Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN BAB 9

PERGUDANGAN DAN FASILITAS PENDUKUNG

Laporan ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Pengantar Tata Letak Pabrik
MKK: TID-320

KELOMPOK 8

ANDIKA REFORMA NUGRAHA 1826201029


RUBEN HERIANTO 1826201033
SUCI RHOMADANI 1826201043

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUMAI
DUMAI
2021
BAB X
PERGUDANGAN DAN FASILITAS PENDUKUNG

9.1. Pendahuluan
Pada perusahaan skala kecil seringkali fungsi-fungsi atau fasilitas-fasilitas
pelayanan tidak diperhitungkan dengan matang padahal fungsi-fungsi tersebut
mempunyai peran yang cukup berarti. Bahkan di beberapa perusahaan fasilitas
pelayanan seringkali menghabiskan lebih dari separuh dari seluruh fasilitas yang
ada. Fungsi-fungsi pelayanan seperti pergudangan, pelayanan adminitrasi
perkantoran, kantin dan sebagainya mempunyai peranan yang tidak kalah
pentingnya dengan fungsi produksi. Fungsi/fasilitas pelayanan dibedakan dalam
dua kategori, yaitu:
1. Fasilitas pelayanan produksi, dan
2. Fasilitas pelayanan adminitrasi dan pegawai.
Fasilitas pelayanan produksi adalah fasilitas yang berfungsi dan terkait erat
dengan proses operasi produksi. Tanpa adanya fasilitas pelayanan produksi yang
baik, maka operasi produksi akan banyak menemui kendala-kendala. Termasuk
dalam pelayanan produksi adalah fasilitas penerimaan material/barang, tempat
penyimpanan/gudang, dan fasilitas pengiriman. Karena fasiitas-fasilitas tersebut di
atas lebih banyak berfungsi sebagai operasi pergudangan, maka dalam bab ini
fasilitas pelayanan produksi di namakan dengan operasi pergudangan.
Fasilitas pelayanan adminitrasi dan pegawai merupakan fasilitas pendukung
operasi perusahaan. Meskipun secara langsung tidak terkait dengan proses
produksi. Namun keberadaannya sangan diperlukan dan mempunyai nilai tambah.
Fasilitas pelayanan adminitrasi dan pegawai antara lain tempat parker, tempat
masuk pegawai, ruang ganti pakaian, toilets, cafeteria, dan sebagainya. Fasilitas
adminitrasi dan pegawai sering disebut dengan hubungan industrial dan kantor.
9.2. Operasi Pergudangan
Pengertian gudang harus dibedakan dengan pergudangan. Gudanga atau
storage, merupakan tempat menyimpanan barang baik bahan baku yang akan
dilakukan proses manufacturing, maupun barang jadi yang siap dipasarkan.
Sedangkan pergudanga tidak hanya kegiatan menyimpan barang saja, melaikan
proses penanganan barang mulai dari penerimaan barang, pencatatan,
penyimpanan, pemilihan, penyortiran, pelabelan, sampai dengan proses
pengiriman barang.
Operasi pergudangan berkembang pesat sejalan dengan munculnya teknik-
teknik dan manajemen produksi, seperti just in time (system produksi tepat
waktu), quick response the quest for quality, perbaikan pelayanan terhadap
pelanggan (enhanced customer service), dan sebagainya. System produksi tepat
waktu akan menjadikan operasi pergudangan seperti proses penerimaan barang,
pencatatan dan proses pergudangan lainnya dilakukan seefektif dan seakurat
mungkin. Begitu pula program respon cepat, akan berimbas pada jadwal waktu
yang dapat ditekan sampai batas yang memungkinkan, sehingga akan
meningkatkan fungsi dan kapasitas dari pergudangan. Adanya penelitian tentang
kualitas (quest of quality) berpengaruh pada keakuratan system pergudangan
terutama dalam pendistribusian yang semakin meningkat.
Perancangan dan manajemen operasi pergudangan sekarang ini memang
semakin rumit dan tidak mudah. Untuk menguasainya, kita harus selalu
mengembangkan proses manajemen pergudangan dan distribusi. Empat hal utama
dalam pergudangan yang saling terkait dan sangan penting untuk diperhatikan
antara lain:
1. Transportasi
2. Produksi,
3. Pelayanan pelanggan dan,
4. Biaya logistic.
Keempat factor diatas harus menjadi perhatian utama bagi manajemen
perusahaan. Perhatian terhadap transportasi dilakukan untuk mendapatkan
efisiensi dari proses pemindahan bahan dan pendistribusian barang-barang atas
pesanan pelanggan. Operasi pergudangan juga menuntut system produksi yang
baik dan lancar sehingga kebutuhan akan peralatan pemindahan bahan, area
penyimpanan, dan segala hal yang terkait dengan operasi pergudangan dapat
ditentukan dengan optimal. Yang utama, perhatian terhadap faktor tersebut diatas
mempunyai tujuan untuk mengoptimalkan biaya operasi pergudangan secara
keseluruhan.

9.2.1. Misi Pergudangan


Sebagai fasilitas pelayanan produksi, pergudangan mempunyai misi, antara
lain sebagai berikut.
1. Sebagai penyeimbangan dan penyangga bervariasinya antara jadwal produksi
dan permintaan. Pergudangan biasanya ditempatkan dekat dengan titik proses
produksi. Frekuensi aktivitas penambahan persediaan dilakukan dalam priode
bulanan sampai tiga bulanan.
2. Sebagai produk mixing. Digunakan untuk menghimpun dari penggabungan
produk dari berbagai macam proses produksi dari suatu perusahaan atau
beberapa perusahaan sebelum dikirim kepada pelanggan. Untuk itu
pergudangan bias ditempatkan ditengah-tengah antara lokasi produksi atau
konsumen. Fasilitas ini mempunyai tipikal merespon permintaan dalam
periode mingguan atau bulanan.
3. Pergudangan akan memperpendek jarak transportasi dalam pendistribusian
barang. Dengan frekuensi penganbilan item dan pengirimannya ke pelanggan
dilakukan setiap hari.

