1
1.1.1 Jenis – jenis magnet
Jenis magnet ada 2 yaitu :
1.Magnet Permanen
2.Elektromagnet
Eleltromagnet merupakan magnet yang terbuat dari bahan ferromagnetik jika dialirkan
arus listrik maka bahan tersebut akan menjadi magnet, tetapi jika pemberian arus listrik
di hentikan, maka magnet pada bahan tersebut akan hilang.
Dalam proses pengujian magnetik particle inspection ini, ada yang disebut dengan
magnetisasi dan demagnetisasi. Magnetisai adalah proses yang dilakukan untuk
membangkitkan medan magnet pada benda yang akan di inspeksi.
Setelah benda memilki medan magnet, benda itu harus di magnetisasi untuk
mengembalikan keadaan benda semula, yaitu tidak mengandung medan magnet. Hal
ini memerlukan peralatan khusus yang bekerja kebalikan dari peralatan magnetizing.
Magnetizing biasanya dilakukan dengan pulsa arus tinggi yang sangat cepat mencapai
puncaknya saat ini dan cepat meninggalkan bagian magnet. Untuk demagnetize bagian
saat ini atau magnet yang diperlukan harus sama atau lebih besar dari arus medan atau
magnet yang digunakan untuk bagian magnet, medan magnet maka saat ini atau secara
perlahan du kurangi menjadi nol meninggalkan bagian kerusakan magnetik.
Pada pengujian tidak merusak dengan metode Magnetik Partikel Inspeksi (MPI
pada dasarnya yaitu dengan mamgnetisasi bahan yang akan di uji. Adanya cacat yang
tegal lurus arah medan magnet akan menyebabkan kebocoran medan
magnet.kebocoran madan magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada material.
2
Gambar 1.1 magnetic field lines
Kelemahan metode ini hanya bisa diterapkan untuk material ferromagnetik. Selain
itu, medan magnet yang di bangkitkan harus tegak lurus atau memotong daerah retak
serta diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi.
Magnetik Partikel Inspeksi (MPI) ini memiliki 3 metode yang digunakan yaitu
MPI Dry Visible, MPI Wet Visible, MPI Wet Flourescent.
3
2. MPI Wet Visible
Metode Wet Visible ini dalam prosesnya sam dengan metode Dry Visible. Yang
membedakan adalah serbuk yang digunakan. Jika dryvvisible menggunakan serbuk
magnet basah tetapi wet visible menggunakan serbuk magnet bertipe basah. Serbuk
tersebut ditaburkan pada saat magnetisasi benda uji. Tujuan pemberian serbuk ini
adalah untuk mendeteksi adanya cacat pada benda uji, karena jika terjadi cacat,
serbuk ini akan menunjukan dimana cacat tersebut.
Dalam metode Wet Flourescent ini, menggunakan serbuk yang basah. Serbuk
tersebut ditaburkan pada saat megnetisasi benda uji. tujuan pemberian serbuk
tersebut ini adalah untuk mendeteksi adanya cacat pada benda uji, karena jika terjadi
cacat, serbuk ini akan menunjukan dimana letak cacat tersebut.
4
1.2 Metode Pengujian
1. Yoke
Yoke berfungsi untuk memberikan medan magnet kepada benda yang akan di ujikan.
2. Sikat kawat
Berfungsi untuk membersihkan kerak-kerak yang ada pada benda yang akan di uji
5
3. White contrast paint dan cleaner
White contrast paint berfungsi untuk dasar warna yang akan di cek cacat nya, sehingga
cacat nya akan terlihat dengan bantuan black light.
Cleaner berfungsi untuk membersihkan bahan dari partikel2/kotoran.
Dalam melakukan pengujian ini diperlukan alat – alat dan bahan – bahan prosedur
pengujian yang telah ditentukan. Adapun prosedur pengujian metode Dry Visible, Wet
Visible dan Wet Flourescent :
6
6. Post cleaning: bersihkan benda uji dari sisa-sisa dari pemberian serbuk magnetik
pada saat pengujian.
Prosedur Pengujian Wet Visible
1. Cleaning: perhatikan kondisi permukaan, permukaan harus kering dan bersih dari
segala macam kotoran yang dapat menggunakan proses inspektion seperti karat,
oli, debu dan lain-lain.
2. Apply WCP-2: semprotkan WCP-2 secara merata setelah permukaan dipastikan
bersih dan kering. Hal ini untuk memudahkan mendeteksi ada nya cacat. Karena
warna dari WCP-2 lebih kontras dari pada serbuk ferromagnetik.
3. Apply AC/DC yoke: nyalakan AC/DC yoke, lalu benda kerja mulai
dimagnetisasi.
4. Aplikasi serbuk magnet: sesuaikan dengan kadaan permukaan pada benda uji.
serbuk yang digunakan tipe serbuk basah.
5. Inspection: teliti bentuk cacat yang terdapat pada benda basah
6. Demagnetisasi: lakukan menggunakan arus AC atau DC, jika menggunakan arus
AC, benda uji dimasukan kedalam koil yang dialiri arus AC kemudian di
turunkan perlahan-lahan. Jika menggunakan arus de step down bolak-balik secara
berulang.
7. Post cleaning : bersihkan benda uji dari sisa dari pemberian serbuk magnetik pada
saat pengujian.
Prosedur pengujian wet flourescent
1. cleaning: perhatikan kondisi permukaan, permukaan harus kering dan bersih dari
segala macam kotoran yang dapat mengganggu proses inspeksi seperti karat, oli,
de dan lain-lain
2. nyalakan black light
3. setting penerangan: atur intensitas uv light (20 lux) dan black light (1000lux)
4. apply AC/DC yoke: Nyalakan AC/Dc yoke, lalu benda kerja mulai dimagnetisasi
5. aplikasi serbuk magnet: sesuaikan dengan keadaan permukaan pada benda uji.
erbuk yang digunakan tipe serbuk basah.
6. Inpection: teleti bentuk cacat yang terdapat pada benda uji.
7
7. Demagnetisasi: lakukan menggunakan arus AC, benda uji di masukan ke dalam
koil yang dialiri arus AC kemudian di turunkan perlahan-lahan. Jika
menggunakan arus de step down bolak-balik berulang.
8. Post cleaning : bersihkan benda uji dari sisa-sisa dari pemberian serbuk magnetik
pada saat pengujian.
1.3 Analisa Hasil Pengujian
Berdasarkan data yang didapat melakukan praktikum dengan menggunakan tiga
metode pengujian MPI dapat disimpulkan bahwa cacat yang didapat pada las-an kedua
cacat tersebut yaitu sebagaimana pada gambar berikut :
8
BAB II
PENETRANT TEST
9
3. Dual Sensitivity Penetrant
Pada system ini, specimen yang telah mengalami pengujian, untuk mengetahui
cacat di permukaannya dengan cara dilihat melalui bantuan cahaya lampu dengan
kekuatan minimal 100 Fc. Tetapi apabila dengan cara itu tidak ditemukan cacat
permukaan maka dilihat di dalam ruang gelap dengan bantuan sinar ultraviolet.
2.2 Metode Pengujian
2.2.1 Alat dan Bahan
Alat :
Penggaris
Lap
photostop
watch
lampu
lux meter
hand grinding
sikat besi
Bahan :
Cleaner (SKC – S Magnaflux)
Liquid Penetrant (SKL – SP 11 Magnaflux)
Developer (SKD – NF / ZP 9)
Gambar 2.1 Cleaner (kiri), Liquid Penetrant (Tengah) dan Developer (kanan)
10
2. Pre Cleaning
Pertama-tama material uji dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan
cleaner (SKC – S Magnaflux) dari oil lemak-lemak dan kotoran dan lain-lain.
Setelah material uji dibersihkan dengan cleaner kemudian material uji dilap
hingga benar-benar bersih.Hal ini perlu dilakukan agar liquid penetrant dapat
meresap masuk kedalam discontinuity dengan baik.
11
Gambar 2.3 Aplikasi Liquid Penetran
5. Pembersihan Sisa Liquid Penetrant
Setelah 10 menit liquid penetrant yang telah disemprotkan pada material uji
dibersihkan bagian atasnya (permukaannya) dengan menggunakan lap kering.
Setelah itu agar permukaan material uji lebih bersih dari liquid penetrant maka
permukaan material uji dibersihkan dengan lap ataupun kertas penyerap yang
dilembabkan dengan cleaner untuk membersihkan permukaan spesimen hingga
tidak ada lagi sisa penetrant yang ada kecuali yang meresap di dalam
discontinuity.
12
6. Aplikasi Developer
Setelah itu barulah disemprotkan developer ke material uji dengan jarak
penyemprotan ± 25 centimeter sehingga diperoleh penyemprotan yang rata ke
seluruh permukaan material uji. Kemudian ditunggu selama minimal 10 menit
hingga benar-benar diperoleh hasil yang baik. Setelah itu diamati adanya
warna liquid penetrant yang tampak karena terangkat keluar ke permukaan
oleh developer. Warna yang tampak tersebut kemudian diukur panjangnya dan
didokumentasikan untuk diperoleh data yang lebih baik mengenai discontinuity
yang diperoleh dari pengujian Non-Destructive Test dengan menggunakan
Liquid Penetrant.
2.3 Analisa Hasil Pengujian
Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa percobaan tersebut
kami menemukan ada beberapa discontinuity permukaan yang antara lain panjangnya 3 –
4 mm dan lebarnya 1,5 – 3 mm. Jarak antara discontinuity permukaan tersebut bervariasi.
Maka harus dilakukan perbaikan pada discontinuity permukaan tersebut.
13
BAB III
EDDY CURRENT
14
konduktor, arus listrik akan mengalir dalam kondukter. Jika terdapat garis medan tertutup
maka listrik akan mengalir dalam kondukter.
Jika terdapat garis medan tertutup maka memungkinkan arus dapat bersirkulasi.
Aliran eddy currents dalam material memungkinkan arus dapat bersirkulasi.
menyebabkan fluktuasi medan magnet dalam material tersebut (medan magnet selalu
berlawanan dengan medan magnet coil). Ketika tes coil ditempatkan pada material
berlawanan dengan medan magnet coil). kekuatan dari medan magnet coil akan
berkurang. Perubahan pada medan konduktif, kekuatan dari medan magnet coil akan
berkurang. magnet ini menyebabkan perubahan impedansi dari coil, yang dapat dideteksi
magnet ini menyebabkan perubahan dengan alat dengan alat test circuit.
Alat yang diperlukan untuk melakukan Eddy Current testing antara lain AC
generator sebagai supplier tegangan pada kumparan dan sebagai pengatur besar frekuensi
yang diberikan. Display sebagai alat untuk mengamati bacaan hasil frekuensi yang
diberikan pengujian. Coil circuits, pembangkit signal elektromagnetik dan arus Eddy.
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa gambar sebelah kiri menunjukkan retak
yang paralel terhadap permukaan yang tidak dapat dideteksi . sedangkan gambar sebelah
kanan menunjukkan batasan kedalaman penetrasi
15
BAB IV
RADIOGRAPHY TESTING
16
3. Mampu mendeteksi permukaan, bawah permukaan, dan diskontinuitas internal
yang mampu mengekspose kesalahan fabrikasi pada berbagai tahap.
Keterbatasan:
17
Proses pembentukan citra terjadi pada saat radiasi yang ditransmisikan I sebagai
pembawa informasi cacat dari benda uji berinteraksi dengan medium perekam silver
bromida yang dilapiskan pada plastik transparan. Energi radiasi ini memecahkan ikatan
ionik silver bromida. Banyaknya molekul silver bromida yang terionisasi tergantung
pada intensitas radiasi yang ditransmisikan I yang bervariasi sesuai dengan kondisi cacat
pada benda uji. Apabila cacat berupa bahan penyerap radiasi maka I kecil dan sebaliknya
bila cacat berupa rongga udara maka intensitas I besar. Intensitas I juga bervariasi
terhadap ketebalan benda uji. Semakin tebal benda uji, I semakin mengecil mengikuti
persamaan di atas. Citra akan terbentuk pada saat dilakukan pemrosesan film. Proses ini
sebenarnya sama dengan proses pencucian foto biasa. Dalam proses ini ion Ag akan
dinetralkan dan membentuk atom Ag yang berwarna hitam. Oleh karena itu film yang
telah diproses menampilkan variasi kehitaman sesuai dengan besar kecilnya intensitas I
sebagai pembawa informasi kondisi benda uji.
Citra akan terbentuk pada saat dilakukan pemrosesan film. Proses ini sebenarnya
sama dengan proses pencucian foto biasa. Dalam proses ini ion Ag akan dinetralkan dan
membentuk atom Ag yang berwarna hitam. Oleh karena itu film yang telah diproses
menampilkan variasi kehitaman sesuai dengan besar kecilnya intensitas I sebagai
pembawa informasi kondisi benda uji. Suatu contoh dari hasil pengujian diperlihatkan
pada Gambar 4.1
18
4.3 Analisa Hasil Pengujian
19
Gambar 4.2 Film Hasil Uji Radiografi pada Liner Iradiator.
Hasil pengujian Dari uji radiografi pada 11 sambungan las tumpul, terdapat 4 sambungan
yang ada cacat, yaitu sambungan nomor 1, 4, 5 dan 10.
20
BAB V
ULTRASONIC TESTING
21
Gambar 5.1 Material Uji
Selain alat uji ultrasonic test seperti Gambar 6.1, terdapat peralatan bantu lainnya dalam
melakukan pengujian ultrasonik ini. Peralatan-peralatan tersebut antara lain adalah :
• Jangka Sorong
• Minyak/Couplant
• Probe Normal
• Probe Sudut
Prosedur
22
1. Letakkan probe pada posisi A. Atur sweep length dan sweep delay
untuk menampilkan kaki atau puncak indikasi tepat di 2.5, 5.0, 7.5
dan 10.0. Jika sudah, berarti peralatan telah terkalibrasi untuk baja
dengan range 100 mm.
2. Letakkan probe pada posisi B. Indikasi akan muncul tepat di skala
10 pada layar.
3. Letakkan probe pada posisi C. Tidak ada indikasi yang muncul
pada layar.
4. Letakkan probe pada posisi B. Atur sweep length dan sweep delay
untuk menempatkan indikasi tepat pada posisi 5.0 dan 10.0.
Peralatan telah terkalibrasi untuk baja dengan range 200 mm.
5. Letakkan probe pada posisi C. Indikasi akan muncul di skala 10.0.
Kalibrasi probe sudut (70o) pada material V2
Prosedur :
1. Letakkan probe pada posisi B.
2. Atur posisi probe dan dengan memakai sweep length dan sweep
delay, munculkan indikasi pertama dan tertinggi pada skala layar
2.5 dan 10.0. Peralatan telah terkalibrasi untuk range 100 mm
3. Setelah alat dikalibrasi dan hasilnya ultrasonic flaw detector masih
layak untuk digunakan dan telah mendapakan exit pointnya, maka
penggunaan Ultrasonic flaw detector pada specimen dapat
dilakukan :
4. Oleskan minyak pada material uji
5. Arahkan probe dan gerakkan perlahan dsampai mendapatikan
kurva initial pulse dan kurva indikasi yang tertinggi
6. Setelah mendapatkan posisi dimana kurva indikasinya memilki
tinggi yang tertinggi
7. Lalu perhatikan nilai dari sound path, Surface distance dan depth
23
Berikut ini adalah data yang didapatkan ketika proses kalibrasi.
Sudut probe normal = 0°
Sudut probe sudut = 45°
Velocity blok kalibrasi = 3250 m/s
Exit point probe sudut = 13 mm
Range probe normal = 150 mm
Range probe sudut = 150 mm
Sedangkan data specimen yang diperoleh pada awalnya adalah hanya ketebalan sebesar
20 mm. Selain itu velocity yang digunakan sebesar 5920 m/s. Untuk pengujian,
digunakan pada material dengan ketebalan 25 mm.
24
3) Pada benda uji kode T507,
Dihasilkan ketebalan benda uji pada 5 spot:
BAB VI
25
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari makalah pengujian logam yang tidak merusak
adalah sebagai berikut :
1. Pengujian bahan adalah pengujian suatu material untuk mengetahui sifat mekanik,
cacat, dan lain-lain suatu material.
2. Non Destrtructive Testing (NDT) adalah aktivitas tes atau inspeksi terhadap suatu
benda untuk mengetahui adanya cacat, retak, atau discontinuity lain tanpa merusak benda
yang kita tes atau inspeksi.
4. Di setiap metode pengujian logam yang tidak merusak, terdapat kelebihan dan
kekuranagn masing masing.
5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa laporan Non Destructive Testing ini jauh dari kata
sempurna sehingga kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan
mengenai laporan diatas dengan sumber yang lebih banyak.
26