Anda di halaman 1dari 6

1.

Bagaimana Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) menjelaskan bahwa Akuntan


Publik/Auditor harus memiliki Etika Profesi berupa Independensi, integritas dan
obyektifitas ?
Jawab :
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) menjelaskan bahwa Akuntan Publik atau Auditor
harus mematuhi Etika Profesi yang terdiri dari independensi, integritas, dan obyektivitas.

- Independensi mengacu pada kemampuan dan kewajiban Akuntan Publik/Auditor untuk


bertindak secara objektif, tidak memihak, dan tidak dipengaruhi oleh konflik kepentingan
yang dapat mengganggu penilaian atau keputusan profesional mereka.

- Integritas mengharuskan Akuntan Publik/Auditor untuk memiliki kejujuran, dan moralitas


yang tinggi dalam menjalankan tugas mereka. Mereka harus mematuhi standar etika
yang ketat, menjaga kerahasiaan informasi yang mereka peroleh selama menjalankan
pekerjaan mereka, dan menghindari situasi di mana konflik kepentingan atau
penyalahgunaan kekuasaan dapat timbul.

- Obyektivitas memerlukan Akuntan Publik/Auditor untuk tetap netral dan tidak


terpengaruh oleh pengaruh atau tekanan eksternal yang dapat mempengaruhi penilaian
atau keputusan profesional mereka. Mereka harus berfokus pada fakta dan bukti yang
relevan, serta menghindari konflik kepentingan yang dapat memengaruhi objektivitas
mereka dalam menyampaikan hasil audit atau jasa profesional lainnya.

Dengan mematuhi etika profesi ini, Akuntan Publik/Auditor dapat menjaga kepercayaan
publik, integritas profesi akuntansi, dan memastikan kualitas dan keterpercayaan laporan
keuangan yang mereka audit atau layani.

2. Jelaskan 3(tiga) fokus Corporate Social Responsibility (CSR) menurut Elkington!


Jawab :
- People (Masyarakat): Fokus ini menekankan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
kesejahteraan dan keseimbangan sosial dalam masyarakat di mana perusahaan
beroperasi. Ini melibatkan perhatian terhadap karyawan, pelanggan, komunitas lokal,
dan pemangku kepentingan lainnya. Perusahaan dapat berkontribusi pada
pembangunan sosial melalui inisiatif seperti program pengembangan karyawan,
keberlanjutan lingkungan kerja, hak asasi manusia, kesehatan dan keselamatan kerja,
serta program filantropi dan kegiatan sukarela yang mendukung komunitas.

- Planet (Lingkungan): Fokus ini berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan terhadap
lingkungan alam dan perlindungan sumber daya alam. Perusahaan diharapkan untuk
mengelola dampak mereka terhadap lingkungan dengan cara yang bertanggung jawab
dan berkelanjutan. Ini mencakup upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca,
pengelolaan limbah, konservasi energi dan air, perlindungan biodiversitas, dan praktik
bisnis yang ramah lingkungan. Perusahaan juga dapat menerapkan praktik bisnis yang
berkelanjutan dalam rantai pasokan mereka dan mempromosikan inovasi hijau.

- Profit (Keuntungan): Fokus ini mencerminkan tanggung jawab perusahaan terhadap


keberlanjutan finansial dan ekonomi jangka panjang. Perusahaan harus tetap
menghasilkan keuntungan yang stabil dan berkelanjutan untuk memastikan
kelangsungan bisnis mereka. Pendekatan yang berkelanjutan dalam hal keuntungan
mencakup manajemen risiko, transparansi keuangan, etika bisnis, serta kepatuhan
terhadap peraturan dan regulasi yang berlaku.

3. Uraikan bagaimana definisi ETIKA menurut Etimologi dan Prof.Dr.Franz Magnis Suseno !
Jawab :
- Etimologi:
Etimologi etika berasal dari kata Yunani "ethos" yang berarti karakter, sikap, atau kebiasaan.
Secara harfiah, etika merujuk pada studi tentang karakter atau perilaku manusia yang
mencerminkan standar moral dan nilai-nilai yang dianggap baik atau benar dalam
masyarakat.

