Anda di halaman 1dari 6

BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Kode Etik Matahari Department Store
Kode etik merupakan hal yang penting untuk dapat berperan sebagai pemandu
pengambilan keputusan di seluruh tingkatan organisasi baik Tim Manajemen, Direksi,
Dewan Komisaris dan seluruh karyawan dalam menjalankan tugas sehari-harinya.
Pedoman Perilaku yang ada di Matahari Department Store menghimbau karyawan untuk:
 Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kepatuhan kepada hukum dan
peraturan yang berlaku;
 Melakukan tugas tingkat profesionalitas tinggi dan berintegritas;
 Menghindari pemberian ataupun menerima hadiah dari perusahaan lain dan suap;
 Menghindari kegiatan yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan
pekerjaannya; dan
 Melindungi informasi milik perusahaan, baik selama kerja maupun sesudah tidak
bekerja lagi di Perusahaan
Pedoman Perilaku disosialisasikan secara rutin ke seluruh bagian dari perusahaan,
dan semua karyawan yang sedang bekerja maupun yang baru akan bekerja harus
menandatangani Pedoman Perilaku ini setidaknya setiap dua tahun sekali. Setiap karyawan
tahu bahwa jika terjadi pelanggaran Pedoman Perilaku, perusahaan akan mengambil
tindakan disipliner termasuk pemutusan hubungan kerja. Selain itu, Pedoman Perilaku
juga ditinjau dan diperbarui secara berkala untuk menjamin keselarasannya dengan tujuan
pemberlakuan Pedoman Perilaku, yakni untuk:
 Mengintegrasikan nilai-nilai perusahaan ke dalam praktik bisnis yang etis yang
dilakukan karyawan agar sejalan dengan visi dan misi perusahaan.
 Mendeskripsikan dengan jelas nilai-nilai persusahaan dan perilaku yang harus
diikuti oleh seluruh karyawan dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab sehari-
harinya.
 Memberikan panduan dasar bagi semua tingkatan karyawan dalam perusahaan
mengenai interaksi antara perusahaan dan karyawan, pemegang saham, pemasok,
pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya.
Pada bulan September 2017, Matahari Departemen Store melakukan pelanggaran
etik terhadap Pasaraya. Hal ini berawal dari pemberhentian operasional Matahari di
Pasaraya yang mana keputusan tersebut merupakan keputusan sepihak. Kontrak sewa-
menyewa tersebut memiliki durasi selama 10 tahun dan bisa diperpanjang 10 tahun.
Namun, perjanjian tersebut baru berlangsung selama 2,5 tahun tiba-tiba pihak Matahari
memutuskan perjanjian sewa-menyewa dimana pihaknya menyampaikan bahwa mereka
mengalami kerugian finansial yang cukup besar sehingga konsep yang dijalankan tidak
dapat terlaksana dengan baik. Dengan adanya pelanggaran tersebut, Pasaraya menuntut
adanya ganti rugi atas kerugian yang mereka alami. Pasaraya meminta pembayaran lunas
dari beberapa kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh Matahari antara lain, perjanjian
sewa tempat di Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai dengan masing-masing sebesar
Rp 17,38 miliar dan Rp 12,24 miliar. Kemudian sisa pembayaran sewa sejumlah Rp
230,74 miliar di Blok M dan Rp 125,9 miliar di Manggarai.
Dengan adanya kejadian tersebut, dapat menyebabkan pemberian penilaian
reputasi yang buruk oleh masyarakat karena pihak Matahari melanggar etika bisnis.
Seharusnya pihak Matahari dapat mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum
memberhentikan operasional bisnisnya di pasaraya sehingga tidak menyebabkan adanya
tindak lanjut proses hukum. Langkah yang seharusnya dilakukan oleh pihak Matahari
adalah mencari win-win solution agar tindakan pelanggaran ini tidak dapat
mempengaruhi keberlangsungan bisnis Matahari pada jangka panjang.

