MANAJEMEN HIJAU
Manajemen Hijau adalah sebuah bentuk manajemen yang memperhatikan dampak
organisasi terhadap lingkungan alam. Sebuah organisasi atau perusahaan saat ini haruslah
lebih memperhatikan pelestarian lingkungan dan alam demi menjaga bumi ini selalu menjadi
tempat yang aman dan nyaman untuk ditempati. Perusahaan ataupun organisasi dapat
menjadi perusahaan hijau atau ramah lingkungan dengan beberapa pendekatan, diantaranya :
1. Pendekatan Hukum (Hijau Muda)
Dalam pendekatan ini perusahaan atau organisasi hanya cukup mengikuti apa
yang diwajibkan oleh hukum yang berlaku. Dimana organisasi hanya menunjukan
sedikit sensitivitas terhadap lingkungan. Perusahaan hanya mematuhi hukum,
peratura, dan regulasi yang berlaku untuk menghindari masalah yang selanjutnya
akan merugikan perusahaan.
2. Pendekatan Pasar
Perusahaan yang berada dalam pendekatan ini adalah perusahaan atau organisasi
yang sudah lebih sensitif terhadap masalah lingkungan. Mereka merespon pilihan
ramah lingkungan dari pelanggan, apapun bentuk ramah lingkungan yang
pelanggan inginkan akan disediakan oleh perusahaan
3. Pendekatan Pemangku Kepentingan (Stakeholder)
Pendekatan ini lebih menekankan pada organisasi yang bekerja untuk memenuhi
tuntutan dari berbagai pemangku kepentingan, seperti karyawan, pemasok,
investor, dan lain-lain untuk menjaga keasrian lingkungan
4. Pendekatan Aktivis (Hijau Tua)
Pendekata aktivis adalah pendekatan tertinggi dari sensitivitas terhadap
lingkungan dan menggambarkan tanggung jawab sosial. Perusahaan dengan
kesadaran tinggi akan mencari cara untuk melindungi sumber daya alam dan
melakukan banyak kegiatan pelestarian lingkungan termasuk dalam menjalankan
bisnisnya
Perusahaan atau organisasi yang menerapkan system ramah lingkungan tentunya akan
mengikuti standar yang dikembangkan oleh Organisasi Standarisasi Internasional (ISO).
Standar ISO yang paling banyak diikuti oleh perusahaan dunia adalah standar ISO 9000
(manajemen mutu dan kualitas) dan ISO 1400 (manajemen lingkungan)
5. Intesitas Masalah
Intensitas masalah adalah sebeapa besar masalah tersebut berdampak kepada
orang lain. Ada enam karakteristik yang menentukan intensitas masalah atau
seberapa penting suatu masalah etika bagi seseorangg, yaitu besar kerusakan yang
ditimbulkan, konsensus kesalahan, probabilitas kerusakan, kesegaraan
konsekuensi, kedekatan terhadap korban, dan konsentrasi pengaruh