Anda di halaman 1dari 8

Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial (Contoh

Makalah)

1.1 Latar Belakang


Semakin besar suatu organisasi, maka semakin besar pula tuntutan masyarakat terhadap
organisasi tersebut. Banyak lembaga bisnis yang menggunakan segala cara untuk memenangkan
persaingan oleh karena itu, diharapkan pelaku bisnis dapat menjalankan bisnis yang memenuhi
syarat dalam etika bisnis, baik secara moral maupun norma masyarakat. Organisasi sebagai suatu
system juga diharapkan dapat memiliki tanggunjawab sosial terhadap masyarakat.
Stakeholder menghendaki agar pelaku bisnis atau perusahaan dengan segala bentuk
bisnisnyaberperilaku etis dan memiliki tanggungjawab terhadap komunitas, sosial, etika dan
hukum. System bisnis beropersi dalam suatu lingkungan dimana perilaku etis, tanggungjawab
sosial, peraturan pemerintah dan pihak Stakeholder ini menentukan tingkat keberhasilan yang
dapat diraih perusahaan.

1.2 Tujuan
Makalah ini di buat bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar
Bisnis, dimana makalah ini menjelaskan tentang ruang lingkup etika berusaha dan
tanggungjawab sosial. Selain itu makalah ini menjelaskan bagaimana cara berbisnis yang sesuai
dengan etika yang sebenarnya, karena etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan
loyalitas stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan
persoalan perusahaan.

1.3 Masalah
Apa yang sebenarnya dimaksud dengan etika berusaha dan tanggungjawab social?
Bagaimana cara menerapkan etika berusaha dan tanggungjawab social dalam berbisnis?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika dan Tanggung Jawab Sosial


Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan
norma yang dijadikan tuntutan dan pedoman berperilaku dalam menjalankan kegiatan
perusahaan atau berusaha.Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas
stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan persoalan
perusahaan. Sistem bisnis beroperasi dalam suatu lingkungan dimana perilaku etis,
tanggungjawab social, peraturan pemerintah dan perundangan saling berkaitan satu sama lain.
Stakeholder Etika dalam bisnis diantaranya sebagai berikut:
a) Konsumen; konsumen berkepentingan terhadap perilaku etis perusahaan berhubungan dengan
produk.
b) Karyawan; merupakan sumber ekonomi perusahaan yang penting.
c) Investor penanam modal ; berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana yang
dinvestasikan dalam kegiatan usaha perusahaan
d) Pemilik dan manajemen; berkepentingan menjalankan kegiatan manfaat kepada pemilik ,
manajemen serta stakeholder.
e) Pemasokbahan-bahan; pemasok berkepentingan terhadap perilaku etis berbubungan dengan
kemampuan perusahaan dalam memberikan kelancaran hubungan dengan pemasok.
f) Organisasi pekerja; berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan untuk menjamin atau
memenuhi kewajiban untuk kehidupan para karyawan.
g) Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha; pemerintah dalam mengatur kelancaran
usaha melalui berbagai kebijakan.
h) Bank penyandang dana perusahaan atau kreditur; bank maupun kreditur merupakan
sumberdana bagi kelancaran usaha perusahaan.\
i) Investor penanam modal; berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana yang
didinvestasikan dalam kegiatan perusahaan
j) Masyarakat; merupakan pihak yang mengamati kehidupan perusahaan dan adakalanya
memperngaruhi bisnis.
k) Kelompok khusus atau mitra usaha; merupakan relasi usaha yang dapat bekerjasama dalam
kegiatan operasional perusahaan.
Salah satu paham mengenai bisnis umum adalah kontradiksi antara etika, tanggungjawab
social dan laba. Seperti yang dikatakan pendiri bisnis , “sangat mungkin untuk menjadikan hidup
layak tanpa membahayakan integritas perusahaan, perseorangan dan lingkungan.” ( Hodgeett &
Kuratko, 1991). Manfaat perusahaan berprilaku etis adalah:
1) Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan
reputasi.
2) Kerangka kerja yang kokoh memandu para manajer dan karyawan perusahaan sewaktu
berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja perusahaan yang semakin
komplek.
3) Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat dari
stakeholder.
4) Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab sosial dapat
menambah uang dalam bisnis mereka.
Secara logika ekonomi (pencarian laba) mendominasi dalam pengambilan keputusan
bisnis, tetapi konsekuensi tersebut juga memiliki konsekuensi terhadap kemanusiaan (pekerja,
supplier, konsumen, maupun kehidupan sosial). konsekuansi pengambilan keputusan tersebut
akan menentukan eksistensi perusahaan kedepan. Keputusan etika yang tepat sesuai dengan
keinginan perusahaan dan stakeholder akan memberikan beberapa keuntungan sepertiimage yang
baik, reputasi disamping laba dalam jangka panjang ( Hunger & Whellen,2000; Cullen,
John,2005).

