Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

BAB II
MENGELOLA ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Apakah Anda Akan Menjadi Manajer yang Berani?
Banyak manajer yang terpeleset kedalam perilaku yang tidak etis atau ilegal hanya
karena mereka tidak memiliki keberanian untuk bertindak dan membela yang
benar. Tidak mengherankan jika sebuah poling umum menunjukkan bahwa 79
persen respondennya di Amerika Serikat yakin bahwa praktik-praktik bisnis yang
diragukan tersebar banyak. Dibawah sepertiganya mengatakan bahwa menurut
mereka, sebagian besar CEO bekerja dengan jujur.
Apakah Etika Manajemen itu?
Dalam konteks umum, etika (ethics) adalah kode prinsip dan nilai moral yang
membangun perilau seseorang atau sebuah kelompok yang berhubungan dengan
benar dan salah. Etika adalah penentu standar-standar dari mana yang baik atau
buruk dalam tindakan dan keputusan.
Dilema Etis: Apakah Yang Akan Anda Lakukan?
Etika selalu berhubungan dengan pengambilan keputusan, dan beberapa
permasalahan etika sangatlah sulit dipecahkan. Dilema etis (ethical dilemma)
muncul dalam situasi yang menyangkut benar atau salah ketika nilai-nilai menjadi
pertentangan. Benar dan salah tidak bisa secara jelas dikenali. Individu yang harus
membuat pilihan etis dalam sebuah organisasi disebut agen moral. Dilema ini
menunjukkan bahwa terkadang persoalan etika dan moral bisa sangat kompleks.
Kriteria Pengambilan Keputusan Yang Etis
Sebagian besar dilema etis melibatkan konflik antara kebutuhan sebagian pihak
dan keseluruhan pihak-individu melawan organisasi atau organisasi melawan
masyarakat keseluruhan. Manajer-manajer yang berhadapan dengan jenis-jenis
pilihan etis yang sulit ini sering kali mendapat keuntungan dari strategi normatif
yaitu strategi yang didasarkan kepada norma dan nilai untuk membimbing
keputusan yang etis

Pendekatan Bermanfaat
Pendekatan bermanfaat (utilitarian approach), yang didukung oleh filsuf abad
kesembilan belas, Jeremy Bentham dan John Stuart Mill, menyatakan bahwa
perilaku moral menghasilkan kebaikan yang paling besar bagi jumlah yang lebih
besar. Di bawah pendekatan ini, seorang pengambil keputusan diharapkan untuk
mempertimbangkan dampak dari setiap keputusan yang ada terhadap semua pihak
dan memilih keputusan yang mengoptimalkan keuntungan jumlah orang yang
lebih besar.
Pendekatan Individualisme
Pendekatan individualisme (individualism approach), mengatakkan bahwa suatu
tindakan dianggap pantas ketika tindakan tersebut mengusung kepentingan terbaik
jangka panjang seorang individu. Arah yang diambil seorang individu merupakan
hal yang terpenting dan kekuatan-kekuatan eksternal yang menghalangi arah
tersebut haruslah dibatasi dengan sungguh-sungguh. Individu menghitung
keuntungan terbaik jangka panjang untuk dirinya sendiri sebagai ukuran kebaikan
dari

sebuahkeputusan. Tindakan

yang

dimaksudkan

untuk

menciptakan

perbandingan yang lebih besar dan baik dan buruk bagi individu tersebut yang
dibandingkan dengan alternatif lain merupakan tindakan yang pantas dilakukan.
Pendakatan Hak-hak Moral
Pendekatan hak-hak Moral (moral-rights approach) menyatakan bahwa umat
manusia memiliki hak asasi dan kebebasan yang tidak bisa direbut oleh keputusan
satu individu.oleh karenanya, sebuah keputusan yang dapat diterima secara etika
adalah keputusan yang dengan sangat baik menjaga hak-hak orang-orang yang
akan terkena akibatnya. Enam hak-hak moral harus dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan :
1. Hak persetujuan bebas.
2. Hak atas privasi.
3. Hak kebebasan hati nurani.

4. Hak untuk bebas berpendapat.


5. Hak atas proses hak.
6. Hak atas hidup dan keamanan.

7. Pendekatan Keadilan
8. Pendekatan keadilan (justice approach) menyatakan bahwa keputusan
moral harus didasarkan pada standar-standar keadilan, kejujuran, dan
ketidakseberatbelahan. Tiga jenis keadilan haruslah diperhatikan oleh para
manajer. Keadilan distributif (distributive justice) mengharuskan bahwa
perlakuan yang berbeda terhadap orang-orang tidaklah didasarkan pada
karakteristik kesewenang-wenangan. Individu yang dianggap sama dengan
cara yang berhubungan dengan sebuah keputusan

harus diperlakukan

serupa. Keadilan prosedural (procedura; justice) mengharuskan bahwa


peraturan didirikan dengan adil. Peraturan harus dengan jelas diberikan
dan dijalankan secara konsisten dan tidak berat sebelah. Keadilan
kompensasi (compensatory justice) mengatakan bahwa individu harus
diberikan kompensasi atas cedera yang diteritanya yang disebabkan oleh
pihak yang bertanggung jawab. Selain itu, individu tidak perlu
bertanggung jawab atas hal-hal yang bukan dibawah kendalinya.
9. Pilihan-pilihan Etis Seorang Manajer
10. Sejumlah faktor dapat memengaruhi kemampuan seorang manajer untuk
membuat

sebuah

keputusan

yang

beretika.

Individu

membawa

kepribadiannya sendiri dan ciri perilaku ke tempat kerjanya seperti


tingginya ego, kepercayaan diri, dan rasa kemandirian yang kuat,
memungkinkan seorang manajer untuk membuat keputusan yang beretika
meskipun harus mempertaruhkan hal pribadinya.
11. Mayoritas besar manajer bekerja di tingkatan dua, yang artinya pemikiran
dan perilaku etika mereka secara besar dipengaruhi oleh atasan, rekan
kerja, dan orang-orang penting lainnya di organisasi atau industri. Orangorang di tingkatan tiga bisa bertindak dalam sikap yang mandiri dan
beretika, tanpa menghiraukan pengharapan dari orang lain di dalam
maupun di luar organisasi. Manajer pada tingkatan tiga dari perkembangan
moral akan memuat keputusan yang beretika apapun konsekuensi yang
diberikan organisasi pada mereka. Transparency Internasional, sebuah

organisasi internasional yang mengawasi korupsi, menerbitkan laporan


tahunan yang membuat peringkat tentang negara-negara eksportir besar
berdasarkan kecenderungan untuk menawarkan suap dalam bisnis
internasional.
12. Apakah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Itu?
13. Pengertian formal dari tanggung jawab sosial perusahaan (corporate
social responbility-CSR) adalah kewajiban manajemen untuk membuat
pilihan

dan

melakukan

tindakan

yang

akan

berperan

terhadap

kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta organisasi.


14. Meskipun pengertiannya lugas, CSR dapat menjadi sebuah konsep yang
sulit dipahami karena orang-orang yang berbeda memiliki keyakinan yang
berbeda mengenai tindakan apa yang bisa meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Hal yang lebih buruk adalah tanggung jawab sosial mencakup area
permasalahan, yang sebagian besarnya bersifat ambigu jika dikaitkan
dengan benar atau salah.
15. Pemangku Kepentingan dalam Organisasi
16. Pemangku kepentingan(stakeholders) adalah kelompok apa pun yang
berada di dalam maupun di luar organisasi yang memiliki andil dalam
kinerja organisasi. Setiap pemangku kepentingan memiliki kriteria yang
berbeda dalam menentuka suatu tindakan karena setiap pemangku
kepentingan memiliki kepentingan yang berbeda pula dalam organisasi.
Kinerja organisasi memengaruhi pemangku kepentingan, tetapi pemangku
kepentingan dapat juga sangat memengaruhi kinerja dan kesuksesan
organisasi. Organisasi-organisasi yang bertanggung jawab secara sosial
akan mempertimbangkan setiap dampak dari tindakan yang dilakukannya
terhadap semua pihak yang berwenang..
17. Dasar Piramida
18. Konsep dasar piramida (bottom of the pyramid concept - BOP), yang
terkadang disebut juga kaki piramida, menyatakan bahwa perusahaan

dapat mengurangi kemiskinan dan penyakit sosial lainnya, sekaligus tetap


memperoleh keuntungan, dengan menjual barang pada orang-orang
termiskin di dunia. Istilah dasar piramida mengacu pada lebih dari empat
miliar orang yang hidup dalam tingkatan terendah dari piramida ekonomi
dunia berdasarkan pendapatan per kapita.
19. Motif dari BOP adalah motif dua kali lipat. Tentu saja, perusahaanperusahaan berbisnis untuk mendapatkan uang, dan manajer melihat pasar
yang luas dan belum tersentuh di ekonomi-ekonomi yang baru muncul.
Namun, tujuan lainnya adalah memerankan peran yang sangat penting
dalam menyentuh kemiskinan global dan permasalahan lainnya seperti
perusakan lingkungan, kebusukan sosial, dan ketidakstabilan politik di
negara-negara berkembang.
20. Etika Ketahanan
21. Perusahaan yang terlibat dalam aktivitas dasar piramida, begitu juga
sejumlah perusahaan lainnya di seluruh dunia, juga memegang ide
revolusioner yang disebut ketahanan atau pengembangan yang dapat
bertahan. Ketahanan (sustainabilty) mengacu pada perkembangan
ekonomi yang menghasilkan kekayaan dan memenuhi kebutuhan generasi
saat ini sekaligus menjaga lingkungan agar generasi masa depan dapat
memenuhi kebutuhan mereka juga. Dengan filosofi ketahanan, manajer
menjalin keprihatinan lingkungan dan sosial ke dalam setiap keputusan
strategis, merevisi kebijakan dan prosedur untuk mendukung usaha
ketahanan, dan mengukur kemajuannya dalam mencapai tujuan-tujuan
ketahanan.
22. Mengevaluasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
23. Kriteria Kinerja Sosial Perusahaan
1. Tanggung Jawab Diskresionari
24.
Kontribusi masyarakat menjadi warga yang baik bagi perusahaan
2. Tanggung Jawab Etis

25.

Berperilaku etis, melakukan hal yang baik, dan menghindari

bahaya.
3. Tanggung Jawab Hukum
26.
Mematuhi hukum
4. Tanggung Jawab Ekonomi
27.
Menghasilkan keuntungan
28.
29. Mengatur Etika dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
30. Kepemimpinan yang beretika berarti bahwa manajer berlaku jujur dan
dapat dipercaya, adil dalam bekerja bersama pegawai dan pelanggan, dan
beretika dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan profesionalnya.
Manajer dan supervisor tingkat pertama merupakan panutan yang penting
dalam menunjukkan perilaku yang beretika, dan mereka sangat
memengaruhi iklim etika di organisasi dengan perilaku dan keputusan
yang mencerminkan standar-standar etika. Selain itu, manajer harus
proaktif

dalam

memengaruhi

pegawai

untuk

mewujudkan

dan

mencerminkan nilai-nilai etika.


31. Kode Etik
32. Kode etik (code of ethics) adalah pernyataan resmi dari nilai-nilai yag
dianut oleh perusahaan yang berkaitan dengan persoalan etika dan sosial;
kode etik menyampaikan pada para pegawai akan apa yang dibela oleh
perusahaan mereka. Kode etik cenderung ada dalam dua jenis: pernyataan
yang berdasarkan prinsip dan pernyataan yang berdasarkan kebijakan.
Pernyataan yang berdasarkan prinsip dirancang untuk memengaruhi
budaya perusahaan; pernyataan ini menentukan nilai-nilai mendasar dan
berisi bahsa-bahasa umum mengenai tanggung jawab perusahaan, kualitas
produk, dan perlakuan terhadap pegawai. Pernyataan yang berdasarkan
kebijakan secara umum menguraikan prosedur-prosedur yang digunakan
dalam situasi etis tertentu. Situasi-situasi ini terdiri atas praktik pemasaran,
konflik kepentingan, ketaatan pada hukum, informasi kepemilikan, hadiahhadiah politis, dan peluang yang sama.

33. Struktuk Etis


34. Struktur etis mewakili beragam sistem, posisi, dan program yang dapat
dilaksanakan oleh perusahaan untuk menerapkan perilaku beretika.
Komite etka (ethics committee) adalah kelompok eksekutif yang ditunjuk
untuk mengawasi etika perusahaan. Komite ini memberikan aturan-aturan
mengenai persoalan-persoalan etika yang belum jelas dan bertanggung
jawab untuk menertibkan pelaku kejahatan.
35.
36. Whistle-Blowing
37. Penyingkapan yang dilakukan pegawai mengenai praktik-praktik ilegal,
amoral, atau tidak sah yang dilakukan oleh organisasi disebut whistleblowing. Whistle blower sering kali melaporkan tindakan kejahatan pada
pihak luar, seperti agen perundangan, senator, atau wartawan surat kabar.
38. STUDY KASUS
39. TANGGUNG JAWAB SOSIAL CARREFOUR
40. Carrefour ialah sebuah kelompok supermarket internasional yang
berkantor pusat di Perancis. Carrefour merupakan kelompok ritel terbesar
di Eropa dan Amerika Latin serta terbesar kedua di dunia setelah WalMart. Publik dunia mengenal ikon ritel itu dengan nama Carrefour. Sukses
menjejakkan fondasi dan meraih simpati publik Paris melalui toko serba
ada Annecy sebagai permulaan, Fournier dan Deforey pun terusik untuk
mengembangkannya lebih jauh dengan melahirkan konsep penggabungan
beberapa toko serba ada dalam satu wadah yang lebih besar (hipermarket)
41. Berbagai tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh Carrefour antara
lain :
42. Carrefour Indonesia maju bersama Jawa Barat Canangkan CSR untuk
hidup yang lebih Baik

43. Bandung, 15 Februari 2012. Sebagai bagian dari Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan, Carrefour Indonesia bersama 34 Perusahaan BUMN dan
swasta se-Jawa Barat melakukan Peresmian Bersama Proyek Proyek CSRPKBL, ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Gubernur Jawa
Barat di rumah Dinas Gubernur Jawa Barat (Gedung Pakuan) Jalan Otto
Iskandarnita No. 1 Bandung.
44. Pada acara yang diprakarsai oleh Badan Perencanaan Daerah Jawa Barat
(Bappeda) ini, juga diadakan sesi dialog pembangunan antara pemerintah
dan dunia usaha di Jawa Barat. Sebagai bentuk kepedulian dan komitmen
perusahaan untuk mendukung terciptanya pembangunan berkelanjutan di
Jawa Barat, Carrefour menggiatkan 2 kegiatan utama dalam rangka
pengembangan usaha menengah dan kecil di wilayah Jawa barat, yaitu
Pojok Rakyat dan Capacity Building Carrefour untuk wilayah Bandung
dan sekitarnya tegas HendrikAdrianto, Head of External Communication
and CSR PT Carrefour Indonesia di Bandung.
45. Pojok Rakyat adalah program komprehensif, berkesinambungan serta
terintegrasi dengan kegiatan usaha yang merupakan upaya konkrit untuk
menumbuh kembangkan para pemasok. Sedangkan Capacity Building
Carrefour di Jawa Barat, Carrefour mengandeng Universitas Parahyang
Bandung dalam membina kurang lebih 100 UKM binaan Dinas Koperasi
dan UKM yang tersebar di Bandung dan sekitarnya.
46. Program Capacity Building bertujuan untuk memberikan peningkatan
kapasitas para pelaku UKM di Indonesia, seperti peningkatan pengetahuan
bisnis UKM, penguatan skala usaha yang sudah berjalan, perluasan
jaringan,

kesempatan

mendapatkan

akses

mikro-kredit

serta

pengembangan usaha dengan dukungan teknologi informasi (IT).Kami


berharap kegiatan ini mempunyai arti dan bermanfaat bagi masyarakat
UKM di Jawa Barat meskipun belum optimal dalam pelaksanaannya.Kami
menitik beratkan pada kualitas dan berkesinambungan, ujar Adji
Srihandoyo.

47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61. BAB III
62. SIMPULAN
63.
64. Dari contoh kasus yang kami hadirkan,carrefour melakukan beberapa
kebijakan dalam menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan yang
dilaksanakan di bandung sebagai berikut:
1. Pojok Rakyat adalah program komprehensif, berkesinambungan serta
terintegrasi dengan kegiatan usaha yang merupakan upaya konkrit untuk
menumbuh kembangkan para pemasok.
2.

Capacity Building Carrefour di Jawa Barat, Carrefour mengandeng


Universitas Parahyang Bandung dalam membina kurang lebih 100 UKM
binaan Dinas Koperasi dan UKM yang tersebar di Bandung dan
sekitarnya. Program Capacity Building bertujuan untuk memberikan
peningkatan kapasitas para pelaku UKM di Indonesia, seperti peningkatan
pengetahuan bisnis UKM, penguatan skala usaha yang sudah berjalan,
perluasan jaringan, kesempatan mendapatkan akses mikro-kredit serta
pengembangan usaha dengan dukungan teknologi informasi (IT).

Anda mungkin juga menyukai