Anda di halaman 1dari 47

HALAMAN PENGESAHAN

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kunjungan Industri yang disusun oleh

Nama :Adi Yanto (16271015718)


Ramadhan Alfiansyah ( 16171015709 )
Program studi. :Teknik mesin.
Peminataan : Manufaktur
Judul :Proses Quality Control Mitsubishi T 120 SS Di PT.
KramaYuda Ratu Motor

Telah disetujui dan disahkan sesuai dengan prosedur, ketentuan dan kelaziman
berlaku pada Program Studi teknik Mesin Institut Teknologi Budi Utomo Jakarta
sebagaimana tertera di bawah ini :

Mengetahui

Ketua Pelaksana KI Pembimbing KI


Institut Teknologi Budi Utomo PT. Krama Yuda Ratu Motor

Yoko Yudo Wibowo Ir. Srihanto, MT

Pelaksana K3
PT. Krama Yuda Ratu Motor

Ahyar GZ

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat
dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan laporan ini. Kunjungan industri (KI) merupakan kegiatan terstruktur dan
wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa dan merupakan prasyarat bagi setiap
mahasiswa yang menyusun tugas akhir di Institut Teknologi Budi Utomo.
Laporan ini berisi mengenai aktifitas dan pekerjaan yang dilakukan selama
melaksanakan KI di PT. Krama Yudha Ratu Motor Penulis berterima kasih
kepada semua pihak atas semua bantuan dan dukungannya yang tulus selama
proses penyusunan laporan ini. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya penulis haturkan kepada PT.KRM atas kesempatan yang diberikan
kepada penulis untuk melaksanakan KI di tempat tersebut.
Begitu juga dengan pihak-pihak lain yang turut membantu dalam
melaksanakan KI hingga penulisan laporan ini terselasaikan, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam
pelaksaan KI hingga penulisan laporan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan KI ini jauh dari kata
sempurna, untuk itu penulis berharap kritik dan saran yang membangun. Akhir
kata penulis berharap bahwa laporan KI ini semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Jakarta, 14 Desember 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
DARTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GARFIK ....................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Umum ..................................................................................... 3
1.4 Tujuan Khusus .................................................................................... 3
1.5 Manfaat ............................................................................................... 4
1.6 Metode pengumpulan data .................................................................. 5
1.7 Waktu Kunjungan Industri (schedule) ................................................. 5
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum Business PT. Krama Yudha Ratu Motor ................ 6
2.1.1 Sejarah Perusahaan ..................................................................... 7
2.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ........................................................... 9
2.2 Kebijakan PT. KRM ............................................................................ 10
2.3 Tugas PT. KRM ................................................................................... 10
2.4 Bidang Usaha ....................................................................................... 11
2.5 Struktur Organisasi .............................................................................. 11
2.6 Ketenagakerjaan .................................................................................. 13
2.7 Pengupahan .......................................................................................... 20
2.8 Kesejahteraan Karyawan ..................................................................... 21
2.9 Jenis Produk ........................................................................................ 22

iii
2.10 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) ........................................... 25
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Proses Produksi .................................................................................... 27
3.2 Jenis-jenis Proses Produksi ................................................................. 27
3.3 Proses Perakitan .................................................................................. 29
3.4 Profil MitsubishiT 120 SS.................................................................... 30
3.5 Spesifikasi Mitsubishi T 120 SS .......................................................... 31
3.6 Proses Trimming Mitsubishi T 120 SS ................................................ 32
3.6.1 Urutan Proses Trimming ............................................................ 32
3.6.2 Gangguan Yang Terjadi Pada Line Trimming ........................... 38
3.6.3 Bentuk tindakan Bila Terjadi ..................................................... 39
3.6.4 Standard Operation Procedure dan QC Point ........................... 39
3.7 Bentuk Laporan Keselamatan Kerja & Metode Keselamatan ............ 41
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 48
4.2 Saran ................................................................................................... 48

iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 T120 ss (CJM) ............................................................................. 23
Gambar 2.2 TD TRUK DIESEL .................................................................... 24
Gambar 2.3 SL ( L 300) .................................................................................. 24
Gambar 2.4 FUSO ........................................................................................... 25
Gambar 3.1 Mitsubishi COLT L300 ............................................................... 30
Gambar 3.2 QC Point Pemasangan Cable Sellect Type T 120 SS................... 39
Gambar 3.3 QC Point Pemasangan Cable Sellect Type T 120 SS................... 40
Gambar 3.4 QC Point Pemasangan Cable Sellect Type T 120 SS................... 40
Gambar 3.5 QC Point Pemasangan Cable Sellect Type T 120 SS................... 41
Gambar 3.6 APD Standar Pemakaian di Station Line .................................... 42
Gambar 3.7 APD yang digunakan di Seksi Quality Control ........................... 43
Gambar 3.8 SAFETY POINT di PT. KRM .................................................... 43

v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Spesifikasi Mitsubishi T 120 SS ...................................................... 32

DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 3.1 Cycle Time ..................................................................................... 45

vi
I-1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Kunjungan Industri (KI)


Sumber daya manusia yang kompeten dibutuhkan oleh setiap bangsa
didalam derasnya arus perkembangan dan kemajuan zaman. Hal ini
mengingatkan kita dengan kebijakan pendidikan nasional yaitu dalam
pemberdayaan potensi sumber daya manusia, untuk menghasilkan lulusan-
lulusan yang kompetent dan handal yang memaksa manusia mampu
bersaing dengan bangsa asing dalam dunia industri. Salah satu langkah
untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menjaga hubungan yang baik
dengan pihak industri, sehingga dunia pendidikan dan dunia industri dapat
saling berbagi dan bertukar pendapat untuk menghasilkan lulusan
pendidikan yang handal dan kompetent. Pembentukan tenaga kerja yang
terampil dan memiliki kemampuan soft skill yang memadai merupakan
prioritas utama yang harus di miliki setiap pesrta didik yang nantinya akan
terjun langsung ke dunia kerja. Pembentukan soft skill dan tenaga kerja yang
terampil dan berkompetent di bidangnya tidak akan terbentuk hanya
mengandalkan proses belajar mengajar secara teoritis dalam kelas saja,
namun pembentukan soft skill dan tenaga kerja yang ahli, akan terbentuk
dengan salah satu cara jalan yaitu terjun langsung ke dunia kerja yang nyata.
Dengan menjajaki langsung ke dunia kerja atau industri maka akan
terbentuk soft skill dan dapat secara langsung mengetahui apa saja yang
dikerjakan dan kondisi kerja dalam industri, dengan semua itu mahasiswa
dapat tahu bagaimana kondisi kerja yang nyata dalam industri ,dengan
semua itu mahasiswa dapat tahu bagaimana kondisi kerja yang nyata dalam
industri serta mahsiswa bisa kompetent dalam bekerja dan berhasil dalam
pembentukan soft skill.
PT. Krama Yudha Ratu Motor menjawab permasalahan ini dengan
menjadi perusahaan otomotif di bidang assembly kendaraan penumpang dan

