Anda di halaman 1dari 68

PERENCANAAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK

BEKAS DENGAN KAPASITAS 18 Kg/Jam

TUGAS AKHIR

DiajukanUntukMemenuhiSyarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya)


JurusanTeknikMesinPoliteknik Negeri Padang

Oleh:

Nama : Setio Nugroho


Nomor BP : 1001013051

Program Studi : Teknik Mesin


Konsentrasi : Produksi

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI PADANG
2016
No.Alumni SETIO NUGROHO No. Alumni Fakultas
................................... ........................................
BIODATA

(a)Tempat / tanggal lahir:Bukit Gading/15 Januari 1990 (b) Nama Orang


Tua: Kamidi (c) Fakultas: Politeknik Negeri Padang (d) Jurusan: Teknik
Mesin Konsentrasi: Produksi (e) No.Bp:1001013051 (f)Tanggal Lulus: 10
maret 2016(g) Prediket Lulus: (h) IPK: (i) Lama Studi: 5 Tahun Bulan(j)
AlamatOrang Tua:Jorong Durian Gadang, Kel.Koto Laweh,Kec.Koto
Besar , Kab.Dharmasraya, Sumatera Barat.
PERENCANAAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK
BEKAS DENGAN KAPASITAS 18Kg/Jam

Tugas Akhir DIII Oleh: Setio Nugroho

Pembimbing: 1. Asmed, ST.,MT 2. Drs.Dt Zuliardie

ABSTRAK
Berbagai persoalan masyarakat yang selalu muncul seiring dengan perkembangan jaman.
Masalah-masalah dominan yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat adalah masalah
sampah,antara lain sampah botol plastik.sampah kini sangat memungkinkan untuk bisa di daur ulang
kembali.Salah satu cara untuk membantu proses daur ulang tersebut adalah membuat mesin
penghancur botol sederhana, maka diharapkan dapat mampu meningkatkan efisiensi kerja.
Perencanaan Mesin Pencacah Botol Plastik Bekas ini adalah solusi untuk pengolahan
limbah botol plastik bekas. Karena dapat memanfaatkan teknologi sederhana untuk proses
pengolahannya.Proses pengerjaan mesinpencacah botol plastik bekas ini merupakan proses
pencacahan atau pemotongan pada botol-botol plasik bekas menjadi tatal-tatal atau chip,Daya total
dari mesin adalah 1.450 rpm, dimana dalam perencanaan daya adalah 3 Hp,kapasitas penghasilan
mencacah botol plastik adalah 18,67 kg/jam.Perencanaan mesin pencacah botol plastik bekas
sederhana ini,mudah dalam pengoperasian dan perawatanya.

Kata kunci : Perencanaan Mesin Pencacah Botol Plastik Bekas

Tugas akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada
tanggal:10 Maret 2016
Abstrak telah disetujui oleh Penguji:
Tanda
Tangan
Nama Asmed,ST.,MT Zulhendri,ST.,MT Bukhari,S.,ST.,MT Drs.Mulyadi,MT
Terang Ketua Sekretaris Anggota 1 Anggota 2

Mengetahui:
Ketua Jurusan Hanif, ST.,MT
Nip.19710902 199802 1 001 Tanda Tangan

Alumnus telah mendaftar ke Politeknik Negeri Padang dan mendapatkan nomor alumnus :

Nomor Alumni Fakultas Petugas Fakultas


Nama Tanda Tangan
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul
“Perencanaan Mesin Pencacah Botol Plastik Bekas Dengan Kapasitas 18
kg/jam”. Shalawat dan salam penulis sampaikan juga kepada Nabi Muhammad
SAW besertakeluarganya.

Tugas akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan AhliMadya (Amd) Teknik Mesin Politeknik Universitas Andalas
Padang. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak menemui kesulitan dan
hambatan, namun berkat bantuan berbagai pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini tepat waktu.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang setulusnya


kepada :

1. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan nasehat dan dukungan, jasa
bapak dan ibu tak akan pernah bias terbalaskan dan tak akan pernah
kulupakan.
2. Bapak Aidil Zamri, ST., MT selaku Direktur Politeknik Universitas
Andalas Padang.
3. Bapak Hanif, ST.,MT selaku Ketua Jurusan Mesin Politeknik
Universitas Andalas Padang.

4. Bapak Rakiman, ST.,MT selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin


Politeknik Universitas Andalas Padang.
5. Bapak Sir Anderson, ST.,MT selaku Ketua Program Studi Jurusan
Teknik Mesin Politeknik Universitas Andalas Padang.
6. Bapak Drs. Mulyadi, ST.,MT selaku Ketua Konsentrasi Produksi
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Universitas Andalas Padang

i
7. Bapak Junaidi, MT selaku Kepala Bengkel Teknologi Mekanik
Politeknik Universitas Andalas Padang.
8. Bapak Asmed, ST., MT selaku pembimbing 1 yang telah banyak
member petunjuk, saran, dan pengarahan dari penyusunan proposal
sampai selesai pembuatan tugas akhir ini.
9. Bapak Drs. Dt Zuliardi , MT selaku pembimbing 2 yang telah
banyak memberi petunjuk, saran, dan pengarahan dari penyusunan
proposal sampai selesai pembuatan tugas akhir ini.
10. Bapak-bapak teknisi bengkel teknologi mekanik Politeknik
Universitas Andalas Padang.
11. Teman- teman khususnya jurusan teknik mesin 010 yang telah
member semangat penulis dari awal perkuliahan sampai selesainya
tugas akhir ini dengan baik.
12. Dan semua pihak yang telah ikut serta dalam membantu selama
proses pembuatan tugas akhir ini sampai selesai.

Namun tak ada gading yang tak retak, dan tak ada manusia yang sempurna
begitu juga dengan tugas akhir ini yang belum sempurna. Kesempurnaan hanya
milik Allah SWT. Harapan penulis semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak yang menggunakan. Amin YaRobbal’Allamin.

Padang, maret 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBARAN PENGESAHAN

ABSTRAK

LEMBARAN ASISTENSI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. viii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3

1.3 Batasan Masalah .......................................................................................................... 3

1.4 Tujuan Perencanaan .................................................................................................... 3

1.5 Manfaat ........................................................................................................................... 4

1.6 Waktu dan Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ............................................................ 4

1.6.1 Bab I Pendahuluan ..................................................................................... 4

1.6.2 Bab II Tinjauaan Pustaka / Landasan Teori .......................................... 4

1.6.3 Bab III Metodologi ...................................................................................... 4

ii
1.6.4 Bab IV Perancangan ......................................................... 5

1.6.5 Bab V Perhitungan Biaya ................................................. 5

1.6.6 Bab VI Penutup ................................................................. 5

6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................
6
2.1 Botol Plastik ..................................................................................
7
2.2 Pencacah Botol Plastik ..................................................................
8
2.3 Cara Kerja Mesin ..........................................................................
8
2.4 Kekerasan Botol Plastik .................................................................
8
2.5 Elemen-elmen Mesin Yang Terkait Dalam Perencanaan .............
9
2.5.1 Pisau Pemotong ....................................................................
10
2.5.2 poros ....................................................................................
11
2.5.3 Pasak ...................................................................................
12
2.5.4 Batalan ................................................................................
15
2.5.5 Puli / Sabuk .........................................................................
16
2.5.6 Las,Mur,Baut Dan Sekrup ..................................................
21
BAB III METODOLOGI .................................................................
21
3.1 Diagram Alir Tugas Akhir ............................................................
22
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................
23
3.3 Jadwal Pekerjaan ..........................................................................
24
3.4 Proses Pembuatan Komponen .......................................................
24
3.4.1 Proses Pemotongan .............................................................

iii
3.4.2 Proses perataan ................................................................... 24

3.4.3 Proses Perlubangan ............................................................. 24

3.4.4 Proses Penghubungan ......................................................... 24

3.5 Proses Pembuatan Alat .................................................................. 25

3.5.1 Persiapan Gambar Kerja ..................................................... 25

3.5.2 Persiapan Bahan .................................................................. 25

3.5.3 Persiapan Alat ..................................................................... 25

3.5.4 Proses Pemberian Ukuran ................................................... 25

3.5.5 Proses Pemotongan ............................................................. 26

3.5.6 Proses Pengecekan .............................................................. 26

3.5.7 Proses Pembuatan ............................................................... 26

3.5.8 Proses Perakitan Komponen ............................................... 26

3.5.9 Pengecekan Kembali ........................................................... 27

3.5.10 Perakitan Mesin ................................................................ 27

BAB IV PERENCANAAN ................................................................ 28

4.1 Kreteria Perencanaan .................................................................... 28

4.2 Alat Yang Akan Direncanakan ..................................................... 28

4.3 Penentuan Perencanaan Dan Dimensi ........................................... 29

4.4 Metode Perencanaan ..................................................................... 29

4.4.1 Penentuan Daya .................................................................. 29

4.4.2 Pemilihan Motor Listrik ...................................................... 33

iv
4.4.3 Perencanaan Poros .............................................................. 34