- Prof. Dr. Franz Magnis Suseno:


Prof. Dr. Franz Magnis Suseno, seorang filsuf etika terkenal dari Indonesia, memberikan
definisi etika sebagai berikut: "Etika adalah refleksi kritis atas moralitas yang dimiliki manusia,
untuk memastikan bahwa moralitas tersebut bisa dihayati dan diterapkan secara benar dan
baik."

4. Apakah prinsip-prinsip dasar Etika Bisnis itu ?


Jawab :
- Integritas: Integritas menekankan pentingnya kejujuran, keberanian, dan konsistensi
dalam tindakan bisnis. Bisnis harus beroperasi dengan integritas yang tinggi,
menghormati kebenaran, dan mematuhi prinsip-prinsip moral tanpa mengorbankan
nilai-nilai fundamental.

- Tanggung Jawab: Prinsip tanggung jawab berarti bahwa bisnis dan individu yang terlibat
dalam bisnis bertanggung jawab untuk tindakan mereka dan dampak yang
ditimbulkannya. Hal ini mencakup tanggung jawab terhadap pemegang saham,
karyawan, pelanggan, masyarakat, dan lingkungan.

- Keadilan: Prinsip keadilan menekankan perlakuan yang adil dan setara terhadap semua
pihak yang terlibat dalam bisnis. Bisnis harus menghindari diskriminasi, perlakuan tidak
adil, atau eksploitasi, dan harus mempromosikan persamaan peluang dan akses yang
adil.

- Transparansi: Prinsip transparansi melibatkan kejujuran, keterbukaan, dan komunikasi


yang jelas dalam operasi bisnis. Bisnis harus memberikan informasi yang akurat dan
mudah dipahami kepada pemangku kepentingan, termasuk laporan keuangan yang jujur
dan terbuka.

- Keberlanjutan: Prinsip keberlanjutan mendorong bisnis untuk mempertimbangkan


dampak jangka panjang dari keputusan mereka terhadap lingkungan, masyarakat, dan
generasi mendatang. Bisnis harus memperhatikan praktik bisnis yang ramah lingkungan,
mempertimbangkan aspek sosial, dan menjaga keseimbangan antara keuntungan
finansial dan keberlanjutan jangka panjang.

5. Uraikan pengertian Etika Bisnis menurut salah satu tokoh yang saudara ketahui !
Jawab :
alah satu tokoh yang dikenal dalam Etika Bisnis adalah Dr. Michael Joseph Hoffman. Dr.
Hoffman adalah seorang profesor emeritus dalam bidang Etika Bisnis dan Manajemen di
Babson College, Amerika Serikat. Dia telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam
pengembangan Etika Bisnis dan penelitian tentang tanggung jawab sosial perusahaan.
Menurut Dr. Hoffman, Etika Bisnis dapat didefinisikan sebagai berikut:

"Etika Bisnis adalah studi tentang prinsip-prinsip moral yang mengarahkan perilaku dan
pengambilan keputusan dalam konteks bisnis. Ini melibatkan pertimbangan tentang apa yang
benar atau salah, adil atau tidak adil, dan baik atau buruk dalam konteks ekonomi dan
bisnis."

Pandangan Dr. Hoffman menekankan pentingnya mempertimbangkan aspek moral dalam


pengambilan keputusan bisnis dan menjalankan kegiatan bisnis. Etika Bisnis mencakup
pertimbangan prinsip-prinsip moral dalam konteks khusus bisnis, di mana keputusan bisnis
memiliki dampak pada berbagai pemangku kepentingan seperti karyawan, pelanggan,
masyarakat, dan lingkungan.
6. Uraikan pengertian Etika Profesi menurut salah satu tokoh yang saudara ketahui !
Jawab :
Salah satu tokoh yang terkenal dalam Etika Profesi adalah Prof. Dr. James F. Childress. Dr.
Childress adalah seorang ahli bioetika dan filsafat moral yang telah memberikan kontribusi
signifikan dalam pengembangan Etika Profesi. Menurut Dr. Childress, Etika Profesi dapat
didefinisikan sebagai berikut:

"Etika Profesi adalah studi tentang prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang mengatur
perilaku dan tanggung jawab para profesional dalam praktik mereka. Ini melibatkan
pertimbangan tentang kewajiban etis, hubungan dengan klien atau pasien, serta prinsip-
prinsip moral yang harus dipegang teguh dalam menjalankan tugas profesional."

Definisi tersebut menekankan pentingnya prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai dalam


mengatur perilaku para profesional dalam praktik mereka. Etika Profesi melibatkan
pemahaman tentang kewajiban etis yang harus dijunjung tinggi oleh para profesional dalam
melaksanakan tugas-tugas mereka. Ini mencakup pertimbangan tentang kepentingan dan
kesejahteraan klien, pasien, atau pemangku kepentingan lainnya yang terlibat dalam praktik
profesional.

7. Uraikan tentang prinsip Etika dalam Dimensi Moral pengambilan keputusan bisnis !
Jawab :
- Prinsip Kejujuran: Kejujuran adalah prinsip etika dasar yang menekankan pentingnya
kejujuran dan integritas dalam semua aspek bisnis. Para pengambil keputusan harus
berkomitmen untuk berbicara dan bertindak jujur, tidak menyesatkan, serta memenuhi
kewajiban mereka dalam memberikan informasi yang akurat dan transparan kepada
semua pemangku kepentingan.

- Prinsip Keadilan: Prinsip keadilan menekankan pentingnya perlakuan yang adil dan setara
terhadap semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan bisnis. Para
pengambil keputusan harus mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang terlibat
dan memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak memberikan kerugian yang tidak
adil kepada salah satu pihak.

- Prinsip Kewajiban: Prinsip kewajiban berfokus pada tanggung jawab moral yang dimiliki
para pengambil keputusan bisnis terhadap pemenuhan kewajiban mereka kepada
pemangku kepentingan. Para pengambil keputusan harus mempertimbangkan dampak
keputusan mereka terhadap berbagai pihak dan bertindak sesuai dengan kewajiban
moral yang dimiliki terhadap mereka.

- Prinsip Tanggung Jawab Sosial: Prinsip tanggung jawab sosial menekankan pentingnya
perusahaan dan individu dalam bisnis untuk mengakui dan mempertimbangkan dampak
sosial yang dihasilkan oleh keputusan mereka. Para pengambil keputusan harus
mempertimbangkan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap karyawan, pelanggan,
komunitas, dan lingkungan, serta berusaha untuk menjalankan kegiatan bisnis dengan
memperhatikan keberlanjutan dan kesejahteraan sosial secara luas.

- Prinsip Keberlanjutan: Prinsip keberlanjutan menekankan perlunya mengambil


keputusan bisnis yang mempertimbangkan dampak jangka panjang dan keberlanjutan.
Para pengambil keputusan harus mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari
keputusan mereka terhadap lingkungan, masyarakat, dan generasi mendatang, dan
bertindak secara bertanggung jawab untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan sosial.

8. Apakah manfaat penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) bagi perusahaan?


Jawab :
- Peningkatan Reputasi dan Citra Perusahaan: Melalui CSR, perusahaan dapat
memperkuat citra mereka sebagai organisasi yang bertanggung jawab dan peduli
terhadap masyarakat dan lingkungan. Hal ini dapat meningkatkan reputasi perusahaan di
mata pemangku kepentingan, seperti konsumen, investor, karyawan, dan pemerintah.

- Peningkatan Kepercayaan dan Loyalitas Konsumen: Konsumen cenderung lebih memilih


produk atau layanan dari perusahaan yang berkomitmen terhadap CSR. Dengan
mengimplementasikan program CSR yang efektif, perusahaan dapat membangun
kepercayaan dan loyalitas konsumen, serta membedakan diri dari pesaing.

- Pengelolaan Risiko dan Kepatuhan: Penerapan CSR membantu perusahaan dalam


mengidentifikasi dan mengelola risiko sosial, lingkungan, dan etis yang dapat
mempengaruhi operasi mereka. Dengan mengadopsi praktik bisnis yang bertanggung
jawab, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan dampak negatif dan pelanggaran
regulasi, serta meningkatkan kepatuhan terhadap standar yang berlaku.

- Daya Tarik bagi Investor: Investasi yang berkelanjutan semakin diperhatikan oleh
investor. Perusahaan dengan komitmen jangka panjang terhadap CSR dapat menarik
minat investor yang peduli terhadap dampak sosial dan lingkungan. Hal ini dapat
membuka akses ke sumber modal yang lebih luas dan berkelanjutan.

- Meningkatkan Keterlibatan Karyawan: Program CSR yang baik dapat meningkatkan


keterlibatan dan kepuasan karyawan. Karyawan cenderung lebih termotivasi dan bangga
bekerja untuk perusahaan yang memiliki komitmen terhadap tanggung jawab sosial dan
lingkungan.

- Hubungan yang Lebih Baik dengan Pemerintah dan Pemangku Kepentingan Lainnya:
Penerapan CSR memperkuat hubungan perusahaan dengan pemerintah, komunitas
lokal, organisasi non-profit, dan pemangku kepentingan lainnya. Ini dapat membantu
perusahaan dalam membangun hubungan yang lebih harmonis dan saling
menguntungkan, serta memperoleh dukungan dalam menjalankan operasi mereka.

- Inovasi dan Efisiensi: CSR dapat mendorong inovasi dan efisiensi dalam operasi bisnis.
Misalnya, perusahaan yang berkomitmen untuk mengurangi dampak lingkungan dapat
mendorong penggunaan sumber daya yang lebih efisien dan mengembangkan solusi
inovatif untuk mengurangi limbah atau emisi.

9. Apakah yang saudara ketahui tentang Good Corporate Governance (GCG)?


Jawab :
Good Corporate Governance (GCG) mengacu pada prinsip-prinsip, kebijakan, dan praktik
yang digunakan oleh perusahaan untuk mengelola dan mengawasi operasi mereka dengan
cara yang transparan, bertanggung jawab, adil, dan efektif. GCG bertujuan untuk memastikan
bahwa perusahaan dijalankan dengan baik, menjaga kepentingan semua pemangku
kepentingan, dan mencegah penyalahgunaan kekuasaan yang merugikan.

10. Uraikan Prinsip-prinsip GCG beserta contohnya !


Jawab :
- Transparansi:
 Mengungkapkan informasi yang relevan dan akurat kepada pemangku
kepentingan, seperti laporan keuangan tahunan, laporan berkelanjutan, dan
pengungkapan risiko.
 Memberikan akses yang mudah terhadap informasi kepada pemangku
kepentingan, misalnya melalui website perusahaan yang informatif dan
transparan.

- Pertanggungjawaban (Accountability):
 Membangun sistem akuntabilitas yang jelas dan menjalankan tugas dan tanggung
jawab dengan integritas.
 Melakukan audit internal dan eksternal untuk memastikan kepatuhan terhadap
regulasi dan standar etika yang berlaku.

- Keadilan (Fairness):
 Memperlakukan semua pemangku kepentingan dengan adil dan setara, seperti
dalam kebijakan kompensasi dan kesempatan kerja yang tidak diskriminatif.
 Melibatkan pemegang saham minoritas dalam pengambilan keputusan penting
perusahaan melalui mekanisme seperti rapat umum pemegang saham.

- Kewajiban Direksi dan Dewan Komisaris:


 Mempunyai dewan direksi dan dewan komisaris yang independen dan memiliki
keahlian yang relevan.
 Menjaga kerahasiaan informasi sensitif perusahaan dan menjalankan tugas
dengan kepentingan terbaik perusahaan dan pemegang saham.

- Pengungkapan Informasi:
 Mengungkapkan informasi yang relevan dan signifikan mengenai kinerja
keuangan, risiko, kebijakan, dan praktik bisnis perusahaan.
 Melakukan pengungkapan yang tepat waktu dan transparan kepada pemangku
kepentingan, termasuk publikasi laporan tahunan dan laporan keberlanjutan.

- Pengawasan yang Efektif:


 Memiliki mekanisme pengawasan yang efektif, seperti dewan pengawas atau
komite audit independen.
 Melakukan audit internal dan eksternal secara teratur untuk menilai kepatuhan
dan kinerja perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai