Anda di halaman 1dari 10

1.

Mengapa perilaku korporasi yang beretika menyebabkan profitabilitas yang lebih


tinggi?
Adanya pertumbuhan dan margin menyusut menyebabkan perampingan untuk mantain
pekerjaan mereka atau volume-laba berbasis insentif, atau perusahaan mereka, beberapa
orang telah menggunakan praktek etika dipertanyakan, termasuk pemalsuan dan catatan
lainnya, atau eksploitasi lingkungan atau pekerja. hasilnya telah memicu kasus penyimpangan
lingkungan atau keuangan.

Perilaku perusahaan yang beretika menyebabkan banyak investor menjadi tertarik untuk
berinvestasi. Bahkan untuk perusahaan yang menjunjung etika perilaku, konsultan akan
bersedia untuk menasihati investor agar berinvestasi di perusahaan tersebut. Itulah salah satu
sebabnya perusahaan yang beretika memberikan profitabilitas lebih tinggi bagi perusahaan.
Selain itu citra perusahaan di mata pemegang saham akan tetap baik.

Karena para investor melihat dana yang mereka investasikan itu untuk apa saja. Apabila
penggunaan dana yang sudah dinvestasikan dapat digunakan dengan bijak oleh perusahaan
tentunya para investor tidak akan ragu untuk menanamkan lebih banyak dananya dan
tentukan dapat menambah laba atau profitabilits perusahaan. Contohnya penggunaan dana
untuk pembuatan dana pensiun. pertanggungjawaban terhadap suatu dana juga dapat menarik
perhatian terhadap publik apalgi dananya untuk dana sosial.

tekanan pada individu yang dilakukan untuk mempertahankan pekerjaan mereka mungkin
tidak mereda dengan meningkatnya produksi. Juga, diberikan kompetisi yang lebih besar,
volume yang lebih besar tentu akan meningkatkan laba, sehingga tekanan pada perusahaan
tidak akan mereda ke tingkat yang dialami di masa lalu. Selain itu, perusahaan akan mampu
bergantung pada siklus kembali ke profitabilita untuk mengembalikan risiko perilaku tidak
etis untuk tingkat mantan. Akibatnya, akan muncul kembali ke tingkat resiko mantan akan
tergantung pada lembaga baru rezim etika-perilaku manajemen dan tata pemerintahan.

Penemu etis mengambil pandangan bahwa investasi mereka harus tidak hanya membuat
wajar kembali tetapi juga melakukannya secara etis. Awalnya memelopori oleh besar dana
pensiun seperti calpers dan new york city dana pensiun karyawan, serta beberapa gereja dana
investasi, gerakan itu ditambah di awal 1990-an oleh beberapa reksa dana etis. Etika ini
menggunakan layar reksa dana yang dimaksudkan untuk membom perusahaan dari
pertimbangan yang terlibat dalam disebut berbahaya activites, seperti memproduksi untuk
bacco produk, , persenjataan atau energi atom atau misusing hewan untuk pengujian.
Alternatif, individu atau reksa dana dapat berinvestasi dalam set as dari 400. Perusahaan yang
sudah disaring oleh sebuah etika konsultasi layanan di boston, domini, ramah lydenberg

Penemu etis mengambil pandangan bahwa investasi mereka tidak hanya membuat wajar
kembali tetapi juga melakukannya secara etis. Awalnya mempelopori sebuah dana pensiun
besar seperti CalPERS dan dana pensiun karyawan “new york city”, serta beberapa dana
investasi gereja, gerakan itu dilakukan di awal 1990-an oleh beberapa reksa dana etis. Etika
ini menggunakan reksa dana yg dimaksudkan untuk mengeluarkan perusahaan
daripertimbangan yg terlibat yg disebut aktivitas berbahaya, seperti memproduksi produk
tembakau, persenjataan atau energi atom atau menggunakan hewan untuk pengujian.
Alternatif, individu atau reksa dana dapat berinvestasi dalam 400 US. Perusahaan yg sudah
disaring oleh sebuah layanan konsultasi etika di Boston, Domini, Kinder Lydenberg

2. Bagaimana perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan mereka berperilaku etis?


Mereka memberikan peringkat perusahaan dan afiliasi mereka pada dimensi kinerja yang
berbeda seperti yang mempekerjakan dan pengobatan perempuan, pengelolaan lingkungan
dan kinerja, amal, kebijakan staf progresif, hubungan kerja, hubungan konsumen, dan
kejujuran untuk menjawab pertanyaan.

Reaksi perusahaan awal untuk lebih menuntut etika lingkungan adalah keinginan untuk
mengetahui bagaimana kegiatan beretika yang telah ada, kemudian mencoba untuk
mengelola tindakan karyawan dengan mengembangkan kode etik / perilaku. Setelah
menerapkan kode, perusahaan memantau kegiatan tersebut dan melaporkan perilaku
karyawan, terlebih dahulu secara internal kemudian secara eksternal .

Dengan membuat kode etik / panduan. Setelah melaksanakan kode,memonitor kegiatan yang
berhubungan dan melakukan pelaporan tentang perilaku baik secara internal maupun eksteral.

Mereka memberikan peringkat perusahaan dan afiliasi mereka pada dimensi kinerja yang
berbeda seperti yang mempekerjakan dan pengobatan perempuan, pengelolaan lingkungan
dan kinerja, amal, kebijakan staf progresif, hubungan kerja, hubungan konsumen, dan
kejujuran untuk menjawab pertanyaan.

Awal reaksi perusahaan untuk lebih menuntut etis lingkungan. Adalah keinginan untuk
mengetahui bagaimana etis activites yang telah, kemudian untuk mencoba untuk mengelola
karyawan tindakan dengan mengembangkan sebuah kode etik / melakukan. Setelah
penerapan kode, keinginan ini memantau kegiatan dalam kaitannya dengan itu dan untuk
melaporkan bahwa perilaku, pertama secara internal dan kemudian secara eksternal

Reaksi awal perusahaan adalah untuk lebih menuntut lingkungan etis. Keinginan tersebut
untuk mengetahui bagaimana aktivitas etika yang telah dilakukan, kemudian untuk mencoba
mengelola karyawan dengan tindakan mengembangkan sebuah kode etik. Setelah penerapan
kode, keinginan ini memantau kegiatan dalam kaitannya dengan hal tersebut dan untuk
melaporkan perilaku, pertama secara internal dan kemudian secara eksternal.

3. Mengapa budaya perusahaan yang etis penting?


Perilaku etis yang telah berkembang dalam perusahaan menimbulkan situasi saling percaya
antara perusahaan dan stakeholders, yang memungkinkan perusahaan meningkatkan
keuntungan jangka panjang. Perilaku etis akan mencegah pelanggan, pegawai dan pemasok
bertindak oportunis, serta tumbuhnya saling percaya.
4. Jelaskan mengapa perusahaan yang bertanggung jawab secara hukum kepada para
pemegang saham tetapi strategis bertanggung jawab kepada pemangku kepentingan
lain juga!

Pemegang saham Perusahaan memiliki hak dasar yang sama sebagai berikut:

 Hak menerima sertifikat saham dan hak mengalihkan saham


 Hak menerima informasi yang memadai, tepat waktu dan dalam bentuk yang layak
untuk membuat keputusan
 Hak menghadiri, mengemukakan pendapat dan memberikan suara dalam Rapat
Umum Pemegang Saham
 Hak memilih dan memberhentikan para Komisaris dan Direktur
 Hak menyetujui penunjukan auditor eksternal
 Hak memperoleh pembagian keuntungan Perusahaan

Pemangku Kepentingan

Dewan Komisaris dan Direksi mengakui hak-hak pemangku kepentingan dan


karenanya mendorong kerja sama antara Perusahaan dengan pemangku kepentingan
serta pihak bersangkutan lainnya termasuk karyawan, pelanggan, mitra dagang,
kreditur, instansi pemerintah, masyarakat di mana Perusahaan beroperasi dan
masyarakat luas. Komisaris, Direktur dan karyawan harus mematuhi Aturan
Perilaku untuk memastikan transaksi yang berkeadilan dan seimbang dengan
pemangku kepentingan.

Disamping itu, Dewan Komisaris meminta Direksi agar informasi mengenai


kegiatan operasional dilaporkan kepada pemangku kepentingan dan pihak terkait
melalui laporan tahunan, website Perusahaan dan saluran yang relevan lainnya.
Saluran komunikasi dua arah telah disediakan untuk memastikan pemangku
kepentingan dan pihak lain menyatakan pandangan mereka atau menyampaikan
keluhan.

5. Apa peran budaya etika dan siapa yang bertanggung jawab untuk itu?

Nilai-nilai Perusahaan
Nilai-nilai perusahaan merupakan landasan moral dalam mencapai visi dan misi perusahaan.
Oleh karena itu, sebelum merumuskan nilai-nilai perusahaan, perlu dirumuskan visi dan misi
perusahaan. Walaupun nilai-nilai perusahaan pada dasarnya universal, namun dalam
merumuskannya perlu disesuaikan dengan sektor usaha serta karakter dan letak geografis dari
masing-masing perusahaan. Nilai-nilai perusahaan yang universal antara lain adalah
terpercaya, adil dan jujur.
Pedoman Perilaku
Pedoman perilaku merupakan penjabaran nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis dalam
melaksanakan usaha sehingga menjadi panduan bagi organ perusahaan dan semua karyawan
perusahaan; Pedoman perilaku mencakup panduan tentang benturan kepentingan, pemberian
dan penerimaan hadiah dan donasi, kepatuhan terhadap peraturan, kerahasiaan informasi, dan
pelaporan terhadap perilaku yang tidak etis.
Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis
perusahaan dan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, angggota Dewan Komisaris
dan Direksi, serta karyawan perusahaan; Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya,
anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan harus senantiasa
mendahulukan kepentingan ekonomis perusahaan diatas kepentingan ekonomis pribadi atau
keluarga, maupun pihak lainnya; Anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan
perusahaan dilarang menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi,
keluarga dan pihak-pihak lain; Dalam hal pembahasan dan pengambilan keputusan yang
mengandung unsur benturan kepentingan pihak yang bersangkutan tidak diperkenankan ikut
serta; Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan harus mengeluarkan suaranya
dalam RUPS sesuai dengan keputusan yang diambil oleh pemegang saham yang tidak
mempunyai benturan kepentingan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta
karyawan perusahaan yang memiliki wewenang pengambilan
keputusan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan
terhadap setiap keputusan yang telah dibuat olehnya dan telah melaksanakan pedoman
perilaku yang ditetapkan oleh perusahaan.
Pemberian dan Penerimaan Hadiah dan Donasi
Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang
memberikan atau menawarkan sesuatu, baik langsung ataupun tidak langsung, kepada pejabat
Negara dan atau individu yang mewakili mitra bisnis, yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan
perusahaan dilarang menerima sesuatu untuk kepentingannya, baik langsung ataupun tidak
langsung, dari mitra bisnis, yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan; Donasi oleh
perusahaan ataupun pemberian suatu aset perusahaan kepada partai politik atau seorang atau
lebih calon anggota badan legislatif maupun eksekutif, hanya boleh dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang- undangan. Dalam batas kepatutan sebagaimana ditetapkan oleh
perusahaan, donasi untuk amal dapat dibenarkan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan
Direksi serta karyawan perusahaan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak
memberikan sesuatu dan atau menerima sesuatu yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan.Kepatuhan terhadap Peraturan Organ perusahaan dan karyawan perusahaan harus
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan; Dewan Komisaris
harus memastikan bahwa Direksi dan karyawan perusahaan melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan peraturan perusahaan; Perusahaan harus melakukan pencatatan atas
harta, utang dan modal secara benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Kerahasiaan Informasi
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan perusahaan harus
menjaga kerahasiaan informasi perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
peraturan perusahaan dan kelaziman dalam dunia usaha; Setiap anggota Dewan Komisaris
dan Direksi, pemegang saham serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan
informasi yang berkaitan dengan perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada informasi
rencana pengambil-alihan, penggabungan usaha dan pembelian kembali saham;
Setiap mantan anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan, serta
pemegang saham yang telah mengalihkan sahamnya, dilarang mengungkapkan informasi
yang menjadi rahasia perusahaan yang diperolehnya selama menjabat atau menjadi pemegang
saham di perusahaan, kecuali informasi tersebut diperlukan untuk pemeriksaan dan
penyidikan sesuai dengan peraturan perundang undangan, atau tidak lagi menjadi rahasia
milik perusahaan.

6. Apa kontribusi yang paling penting dari kode etik perusahaan?


7. Mana yang akan Anda pilih sebagai ide utama untuk perilaku etis dalam profesi
akuntansi: "Melindungi kepentingan umum" atau "Melindungi kredibilitas profesi".
Mengapa?
melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian baik secara disengaja
maupun tidak disengaja oleh kaum profesional. Kedua, kode etik bertujuan melindungi
keseluruhan profesi tersebut dari perilaku-perilaku buruk orang tertentu yang mengaku
dirinya professional

Akuntan menetapkan tugasnya untuk kepentingan publik daripada kepentingan klien atau
atasan ketika keadaan dimana bentuk perlakuan yang diusulkan tidak untuk kepentingan
publik. Baik secara legal maupun etis.
Melindungi kepentingan publik, karena seorang akuntan profesional juga harus bertanggung
jawab kepada publik dengan menjaga kepercayaan yang diberikan oleh para pemangku
kepentingan perusahaan seperti kreditor, investor, pegawai, dsb. Untuk berlangsungnya
kehidupan perusahaan di masa mendatang .

Kepentingan Publik (Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam


kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan
komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan
tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di
masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit,
pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya
bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi
bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap
kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan
institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap
dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi
masyarakat dan negara. Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai
jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai
dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan
semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan
yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi
mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi)

KODE ETIK PROFESI AKUNTANSI

1. Latar Belakang
Kehancuran Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom menjadi pelopor dicetuskannya
Sarbanes-Oxlay Act 2002 (SOX) di Amerika Serikat. Dengan demikian terbentuklah era baru
ekspektasi pemangku kepentingan dalam dunia usaha, khususnya bagi para akuntan
professional yang bekerja di dalamnya. Penyimpangan peran akuntan professional sebagai
pemegang amanah menjadi pebisnis dipertanyakan. Prinsip-prinsip yang memunculkan
harapan baru telah diperbaharui dan mengakibatkan perubahan dalam hal bagaimana akuntan
professional harus bersikap, layanan apa saja yang akan ditawarkan, dan standar kinerja yang
harus dipenuhi. Standar-standar ini telah tertanam dalam struktur tata kelola baru serta
mekanisme bimbingan yang memiliki komponen domestik dan internasional. Dalam jangka
panjang, pengaruh IASB dan IFAC sama pentingnya SOX karena badan-badan professional
akuntansi yang mengatur CPAs, CAs, CMAs dan CGAs di seluruh dunia telah sepakat
dengan adanya harmonisasi standard an kode etik mereka dengan ketetapan IASB dan IFAC.
Perkembangan signifikan yang menjadi hikmah atas peristiwa Enron-SOX adalah
disusunnya serangkaian standar akuntansi internasional bagi perusahaan-perusahaan dan kode
etik akuntan professional untuk diselaraskan di seluruh dunia.Internal federation of
Accountant (IFAC) menyusun Kode Etik IFAC dan merilis versi awalnya pada tahun 2001
dan versi revisi –pada tahun 2005. Organisasi-organisasi anggota IFAC – lembaga akuntansi
professional di seluruh dunia seperti Amerikan Institute of Certified Public Accountants
(AICPA), Institutes of Chartered Accountants sama dengan Management Accountants dan
Certified General Accountants – telah setuju untuk menyesuaikan kode etik mereka ke dalam
kesepakatan substansial dengan peraturan IFAC yang menyatakan bahwa:
Hal yang membedakan profesionalisme adalah penerimaanya akan tanggung jawab untuk
bertindak atas kepentingan publik.
2. Kode Perilaku Profesional
Publik menilai bahwa tenaga profesional seringkali bekerja dengan sesuatu
yang nyata nilainya, dimana keyakinan bahwa mereka kompeten di bidangnya dan
tanggung jawab atas pekerjaannya menjadi sangat penting. Jika suatu profesi kehilangan
kredibilitas di mata publik, akibatnya bisa sangat buruk dan tidak hanya bagi seorang
professional yang bermasalah.
Aspek yang menjadikan suatu profesi adalah kombinasi fitur, tugas, dan hak-hak yang
semuanya dibingkai dalam satu rangkaian nilai-nilai umum profesionalitas – nilai yang
menentukan bagaimana keputusan akan dibuat dan tindakan yang akan diambil. Untuk
mendukung kombinasi fitur, tugas dan hak ini, maka penting bagi suatu profesi untuk
menyusun seperangkat nilai atau prinsip-prinsip dasar yang membimbing anggota mereka
dan agar setiap professional memiliki nilai-nilai pribadi yang berkaitan dengan prinsip dasar
tersebut. Nilai-nilai pribadi yang dikehendaki biasanya meliputi kejujuran, integritas,
objektivitas, kebijaksanaan, keberanian untuk mempertahankan pendiriannya, dan karakter
yang kuat untuk menolak peluang-peluang yang mengutamakan kepentingan pribadi.
Layanan yang disediakan oleh sebuah profesi sangat penting bagi publik, sehingga
mereka siap untuk memberikan hak-hak kepada suatu profesi tertentu yang telah ditentukan
sebelumnya, tetapi mereka juga akan memastikan bahwa seorang professional tersebut dapat
melakukan tugasnya dengan baik dan benar seperti yang diharapkan. Secara umum, tugas
yang diharapkan dari suatu profesi adalah dalam rangka mempertahankan:
§ Kompetensi dibidang keahlian
§ Objektivitas dalam penawaran pelayanan
§ Integritas dalam urusan dengan klien
§ Kerahasiaan hal-hal yang terkait dengan klien
§ Disiplin terhadap anggota yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan standar

Ekspektasi Publik Terhadap Profesi Akuntan


Seorang akuntan professional apakah dia terlibat dalam kegiatan auditing atau
manajemen, karyawan atau konsultan, diharapkan untuk menjadi seorang akuntan
sekaligus professional. Artinya, seorang akuntan professional diharapkan memiliki keahlian
teknis akuntansi dan memiliki pemahaman yang lebih dari pada orang awam di bidang
terkait. Selain itu akuntan professional juga diharapkan untuk menaati standar-standar
khusus yang dikeluarkan oleh badan professional terkait.
Tidak mengherankan jika akuntansi professional sudah dapat menyesuaikan dengan
cukup baik kombinasi fitur, tugas, dan hak dalam kerangka nilai-nilai suatu profesi
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Berikut ini adalah fitur, tugas, hak dan nilai-
nilai dari profesi akuntansi.
Fitur-fitur Profesi Akuntansi :
§ Penyediaan layanan fidusia yang penting bagi masyarakat
§ Diperlukan pengetahuan dan skil yang luas
§ Pelatihan dan karakter skil dalam hal intektual
§ Diawasi oleh organisasi
§ Akuntabel pada otoritas pemerintah
Tugas-tugas penting untuk suatu hubungan fidusia :
§ Perhatian yang berkelanjutan pada kebutuhan klien dan pemangku kepentingan lainnya
§Pengembangan dan pemeliharaan pengetahuan dan skil yang diperlukan
termasuk skeptisisme/keilmiahan profesional.
§ Pemeliharaan kepercayaan yang melekat dalam hubungan fidusia oleh perilaku yang
menunjukkan nilai – nilai yang bertanggung jawab
§ Pemeliharaan reputasi pribadi yang dapat diterima
§ Pemeliharaan reputasi sebagai professional yang kredibel
Hak-hak yang diizinkan dalam kebanyakan yurisdiksi :
§ Kemampuan untuk tampil dan menawarkan diri sebagai seorang professional yang ditunjuk
untuk memerankan jasa fidusia penting
§ Kemampuan untuk menetapkan standar masuk dan memeriksa calon
§ Mengatur dan mendisiplinkan diri berdasarkan kode etik
§ Partisipasi dalam pengembangan praktik akuntansi dan audit
§ Akses ke beberapa atau semua bidang usaha akuntansi dan audit
Nilai-nilai yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan memelihara hak-hak :
§ Kejujuran
§ Integritas
§ Objektifitas, berdasarkan pada penilaian independen
§ Keinginan untuk menerapkan ketelitian dan skeptisisme profesional
§ Kompetensi
§ Kerahasiaan
§ Komitmen untuk menempatkan kepentingan publik, klien, profesi dan atasan atau perusahaan
sebelum kepentingan professional.
Standar Perilaku yang diekspektasikan
Publik (khususnya klien) mengharapkan bahwa akuntan professional akan melakukan
layanan fidusia dengan kompetensi, integritas, dan objektivitas.Integritas sangat penting
karena memastikan bahwa apapun layanan yang diberikan akan dilakukan secara adil dan
seksama. Tidak akan ada detail sekecil apapun yang dihilangkan, diremehkan, dinyatakan
secara tidak benar, sehingga akan mengaburkan kebenaran yang dapat menyesatkan
pengguna informasi.Kejujuran, ketepatan atau kebenaran , tersirat dalam semua aspek
pengumpulan, pengukuran, pelaporan dan interpretasi data. Objektivitas berarti kebebasan
dari bias dalam pemilihan dasar pengukuran dan pengungkapan agar tidak menyesatkan
pengguna. Objektivitas tidak dapat dipertahankan kecuali akuntan professional berfikiran
independen, atau bebas dari pengaruh yang berlebihan dari satu pemangku kepentingan atau
yang lain.
Sumber Pedoman Etika
Ada beberapa sumber panduan tersedia untuk akuntan professional. Kode etik dari
badan professional mereka dan perusahaan atau atasan mereka merupakan sumber referensi
yang penting. Namun, masukan lainnya juga harus diperhitungkan jika memang sesuai,
karena akuntan professional harus merespon badan/lembaga ekspektasi dan standar yang
dibuat oleh berbagai organisasi akuntansi professional di negara mereka sendiri dan di luar
negeri bersama-sama dengan penentu standar, regulator, pengadilan, politisi, pasar uang dan
publik.
Ekspektasi perilaku professional telah dan akan diwujudkan dalam :
§ Penentu Standar (IFAC, PCACB, FASB, IASB, CICA, ICAEW, dan sebagainya)
ü Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP)
ü Standar Audit yang Berlaku Umum (GAAS)
§ Praktik-praktik standar yang dipahami secara umum
§ Studi penelitian dan artikel
§ Pedoman-pedoman regulator (SEC, OSC, NYSE,TSX, dan lain-lain)
§ Keputusan pengadilan.
§ Kode Etik dari :
ü Atasan (Perusahaan atau KAP)
ü Badan Akuntansi Profesional Lokal
ü Internal Federation of Accountants (IFAC)
Kode Etik Profesional
Kode etik professional dirancang untuk memberikan panduan tentang perlakuan yang
diharapkan dari anggota agar jasa yang ditawarkan dapat diterima secara kualitas dan reputasi
profesi tidak akan dinodai. Apabila reputasi ternoda, beberapa aspek hubungan fidusia telah
dilanggar, dan pelayanan belum dapat diberikan secara professional, maka akan merusak
kepercayaan publik.
Prinsip-prinsip fundamental dalam kode etik professional
Para anggota diharuskan :
§ Bertindak untuk kepentingan umum
§ Setiap saat menjaga reputasi baik profesi dan kemampuannya untuk melayani kepentingan
umum
§ Bekerja dengan :
ü Integritas
ü Objektiv dan independen
ü Kompetensi professional, due care, dan skeptisisme professional serta
ü Rahasia
§ Tidak dikaitkan dengan informasi yang menyesatkan atau keliru
Agar efektif, kode etik perlu memadukan prinsip-prinsip mendasar dengan sejumlah
aturan khusus. Jika suatu kode/peraturan dirancang untuk mencakup semua masalah yang
mungkin terjadi, maka akan menjadi asngat bertele-tele dan banhkan terlalu banyak, sehingga
anggota perlu waktu lama untuk membiasakan diri dengan hal tersebut dan untuk tetap
mengikuti perkembangan penambahan aturan yang konstan.
3. Prinsip-prinsip Etika: IFAC, AICPA, IAI
Prinsip-prinsip dan dan standar-standar fundamental yang telah dijelaskan di atas
terdapat disebagian besar kode. IFAC dalam Kode Etik Akuntan Profesional versi 2001
menyatakan mengapa akuntan professional harus melayani kepentingan publik dikatakan:
Tanda yang membedakan suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada
publik. Masyarakat profesi akuntansi terdiri dari klien, penyedia kredit, pemerintah,
pengusaha, karyawan, investor, masyarakat bisnis dan keuangan, dan lain-lain yang
bergantung pada objektivitas dan integritas akuntan professional untuk mempertahankan
fungsi teratur perniagaan. Ketergantungan ini membebankan tanggung jawab kepentingan
publik pada profesi akuntansi. Kepentingan umum didefinisikan sebagai kesejahteraan
kolektif masyarakat dan institusi yang mendapat pelayanan akuntan professional. Tanggung
jawab seorang akuntan professional tidak secara khusus hanya memenuhi kebutuhan individu
klien atau atasan. Standar profesi akuntani ini sangat ditentukan oleh kepentingan umum…[1]
IFAC menyatakan secara tersirat bahwa ada kelompok-kelompok professional lainnya
yang akan diberikan kepercayaan untuk melayani masyarakat jika terdapat kelompok akuntan
professional terbukti tidak dapat diandalkan dalam melaksanakan tugas ini.
Kode Etik Prinsip-prinsip Dasar Akuntan Profesional IFAC 2005 – Section 100.4
Seorang akuntan professional diharuskan untuk mematuhi prinsip-prinsip dasar berikut :
a) Integritas – seorang akuntan professional harus tegas dan jujur dalam semua
keterlibatannya dalam hubungan profesional dan bisnis
b) Objektivitas – seorang akuntan professional seharusnya tidak membiarkan bias, konflik
kepentingan, atau pengaruh yang berlebihan dari orang lain untuk mengesampingkan
penilaian professional atau bisnis
c) Kompetensi professional dan Kesungguhan – seorang akuntan professional mempunyai
tugas yang berkesinambungan untuk senantiasa menjaga penghetahuan dan skil professional
pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau atasan menerima jasa
professional yang kompeten berdasarkan perkembangan terkini dalam praktik, legislasi dan
teknis. Seorang akuntan professional harus bertindak tekun dan sesuai dengan standar teknis
dan professional yang berlaku dalam memberikan layanan professional
d) Kerahasiaan – seorang akuntan professional harus menghormati kerahasian informasi yang
diperoleh sebagai hasil dari hubungan bisnis professional dan bisnis tidak boleh
mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga, tanpa otoritas yang tepat dan
spesifik kecuali ada hak hukum atau professional atau kewajiban untuk mengungkapkan.
Informasi rahasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan bisnis professional seharusnya
tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi para akuntan professional atau pihak ketiga.
e) Perilaku Profesional – seorang akuntan professional harus patuh pada hukum dan
peraturan-peraturan terkait dan seharusnya menghindari tindakan yang bisa mendeskreditkan
profesi.
Ikhtisar Kode Etik (Pedoman Perilaku) AICPA
Prinsip-prinsip:
Tanggung Jawab : dalam melaksanakan tanggung jawab mereka sebagai professional, anggota
harus menerapkan penilaian professional dan moral yang sensitive dalam segala kegiatannya.
(section 52, article I)
Kepentingan Umum : anggota harus menerima kewajiban mereka untuk bertindak dengan cara
yang dapat melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukkan komitmen terhadap profesionalisme. (section 53, article II)
Integritas.”untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat, anggota harus
melakukan semua tanggung jawab professional dengan integritas tertinggi. (section 54, article
III)
Objectivitas dan Independensi : seorang anggota harus mempertahankan objectivitas dan bebas
dari konflik kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab professional. Seorang anggota
dalam praktik publik harus independen dalam penyajian fakta dan tampilan ketika
memberikan layanan audit dan jasaatestasi lainnya. (section 55, article IV)
Due Care : seoarng anggota harus mematuhi standar teknis dan etis profesi, berusaha terus
menerus untuk menigkatkan kompetensi dan layanan dalam melaksanakan tanggung jawab
professional dengan kemampuan terbaik yang dimiliki anggota. (section 56, article V)
Sifat dan Cakupan Layanan : seorang anggota dalam praktik publik harus memerhatikan Prinsip-
prinsip dari Kode Etik Profesional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan
disediakan. (section 57, article VI)

8. Jika biaya auditor yang dibayarkan dari perusahaan klien, tidak ada konflik
kepentingan yang dapat menyebabkan kurangnya objektivitas? Mengapa bukan?

9. Apakah memiliki budaya etis penting untuk memiliki sistem yang efektif pengendalian
internal? Mengapa atau mengapa tidak?
Agar memiliki sistem pengendalian internal yang efektif budaya etis perusahaaan merupakan
aspek penting karena sebuah budaya etis memilki penggabungan elemen-elemen formal dan
informal untuk memendu pikiran dan tindakan karyawan perusahaan. Dalam pengembangan
budaya etis sebagian besar perusahaan telah menerapkan konsepnya masing-masing serta
mengembangkan dan memelihara budaya etis yang sehat sehingga akan menimbulkan
pengendalian intern yang efektif pula.

10. Apakah bijaksana untuk pembuat keputusan untuk mempertimbangkan lebih dari
keuntungan ketika membuat keputusan yang memiliki dampak sosial yang signifikan?
Mengapa?

Anda mungkin juga menyukai