9.2.2. Manfaat Pergudangan


Dukungan yang diberikan operasi pergudangan terhadap proses operasi
produksi tidak hanya disebagian lini produksi saja, melainkan hampir pada setiap
tahap proses operasi produksi. Seberapa besar bahan atau material yang harus
dipesan dari pemasok, seberapa besar material yang akan digunakan adalah
merupakan suatu contoh dua proses operasi (pergudangan dan produksi) yang
saling terkait erat. Secara garis besar manfaat pergudangan antara lain:
1. Manufacturing support (pendukung proses produksi). Operasi pergudangan
mempunyai peran sangat penting dalam proses produksi. Dukungan dari
operasi pergudangan sangat mutlak bagi kelancaran proses operasi produksi.
Sistem adminitrasi, proses penyimpanan, transformasi dan material handling,
serta aktifitas lain dalam pergudangan diatur sedemikian hingga proses
produksi berlangsung sesuai dangan target yang hendak dicapai.
2. Product mixing. Menerima pengiriman barang berbagai macam dalam jumlah
besar dari berbagai sumber dan dengan sistem material handling baik otomatis
atau manual dilakukan penyortiran dan menyiapkan pesanan pelanggan
selanjutanya mengirimnya ke pelanggan.
3. Sebagai perlindungan terhadap barang. Gudang merupakan jenis peralatan
atau tempat dengan system pengamanan yang dapat diandalkan. Dengan
demikian barang akan medapatkan jaminan keamanan baik dari bahaya
pencurian, kebakaran, banjr, serta problem keamanan lainnya.
4. Dalam system pergudangan, material yang berbahaya dan material yang
tercemar akan dipisahkan. Beberapa material ada yang beresiko
membahayakan dan menimbulkan pencemaran, untuk itu dengan
menggunakan kode keamanan tidak diizinkan material yang beresiko tersebut
ditempatkan dekat dengan loksi pabrik.
5. Sebagai persediaan. Untuk melakukan peramalan permintaan produk yang
akurat merupakan hal yang sulit.agar dapat melayani pelanggan setiap waktu
operasi pergudangan dapat digunakan sebagai arternatif tempat persediaan
barang.

