Anda di halaman 1dari 18

CORPOR

ATE
GOVERN
ENCE
KELAS : BM-1
KELOMPOK 5 :
ALFIAN WIJAYA (2061201014)
ARJUN WIJAYA (2061201060)
ERICA AURELIA (2061201004)
FELICIA GENEVIENE (2061201001)
GWENDOLIN (2061201012)
MELANI PUTRI (2061201013)
WISELY (2061201007)
ARJUN PENGERTIAN GCG

Good Corporate Governance atau sering disingkat GCG adalah suatu


praktik
pengelolaan perusahaan secara amanah dan prudensial dengan
mempertimbangkan keseimbangan pemenuhan kepentingan seluruh
stakeholders.
ARJUN TUJUAN GCG
Perseroan menerapkan prinsip tata kelola yang baik bertujuan untuk menjamin
tercapainya hasil yang optimal, meliputi:
1. Meningkatnya kinerja Perseroan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan
yang lebih baik, meningkatnya efisiensi operasional Perseroan serta lebih
meningkatnya pelayanan kepada pemangku kepentingan.
2. Meningkatnya corporate value, melalui peningkatan kinerja keuangan dan
meminimalisasi risiko keputusan investasi yang mengandung benturan kepentingan.
3. Meningkatnya kepercayaan investor.
4. Tercapainya stakeholder satisfaction akibat peningkatan corporate value dan dividen
Perseroan.
5. Mengarahkan dan mengendalikan hubungan kerja Organ Perseroan.
6. Meningkatkan pertanggungjawaban pengelolaan Perseroan kepada Pemegang Saham
dengan tetap memperhatikan kepentingan para pemangku kepentingan.
7. Mendorong dan mendukung pengembangan usaha, pengelolaan sumber daya
perusahaan dan pengelolaan risiko secara lebih efektif sehingga dapat peningkatkan
nilai perusahaan.
ALFIAN PRINSIP GCG

a. Transparansi
Perusahaan harus menyediakan informasi yang relevan serta mudah diakses dan
dipahami oleh stakeholder, termasuk hal-hal penting untuk pengambilan keputusan
oleh pemegang saham, kreditur, dan pemangku kepentingan lainnya.
b. Akuntabilita
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerja secara transparan dan
wajar. Pengelolaan perusahaan diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi dengan
tetap mempertimbangkan kepentingan pemegang saham dan stakeholder lain.
c. Tanggung jawab
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta menjalankan
tanggung jawab masyarakat dan lingkungan untuk mendukung kesinambungan
usaha jangka panjang sekaligus mendapat pengakuan sebagai good corporate
citizen.
ALFIAN PRINSIP GCG

d. Independensi
Untuk menjalankan GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga
masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak pula
diintervensi oleh pihak lain.
e. Kewajaran dan kesetaraan
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus memperhatikan kepentingan
pemegang saham dan stakeholder lain berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
GWEN ETIKA KARYAWAN

Untuk menjaga hubungan baik ini maka Insan Perusahaan harus menjauhkan diri,
mencegah dan tidak melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Penekanan/Intimidasi
2. Penghinaan
3. Pelecehan
4. Provokasi
5. Persaingan tidak sehat
6. Pernyataan Palsu
a. Setiap InsanPerusahaan bertanggung jawab atas setiap pernyataan yang
dikeluarkan dan/atau dibuatnya, baik itu terhadap pihak di dalam Perusahaan maupun
pihak di luar Perusahaan.
b. Pernyataan yang dimaksud adalah pernyataan lisan dan tertulis.
c. InsanPerusahaan bertanggungjawab memberikan pernyataan yang akurat dan benar
kepada pihak di luar maupun di dalam Perusahaan.
ETIKA MENJAGA KEAMANAN,
GWEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA
1. Mematuhi semua peraturan yang berkaitan dengan keamanan dan keselamatan,
serta kesehatan kerja dan lingkungan.
2. Tanggap terhadap keadaan darurat yang disebabkan oleh gangguan keamanan,
kecelakaan, pencemaran, dan bencana alam.
3. Mengamankan lingkungan kerja, termasuk harta benda, data dan transaksi bisnis
Perusahaan.
4. Tidak melakukan perbuatan yang dapat mengganggu keamanan, keselamatan dan
kesehatan kerja serta kebersihan lingkungan kerja seperti menggunakan minuman
keras, melakukan perjudian, membawa benda benda berbahaya, membawan dan
menggunakan obat-obat terlarang serta tindakan-tindakan tercela lainnya.
5. Tidak melakukan perbuatan-perbuatan lain yang bertentangan dengan normanorma
agama, hukum dan etika kesusilaan.
6. Melaporkan kepada Manajemen, apabila mengetahui adanya kondisi yang
membahayakan keamanan dan lingkungan kerja atau merugikan harta kekayaan
Perusahaan.
MELANI PERLINDUNGAN
KARYAWAN
Atas setiap pelanggaran terhadap Code of Conduct akan dilakukan tindakantindakan
sesuai ketentuan yang berlaku, hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
1. Setiap anggota Perusahaan yang melaporkan mengenai dugaan pelanggaran Code
of Conduct harus mengungkapkan identitasnya dengan jelas.
2. Perusahaan harus menjaga kerahasiaan identitas pelapor, kecuali apabila
diperlukan dalam tindak lanjut laporannya sesuai kebijakan Perusahaan.
3. Jika laporan benar, pelapor tidak dikenakan sanksi atau hukuman apapun. Namun
apabila pelapor juga terlibat dalam pelanggaran tersebut dan/atau laporannya tidak
benar, maka pelapor dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Atasan Langsung harus menindaklanjuti laporan tersebut dan segera melaporkan
kepada Direksi untuk diambil tindakan sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Atasan Langsung secara proaktif meneliti dan mengawasi seluruh Karyawan
Perusahaan yang kemungkinan terkait dengan pelanggaran Code of Conduct, tanpa
menunggu laporan tentang dugaan pelanggaran Code of Conduct dari
Karyawan/pelapor maupun berdasarkan informasi dari pihak luar Perusahaan.
MELANI PERLINDUNGAN
KARYAWAN
Hal-hal yang harus dilakukan Perusahaan dalam menangani laporan
pelanggaran Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja (Code of Conduct) adalah:
1. Perusahaan harus menjamin sepenuhnya kerahasiaan identitas pelapor dan data
yang dilaporkan, serta melindungi pelapor dari kemungkinan ancaman fisik.
2. Pimpinan unit kerja/bagian yang menerima laporan pelanggaran Code of Conduct
menyampaikan kepada Komite Etika Bisnis & Etika Kerja yang menangani
pelanggaran yang dibentuk oleh Direktur Utama untuk selanjutnya diproses
sesuaiprosedur dan mekanisme yang telah berlaku.
3. Insan Perusahaan yang diduga melanggar atau melakukan penyimpangan Code of
Conduct diberikan hak untuk didengar penjelasannya maupun menyatakan
pendapatnya sebelum diputuskan sanksi pemberian tindakan atau hukuman.
4. Direktur Umum memonitor atas proses penanganan pengaduan yang dilakukan
oleh Komite Etika Bisnis & Etika Kerja yang menangani pelanggaran serta
pelaksanaan sanksi yang telah dijatuhkan
WISELY PENANGANAN
PELANGGARAN
Setiap dugaan pelanggaran yang dilaporkan akan ditindaklanjuti melalui pengkajian atau
pemeriksaan lebih lanjut guna proses pembuktian dan penentuan bobot pelanggaran serta sebagai
bahan pertimbangan dalam pemberian tindakan disiplin atau sanksi. Penanganan atas dugaan
pelanggaran dilakukan oleh Komite Etika Bisnis & Etika Kerja yang diberi tugas menangani
pelanggaran kode etik dan dibentuk oleh Direktur Utama. Hasil dari kajian Komite tersebut berupa
kesimpulan yang merupakan usulan tindakan-tindakan pembinaan, hukuman disiplin, tindakan
perbaikan lainnya yang kemudian disampaikan kepada Direktur Umum untuk dikaji antara
kesesuaian keputusan yang diambil dengan kebijakan atau aturan yang berlaku. Jika hasil kajian
telah sesuai dengan kebijakan maupun aturan yang berlaku, maka hasil kajian tersebut disampaikan
kepada Direktur Utama untuk mendapatkan persetujuan mengenai tindakan yang akan diambil. Jika
dugaan pelanggaran yang dilakukan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, maka sebelum usulan
sanksi diputuskan Komite Etika Bisnis & Etika Kerja, Direktur Utama dapat memerintahkan Satuan
Pengawasan Intern (SPI) untuk melakukan pemeriksaan investigasi dan hasilnya disampaikan
kepada Direktur Utama dengan tembusan Direktur Umum dan Komite Etika Bisnis & Etika Kerja
yang ditugasi menangani pelanggaran.
Insan Perusahaan yang diduga melanggar atau melakukan penyimpangan diberikan hak untuk
didengar penjelasannya oleh Komite Etika Bisnis & Etika Kerja sebelum diputuskan pemberian
sanksi tindakan atau hukuman disiplin
HUBUNGAN PERUSAHAAN
WISELY
DENGAN PEMERINTAH
Hubungan yang serasi antara dunia bisnis dan pemerintah diperlukan dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat dengan masing-masing pihak menyelenggarakan
fungsi sebaik-baiknya. Aparatur pemerintah disamping mengemban misi pengaturan dalam semua
segi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pemerintah juga merupakan pengguna
terbesar dari berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang terdapat di masyarakat.
Terjalinnya hubungan dengan berbagai instansi pemerintah bisa terwujud
ketika orientasi pemerintah tidak hanya kekuasaan melainkan orientasi pelayanan
daam berbagai bentuk dan berbagai kalangan. Hubungan saling membengaruhi antara
keduanya dengan segala implikasi dan dampaknya semua bermuara pada langkah langkah yang
diambil agar terpeliharanya hubungan yang serasi tersebut

Keterkaitan Bisnis dan Pemerintah


Keterkaitan bisnis dan pemerintah saling timbal balik dimana Hubungan yang serasi antara dunia
bisnis dan pemerintah diperlukan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat
dengan masing-masing pihak menyelenggarakan fungsi sebaik-baiknya. Implikasi pengertian
Pemerintah dalam kaitan dengan bisnis adalah pemerintah berhubungan timbal balik dengan
aktivitas yang menyangkut upaya mensejahterakan masyarakat
ERICA UNSUR HUBUNGAN KERJA

Bila merujuk pada pasal 1 dari ayat 15 Undang-Undang Ketenagakerjaan, secara


umum terdapat tiga unsur hubungan kerja. Unsur ini menjadi landasan saat membuat
kesepakatan kerja :
1. Unsur Pekerjaan
2. Unsur Upah
3. Unsur Perintah

Pekerja wajib mentaati tata tertib pelaksanaan pekerjaan dan tata tertib yang
bertujuan untuk menyempurnakan tata tertib perusahaan pemberi kerja dalam lingkup
undang-undang, perjanjian atau peraturan. perjanjian atau peraturan, atau jika tidak
ada, ditentukan melalui batas-batas yang selama ini telah menjadi kebiasaan
HAL YANG HARUS HRD
ERICA PERHATIKAN DALAM
HUBUNGAN KERJA

Kunci agar hubungan kerja antara karyawan dan perusahaan dapat terjalin
baik ada di tangan HRD. Sebab HRD adalah pihak pertama yang ditemui karyawan
mulai dari perekrutan sampai dengan masa berakhirnya jabatan karyawan.
HRD pula yang menjadi pihak yang menyampaikan apresiasi sampai dengan
kritikan dan sanksi dari perusahaan kepada karyawan. Karena itu ada beberapa hal
yang harus diperhatikan oleh HRD sebagai berikut:
1. Berikan Kesan Pertama yang Baik
2. Menjaga komunikasi
3. Memberikan Kemungkinan Pengembangan Karir
4. Memberikan Masukan Positif
5. Membuat Karyawan Bahagia
FELI HAK – HAK KARYAWAN

Agar kesejahteraan di tempat kerja dapat dicapai dan tidak melanggar norma
kemanusiaan, berikut ini beberapa hak yang dimiliki setiap karyawan yang juga
dilindungi oleh undang-undang

1. Hak Memperoleh Upah


2. Hak Mendapatkan Kesempatan & Perlakuan yang Sama
3. Hak Mendapatkan Pelatihan Kerja
4. Hak Penempatan Tenaga Kerja
5. Hak Memiliki Waktu Kerja yang Manusiawi
6. Hak Mendapatkan Kesehatan & Keselamatan Kerja
7. Hak Mendapatkan Kesejahteraan
8. Hak Ikut Serta Dalam Serikat Pekerja/Buruh
9. Hak Untuk Cuti
FELI HAK KARYAWAN TETAP

Agar kesejahteraan di tempat kerja dapat dicapai dan tidak melanggar norma
kemanusiaan, berikut ini beberapa hak yang dimiliki setiap karyawan yang juga
dilindungi oleh undang-undang :
1. Upah yang layak
2. Jaminan social
3. Hak berserikat
4. Mengembangkan Potensi
5. Hak libur, cuti dan istirahat
FELI HAK KARYAWAN KONTRAK

Hak-hak karyawan kontrak yang harus dicermati antara lain soal pemutusan
hubungan kerja, tunjangan hari raya (THR), dan cuti. Menurut UU Ketenagakerjaan,
pihak yang memutuskan hubungan kerja sebelum masa berlaku perjanjian berakhir
memiliki kewajiban memberikan ganti rugi kepada pihak yang dirugikan.
HAK KARYAWAN ALIH DAYA
FELI
( OUTSOURCING)

1. Hak non diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan


2. Hak memperoleh perlakan yang sama ditempat kerja
3. Hak memperoleh pengakuan kompetensi kerja
4. Hak menunaikan ibadah

Selain itu dalam PP 35/2021 juga mengatur mengenai pemenuhan kesejahteraan


yang juga menjadi hak pekerja outsourcing yang diantaranya meliputi upah
minimum, hak cuti dan waktu istirahat
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai