Anda di halaman 1dari 6

Etika bisnis, tanggung jawab sosial, dan lingkungan budaya organisasi

A. ETIKA BISNIS

1. Pengertian etika bisnis

Etika adalah perilaku. Mengikat setiap orang atau entitas dalam bertindak,menjamin rasa aman,
dan kebaikan hidup baik personal maupun kolektif. Sementara etika bisnis adalah gambaran prilaku
yang ditampilkan oleh pelaku bisnis. Etika dalam berbisnis itu sudah diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan oleh Negara.

Menurut Bertens bahwa etika bisnis adalah aspek moral dari sistem ekonomi secara
keseluruhan(dilihat secara makro).dan secara mikro. Secara mikro adalah perlakuan-perlakuan etis
individu dalam hubungannya dengan ekonomi atau bisnis.

Selain itu menurut Boone dan Kurtz mengatakan, etika bisnis adalah standar-standar berperilaku
dan nilai-nilai moral bisnis.

Ditambahkan oleh Bambang, bahwa etika bisnis adalah suatu tatanan perbuatan baik yang harus
dijadikan acuan dan pedoman untuk melakukan bisnis yang bersifat tidak merugikan baik lansgung
maupun tidak langsung secara moral.

Dari berbagai pendapat dapat ditarik kesimpulan bahwa etika bisnis adalah perilaku individu
atau organisasi perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya, mencerminkan apresiasi positif atau
negatif atas norma, peraturan, dan budaya yang berlaku dimasyarakat.

2. Etika individual dan manajerial

Secara aplikatif perilaku bisnis disoroti dengan mengamati perilaku individu sebagai pelaksana
aktifitas bisnis dan perilaku manager sebagai penyelenggara dan pengendali utama aktivitas
dalam entitas (etika manajerial). Perilaku dari keduanya mendorong dan eksistensi bisnis. tanpa
perilaku etis, bisnis pasti menghadapi berbagai masalah, berdampak pada lancar tidaknya usaha,
tersangkut hukum, alokasi anggaran terganggu, produksi terhambat, penghasilan (laba) rendah,
dan kegiatan usaha terhenti.

 Etika individual
Pada umumnya individu-individu mengembangkan standar-standar etika dalam tiga
tahap yaitu:
1. Tahap pra konvensional, individu utamanya akan memikirkan kebutuhan dan
keinginan mereka sendiri dalam mengambil keputusan. Bersikap mematuhi aturan-
aturan eksternal hanya karena takut mendapat hukuman dan berharap akan
menerima imbalan jika mematuhinya.
2. Tahap konvensional, individu mengetahui dan bertindak sebagai respon tanggung
jawab kepada orang lain, termasuk kewajiban kepada para anggota keluarga, rekan
kerja, dan organisasi.
3. Tahap pasca konvensional, mencerminkan tingkat etika dan perilaku moral yang
tinggi. Individu telah bergerak keluar dari hanya sekedar memikirkan kepentingan
pribadi dan tanggung jawab menjadi ikut mempertimbangkan pula kebutuhan
masyarakat.

 Etika manajerial
Standar perilaku manager dalam memandu masing-masing pekerja dalam perusahaan.
Dalam hal ini berkaitan dengan 2 prilaku yaitu :
1. Perilaku terhadap karyawan
Berkaitan dengan merekrut dan memecat karyawan, upah dan kerja, serta privasi
dan respek.
2. Perilaku terhadap organisasi
Isu etis juga muncul dari karyawan terhadap atasannya. Khususnya soal konflik
kepentingan, kerahasiaan, dan kejujuran.
3. Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya
Etika juga perlu dalam hubungan antara entitas dengan agen kepentingan primer
yaitu pelanggan, pesaing, pemegang saham, pemasok, penyalur, dan serkat buruh.

 Membentuk perilaku etis


Pilihan-pilihan keputusan sangat dipengaruhi oleh standar-standar perilaku yang
digariskan dalam organisasi tempat orang-orang bekerja. Sebagian besar kesalahan atika
bisnis mencerminkan nilai-nilai budaya perusahaan. Etias atau tidak, sangat tergantung
pada ketegasan dalam menjalankan aturan-aturan.
Pengembangan suatu budaya perusahaan untuk mendukung etika bisnis terjadi karena
empat faktor yakni :
1. Kesadaran yang etis
2. Pemikiran yang etis
3. Tindakan yang etis
4. Kepemimpinan yang etis

B. TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Secara umum tanggung jawab sosial (social responsibility) adalah dukungan manajemen
terhadap kewajiban mempertimbangkan dan mengalokasikan sebagian dari laba untuk kepuasan
pelanggan dan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Boone dan Kurtz, tanggung jawab sosial bisnis diklasifikasikan menurut hubungannya
dengan masyarakat umum. Pelanggan, karyawan, investor serta para anggota komunitas sektor
keuangan lainnya.

Untuk membedakan pengklasifikasian tanggung jawab bisnis dijelaskan sebagai berikut:

1. Tanggung jawab kepada masyarakat umum


Tanggung jawab kepada masyarakat umum adalah mencakup penanganan masalah-masalah
kesehatan masyarakat, perlindungan lingkungan hidup dan pengembangan mutu tenaga
kerja. Selain itu organisasi bisnis juga bertanggung jawab dalam mendukung usaha-usaha
amal dan sosial serta mendukung program organisasi sosial yang bekerja memperbaiki
kesejahteraan masyarakat. Setiap entitas harus mengembalikan sebagian keuntungan yang
diraih ke masyarakat. Cara seperti ini disebut sebagai filantrofi korporat.
2. Tanggung jawab kepada konsumen
Kalangan bisnis berbagi tanggung jawab sosial dan etika dalam memperlakukan
konsumennya secara adil, dan bertindak tidak membahayakan mereka. Kalangan bisnis juga
dituntut mempertimbangkan keinginan dan kebutuhan konsumennya sebelum pengambilan
keputusan bisnis. Konsumen memiliki beberapa hak tertentu yang mesti dipenuhi oleh
perusahaan, yaitu hak mendapatkan ras a aman dan perusahaan siap menaggung resiko
kerugian ketika konsumen mengalami kecelakaan tasa penggunaan produk perusahaan, hak
untuk mendapatkan infoermasi yang memadai tentang penggunaan dan maaf produk bagi
konsumen, tidak memberikan informasi bohong dan diperlakukan secara wajar dan jujur,
hak untuk memilih barang dan hasa sesuai kebutuhan dan selera konsumen, hak untuk
didengar.maka konsumen diberi kesempatan untuk mengekspresikan keluhan secara sah
dan tepat pada pihak terkait, dengan pemberian saran dan melalui tersedianya ruang publik
3. Tanggung jawab terhadap karyawan
Perusahaan yang menarik karyawan yang ahli dan berwawasan tinggi akan memiliki
kemampuan yang lebih baik, dan dapat menjawab persaingan global. Sebagai imbalannya
perusahaan memiliki tanggung jawab kepada karyawan. Tanggung jawab itu meliputi
keselamatan dan kesehatan kerja, kuliatas kehidupan karyawan dengan menyeimbangkan
pemberian kompensasi dengan kebutuhan rumah tangga karyawan, menjamin perlakuan
yang sama dan setara di antara semua karyawan, melindungi karyawan dari perlakuan yang
tidak etis di perusahaan.
4. Tanggung jawab terhadap investor dan komunitas sektor keuangan
Untuk mempertahankan sikap mental dan tanggung jawab sosial terhadap para investor dan
komunitas sektor keuangan, para manajer harus mengikuti prosedur akuntansi yang pantas,
memberikan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan kepada pihak yang
berkepentingan, mengelola perusahaan, melindungi hak dan investasi para pemegang
saham. Perusahaan juga harus akurat dan terusa terang dalam memenuhi pertumbuhan dan
profitabilitas masa depan serta bahkan menghindari tindakan tidak layak dalam bidang yang
sensitif seperti insider trading, manipulasi harga saham dan menyembunyikan data
keuangan. Insider trading adalah praktik ilegal dengan menggunakan informasi rahasia
perusahaan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

C. LINGKUNGAN DAN BUDAYA ORGANISASI

1. LINGKUNGAN ORGANISASI

Organisasi merupakan suatu wadah untuk memproses masukan (input) menjadi keluaran
(output). Input merupakan faktor produksi atau sumber daya seperti bahan baku, tenaga
kerja, uang dan energy yang diproses dalam organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa.
Ketersediaan sumber daya tersebut dapat diperoleh dari luar organisasi itu sendiri maupun
berdiri sendiri. Dalam proses ini input dan output merupakan lingkungan luar dari organisasi.
1. Lingkungan eksternal
Menurut Chuck Williams lingkungan eksternal itu terbagi menjadi :
a. Lingkungan ekstern mikro terdiri dari pelanggan, pesaing, pemasok, perwakilan
Pemerintah, lembaga keuangan, partner strategis, regulator, masyarakat umum.
b. Lingkungan ekstern makro terdiri dari ekonomi, teknologi, politik hukum, sosial
budaya.
2. Lingkungan internal
Lingkungan internal adalah kejadian dan kecenderungan dalam suatu organisasi yang
mempengaruhi manajemen, karyawan, dan budaya organisasi. Yang termasuk ke dalam
lingkungan internal organisasi adalah pemilik organisasi, pengelola organisasi, para staff,
anggota, para pekerja, serta lingkungan fisik organisasi.

2. LINGKUNGAN INTERNASIONAL DALAM KEGIATAN BISNIS

1. Lingkungan internasional
Lingkungan yang lebih luas dari Negara yang pada praktiknya mempengaruhi kegiatan,
terutama jika perusahaan melakukan kegiatan bisnis internasional, yaitu transaksi bisnis
yang melibatkan lebih dari satu Negara dan lingkungan internasional ini juga peluang
sekaligus ancaman. Apalagi dengan adanya globalisasi. Globalisasi pada prinsipnya
merupakan sebuah proses untuk menjadikan dunia ini menjadi satu. Konsekuensi logis dari
globalisasi, setiap Negara akan lebih mudah untuk berinteraksi satu sama lain. Interaksi ini
dapat berupa transaksi jual beli yang lebih mudah, termasuk persaingan yang sangat ketat
dari dalam maupun dari luar negeri. Contohnya perusahaan makanan McDonald bersaing
dengan A&W
2. Berbagai kegiatan bisnis
a. Ekspor-impor
Ekspor adalah kegiatan menghasilkan barang dan jasa yang kemudian
menjualnya ke Negara lain, impor adalah kegiatan yang mendatangkan/membeli
barang atau jasa dari Negara lain
b. Lisensi
Sebuah kesepakatan yang dimana perusahaan membolehkan perusahaan lain
menggunakan merek, teknologi, hak paten, atau aset lainnya.
c. Partner strategis
Bentuk kerjasama antara perusahaan secara internasional untuk dapat
melaksanakan bisnis yang saling menguntungkan
d. Investasi langsung
Bentuk kegiatan bisnis internasional dimana sebuah perusahaan membeli
sebagian/keseluruhan asset atau melakukan investasi perusahaan.
3. Faktor-faktor terkait dalam bisnis internasional
a. Kontrol dalam perdagangan internasional
Antisipasi Negara pada sebuah perusahaan agar tetap berdiri dengan kebijakan-
kebijakan. Contoh : QUOTA (pembatan jumlah barang yang diperjual belikan secara
internasional), TARIFF (pembebanan pajak kepada setiap barang yang diekspor maupun
diimpor)
b. Komunitas ekonomi internasional
Kelompok yang terdiri dari berbagai Negara yang bersepakat untuk mengurangi
kendala-kendala dalam perdagangan Internasional. Contohnya NAFTA (Nort American
Free Trade Agreement), AFTA (Asia-Pasifik Free Trade Area), kesatuan Eropa (European
Union)
c. Perbedaan budaya anta negara
Budaya dalam organisasi merupakan nilai-nilai dna norma yang dianut oleh organisasi
dan membantu anggotanya memahami bagimana sebenarnya sebuah organisasi bisnis
berjalan, dan apa yang penting dan tidak penting bagi organisasi bisnis dikaitan dengan
lingkungan sekitarnya.

4. BUDAYA ORGANISASI
Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut para ahli :
a. Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya
organisasi adalah sistem yang dipercayai dan dinilai yang dikembangkan oleh organisasi
dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.
b. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya
organisasi adalah cara-cara berfikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola
tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.
5. Arti penting dan peranan budaya organisasi
Secara spesifik, peranan budaya organisasi adalah membantu menciptakan rasa memiliki
terhadap organisasi, menciptakan jatidiri anggota organisasi, menciptakan keterikatan
emosional antara organisasi dan karyawan yang terlibat didalamnya, membantu
menciptakan stabilitas organisasi sebagai sistem sosial dan menemukan pola pedoman
perilaku sebagai hasil dari norma-norma kebiasaan yang terbentuk dalam keseharian.
6. Sumber-sumber budaya organisasi
Budaya organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Pengaruh umum dari luar yang luas
b. Pengaruh dari nilai-nilai yang ada dimasyarakat
c. Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi
7. Fungsi budaya organisasi
Fungsi budaya organisasi sebagai berikut :
a. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain
b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi
c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari pada
kepentingan diri individual sesorang
d. Budaya merupakat perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu
dengan memberikan standar yang tepat untuk dilakukan karyawan
e. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan
membentuk sikap serta perilaku karyawan
8. Ciri-ciri budaya organisasi
Ciri-ciri budaya organisasi sebagai berikut :
a. Inovasi dan pengambilan resiko.
b. Perhatian terhadap detail
c. Orientasi hasil
d. Orientasi orang
e. Orientasi tim
f. Kemantapan
Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh
gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk
perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu,
bagimana urusan diselesaikan didalamnya, dan cara para anggota berperilaku (Robbins,
1996:289).

Anda mungkin juga menyukai