9.2.3. Fungsi yang ada di dalam Pergudangan


Sebagian besar orang beranggapan bahwa pergudangan hanya berfungsi
sebagai tempat penyimpanan barang, padahal banyak aktivitas yang ada pada
pergudangan bukannya hanya sekedar menaruh material ke dalam dan
mengeluarkannya dari dalam gudang tersebut. Pergudangan dapat dibedakan
menjadi 3 fungsi dasar, yaitu:
A. Movement (perpindahan) material yang terdiri dari:
a. Receiving (penerimaan)
b. Transfer (perpindahan)
c. Order selection (melakukan penyeleksian barang-barang)
B. Storage (penyimpanan)
a. Temporare (sementara)
b. Semi-permanen
C. Transfer informasi
Menurut aliran kerja dari pergudangan, fungsi pergudangan merupakan
rangkaian dari aktivitas-aktivitas berikut ini (Frazelle, E).
1. Receiving, yaitu melakukan penerimaan bahan dari pemasok
2. Prepackaging, setiap bahan yang diterima setelah dilakukan aktivitas
adminitrasi (pencatatan material masuk) selanjutnya dilakukan pengepakan.
Pengepakan bisa dilakukan satu per satu dari komponen. Bias juga
dikombinasikan dari komponen lainnya.
3. Putaway, material yang sudah dilakukan pengepakan (kemasan) ditempatkan
pada tempat penyimpanan sebelum dilakukan proses selanjutnya.
4. Storage/gudang, merupakan proses penahanan barang sambil menunggu
permintaan. Bentuk gudang tergantung ukuran dan kuantitas item didalam
persediaan dan karakter dari proses pemindahan/penangan produk.
5. Order picking, merupakan proses pemindahan/pengambilan komponen dari
tempat penyimpanan (missal dari pallet rack), memilih dan mengetahui sejauh
mana barang sesuai dengan permintaan.
6. Pengepakan dan atau pemberian harga, proses ini dilakukan setelah proses
pemungutan/pengambilan barang dari tempat penyimpanan. Sama halnya
dalam aktivitas prepacking, item-item barang baik secara individu maupun
kombinasi dari beberapa item barang dilakukan pengepakan. Kemudian
dilakukan penetapan daftar harga barang.
7. Sortation, merupakan proses penyortiran barang yang tidak sesuai dengan
spesifikasi pesanan.
8. Proses pemuatan dan pengiriman, sebelum dilakukan pengepakan dan
pengiriman ke pelanggan maka terlebih dahulu dilakukan pengecekan barang
yang akan dilempar ke pasar. Kemudian dipak didalam kontainer yang sesuai,
dengan meneliti dokumen-dokumen pengiriman termasuk packing list,
pelabelan alamat dan bill of loading. Tugas lain adalah menimbang berat
untuk menentukan biaya pengiriman, dan memuatnya dalam alat angkut.
A. Fungsi penerimaan dan fungsi pengiriman
Sebagian besar perusahaan biasa melakukan sentralisasi fungsi penerimaan
dan pengiriman. Meskipun mempunyai fungsi yang berbeda namun kedua fungsi
tersebut mempunyai kesamaan menyangkut kebutuhan akan karyawan yang
menangani tugas penerimaan dan pengiriman, peralatan dan ruangan yang
digunakan. Penempatan department penerimaan dan pengiriman mempunyai
pengaruh sangat besar menyangkut aliran material. Department penerimaan
sebagai tempat dimulainya aliran material, sedang department pengiriman
merupakan akhir dari aliran material.
Dilakukan sentralisasi department penerimaan dan pengiriman mempunyai
beberapa keuntungan, yaitu:
1. Memaksimalkan penggunaan peralatan. Peralatan yang digunakan pada bagian
penerimaan sebagian besar dapat digunakan untuk fasilitas pengiriman.
Dengan mengatur jadwal penggunaan fungsi peralatan akan lebih maksimal.
2. Memaksimalkan penggunaan personal. Proses diterimanya material tidak
selalu pada waktu yang bersamaan dengan proses pengiriman barang. Dengan
demikian lebih efisien jika kedua fungsi penerimaan dan pengiriman
menggunakan personal yang sama.
3. Efisiensi ruangan. Setiap penggunaan area seharusnya dihitung dengan
cermat, sehingga tidak terjadi pemborosan. Dengan sentralisasi ruangan akan
lebih efisien penggunaannya.
4. Pengurangan biaya fasilitas. Dengan peralatan, personal dan ruangan yang
sama, akan diperoleh total biaya yang minimal.
kendala yang dihadapi dalam sentralisasi fungsi penerimaan dan pengiriman
yaitu jika pengaturan aliran material tidak tertib dan teratur dapat menimbulkan
kemacetan dan kesemrawutan area. Dan hal tersebut dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja, kerusakan produk, dan hilangnya material. Penempatan fungsi
penerimaan di satu sisi, yang lain merupakan solusi yang dapat dilakukan, jika
dilakukan sentralisasi kedua fungsi tersebut.
A.1. Fungsi penerimaan
Penerimaan dapat diartikan sebagai semua bentuk kegiatan yang berhubungan
dengan proses mendapatkan material dan perlengkapan untuk ditempatkan
sementara pada tempat penyimpanan. Receiving atau penerimaan mempunyai
beberapa tugas antara lain menerima seluruh material yang akan masuk ke dalam
gudang, menjamin material yang masuk sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang
dipesan, dan melakukan pembayaran material untuk penyimpanan atau untuk
fungsi organisasi lain yang membutuhkan.
Beberapa fungsi penerimaan yang dapat disebutkan adalah sebagai berikut.
1. Menerima, seluruh material/barang yang dating dari pemasok eksternal
maupun internal.
2. Memeriksa material/barang yang datang.
3. Memeriksa dokumen-dokumen yang menyertai material tersebut.
4. Mencatat faktor penerimaan.
5. Mencatat kekurangan-kekurangan jika ada kualitas dan kuantitas barang
barang yang tidak sesuai.
6. Membuat laporan penerimaan barang.
7. Mengirim ke tempat penyimpanan, dll

A.1.1. Fasilitas yang diperlukan untuk departemen penerimaan


Untuk menjamin kelancaran operasi penerimaan, maka beberapa fasilitas
diperlukan departemen penerimaan, antara lain sebagai berikut.
1. Area yang cukup digunakan untuk menempatkan alat angkutan.
2. Dock door atau pintu dermaga sesuai dengan alat angkut yang biasa keluar
masuk pabrik.
3. Dockboard, yaitu suatu alat sebagai jembatan penghubung antara lantai dock
(dermaga) dan lantai trailer ke dermaga.
4. Area untuk pallet atau peti kemas barang produk.
5. Area untuk penempatan produk sebelum dilakukan pengiriman.
6. Suatu kantor untuk kegiatan administrasi.
Jumlah ukuran masing-masing fasilitas ini sangat tergantung ukuran dan
kuantitas produk. Beberapa pedoman untuk menentukan ukuran fasilitas adalah
sebagai berikut.
1. Area luar (outsides area) yang digunakan untuk menempatkan alat angkutan.
Luas yang diperlukan mengikuti pertimbangan perhitungan dibawah ini.
a. Tempat parkir railer membutuhkan minimal sesuai dengan spesifikasi dari
alat angkutan yang sering digunakan dalam proses pembongkaran
(unloading) ditambah dengan kelonggaran. Ukuran trailer panjang sekitar
65 feet atau 21 m, dan lebar sekitar 8 feet atau 3 meter.
b. Untuk proses parkir (maneuvering) dari jalan ke area parkir biasanya
membutuhkan sekitar 15 m.
c. Jalan untuk kendaran sekitar 4 m untuk lalu lintas satu arah, atau 8 m
untuk lalu lintas dua arah.
2. Kantor. Biasanya kantor untuk penerimaan relatife kecil. Ruangan biasa
digunakan untuk meja, tempat data pesanan, laporan penerimaan, laporan
kerusakan dan sebagainya.
3. Gang (aisle) harus diukur sesuai dengan peralatan pemindah bahan, material
yang dipindahkan, dan frekuensi dari perjalanan. Biasanya, gang masuk trailer
mempunyai lebar kurang lebih 2,5 meter, merupakan ukuran lebar trailer,
namun adakalanya proses bongkar muat barang dilakukan melalui samping
traler, atau melalui overhead bridge cranes.
4. Pintu dermaga. Jumlah pintu dermaga yang dibutuhkan tergantung tingkat
kedatangan (truck per jam) pada waktu puncak, dan tingkat pelayanan waktu
proses bongkar barang. Sebagai contoh jika 8 truck datang selama waktu
puncak dan rata-rata membutuhkan 30 menit untuk proses pembongkaran
setiap truck, dalam hal ini akan dibutuhkan empat (4) buah pintu dermaga.

