Anda di halaman 1dari 4

EKSPEKTASI MASYARAKAT TERHADAP BISNIS DAN AKUNTANSI, PEMAPARAN

PRAKTIK BISNIS YANG BERETIKA, DAN INISIATIF UNTUK MENCIPTAKAN


BISNIS YANG BERKELANJUTAN

Nama Kelompok:

1. Fitzgeraldhyne Rappan A031221038


2. Wilson Filemon Ichwan A031221067

A. Ekspektasi masyarakat terhadap bisnis dan akuntansi


Ekspektasi masyarakat terhadap bisnis dan akuntansi mencerminkan sebuah dinamika
yang kompleks dan sering kali bertentangan antara tujuan ekonomis suatu perusahaan dan
harapan sosial untuk kemakmuran bersama. Bisnis secara umum memiliki tujuan ekonomis
yang jelas, yaitu memperoleh keuntungan maksimal dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia secara efisien. Namun, masyarakat juga memiliki harapan untuk mencapai
kemakmuran bersama, yang seringkali tidak selaras dengan semata-mata mencari keuntungan
ekonomis.
Dalam konteks ini, akuntansi dan akuntan publik memainkan peran yang sangat penting.
Masyarakat mengandalkan akuntan publik untuk memberikan pandangan independen
mengenai kondisi sebenarnya dari perusahaan, terutama karena banyak individu di
masyarakat tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang praktek bisnis yang dijalankan
perusahaan. Akuntan publik diharapkan untuk memberikan pendapat yang andal, dapat
dipertanggungjawabkan, dan sesuai dengan etika profesi mereka. Mereka bertanggung jawab
untuk memastikan integritas dan kejujuran dalam laporan keuangan perusahaan, sehingga
memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap transparansi bisnis.
Selain itu, masyarakat juga menaruh harapan terhadap perusahaan untuk menjalankan
bisnis dengan prinsip otonomi, kejujuran, dan keadilan. Perusahaan diharapkan untuk
mengintegrasikan visi dan misi yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan
karyawan serta komunitasnya. Kejujuran dan keadilan harus diperlakukan dengan baik di
semua aspek bisnis, baik internal maupun eksternal, untuk membangun kepercayaan yang
kokoh dari lingkungan perusahaan.
Dalam konteks etika bisnis, masyarakat juga mengharapkan akuntan publik untuk
mematuhi kewajiban seperti menjaga kerahasiaan informasi, menjaga reputasi profesi yang
baik, dan melaksanakan jasa profesional sesuai dengan standar teknis dan profesional yang
relevan. Ini menunjukkan bahwa ekspektasi masyarakat terhadap bisnis dan akuntansi
meliputi aspek ekonomi, sosial, etika, dan profesional.
Kompleksitas hubungan antara bisnis, akuntansi, dan masyarakat menegaskan pentingnya
peran akuntan publik dalam memastikan transparansi dan integritas dalam bisnis. Dengan
memberikan pandangan independen dan profesional mereka, akuntan publik membantu
menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi perusahaan dan harapan sosial untuk
kemakmuran bersama. Ini merupakan fondasi bagi kepercayaan publik yang penting dalam
membangun hubungan yang berkelanjutan antara bisnis dan masyarakat.

B. Pemaparan praktik bisnis yang beretika

Etika bisnis merupakan materi yang mengajarkan bagaimana para pelaku bisnis
merefleksikan dan menerapkan standar moral umum dalam kehidupannya sebagai pelaku
bisnis. Singkatnya, etika bisnis adalah nilai-nilai moral terkait baik dan buruk yang diterapkan
para pebisnis.

Berikut ini adalah beberapa contoh etika bisnis yang dapat diterapkan dalam perusahaan:

1. Menjaga kejujuran dan integritas

Menjaga kejujuran dan integritas dalam bisnis merupakan prinsip etika bisnis
yang sangat penting bagi perusahaan. Prinsip ini menunjukkan bahwa perusahaan harus
selalu menjaga kejujuran dan integritas dalam operasional bisnisnya. Ketika suatu
perusahaan bertindak jujur dan adil, maka akan tercipta kepercayaan dan kredibilitas
perusahaan di mata pelanggan, karyawan, dan mitra bisnis. Sebaliknya jika suatu
perusahaan melakukan praktik bisnis yang tidak adil atau merugikan pihak lain, maka
akan menimbulkan citra negatif dan merusak reputasi perusahaan.

2. Menghargai Hak Asasi Manusia

Menghargai hak asasi manusia dalam bisnis juga berarti perusahaan harus
memperhatikan aspek kemanusiaan dalam hubungan dengan karyawan, pelanggan, dan
masyarakat. Perusahaan harus memastikan bahwa karyawan diperlakukan dengan adil
dan dihormati, dan diberikan upah yang layak dan kondisi kerja yang aman.

3. Menjaga kerahasiaan informasi

Menjaga kerahasiaan informasi adalah tugas yang sangat penting dalam bisnis.
Perusahaan harus memastikan bahwa informasi pelanggan, karyawan, dan investor tidak
dibocorkan atau disalahgunakan oleh orang yang tidak berwenang. Informasi tersebut
mencakup informasi pribadi, strategi bisnis, teknologi, keuangan dan informasi lainnya
yang dapat memberikan keuntungan kepada pesaing atau pihak yang tidak bertanggung
jawab.

4. Tanggung jawab sosial

Dalam perusahaan, tanggung jawab sosial tidak hanya mengacu pada keuntungan
finansial, tetapi juga dampak perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.
Perusahaan harus mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan
usahanya dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang dapat bermanfaat bagi
masyarakat. Perusahaan dapat berpartisipasi misalnya melalui program sosial seperti
program bantuan sosial, pengembangan masyarakat, dan kegiatan lingkungan hidup.

5. Memastikan keamanan lingkungan

Memastikan keamanan lingkungan dalam bisnis melibatkan perhatian terhadap


dampak lingkungan dari setiap aktivitas bisnis perusahaan. Hal ini mencakup
pengurangan emisi gas rumah kaca, menghindari penggunaan bahan kimia berbahaya dan
beracun, mengelola sampah dengan baik, dan mengurangi penggunaan sumber daya alam
yang tidak terbarukan.

C. Inisiatif untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan


Inisiatif untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan mencakup berbagai langkah dan upaya
yang diambil oleh perusahaan untuk memperhatikan dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi
dari operasi mereka. Berikut adalah rangkuman tentang inisiatif-inisiatif yang dapat dilakukan
untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan:
1. Penerapan Prinsip CSR (Corporate Social Responsibility): Perusahaan mengambil
tanggung jawab atas dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan operasional mereka.
Ini mencakup berbagai kegiatan filantropi, program kemitraan komunitas, dan inisiatif
lingkungan.
2. Adopsi Prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance): Perusahaan
mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan dalam
pengambilan keputusan bisnis mereka. Ini termasuk memperhitungkan dampak
lingkungan dari rantai pasokan, memastikan kondisi kerja yang adil, dan memiliki
praktik tata kelola perusahaan yang baik.
3. Penggunaan Energi Terbarukan dan Efisiensi Energi: Perusahaan beralih ke sumber
energi terbarukan dan mengadopsi praktik efisiensi energi untuk mengurangi jejak
karbon mereka.
4. Manajemen Limbah dan Daur Ulang: Perusahaan mengadopsi praktik manajemen
limbah yang bertanggung jawab dan berusaha untuk mendaur ulang sebanyak
mungkin material guna mengurangi limbah yang dihasilkan.
5. Pengembangan Produk Ramah Lingkungan: Perusahaan mengembangkan dan
memasarkan produk dan layanan yang ramah lingkungan, misalnya produk dengan
kemasan ramah lingkungan atau produk yang mempromosikan gaya hidup
berkelanjutan.
6. Komitmen terhadap Kesejahteraan Karyawan: Perusahaan menawarkan kondisi kerja
yang aman dan adil, upah yang layak, serta program kesejahteraan karyawan untuk
meningkatkan kebahagiaan dan produktivitas karyawan mereka.
7. Transparansi dan Pelaporan: Perusahaan secara terbuka melaporkan dampak
lingkungan dan sosial dari kegiatan mereka, sehingga masyarakat dapat memantau dan
mengevaluasi kinerja berkelanjutan perusahaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai