan untuk mengebor poros, puli,dan rangka untuk membuat lubang baut.
h) Tachometer
Tachometer meter ini di gunakan untuk mengukur rpm pada motor penggerak,
3.4 .2 Bahan
a) Plat
b) Besi siku
Bahan : St 37
Ukuran : 40 x 40 x 3 mm - 6 m
c) Poros
Bahan : S30C
d) Nampan
Bahan : Plastik
e) Teflon Bulat
Bahan : Plastik
f) Pipa
Bahan : Alumunium
33
g) Motor Listrik
Daya Motor : ½ hp
h) Sabuk-V
Bahan : Karet
i) Puli
Bahan : Alumunium
j) Bantalan
1) Interview (wawancara) dalam hal ini penulis secara langsung mengadakan tanya
2) Obeservasi (pengamatan) dalam hal ini, penulis secara langsung melihat jalannya
kegiatan dalam perusahaan dan mengamati sendiri terhadap lapangan atau objek
3.5.2 Literatur
Mulai
Survei
1. Wawancara
2. Pengamatan
3. Literatur
Perancangan
mesin
Pemilihan bahan
dan
Perhitungan
Perakitan
mesin
Pengujian TIDAK
mesin
YA
Kesimpulan
Selesai
BAB IV
PEMBAHASAN
Besar gaya potong nata de coco adalah 4 N, jumlah mata pisau yang bergesekan
Ftotal = 4 N x 36
= 144 N 14,4 kg
Dimana :
R = 50 mm
T = 14,4 kg x 50 mm
= 720 kg.mm
Dimana :
n2 = 396 rpm
= 0,3 kW 0,39 hp
Data pemilihan sabuk yang diketahui dalam perencanaan mesin pemotong nata
Daya Motor ( P ) = ½ hp
Pd = 1,2 x 0,373
= 0,48 kW
= 5,78 m/s
Persamaan 2.6
42,6
μ = 0,54 -
152,6+5,78
= 0,27
(279,4−76,2)²
L = 2 x 420 + 1,57 (76,2+279,4) +
4 x 420
= 1422,9 mm
4.2.5 Jarak Sumbu Poros Sebenarnya (C) Menggunakan Persamaan 2.8 dan
2.9
= 2844 – 1116,6
= 1727,4 mm
37
1727,4+√1727,42−8(279,4−76,2)²
C =
8
= 419,55 mm
57(279,4−76,2)
θ = 180o -
420
= 153o
50 50
P0 = 1,31 + (1,43 – 1,31) + 0,18 + (0,20 – 0,18)
200 200
= 1,525 Kw / sabuk
0,48
N =
1,525 𝑥 0,94
= 0,33
76,2 𝑥 1450
n2 = 279,4
= 396 rpm
B = 1,25 x 12,5
= 15,63 mm
3,14
mpuli = 0,00000027 x x (279,4)2 x 15,63
4
= 0,26 kg
Pd = 1,2 x 0,373
39
= 0,45 kW
0,45
T = 9,74 x 105 x
396
= 1107 kg.mm
4.4.3 Menentukan Berat Pada Pisau (Wpisau) Menggunakan Persamaan 2.18, 2.19,
2.20
a) Mata Pisau
Dimana :
R = 50 mm
r = 11,5 mm
L = 1 mm
= 7850 – 415,3
= 7434,7 mm3
= 0,06 kg
mtotal = 0,06 kg x 36
= 2,16 kg
b) Ring
Dimana :
R = 31,1 mm
r = 11,5 mm
L = 10 mm
40
= 30370,4 – 4152,7
= 26217,7 mm3
= 0,003 kg
mtotal = 0,003 kg x 37
= 0,111 kg
c) Pengunci pisau
Dimana :
R = 25,3 mm
r = 11,5 mm
L = 33 mm
= 66327 – 13704,
= 52623 mm3
= 0,014 kg
mtotal = 0,014 kg x 2
= 0,028 kg
d) Pipa
Dimana :
41
R = 11,5 mm
r = 10 mm
L = 472 mm
= 196005 – 148208
= 47797 mm3
= 0,013 kg
= 2,312 kg
= 22,7 N
Dimana :
mpuli = 0,26 kg
= 2,6 N
4.4.5 Menentukan Gaya Pada F1 dan F2 Menggunakan Persamaan 2.21, 2.22, 2.23
Dimana :
T = 1107 kg.mm
Dp = 279,4 mm
2 𝑥 1107
Fpuli =
279,4
42
= 7,92 N
F1 = 2,6 N + 7,92 N
= 10,52 N
F2 = 22,7 + 50N
= 72,7 N
Dimana :
pemeotongan sebesar 50 N
D B
`
C
` A
s1 s2 s3
F1 = 10,52 N F2 = 72,7 N
50 272,5 272,5
MA kiri = - F1 . s1
= - 10,52 . 50
= - 526 N.mm
= - 526 + 26061,9
= 25535,9 N.mm
= 19810,75 – 19293
= 517,75 N.mm
MB kanan = Rby . 0
= 35,4 . 0
= 0 N.mm
Dari hasil perhitungn diatas diperoleh momen maksimum terjadi pada titik B,
= 2603,05 kg.mm
Dimana :
σB = 48 kg/mm2
Sf1 = 6
44
Sf2 = 2
48
τa = 6 𝑥 2
= 4 (kg/mm2)
Dimana :
τa = 4 kg/mm2
Km = 1,5
M = 2603,05 kg.mm
Kt = 1,5
T = 1107 kg.mm
= [5,14 x √(3904,6) 2 ]
+ (1660,5)² 1/3
Dari hasil perhitungan didapat diameter poros sebesar ø 17,55 mm, maka
Dimana :
T = 1107 kg.mm
L = 595 mm
ds = 20 mm
= 0.27o
Dimana :
ds = 20 mm
20
b= = 5 mm
4
20
t= = 2,5 mm
8
Dimana :
T = 1107 kg.mm
ds = 20 mm
1107
F= = 110,7 kg
(20/2)
Dimana :
σB = 48 kg/mm2
Sf k1 = 1 : 6
Sf k2 = 2 : 1,5
48
τk = 6𝑥1,5
= 5,33 kg/mm2
Persamaan 2.32
Dimana :
F = 110,7 kg
b = 5 mm
τk = 5,33 kg/mm2
110,7
τk = 5𝑥𝒍𝟏
≤ 5,33 ≥ l1 4,15 mm
Persamaan 2.33
Dimana :
P = 8 kg/mm2
F = 110,7 kg
t = 2,5 mm
110,7
P= ≤8 l2 ≥ 5,54 mm
𝒍₂ .2,5
lk = 4,15 + 5,54
= 9,69 mm
T = 1107 kg.mm
2.1107
Fr =
10
= 221.4 kg
Dimana ;
Wpisau = 22,7 N
Wpuli = 2,6 N
Fa = 22,7 + 2,6
= 25,3 N = 2,53 kg
Dimana :
X = 0,56
Y = 1,71
Fr = 221.4 kg
Fa = 2,53 kg
= 128,3 kg
48
Dimana :
n2 = 396 rpm
fn = (33,3
396
) 1/3
= 0,44
Dimana :
C = 1000 kg
Pr = 128,3 kg
1000
Fh = 0,44
128,3
= 3,42
lh = 500 x 3,42³
= 20.000,844 jam
Pengujian bertujuan untuk menguji kerja alat secara lebih akurat lagi dengan
lembaran kemudian memasukannya ke alat pemotong dan mencatat waktu mulai nata
Dari data pengujian pada Table 4.1 bahwa waktu proses pemotongan memakan
waktu rata-rata 22 detik dengan kecepatan 396 rpm terlah menghasilkan potongan sesuai
yang di harapkan, yaitu 1 cm x 1 cm x 1,5 cm. Dengan demikian dapat kita peroleh
kapasitan produksi.
5.1 Kesimpulan
a. Kerangka mesin pemotong nata de coco berukuran 660 x 545 x 700 mm dengan
c. Sistem trasmisi yang dipilih adalah transmisi tunggal dengan mengubah putaran
motor listrik dari 1450 rpm menjadi 396 rpm, komponen terdiri dari sepasang puli
berdiameter 76,2 mm untuk puli motor dan 279,4 mm untuk puli yang digerakan,
bahan S30C.
f. Setelah dilakukan uji kinerja, mesin pemotong nata de coco dapat memotong nata
82 kg/jam.
5.2 Saran
Agar penggu naan mesin pemotong nata de coco ini dapat bekerja secara optimal,
c. Asah mata pisau dengan alat bantu penggasah pisau stainless stell.
DAFTAR PUSTAKA
Ghandhi, 1984. Perencanaan Teknik Mesin Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Gupta S. R, 2005. Text Book of Machine Design. Eurasia Ram Nagar New Delhi,
Publishing House (Pvt) LTD.
M.Z., Emrizal, 2006. Membaca dan Memahami Gambar Teknik Mesin. Bogor:
Yudhistira
Sularso dan Suga, Kiyokatsu, 1991. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta: Pradnya Paramita.
Sulharman, (2009). Modifikasi Alat Pemotong Nata De Coco Semi Otomatis. JRTI, 3(5),
9-16.