A.1.2. Kebutuhan luas area untuk departemen penerimaan


Salah satu cara untuk menentukan luas area departemen penerimaan adalah
dengan pendekatan fasilitas, yaitu pendataan semua fasilitas yang diperlukan
untuk proses penerimaan. Data fasilitas yang dibutuhkan antara lain, dock doors,
gang, area untuk pembongkaran muatan, area untuk membuka, memisahkan,
melakukan pengecekan jumlah dan kualitas, area untuk kantor dan area untuk
penyimpanan.
Area untuk dermaga penerimaan bias ditentukan dengan memperhatikan
frekuensi kedatangan alat angkut (trailer). Misalkan setiap harinya terdapat 6
trailer yang melakukan proses pembongkaran, dan masing-masingg 2 trailer
datang pada waktu yang bersamaan (hampir bersamaan), maka dibutuhkan
minimal 2 dermaga penerimaan. Jadi dermaga penerimaan dibutuhkan area seluas
minimal 2 kali ukuran truck/trailer tadi, yaitu 2 x 3 x 21 meter persegi atau 126
meter persegi. Area untuk dermaga untuk seluruhnya diperoleh dengan
menggandakan nilai tadi, yaitu 3 x 126 meter persegi atau sekitar 400 meter
persegi (empat ratur meter persegi). Tambahan luas tersebut dipergunakan untuk
gang, kantor, maneuvering trailer, dan sebagainya, gambar 9.1 dan gambar 9.2.
suatu contoh dock dan area yang dipergunakan sebagai tempat penerimaan.

Gambar 9.1 dock penerimaan


Gambar 9.2 area penerimaan

A.2. Fungsi pengiriman


Pengiriman merupakan proses pengaturan dan pengeluaran barang atas
pesanan dari pelanggan. Pada dasarnya sebagian besar aktivitas pengiriman adalah
merupakan aktivitas dari pergudangan. Beberapa aktivitas yang ada pada
departemen pengiriman antara lain sebagai berikut.
1. Melakukan pengepakan barang yang akan dikirimkan.
2. Pemberian alamat pada karton pembungkus atau kontainer.
3. Melakukan penimbangan masing-masing kontainer.
4. Melakukan penempatan trailer.
5. Proses pemuatan barang ke dalam peti kemas, dan pendistribusian kepada
pelanggan.
Beberapa faktor yang harus diperhitungkan dalam operasi pengiriman antara
lain sebagai berikut.
1. Kondisi barang yang akan didistribusikan.
2. Sifat fisik dari barang tersebut.
3. Metode penanganan/pemindahan barang termasuk alat pengangkutnya.
4. Beban kerja, termasuk hal ini adalah jumlah pengiriman per satuan waktu,
volume yang dibawa tiap kali pengiriman, jumlah dan jadwal kedatanagn alat
angkut.
5. Lokasi daerah pengiriman, dan sebagainya.
Fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan pengiririman pada dasarnya sama
dengan fasilitas untuk proses penerimaan, seperti dockboard, area untuk alat
angkutan,area untuk pallet atau peti kemas barang produk, suatu kantor untuk
tempat informasi pesanan pembelian dan kantor untuk tempat informasi perintah
pengiriman, area untuk aisle, dockboard, dan sebagainya.

A.2.1. Luas area yang dibutuhkan untuk departemen pengiriman


Area yang digunakan untuk pengiriman meliputi pula area untuk pengepakan,
penimbangan, pelabelan, gang, tempat parker trailer, jalan masuk, dan kantor.
Termasuk juga tempat istirahat bagi pengemudi truck. Ukuran area departemen
pengiriman dapat di dasarkan atas frekuensi pengiriman perharinya. Bila area
yang dipergunakan untuk pengiriman dan penerimaan pada satu lokasi, maka luas
area yang dipergunakan barangkali kurang lebih sama dengan luas area
penerimaan ditambah area untuk area pengepakan, dan aktivitas pengiriman
lainnya.

Gambar 9.3 area pengiriman

B. Penyimpanan/Storage
Penyimpanan merupakan proses penahanan barang sewaktu menunggu
permintaan untuk dikeluarkan. Proses penahanan barang tersebut dilakukan
disuatu tempat yang berupa gudang. Jadi gudang/storage merupakan tempat untuk
menyimpan barang baik bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi
yang siap dikirim ke pekanggan. Sebagian besar gudang yang digunakan untuk
menyimpan barang ditempatkan pada lokasi tertentu sampai barang tadi
diperlukan didalam proses produksi. Bentuk gudang akan tergantung ukuran dan
kualitas dari komponen didalam persediaan dan karakter sistem penanganan bahan
dari produk atau container yang digunakan.

B.1. Fungsi gudang


Tujuan dari adanya tempat penyimpanan dan fungsi dari pergudangan secara
umum adalah memaksimalkan penggunan sumber-sumber yang ada di samping
memaksimlkan pelayanan terhadap pelanggan dengan sumber yang terbatas.
Sunber daya gudang dan pergudangan adalah ruangan, peralatan dan personil.
Pelanggan membutuhkan gudang dan fungsi pergudangan untuk dapa
memperoleh barang yang di inginkan secara cepat dan dalam kondisi yang baik.
Maka dalam perancangan gudang dan system pergudangan di perlukan untuk hal-
hal berikut ini.
1. Memaksimalkan penggunaan ruangan.
2. Memaksimalkan penggunaan peralatan.
3. Memaksimalkan penggunaan tenaga kerja.
4. Memaksimalkan kemudahan dlam penerimaan seluruh material dan
pengiriman barang.
5. Memaksimal perlindungan terhadap material.
Perencanaan gudang dan fasilitas pergudangan secara langsung harus
mengikuti tujuan di atas. Perencaan penggunaan ruangan terkait dengan
peramalan produksi, kapasitas produksi, jadwal produksi, jadwal penerimaan dan
jadwal pengiriman. Perencanaan untuk memaksimalkan penggunaan peralatan
membutuhkan proses seleksi peralatan yang tepat. Untuk memaksimalkan
penggunaan tenaga kerja di butuhkan personil di bidang pelayanan dan kantor.
Perencanaan untuk memaksimalkan kemudahan dalam proses penerimaan dan
pengiriman adalah persoalan tata letak. Perencaan untuk memaksimalkan
perlidungan terhadap barang mengikui secara langsung dari penyimpana barang
dalam ruang yang cukup memadai dengan peralatan yang sesuai.

B.2. Jenis gudang


Terdapat beberapa jenis penyimpanan yang dapat di sebutkan yakni sebagai
berikut.
1. Gudang bahan baku.
2. Gudang komponen/suku cadang/barang dalam proses.
3. Gudang barang produk jadi.
4. Gudang pemasok kantor.
5. Gudang peralatan.
Dari beberapa macam gudang di atas, gudang bahan baku dan gudang
konmponen, serta barang jadi memerlukan ruangan dan perhatian yang lebih
dominan. Ruangan yang di perlukan untuk proses penyimpanan tergantung dari
keputusan manajemen perusahaan dalam hal persediaan.
Sedang menurut tenggang waktu penyimpanan, tempat penyimpanan atau
gudang dapat di bedakan atas gudang secara temporare dan gudang semi
permanen. Temporar dalam arti barang di simpan atau di tempatkan hanya untuk
sementara waktu menunggu proses operasi berikutnya. Penyimpanan semi
permanen merupakan proses penyimpanan barang jadi yang siap di lakukan
pengiriman.
1. Penyimpanan sementara
Suata proses produksi yang dilakukan dengan melewati beberapa operasi akan
menghaasilkan barang setengah jadi, yaitu barang yang harus menunggu di
laukankan nya proses operasi berikutnya. Barang setengah jadi ini yang telah di
proses pada suatu operasi harus di simpan terlebih dahulu sebelum melaksanakan
operasi berikut nya. Untuk barang setengah jadi, tempat penyimpana bisa di
lakukan dengan dua cara, yang pertama, yaitu Barang di simpan pada tempat
tertentu dalam periode yang agak panjang sampai barang tersebut diperlukan.
Sebagian besar penyimpana barang setengah Jadi di lakukan demikian. Yang
kedua adalah dengan menaruh barang setengah jadi di antara tempat kerja, atau
mengsin-mesin. Hal ini dapat dilakukan mengingat barang tersebut dalam waktu
yang relative tidak lama segera di lakukan proses operasi berikutnya.
Ada juga tempat penyimpanan yang di tempatkan pada lokasi yang dekat dengan
tempat perakitan. Barang yang disimpan pada tempat penyimpanan seperti ini
adalah komponen jadi yang siap untuk di rakit dengan komponen lain. Hal yang
sangat sulit untuk di lakukan bahwa jadwal produksi konmponen semuanya siap
pada saat yang sangat tepat untuk dilakukan perakitan. Biasanya terdapat beberapa
komponen yang mendahului diselesaikan. Sehingga perlu untuk di simpan terlebih
dahulu. Dan lokasi yang tepat untuk penyimpanan komponen semacam ini adalah
yang berdekatan dengan tempat perakitan.
2. Penyimpanan semi permanen
Penyimpanan semi permanen merupakan penyimanan untuk Barang-barang
menunggu perintah dikeluarkan dari tempat penyimpanan. Yang termasuk barang-
barang ini adalah produk jadi, barang sisa, skrap, dan barang buangan. Barang
sisa, skrap dan barang buangan perlu di simpan karena seringkali barang tersebut
masih digunakan sebagai bahan baku utama dari perusahaan lain.

B.3. Ruangan peralatan


Ruangan peralatan (bisa berupa rak peralatan) adalah tempat untuk
menyimpan peralatan atau mesin-mesin yang di pakai untuk kegiatan produksi.
Yang di maksud peralatan di sini adalah peralatan yang sehari-harinya masih
sering dipakai, namun perlu di tempatkan atau di simpan pada tempat khusus
sesudah di gunakan. Jadi harus di bedakan dengan gudang tempat penyimpanan
material dan barang produk. Untuk memudahkan dalam hal pengawasan
peralatan, pengendalian, pelayanan yang lebih cepat dan lebih baik, serta biaya
operasi yang lebih rendah. Maka tempat perkakas sebaiknya dipusatkan di suatu
tempat.
Beberapa hal yang perlu di pertimbangkan dalam perencanaan ruangan/tempat
peralatan adalah sebagai berikut.
1. Ruangan/tempat peralatan diusahakan untuk semua ukuran peralatan dari jenis
tertentu, sehingga mempermudah pengambilan kembali jika akan digunakan.
2. Rak dibuat bertingkat, dapat disesuaikan untuk mewadahi barang yang
disimpan, dan harus dalam jangkauan, tinggi maksimal kurang lebih 180 cm.
Hal ini untuk memudahkan karyawan dengan postur badan yang relatif pendek
dalam pengambilan/peletakan peralatan.
3. Perencanaan gang (aisle) harus memberikan ruang yang cukup bagi karyawan
dan peralatan yang melakukan proses penyimpanan/pengeluaran. Gang yang
terlalu sempit tidak member keleluasaan gerak bagi karyawan, sebaliknya jika
terlalu lebar mengurangi efesiensi ruang.
4. Peralatan tempat penyimpanan direncanakan sesuai dengan ukuran dan
kepastian beban barang/peralatan yang disimpan. Kondisi peralatan tempat
penyimpanan akan cepat menurun jika kapasitas beban melebihi batas
maksimal yang dipersyaratkan.
5. Peralatan sebaiknya dikelompokkan atas jenis yang sama, dan diidentifikasi
agar mudah dicari kembali jika digunakan.
6. Peralatan penyimpanan harus dapat digunakan sebagai tempat perlindungan
bagi barang/peralatan yang disimpan dari kerusakan, kotoran, dan kehilangan.
7. Seperti halnya gudang material dan barang produksi, tempat penyimpanan
peralatan ini, perlu dilakukan pencatatan atas peralatan yang disimpan atau
dikeluarkan.

9.3. FASILITAS PELAYANAN ADMINISTRASI DAN PEGAWAI


9.3.1. Fasilitas parkir
Fasilitas parker adalah ruangan/area yang diperlukan untuk menempatkan
kendaraan baik dalam rentang waktu yang cukup lama, atau hanya sementara.
Sebagian besar kendaraan para karyawan akan menempati ruang dalam rentang
waktu yang cukup lama. Berbeda halnya dengan kendaraan/alat angkut untuk
mengangkut barang material atau barang produksi, kendaraan ini akan menempati
area saat menunggu sampai dilakukannya proses pengangkutan barang.
Kendaraan lain yang menempati ruang hanya sementara adalah pelanggan yang
datang bertransaksi.
Masalah utama fasilitas parker adalah ukuran area yang digunakan dan lokasi dari
fasilitas parkir tersebut. Lokasi parkir berdasarkan dari pemakai fasilitas parkir
dapat dibedakan menjadi tiga, yakni:
1. Parkir untuk karyawan produksi (manufacturing employee parking)
2. Parkir untuk karyawan kantor, dan
3. Parkir untuk tamu atau relasi
Sedang parkir bagi kendaraan angkutan barang termasuk dalam operasi
pergudangan.
Untuk fasilitas parkir kendaraan karyawan bagian produksi dipertimbangkan
untuk menempati areal belakang dari area pabrik. Pertimbangan menempatkan
fasilitas parkir pada area belakang adalah karena waktu parkir relatif lebih lama,
kendaraan akan lebih aman, dan tidak mengganggu keuar masuknya arus lalu
lintas barang dan alat angkut.
Fasilitas parkir bagi karyawan kantor/adminitrasi dibedakan dengan fasilitas
parkir bagi karyawan bagian produksi. Dibanding dengan karyawan bagian
produksi, karyawan kantor lebih mobile/kadang-kadang perlu keluar masuk untuk
tugas tertentu. Lokasi yang perlu dipertimbangkan adalah area yang dekat dengan
area kantor. Dapat juga ditempatkan pada area depan, namun keamanan harus
tetap diperhatikan.
Untuk fasilitas parkir bagi kendaraan tamu/relasi/pelanggan, karena sifatnya
hanya sementara waktu, maka posisi paling efektif adalah pada bagian depan dari
area perusahaan, terutama didekat kantor pelayanan pelanggan. Namun
pertimbangan ini tidak mutlak, karena sekarang ini banyak fasilitas parkir untuk
pelanggan tidak harus ditempatkan pada bagian depan atau dekat dengan fasilitas
pelayanan pelanggan. Dengan sistem teknologi bangunan yang semakin maju,
fasilitas parkir dapat ditempatkan dilantai dasar (basement) atau lantai atas. Untuk
menuju fasilitas pelayanan pelanggan digunakan alat transportasi yang modern
seperti tangga berjalan atau lift, sehingga dapat dengan cepat sampai pada fasilitas
yang dituju.
Tata letak parkir tergantung dari area yang ada. Ada dua contoh tata letak
yang dapat dipakai sebagai pertimbangan, yang pertama adalah model
perpendicular parking (parker tegak lurus) dan angular parking lot (parkir miring
bersiku). Sebagian besar tata letak parkir menggunakan model tegak lurus, seperti
pada contoh dibawah ini.

GAMBAR 9.4 parkir tegak lurus


Jika lokasi mempunyai kendala tertentu, missal area yang lebih memanjang
dan tidak terlalu lebar dipertimbangkan dengan model parkir angular (miring
bersiku). Seperti pada contoh berikut.

Gambar 9.5 parkir miring bersiku

9.3.2. Ruang supervisor


Seorang pengawas tentunya tidak dapat terus menerus berjalan mengelilingi
dan mengawasi seluruh aktifitas produksi dari dekat. Biasanya terdapat ruang atau
fasilitas yang dapat digunakan untuk melakukan pengawasan dari jarak yang
relative cukup jauh. Ruang atau fasilitas pengawas ini tidak memerlukan area
yang luas, mungkin hanya berukuran kurang lebih 1 sampai 2 meter persegi.
Fasilitas ini bisa ditempatkan pada area produksi, atau bisa dipindah-pindahkan.
Bentuk dari fasilitas pengawas yang banyak digunakan dewasa ini adalah
menyerupai balkon, atau ruangan dengan lantai yang lebih tinggi. Bentu demikian
memungkinkan pengawas terhadap aktivitas perusahaan akan lebih baik.

Gambar 9.6 contoh letak ruang supervisor


9.3.3. Kantor
Sebagai fasilitas pelayanan pendukung operasional perusahaan, ruang kantor
sangan diperlukan banyak orang dengan berbagai macam tujuan. Kantor dapat
dikatakan sebagai fasilitas yang tidak terkait secara langsung dengan proses
produksi, namun mempunyai peranan yang cukup berarti dalam proses operasi
perusahaan. Pada perusahaan skala besar terdapat pemisahan secara rinci
tergantung jenis aktivitas didalamnya. Seperti kantor untuk kegiatan administrasi
secara umum, kantor pelayanan pegawai, kantor pelayanan konsumen, kantor
pemasaran, dan sebagainya.
Penempatan ruang kantor, apakah dibagian depan atau tengah, atau sama
sekali terpisah dengan tempat produksi, sedikit banyak tergantung dari besar
kecilnya perusahaan, jenis-jenis kantor dan maksud dari penempatan kantor. Pada
perusahaan dengan sekala kecil, umumnya kantor dan tempat produksi berada
pada satu lokasi dan bahkan ada yang hanya dipisahakan oleh partisi atau skat
pemisah yang berupa almari/rak buku atau perlengkapan adminitrasi kantor. Pada
perusahaan yang sedikit lebih besar, biasanya kantor adminitrasi dan umum
ditempatkan pada bagian depan bangunan pabrik, sedang kantor pelayanan
produksi dan pegawai ditempatkan dalam area produksi.
Yang mungkin berbeda adalah kantor untuk perusahaan-perusahaan dengan
skala besar. Lokasi kantor secara umum ditempatkan pada lokasi yang terpisah
dengan lokasi pabrik atau ruang produksi. Bahkan sekarang ini dengan sarana
teknologi modern banyak kantor-kantor perusahaan berada pada lokasi yang
relatif jauh dengan tempat produksi. Misalkan lokasi pabrik ada dilokasi pinggiran
kota, sedangkan lokasi kantor ada dipusat-pusat kota dengan jarak puluhan
kilometre, dan hal ini tidak menjadikan kendala yang dapat mengganggu jalannya
operasi perusahaan. Justru sebaliknya kondisi semacam ini sudah
dipertimbangkan dari berbagai segi, salah satunya adalah untuk mendapatkan
lingkungan kerja yang lebih nyaman dan lebih sesuai dengan sifat pekerjaannya.

9.3.3.1. Tata letak kantor


Perusahaan dengan sekala besar, dengan jumlah departemen yang banyak,
akan membutuhkan banyak ruang kantor untuk masing-masing departemen.
Misalnya untuk departemen pembelian, departemen pemasaran, departemen
sumber daya manusia, dan sebagainya. Hanya saja pengetian ruang disini tidak
harus dibatasi oleh dinding-dinding yang secara kaku memisahkan departemen
satu dengan yang lainnya, melainkan bisa dengan mengatur/menempatka mebeler
atau meja kursi sedemikian hingga antara departemen satu dengan lainnya
mempunyai kesan terpisah. Mungkin hanya departemen/fasilitas tertentu yang
dilakukan pemisahan secara nyata, misalnya untuk departemen keuangan, atau
departemen lain yang harus dijaga keamanan dan kerahasiaannya.
Cara lain yang sekarang banyak digunakan dalam penyusunan tata letak
ruang kantor adalah penyekatan dengan menggunakan partisi dan atau dengan
taman. Cara demikian ini akan memberikan aliran kerja dan aliran komunikasi
yang lebih efisien dibandingkan susunan ruang yang terkotak-kotak dengan
pembatas dinding. Disamping itu tata letak kantor semacam ini akan lebih
fleksibel bila suatu saat dilakukan perubahan tata letak. Selain menggunakan
taman dan partisi, sebagai pemisah atau ruangan/departemen sering dilakukan
dengan membuat tinggi lantai yang tidak sama. Misalkan ruang penerimaan tamu
dibuat sedikit rendah disbanding ruang direksi atau ruang tata usaha.

9.3.4. Ruang ganti (locker room) dan kamar mandi/toilet


Pada sebagian besar perusahaan berskala menengah ke atas, antara fasilitas
ganti pakaian dan kamar mandi/toilet seringkali dilakukan pemisahan.pemisahan
ini didasarkan atas prinsip keterdekatan antara departemen dan aliran kerja.
Biasanya antara departemen produksi demgan kamar mandi/toilet mempunyai
tingkat keterdekatan (closeness) yang rendah, bahkan sebagian besar akan
menempatkan kedua fasilitas tersebut dalam posisi yang saling berjauhan.
Alasannya adalah bahwa kamar mandi/toilet sering menjadi sumber bau (terutama
jika kebersian kurang terjaga) dan hal tersebut dapat mengganggu kelancaran
proses produksi.
Beberapa perusahaan, terutama untuk perusahaan kecil dan menengah
melakukan penggabungan fasilitas ruang ganti pakaian (locker rooms) dan kamar
kecil/toilet. Salah satu pertimbangannya adalah untuk efisiensi ruang dan waktu.
Dalam hal ini kedua fasilitas tersebut ditempatkan sedemikian rupa sehingga hal-
hal yang dapat mengganggu jalannya proses produksi dapat diminimasi.
Ruang ganti pakaian dengan ruang ganti produksi sebenarnya merupakan
dua departemen dengan tingkat kedekatan cukup. Setidaknya dapat dilihat dari
aliran kerja para pegawai. Dalam keseharian pegawai yang baru masuk ke dalam
lokasi pabrik langsung melakukan absensi, kemudian keruang ganti pakaian, dan
terakhir memasuki ruang produksi. Dengan demikian antara ruang ganti pakaian
dengan ruang produksi sebaiknya tidak terlalu jauh, karena akan banyak
menghabiskan waktu untuk proses berjalan. Gambar 9.7. suatu contoh tata letak
ruang ganti pakaian:

Gambar 9.7 ruang ganti pakian (locker rooms)


Kamar mandi/toilets biasanya dilengkapi dengan perlengkapan untuk buang
air kecil/urinals (terutama kamar mandi pria) dan untuk buang air besar/kloset dan
bak mandi. Kamar mandi yang dilengkapi dengan urinals,kloset dan bak mandi
bisa dinamakan restrooms. Jumlah toilets sangan tergantung pada jumlah
karyawan yang bekerja. Contoh dari restrooms dapat dilihat pada gambar 9.8.
Gambar 9.8 Toilets untuk pria
9.3.5. Fasilitas Kantin
Dalam perencanaan tata letak fasilitas, seringkali fasilitas layanan tempat
makan tidak mendapat perhatian yang semestinya. Keberadaan fasilitas ini
sesungguhnya juga sangat diperlukan. Bahkan untuk beberapa perusahaan fasilits
ini mutlak diperlukan. Selain sebagai tempat untuk makan, dapat pula digunakan
sebagai tempat istirahat untuk memulihkan kondisi badan dan pikiran.
Pada umumnya fasilitas pelayanan jasa boga adalah berupa kantin atau
kafetarian yang bisa dikelola baik oleh perusahaan sendiri maupun oleh pihak
luar. Lokasi dari kantin biasanya terpusat dan sedikit terpisah dengan ruang kerja,
dengan beberapa alas an sebagai berikut.
1. Sebagai tempat istirahat, pekerja akan sedikit mendapat suasana lain dari
rutinitas kerja.
2. Lingkungan kantin bisa jadi jauh lebih bersih, sehat dan nyaman, jauh dari
polusi dibanding dengan ruang produksi/kerja.
3. Ruang produksi akan terbebas dari sampah yang dihasilakn dari bungkus-
bungkus makanan atau minuman.
Ada kalanya beberapa perusahaan, karena kondisi pekerjaan mengharuskan
para pekerja tidak dapat meninggalkan proses pengerjaan, maka ada beberapa
fasilitas makan yang tidak terpusat disuatu tempat yang dapat dijadikan alternatif
lain, salah satu diantaranya adalah kantin jalan. Kantin jalan merupakan fasilitas
layanan makan dimana makanan dibawa mengelilingi lokasi/tempat kerja para
karyawan dengan menggunakan alat angkut tertentu misalkan berupa kereta
dorong. Dengan kantin jalan, kebutuhan ruang untuk kantin terpusat bisa
berkurang . kekurangan dari fasilitas ini adalah tidk dapat memenuhi seluruh
kebutuhan pekerja yang sifatnya beragam. Kantin ini mungkin hanya dapat
menyediakan makanan atau minuman jenis tertentu saja, yang praktis dan bisa
dibawa dengan mudah.
Contoh sebuah cafeteria di dalam suatu pabrik dapat digambarkan sebagai
berikut.

Gambar 9.9 cafeteria didalam pabrik


9.3.6. Fasilitas Kesehatan
Jaminan untuk dapat bekerja dengan kondisi yang fit bagi para karyawan
perusahaan sudah merupakan keharusan yang harus dilakukan oleh manajemen
perusahaan. Penyediaan fasilitas kesehatan merupakan salah satu bentuk dari
pelaksanaan tersebut. Untuk perusahaan kecil fasilitas kesehatan kemungkin
hanya berupa seperangkat almari kecil berisi obat-obat pppk saja. Sedang untuk
perusahaan menengah ke atas, fasilitas kesehatan mungkin sudah lebih lengkap
lagi, misalkan dengan ruang kesehatan tersendiri, dilengkapi dengan tempat tidur
dan almari obat, serta peralatan kesehatan lain, bahkan dalam priode tertentu ada
dokter yang menanganinya. Lebih maju lagi adalah perusahaan yang mempunyai
fasilitas kesehatan berupa klinik kesehatan, dengan pengawasan langsung seorang
dokter yang berdinas setiap harinya. Bahkan beberapa perusahaan besar
mempunyai fasilitas layanan kesehatan berupa rumah sakit.
Pada umumnya fasilitas kesehatan yang ada pada sebagian besar perusahaan
adalah ruang kesehatan dengan ditangani dokter untuk priode-priode tertentu.
Fasilitas kesehatan ini tidak membutuhkan area yang luas, cukup untuk satu atau
dua ruangan dengan ukuran tiap ruangan tidak lebih dari 3 x 3 meter persegi.
Contoh fasilitas kesehatan pada suatu pabrik kecil dan pabrik besar
ditunjukkan gambar 9.10. dan gambar 9.11. berikut ini.

Gambar 9.10 Ruang medik untuk pabrik kecil

Gambar 9.11 Fasilitas kesehatan pada pabrik besar

Anda mungkin juga menyukai