1
khususnya lagi kendaraan niaga, terdapat 4 jenis kendaraan niaga yang di
produksi yaitu colt diesel (TD), FUSO (FM/FN, Colt L-300 (SL), Colt T120
(CJM) dan 1 jenis kendaraan penumpang Outlander Sport(ZC). Untuk
menghasilkan kendaraan-kendaraan tersebut diperlukan proses-proses yang
pengerjaanya di lakukan di dalam PT. Krama Yudha Ratu Motor ini. Dalam
laporan kali ini penulis akan menekankan pada satu bagian dari proses
produksi yaitu Trimming. Dalam proses produksi kendaraan roda empat
tersebut proses trimming adalah proses penting untuk menjadikan alat-alat
yang baruberupa part-part dirakit untuk mejadi suatu kendaraan utuh yng
dapat difungsikan dari segi mekanikal, elektrikal, dll. Dengan kata lain
proses rtimming merupakan proses yang dapat menggabungkan fungsi-
fungsi part-part satuan mobil menjadi kendaraan utuh yang dapatdi gunakan
oleh konsumen .
Salah satu faktor penting dalam optimalisasi atau menilai proses
trimming tersebut baik atau tidak adalah dengan metode line balancing
melalui perhitungan cycle time atau metode untuk menentukan apakah
proses perakitan yang terjadi sesuai dengan target yang di berikan dengan
menghitung waktu pengerjaan proses trimming pada tiap bagiannya masing-
masing, dalam proses trimming pekerja atau operator di berikan tnggung
jawab pada satu station untuk kemudian mengerjakan proses perakitan
sesuai dengan job desk masing-masing, cycle time akan berguna untuk
memperhitungkan efektivitas pekerja dan pembagian pekerjaan pada tiap
stationnya sudah sesuai atau belum, perhitungan cycle time ini kemudian
dapat menjadi acuan untuk tingkat produksi yang akan di gunakan kemudian
harinya. Dalam laporan kali ini penulis akan membahas mengenai cycle time
pada proses trimming Colt L-300 (SL)PT. Krama Yudha Ratu Motor.

1.2 Rumusan masalah


a. Mengetahui proses quality control pada produksi Mitsubishi T 120 SS

2
1.3 Tujuan Umum
Tujuan umum pelaksanaan kunjungan industri di PT. Krama Yudha
Ratu Motor adalah :
a. Untuk memperoleh gambaran nyata tentang berjalannya proses produksi
di pabrik.
b. Untuk memperoleh pengetahuan mengenai bagian – bagian proses
produksi yang ada di pabrik.
c. Untuk memperoleh pengetahuan tentang macam – macam kendaraan
yang dihasilkan di PT. KRM.

1.4 Tujuan Khusus


Tujuan khusus yang ingin di capai melalui kunjungan industri di PT.
Krama Yudha Ratu Motor adalah:
a. Mengamati dan mempelajari cara kerja/ pengoperasian mesin-mesin
produksi.
b. Mengamati proses pembuatan mobil dan mempelajari kegunaan dari
setiap langkah proses yang dilakukan terhadap kualitas produk akhir.
c. Mempelajari proses produksi dari penyediaan part, penggunaan alat,
pengaplikasian teknik pengopersian alat dan proses perakitannya.
d. Mengamati, mempelajari pemecahan masalah dan membantu mengatasi
permasalahan kemungkinan yang terjadi dan timbul dalam proses
produksi.

1.5 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan kunjungan industri adalah
sebagai berikut:
a. Bagi mahasiswa
1. Mengetahui kondisi nyata suatu perusahaan baik dari segi
manajemen yang diterapkan, kondisi fisik, teknologi yang
digunakan, kinerja para karyawan serta proses produksi di industri.

3
2. Memperoleh pengalamann untuk meningkatkan keterampilan teknk
yang relevan dengan jurusan yang di tekuni.
3. Mengetahui dan dapat mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologisesuai dengan tuntutan perkembangan industri.
4. Dapat membina hubungan baik dengan industri sehingga
memungkinkan untuk dapat bekerja di industri tempat pelaksanaan
kerja praktek tersebut setelah lulus dari kuliah.

b. Bagi lembaga pendidikan


1. Mendapat umpan balik untuk meningkatkan kualitas pendidikan
sehingga selalu sesuai dengan perkembangan dunia industri.
2. Sebagai wahana untuk mengimplementasikan perkembangan dunia
industri terhadap usaha pengembangan ilmu pendidikan dan
pengajaran sehingga terjadi kesesuaian antara dunia industri dengan
dunia pendidikan.

c. Bagi perusahaan
1. Memperoleh masukan-masukan baru dari lembaga pendidikan
melalui mahasiswa yang sedang dan telah melakukan kunjungan
industri.
2. Terjalin hubungan baik dengan lembaga pendidikan sehingga dikenal
oleh lembaga pendidikan sebagai pemasok tenaga kerja dan
masyarakat sebagai konsumen.
3. Membantu program pemerintah dalam menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas dan siap terjun ke dunia industri.

1.6 Metode pengumpulan data

4
Dalam menyusun laporan kerja praktek di PT.Krama Yudha Ratu
Motor ini, metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam
penulisan laporan kunjungan industri adalah sebagai berikut:
 Metode kuantitatif
Melakukan perhitungan langsung terhadap cycle time proses trimming.
 Metode observasi langsung
Pengamatan secara langsung melihat tentang segala kegiatan yang
dilaksanakan di PT.Krama Yudha Ratu Motor
 Metode wawancara
Melakukan tanya jawab langsung dengan pekerja dari PT.Krama Yudha
Ratu Motor mulai dari pembimbing yang merupakan supervisor,
foreman dan operator yang berkaitan dengan penyusunan laporan ini.
 Metode kepustakaan
Mempelajari dan membahas system serta peralatan-peralatan yang
digunakan di PT.Krama Yudha Ratu Motor, dengan cara mengumpulkan
data buku-buku literatur dan diktat yang ada kaitannya.

1.7 Waktu Kunjungan Industri (Schedule)


Kunjungan industri (KI) dilaksanakan pada semester tujuh setelah
mahasiswa memiliki jumlah SKS yang dicapai. Adapun waktunya
pelaksanaannya adalah 14 Desember 2017

5
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAN TEMPAT KI

2.1 Gambaran Umum, Visi, Misi, dan Core Business PT. Krama Yudha
Ratu Motor

PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM) adalah perusahaan industri


otomotif yang bergerak dalam bidang perakitan kendaraan niaga dengan
alamat di Jl. Raya Bekasi KM 21-22, Pulo Gadung, Jakarta Timur. PT
Krama Yudha Ratu Motor didirikan pada tanggal 1 Juni 1973 dengan luas
tanah sebesar 143.035 m², luas bangunan pabriksebesar 20.360 m² dan luas
bangunan pendukung (gudang, kantin/locker, masjid)sebesar 6.600 m². PT.
Krama Yudha Ratu Motor merupakan perusahaan suasta dengan 100%
modalnya berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Produksikomersial PT. Krama Yudha Ratu Motor mulai tahun 1975 dengan
produk yaitukendaraan niaga CJM, L300, ZC, TD/FM (Fuso) , TD S/W
(cold diesel / canter).

PT. Krama Yudha Ratu Motor mengacu pada ISO 9001:2008 dan ISO
14001:2004dengan subject utama perakitan / assembling kendaraan
bermotor roda 4 dan atau lebihmelakukan pengendalian sistem manajemen
mutu seperti penerimaan barang, penyimpanan, distribusi ke line
produksi untuk selanjutnya melakukan perakitan pengelasan di bagian
welding, pengecatan di bagian painting dan perakitan /pemasangan parts di
bagiantrimming. Seluruh proses produksi di kendalikan denganinspeksi
ketat, baik dari seluruh pelaku proses produksi maupun dari bagian
inspector, dengan pedoman bahwa proses berikut adalah pelanggan
sehingga ruang lingkuppenerapan adalah dari penerimaan part proses
perakitan sampai dengandeliverykepelanggan dan di terapkan di seluruh
Departemen, danruang lingkup sistem manajemenlingkungan adalah seluruh
area perusahaan.

6
PT. KRM merupakan assembler / perakitan kendaraan bermotor merk
Mitsubishi sehingga tidak memiliki desain dan pengembangan karena
seluruh desain dan pengembangan merupakan hak agen tunggal pemegang
merk (ATPM).

2.1.1 Sejarah Perusahaan


Pendirian PT. Krama Yudha Ratu Motor berdasarkan akte
Notaris Abdul Latief No. 16 tanggal 1 juni tahun 1973. Diperkuat lagi
dengan :
a. Perizinan dari BKPM dalam bidang usaha No. 92/A/BKPM/73
PMDN tanggal 4 juli 1973.
b. Perizinan dari Departemen Perindustrian dalam teknis No.
27/IIA/D/IV/74 tanggal 21 Maret 1974, pada saat itu perusahaan
ini masuk dalam kelompok Assembling, mesin dan perbengkelan
yang kini menjadi kelompok otomotif (beroda 4 atau lebih).
c. Perizinan dari Departemen Kehakiman dalam bidang hukum No.
16.A.S.105/18/74 tanggal 15 April 1974.
PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM) adalah perusahaan
nasional yang sangat patut diacungi jempol, khususnya untuk jenis
perusahaan assembling otomotif dalam negeri. Sejak berdiri sampai
sekarang semua dilakukan oleh putra-putra terbaik dalam negeri.
Dengan kemampuan menyerap teknologi tinggi dan menerapkannya
secara konsisten di dalam produknya menyebabkan hasil produk PT.
KRM tetap di minati oleh para pelanggan, seperti kendaraan
Mitsubishi L300, Colt diesel, FUSO, dan T120 SS semua adalah hasil
assembling dari PT. KRM yang sampai sekarang masih tinggi sekali
peminatnya di seluruh indonesia.
PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM) didirikan pada tanggal 1
Juni 1973 sebagai perusahaan swasta 100% modalnya merupakan
penanaman modal dalam negeri (PMDN). Saat ini PT. KRM sudah
mendapatkan sertifikat iso 9001 sejak tahun 2002 untuk sistem

7
prosedure yang digunakan dan mempunyai dokumen proses bisnis
yaitu SSP (Standar Sistem Prosedur) dan Manual Mutu dan ISO
14001-1996 sejak tahun 2003
PT. KRM merupakan sebuah perseroan terbatas yang bergerak
dalam bidang perakitan kendaraan bermotor jenis niaga. PT. KRM in
merupakan bagian dari Krama Yudha Mitsubishi Group (KYMG).
Awal berdirinya KYMG adalah akibat banyaknya kendaraan bermotor
dari eropa yang di import ke indonesia. Guna mengurangi
pengimporan kendaraan tersebut maka para pengusaha melakukan
pertemuan dan bersepakat untuk mendirikan suatu perusahaan
perakitan kendaraan bermotor di indonesia dengan menggunakan
lisensi dari Mitsubishi Motor Coorporation Jepang.
KYMG terbagi atas PT. Krama Yudha Holding yang berdiri pada
tahun 1969di Jakarta, yang kemudian menjadi induk dari beberapa
perusahaan dibidang produksi kendaraan bermotor merk Mitsubishi.
PT. Krama Yudha ini juga memiliki anak perusahaan di beberapa
tempat yaitu:
1. PT. Krama Yudha Ratu Motor (PT.KRM) yang merupakan pabrik
perakitan kendaraan bermotor Mitsubishi jenis niaga, dan menjadi
obyek studi ini yang berdiri pada tanggal 1 Juni 1973.
2. PT. Mitsubishi Krama Yudha Motor & Manufacturing (PT.MKM)
I dan II didirikan pada tanggal 1975 dan 1981. PT. MKM ini
merupakan pabrik pembuatan komponen dan suku cadang
kendaraan bermotor merk Mitsubishi yang dirakit di dalam negeri.
3. PT. Krama Yudha Tiga Berlian (PT.KTB) berdiri pada tahun 1972
dan yang bertindak sebagai importir dan distributor tunggal
kendaraan bermotor merk Mitsubishi.
4. PT. Krama Yudha Surabaya Mojopahit Motors (PT.KSMM)
adalah pabrik berdiri pada 1975 dan ditutup pada tahun 1986. PT.
KSMM ini merakitan kendaraan bermotor jenis niaga, yakni jenis
Colt diesel FE 101 dan Colt diesel FE 114.

8
5. PT. Krama Yudha Kesuma Motors (PT.KKM) didirikan pada
tahun 1981 yang merupakan pabrik perakitan kendaraan sedan atau
penumpang, dan sedan Galant II type 1800 salon, sedan Lancer
type 1440 salon, F 1400 Hatch back, pada bulan april 2004 tempat
ini ditutup.
6. PT. Colt Engine Manufacturing (PT.CEM) merupakan pabrik
mesin untuk kendaraan mitsubishi dan pada tahun 1985 PT ini
menjadi PT.MKM II.
PT. Krama Yudha Ratu Motor (PT.KRM) merupakan suatu
usaha pabrik perakata kendaraan bermotor niaga,merk mitsubishi yang
didirikan di jakarta pada tanggal 1 Juni 1973 dan mendapat
kepercayaan langsung dari pabrik pemiliknya di jepang, dengan status
PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri).
Pendiri PT. Krama Yudha Ratu Motor ini sejalan dengan rencana
dan anjuran pemerintah agar supaya kebutuhan kendaraan bermotor
sepenuhnya diproduksi di dalam negeri.
Pada bulan Januari 1975 PT. KRM mulai merakit, memulai
menghasilkan produksi komersial, dengan mempergunakan peralatan
dan tempat yang cukup baik.
Dalam tahun tersebut perusahaan ini menghasilkan kendaraan
bermotor jenis niaga sejumlah 7882 unit, yang terdiri dari :
 Kendaraan niaga tipe T120 pick up sebanyak 1368 unit.
 Kendaraan niaga tipe T210 CN sebanyak 968 unit.
 Kendaraan niaga tipe 200 CU sebanyak 1566 unit.
 Kendaraan niaga tipe T210 FZ sebanyak 1992 unit.
 Kendaraan niaga tipe 633 E SEBANYAK 1988 unit.

2.1.2 Visi dan Misi Perusahaan


Visi perusahaan
 Untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia

9
 Memastikan stabilitas profit dan menyatukan produksi serta
penjualan KTB dan value chain denagn melakukan produksi dan
pemasokan yang stabil ke KTB (kualitas, waktu pengiriman, dan
biaya).
 Menjadi perusahaan yang mempunyai reputasi tinggi
 Menjadi perakit mobil Mitsubishi yang terkemuka di luar jepang
 Dalam kurun waktu berikutnya, sudah mampu merakit mobil
dengan merk Krama Yudha
Misi perusahaan
 Menjadi perusahaan yang paling menguntungkan dalam kalangan
industri yan sama
 Menghasilkan keuntungan yang cukup memuaskan bagi
shareholders dan kesejahteraan yang baik bagi seluruh karyawan
 Memperlakukan seluruh karyawan dengan cara yang adil dan
terhormat
 Menjadi perusahaan yang kuat dan bertumbuh serta siap untuk
menghadapi persaingan regional maupun global

2.2 Kebijakan PT. Krama Yudha Ratu Motor


PT. Krama Yudha Ratu Motor bertekad untuk menjadi perakit
kendaraan niaga mitsubishi yang terpercaya di luar jepang dengan kebijakan
sebagai berikut :
 Pengembangan Sumber Daya Manusia
 Peningkatan kepuasan pelanggan
 Kualitas produksi yang prima dan penyerahan tepat waktu
 Melakukan perbaikan-perbaikan dalam proses produksi sehingga dapat
mengurangi biaya kerja dengan hasil yang maksimal
 Memberikan informasi data yang akurat, cepat dan tepat untuk
mendapatkan keputusan yang paling terbaik di seluruh produksi

10
2.3 Tugas PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM)
Tugas jangka pendek :
 Meningkatkan volume produksi (ekspansi, investasi baru dll).
 Mengurangi biaya.
 Menjaga kepatuhan.

Tugas jangka menengah-panjang :

 Memperbaiki dan meningkatkan kesadaran serta motivasi kerja.


 Mempelajari dunia pabrik baru dan mengatur lini di pabrik berdasarkan
pada model produksi masa depan dan volume produksi.

2.4 Bidang Usaha


Secara umum kegiatan yang dilakukan di PT. KRM merupakan proses
perakitan kendaraan niaga seperti truk dan minibus. Kegiatan ini diawali
dengan perencanaan Bisnis, Proses Bisnis Utama dan Proses Bisnis
Pendukung.
 Proses Perencanaan Bisnis
 Proses Bisnis Utama
 Bagian Maintenance
 Bagian Teknik Produksi
 Bagian Quality Control
 Bagian Part Control
 Bagian PPC
 Bagian Produksi
 Proses Welding
 Proses Painting
 Proses Trimming
 Inspeksi dan Pengendalian Ketidaksesuaian
 Proses Pre-Delivery
 Proses Delivery

11
 Bagian Pembelian
 Bagian Delivery
2.5 Struktur Organisasi
Memiliki tugas dan wewenang mengawasi dan mengontrol jalannya
operasional perusahaan sesuai dengan tujuan yang telah di sepakati sehingga
tidak terjadi penyimpangan, bermuara dari:
a. Direktur keuangan, memegang tanggung jawab mengenai masalah
/hal-hal mengenai keuangan perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya
di bantu oleh:
 Departement keuangan
- Bagian keuangan
- Bagian akuntansi/ anggaran I dan bagian anggaran II
b. Direktur operasi, memiliki tugas dan tanggung jawab :
 Mengkoordinir kelancaran jalannya proses produksi
 Mengesahkan rencana kerja masing masing kepala bagian di
bawahnya
Dalam melaksanakan tugasnya ia di bantu oleh :
 Departement teknik
- Bagian teknik produksi
- Bagian Maintenance
- Bagian Part control
- Bagian Quality inspection
- Bagian Quality assurance
 Departement produksi
- Bagian ppc
- Bagian trimming final I, II dan final II
- Bagian painting
- Bagian welding
c. Direktur Umum dan PSDM, Direktur umum bertanggung jawab di
bagian umum perusahaan. Sedangkan PSDM bertanggungjawab
mengenai peningkatan kemampuan dari para operator/karyawan yang
12
berada di tiap-tiap bagian. Dalam melaksanakan tugasnya mereka
dibantu oleh seorang General manager dengan membawahi :
 Departement PSDM membawahi :
- Bagian legal dan k3
- Bagian payroll dan kesejahteraan
- Bagian seleksi dan evaluasi
- Bagian pendidikan dan pemgembangan
 Departement umum
- Bagian limbah dan buiding maintenance
- Keamanan, perlengkapan izin, administrasi kantin, tamu dan
sebagainya.

2.6 Ketenagakerjaan
Untuk melancarkan kegiatan produksi, maka diperlukan tenaga kerja
yang memadai dan peraturan – peraturan yang berlaku di perusahaan.
Tenaga kerja atau pekerja adalah orang yang bekerja pada suatu perusahaan
yang mengikuti peraturan di perusahaan yang bersangkutan, sebagai balas
jasanya atas pekerjaan dari orang tersebut maka perusahaan yang
bersangkutan juga berhak untuk mendapatkan tunjangan maupun fasilitas
yang memadai dari perusahaan.
1. Penggolongan Waktu Kerja di PT Krama Yudha Ratu Motor
PT. Krama Yudha Ratu Motor memiliki beberapa shift kerja bagi
semua karyawan :
a. Karyawan shift adalah karyawan yang waktu kerjanya terbagi ke
dalam dua waktu kerja, yaitu shift siang dan shift malam.
b. Karyawan non-shift adalah karyawan yang waktu kerjanya pada
siang hari.
2. Waktu Kerja
Waktu kerja di PT. KRM menggunakan sistem 1 shift dengan
hitungan jam kerja 8 jam/hari atau 173 jam/bulan. Untuk menjaga

13
keefektifan kerja dari para pekerjanya, PT. KRM telah menetapkan atau
menentukan jadwal kerja yang berlaku diperusahaan tersebut:
a. Pelaksanaan Kerja :
i. Senin s/d Kamis : Jam 07.10 a/d 16.20 WIB
ii. Jum’at : Jam 07.10 s/d 16.40 WIB
iii. Sabtu :Untuk sabtu dihitung sebagai lembur
wajib.
Masuk kerja Jam 07.10, waktu pulangnya lebih cepat.

b. Waktu Istirahat :
i. Senin s/d Kamis : Jam 11.35 s/d 12.25 WIB
ii. Jum’at : Jam 11.35 s/d 13.00 WIB
iii. Snack/Istirahat : Jam 10.00 - 10.10 dan 14.00 – 14.10 WIB
Karyawan dibebaskan dari kewajiban untuk masuk kerja pada hari
sabtu dan minggu. Selain libur mingguan, karyawan juga dibebaskan
dari kewajiban untuk masuk kerja pada hari libur resmi yang
diumumkan pemerintah.
3. Cuti Kerja
Cuti kerja yaitu hak yang diberikan dari perusahaan kepada seluruh
karyawan sesuai dengan PP 21 tahun 1954 tanggal 9 maret 1954 /
peraturan yang menggantikannya. Apabila karyawan mengambil cuti,
maka dibebaskan dari kewajiban untuk masuk kerja akan tetapi tetap
mendapatkan haknya. Seorang karyawan berhak atas cuti tahunan 12
hari kerja setelah mencapai masa kerja 12 bulan berturut – turut. Hak
cuti akan gugur apabila setelah jangka enam bulan belum dipergunakan
kecuali dikarenakan alasan penundaan oleh perusahaan.
Untuk kepentingan perusahaan, cuti diatur sebagai berikut :
Dilaksanakan bersama pada sebelum dan sesudah Idul Fitri dan
menjelang tahun baru serta memperhatikan SKB menteri tenyang cuti
bersama.

14
i. Bagi yang belum dapat cuti bersama, penggunaan haknya diatur oleh
pengusaha untuk tidak mengganggu jalannya produksi.
ii. Apabila sudah mencapai masa kerja 6 bulan berturut, seorang
karyawan mempunyai hak cuti khusus selama 24 hari di luar hak cuti
tahunan diambil 4 hari dalam jangka waktu 1 tahun dan diberikan
uang kompensasi.
4. Kerja Lembur
Kerja lembur adalah waktu kerja yang dilakukan di luar jam kerja
yang telah ditentukan oleh pengusaha. Kerja lembur di PT. Krama
Yudha Ratu Motor terbagi menjadi berbagai jenis :
i. Lembur Massal (lembur terjadwal), yaitu lembur yang dibuat oleh
department PPIC (PPC) yang dimusyawarahkan / diinformasikan
oleh serikat pekerja.
ii. Lembur Partial, yaitu lembur yang tidak diharuskan perintah kerja,
pekerja bisa mengambil lembur maupun tidak.
iii. Lembur Insident, yaitu lembur yang dilakukan karena terjadi
kerusakan mesin sehingga butuh perbaikan.

Apabila pada saat kegiatan lembur perusahaan membatalkan


lembur yang sedang berjalan, perusahaan wajib membayar upah yang
telah disepakati. Perhitungan upah lembur pada hari biasa yaitu untuk
jam pertama dan selebihnya 2 kali upah 1 jam, sedangkan pada hari libur
untuk setiap jam sampai tujuh jam pertama yaitu 2 kali upah sejam dan
seterusnya sebesar 4 kali upah 1 jam. Upah lembur dihitung 1/173 x
upah satu bulan.

15
5. Jumlah Karyawan
PT. Krama Yudha Ratu Motor memiliki karyawan sebanyak 2052
orang.

Departemen Jumlah
Director,Advisor & Commisioner 17
Production 1295
Tecnical 93
Quality Control 127
PPIC 264
Human Resources 22
General Affair 207
Finance 24
Inactive 3
New Exployees 0

Jumlah 2052

6. Disiplin Kerja
Untuk tercipta dan terpeliharanya disiplin kerja, maka pengusaha
dan serikat pekerja bersepakat mengusahakan dipenuhi dan ditaatinya
tata tertib dan kewajiban – kewajiban karyawan :
a. Baik pengusaha maupun serikat pekerja berikhtiar sepenuhnya untuk
mengusahakan ditegakkannya disiplin kerja.
b. Bila karyawan melanggar kesepakatan kerja bersama ini atau
bertindak bertentangan dengan kebiasaan umum, maka pengusaha
dapat mengenakan tindakan disiplin kepada yang bersangkutan
dengan memberikan tindakan kepada serikat pekerja.
c. Tindakan disiplin dapat dikeluarkan dengan ringan / beratnya
pelanggaran atau kesalahan yang dilakukan.
d. Macam dari tindakan disiplin dapat berguna :

16
i. Teguran
ii. Mengeluarkan surat peringatan
iii. Melakukan penindakan
iv. Pemberhentian sementara (scorsing)
v. Pemutusan hubungan kerja (PHK)
7. Masa berlakunya Surat Peringatan Ataupun Surat Teguran adalah :
i. Surat teguran : 6 bulan
ii. Surat peringatan I : 6 bulan
iii. Surat peringatan II : 6 bulan
iv. Surat peringatan III (terakhir) : 6 bulan, berlaku UU
RI No. 13 tahun 2003, Pasal 161, Ayat 1 & 2
Dalam hal surat peringatan diberikan tidak secara berurutan serta
mencakup peringatan terakhir, maka pemberhentian kepada serikat
pekerja adalah perlu, untuk menilai tingkat kesalahan yang
bersangkutan.
8. Kewajiban Dasar Karawan
a. Semua karyawan wajib mentaati / mematuhi tata tertib kerja,
ketertiban lingkungan, perintah – perintah, instruksi dan petunjuk
yang dikeluarkan oleh pengusaha, undang – undang atau peraturan
pemerintah yang berlaku.
b. Atasan setiap saat wajib mengadakan pengawasan atau dijalankan /
ditaatinya peraturan, memberitahukan hak / kewajiban bawahannya
serta membimbing dan memberikan petunjuk guna terlaksananya
perjanjian kerja bersama ini.
c. Karyawan yang berhalangan masuk bekerja oleh sebab apapun wajib
memneritahukan kepada pengusaha atau atasan langsungnya sebisa
mungkin. Pemberintahuan tidak hadir dilakukan pada pada hari itu
juga, atau dalam hal tidak mengijinkan, pemberintahuan dilakukan
pada kesempatan pertama yang ada dengan disertai keterangan
tenyang ketidak hadirannya guna penentuan status
ketidakhadirannya.

17
d. Karyawan yang karena alasan – alasan tertentu perlu meninggalkan
pekerjaan sebelum waktunya berakhir, atau cepat pulang wajib
meminta ijin terlebih dahulu kepada atasannya.
e. Karyawan wajib melaporkan kepada departemen PSDM mengenai
perubahan nama tempat tinggal, statur perkawinan, susunan keluarga
selambat – lambatnya 2 (dua) minggu setelah terjadi perubahan yang
dimaksud.
9. Larangan
Semua karyawan tidak dibenarkan melakukan hal seperti dibawah
ini :
a. Waktu jam kerja meninggalkan tempat kerjatanpa ijin dari atasan
langsungnya.
b. Melanggar kebiasaan – kebiasaan, baik yang tertulis maupun tidak
atau melakuakn pelanggaran lain yang dapat mengakibatkan
timbulnya kerugian bagi orang lain.
c. Membocorkan rahasia perusahaan atau jabatan.
d. Memberikan keterangan – keterangan yang tidak benar atau yang
akan membawa akibat bagi perusahaan atau perorangan.
e. Berbuat atau berbicara diluar norma – norma pergaulan dan
bertindak yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan maupun
perorangan.
f. Melakukan pekerjaan lain dengan mendapatkan upah dengan tanpa
ijin dari pengusaha.
g. Membuang kotoran, punting rokok, meludah disembarang tempat,
mengotori kamar, dinding dan lain sebagainya.
h. Merokok didalam lingkungan pabrik, kecuali ditempat yang telah
ditentukan perusahaan.
i. Berada di tempat lain di luar tugasnya, kecuali jiak diperintah oleh
atasannya.
j. Melanggar perjanjian kerja bersam yang sedang berlangsung.
k. Makan dan menganti pakaian di luar ruangan yang telah disediakan.

18
l. Melakuakn pencurian, penggelapan dan penganiayaan.
m. Memikat dan membujuk siapapun yang bertentangan denga umdang
– undang ketertiban umum dan kesusilaan.
n. Dengan sengaja atau sembrono merusak kekayaan milik perusahaan
atau membiarkannya terhadap bahaya yang lebih parah.
o. Karyawan tidak dibenarkan mengemudikan kendaraan produksi atau
forklift, kecuali bagi yang diberikan ijin mengemudi (Sim) khusus
yang dikeluarkan oleh pengussha.
p. Karyawan tidak diperkenankan berambut panjang dan tidak melebihi
2 cm dsri telinga bagian atas atau tengkuk.
q. Memasuki / menuju dan meninggalkan area tempat kerja tidak
diperkenankan memakai sandal.
r. Membawa, minuman keras / minuman yang memabukkan.
s. Melakukan pekerjaaj lain yang tidak terkait dengan pekerjaannya
tanpa seijin atasan.

10. Pelanggaran
a. Karyawan yang tidak masuk bekerja tanpa pemberitahuan
apapunatau dengan alasan yang tidak jelas, sehingga tidak dapat
diterima olehpengusaha, dapat mengakibatkan masa tidak masuk
dinyatakansebagai mangkir.
b. Karyawan yang datang terlambat ditempat kerja tanpa alasan
yangdapat diterima oleh pengusaha, dapat mengakibatkan yang
bersangkutandikenakan tindakan disiplin.
c. Karyawan yang tidak hadir karena sakit tanpa menunjukkan
keterangan dokter perusahaan . dokter umum rumah sakit
kerjasamaatau dokter lainyang disahkan oleh dokter perusahaan,
dianggapsebagai mangkir.
d. Dalam menyelesaikan seteiap pelanggaran yang dapat
dikenakansanksi pemutusan hubungan kerja (PHK), pengusaha
dapatmengambil tindakanpemberhentian sementara kepada

19
karyawanbersangkutan serta menempuhprosedur sesuai dengan
undang –undang tentang pemutusan kerja
11. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Untuk menjamin kesehatan dan keselamatan kerja, pengusaha
menyediakanalat pelindung diri (APD) pada waktu kerja. Seteiap
karyawan diberikan perlengkapan kerja secara cuma – cuma setahun
sekali.
a. Pakaian Kerja
i. Seluruh karyawan diberikan 3 stel pakaian kerja
ii. Khusus bagian welding diberikan baju lengan panjang.
iii. Untuk karyawan bagian painting secara terus menerus diberikan
b. Sepatu Kerja
i. Untuk karyawan pabrik diberikan masing – masing satu
pasangsepatupengaman.
ii. Dibagian painting diberikan empat pasang sepatu karet tinggi.
iii. Untuk bagian pre-treatment under seal, sealing sanding dan
pengolahan limbah pabrik masing – masing mendapat
tambahansatu pasang sepatu karet tinggi.
iv. Kebersihan mendapatkan dua pasang sepatu karet tinggi.
v. Keamanan mendapatkan satu pasang sepatu ABRI.
vi. Kantor mendapatkan sepasang sepatu biasa.
vii. Trimming mendapatkan satu pasang sepatu kets.
c. Pelindung Kepala / Topi Kerja
Setiap karyawan diberikan topi kerja sebanyak satu buah
setahun sekali.
12. Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan hubungan kerja di PT. Krama Yudha Ratu Motor terbagi
menjadibeberapa bagian seperti di bawah ini :
a. PHK dalam masa percobaan

