Anda di halaman 1dari 7

RMK ETIKA BISNIS DAN PROFESI

“ETHICS EXPECTATION”

OLEH

KELOMPOK VII

MARTA DEA LU MAPA WASA LAKA (1781611028)


FRANSISCUS DE ROMARIO (1781611029)
WIHELMINA MARYETHA YULIA JAENG (1781611031)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
EKSPETASI ETIKA (ETIKA YANG DIHARAPKAN)

Fungsi bisnis dan profesi dalam sebuah rerangka kerja diciptakan berdasarkan atas
ekspektasi publik. Skandal-skandal yang terjadi telah memicu perubahan yang signifikan
terhadap munculnya ekspektasi baru dalam tata kelola perusahaan dan bisnis serta dalam
profesi akuntansi diseluruh dunia. Sebagai hasilnya, etika bisnis dan profesional telah
menjadi kunci penting dalam kesuksesan perusahaan maupun individual dan menjadi isu
vokal dalam poin perubahan perusahaan.

Lingkungan etika untuk bisnis: pertarungan antara kredibilitas, reputasi dan


keunggulan kompetitif.
Selama 30 tahun terakhir, telah berkembangnya ekspektasi bahwa bisnis tercipta untuk
melayani kebutuhan shareholder (pemegang saham) dan masyarakat. Jika kebutuhan dari
para stakeholder ini tidak dihargai, maka akan timbul pergolakan kepada para pemegang
saham, pegawai dan direktur perusahaan tersebut. Hal ini bermakna bahwa, sebuah bisnis
atau profesi tidak akan mampu untuk mencapai objektiv jangka panjangnya tanpa ada
dukungan dari stakeholders.
Dukungan kepada perusahaan sangat tergantung kepada kredibilitas yang diberikan oleh
stakeholder dalam bentuk komitmen kepada perusahaan, reputasi perusahaan dan kekuatan
perusahaan atas keunggulan kompetitifnya. Hal ini bermakna bahwa terdapatnya peningkatan
ekspektasi dari stakeholder bahwa perusahaan akan menghargai nilai-nilai mereka dalam
aktivitas bisnis perusahaan.
Pada akhirnya, diharapkan bahwa direktur perusahaan mampu untuk menata kelola
perusahaannya secara etis dengan mempertimbangkan segala sistem didalam perusahaan itu
untuk diperlakukan secara etika.

- Environmental concern (kepedulian terhadap lingkungan)


Berhubungan dengan CSR sebuah perusahaan sebagai bentuk etika mereka dalam
memperlakukan lingkungan hidup disekitarnya. Lingkungan lain yang mempengaruhi
misalnya lingkungan hukum terhadap persamaan derajat dalam hukum. Lingkungan
sosial seperti misalnya larangan merokok disekitar perusahaan atau tempat untuk ibu
menyusui.

- Moral Sensitivity
Berhubungan dengan keadilan dan kewajaran dan perbedaan perlakuan terhadap individu
atau grup didalam kemasyarakatan. Contohnya, gerakan feminis, perwakilan orang cacat,
penduduk asli dan minoritas. Isu perekrutan anak dibawah umur juga menjadi tajuk
utama dalam hal ini. Didalam perusahaan sendiri, pengembangan ruang kerja yang
nyaman dan sama bagi semua serta standar kerja menjadi isu sensitivitas moral yang
patut dipertimbangkan.

- Bad judgements dan aktivis


Direktur, eksekutif dan manajer adalah manusia yang dapat pula lupa atau melakukan
kesalahan. Namun terkadang masyarakat atau para aktivis akan melakukan aksi untuk
membuat direktur dan pihak manajemen menyadari akan hal ini.
- Economic dan tekanan kompetisi
Adanya kompetisi global membuat ekspektasi publik untuk menjalankan perusahaan yang
etis semakin meningkat. Seperti tidak merekrut karyawan non pribumi atau mem PHK
karyawan, karena masalah ekonomi.

Ekspekatasi Baru Bagi Bisnis

- Amanat baru bagi bisnis


Amanat baru bisnis berdasarkan Milton friedman adalah perusahaan yang didirikan untuk
melayani masyarakat dan bukan sebaliknya. Artinya bahwa disatu sisi perusahaan
diharuskan untuk mengumpulkan profit sebanyak mungkin namun dilain pihak haruslah
memberikan kenyamanan yang sesuai dengan peraturan yang berlaku dalan masyarakat
baik dalam hukum negara maupun kebiasaan adat yang etis. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan harus merubah orientasi mereka yang hanya profit only focus, namu harus
juga ke society wealth creation.

- Tata Kelola Yang Baru dan Rerangka Akuntabilitas


Berdasarkan analisis ini, perusahaan yang sukses berasal dari mekanisme perusahaan
yang memiliki tata kelola dan akuntabilitas yang berfokus kepada hubungan yang lebih
luas dan berbeda antar stakeholder.

Respon dan Perkembangan

- Munculnya Tata Kelola dan Model Akuntabilitas Stakeholder


Sebagai hasil dari trend dan perubahan ini, perusahaan lebih mencoba untuk menilai
sejauh mana etika dalam aktivitas bisnis mereka sebelumnya, dan mencoba agar
masalah-masalah yang berhubungan dengan etika tidak kembali muncul. Hal ini
menunjukkan bahwa pendekatan tradisional tidaklah mencukupi, sehingga perusahaan
harus membentuk lingkungan bisnis yang mendukung untuk pertumbuhan penerapan
etika keprilakuan. Pada akhirnya, akuntabilitas kepada para stakeholder menjadi penting
dan harus dilaksanakan berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik.

- Manajemen Yang Berdasarkan Nilai, Reputasi dan Resiko


Untuk mengkolaborasikan keinginan dari pihak stakeholder agar tertuang dalam
kebijakan, strategi dan operasional perusahaan, maka direktur, eksekutif dan manajer
harus memahami sifat dasar stakeholder mereka serta nilai-nilai dasar yang melekat pada
mereka. Reputasi perusahaan dan tingkat dukungan dari stakeholder akan sangat
tergantung dari kemampuan perusahaan untuk memanage resiko dan memahami
stakeholder itu sendiri.

- Akuntabilitas
Transparansi dan akuntabilitas merupakan isu hangat yang terus berkembang, terutama
setelah terjadinya banyak skandal dimasa lalu. Integritas dan keakurasian menjadi hal
yang fundamental dalam pelaksanaan lingkungan etis disebuah perusahaan.

- Perilaku Etis dan Perkembangan Dalam Etika Bisnis


Aristoteles mengungkapkan bahwa tujuan dari hidup adalah kebahagiaan. Kebahagiaan
ini dapat diraih hanya dengan kehidupan yang berbudi luhur dan berkebajikan sesuai
dengan alasan-alasan kehidupan. Dalam dunia bisinis, maka hal ini dapat diterjemahkan
dalam:
a. Integritas dari para direktur, auditor, eksekutif, dan manajemen dalam setiap deal
bisnisnya.
b. Honour (kehormatan) yang harus dijunjung dalam pelaksanaan kontrak
c. Loyal kepada stakeholder
d. Courage (keberanian) dalam memberikan transparansi dan akutabilitas
e. Forthright (berterus terang) dalam memberikan penjelasan dalam setiap aktivitas.

Konsep Etika Bisnis dapat dilihat dari dua sisi :


a. Konsep stakeholder. Bahwa perusahaan harus mempertimbangkan segala interest dan
nature of the stakeholder dalam perancangan corporate plan maupun dalam pengambilan
keputusan.
b. Kontrak sosial perusahaan. Perusahaan tidak boleh hanya berfokus pada pencarian profit
yang maksimal saja, namun harus juga menghargai dan tidak mengesampingkan sosial
kemasyarakatan dalam arti luas.

Efektivitas Mandat Baru


Perubahan harapan publik telah memberikan mandat bagi perusahaan untuk meningkatkan
kualitas hidup para penyusunnya. Pandangan bahwa bisnis ada untuk melayani masyarakat
telah menggantikan argumen laissez-faire yang menyatakan bahwa bisnis bertanggung jawab
hanya kepada investor selama mereka melaporkan keuntungan. Hal yang harus diperhatikan
disini adalah keuntungan diharapkan akan meningkat seiring dengan peningkatan
transparansi dan akuntabilitas perusahaan. Sekarang ini, keuntungan (laba) juga diakui
sebagai ukuran kinerja perusahaan yang tidak lengkap yang dapat berakibat pada
ketidakakuratan dalam alokasi sumber daya. Milton Friedman berpendapat bahwa bisnis yang
tidak etis salah satunya adalah bisnis yang menguntungkan. Temuan yang konsisten dengan
teori Friedman tersebut meliputi:
a) Penelitian telah menunjukkan bahwa investor mempertimbangkan tujuan sosial ketika
memutuskan untuk berinvestasi. Tujuan investasi dan tujuan sosial tersebut dapat
dikorelasikan dengan harga saham.
b) Kinerja ekonomi dari beberapa reksa dana berbasis etika (biasanya dana akuntabilitas
sosial) telah melampaui indeks saham seperti S&P 500.
c) Biaya yang berkaitan dengan eksternalitas sering terbukti signifikan. Pihak-pihak
eksternal perusahaan sering kali terkena dampak dari berbagai keputusan perusahaan.
Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk tidak menyertakan pihak eksternal sebagai
pemangku kepentingan perusahaan.
Kerangka Tata Kelola Perusahaan
Manajemen Berdasarkan Nilai, Reputasi, dan Risiko

Tren tata kelola perusahaan mencerminkan kepuasan antara para pemangku kepentingan
dengan dewan direksi perusahaan, manajer, dan penentu lainnya dari reputasi perusahaan.
Perusahaan mulai mengambil minat yang besar dalam seberapa beretika kegiatan ini
dikarenakan tren ini. Hal yang mendasari minat para pemangku kepentingan adalah nilai-nilai
dasar yang dihormati oleh sebagian besar kelompok dan budaya di seluruh dunia
(hypernorms). Faktor-faktor penentu keberhasilan (hypernorms) ini melibatkan aksi
kejujuran, kasih sayang, kepastian, keadilan, integritas, dan tanggung jawab. Seperti halnya
tren profesi akuntansi dalam mengupayakan perbaikan kualitas, telah dibentuk hubungan
antara hypernorms (kebenaran universal) yang menunjukkan bahwa profesi telah membentuk
suatu lingkatan yang utuh.
Terkait dengan risiko etika, sangat penting bagi manajemen perusahaan untuk
mengantisipasi kemungkinan hasil yang tidak etis dan dampaknya terhadap para pemangku
kepentingan perusahaan. Karena risiko etika sangat mempengaruhi reputasi perusahaan dan
keseluruhan industri, maka perusahaan-perusahaan di Amerika telah menghabiskan jutaan
rupiah untuk proses manajemen risiko tersebut.

- Pendekatan Dalam Pembuatan Keputusan Etis


Pihak eksekutif dan manajemen dalam kaitannya dengan kontrak sosial kemasyarakatan
haruslah mengambil keputusan yang merefleksikan nilai-nilai etika bagi perusahaannya,
dengan tidak mengeluarkan pertimbangan-pertimbangan dari pihak para stakeholder
untuk memberikan masukan. Hal ini berujung pada perkembangan pendekatan
pengambilan keputusan (decision making approaches) yang mengkombinasikan teknik
philosopi dan praktikal yang disebut analisis dampak stakeholder.

- Lingkungan Etika Bagi Akuntan Profesional


Setelah kasus enron dan beberapa skandal lainnya, terdapat perubahan yang fundamental
di dalam peranan dan perilaku (conduct) dari akuntan profesional. Perubahan yang
mendasar terutama dalam bidang audit dan jasa assurance dalam manajemen dan
konsultan.
REVIEW ARTICLE

Dilihat dari ilustrasi diatas diketahui bahwa Norm masih merasa bimbang untuk
menjadi seorang akuntan setelah lulus dari universitas. Ini disebabkan karena banyaknya
kasus yang melibatkan seorang akuntan yang dia baca dalam berbagai artikel dan jurnal
akuntansi. Permasalahan akuntansi itu adalah:

1. Kasus kantor S & L saat krisis

 Write-off penghapuan kredit yang dijual selama masa pinjaman pada saat kerugian itu
terjadi
 Bantuan dari pemerintah yaitu dengan menerbitkan sertifikat net worth dihitung sebagai
modal bagi S&L
 Penggunaan transaksi yang melibatkan uang dimuka dan arus kas jangka pendek, yang
akan meningkatkan laba pada saat ini dan mengorbankan laba pada saat yang akan
datang
 Kurangnya ketentuan kerugian karena pemantauan terhadap pinjaman kredit sangat kecil
 Terjadi penghapusan goodwill pada saat penggabungan S&L yang sudah berlangsung
selama 40 tahun
 Write dari harta yang dimiliki berdasarkan dari nilai – nilai penilaian

Yang menjadi permasalahan bagi Norm adalah banyak dari praktik-praktik diatas yang tidak
sesuai dengan ketentuan akuntansi yang berlaku umum (GAAP), karena para akuntan juga
terlibat dalam praktik tersebut. Dimanakah Para Akuntan?

1. Norm juga prihatin tentang keahlian profesi akuntan dalam hal pengukuran dan
pengungkapan. Sebagai contoh, baru – baru ini banyak artikel tentang biaya kesehatan
yang dilibatkan oleh merokok, namun disini tidak ada akuntan yang terlibat.
2. Bagaimana dengan temuan penipuan? Apakah auditor cukup untuk mencegah
perilaku penipuan? Kenapa auditor hanya bereaksi terhadap masalah yang ditemukan
ketika mereka bisa proaktif? Tidak dapatkah mereka menekankan pentingnya
menggunakan kode etik? Mengapa manajemen bersikap proaktif untuk masalah –
masalah personil, dan bersikap reaktif untuk masalah penipuan?

Jawaban untuk kasus:

Kasus 1:

Dalam kasus tersebut, banyak praktik akuntansi yang dilanggar oleh para akuntan.
Pelanggaran-pelanggaran tersebut dapat terjadi karena:

 Tidak adanya gagasan dan konsep dasar yang baik dari para akuntan tentang praktik
akuntansi.
 Kurangnya kemampuan praktis yang baik dari para akuntan dalam menyelesaikan
masalah sehingga menimbulkan banyak pelanggaran.
 Tidak adanya pemahaman akan kode etik akuntansi dalam melakukan praktik
akuntansi.
 Lingkungan sekitar dan komunitas yang turut mendukung penggunaan praktik
akuntansi yang keliru.
 Kebiasaan para akuntan yang terbiasa melakukan praktik akuntansi yang keliru.

Berbagai kesalahan dalam praktik akuntansi tidak hanya terjadi karena kurangnya kode etik
dari para akuntan, tetapi juga karena lingkungan dan komunitas yang mendukung ataupun
memaksa para akuntan sehingga melakukan praktik akuntansi yang keliru.

Kasus 2:

Akuntan profesional melakukan pengukuran dan pengungkapan Laporan Keuangan. Namun,


sebagian besar akuntan yang melakukan pengukuran dan pengungkapan hanya terfokus pada
pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan tahun berjalan. Para akuntan seringkali
lupa untuk melakukan pengukuran dan pengungkapan untuk periode yang akan datang.
Tanpa memikirkan pengukuran dan pengungkapan untuk periode selanjutnya.

Kasus 3:

Sebaiknya anda tetap menjadi akuntan profesional. Seperti yang anda tahu, tugas utama
auditor adalah untuk menganalisis kebenaran laporan keuangan yang dilaporkan oleh pihak
perusahaan. Apabila timbul kecurigaan atas kebenaran laporan keuangan, tentu saja auditor
harus lebih proaktif dan melakukan berbagai pemeriksaan untuk membuktikan
kecurigaannya.

Tentu saja anda tidak boleh melupakan adanya risiko audit dalam setiap pemeriksaan yang
dilakukan oleh auditor, dimana bisa saja kesalahan laporan audit terjadi karena auditor tidak
menemukan adanya salah saji material dalam laporan keuangan. Saya rasa anda harus tetap
menjadi seorang akuntan profesional. Tentunya akan ada sanksi bagi para akuntan
profesional yang melanggar kode etik profesi akuntansi, baik itu sanksi sosial maupun sanksi
hukum, ketika anda menjadi akuntan nanti, anda dapat berpegang teguh pada kode etik
akuntansi dan tindak melanggar praktik-praktik akuntansi yang telah ditetapkan. Sehingga
kasus-kasus seperti yang anda katakan tidak terjadi lagi.

Anda mungkin juga menyukai