2.2 Dilema Etika Dalam Manajemen


Etika muncul disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: ( Hunger & Whellen, 2000:
Kuratko & Hodgetts, 2007).
1) Perbedaan norma dan nilai budaya yang berbeda untuk setiap Negara, bahkan secara geografis
maupun etnis.
2) Tahap perkembangan nilai universal,yakni perkembangan moral yang terbentuk dari keinginan
pribadi untuk memperhatikan nilai univerasal. Perkembangan moral individu berjalan melalui
tahappreconvetional, conventional, sampai tahap principle
3) Nilai-nilai individu dalam praktik manajemenperusahan, baik manjemen puncak maupun
stakeholder.
4) Tantangan kuatnyamashabrelativisme moral yang mengatakan bahwa moral bersifat relative
pada pribadi, sosial dan budaya.
Studi empiris Shailendra, et . al, (1997), menmukan empat faktor dilemma etika
diantaranya: conflict of interest , personality traits, social responsibility to stakeholder dan level
of openness.
Hunger & Whellen, (2000) member solusi pendekatan dasar yang dapat digunakan
sebagai titik awal pertimbangan pengambilan keputusan etika adalah:
1) Pendekatan Utilitarian
2) Pendekatan hak individu
3) Pendekatan keadilan

2.3 Filosofi etika dan tanggungjawab sosial


Etika adalah tatanan nilai moral dan standar perilaku yang membentuk dasar bagi orang-
orang dalam suatu organisasi sewaktu mereka membuat keputusan dan berinteraksi dengan pihak
stakeholder dalam perusahaan.
Tujuan etika adalah untuk memungkinkan individu membuat berbagai pilihan di antara
perilaku alternatif.
Banyak praktek manajemen perusahaan yang dengan mudah mendapatkan masalah
dalam tindakan tidak etis dan ilegal, yang sampai sekarang masih dipertanyakan dan menjadi
bahan kajian antara lain (Cavanagh dalam Hunger & Whellen, 2000)
1. Kelalaian praktek manajemen pada tenaga nuklir, persenjataan dan pabrik bahan kimia serta
limbah industri.
2. Menolak memberikan perlindungan, pinjaman kepada minoritas.
3. Pembuangan limbah yang tidak pada tempatnya.
4. Produk dan penjualan produk rusak.
5. Keselamatan kerja dan kejahatan ekonomi sosial.
6. Diskriminasi dalam sex, ras, suku.
Dari sudut pandang strategi, suatu perusahaan wajib mempertimbangkan tanggungjawab
sosial di mana bisnis menjadi bagiannya. Argumen yang berkaitan dengan perilaku manajemen
perusahaan dalam etika dan tanggungjawab sosial adalah Hunger & Whellen (2000):
1. Moralitas
2. Pemurnian kepentingan diri sendiri
3. Teori investasi
4. Mempertahankan ekonomi
Beberapa ranah etika dan tanggungjawab sosial yang dapat dijadikan landasan dalam
melakuakan kegiatan secara etis dan tanggungjawab agar mampu diterima di area bisnis nasional
maupun multinasional harus patuh pada beberapa hal, sebagai berikut:
1. Konsumen, penyediaan produk dan aman, memberikan harga produk yang wajar, serta
kemudahan konsumen mendapatkan informasi terhadap produk yang dikonsusi. Menurut
Zimmerer (1986), beberapa hak pelnggan di antaranya hak keamanan, hak untuk mengetahui,
hak untuk di dengar, hak untuk pendidikan, hak untuk memilih.
2. Penanaman modal, perusahaan memiliki kewajiban dalam menyediakan pengambilan investasi
investor yang menarik dengan memaksimumkan laba perusahaan.
3. Tenaga kerja, perusahaan bertanggungjawab terhadap karyawan mulai dariperencanaan,