4.4.4 Pemilihan Bantalan .............................................................. 40

4.5 Perencanaan Mekanisme Gerak ..................................................... 42

4.6 Perencanaan Sistem Transmisi ....................................................... 42

4.7 Perencanaan Koponen Mesin ......................................................... 47

4.7.1 Perencanaan Komponen Utama ........................................... 47

4.7.2 Perencanaan Rangka Mesin ................................................. 48

4.8 Ketersediaan komponen di Pasaran ............................................... 49

4.9 Assembling Komponen Mesin Pencacah Botol Plastik Bekas ...... 50

4.10 Kapasitas Penghasilan Potongan Botol Plastik ........................... 50

BAB V. ANALISA BIAYA ............................................................... 53

BAB VI. PENUTUP .......................................................................... 56

6.1 Kesimpulan ................................................................................... 56

6.2 Saran ...................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3.1 Bahan Yang Di Gunakan ...................................................................................... 23
3.2 Schedule Pengerjaan .............................................................................................. 23
4.1 Komponen Yang Di Gunakan ............................................................................. 49
4.2 Perkiraan Biaya ....................................................................................................... 54

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Skema konseptual Pengelolaan Sampah Secara Terpadu ............................. 2


2.1 Simbol untuk #1 PETE atau PET ......................................................................... 7
2.2 Nomenklatur Pisau Fres .......................................................................................... 9
2.3 Sudut Utama Fres Datar .........................................................................................10
2.4 Tatanan dari Sebuah Bantalan..............................................................................13
2.5 Macam Bantalan Peluru .........................................................................................14
2.6 Ukuran Penampang Sabuk – V ............................................................................16
2.7 Metode Pengelasan ..................................................................................................17
2.8 Baut Penjepit .............................................................................................................18
2.9 Macam-macam Sekrup...........................................................................................19
2.10 Macam-macam Mur ................................................................................................19
4.1 Alat yang akan dirancang ......................................................................................28
4.2 Dimensi Alat .............................................................................................................29
4.3 Motor Listrik .............................................................................................................33
4.4 Diagram benda bebas komponen pada arah X – Y ........................................35
4.5 Komponen pada arah X – Z ..................................................................................37
4.6 Dimensi poros ...........................................................................................................39
4.7 Pillow block (bantalan) ..........................................................................................40
4.8 Dimensi bantalan .....................................................................................................41
4.9 Dimensi pulley..........................................................................................................46
4.10 Dudukan Pisau ..........................................................................................................48
4.11 Rangka mesin ............................................................................................................49
4.12 Assembling komponen mesin ..............................................................................50

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Mesen Pencacah Botol Plastik Bekas


Casing Atas
Poros dan Dudukan Pisau
Pisau gerak dan Pisau Tetap
Casing Bawah
Rangka Atas Kiri Kana dan Rangka Atas Depan Belakang
Skor Belakang dan Kiri Kanan
Kaki Dudukan Motor dan Dudukan Motor
Kaki Rangka dan Rangka Bawah kiri kanan

viii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Berbagai persoalan yang menyangkut masalah kehidupan masyarakat

akan selalu muncul seiring dengan perkembangan jaman. Masalah-masalah

dominan yang sering menjadi polemik dalam kehidupan masyarakat adalah

masalah sampah yang erat kaitannya dengan lingkungan. Sampah adalah benda

padat hasil samping dari kegiatan manusia atau makhluk lain, menyusul produk

dan peristiwa alam. Karakteristik sampah sendiri dibagi menjadi sampah organik

dan anorganik. Jenis sampah dengan persentase organik yang tinggi sangat cocok

diolah menjadi kompos, sumber gasbio dan sejenisnya. Sedang komponen

anorganik mempunyai potensi sebagai bahan daur ulang yang juga cukup

potensial seperti plastik, kertas, logam/kaleng, kaca, karet. Berdasarkan

kenyataannya tersebut, akan lebih baik bila pengurangan jumlah sampah

dilakukan melalui proses pengolahan sampah yang terpadu.

Dewasa ini kesadaran umat manusia untuk kembali menjaga

keseimbangan alam mulai timbul, tentunya setelah manusia menyadari bahwa bila

hal ini dibiarkan maka kemungkinan dalam waktu relative singkat alam akan

kehilangan potensinya. Demikian pula perkembangan teknologi mengarah ke

teknologi yang berwawasan lingkungan dan hemat energi. Teknologi daur ulang

sampah kini sangat memungkinkan untuk menjadikan sampah sebagai barang

yang berharga dan dapat di perjual belikan.

1
Sumber timbunan sampah
Bahan Daur Ulang
(terjadi pemilihan/source Industri daur
ulang reduction)

Pengumpulan
(ada pemilihan)

Senitary Landfill
Pembuatan produk
(SLF)
Dan insenerator lain

Pengangkutan

Pemilihan Komposting Konsumen

Gambar 1.1 Skema konseptual Pengelolaan Sampah Secara Terpadu


Sumber : Diklat Kuliah TL-3150/ITB, http://tsabitah.wordpress.com

Botol plastik bekas kemasan air minum yang terbuat dari bahan PET

(Polyethylene-Therephthalate), masih banyak mengandung bahan yang dapat di

manfaatkan kembali untuk daur ulang. Dengan adanya kandungan bahan-bahan

yang masih bisa digunakan untuk proses daur ulang (recycle), maka botol bekas

kemasan air minum yang selama ini dibuang begitu saja, perlu diupayakan

pengumpulan dan sekaligus dihancurkan menjadi tatal-tatal (chip). Salah satu cara

untuk membantu proses penghancuran botol - botol tersebut adalah membuat

mesin penghancur botol sederhana, maka diharapkan dapat mampu meningkatkan

efisiensi kerja.

2
1.2. Rumusan Masalah

Proses daur ulang terutama bahan baku botol plastik bekas kemasan air

minum yang masih beraneka ragam bentuknya, maka terlebih dahulu dihancurkan

agar menjadi tatal (chip) supaya proses daur ulang lebih cepat dan efisiensi tempat

penampungan sementara. Untuk menjawab permasalahan tersebut, diperlukan

suatu alat tepat guna yaitu Mesin Penghancur Botol Plastik yang sederhana dan

diharapkan dapat meningkatkan efisiensi kerja.

1.3. Batasan Masalah

Dalam pelaksanaan tugas akhir ini penulis membahas “Perencanaaan Mesin

Pencacah Botol Plastik Bekas”. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam

penulisan tugas akhir ini adalah desain konsep konstruksi mesin, proses pembuatan,

pemilihan material, perhitungan biaya produksi, perhitungan komponen utama, perawatan

mesin, gambar susunan, dan gambar bagian mesin sehingga mesin dapat bekerja secara

maksimal.

1.4. Tujuan Perencanaan

Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk menghasilkan sebuah

rancangan mesin pencacah botol plastik bekas sederhana, serta mudah dalam

pengoperasian dan perawatanya.

3
1.5. Manfaat

Manfaat dari perencanaan dan pembuatan mesin penghancur botol

bekas kamasan air minum ini adalah sebagai berikut :

 Membantu dalam proses daur ulang sampah khususnya botol plastik bekas.


 Dapat dipakai untuk home industri karena konstruksinya yang sederhana dan

harganya yang relatife murah.

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah proses pembahasan, penyusunan, serta pembahasan


dalam Tugas Akhir ini, penulis menguraikan semua dalam beberapa bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini berisikan Latar Belakang Masalah, Tujuan Perencanaan, Alasan


Pemilihan Judul, Batasan Masalah dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA/LANDASAN TEORI

Bagian ini berisikan tinjauan pustaka dan landasan teori. Isi tinjauan pustaka dan
landasan teori hampir sama dengan yang disajikan pada proposal TA, hanya saja
sudah dilakukan penjabaran yang lebih detail.

BAB III METODOLOGI

Bagian ini berisikan tentang langkah-langkah atau metodologi penyelesaian


masalah dalam pembuatan tugas akhir.

4
BAB IV PERANCANGAN

Bagian ini berisikan tentang proses perencanaan dan hasil. Pembahasan tentang
hasil yang diperoleh dibuat berupa penjelasan teoritis, baik secara kualitatif,
kuantitatif dan statistik. Serta melakukan pembandingan dari hasil penelitian
sebelumnya.

BAB V PERHITUNGAN BIAYA

Bagian ini berisikan perhitungan biaya pembuatan alat, mulai dari biaya
pembelian komponen, pembelian bahan, dan upah tenaga kerja.

BAB VI PENUTUP

Bagian ini berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan adalah memberikan


gambaran akhir dari pembahasan. Saran dibuat berdasarkan pengalaman penulis
untuk ditujukan kepada para pembaca atau mahasiswa yang ingin melanjutkan
atau mengembangkan pembahasan ini.

DAFTAR PUSTAKA

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botol Plastik

Botol Plastic kemasan air minum yang terbuat dari polyethylene

terephthalate atau PET, didesain hanya untuk sekali pakai ini aman dipakai 1-2

kali saja. Jika ingin memakainya lebih lama, tidak boleh lebih dari seminggu dan

harus ditaruh di tempat yang jauh dari sinar matahari. Kebiasaan mencuci ulang

dapat membuat lapisan plastik rusak dan zat karsinogen masuk ke air yang di

minum. Sementara itu, di masyarakat masih banyak orang yang mempergunakan

botol plastik bekas pakai berulang-ulang. Botol plastik bekas minuman mineral

atau minuman ringan berukuran satu liter, misalnya, sering digunakan sebagai

tempat air minum. Bahkan botol plastik berukuran lebih kecil dan sudah diisi

berulang-ulang sering disimpan di dalam mobil yang rawan terkena panas.

Untuk mengetahui jenis plastik yang digunakan mengemas minuman, di

bagian bawah botol plastik selalu ada nomor dalam tanda segitiga panah

melingkar. Nomor yang tertera biasanya adalah nomor satu sampai tujuh. Nomor-

nomor tersebut merupakan jenis botol plastik yang digunakan membuat wadah.

Adapun tanda panah melingkar merupakan tanda daur ulang. Tetapi, pada

kenyataannya tidak semua botol plast ik dapat didaur ulang dan digunakan

kembali seperti penggunaan semulan #1 PETE atau PET (polyethylene

terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus

pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman

1
lainnya. Botol-botol dengan bahan #1 dan #2 direkomendasikan hanya untuk

sekali pakai.

Gambar 2.1. Simbol untuk #1 PETE atau PET

Sumber : http://www.mupeng.com/forum/showthread

2.2. Penghancur Botol

Sistim dari penghancur botol plastik menggunakan prinsip kerja mesin

frais horizontal dimana dalam penerapannya perlu diperhatikan beberapa hal

mengenai gaya-gaya yang timbul dan daya poros pengerak.

Definisi dari pencacah botol plastik adalah memotong bagian-bagian

dari botol plastik dengan pisau pemotong yeng berputar mengiris dengan

kedalaman yang ditentukan dan laju pemakanan yang diperhitungkan. Maka

kedua bagian tersebut menjadi terpisah atau terpotong.

2
2.3. Cara Kerja Mesin

Mesin pencacah botol plastik ini saling berkaitan dengan elemen-elemen

pendukung yang lain, sehingga dihasilkan suatu mekanisme yang kompak tetapi

dengan prinsip yang sederhana.

Gerakan yang serempak dari alat pencacah didapatkan dari putaran

poros yang digerakan oleh elektro motor dengan gaya yang direncanakan. Secara

garis besar cara kerja alat adalah sebagai berikut :

 Pisau pencacah berputar oleh gaya pengerak dari elektro motor, setelah

daya listrik dihidupkan.



 Botol plastik bekas yang terlebih dahulu digepengkan (agar bisa masuk)

diumpankan, dan pisau pencacah mulai mencabik-cabik hingga menjadi

tatal (chip).

 Tatal (chip) hasil pemotongan jatuh sendiri dicorong pengeluaran dan

ditampung di tempat bak yang disediakan.

2.4. Kekerasan Botol

Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jenis bahan dari pisau

maka perlu diketahui dahulu kekerasan dari dimensi bahan yang akan dipotong

yaitu botol plastik bekas kemasan air minum mineral.

2.5. Elemen-elemen Mesin Yang Terkait Dalam Perencanaan

Mesin pencacah botol plastik adalah suatu gabungan dari beberapa

elemen yang saling mendukung sistim kerja dengan kompak dan menghasilkan

sistim operasi kerja yang diharapkan.

2.5.1. Pisau Pemotong

3
Pahat bermata ganda (multiple cutting tool) pada dasarnya merupakan

suatu seri dari pahat bermata tunggal yang dipasang pada suatu pemegang khusus

atau merupakan suatu tool tersendiri dengan sejumlah mata potong (cutting edge).

Pahat bermata ganda dipakai pada :

1. Mesin perkakas dengan gerak relative linier seperti pada mesin broc dan

mesin gergaji.

2. Mesin perkakas dengan gerakan relatife rotasi, seperti mesin gurdi, mesin

fres, dan mesin gerinda.

Gambar 2. 2 Nomenklatur Pisau Fres

Sumber : Muin Syamsir A., Dasar-dasar Perencanaan., Hal. 79

Tiap-tiap mata (blade) dari pisau mempunyai sebuah rake angle dan

clearance angle. Rake angle adalah sudut antara cutting edge dan radial line

(garis dari pusat cutter ke puncak cutting edge). Umumnya rake angle berkisar

antara 10o – 15o sudut clearance (clearance angle) penting untuk memungkinkan

gigi-gigi cutter untuk membersihkan benda kerja dan tidak menyebabkan gesekan

yang tak berguna sesudah cutting edge selesai melaksanakan tugasnya.

Pada umumnya primary clearance angle yang dipakai 5o dan untuk

secondary clearance angle ditambah 30o. Helix angle praktis dimiliki oleh miling

4
cutter yang modern, yang mengatur gigi-gigi cutter dalam sudut miring (helical

angle). Untuk pemotongan ringan dan kecepatan yang rendah helical angle 15o,

tetapi untuk pekerjaan produksi helical angle antara 45o s/d 52o.

Gambar 2. 3 Sudut Utama Fres Datar

Sumber : Muin Syamsir., Dasar-dasar Perencanaan., Hal. 80

2.5.2. Poros

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.

Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama - sama dengan putaran.

Disamping meneruskan daya dari sumber tenaga melalui putaran, kadang-kadang

poros digunakan untuk menopang beban. Poros dapat diklasifikasikan menurut

pembebanannya sebagai berikut :

1. Poros Transmisi

Poros ini mendapat beban puntir murni atau puntir lentur. Daya

ditransmisikan pada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau

sprocket rantai dan lain-lain.

2. Spindel

5
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas,

dimana beban utamanya berupa puntiran disebut spindle. Syarat-syarat

yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk

serta ukurannya harus teliti.

3. Gandar

Poros ini yang dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana tidak

mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar

disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika

digerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir

juga.

2.5.3. Pasak

Pasak (Key Pin) adalah salah satu elemen mesin yang dapat dipakai

menempatkan barang bagian-bagian mesin seperti roda gila, sprocket, puli,

kopling dan lain-lain. Selain itu penggunaannya juga sebagai pengaman posisi,

pengaturan kekuatan putar atau kekuatan luncur dari naf terhadap poros,

perletakan kuat dari gandar, untuk sambungan flexible atau bantalan, penghenti

pegas, pembatas gaya, pengaman sekrup dan lain-lain.

2.5.4. Bantalan

Bantalan (bearings) adalah elemen mesin yang berfungsi untuk

menumpu beban dari poros, dan mereduksi adanya gesekan yang ada sehingga

dapat mengurangi kerugian daya penggerak. Secara umum bantalan dapat

dibedakan atas dua bentuk :

6
 Bantalan luncur (journal bearings)

Pada bantalan luncur terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan

karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara

lapisan pelumas. Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi

dengan beban besar. Bantalan ini sederhana konstruksinya dan dapat dibuat serta

dipasang dengan mudah. Karena gesekannya yang besar pada waktu mulai jalan,

bantalan luncur memerlukan momen awal yang besar. Pelumasan pada bantalan

ini tidak begitu sederhana. Panas yang timbul dari gesekan yang besar, terutama

pada beban besar, memerlukan pendinginan khusus. Sekalipun demikian, karena

adanya lapisan pelumas, bantalan ini dapat meredam tumbukan dan getaran

sehingga hampir tidak bersuara. Tingkat ketelitian yang diperlukan tidak setinggi

bantalan gelinding sehingga dapat lebih murah.

 Bantalan gelinding (rolling bearings)

Bantalan gelinding ini terjadi gesekan antara bagian yang berputar dengan

yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum, dan

rol bulat. Bantalan gelinding pada umumnya lebih cocok untuk beban kecil dari

pada bantalan luncur, tergantung pada bentuk elemen gelindingnya. Putaran pada

bantalan ini dibatasi oleh gaya sentrifugal yang timbul pada elemen gelinding

tersebut. Keunggulan bantalan ini adalah pada gesekannya yang sangat rendah.

Pelumasannya pun sangat sederhana, cukup dengan gemuk, bahkan pada yang

memakai sil sendiri tidak perlu pelumasan lagi. Meskipun ketelitianya sangat

tinggi, namun karena adanya gerakan elemen gelinding dan sangkar, pada putaran

tinggi bantalan ini agak gaduh dibandingkan dengan bantalan luncur.

7
Gambar 2.4 Tatanan dari Sebuah Bantalan

Sumber : Aris Widyo N. Elemen Mesin I BAB V

Banyak didapatkan beberapa keuntungan dari bantalan gelinding

terhadap bantalan luncur :

a) Gesekan mula yang jauh lebih kecil dan pengaruh yang lebih kecil dari

jumlah putaran terhadap gesekan.

b) Gesekan kerja lebih kecil sehingga penimbulan panas lebih kecil pada

pembebanan yang sama.

c) Penurunan waktu pemasukan dan pengaruh dari bahan poros.

d) Pelumasan terus menerus yang sederhana dan hamper bebas pemeliharaan

pada jumlah bahan pelumas yang jauh lebih sedikit.

e) Kemampuan dukung yang lebih besar setiap lebar bantalan.

f) Normalisasi dari pengukuran luar, ketelitian (presisi), pembebanan yang

diijinkan dan perhitungan dari umur kerja, berhubungan dengan

8
pembuatan yang bermutu tinggi dalam pabrik khusus dan dari sini

memberikan keuntungan untuk penggunaan suku cadang.

Gambar 2.5 Macam Bantalan Peluru

Sumber : Sularso., Perencanaan dan Pemilihan., Hal 129

Bahan yang tepat untuk dipakai sebagai bantalan harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

1) Poros tapnya harus mudah meluncur pada bahan bantalan. Ini berarti

bahwa koefisien licin dari bahan harus tinggi.

2) Bahwa bantalan harus mampu menerima beban tanpa berubah bentuknya.

Maka bantalan harus cukup keras dan kenyal.

3) Panas yang disebabkan oleh gesekan harus dapat disalurkan melalui

bantalan, maka bahan bantalan harus mempunyai kemampuan untuk

menterap dan menyalurkan panas tanpa perubahan sifat suhu yang tinggi.

4) Untuk menghindari kemacetan, maka bahan bantalan harus mempunyai

koefisien memuai yang kecil.

9
2.5.5. Puli - Sabuk

Puli - Sabuk pada prinsipnya mempunyai prinsip yang sama dengan

sprocket rantai. Pemakaian puli-sabuk ini dengan pertimbangan bahwa bila terjadi

mekanisme kerja yang tidak diharapkan pada mesin, maka tidak akan

mengakibatkan kerusakan pada elemen yang lain mengingat sifat-sifat pilu-sabuk

yang dapat slip. Elemen ini fungsinya sama dengan roda gigi, dan digunakan pada

konstruksi tertentu pada mesin penghancur ini digunakan untuk mentransmisikan

daya dari motor listrik ke poros pisau.

 Sabuk – V

Sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapezium.

Tenunan teteron dan semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk untuk

membawa tarikan yang besar

Gambar 2.6 Ukuran Penampang Sabuk – V

Sumber : Sularso, Perencanaan dan Pemilihan., Hal 164

10
Sabuk – V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk – V pula. Bagian

sabuk yang sedang membelit pada puli ini mengalami lengkungan lebar bagian

dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena

pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan transmisi daya besar pada

tegangan yang relatif rendah.

2.5.6 Las, Mur Baut dan Sekrup

Dalam suatu konstruksi mesin diperlukan sambungan-sambungan,

Selain dari pada itu juga karena kebutuhan rencana konstruksi :

a) Las

Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam menjadi satu

akibat panas dengan atau tanpa tekan, Pada pengelasan tekan, bagian yang hendak

disambung diisi sedemikian rupa dengan suatu bahan cair, sehingga pada waktu

yang sama tepi bagian yang berbatasan tersambung. Secara simbolik macam

pengelasan sebagai berikut :

Gambar 2.7. Metode Pengelasan

Sumber : Aris Widyo.N., Elemen Mesin I., Hal 38

11
b) Baut – Mur dan Sekrup

Mur – Baut dan Sekrup untuk menyambung bagian elemen mesin satu

dengan yang lainnya dalam satu konstruksi. Sambungan ini dapat dilepas jika

salah satu elemennya mengalami rusak atau aus. Menurut pemakaiannya baut

dapat dibedakan menjadi :

1) Baut Jepit, dapat berbentuk :

a. Baut tembus : Untuk menjepit dua bagian melalui lubang tembus, dimana

jepitnya diletakkan pada mur.

b. Baut Tap : Untuk menjepit dua bagian, dimana jepitan diletakkan dengan

ulir ditapkan pada salah satu bagian.

c. Baut Tekan : Merupakan baut tanpa kepala dan berulur pada kedua

ujungnya. Untuk dapat menjepit bagian baut ditanam pada salah satu

bagian yang mempunyai lubang bentuk, dan jepitan diletakkan dengan

mur.

Gambar 2.8. Baut Penjepit

Sumber : Sularso., Perencanaan dan pemilihan., Hal 293

12
2) Sekrup Mesin

Sekrup mesin ini mempunyai diameter sampai 8 mm dan untuk

pemakaian khusus tidak ada beban besar. Kepalanya mempunyai alur lurus atau

lurus atau silang untuk dapat dikuatkan dengan obeng. Macam-macam sekrup

mesin :

a. Kepala bulat alur silang.

b. Kepala bulat beralur lurus.

c. Macam panci.

d. Kepala rata alur bersilang.

e. Kepala benam lonjong.

Gambar 2.9. Macam-macam Sekrup

Sumber : Sularso, Hal 294

3) Mur

Pada umumnya mur mempunyai bentuk segi enam. Tetapi untuk

pemakaian khusus dapat dipakai mur sebagai berikut :

13
Gambar 2.10. Macam-macam Mur

Sumber : Sularso, Hal. 295

a. Mur bulat

b. Mur flens

c. Mur tetap

d. Mur mahkota

e. Mur kuping

4) Roda Gila/Roda Daya (flywheel)

Sebuah roda gila (flywheel) adalah sebuah massa berputar yang

digunakan sebagai penyimpan tenaga dalam mesin. Jika kecepatan dari mesin

ditambah, tenaga akan tersimpan dalam roda gila, dan jika kecepatan dikurangi,

tenaga akan dikeluarkan oleh roda gila. Mengingat tegangan-tegangan dalam

pelek dan lengan adalah disebabkan oleh gaya-gaya sentrifugal yang merupakan

fungsi dari kecepatan, kecepatan (V) biasanya dibatasi sampai 30 m/det untuk besi

tuang dan 40 m/det untuk baja.

14
BAB III
METODOLOGI

3.1 Diagram Alir Tugas Akhir


Dibawah ini diagram aliran tugas akhir mulai dari pembuatan proposal
sampai selesainya tugas akhir perancangan mesin penghancur botol plastik bekas.

Mulai

Kebutuhan Alat

Analisis masalah, spesifikasi produk dan perencanaan proyek

Perancangan konsep produk

Kinerja
Mesin Perancangan produk

Tidak Tidak
Sesuai Sesuai
Evaluasi produk hasil
rancangan gambar

Dokumen untuk
pembuatan

Selesai

Gambar 2.14. Diagram Alir Tugas Akhir

1
3.2 Alat dan Bahan
Pembuatan tugas akhir ini mencakupi alat dan bahan yang akan digunakan.
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah:
A. Alat
Perencanaan Mesin Pencacah Botol Plastik Bekas ini dibuat dengan
menggunakan peralatan-peralatan utama, antara lain mesin konvensional,
alat-alat perkakas dan alat ukur. Adapun mesin yang digunakan dalam
pengerjaannya adalah:
1. Mesin Bubut
2. Mesin Milling
3. Mesin Bor
4. Mesin Gerinda
5. Mesin Las
6. Mesin Pemotong Plat
7. Mesin Bending Plat
Selain itu, adapun peralatan perkakas yang digunakan dalam pembuatan
tugas akhir ini adalah:
1. Gergaji potong
2. Penggores
3. Penitik
4. Palu
5. Ragum
6. Kikir
7. Pahat bubut
8. Cutter Milling
Untuk menyesuaikan dimensi alat yang dibuat dengan hasil perhitungan
maka perlunya dilakukan pengukuran. Adapun alat ukur yang akan
digunakan adalah:
1. Jangka sorog
2. Mistar baja
3. Meteran

2
B. Bahan
Berdasarkan perencanaan bahan-bahan yang akan digunakan dalam
pembuatan alat adalah:
Tabel bahan yang di gunakan:

No Bahan yang Di Gunakan GAMBAR

1. Elektroda RB 26
2. Mata pisau
3. Kedudukan Mata Pisau
4. Baja Profil L UNP 50mm x 38mm
5. Plat
6. Rubber V-Belt

7. ST 37
8. Pulley
9. Baut

Tabel : 3.1 Bahan Yang Di Gunakan


3.3 Jadwal Pekerjaan
Dalam manajemen produksi, kegiatan suatu produksi akan berjalan dengan
baik bila ada schedule (jadwal) kegiatan. Dengan jadwal kegiatan produksi lama
waktu proses produksi suatu mesin dapat ditentukan dan dapat memudahkan
perencanaan anggaran biaya terutama pada upah kerja. Selain itu jadwal kegiatan
yang teratur bisa menurunkan biaya produksi mesin.
Di bawah ini merupakan jadwal kegiatan produksi dalam perencanaan
Mesin Penghancur Botol Plastik Bekas :
No Kegiatan Jadwal

November Desember Januari Februari Maret


I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Pembuatan
Proposal
2 ACC Proposal
3 Pembuatan
Laporan
4 ACC Laporan

3
Tabel 3.2. Schedule Pengerjaan

3.4 Proses Pembuatan Komponen

Proses pembuatan mata pisau dibuat untuk dipasangkan pada poros agar

mata pisau dan poros dapat dipasangkan secara benar tanpa melakukan kesalahan

dalam proses produksi serta tepat dalam penempatan permesinan. Pembuatan

mata pisau akan dijelaskan satu – persatu seperti dibawah ini :

1. Proses pemotongan

Proses pemotongan dilakukan untuk menentukan ukuran mata pisau yang

akan dibuat, kemudian diukur panjang dan lebarnya agar mendapatkan

hasil yang diinginkan. Tanpa membuang bahan dan mempermudah dalam

proses pembuatan mata pisau.

2. Proses perataan

Proses perataan dilakukan agar mata pisau yang sudah terlebih dahulu

dipotong dan ditentukan panjang dan lebarnya menjadi tajam karena

ketajaman mata pisau menentukan hasil pencacahan botol plastik.

3. Proses perlubangan

Proses perlubangan atau proses drilling dilakukan untuk membuat lubang

pada mata pisau yang sudah dibentuk sesuai dengan ukuran pasak pada

poros yang sudah di buat sebelumnya agar tidak terjadislip ketika mata

pisau berputar dan untuk mempermudah pelepasan pada mata pisau

sehingga mudah diganti.

4. Proses penghubung

4
Poros penghubung digunakan sebagai kedudukan mata pisau dan sebagai

penghubung antara puli kesilinder mata pisau, jumlah poros pengubung

tersebut dibuat sebanyak satu buah.

3.5 Proses Pembuatan Alat

Pemilihan suatu alat atau perkakas sangat diutamakan agar pekakas yang

digunakan tepatdalam penggunaannya. Pemilihan bahan juga sangat menentukan

suatu mesin karena penentuan suatu bahan sangat mempengaruhi umur dan hasil

benda yang dibuat. Produk harus dirancang agar harga bahan, ongkos dan yang

paling utama adalah menghemat waktu pengerjaan atau waktu produksinya.

Karena dalamsekali produksi membutuhkan waktu yang sangat lama.Untuk itu

dalam proses permesinan pencacah botol plastik memerlukan

perencanaan yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Persiapan Gambar Kerja

Merupakan tahap awal dari proses pembuatan mesin pencacah botol

plastik. Persiapan ini sangatlah penting untuk dilakukan karena tanpa

gambar kerja kita akan mengalami kesulitan dalam pembuatan pesin

pencacah botol plastik.

2. Persiapan bahan

Merupakan tahapan untuk menentukan kekuatan dan kualitas dari proses

permesinan mesin pencacah botol plastik dan persiapan bahan bertujuan

untuk mempermudah dan memperpendek waktu non produktif proses dari

pembuatan mesin pencacah botol plastik.

3. Persiapan alat

5
Alat dan mesin yang digunakan untuk membuat mesin pencacah botol

plastik telah dilampirkan pada sub bab alat dan bahan.

4. Proses pemberian ukuran

Merupakan suatu proses untuk menentukan ketepatan ukuran dalam

pembuatan mesin pencacah botol plastik sehingga dapat direncanakan

besar dan hasil dari suatu produk.

5. Proses pemotongan

Setelah proses pengukuran dilakukan maka bahan untuk pembuatan mesin

pencacah botol plastik di potong sesuai pentuk danukuran yang sudah di

rancang.

6. Proses pengecekan

Pada proses pengecekan dilakukan untuk mengurangi terjadinya kesalahan

pada proses pembuatan mesin pencacah botol plastik. Bahan yang sudah

diukur dan di potong dicek apakah terjadi kelebian atau kekurangan dalam

pemotongan maka akan diperbaikan kembali, tetapi jika benar maka proses

akan dilanjutkan kembali.

7. Proses pembuatan

Proses pembuatan komponen merupakan langkah yang paling utama


karena pada proses ini akan dibuat sebuah produk yang sesuai dengan
rancangan dengan menggunakan mesin tertentu dan peralatan dimana
bahan yang digunakan telah disiapkan terlebih dahulu.
8. Proses perakitan komponen

6
Proses perakitan merupakan langkah untuk menyatukan komponen –

komponen yang sudah di buat menjadi suatu mesin yaitu mesin pencacah

botol plastik sehingga dapat digunakan dan di jalankan untuk mencacah

botol plastik.

9. Pengecekan kembali

Pada proses pengecekan dilakukan untuk mengurangi terjadinya kesalahan

pada proses pembuatan mesin pencacah botol plastik.Bahan yang sudah

diukur dan di potong dicek apakah terjadi kelebian atau kekurangan dalam

pemotongan maka akan diperbaikan kembali, tetapi jika benar maka

proses akan dilanjutkan kembali.

10. Perakitan mesin

Perakitan mesin dilakukan untuk membuat mesin pencacah

botol plastik agar dapat dioprasikan untuk uji coba mesin pencacah

botol plastik.

7
BAB IV

PERENCANAAN

4.1 Kriteria Perencanaan


Perencanaan adalah aplikasi kreativitas untuk merumuskan dan
memberikan solusi atas suatu permasalahan, atau memberikan solusi yang sudah
dipecahkan dengan cara yang berbeda. Kriteria perencanaan mesin penghancur
plastik sebagai berikut:


 Konstruksi mesin yang akandirancang bentuknya sederhana, dan
mudah dipindah-pindahkan
 
Mudah dalam pengoperasian dan perawatannya

4.2 Alat Yang Akan Dirancang


Mesin pencacah botol plastik sebenarnya dapat dirancang dalam berbagai
bentuk dan model, asalkan semua bentuk, model dan prinsip kerjanya sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu menghasilkan produksi plastik dan
memuat kepentingan serta pemanfaatannya.
Alat ini merupakan mesin penghancur plastik yang berfungsi untuk
menghancurkan botol plastik (pencacah botol plastik), pada mesin ini motor listrik
ditempatkan dibawah dan saringan masuk diletakan diatas. Mesin pencacah botol
plastik ini memiliki saringan pengeluaran sebagai tempat keluarnya botol plastik
yang sudah dicacah (dihancurkan). Poros digerakkan oleh motor listrik yang
dihubungkan dengan puli, sedangkan puli digerakan oleh motor listrik melalui V-
belt.

Gambar 4.1 Alat yang akan dirancang

1
4.3 Penentuan Perencanaan dan Dimensi
Dalam proses perencanaan ini, maka alternatif mesin yang dipilih adalah
alternatif 1, karena dalam perancangan mesin tersebut lebih efektif dengan
menggunakan daya motor listrik 3 hp dan dimana alat ini juga mudah diatur dalam
penyetelan pisau dan mesin ini memiliki corong pengeluaran sebagai tempat
keluarnya hasil pencacahan botol plastik dan tempat masuknya bahan plastik
dengan adanya penutup agar hasilnay tidak berserakan dimana-mana, sehingga
memungkinkan pemilik Mudah dalam pengoperasian dan perawatannya
Mesin ini memiliki dimensi panjang 800 mm, lebar 450 mm, dan Tinggi
1100 mm.

Gambar 4.2 Dimensi Alat

4.4 Metode Perencanaan


Dalam Perencanaan Mesin pencacah botol plastik, dilakukan beberapa
pertimbangan design dan analisa perhitungan, dimana hal ini bertujuan untuk
menghasilkan alat yang dibutuhkan di lapangan.

4. 4.1 Penentuan Daya


Daya Untuk Penghancuran Botol Plastik
Data teknik

2
Diameter dan panjang poros :

 Diameter luar Poros (DL) = 40 mm


 Diameter dalam Poros, (Dd) = 18 mm
 Panjang Poros, (L) = 780 mm
 Massa Poros, (m) = 7 kg

Untuk memperoleh daya pada mesin pemotong plastik dilakukan


pengukuran gaya pada puli poros pemotong botol plastik dengan menggunakan
alat pengukur gaya pada saat poros pemotong dan rumah mesin pemotong botol
plastik terpenuhi oleh bahan botol plastik yang akan dipotong.

Fs = Ks.As

Ks = 0.86 Su = 17.7 Mpa

Su 17.7 N
 mm2


Ks  0.86x 17.7
N
mm2 
15.22 N
 mm2

 
Luas penampang pisau ;

1
As  2xaxt
1
 2 x 10 x 3.64mm2

 18.2 mm 2





 antara pisau dan plastik ;
Tahanan Geser
 Fs = Ks.As

N
 15.22 mm x18.2 mm2

= 277.04 N

3

Torsi pada pisau putar

T1 T1 
 ; = Fs.R
= 277.04Nx0.0535m =14.2 Nm
 
Torsi pada poros ;
T
2
I
poros  x 
Dimana Inersia poros adalah

1
I poros  2xmxr2
1
 x 7kg x 0.0535m2
2

  2xxn
t 60
 2 x  x 466rpm
60
rad
 48.8 s

rad
  48.8
s 5s
rad
 9.76 s2

Maka torsi pada poros adalah

rad
T2  0.01kg.m2 x 9.76 s2
 0.0976N.m



 
Torsi pada Fly Wheel ;
T
3
I
fly wheel x
rad
 2.41kg.m x 9.76 s 2
 23.52 N.m

4
 
Torsi total
Ttot  T1  T2  T3
  14.82N.m  0.0976N.m  23.52N.m
 38.4376N.m

 
Daya :

P  Ttot x 
rad
 38.4376N.m x48.8 s
 1875.75488 Watt
 1875.75488Watt
746
 2.5Hp  3Hp

Selain gaya-gaya diatas pada komponen juga terjadi momen inersia massa,
dimana besarnya adalah sebagai berikut

 Inersia Massa Puli kecil



Dimana ; D = 0, m, puli Bertingkat

I  12 mR2

= 0,52,790,0572

= 4,38103 kg.m2
 Torsi pada puli kecil
T  I 

 4,38103o 9,76 rad / s 2 0,042 Nm

P = T 

= 0,042 48,8

= 2,08 Watt

5
 Inersia Massa puli besar

Dimana ; D = 0,18 m, pu+li kecil

I  12 mr2

= 0,53.20,182

= 0,05 kg.m2

 Torsi pada puli besar


T  I 

 0,059,76 0,48 Nm

P = T 

= 0,4848,8rad / s2

= 23,4 Watt

4.4.2 Pemilihan Motor Listrik

Gambar. 4.3 Motor Listrik

Motor listrik merupakan komponen standar yang dipilih sebagai tenaga


pengerak pada sistem tranmisi. Pemilihan motor listrik disesuaikan dengan
kebutuhan penggunaan sesuai dengan data perencanaan.

6
Hasil perhitungan yang menjadi acuan pemilihan motor listrik adalah daya
yang dibutuhkan mesin pencacah botol plastik. Dari perhitungan diperoleh daya
untuk memutarkan poros, dengan perhitungan torsi dan gaya inersia massa
komponen, masing-masing sebesar, torsi 38.4376 N.m, torsi pada puli kecil 0,042
N.m, torsi pada puli besar, 0,48 N.m dan daya mesin penghancur plastik sebesar
1875,75 Watt, 2,08 Watt, 23,4 Watt Mengingat faktor gesekan antara pisau
dengan plastik yang mungkin terjadi maka daya-daya yang diperoleh tersebut
dikalikan dengan koefisien gesekan sebesar 0,7 sehingga daya aplikasi adalah
sebagai berikut :

 Daya ply wheel, poros dan pisau untuk mesin pencacah botol plastik
(penghancur), dengan perhitungan Torsi adalah 1875,75 Watt

 Daya akibat puli kecil adalah 2,08 Watt

 Daya akibat puli besar adalah 23,4 Watt
Daya total = 1875,75 + 2,08 + 23,4 Watt = 1901,23 Watt

= 2,54’ hP  3 hp

Jadi, dari perhitungan diatas motor listrik yang digunakan untuk mesin
pencacah botol plastik adalah sebesar 3 hP.

4.4.3 Perencanaan Poros

Bentuk dan dimensi poros dari mesin pencacah botol plastik adalah
sebagai komponen utama yang harus ditentukan dimensi panjangnya terlebih
dahulu yang nantinya disesuaikan dengan lebar mesin yang diinginkan. Seperti
pada gambar dibawah ini dimensi panjang dari poros sudah ditetapkan berikut
dengan letak atau posisi dari komponen-komponen lain yang terpasang pada
poros.

Untuk menentukan diameter maka dilakukan perhitungan sebagai berikut :

1. Diameter puli = 120 mm = 0,12 ;

7
2. P = 2238 W ; n = 466 Rpm ; Fc : 1 , jadi :

Pd = Fc x P = 2238 W

3 T = 38,4376 Nm = 38437,6 Nmm

4. Diagram Benda Bebas poros:

Dari daya motor diketahui P = 1901,23 Watt dan putaran (n) = 466 rpm, maka
torsi pada poros :

P  T 

  2  
n 60

 P  1901,23 

TA  48,8 38,95 N

 
 Gaya-gaya pada puli (A):
 Gaya Tangensial

F  T  38,95  683,5 N / m
TA
R 0,057

 Gaya Radial
FA 1,5  FTA 1,5  683,5  1025,25 N / m

 
Menentukan reaksi bantalan dalam arah X – Y

70 N 277.04 N 430 N

A B C D E

0.19 m 0.235 m 0.235 m 0.12 m

R R
By Dy

Gambar. 4.4 Diagram benda bebas komponen pada arah X - Y

8
M B  0

x R x
277,04 N 0,235 m - Dy 0,47 m + 430 N
x
0,59 m = 0

R x
65,1049 N.m - Dy 0,47 m +253,7 N.m

-13,3 N.m = 0

R x
65,1049 N.m - Dy 240,4 N.m = 0

R x 0,47 m
Dy = 240,4 N.m – 65,1049 N.m

R x 0,47 m 
Dy 175,2951 N.m

R 
Dy
0,47 m

= 372,968 N

 Fy  0

R R
By + Dy - 70 N – 277,04 N – 430 = 0

R
By + 372,968 N – 70 N – 277,04 N –

430 N = 0

R
By + 372,968 N – 777,04 N = 0

R
By = 777,04 N – 372,968 N

= 404,072 N

 
Menentukan reaksi bantalan dalam arah X – Z

9
FA RCZ REZ

RBZ RDZ

Gambar 4.5 Komponen pada arah X – Z

M  0
 Persamaan kesetimbangan memilih titik B sebagai titik referensinya.
 Maka:
M B  0

 FA 0,19  RCZ  0,425  RDZ  0,66  REZ 0, 780




 70  0,19 277,04 0,425372,968  0,66  REZ 0,78  0
  700,19  277,040,425 372,960,66 
R
EZ
0,78

M  0
 Persamaan kesetimbangan memilih titik E sebagai titik referensinya.
 Maka:
M E  0

 FA 0,78  RBZ 0,59  RCZ 0,355  RDZ 0,12  0



 70 0,78  RBZ  0,59  277,04  0,355 372,96  0,12  0

  700,78  277,040,355  327,96 0,12 


R
BZ
0,59

M  0
 Persamaan kesetimbangan memilih titik C sebagai titik referensinya.
 Maka:
M C  0

 FA 0,425  RBZ 0,235  RDZ 0,235  REZ 0,355  0

10
 700,425192,530,235 RDZ 0,2354300,355 0

  700,425 192,530,235  4300,355 


R
DZ
0,235

M  0
 Persamaan kesetimbangan memilih titik D sebagai titik referensinya.
 Maka:
M D  0

 FA 0,66  RBZ 0,47  RCZ 0,0,235  REZ 0,12  0

 70 0,66 192,530,47  RCZ  0,235 4300,355  0

  700,66  192,530,47 4300,355 


R
CZ
0,235

 Momen Lentur, MZ


MCZ 1231,23 x (0,425) 523,27 Nm
MDZ 192,53(0,59) 1231,53(0,355)  323,60Nm
MEZ 192,53(0,78)  968,7 (0,59) 1231,23(0,355) 1158,79Nm

 Momen Lentur, My


MBy 70(0,19) 13.3Nm
MCy 70(0,425)  404,072(0,235)  65,20Nm
MDy 70(0,66)  404,072(0,47)  372,968(0,35)  274,25Nm
MEy 70(0,78)  404,07(0,59)  372,968(0,355)  430(0,12)
 264,6Nm

 Momen Resultan, MR

MRC  MCZ 2  MCy 2 MR  MD 2


 MD 2
D Z Y

 523,272  65,202  323,62  275,252


 527,32Nm  424,82Nm

11
Bahan poros yang akan digunakan adalah ST 37 dengan kekuatan tarik, σB =

kg 2
 a  37  3,08kg / mm2
37 /mm , bila Sf1 = 6 dan Sf2 = 2 maka : 6x2
........................................
4.2

 Diameter poros

 5.1  1/ 3
ds  

 (K
 m .MR)
2
 (K t
.T )2 
 a 

 
dimana : Km = 2

Kt=2

 Diametr poros di segmen 1 :

 5.1  2 2 1 / 3
ds1   (2  424,82)  (2  38437,6 ) 

 3,08  
ds1  48,07mm  55mm

 Diameter poros di segmen 2 :

  5.1  2
 (2x38437,6) 2 1 / 3

ds (2x527,32)
2  3,08 
 
ds2  45,9mm  50mm

Dari hasil perhitungan diatas, sudah dapat ditentukan dimensi dari poros
yang akan digunakan pada mesin pencacah botol plastik, yaitu seperti pada
gambar dibawah ini :

Gambar 4.6 Dimensi poros

12
4.4.4 Pemilihan Bantalan
Bantalan merupakan komponen mesin yang berfungsi untuk menyangga
poros ketika poros meneruskan beban. Untuk menentukan jenis bantalan yang
digunakan, harus diketahui dulu berapa besarnya beban yang bekerja pada
bantalan. Setelah jenis bantalan ditentukan maka akan diketahui umur bantalan
dan waktu pemakaian bantalan.

Umur bantalan dapat ditentukan dari persamaan di bawah ini :

L  P k
2  1 
 

L1  P2 

dimana ; L2 = Umur desain pada beban desain

L1 = 1000000 putaran

P1 = Basic Dynamic Load Rating

P2 = Beban desain

k = Sebuah faktor bernilai 3 untuk bolt bearing

Gambar 4.7 Pillow block (bantalan).

Untuk merancang bantalan terlebih dahulu kita harus mengetahui arah


pembebanan yang diterima oleh bantalan, apakah tegak lurus dengan sumbu poros
(radial) atau sejajar dengan sumbu poros (aksial), atau gabungan keduanya.

Poros pada mesin penghancur plastik ni beban yang akan diterima oleh bantalan,
sehingga :

13
 
Beban radial pada bantalan, Fr

Fr  RBy 2  RBZ 2

 404,0722 192,532 355,25N




Bila jumlah jam kerja yang diinginkan adalah 15000 jam kerja dan 8 jam
kerja / hari. Maka banyak putaran L adalah :
L 60nLh
1000000

 60  40015000  360
1000000 juta putaran

Spesifikasi bantalan yang dipilih :

d = 50 mm

D= 70 mm

B= 25 mm

r = 5 mm

berat = 0.5 kg

Gambar 4.8 Dimensi bantalan

14
4.5 Perancangan Mekanisme Gerak

Perancangan mekanisme gerak dari mesin penghancur plastik untuk


mencacah plastik yaitu pertama bahan baku berupa botol plastik atau gelas plastik
(jenis aqua) dimasukan kedalam saringan masuk dengan awal dioperasikannya
terlebih dahulu mesin penghancur plastik oleh motor listrik melalui puli dan poros
maka plastik tersebut akan hancur dengan adanya putaran didalam mesin
penghancur tersebut dengan cara kerja sistem seperti diiris-iris kemudian dari
hasil pengirisan oleh mesin penghancur plastik tersebut akan berjatuhan melewati
saringan keluar dengan ukuran yang diinginkan dengan cara pengaturan dari
pisaunya itu sendiri digeser maju mundur posisi pisaunya yang menempel pada
dudukan pisau yang berada diantara poros dan pipa yang menempel pada poros
untuk dudukan pisaunya.

4.6 Perancangan Sistem Transmisi

Sistem transmisi merupakan sistem bagian dari suatu mesin yang berfungsi
sebagai pembawa, pemindah, penghubung dan penerus suatu gerakan serta beban.

Putaran dari motor yang dihubungkan pada puli kecil di transmisikan pada
puli besar melalui V-belt. Perpindahan putaran dari puli kecil ke puli besar ini
mengakibatkan terjadinya penurunan putaran.

Putaran dari puli besar diteruskan melalui puli kecil yang digunakan untuk
menggerakan poros dan fly wheel

Putaran dari puli besar diteruskan ke poros, kemudian memutarkan pisau.

Data perancangan

Putaran input, n1 = 1450 rpm

Putaran otput, n2 = 466 rpm

Daya, P = 3 hp

= 746 Watt

15
Keperluan : Poros pehancur plastik (pencacah)

Jarak Antara Pusat Puli, C = 420 mm (16,53 in)

Menghitung Daya Desain

Dari tabel B.1 diperoleh :

Faktor Servis, FS = 1

maka :

Daya Desain, Pd = 3 x 1

Pd = 3 hp (2238 Watt)

Pemilihan Jenis Sabuk

Putaran input, n1 = 1450 rpm

Putaran output, n2 = 466 rpm

Daya, P = 3 hp (2238 Watt)

dari tabel B.2, didapat : Jenis Sabuk : A

Menghitung Putaran Rasio Nominal

Putaran input, n1 = 1450 rpm

Putaran output, n2 = 466 rpm

maka :

1450  3,2
i = 466

Menentukan Diameter Puli Kecil dan Basar

Rasio putaran, i = 3,2

16
dari tabel B.3, didapat :

Diameter puli kecil, D1 = 2,28 in (57,91 mm)

maka :

Diameter puli besar = 2,28 x 3,2 = 7,3 in (185.42 mm)

Menghitung Panjang Sabuk

Jarak Antar Pusat Puli, C = 420 mm (16.53 in)

Diameter Puli Kecil, D1 = 2,28 in (57,91 mm)

Diameter Puli Besar, D2 = 7,3 in (185,42 mm)

maka :


2
Panjang Sabuk, L = 2(C) + (D1 + D2)

2
= 2 (16,53) + (2,28 + 7,3)

L = 48,10 in (1221.74 mm)

Menentukan Jenis Sabuk Standar

Jenis Sabuk (dari langkah 3) : Sabuk A

Panjang Sabuk, L = 48,10 in (1221,74 mm)

dari tabel B.3, didapat :Jenis Sabuk Standar : Sabuk A

51 Menghitung Jarak Antar Pusat Puli Aktual

Panjang Sabuk Standar, Ls = 51,9 in (1318.26 mm)

Diameter Puli Kecil, D1 = 2,28 in

Diameter Puli Besar, D2 = 7,3 in

17
maka :

 (D  D )2 
Ls  (D1  D2 ) 
2
L  1

2 s 
Jarak Cs = 2

 (7,3  2,28)2 
51,9   (2,28  7,3)  
2 51,9 
= 2

Cs = 18,2 in (462.28 mm)

Menghitung Kecepatan Sabuk

Diameter Puli Kecil, D1 = 2,28 in (57,91 mm)

Putaran poros penggerak, n1 = 1450 rpm

maka :

 (D1 )(n1 )
Kecepatan Sabuk, V = 12

 (2,28)(1450)  865,5 ft / min


Maka, V = 12

Menentukan Nilai Daya (Ps) Untuk Satu Sabuk

Diameter Puli Kecil, D1 =2,28 in (57,91 mm)

Kecepatan Sabuk, V = 865,5 ft/min (1000 ft/min)

dari tabel.5 Nilai Daya untuk Sabuk-V Tipe A didapat :

Nilai Daya, Ps = 1 hp

Menentukan Faktor Koreksi Sudut Kontak Puli Kecil

Diameter Puli Kecil, D1 = 2,28 in (57,91 mm)

Diameter Puli Besar, D2 = 7,3 in (185.42 mm)

18
Jarak Antar Pusat Puli Aktual,Cs = 18,2 in (462.28 mm)

maka :

(D2  D1 )  60
C
s

Sudut Kontak Puli Kecil,  = 1800 -

(7,3  2,28)60
163,450
 = 180 0 - 18,2

Selanjutnya dari tabel 10, didapat :

Faktor Koreksi Sudut Kontak, C = 0,98

Data Hasil Perancangan

3 Diameter Pitch
Puli kecil = 2,28 in (57,91 mm)

Puli besar = 7,3 in (185.42 mm)

4 Jenis sabuk standar = A 51


5 Panjang sabuk = 48,10 in (1221.74 mm)
6 Jarak antar pusat puli, C = 18,2 in (462.28 mm)

Mencari sudut kontak sabuk antar Puli.

Gambar 4.9 Dimensi pulley


Diketahui:

R1 = 28,95 mm

19
R2 = 92,71 mm

C = 420 mm
R2  R1
C
θ = arc tan
92,71 28,95
= arc tan 420
 8,63

4.7 Perencanaan Komponen Mesin


Perencanaan komponen mesin pencacah botol plastik meliputi
perencanaan komponen-komponen yang berhubungan dengan mekanisme gerak,
kapasitas, struktur dan fungsional.

Perencanaan komponen tersebut terdiri dari :


 
 Perencanaan komponen utama
 
Perencanaan rangka

1.7.1 Perencanaan komponen utama

Perencanaan komponen utama meliputi perancangan komponen-komponen


mesin pencacah botol plastik (penghancur) yang di sesuaikan dengan bentuk dan
fungsinya

Perencanaan komponen utama meliputi :

1. Poros
Pemilihan bahan poros yang akan digunakan pada alat ini, menggunakan
bahan baja karbon rendah karena memiliki sifat yang lunak dan mampu mesin (
machinability ) yang baik. dimensi poros berdiameter dalam 18 mm, diameter luar
40 mm dan panjang 780 mm.

Proses pembuatan poros menggunakan proses pengukuran, pemotongan


dan pemesinan. Poros ini berfungsi untuk memotong botol plastik air minum

20
mineral menjadi potongan-potongan kecil. Salah satu bagian dari tahap
perencanaan konseptualisasi adalah konsep varian.

Varian 1

Gambar. 4.10 Dudukan Pisau

Pada varian pertama konsep poros pemotong plastik ini telah sesuai dengan
tujuannya, dimana pisau tersebut dapat diasah kembali apabila sudah tidak tajam
lagi.

4.7.2 Perencanaan Rangka Mesin

Rangka mesin yang akan dibuat menggunakan baja karbon rendah, dan
profil yang digunakan adalah profil L. Proses pembuatan rangka yaitu dengan
melakukan proses pemotongan menggunakan alat cutting wheel sesuai ukuran
yang telah di tentukan dalam proses perancangan, setelah itu dilakukan proses
penyambungan logam dengan menggunakan las listrik SMAW,

Rangka ini berfungsi untuk menumpu seluruh komponen mesin pemotong Botol
plastik menjadi satu kesatuan, selain itu rangka ini berfungsi untuk memperkokoh
mesin dan meredam getaran yang dihasilkan akibat proses pemotongan botol
plastik.

21
Gambar 4.11 Rangka mesin

4.8 Komponen Yang Di Gunakan


Di bawah ini tabel komponen yang di gunakan antara lain :

No KOMPONEN YANG DI GUNAKAN GAMBAR

1. Motor listrik 3 Hp

2. Pilow block (bantalan)

3. puli kecil D1= 2,28 in (57,91 mm)

4. Puli besar D2 = 7,3 in (185.42 mm)

5. Baut dan mur

Sabuk V-belt
6.

7. Besi As ST 60

Tabel : 4.1 Komponen Yang Di Gunakan

22
Sementara komponen yang harus dibuat sebelumnya antara lain adalah :

- Rangka - Corong saluran masuk


- Pisau Pemotong - Corong Pengeluaran
- Poros - Kedudukan pisau

4.9 Assembling Komponen Mesin Pencacah Botol plastik

Assembling adalah proses pengabungan komponen-komponen mesin


sesuai dengan letak dan fungsinya,sehingga

dihasilkan suatu bentuk mesin yang sesungguhnya dari mesin yang dirancang.

Gambar 4.12 Assembling komponen mesin

4.10 Kapasitas Penghasilan Potongan Plastik

◙ Rumus penghasilan geram mesin freis.

Z   (cm /menit)


V .a.w
f 3

1000

23
◙ Rumus penghasilan potongan plastik mesin pemotong botol plastik
diperoleh dengan cara pendekatan dengan rumus penghasilan geram
mesin freis.

Z 
f .n.Z
1.Z .a.w(cm /menit)
2 3

1000

dimana:

f = gerak makan (mm/putaran)

n = putaran poros pemotong (rpm)

Z1 = jumlah pisau diam

Z2 = jumlah pisau terbang

a = kedalaman pemotongan botol plastik di sepanjang pisau pemotong

w = lebar pemotongan plastik di sepanjang pisau

Vf = kecepatan makan = f . n . Zph (mm/menit)

v = laju aliran material (mm/menit)

◙ Gerak makan

v = 100 mm/menit

n = 466 rpm

100 mm/menit 1 mm/putaran  0,214 mm/putaran


f  
466 putaran/menit 6

◙ Penghasilan potongan plastik

f = 0,214 mm/putaran

n = 466 rpm

Z1 = 2 buah

24
Z2 = 3 buah

a = 1 mm w

= 400 mm
f . n . Z .Z .a.w
Z  1 2 (cm3/menit)
1000

 0,167 . 600 . 2 . 3 . 1 . 400


Z
1000

= 239,34 cm3/menit

= 14360 cm3/jam

= 0,01436 m3/jam

ρ
◙ Spgr plastik PE = 1,3 . air

= 1,3 . 1000 kg/m3

= 1300 kg/m3

◙ Kapasitas penghasilan potongan plastik adalah

Z = 0,0108 m3/jam . 1300 kg/m3

= 18,67 kg/jam

25
BAB V
ANALISA BIAYA

Dalam perancangan sebuah alat perlu ditentukan anggaran biaya produksi


yang dibutuhkan untuk membuat mesin tersebut, Penyusunan anggaran biaya
perancangan ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai kondisi pasar dan situasi
ekonomi pada saat tersebut. Jumlah total biaya produksi Perencanaan Mesin
Pencacah Botol Plastik Bekas ini meliputi :
- Pembelian bahan
- Pembelian komponen
- Biaya operasional
- Biaya tak terduga
Total waktu yang dibutuhkan dalam memproduksi Perencanaan Mesin
Pencacah Botol Plastik Bekas ini adalah 21 hari dengan jam kerja rata-rata per hari 6
jam.

Tabel Perkiraan Biaya :

No Komponen Harga Satuan Jumlah Biaya Total ( Rp )

1. Mata Pisau 360.000 7 2.520.000,00

2. Baja Profil L 150.000 2 300.000,00

3. Puli Besar 70.000 1 70.000,00

4. Puli Kecil 50.000 1 50.000,00

5. Besi As ST 60 210.000 1 210.000,00

6. Bantalan ( Pilow Block ) 80.000 2 160.000,00

7. Plat 150.000 1 150.000,00

1
8. 1 1.250.000,00
Motor 3 Hp 1 Pasa 1.250.000
9. 31 77.500,00
Baut dan Mur 2.500
10. 1 80.000,00
Cat 80.000

Jumlah 46 4.732.500,00

Tabel. 4.2 Perkiraan Biaya

Biaya Operasional

Perhitungan biaya operasional dikaitkan dengan seluruh pembiayaan selama


proses pengerjaan, diantaranya meliputi:

a. Upah tenaga kerja

Dalam menentukan upah tenaga kerja maka harus disesuaikan dengan


tingkat kesulitan dalam pembuatan alat tersebut.

Dimana upah pembuatan alat ini diperkirakan sebesar 75.000,-/hari dengan


waktu kerja efektif adalah 6 jam. Sedangkan waktu yang dibutuhkan dalam
penyelesaian mesin ini adalah sebanyak 21 hari dengan jumlah tenaga kerja 2
orang, maka besarnya upah yang harus dikeluarkan adalah: 75.000 x 21 x 2 = Rp.
3.150.000,-

b. Biaya tak terduga

Biaya tak terduga merupakan biaya yang sangat penting untuk


dianggarkan, karena berbagai kemungkinan kesalahan dalam pengerjaan menuntut
pergantian terhadap komponen yang harus diganti, serta kemungkinan
membengkaknya harga-harga material yang akan dipakai dll.

2
Dalam hai ini biaya tak terduga yang dianggarkan adalah sebesar 10 % dari
biaya produksi secara keseluruhan yaitu:

Biaya produksi = biaya material + Upah kerja

= Rp 4.732.500 + Rp 3.150.000

= Rp 7.882.500

Sehingga besarnya biaya tak terduga adalah:

10% x Rp 7.080.000- = Rp 708.000

3
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penguraian beberapa BAB sebelumnya, dapat penulis
disimpulkan beberapa hal diantaranya :

1. Perencanaan Mesin Pencacah Botol Plastik Bekas ini adalah solusi untuk
pengolahan limbah botol plastik bekas. Karena dapat memanfaatkan
teknologi sederhana untuk proses pengolahannya.
2. Besarnya kapasitas penghasilan potongan botol plastik adalah 18,67
kg/jam.
3. Pulley yang digunakan pada transmisi adalah Puli kecil D1= 2,28 in (57,91
mm) dan Puli besar D2 = 7,3 in (185.42 mm)
4. Daya total dari mesin adalah 1.450 rpm, dimana dalam perencanaan daya
adalah 3 Hp, daya motor ini sesuai dengan hasil perhitungan.
5. Pulley poros penghubung daya berfungsi untuk dapat memperkecil putaran
motor terhadap poros pada pisau.
6. Putaran pulley poros peniris direncanakan 466 rpm.
7. Spesifikasi mesin ini, memiliki dimensi panjang 800 mm, lebar 450 mm,
dan Tinggi 1100 mm.

8. Jumlah biaya total yang diperlukan untuk membuat Mesin Pencacah Botol
Plastik Bekas adalah Rp. Rp. 4.012.500.- dan berat bahan yang di beli di
pasaran sekitar 79,5 kg.

6.2 Saran
Adapun beberapa saran yang ingin penulis sampaikan dalam laporan ini,
beberapa diantaranya adalah:
1. Didalam menggunakan mesin ini harus sesuai dengan fungsi, dan prinsip
kerjanya. Dan perhatikan perawatan dan perbaikan agar mesin ini tidak
cepat mengalami kerusakan.

1
2. Harapan penulis sebaiknya ada perbaikan alat dimasa yang akan datang,
sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.
3. Harapan penulis Perencanaan Mesin Pencacah Botol Plastik Bekas ini
digunakan tidak mendekati batas maksimal.
4. Setiap penggunaan alat ini, operator diharapkan memperhatikan pisau
pemotong.
5. Lakukanlah perawatan pada mesin ini secara berkala, sebelum maupun
sesudah melakukan pengoperasian, pada alat ini.
6. Untuk perkembangan dari alat ini, bisa dibuat lebih besar dan lebih efisien
dengan menggunakan prinsip kerja yang sama.

2
DAFTAR PUSTAKA

Syahri Burhanuddin, “Perancangan Mesin Pengancur Plastik”, Universitas Negeri


Yogyakarta, Yogyakarta, 2012.

Sularso, “Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin Edisi Ke-6”, PT.
Pradnya Paramita, Jakarta, 1987

Teknik Mesin. Elemen Mesin 1. Politeknik Negeri Padang, Padang

Teknik Mesin.Gambar Teknik. Politeknik Negeri Padang, Padang

Teknik Mesin. Gambar Mesin. Politeknik Negeri Padang, Padang

Teknik Mesin.Mekanika Teknik1.Politeknik Negeri Padang, Padang

Teknik Mesin.Mekanika Teknik2.Politeknik Negeri Padang, Padang

Teknik Mesin. Teknologi Bahan. Politeknik Negeri Padang, Padang

57

Anda mungkin juga menyukai