Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT pencipta seluruh alam semesta yang telah
untuk memperoleh pendidikan S-1 Terapan pada jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Samarinda. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, akan tetapi semoga segala usaha yang
telah dilakukan dapat bermanfaat bagi semua, sebagai ilmu yang bermanfaat dan
barokah.
Atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak kepada penulis baik dalam
yang didapatkan, sehingga tersusun lah laporan ini walaupun jauh dari sempurna.
Oleh karna itu dengan ketulusan hati, penulis menghanturkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
2. Bapak Suparno, ST,. MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Samarinda.
4. Bapak Samen Lolongan, ST,. MT. selaku Kepala Prodi D4 Produksi dan
Perawatan Mesin.
7. Para Dosen kami yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, terima kasih
8. Orang tua beserta keluarga, terima kasih atas dukungan do’a dan bantuan
yang telah diberikan baik moril dan juga materi sehingga penulis dapat
9. Kepada teman – teman, sahabat dan kekasih yang telah mendukung saya
Penulis menyadari dalam pembuatan tugas akhir ini jauh dari sempurna,
untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan dengan senang hati siap
ABSTRAK
bahan sisa dari hasil pengolahan. Proses penghancuran limbah secara alami
sekitarnya dan berdampak terhadap kesehatan manusia. Salah satu bentuk limbah
Pada proses penggilingan gabah, sekam akan terpisah dari butir beras dan
menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Dari proses penggilingan gabah
berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak, dan energi. Sekam
merupakan hasil penggilingan atau penumpukan gabah. Secara global sekitar 600
juta ton beras dari padi diproduksi tiap tahunnya. Sekitar 20 % dari berat padi
adalah sekam padi, dan bervariasi dari 13 - 29 % dari komposisi sekam adalah abu
sekam yang selalu dihasilkan setiap kali sekam dibakar (Hara, 1996; Krishnarao,
et al., 2000).
5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
ABSTRAK.........................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................viii
DAFTAR TABEL............................................................................................ix
DAFTAR DIAGRAM......................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.6.4 Interview....................................................................................4
2.4 Poros......................................................................................................14
1. Poros Transmisi.............................................................15
2. Poros Gandar.................................................................15
3. Poros Spindle.................................................................15
1. Poros Lurus...................................................................15
2. Poros Engkol.................................................................15
3. Poros Luwes..................................................................15
2.5 Pulley.....................................................................................................17
2.7 Bantalan.................................................................................................19
2.8 Rangka...................................................................................................20
2.9 Pengelasan.............................................................................................21
1. Mesin Las......................................................................22
3. Elektroda.......................................................................23
3.3.2 Bahan.........................................................................................28
3.4.2 Pulley.........................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................35
9
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR DIAGRAM
BAB I
PENDAHULUAN
pertanian di Indonesia adalah padi. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan
bahwa beras yang termasuk olahan dari padi merupakan bahan makanan
dijumpai di mana saja. Sementara ini, hasil samping pengolahan padi serta
sekam padi.
sebagai media tanaman. Penanganan sekam padi yang kurang tepat akan
biomassa dengan kadar silika yang tinggi. Tingginya kandungan silika ini
sumber silika lain yang lebih mahal dan sekaligus dapat meningkatkan
memiliki berat 20-22% dari bobot padi (Linda Trivana, Sri Sugiarti, dan
Eti Rohaeti, 2015). Oleh karena itu, salah satu limbah pertanian
secara umum masih relatif rendah dan belum optimal. Hal ini dikarenakan
karakteristik yang terdapat pada sekam padi bersifat kasar, bernilai gizi
rendah, memiliki kerapatan yang rendah, dan kandungan abu yang cukup
tinggi (Houston, 1972). Sekam padi dapat digunakan sebagai alas pakan
menumpuk.
bercocok tanam yang dapat membuat tanaman menjadi subur. Selain itu,
sekam padi yang sudah dibakar bisa menjadi bahan bakar alternatif dan
1. Sekam padi hasil penggilingan yang diolah tidak lebih dari 20kg.
secara manual.
didapatkan.
1.6.4 Interview
BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
menyangkut prinsip dasar cara kerja kelistrikan body, charging sistem, dan
motor starter.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Limbah pertanian dapat berbentuk bahan buangan tidak terpakai dan bahan sisa dari
hasil pengolahan. Proses penghancuran limbah secara alami berlangsung lambat, sehingga
kesehatan manusia. Padahal, melalui pendekatan teknologi, limbah pertanian dapat diolah
lebih lanjut menjadi hasil tambahan di samping produk utamanya. Salah satu bentuk limbah
pertanian adalah sekam yang merupakan “buangan” pengolahan padi. Di Indonesia, sekam
padi (kulit gabah) biasanya bertumpuk dan hanya menjadi bahan buangan disekitar
penggilingan padi. Pemanfaatannya masih sangat terbatas, hasil pembakaran sekam padi
biasanya digunakan sebagai abu gosok untuk membersihkan peralatan rumah tangga dan
digunakan untuk mengeringkan bata pada tempat-tempat pembuatan genteng dan batu bata.
Sekam padi merupakan hasil penggilingan atau penumpukan gabah. Secara global sekitar 600
juta ton beras dari padi diproduksi tiap tahunnya. Sekitar 20 % dari berat padi adalah sekam
padi, dan bervariasi dari 13 - 29 % dari komposisi sekam adalah abu sekam yang selalu
dihasilkan setiap kali sekam dibakar (Hara, 1996; Krishnarao, et al., 2000). Dilihat dari
morfologinya. Sekam padi merupakan lapisan keras yang membungkus kariopsis butir gabah,
terdiri atas dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses
penggilingan gabah, sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah
penggilingan. Dari proses penggilingan gabah akan dihasilkan 16,3 - 28% sekam. Sekam
dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti
bahan baku industri, pakan ternak, dan energi. Ditinjau dari komposisi kimiawinya, sekam
terdiri dari beberapa unsur penting seperti terlihat pada tabel 2.1.
Dengan komposisi kandungan kimia seperti itu, sekam antara lain dapat dimanfaatkan
untuk:
2. Bahan baku industri bahan bangunan, terutama kandungan silika yang dapat
digunakan untuk campuran pada pembuatan semen portland, bahan isolasi, husk-board
3. Sumber energi panas karena kadar selulosanya cukup tinggi sehingga dapat
Sekam memiliki kerapatan jenis (bulk density) 125 kg/m3, dengan nilai kalori 3.300
kkal/kg sekam. Melihat potensi sekam yang begitu besar sebagai sumber energi maka
pemanfaatan sekam sebagai bahan bakar alternatif pada rumah tangga, sebagai pengganti
energi kayu atau bahan bakar minyak, sangat memungkinkan. Sekam merupakan kulit terluar
dari bulir padi yang juga disebut merang atau cangkang padi. Awalnya sekam padi sering
dianggap limbah yang tidak memiliki manfaat. Oleh karena itu di pabrik penggilingan padi
sekam hanya dibakar begitu saja. Padahal sekam padi memiliki banyak manfaat bagi
manusia, terutama dalam bidang pertanian. Salah satu cara untuk merubah sekam menjadi
bahan yang lebih bermanfaat bagi usaha pertanian adalah arang sekam.
18
Arang sekam merupakan material penting yang sering dipakai untuk bahan
baku pertanian. Selain itu arang sekam juga dapat digunakan untuk kebutuhan
industri. Para petani memanfaatkan arang sekam sebagai penggembur tanah, bahan
pembuatan kompos, bokashi, takakura, media tanam dan media persemaian. Bahan
baku arang sekam bisa didapatkan dengan mudah di tempat-tempat penggilingan padi.
Bahkan di beberapa tempat, sekam padi dianggap sebagai limbah. Sebanyak 20-30%
dari proses penggilingan padi akan dibuang dalam bentuk sekam padi. Diwilayah
sentra produksi padi, sekam padi sering terlihat menumpuk di penggilingan padi dan
memanfaatkan sekam padi dari limbah menjadi bahan yang sangat bermanfaat dan
memberikan nilai tambah. Konsumen arang sekam sudah banyak, sehinga tidak akan
Kebanyakannya mempunyai panjang 5 -10 mm dan lebar 2,5 -5 mm. Sekam padi
memiliki kerapatan jenis 1,125 kg/m3. Sekam padi mempunyai komposisi kimia
selulosa yang dapat dikonversi menjadi arang. Arang adalah suatu bahan padat berpori
yang dihasilkan dari pembakaran pada suhu tinggi dengan proses karbonisasi, yaitu
proses pembakaran tidak sempurna, sehingga bahan hanya terkarboninasi dan tidak
teroksidasi. Sebagian besar pori -pori pada arang masih tertutup dengan hidrokarbon,
briket dengan teknologi pengepresan. Penggunaan briket sebagai bahan bakar sangat
menguntungkan, terutama pada saat ini sedang terjadi krisis bahan bakar. Menurut
Matsuzawa, dkk (2007) arang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi bakar.
Arang juga dapat dimanfaatkan sebagai pembangun kesuburan tanah. Di samping itu,
arang juga dapat ditingkatkan mutunya dengan cara aktivasi menjadi arang aktif.
Arang merupakan bahan yang memiliki suatu sifat fisika dan kimia tersendiri. Sifat
Porositas 70 %
Permukaan dalam 50 m
Kandungan karbon 80 – 90 %
Arang sekam dibuat dari pembakaran tak sempurna atau pembakaran parsial
sekam padi, sehingga hasil akhir pembakaran berupa arang bukan abu. Ada berbagai
cara membuat arang sekam padi. Berikut ini akan diuraikan cara sederhana dan efektif
untuk membuat arang sekam sendiri. Terdapat dua tahapan, yaitu tahap penyiapan alat
Pilih lokasi pembakaran yang jauh dari perumahan atau jalan, karena proses
pembakaran sekam padi akan menimbulkan asap yang tebal. Usahakan untuk
permukaan yang akan digunakan sebagai alas mesin penyangrai sekam padi terbuat
Tunggu hingga panas dari tabung pembakaran sekam padi sampai pada temperatur
bensin sebagai sumber penggerak penggiling sekam padi. Kemudian atur kecepatan
putaran mesin bensin sesuai dengan kecepatan yang ditentukan. Setelah itu, masukkan
sekam padi sekitar 1 karung (karung 50 kg) ke dalam tabung pembakaran sekam padi.
Sekam padi akan bergerak sesuai arah putaran penggiling sekam padi, yang akan
21
bergerak dari tempat masuknya sekam menuju tempat keluarnya sekam. Didalam
tabung pembakaran, sekam padi akan mengalami perubahan warna akibat panas yang
diterima oleh tabung pembakaran. Proses pembakaran ini terjadi sekitar 15 menit dan
Mesin penyangrai sekam padi merupakan alat yang digunakan untuk mengolah salah
satu limbah pabrik, yaitu sekam padi. Sebelum menjadi arang sekam, bahan tersebut harus
Setelah mempersiapkan bahan, maka anda bisa melakukan proses pembakaran arang
sekam tersebut. Arang sekam diproses menggunakan mesin penyangrai sekam padi. Arang
sekam biasanya digunakan untuk media bercocok tanam, campuran batu bata, dan briket.
Motor Bensin adalah penggerak yang dimana memiliki cara kerja dengan proses
pembakaran yang terjadi didalam ruang bakar pada tekanan sangan tinggi sehingga ada
pemampatan dalam ruang bakar. Pembakaran dilakukan oleh busi yang dihubungkan dengan
sumber daya tegangan yang sangat tinggi, sehingga busi dapat menghasilkan loncatan bunga
api listrik. Loncatan bunga api listrik tersebut membakar udara dan bahan bakar yang telah
Gas bertekanan tinggi yang dimampetkan dalam ruang bakar kemudian berakspansi
melawan mekanisme mekanik mesin. Ekspansi ini diubah oleh mekanisme link menjadi
putaran crankshaft, yang merupakan output dari mesin tersebut. Crankshaft selanjutnya
dihubungkan kesistem transmisi oleh sebuah poros untuk mentransmisikan daya atau energi
putaran mekanis yang selanjutnya energi ini dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan
22
2.4 Poros
Poros adalah elemen mesin yang digunakan sebagai alat mentransmisikan daya dari
satu tempat ke tempat lainnya. Poros juga merupakan suatu bagian stasioner yang berputar.
Poros biasanya berpenampang bulat, dimana terpasang elemen – elemen seperti roda gigi
(gear), pulley, flywheel, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Berikut adalah poros
Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan mengalami
beban puntir berulang dan beban lentur secara bergantian ataupun kedua duanya.
2. Poros Gandar
barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat beban lentur.
3. Poros Spindle
23
Poros Spindle merupakan poros transmisi yang relatif pendek, misalnya pada
poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban puntiran. Selain
1. Poros Lurus
2. Poros Engkol
Kekuatan poros sangat penting dalam menentukan dan merancang poros yang
baik serta aman digunakan. Dengan melihat pembebanan yang terjadi pada poros
seperti beban puntir, beban lentur, beban tarik kita dapat menentukan kekuatan poros
yang sesuai. Selain itu harus memerhatikan faktor lainnya seperti kelelahan (fatigue),
Kekakuan poros erat kaitannya dengan defleksi yang akan terjadi pada poros.
Defleksi yang besar akan menyebabkan getaran serta suara bising yang dapat
dibutuhkan harus menjauhi putaran kritis dari poros itu sendiri. Poros dapat dibuat
bekerja dibawah putaran kritisnya ataupun di atas putaran kritisnya untuk menghindari
kegagalan.
bahan, biaya produksinya, serta kemampuan proses manufakturnya. Poros berasal dari
24
bahan yang langka didaerah kita serta membutuhkan pekerjaan yang khusus akan
menaikan harga produksi oleh karena itu perhatikan ketersediaan bahan poros di
Penggunaan dan penempatan poros akan menentukan nilai korosi pada poros.
Perhatikan penempatan poros agar faktor korosi dapat dikurangi. Misal poros
digunakan pada mesin pompa air laut maka poros tersebut harus lebih tahan korosi
2.5 Pulley
Pulley adalah elemen mesin yang berfungsi untuk meneruskan daya dari satu poros ke
poros yang lain dengan menggunakan sabuk. Pulley bekerja dengan mengubah arah gaya
yang diberikan, mengirim gerak dan mengubah arah rotasi. Pulley tempat bagi ban
mesin/sabuk atau belt untuk berputar. Sabuk atau ban mesin dipergunakan untuk
mentransmisikan daya dari poros Berdasarkan diameter pulley yang digerakkan maka dapat
n1x d1
d2 = .................................................................................. (2.1)
n2
Dimana
d2 diameter pulley yang digerakkan (mm),
d1 diameter pulley penggerak (mm)
n2 putaran pulley yang digerakkan (rpm)
n1 putaran pulley penggerak (rpm)
25
Sabuk-V atau V-belt adalah salah satu transmisi penghubung yang terbuat dari karet
dan mempunyai penampang trapesium. Bagian V-belt terbuat dari karet dengan inti tenunan
pula. Bagian V-belt terdiri dari beberapa tipe yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Tipe
yang tersedia A, B, C, D dan E. berikut tipe V-belt berdasarkan bentuk dan kegunaannya.
n1 d 2
= ……………………………..…………………………………….........................(2.2)
n2 d1
n1.d1 : n2.d2
P d = P x fc
Keterangan :
2.7 Bantalan
Bantalan merupakan elemen mesin yang berfungsi sebagai penumpu poros berbeban,
sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan
panjang umur. Gerakan bantalan pada poros terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara lapisan
pelumas. Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban yang
besar. Dengan konstruksi yang sederhana maka bantalan ini mudah untuk dibongkar pasang.
Akibat adanya gesekan pada bantalan dengan poros maka akan memerlukan momen awal
yang besar untuk memutar poros. Pada bantalan luncur terdapat pelumas yang berfungsi
sebagai peredam tumbukan dan getaran sehingga akan meminimalisasi suara yang
1. Bantalan radial, yang dapat berbentuk silinder, belahan, elips dan lain-lain.
2.8 Rangka
Rangka adalah struktur dasar yang terdiri dari sejumlah batang-batang besi yang
disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujungnya dengan pen-pen luar, sehingga
membentuk suatu rangka kokoh, gaya luar serta reaksinya dianggap terletak di bidang yang
sama dan hanya bekerja pada tempat-tempat pen. Rangka berfungsi sebagai dudukan dari
suatu alat atau penyangga dan tempat dipasangnya komponen- komponen mesin seperti motor
bensin, pisau pencacah, bantalan dan casing atas. Desain rangka dirancang untuk dapat
2.9 Pengelasan
mencairkan melalui pemanasan. Pencairan itu dilakukan dengan kawat las sebagai pengisi.
Setelah itu didiamkan agar membeku dari pembekuan itu terbentuk suatu ikatan yang kuat
dan kokoh.
Menurut Duetch Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan
logam atau paduan yang dilaksanakan pada keadaan lumer, las merupakan sambungan
setempat dan untuk mendapatkan keadaan lumer atau cair dipergunakan energi panas (Drs.
Daryanto,2013:10).
28
Shield Metal Arc Welding (SMAW) merupakan salah satu teknik pengelasan
logam dengan memanfaatkan percikan busur arus listrik dengan temperatur yang
sebagai logam pengisi serta terdapat sebuah salutan yang akan melindungi cairan
(pressure) dari gas inert yang berfungsi untuk mengurangi atau menghilangkan
pengaruh dari udara lingkungan seperti oksigen atau senyawa partikel-partikel diudara
yang dapat menimbulkan korosi (karat) ataupun dapat pula menimbulkan adanya
beberapa bagian peralatan yang dirangkai sehingga dapat berfungsi sebagai suatu alat
1. Mesin las
Mesin las merupakan sumber arus listrik yang digunakan pada pengelasan
busur listrik SMAW, mesin las terbagi menjadi dua jenis yaitu mesin las DC dan
mesin las AC, pada mesin las A bagian dalam mesin las terdapat sebuah trafo las,
sedangkan pada mesin las DC bagian dalam mesin las tersebut juga terdapat trafo
yang dilengkapi dengan sebuah diode atau rectifier (mengubah arus bolak-balik
Kabel masa dan kabel elektroda berfungsi sebagai penyalur aliran listrik dari
mesin las menuju ke logam pengelasan dan kembali ke mesin las. Diameter
penampang dari kabel elektroda dan kabel masa tersebut harus memiliki diameter
yang cukup besar agar mampu mengalirkan arus listrik yang besar, apabila kabel yang
digunakan kurang besar atau tidak memenuhi standar maka akan menimbulkan panas
29
yang diakibatkan besarnya muatan listrik yang tidak sebanding dengan besarnya luas
penampang pada kabel sehingga dapat merusak isolasi kabel dan meleleh karena
panas tersebut.
3. Elektroda
Elektroda merupakan sebuah kawat logam yang dilapisi oleh salutan atau fluks
yang berfungsi untuk menyalakan busur listrik pada las SMAW, salutan pada
lingkungan sekitar. Lapisan elektroda atau fluks ini merupakan campuran dari
beberapa bahan kimia yang sesuai dengan kegunaan pada saat pengelasan.
merasa panas pada saat mengelas. Klem masa berguna untuk menghubungan kabel
masa dari mesin las dengan material biasanya klem masa mempunyai per untuk
penjepitnya. Klem ini sangat penting karena apabila klem longgar arus yang
dihasilkan tidak stabil sehingga pengelasan tidak dapat berjalan dengan baik dan
hasilnya akan sangat tidak bagus. Sehingga menyebabkan hasil pengelasan tersebut
Palu las digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan kerak las pada logam
las (weld metal) dengan cara memukulkan atau menggoreskan pada daerah lasan.
Berhati-hatilah membersihkan kerak las dengan palu las karena kemungkinan akan
memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya. Jangan membersihkan kerak las
30
sewaktu kerak las masih panas/merah. Sikat kawat dipergunakan untuk membersihkan
benda kerja yang akan dilas dan membersihkan kerak las yang sudah lepas dari jalur
Elektroda terdiri dari logam inti sebagai pengisi dan salutan yang berfungsi
untuk melindungi cairan logam lasan dari pengaruh lingkungan sekitar. Elektroda
terdiri dari logam inti sebagai pengisi dan salutan yang berfungsi untuk melindungi
cairan logam lasan dari pengaruh lingkungan sekitar. Pada saat proses pengelasan,
logam inti dan salutan (fluks) pada elektroda akan mencair akibat panas yang timbul
2.10 Kegunaan Sekam Bakar sebagai Pupuk atau Bahan Bakar Alternatif
Penggunaan sekam padi, bisa juga dibakar lebih dahulu sampai gosong setengahnya
(50%) atau gosong penuh (100%), kemudian digunakan sebagai campuran media tanam.
Campurlah dengan tanah, dan kompos. keuntungan pakai media tanaman sekam bakar adalah
steril, poros, banyak unsur hara, dan ringan sehingga pot tanaman mudah mobilisasinya.
1. Menjaga kondisi tanah tetap gembur karena memiliki porositas yang tinggi dan ringan
potensi arang sekam, namun menjadi alternatif bahan bakar pilihan karena limbah sekam
yang dihasilkan luar biasa banyaknya. BPTP terus mendiseminasikan hasil ini, sebagai bahan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
terencana dan sistematis guna mendapatkan jawaban terhadap permasalahan tersebut. Selain
itu metodologi penelitian akan menjadi kerangka dasar berfikir logis bagi pengembangan
Waktu perancangan yang dimanfaatkan penulis adalah mulai dari bulan maret
sampai akhir juni 2021. Adapun waktu penelitian tersebut digunakan untuk
merencakan suatu bahan yang akan dibeli serta digunakan untuk penelitian. Mencari
alat yang direncakan, melakukan perancanan dan uji coba pada alat mesin penyangrai
sekam padi.
No Kegiatan Bulan/Minggu
12 1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Seleksi Judul
2 Pengambilan data
3 Persiapan Bahan
4 Pembuatan /
33
Perakitan
5 Pengujian
6 Penyusunan Laporan
7 Ujian tugas akhir
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk dipakai dalam perancagan alat
Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
d. Palu
3.3.2 Bahan
Adapun bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Elektroda h. Bearing
Daya : 10 kw
3.4.2 Pulley
Jumlah : 2 pulley
Diameter : 30 – 80 mm
Jumlah : 1 Lembar
Tebal : 1 – 2 mm
Jumlah : 2 batang
Panjang : 4 meter
Tebal : 3 mm
Tipe : 1 mata
Panjang : 20 – 30 cm
Kemungkinan biaya yang diperlukan untuk merancang mesin penyangrai sekam padi
c. Elektroda RB 26 : Rp 240.000,00
g. 2 Pulley : Rp 200.000,00
Banyaknya limbah sekam padi hasil penggilingan padi yang merupakan suatu
kerugian apabila tidak di konversikan kepada hal yang lebih efisien dan berguna. . Maka di
tinjau dari minimnya pengolahan limbah sekam padi, diperlukan pengembangan pada proses
pengolahan limbah sekam padi untuk dijadikan sebagai media bercocok tanam dengan
mengolahnya menjadi arang sekam. Studi lapangan telah dilakukan, dalam proses
pembakaran sekam padi dilakukan secara manual, yaitu dengan cara sekam padi dimasukkan
ke dalam plat berbentuk tabung yg disetiap kling tabung dilubangi. Setelah itu, dilakukan
proses pembakaran pada tabung yang berisikan sekam padi tersebut hingga berubah menjadi
arang. Sehingga dalam perancangan mesin penyangrai sekam padi ini dapat mempermudah
dalam pembuatan arang sekam yang baik dan dapat mengurangi limbah sekam padi yang ada.
Karena pengembangan mesin ini dapat mengolah dan menghasilkan arang seam yang lebih
banyak.
36
Untuk lebih memudahkan dalam penulisan proyek tugas akhir. Berikut dijelaskan alur
Mulai
Studi
Literatur
Perancangan dan
Desain
Pemilihan Bahan
‘ dan Perhitungan
YA
Kesimpulan
SELESAI
BAB IV
Perancangan dan pembuatan mesin sekam ini merupakan pengembangan dari permasalan
pengadukan penyangrai sekam dan alat yang sudah ada dipasaran. Selanjutnya alat yang sudah ada
dipasaran di lakukan penyempurnaan sistem sehingga alat ini menjadi lebih efisien dalam proses
penyangrai sekam yang sudah matang. Gambar perancangan dibuat menggunakan software desain
yaitu Solidwork 2012. Penggunaan perangkat lunak ini bukan tidak beralasan. Perangkat lunak
tersebut saat ini menjadi perangkat lunak desain yang sangat populer dikalangan industri manufaktur.
Dengan banyak fitur yang ada, perangkat lunak ini mudah dipelajari dan memiliki tampilan
yang lebih bagus dari perangkat lunak yang lain. Dengan kelebihan yang ada menjadikan Solidwork
banyak diminati sekarang ini. Pembuatan gambar perancangan dimulai dengan membuat sebuah
gambar setiap komponen yang ada. Setiap komponen digambar 3 dimensi untuk menghasilkan
sebuah gambar perancangan yang mudah dipahami. Proses pembuatan ini dengan menggunakan
pilihan “Part” pada awal pemilihan pembuatan gambar. Setelah semua komponen telah dibuat
gambar perancangannya maka dilakukan perakitan gambar komponen. Perakitan gambar komponen
menggunakan pilihan “Assembly” pada saat pemilihan awal penggambaran. Pada pilihan ini setiap
komponen yang ada dapat dirakit satu dengan yang lainnya. Untuk membuat gambar kerja dua
dimensi yang digunakan dalam proses pembuatan ialah dengan memilih pilihan “Drawing” pada
pilihan awal penggambaran. Dari dalam pilihan tersebut, dapat langsung memasukan gambar 3
dimensi yang digambar sebelumnya untuk dapat dijadikan gambar kerja 2 dimensi yang dapat
ditentukan pandangannya. Konsep perancangan alat penyangrai sekam dibuat sederhana dengan
bahan baku yang mudah didapatkan di pasaran agar mempermudah proses pembuatan dan perakitan.
Dimana konsep sistem alat ini dapat mempermudah kinerja dari operator dalam mengoperasikan alat
41
27 tanpa mengabaikan dari faktor keamanan (safety factor) dari operator sehingga alat dapat
Untuk sampai ketahap pembuatan alat, desain tidak langsung di desain dan direalisasikan,
akan tetapi banyak proses tahapan perbaikan desain dimana desain tersebut dapat dilihat pada gambar
Sebagai pendesain harus memperhatikan sisi kekuatan struktur agar alat yang akan dibuat
tidak membahayakan pekerja dan mekanisme kerja alat dapat beroperasi sesuai fungsinya, dimana
beban material yang akan diaduk merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan pada proses
perancangan karena dengan memperhatikan beban yang ada kita dapat melihat sisi-sisi mana yang
akan terkena beban. Karena desain masih belum memiliki struktur rangka yang kokoh maka desain
tersebut dilakukan perbaikan dengan cara mendesain ulang dan memperhatikan sisi kekuatan dan
keamanan pekerja.
Setelah mengetahui kekurangan pada desain pertama dilakukan perbaikan desain pada desain
selanjutnya dengan lebih memperhatikan sisi kekuatan struktur agar alat yang akan dibuat itu kokoh
dan memperhatikan beban yang bekerja pada saat alat dioperasikan, dimana dalam proses perbaikan
Gambar 4.2 Desain Kedua Alat Penyangrai sekam Gambar diatas adalah desain kedua dimana
pada desain tersebut penyempurnaan dari kekurangan-kekurangan dari desain sebelumnya. Desain
tersebut tidak langsung jadi seperti gambar diatas karena banyak sekali proses perbaikan untuk
mencapai desain diatas, akan tetapi desain tersebut belum bisa direalisasikan menjadi alat kerja
dikarekan ruang untuk memasang motor listrik dan transmisi kurang, dikarenakan masih terdapat
kekurangan desain masih harus diperbaiki dengan pendesainan ulang dengan memperhatikan
permasalaan yang ada agar tercipta desain yang lebik baik dari desain sebelumnya.
42
Pada desain sebelumnya masih terdapat permasalahan yang terjadi, dan pada desain ketiga ini
didesain dari permasalahan sebelumnya. Desain ketiga tersebut dapat dilihat pada gambar 4.3
dibawah ini :
Motor listrik dan transmisi tak dapat di pasang 29 Gambar 4.3 Desain Ketiga Alat penyangrai
sekam Gambar diatas adalah desain ketiga dimana pada desain tersebut hasil dari pemecahan
masalah sebelumnya. Dimana pada desain ini motor listrik dan transmisi dapat dipasang, kecepatan
putar yang diinginkan tercapai dan dapat direalisasikan sesuai konsep sehingga alat ini diharapkan
dapat direalisasikan dan dapat beroperasi sesuai kegunaanya yaitu penyangrai sekam.
Pengujian alat dilakukan dengan mengaduk tanah liat menjadi lumpur. Pengujian dilakukan
untuk mengetahui apakah alat dapat bekerja sesuai dengan tujuannya yaitu dapat menyangrai sekam
dengan kecepatan konstan. Pengujian juga dilakukan untuk mengetahui seberapa efisien dan efektif
alat penyangrai sekam yang sudah matang pada alat ini. Pengujian dilakukan dengan cara mengaduk
sekam padi dengan berat 20 kg dan air sebanyak 10 liter. Hasil spesimen dan penuangan adukan
tanah liat dapat dilihat pada gambar 4.4 dan 4.5 di bawah ini:
Diketahui :
M = massa dodol = 30 kg
Maka
F = M x a (gravitasi)
F = 30 kg x 9.8 m/s²
F = 294 N
2. Torsi
T = F x r T = 294
N x 0.4 M
T = 117.6 Nm
3. Daya
T xn
P=
5250
T xn
P=
5250
P = 0.78 HP.
Jadi motor yang digunakan dayanya harus ≥ 0.78 HP dan motor yang digunakan adalah motor 1
Diketahui :
Faktor koreksi ( fc ) = 1
4.3.1.1 Data teknis proses pengadukan menggunakan alat yang ada dipasaran
a. Dikerjakan 1 orang
b. Waktu pengerjaan 3-4 jam
c. Kecepatan putar 39 Rpm
d. Kapasitas dodol 10 kg.
e. Dimensi, tinggi = 1.000 mm, lebar 500 mm
+
45
Tabel perbandingan data teknis proses pengadukan secara tradisional, menggunakan alat
yang sudah ada dipasaran dan alat yang sudah berhasil dibuat dapat dilihat pada tabel 4.5
dibawah ini.
Tabel 4.5 Tabel perbandingan data teknis proses pengadukan secara tradisional,
menggunakan alat yang sudah ada dipasaran dan alat yang sudah berhasil.
Alat Yang Ada Alat Yang Berhasil
No Teknis Secara Tradisonal
Dipasaran Dibuat
4 Kapasitas dodol 30 Kg 10 Kg 30 Kg
46
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan analisa alat penyangrai sekam dengan kapasitas 30 kg ini dapat disimpulkan bahwa
dalam pengoperasian alat sudah bisa digunakan hanya dengan satu operator dan proses
penyangrai sekam yang telah matang lebih efisien dikarenakan ada mekanisme pembakaran
melalui cerobong dalam tabung. Terkait sistem penggerak poros pengaduk ini menggunakan
motor listrik 1 HP sebagai penggeraknya dengan putaran awal 1400 RPM dan putaran akhir 35
rpm dimana menggunakan 6 pulley dan 3 buah v-belt sebagai alat transmisi daya dengan masing-
masing rasio 1 : 2.2 untuk pulley 1 ke pulley 2, 1 : 4.4 untuk pulley 3 ke pulley 4 dan 1 : 4 untuk
pulley 5 ke pulley 6.. Terkait analisa sabuk terjadi kesalahan pemilihan jenis pulley pada sabuk 2
dan sabuk ke 3, dimana pada sabuk ke 2 menurut perhitungan seharusnya menggunakan sabuk
jenis C akan tetapi jenis sabuk yang digunakan pada alat adalah sabuk jenis v-belt type B, Hal
yang sama terjadi pada sabuk ke 3 dimana menurut perhitungan seharusnya menggunakan sabuk
jenis E akan tetapi jenis sabuk yang digunakan pada alat adalah sabuk jenis v-belt type B dan
untuk sabuk pertama pemilihan v-bel telah sesuai dengan perhitungan dimana sabuk yang
digunakan adalah sabuk jenis v-belt dengan type A.
5.2 Saran
47
Berikut saran – saran dari hasil pembahasan yang dilakukan terkait pengujian dan analisa yang
telah dilakukan
1. Membuat sistem penuang dodol otomatis saat proses penuangan dodol yang sudah matang
kedalam loyang sehingga dapat mempermudah kerja dari operator.
2. Memperbaiki jenis pulley dan v-belt yang digunakan untuk lebih mengoptimalkan alat kerja.
3. Dapat membuat penutup pada bagian transmisi agar tidak ada serbuk v-belt yang jatuh
kedalam wajan.
48
DAFTAR PUSTAKA
Danarto. YC dan Samun. T, Pengaruh Aktivasi Karbon Dari Sekam Padi Pada
Proses Adsorpsi Logam Cr(VI). EKUILIBRIUM. Vol. 7, No. 1.Januari
2008: 13 -16. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknik. UNS. Surakarta,
2008.
Ferry, Arang Aktif. Karya Tulis Institut Pertanian Bogor. IPB Repository
Home. http://repository.ipb.ac.id, Bogor, 2002.
Nuryono & Narsito. 2005. Pengaruh Konsentrasi Asam Terhadap Karakter Silika
Gel Hasil Sintesis dari Natrium Silikat. Indo. J. Chem. 5 (1): 23 –30.
Trivana, Linda, Sri Sugiarti, and Eti Rohaeti. "Sintesis dan karakterisasi natrium
silikat (Na2SiO3) dari sekam padi." Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan
7.2 (2015): 66 -75.
49