perekrutan, pengajian, orientasi, penempatan keselamatan kerja serta kesejahteraan.
4. Wilayah usaha, menjaga perubahan politik lokal dan transfer teknologi. Memiliki efek negatif
yang minimal terhadap ekonomi dan kebijakan lokal. Melkukan bisnis sesuai dengan hukum.
5. Sosial umum, menjaga kelestarian lingkungan, perlindungan kepentingan masyarakat umum.
Tanggungjawab sosial bisnis merupakan aktivitas perusahaan sebagai integral guna
kelangsungan hidup perusahaan. Identifikasi dan tanggungjawab sosial Hodgetts & Kuratko
(1990) secara lebih spesifiks memasukan tanggungjawab terhadap lingkungan, energi, praktik
bisnis yang baik/adil, tanggungjawab terhadap tenaga kerja dan kemanusiaan, produk maupun
jasa serta komunitas.
David Mc Clelland (1961) dalam Zimerrer & Scarborough (1998)memberikan solusi
awal uji etika untuk menilai perilaku. Beberapa uji etika yang menilai perilaku:
a. Prinsip berfaedah. Memilih kebaikan yang terbesar untuk jumlah orang banyak.
b. Kan’s categorical imperative. Bertindak sedemikian rupa sehingga tindakan yang di ambil
menjadi hukum universal
c. Golden rules. Perlakuan orang sebagaimana Anda mengharapkan mereka memperlakukan
Anda.
d. Uji televisi. Apaka kolega nyaman untuk menjelaskan tindakan pada pemirsa televisi secara
nasional.
e. Uji tandingan. Digunakan untuk memilih yang terbaik dan universal.
f. Uji masa depan. Respon etika dalam jangka panjang dalam berbagai dimensi ukuran.

2.4 Perilaku Perusahaan Terhadap Tanggung Jawab Sosial


Dimension of Stage One: Social Stage Two: Social Stage Three : Social
Behaviour Obligation Responsibility Responsiveness
Response to social Maintains low public Accept responsibility Willingly discuses
presures profile, but if attaced, for solving current activities with outside
user PR methods, to problems;will admit group; makes
upgrate its public deficiencies in former information freely
image: denies any practices meet social available to the
deficiencied, blame norm;attitude toward public; accepts formal
public dissatisfaction critics conciliatory; and informal inputs
on ignorance or freer information from outside groups
failure to understand disclosures than stage in decision making; is
corporate one wiling to be publicly
functions:discloses evaluated for its
information only various activities
where legally required
Philanthropy Contributes only Contributes to non Activities of stage
when direct benefit to controversial and two, plus support and
it clearly established causes; contributions to new,
shown:otherwhise, matches employee controversial groups
view contributions as contributions whose needs it sees as
responsibility of unfulfilled and
individual employees increasingly important

Perusahaan yang dapat berjalan dengan baik/survival memasuki tahap dua dan tiga dalm
respon tanggung jawab sosial. Aktivitas perusahaan sudah memasukan program tanggung jawab
sosial, proaktif memiliki keinginan mengevaluasi setiap aktivitas yang berhubungan dengan
publik ( social responsiveness ). Setiap keputusan manajer perusahaan mempertimbangkan
keinginan stakeholder ( penyesuaian inside group dan outside group ) sebagai bagian integral
dari kehidupan perusahaan.