20
Selama masa percobaan, baik pengusaha maupun karyawan yang
bersangkutan sewaktu – waktu dapat memutuskan hubungan
kerjatanpa kewajiban untuk memberitahukan alasan – alasannya.
b. PHK atas kehendak sendiri
Karyawan bisa memutus hubungan kerja atas kehendak sendiri.
Karyawan yang akan mengeundurkan diri harus
mengajukanpermohonan undur diri 1 bulan sebelumnya.
c. PHK karena indisipliner
Pemutusan hubungan kerja merupakan tindak lanjut dari tindakan
disiplin, bila seseorang telah memperoleh peringatan terakhir masih
melakukan pelanggaran atau kesalahan lagi, maka
dikenakanpemutusan hubungan kerja.
d. PHK Otomatis
 Karyawan telah meninggal dunia.
 Telah mencapai batas usia pensiun, karyawan berumur 55 tahun.
 Kesehatan jasmani dan rohani tidak memungkinkan untuk
melaksanakan tugasnya yang dinyatakan oleh dokter.

2.7 Pengupahan
Karyawan mempunyai upah pokok menurut jenjang / kesepakatan.
Jenjang / pangkat serta jabatan ditentukan oleh perusahaan. Disamping
upah, pengusahan juga memberikan nilai catu dan perangsang produksi.
Upah pokok disesuaikan dengan inflasi yang dikeluarkan Badan
Pusat Statistik (BPS). Kenaikan upah pokok diatur secara berkala
setahun sekali yang besarnyaditentukan sesuai hasil musyawarah antara
pengusaha dan serikatpekerja.
Tunjangan hari raya keagamaan diberikan sebelum hari raya idul fitri,
besarnya tunjangan yaitu 1,5 kali (Upah pokok + (Tj. Jabatan + Tj. Pangkat)
bagi yang menerima+ Tj transport sesuai SK direksi). Tunjangan diberikan
pada minggu pertama padabulan puasa.

21
Tunjangan akhir tahun diberikan pada akhir tahun yang besarnya atas
dasarmusyawarah antara pengusaha dan serikat pekerja. Tunjangan akhir
tahun diberikan berupa uang yang besarnya dikali (Upah pokok + (Tj.
Jabatan + Tj. Pangkat) bagi yang menerima + Tj transport sesuai SK direksi)
untuk setiap golongan kompetensi (IP)masing – masing.

2.8 Kesejahteraan Karyawan


Setiap hari kerja, pengusaha menyediakan makan satu kali di
kantin untuk setiap karyawan yang hadir dengan memperhatikan nilai gizi.
Selain makan utama, pengusahajuga menyediakan makanan dan minuman
tambahan (M2T) setiap hari kerja. Makanandan minuman tambahan untuk
shift I yaitu berupa susu dan satu potong roti atau denganmakanan lainnya
yang setara. Untuk shift II mendapatkan berupa roti. Apabila dalam
satu minggu terdapat tiga kali lembur masal terusan maka karyawan akan
mendapatkan minuman suplemen pada hari ke tiga, sedangkan apabila
lima hari kerja berturut terdapat lembur masal maka mendapat minuman
tambahan pada hari ketiga dan kelima.
Pengusaha dan serikat pekerja menyadari bahwa perlu diberikan
perhatian yanglayak dan wajar terhadap kondisi kesehatan para
karyawan. Untuk maksud tersebutmaka perusahaan menyediakan
poliklinik, dokter perusahaan untuk mengantisipasiapabila terjadi
kecelakaan kerja.
a. Proses Perencanaan Bisnis.
b. Proses Bisnis Utama.
1) Bagian Maintenance
2) Bagian Teknik Produksi
3) Bagian Quality Control
4) Bagian Part Control
5) Bagian PPC
6) Bagian Produksi
 Proses Welding
22
 Proses Painting
 Proses Trimming
 Inspeksi dan Pengendalian Ketidaksesuaian
 Proses Pre-Delivery
7) Proses Delivery
8) Bagian Pembelian
9) Bagian Delivery
c. Proses Bisnis Pendukung
Proses produksi di PT. Krama Yudha Ratu Motor terbagi ke dalam
3 bagian yaitu welding, painting, Trimming. Proses welding yaitu
proses penggabungan dari potongan – potongan plat tercetak
menjadi kabin kendaraan. Setelah menjadi kabin kemudian memasuki
proses painting, yaitu proses pengecatan kabin. Proses selanjutnya
yaitu trimming, pada line ini merupakan proses dimana perakitan
kendaraan mulai dari chasis kendaraan sampai menjadi
kendaraan utuh.
2.9 Jenis produk
Dan saat ini seiring berkembangnya industri kendaraan bermotor, PT.
KRM telah memproduksi jenis-jenis kendaraan yaitu
1. CJM (Car Joint Mitsubishi)
CJM Atau dikenal dengan merk dagang T120 ss mulai di
produksi oleh PT.KRM pada tahun 1998. T120 ss sebenarnya
sebelumnya sudah diedarkan di pasar indonesia pada tahun 1983, namun
yang memproduksi adalah PT.Krama Yudha Kesuma Motor (KKM).
KKM memproduksi T120 ss hingga tahun 1996, namun kemudian
produksi T120 ss di pindahkan ke KRM karena Mitsubishi Motor
Coorporation (MMC), selaku penanam modal terbesar, memutuskan
untuk menutup KKM akibat produksinya yang tidak menguntungkan.
Dalam berjalannya produksi T120 ss Mitsubishi Coorporation bekerja
sama dengan suzuki coorporation. Karena kerja sama inilah, T120 ss
berganti namamenjadi CJM (Car Joint Mitsubishi) untuk produksi
23
Mitsubishi dan CJS (Car Joint Suzuki) untuk produksi suzuki. Bentuk
kerja sama kedua perusahaan otomotif ini adala dalam hal pengadaan
komponen-komponen penyusun mobil. Jadi produksi komponen mobil
T120 ss sebagian dilakukan oleh Mitsubishi, dalam hal ini adalah PT
Mitsubishi Krama Yudha Manufacturing (MKM), dan sebagian lagi oleh
suzuki. CJM memiliki 4 varian, yaitu flat bed, standart pick up, mini bus
dan three way.

Gambar 2.1 T120 ss (CJM)

2. TD (Truck Diesel)
TD mulai di produksi oleh PT. Krama Yudha Ratu Motor sejak
tahun 1975. Namun pertama kali di keluarkan tidak disebut sebagai TD,
namun T-200/210. Seiring berjalannya waktu model T-200/210
mengalami perbaikan dan peningkatan baik dalam bentuk model ataupun
mesin yang digunakan. TD lebih dikenal dengan sebutan “ Kepala
Kuning’’. Di jepang, model TD memiliki nama “Canter’’, sedangkan di
indonesia di beri nama New Colt Diesel. TD terdiri dari 8 varian yaitu
TQ, TR,TU, TV, TW, TX, TZ,TF.

24
Gambar2.2 TD TRUCK DIESEL

3. SL (L-300)
L-300 hadir pertama kali di indonesia pada tahun 1981, saat itu
masih mengandalkan mesin diesel 2477 cc. L-300 dirancang sebagai
kendaraan niaga ringan, yang menyajikan kehandalan, kekuatan, dan
keamanan serta kenyamanan untuk minibus.Mitsubishi colt L-300 diesel
memiliki keunggulan mesin lebih bandel dan lebih irit bahan bakar.

Gambar 2.3 SL (L-300)

25
4. FUSO
FUSO mulai di produksi oleh PT. Krama Yudha Ratu Motor pada
tahun1975. Namun 2 tahun berikutnya, produksi FUSO oleh KRM
terhenti selama 10 tahun. KRM kembali memproduksi FUSO pada tahun
1987. FUSO dibagi menjadi 2 tipe yaitu FM dan FN. FN memliki
bentukyang lebih besar dari FM, dikenal dengan nama tronton. FM
memiliki 10 roda sedangkan FN memiliki hanya 6 roda. FUSO memiliki
banyak varian diantaranya PT, PN, PP, PA, PC, PD

Gambar 2.4 FUSO

2.10 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Setiap karyawan diberikan pengarahan dan informasi yang jelas


mengenai situasi dan lingkungan kerja. Perusahaan menyediakan
baju/perlengkapan pengaman, seperti:

 Safety Shoes(sepatu yang dilindungi dengan besi dibagian depan)


 Kacamata pengaman (Eye-glasses)
 Pelindung telinga (Ear Protector/Ear Plug)
 Sarung tangan (Gloves)
 Masker
 Jas Lab dan Coverall
 Apron atau otto

26
Di samping itu perusahaan juga menyediakan alat pemadam kebakaran
disetiap lokasi setiap bagian dan pemberian latihan cara menggunakan alat
pemadam kebakaran kepada setiap karyawan baik pria maupun wanita.
Selain itu disetiap bagian disediakan obat-obatan dan pemberian pendidikan
dan latihan untuk melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan.

Langkah perusahaan untuk melindungi karyawan dalam usaha


pencegahan penyakit akibat pekerjaan:

1. Memberikan Job Description/uraian pekerjaan, tugas, dan tanggung


jawab yang sangat jelas dan terperinci agar semua karyawan mengerti
dan dapat melaksanakan semua tugas tanggung jawabnya sesuai dengan
pekerjaannya.
2. Memberikan petunjuk-petunjuk untuk keamanan dan mengharuskan
setiap karyawan untuk memakai perlengkapan pengaman yang telah
disediakan oleh perusahaan serta memperhatikan dengan baik semua
tanda-tanda keamanan yang tertera disetiap lokasi.
3. Mengawasi dan memperhatikan cara kerja karyawan agar selalu
mengikuti petunjuk yang berlaku melalui protap, pelatihan dan seminar.
4. Menerima keluhan karyawan maupun saran dari karyawan dan
penyelesaian permasalahan internal.
5. Menjadikan seluruh karyawan adalah asset perusahaan yang tidak
ternilai.
6. Jam kerja dan jam istirahat teratur dan jelas.
7. Hak cuti yang diberikan perusahaan terhadap karyawan.
Perlindungan asuransi bagi karyawan, perusahaan menyediakan
fasilitas sebagai berikut:
1. JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) untuk kecelakaan kerja
dan tunjangan hari tua.
2. Medical/pengobatan rawat jalan dan rawat inap ditanggung oleh
perusahaan.

27
28
BAB III
PEMBAHASAN DATA DAN ANALISA

3.1 Proses Produksi


Proses produksi adalah urutan kegiatan yang harus dilaksanakan dalam
usaha untuk menghasilkan barang maupun jasa. Proses produksi juga berarti
yaitu suatu kegiatan perbaikan terus – menerus (continuous improvement),
yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide – ide untuk menghasilkan
suatu produk, pemgembangan produk, proses produksi, sampai distribusi
kepada konsumen (V. Gaspersz, 2004). Proses produksi terdiri dari dua kata,
yaitu proses dan produksi yang memiliki makna yang berbeda. Proses adalah
cara, metode, dan teknik bagaimana sumber – sumber (manusia, mesin,
material dan uang) yang akan dirubah untuk memperoleh suatu hasil.
Sedangkan produksi adalah kegiatan menciptakan atau menambah kegunaan
suatu barang atau jasa. Jadi pengertian dari proses produksi adalh suatu cara,
metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa dengan menggunakan sumber – sumber (manusia, mesin,
material, dan uang) yang ada.

3.2 Jenis – jenis Proses Produksi


Secara umum proses produksi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
proses produksi yang terus – menerus (continuous procese) dan proses
produksi yang terputus –putus (intermittent procese). Perbedaan pokok dari
dua proses tersebut adalah berdasarkan pada panjang tidaknya waktu
persiapan untuk menagatur (set up) peralatan produksi yang digunakan
untuk memproduksi suatu produk beberapa produk tanpa mengalami
perubahan. Pada proses produksi yang terus – menerus, perusahaan atau
pabrik menggunakan mesin – mesin yang dipersiapkan (set up) dalam
jangka waktu yang lama dan tanpa mengalami perubahan. Sedangkan untuk
proses produksi yang terputus – putus menggunakan mesin – mesin yang
dipersiapkan dalam jangka waktu yang pendek, dan kemudian akan dirubah
29
atau dipersiapkan kembali untuk memproduksi produk lain. Adapun sifat –
sifat atau ciri – ciri dari proses produksi yang terus – menerus (continuous
procese), yaitu:
a. Produk yang dihasilkan pada umumnya dalam jumlah besar dengan
variasi yang sangat kecil dan sudah distandarisasikan.
b. Sistem atau cara penyusunan peralatannya berdasarkan urutan
pengerjaan dari produk yang dihasilkan, yang biasa disebut product
layout / departementation by product.
c. Msin – mesin yang digunakan untuk menghasilkan produk bersifat
khusu (Special Purpose Machines).
d. Pengaruh operator terhadap produk yang dihasilkan sangat kecil karena
mesin biasanya bekerja secara otomatis, sehingga seorang operator tidak
perlu memiliki keahlian tinggi untuk pengerjaan produk tersebut.
e. Apabila salah satu mesin / peralatan tertentu rusak atau terhenti, maka
seluruh proses akan terhenti.
f. Job strukturnya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak perlu banyak.
g. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses pada proses produksi
yang terputus – putus.
h. Diperlukan perawatan khusus terhadap mesin – mesin yang digunakan.
i. Biasanya bahan- bahan dipindahkan dengan peralatan yang tetap (fixed
path equipment) yang menggunakan tenaga mesin, seperti konvenyor.
Sedangkan sifat – sifat atau ciri – ciri dari proses produksi yang
terputus – putus (intermetent procese), Adalah :
1. Produk yang dihasilkan biasanya dalam jumlah kecil dengan variasi
yang sangat besar dan didasarkan pada pesanan.
2. Sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam
proses produksi atau peralatan yang sama dikelompokkan pada tempat
yang sama, yang disebut dengan proses layout/departemantation by
equipment.

30
3. Mesin – mesin yang digunakan bersifat umum dan dapat digunakan
untuk menghasilkan bermacam – macam produk dengan variasi yang
hampir sama (General Purpose Machine).
4. Pengaruh operator terhadap produk yang dihasilkan cukup besar,
sehingga operator memerlukan keahlian yang tinggi dalam pengerjaan
produk serta terhadap pekerjaan yang bermacam – macam yang
menimbulkan pengawasan yang lebih sulit.
5. Proses produksi tidak akan berhenti walaupun terjadi kerusakan atau
terhentinya salah satu mesin/peralatan.
6. Persendian bahan mentah pada umumnya tinggi karena tidak dapat
ditentukan pesanan apa yang harus dipesan oleh pembeli, dan persediaan
bahan dalam proses lebih tinggi dan proses produksi yang terus –
menerus (continuous procese) karena prosesnya terputus – putus.
7. Biasanya bahan – bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang
dapat berpindah secara bebas (variable path equipment)yang
menggunakan tenaga manusia, seperti kereta dorong atau forklift.
8. Pemindahan bahan sering dilakukan bolak – balik sehingg perlu adanya
ruang gerak (aisle) yang besar dan ruang tempat bahan – bahan dalam
proses (work in procese) yang besar.

3.3 Proses Perakitan


Lini perakitan adalah sebuah proses pemabrikkan di mana bagian –
bagian (biasanya yang memiliki suku cadang) suatu produk di rakit dan
digabungkan satu persatu dengan urutan tertentu hingga menjadi produk
akhir. Proses ini menghasilkan tingkat produksi yang lebih cepat dari pada
metode biasa, dimana untuk membuat satu produk jadi, seluruh bagian
produk tersebut dirakit oleh satu orang ahli. Bentuk paling terkenal dari
konsep lini perakitan adalah lini perakitan bergerak (moving assembly line)
yang dikembangkan oleh Ford Motor Company pada tahun 1908 dan 1915.
Denagn metode tersebut, Ford menghasilkan Ford model T, mobil paling

31
murah dimasanya. Ford juga menjadi perusahaan pertama yang mendirikan
pabrik besar yang menerapkan proses lini perakitan.

3.4 Profil Mifutsubishi T 120 SS

CJM Atau dikenal dengan merk dagang T120 ss mulai di


produksi oleh PT.KRM pada tahun 1998. T120 ss sebenarnya
sebelumnya sudah diedarkan di pasar indonesia pada tahun 1983, namun
yang memproduksi adalah PT.Krama Yudha Kesuma Motor (KKM).
KKM memproduksi T120 ss hingga tahun 1996, namun kemudian
produksi T120 ss di pindahkan ke KRM karena Mitsubishi Motor
Coorporation (MMC), selaku penanam modal terbesar, memutuskan
untuk menutup KKM akibat produksinya yang tidak menguntungkan.
Dalam berjalannya produksi T120 ss Mitsubishi Coorporation bekerja
sama dengan suzuki coorporation. Karena kerja sama inilah, T120 ss
berganti namamenjadi CJM (Car Joint Mitsubishi) untuk produksi
Mitsubishi dan CJS (Car Joint Suzuki) untuk produksi suzuki. Bentuk
kerja sama kedua perusahaan otomotif ini adala dalam hal pengadaan
komponen-komponen penyusun mobil. Jadi produksi komponen mobil
T120 ss sebagian dilakukan oleh Mitsubishi, dalam hal ini adalah PT
Mitsubishi Krama Yudha Manufacturing (MKM), dan sebagian lagi oleh
suzuki. CJM memiliki 4 varian, yaitu flat bed, standart pick up, mini bus
dan three way.

32
Gambar 2.1 T120 ss (CJM)

3.5 Spesifikasi Mitsubishi T 120 SS


No TRANSMISION
Tipe 5 speed manual, column shift
1 Gigi 1 4,330
2 Gigi 2 2,335
3 Gigi 3 1,509
4 Gigi 4 1,000
5 Gigi 5 0,827
6 Perbandingan Gigi mundur 4,142
7 Perbandingan Gigi akhir 5,286
No. DIMENSION & WEIGHT
1 Panjang Keseluruhan (mm) 4,170
2 Lebar Keseluruhan (mm) 1,700
3 Tinggi Keseluruhan (mm) 1,845
4 Jarak Sumbu Roda (mm) 1,440
5 Jarak roda depan kiri kanan (mm) 1,380
6 tinggi Minimal dari Tanah (mm) 200
7 Berat Chasis Termasuk Kabin (kg) 2,540
8 Maksimum G.V.W 2,540
No. ENGINE TYPE

33
1 Model/Type 4D56-4 cylinder inline
2 Isi Silinder (cc) 2.477
3 Diameter x Langkah (mm x mm) 9.11 x 95.0
4 Daya Maksimum (PS/mp)
5 Torsi Maksimum (kgm/rpm) 13.6/2500
6 Sistem Bahan Bakar Diesel (Solar)
No. SUSPENSION
1 Suspensi Depan Double Wisbone, Per Keong
2 Suspensi Belakang Semi Eleptic, Leaf Spring
No. BRAKE
1 Rem Tangan (Parking Brake) Ventilated disc
2 Rem Kaki (Service Brake) Drum, Leading & Trailing
No. WHEEL
1 Ukuran Roda 185/R14-8PR

Tabel 3.1 Spesifikasi Mitsubishi T 120 SS

3.6.1 Standard Operation Procedure dan QC Point


Bentuk standart operation procedured line Trimming yaitu :
 Melaksanakan kebersihan alat atau equipment (tool)
 Melaksanakan kebersihan area kerja (rack, dolly, box part, dan dex
conveyor)
 Melaksanakan kebersihan lantai atau area part
 Melaksanakan kebersihan ruang foreman
QC Point adalah salah satu bentuk SOP (Standar Operasional
Pekerja) untuk instalasi part di dalam station Trimming.

34
Gambar 3.2 QC Point Pemasangan Cable Sellect Type L300

Gambar 3.3 QC Point Pemasangan Cable Sellect Type T 120 SS

35
Gambar 3.4 QC Point Pemasangan Cable Sellect Type T 120 SS

Gambar 3.5 QC Point Pemasangan Cable Sellect Type T 120 SS

3.6 Bentuk Laporan Kecelakaan Kerja & Metode Keselamatan (Safety)


Laporan kecelakaan kerja U-Bolt Tightening Counter Measure
Penyebab :
 Aspek Gerakan
Pemegang Screw salah
 Aspek Manajemen

36
Belum ada QC point dalam proses screw tapping
 Aspek Equipment
Adjuster putaran impact terlalu kencang
Counter Measure :
 Operator diberikan pengarahan proses memegang screw di arahkan luar.
 Dibutuhkan QC Point metode pemegang screw tapping.
 Adjuster putaran disesuaikan kecepatannya atau distandarkan.
Metode Keselamatan Kerja :
1. Stop Call Wait : bila terjadi line stop, biasanya foreman menyalakan
lampu kuning yang ada pada di line.
2. 5 S adalah suatu metode dari jepang mengenai penataan atau
pemeliharaan wilayah kerja secara intensif.

Kriteria 5 S:
a. SEIRI : Pemilihan
b. SEITON : Perapian
c. SEISO : Pembersihan
d. SEIKETSU : Pemeliharaan
e. SHITSUKE : Pembiasaan
3. Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) sesuai standar pemakaian di
setiap station.

37
Gambar 3.6 APD Standar Pemakaian di Station Line

Gambar 3.7 APD Yang di gunakan di Seksi Quality Control

38
Gambar 3.8 SAFETY POINT di PT. KRM

39
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
a. Pengawasan kualitas selama proses produksi berjalan (In Process
Control) penting dilakukan sebagai salah satu upaya penjaminan mutu
dari produk yang dihasilkan. In Process Control dilakukan dengan
melakukan pengujian dan pemeriksaan yang diperlukan pada produk
antara dan produk jadi selama proses produksi berjalan.
b. Penyimpangan dari hasil pengujian dan pemeriksaan menunjukan
adanya proses dan hasil yang tidak memenuhi syarat. Penyimpangan
ini harus ditangani dengan tepat dan sesuai agar dapat dilakukan
perbaikan sehingga produk yang dihasilkan tetap sesuai dengan standar
kualitas yang ada.

4.2 Saran

Kunjungan industri sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan mahasiswa


secara konkret dalam dunia kerja. Oleh karena itu untuk ke depannya diharapkan
kegiatan kunjugan industri dapat terus dilaksanakan dan semakin terorganisir
dengan baik.

40

Anda mungkin juga menyukai