3.2 Whistle-blowing, Bribery, Workplace Romance Cases in Blue Bird


3.2.1 Whistle-blowing
Dilansir dari sistem pengawasan dan pengendalian internal di Matahari
Department Store, Pada tahun 2011, perusahaan menyadari adanya kebutuhan untuk
memastikan bahwa standar etika harus dijunjung tinggi secara konsisten dan dipantau
pada setiap tingkatan organisasi, Matahari membentuk whistleblower hotline.
Matahari sangat yakin bahwa kesinambungan usaha dan integritas usaha
tergantung tidak hanya pada pengamanan seluruh aset, termasuk karyawan, aset fisik
dan hak cipta/ hak paten milik perusahaan, melainkan juga menjaga keamanan dan
kesehatan karyawan, pemasok serta menjamin bahwa mereka diperlakukan secara
jujur dan adil setiap saat.
Media whistleblower Matahari, sering disebut sebagai Suara Matahari,
dikelola oleh administrator independen, Adapun pihak Deloitte berperan untuk
menjamin perlindungan penuh untuk para informan. Melalui Suara Matahari,
Manajemen, karyawan dan pemasok dapat melaporkan tindakan yang dicurigai ilegal
atau tidak layak secara rahasia dan anomim.
Suara Matahari dipublikasikan kepada manajer dan staf di seluruh tingkatan
perusahaan, serta kepada para pemasok. Pusat kontak ditangani oleh operator
berpengalaman dalam menangani laporan yang masuk. Ahli investigasi forensik
menyelidiki laporan yang diterima dan melaporkannya kepada manajemen. Berikut
adalah fitur yang ada pada Suara Matahari:
1. Sejumlah media hotline - telepon bebas pulsa, faksimili, situs, email dan kotak
pos surat;
2. Sosialisasi kesadaran anti penipuan dan program whistleblower kepada
seluruh manajemen,karyawan dan pemasok;
3. Operator berpengalaman;
4. Ahli investigasi forensik untuk menindaklanjuti laporan yang diterima dan
melaporkannya ke manajemen;
5. Rekomendasi untuk perbaikan
Laporan dapat disampaikan dalam beberapa cara sebagai berikut:
 Hotline
Informan dapat menghubungi Suara Matahari di nomor telepon 500-070. Jasa
ini anonim; informan tidak perlu memberikan nama jika mereka tidak mau
melakukannya.
 Faks
Laporan dikirimkan melalui fax ke nomor +62 21 2350-7055.
 Email
Laporan dapat dikirimkan melalui email ke alamat
suaramatahari@tipoffs.com. Alamat email informan tidak akan diubngkapkan tanpa
ijin.
 Website
Informan dapat melapor melalui website Suara Matahari di
http://suaramatahari.tipoffs.com.sg, dengan memberikan informasi sebanyak
mungkin di tempat yang disediakan.
 Surat
Laporan dapat dikirim melalui surat biasa ke Suara Matahari PO Box 6670,
Jakarta Pusat.
Untuk semua laporan tertulis, informan harus melampirkan formulir
pengungkapan yang dapat diunduh dari website tersebut. Untuk memastikan bahwa
tindak lanjut yang sesuai dapat dilakukan, informan harus melaporkan setidaknya
informasi menyangkut:
1. Nama orang yang terlibat.
2. Nama saksi (jika ada).
3. Informasi mengenai kejadian seperti tanggal, waktu dan lokasi.
4. Bukti.
5. Nominal atau aset terkait.
6. Frekuensi kejadian.
Setelah menerima laporan, operator memberikan nomor referensi unik dan
anonim kepada informan (untuk laporan yang diserahkan melalui telepon, email
ataupun website) dimana informan dapat menggunakannya untuk meminta informasi
terkini mengenai perkembangan kasus yang dilaporkan. Laporan tersebut kemudian
dievaluasi oleh analis Deloitte, dan hasilnya dikembalikan kepada perwakilan
perusahaan dalam waktu satu hari kerja. Dengan demikian, tindak lanjutnya dapat
ditentukan. Selanjutnya, Informan dapat memilih sejumlah opsi untuk mengungkapkan
identitas mereka:
1. Full disclosure: informan bersedia mengungkapkan identitasnya kepada
Deloitte dan kepada perusahaan.
2. Partial anonymity: informan bersedia mengungkapkan identitasnya kepada
Deloitte saja. Dalam kasus, Deloitte akan menyimpan secara rahasia identitas
informan dari perusahaan.
3. Full anonymity: informan tidak bersedia mengungkapkan identitasnya baik
kepada Deloitte ataupun kepada perusahaan.
Pada tahun 2015, Suara Matahari menangani 37 kasus, termasuk pelanggaran
Pedoman Perilaku dan etika kerja, benturan kepentingan dan permintaan atau
penerimaan uang dan/atau hadiah dari vendor. Kasus-kasus tersebut melibatkan baik
pihak internal maupun eksternal. Di antara 37 kasus, 35 kasus telah diinvestigasi,
dengan hasil 22 kasus terbukti dan 13 kasus tidak terbukti. Sementara dua kasus
lainnya masih dalam proses pada waktu publikasi Laporan Tahunan ini dibuat.
Perusahaan menerima sembilan kasus melalui jalur selain Suara Matahari.
Tuduhan-tuduhan tersebut termasuk pelanggaran Pedoman Perilaku dan etika kerja,
permintaan atau penerimaan uang dan/atau hadiah dari vendor, benturan kepentingan
serta menggunakan uang dan/atau aset perusahaan untuk kepentingan pribadi. Total
sembilan kasus sudah diinvestigasi dan tujuh terbukti dan dua kasus lainnya masih
dalam proses.
3.2.2 Bribery (Penyogokan)
Matahari Department Store sangat menghindari adanya tindakan suap di dalam
perusahaan. Hal ini berdasar pada kode etik nomor tiga pada perusahaan yaitu
“Menolak untuk memberikan atau menerima imbalan yang tidak wajar, suap, dan
pembayaran kembali dalam bentuk dan untuk alasan apapun, seperti pemberian uang
tunai dan setara kas, keanggotaan/hiburan, diskon tidak wajar, jamuan yang tidak
umum (dalam hal frekuensi dan/atau nilai), pemberian dana untuk tur atau liburan,
bingkisan, dan karangan bunga;”. Hal ini mengindikasikan bahwa Matahari sangat
menentang adanya tindakan suap dan gratifikasi dalam bentuk apapun.
Terdapat kebijakan perusahaan yang mengatur tentang bentuk-bentuk
gratifikasi, suap, dan kickback dalam semua interaksi dengan pihak eksternal
sebagaimana telah didefinisikan dalam Kode Etik. Seluruh kebijakan ini selanjutnya
disebarluaskan kepada manajemen, karyawan, dan pemasok melalui penyampaian
pesan anti-fraud dan anti-korupsi selama kegiatan berlangsung sebagai bentuk
kampanye atas Kode Etik serta melalui publikasi kebijakan pelapor pengaduan
perusahaan, yaitu Suara Matahari.
Matahari Department Store memiliki kebijakan ketat untuk mencegah dan
memberantas praktik korupsi yang berlaku kepada pemasok, kontraktor, dan vendor
pihak ketiga kami serta semua insan di perusahaan. Kebijakan ini, termasuk di
antaranya mengenai pemberian hadiah, penyuapan, dan konflik kepentingan, telah
dinyatakan dalam Kode Etik Matahari, yang secara teratur dikomunikasikan dan
diperbarui kepada karyawan, manajemen, dan pemasok melalui pelatihan dan
pertemuan.

3.2.3 Workplace Romance in Matahari Department Store


Mahkamah Agung (MA) mengeluarkan gugatan baru pada tahun 2017. MA
memutuskan untuk mengizinkan hubungan di tempat kerja (workplace romance)
karena hak asasi manusia internasional. Hal ini adalah keputusan monumental bagi
para pekerja di Indonesia karena banyak perusahaan mendapat manfaat dari celah
dengan membuat batasan dalam perusahaan. Matahari Department Store sebagai salah
satu perusahaan di Indonesia seharusna terus mengikuti seluruh hukum negara tempat
mereka beroperasi. Matahari mengizinkan pekerja untuk memiliki hubungan jika
mereka bekerja di divisi yang berbeda. Mereka juga memberi pekerja kode perilaku
sebelum menandatangani kontrak mereka.

Kode Etik Perusahaan Matahari . (n.d.). Retrieved from


http://www.matahari.co.id/id/pages/kode-etik-perusahaan/123

PT Matahari Department Store Tbk. (2019). Laporan Tahunan 2018. Retrieved from
http://investor.matahari.co.id/financial-information/annual-reports

Jatmiko, B. P. (2018, January 17). Dianggap Langgar Perjanjian, Pasaraya Gugat Matahari
Departement Store. Retrieved from
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/01/17/085605126/dianggap-langgar-perjanjian-
pasaraya-gugat-matahari-departement-store

Anda mungkin juga menyukai