“ETHICS EXPECTATION”
OLEH
KELOMPOK VII
Fungsi bisnis dan profesi dalam sebuah rerangka kerja diciptakan berdasarkan atas
ekspektasi publik. Skandal-skandal yang terjadi telah memicu perubahan yang signifikan
terhadap munculnya ekspektasi baru dalam tata kelola perusahaan dan bisnis serta dalam
profesi akuntansi diseluruh dunia. Sebagai hasilnya, etika bisnis dan profesional telah
menjadi kunci penting dalam kesuksesan perusahaan maupun individual dan menjadi isu
vokal dalam poin perubahan perusahaan.
- Moral Sensitivity
Berhubungan dengan keadilan dan kewajaran dan perbedaan perlakuan terhadap individu
atau grup didalam kemasyarakatan. Contohnya, gerakan feminis, perwakilan orang cacat,
penduduk asli dan minoritas. Isu perekrutan anak dibawah umur juga menjadi tajuk
utama dalam hal ini. Didalam perusahaan sendiri, pengembangan ruang kerja yang
nyaman dan sama bagi semua serta standar kerja menjadi isu sensitivitas moral yang
patut dipertimbangkan.
- Akuntabilitas
Transparansi dan akuntabilitas merupakan isu hangat yang terus berkembang, terutama
setelah terjadinya banyak skandal dimasa lalu. Integritas dan keakurasian menjadi hal
yang fundamental dalam pelaksanaan lingkungan etis disebuah perusahaan.
Tren tata kelola perusahaan mencerminkan kepuasan antara para pemangku kepentingan
dengan dewan direksi perusahaan, manajer, dan penentu lainnya dari reputasi perusahaan.
Perusahaan mulai mengambil minat yang besar dalam seberapa beretika kegiatan ini
dikarenakan tren ini. Hal yang mendasari minat para pemangku kepentingan adalah nilai-nilai
dasar yang dihormati oleh sebagian besar kelompok dan budaya di seluruh dunia
(hypernorms). Faktor-faktor penentu keberhasilan (hypernorms) ini melibatkan aksi
kejujuran, kasih sayang, kepastian, keadilan, integritas, dan tanggung jawab. Seperti halnya
tren profesi akuntansi dalam mengupayakan perbaikan kualitas, telah dibentuk hubungan
antara hypernorms (kebenaran universal) yang menunjukkan bahwa profesi telah membentuk
suatu lingkatan yang utuh.
Terkait dengan risiko etika, sangat penting bagi manajemen perusahaan untuk
mengantisipasi kemungkinan hasil yang tidak etis dan dampaknya terhadap para pemangku
kepentingan perusahaan. Karena risiko etika sangat mempengaruhi reputasi perusahaan dan
keseluruhan industri, maka perusahaan-perusahaan di Amerika telah menghabiskan jutaan
rupiah untuk proses manajemen risiko tersebut.
Dilihat dari ilustrasi diatas diketahui bahwa Norm masih merasa bimbang untuk
menjadi seorang akuntan setelah lulus dari universitas. Ini disebabkan karena banyaknya
kasus yang melibatkan seorang akuntan yang dia baca dalam berbagai artikel dan jurnal
akuntansi. Permasalahan akuntansi itu adalah:
Write-off penghapuan kredit yang dijual selama masa pinjaman pada saat kerugian itu
terjadi
Bantuan dari pemerintah yaitu dengan menerbitkan sertifikat net worth dihitung sebagai
modal bagi S&L
Penggunaan transaksi yang melibatkan uang dimuka dan arus kas jangka pendek, yang
akan meningkatkan laba pada saat ini dan mengorbankan laba pada saat yang akan
datang
Kurangnya ketentuan kerugian karena pemantauan terhadap pinjaman kredit sangat kecil
Terjadi penghapusan goodwill pada saat penggabungan S&L yang sudah berlangsung
selama 40 tahun
Write dari harta yang dimiliki berdasarkan dari nilai – nilai penilaian
Yang menjadi permasalahan bagi Norm adalah banyak dari praktik-praktik diatas yang tidak
sesuai dengan ketentuan akuntansi yang berlaku umum (GAAP), karena para akuntan juga
terlibat dalam praktik tersebut. Dimanakah Para Akuntan?
1. Norm juga prihatin tentang keahlian profesi akuntan dalam hal pengukuran dan
pengungkapan. Sebagai contoh, baru – baru ini banyak artikel tentang biaya kesehatan
yang dilibatkan oleh merokok, namun disini tidak ada akuntan yang terlibat.
2. Bagaimana dengan temuan penipuan? Apakah auditor cukup untuk mencegah
perilaku penipuan? Kenapa auditor hanya bereaksi terhadap masalah yang ditemukan
ketika mereka bisa proaktif? Tidak dapatkah mereka menekankan pentingnya
menggunakan kode etik? Mengapa manajemen bersikap proaktif untuk masalah –
masalah personil, dan bersikap reaktif untuk masalah penipuan?
Kasus 1:
Dalam kasus tersebut, banyak praktik akuntansi yang dilanggar oleh para akuntan.
Pelanggaran-pelanggaran tersebut dapat terjadi karena:
Tidak adanya gagasan dan konsep dasar yang baik dari para akuntan tentang praktik
akuntansi.
Kurangnya kemampuan praktis yang baik dari para akuntan dalam menyelesaikan
masalah sehingga menimbulkan banyak pelanggaran.
Tidak adanya pemahaman akan kode etik akuntansi dalam melakukan praktik
akuntansi.
Lingkungan sekitar dan komunitas yang turut mendukung penggunaan praktik
akuntansi yang keliru.
Kebiasaan para akuntan yang terbiasa melakukan praktik akuntansi yang keliru.
Berbagai kesalahan dalam praktik akuntansi tidak hanya terjadi karena kurangnya kode etik
dari para akuntan, tetapi juga karena lingkungan dan komunitas yang mendukung ataupun
memaksa para akuntan sehingga melakukan praktik akuntansi yang keliru.
Kasus 2:
Kasus 3:
Sebaiknya anda tetap menjadi akuntan profesional. Seperti yang anda tahu, tugas utama
auditor adalah untuk menganalisis kebenaran laporan keuangan yang dilaporkan oleh pihak
perusahaan. Apabila timbul kecurigaan atas kebenaran laporan keuangan, tentu saja auditor
harus lebih proaktif dan melakukan berbagai pemeriksaan untuk membuktikan
kecurigaannya.
Tentu saja anda tidak boleh melupakan adanya risiko audit dalam setiap pemeriksaan yang
dilakukan oleh auditor, dimana bisa saja kesalahan laporan audit terjadi karena auditor tidak
menemukan adanya salah saji material dalam laporan keuangan. Saya rasa anda harus tetap
menjadi seorang akuntan profesional. Tentunya akan ada sanksi bagi para akuntan
profesional yang melanggar kode etik profesi akuntansi, baik itu sanksi sosial maupun sanksi
hukum, ketika anda menjadi akuntan nanti, anda dapat berpegang teguh pada kode etik
akuntansi dan tindak melanggar praktik-praktik akuntansi yang telah ditetapkan. Sehingga
kasus-kasus seperti yang anda katakan tidak terjadi lagi.