2.5 Keputusan Etika dan Tanggung Jawab Sosial


Dalam pengambilan keputusan etika banyak model dapat digunakan untuk membuat
keputusan etika, apakah perilaku dalam praktik nantinya etis atau tidak etis. Zimmmerer (1996)
memberikan prinsip-prinsip umum etika yang mengarahkan perilaku, yaitu :
1. Kejujuran. Pengusaha harus memiliki prinsip penuh kepercayaan, bersikap jujur, tidak
melakukan kecurangan, tidak berbohong,tidak mencuri.
2. Integritas. Memegang prinsip kebenaran, melakukan kegiatan dengan terhormat, berani dan
penuh pendirian.
3. Memelihara janji. Pengusaha yang baik selalu memegang janji, mentaati janji, penuh
komitmen dan dapat dipercaya.
4. Kesetiaan. Hemat dan loyal kepada keluarga, perusahaan, bangsa dan negara. Mampu
memegang rahasia dan melakukan kegiatan secara tepat dalam konteks profsional.
5. Keadilan. Berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui kesalahan dan kebaikan orang
lain, toleransi terhadap keberagaman.
6. Suka membantu orang. Saling membantu, suka menolong, memiliki belas kasihan terhadap
orang lain maupun masyarakat.
7. Hormat kepada orang lain. Menghormati martabat orng lain, menghormati hak dan kebebasan
orang lain.
8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab. Berlaku sebagai warga negara yang baik, mentaati
aturan agama, negara, penuh kesadaran sosial.
9. Mengejar keunggulan. Melakuakan kegiatan dengan baik sesuai kemampuan dan kompetensi.
Mengejar keunggulan dalam segala hal dan penuh komitmen.
10. Dapat dipertanggung jawabkan. Segala kegiatan atau aktivirtas dapat dipertanggungjawabkan
secara moral, legal formal.
Michael Bonner, et.al.,(1987) memunculkan model proses pengambilan keputusan etika
dengan memasukkan elemen sumber daya perusahaan dan lingkungan eksteren bagi penentu
perilaku etis. Beberapa elemen tersebut adalah lingkungan kerja, lingkungan pemerintah dan
legal formal, lingkungan sosial, profesional, personal dan atribut individu.
Dalam aplikasi, pengambilan keputusan etika mempergunakan rantai keputusan konsep
overwhelming factor ( faktor yang menekan/situasional), yang pada situasi tertentu
membenarkan tindakan mengesampingkan salah satu atau beberapa elemen tersebut.
Disini kebijakan manajer berperan. Jika pada suatu situasimuncul faktor penekan, maka
aturan yang digunakan adalah prinsip efek ganda. Jika alternatif yang dipilih dimaksudkan untuk
memaksimumkan akibat yang baik dan meminimumkan akibat yang jelek, maka menajer
perusahaan yang membuat keputusan memiliki kecenderungan mendapat simpati, jika keputusan
tersebut dipermasalahkan secara legal formal ( Donaldson, Thomas, 1989; Bonner, et.al,. 1987:
William, 1991)
Cullen , B. John (2005:129) memberikan model alur analisis pengambilan keputusan
etika perusahaan secara lebih rinci, sebagai berikut :
1. Analisis ekonomi (economic analysis). Analisis ekonomi digunakan untuk mengetahui
kemampuan bisnis dalam mendatangkan profit sebagai bentuk tanggung jawab ekonomi kepada
stakeholder.
2. Analisis legal (legal analysis). Analisis legal fokus pada kesesuaian operasional perusahaan
(rules of the games) dengan legalitas formal antar Negara (host or home country law).
3. Analisis etika organisasi (organizational ethical analysis). Analisis etika organisasi digunakan
untuk kesesuaian budaya organisasi perusahaan dengan etika yang diterapkan.
4. Analisis sensitivitas budaya (cultural sensitivity analysis). Analisis sensitivitas budaya
digunakan untuk kesesuaian etika dengan budaya local di mana perusahaan beroperasi.
5. Analisis personal (personal analysis). Dan analisis personal focus pada kesesuaian dengan
moral dan kepercyaan personal stakeholder.
Tantangan perkembangan lingkungan dan respon yang cepat dari masyarakat akan peran
serta perusahaan terhadap kehidupan social,mengharuskan perusahaan cepat aktif dalam aktifitas
tanggung jawab social. Hawken dan McDonough (1993) dalam Koratko and
Hodgetts (2007)memberikan langkah awal secara praktis dan strategis guna kepekaan
terhadap tanggung jawab social. Enam langkah menuju bisnis yang baik (seven step to doing
good bussines):
1. Melakukan efesiensi dengan pemotongan biaya yang tidak perlu (eliminate the concept of
waste).
2. Memperbaiki system pertanggung jawaban (restore accountability).
3. Produk yang dihasilkan mereflesikan biaya yang dikeluarkan (make prices reflect cost).

2.6 Standar etika perusahaan


1. Ciptakan kepercayaan perusahaan. Pengusaha menciptakan norma atau kepercayaan dan
tanggung jawab etikanya.
2. Kembangkan kode etik. Membuat pernyataan tertulis mengenai standar prilaku dan prinsip etis
atau di kenal dengan dengan kode etik yang di harapkan mampu memberikan perilaku standar
minimal yang di harapkan dari manajemen. Kode etik memuat jenis perilaku yang di harapkan
dan memberikan kongkrit di perusahaan bagaimana berprilaku secara etis setiap hari dalam
perusahaan.
3. Menjalankan kode etik secara adil dan konsisten. Pihak manajemen harus menjalankan
perilaku etis setiap hari dan manajer wajib memberikan hukuman apabila ada yang melanggar
kode etik tersebut.
4. Mempekerjakan orang yang tepat. Perilaku etis yang diharapkan tergantung perseorangan yang
di sertai nilai moral yang tinggi membantu pencapaian perilaku yang etis.
5. Adakan pelatihan etika. Membangun dan mempertahankan standar etika. Program pelatihan
akan menimbulkan kepedulian perilaku etis dan meningkatkan sistem nilai perusahaan.
6. Lakukan audit etika secara periodik. Melakukan penilaian secara periodik terhadap
pelaksanaan etika perusahaan.
7. Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku etis
8. Pemimpin memberikan contoh perilaku etis setiap saat sehingga merupakan tolak ukur perilaku
bawahan.
9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah. Karyawan diberikan kesempatan
memberikan respon, tanggapan, melaporkan kepada atasan yang tidak etis. Sedangkan pemimpin
memberikan keleluasaan kepada bawahan untuk merespon pelaksanaan perilaku etika tersebut
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Bawahan dilibatkan dalam
perancangan dan implementasi etika dalam perusahaan. Bawahan diberikan kesempatan untuk
menawarkan umpan balik mengenai standar etika yang ditetapkan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan
norma yang dijadikan tuntutan dan pedoman berperilaku dalam menjalankan kegiatan
perusahaan atau berusaha.
Tanggungjawab sosial bisnis merupakan aktivitas perusahaan sebagai integral guna
kelangsungan hidup perusahaan. Identifikasi dan tanggungjawab sosial Hodgetts & Kuratko
(1990) secara lebih spesifiks memasukan tanggungjawab terhadap lingkungan, energi, praktik
bisnis yang baik/adil, tanggungjawab terhadap tenaga kerja dan kemanusiaan,

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat membentu seseorang dalam mengawali kegiatan berbisnis
yang sesuai dengan etika berusaha dan tanggungjawab sosial, sehingga bisnisnya dapat berjalan
dengan baik dan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
HC. Heru kristanto.2009. Kewirausahaan Enterprenership (kewirausahaan pendekatan manajemen
dan praktik). Jakarta. ISBN.

Williams, Chuck. 2001. Manajemen Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta.

Robbins, Stephen P and Mary Coulter. 1999. Manajemen Edisi Keenam. PT. Prenhallindo. Jakarta.

Schermerhorn, John R.,Jr. 1998. Manajemen Buku 1. Andi. Yogyakarta

Wiludjeng SP, Sri. 2007. Pengantar Manajemen Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai