SISTEM HEIJUNKA
DISUSUN OLEH:
(2018220027)
PENDAHULUAN
DASAR TEORI
2.1 . Pengertian
Perkembangan Toyota Production System semakin maju dan sampai pada tahap dimana
mengguanakan suatu metode untuk mengupayakan agar seluruh proses pekerjaan
berlangsung pada level tertentu yang mana rata pada setiap kondisi, disebut sistem
Heijunka. Untuk memperkecil beban kerja yang beragam, hal ini dapat dicapai dengan
melakukan pemulusan (smoothing)/pemerataan produksi dengan fluktuasi sekecil mungkin.
Dua Jenis Fluktuasi Beban Kerja :
1. Fluktuasi dalam Jumlah
2. Fluktuasi dalam Model/Tipe
Dalam Heijunka juga mengguankan alat yang sama seperti Pull System, yaitu Kanban.
Kanban adalah suatu manajemen untuk memvisualisasikan komunikasi dan pengendalian
serangkain aktivitas produksi.
Heijunka System, menggunakan Heijunka post, yang merupakan sebuah kotak atau lemari
yang berfungsi untuk menata kartu kanban agar sesuai dengan rencana produksi dengan
urut-urutan yang paling penting. Tujuan utama Heijunka system adalah untuk melakukan
smoothing atau pemerataan tugas di setiap post agar setiap post mempunyai beban kerja
yang kurang lebih sama rata.
BAB III
METODOLOGI
Penugasan Pekerjaan:
Shipping: Mendapatkan daftar permintaan konsumen dan mengirimkan ke waiting post, lalu
mempersiapkan dan mengirimkan barang jadi ke konsumen.
Operator: Menghasilkan part-part atau barang jadi berdasarkan rencana / kebutuhan harian.
1) Sub-Assy
2 SCAB
3 MPV
4.2.1. Kelemahan
- Produksi sangat bergantung pada pemasok dan jika persediaan tidak dikirimkan tepat
waktu, jadwal seluruh produksi dapat tertunda (delay).
- Menurunkan Lead Time dengan mengurangi waktu yang dipakai bukan untuk proses.
2. Logistic Person
- Environment : Memperluas atau membentuk jalan lewatnya
proses logistic person.
- Maintenance : Pemeliharaan agar tetap terjaga ketika
pengambilan barang di warehouse agar tidak
terjadi human eror.
- Delivery : Pengiriman harus sesuai waktu dan tempat yang
sudah menjadi standar kerja. Dalam pengiriman
barang jangan sampai delay dipemerosesan barang,
karna dapat memakan waktu yg dapat merugikan
produksi prusahaan.
- Safety : Pengambilan dan pengiriman suatu barang harus
berhati hati agar tidak terjadi kerusakan
- Cost : Pembelian kebutuhan barang, management logistik
harus teliti dalam menghitung pengeluaran biaya.
3. Quality Control
- Quality&Cost : Barang yang akan di kirim kan harus dicek dengan
benar.
- Safety : Keamanan dalam bidang QC harus di perhatikan,
karena jika tidak akan mempengaruhi keamanan
barang serta petugas QC.
4. Shipping Person
- Quality : Unit dari QC harus benar-benar di cek dan jangan
sampai ada pelolosan proses.
- Safety : Pengangkatan unit untuk di shipping harus
diperhatikan.
- Cost : Pengiriman antara shipping ke customer harus
cepat agar dapat menurunkan cost produksi.
- Delivery : Peniriman antara shipping ke customer harus
membuat customer puas akan kinerja tim produksi.
5. Customer
6. Inspector
- Safety : Menjaga agar lingkungan kerja tetap aman dan pekerja terhindar
dari kecelakaan kerja dan mesin tidak mengalami malfungsi.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Perkembangan Toyota Production System semakin maju dan sampai pada suatu tahap
dimana mengguanakan suatu metode untuk mengupayakan agar seluruh proses pekerjaan
berlangsung pada level tertentu yang mana rata pada setiap kondisi, disebut sistem
Heijunka. Heijunka System, menggunakan Heijunka post, yang merupakan sebuah kotak
atau lemari yang berfungsi untuk menata kartu kanban agar sesuai dengan rencana produksi
dengan urut-urutan yang paling penting. Tujuan utama Heijunka system adalah untuk
melakukan smoothing atau pemerataan tugas di setiap post agar setiap post mempunyai
beban kerja yang kurang lebih sama rata. Kelebihan dari sistem ini adalah menjamin
Inventory Control dan kepuasan konsumen yang lebih baik serta memastikan meratanya
beban kerja di setiap post kerja. Sedangkan kelemahannya adalah produksi sangat
bergantung pada pemasok dan jika persediaan tidak dikirimkan tepat waktu, jadwal seluruh
produksi dapat tertunda (delay), dan juga harus meratanya kemampuan setiap personil
kerja.