Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Mengelola Etika dan Tanggung Jawab Sosial -Pengantar Manajemen

MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN

Anggota Kelompok :

- Muhammad Ruliszar ( 041611233200 )

- Naufal Fakhri Nafindra ( 041611233204 )

- Indah Puspita Melati ( 041611233209 )

- Adi Luhur Prasetyo ( 041611233218 )

- I Putu Gede Surya Adnyana ( 041611233222 )

- Tsabat Asadullah ( 041611233225 )

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS / PROGRAM STUDI
MANAJEMEN
2016
PENGERTIAN ETIKA

Etika adalah hal yang sulit dijelaskan dengan cara yang pasti. Dalam konteks
umum etika adalah kode prinsip dan nialai moral yang membangun prilaku seseorang
atau sebuah kelompok yang berhubungan dengan bnear dan salah. Etika dapat
dipahami dengan lebih jelas ketika dibandingkan dengan prilaku yang ditentukan oleh
hukum dan pilihan bebas.

Dilema etis muncul dalam situasi yang menyangkut benar atau salah ketika nilai-nilai
menjadi pertentangan. Benar dan salah tidak bisa secara jelas dikenali.

KRITERIA PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS

Sebagian besar dilema etis mengakibatkan konflik antara kebutuhan sebagian


pihak dan keseluruhan pihak individu melawan organisasi atau organissasi melawan
masyarakat secara keseluruhan.

Manajermanajer yang berhadapan dengan jenis-jenis pilihan etis yang sulit ini
seringkali mendapat keuntungan dari strategi normatif yaitu strategi yang didasarkan
kepada norma dan nilai untuk membimbing keputusan mereka. Etika normatif
menggunakan beberapa pendekatan unruk menggambarkan nilai-nilai dalam
membimbing pengambilan keputusan yang etis. Ke empat pendekatan ini akan
membantu manajer adalah :

1. Pendekatan bermanfaat

Pendekatan bermanfaat yang didukung oleh filsuf abad ke-19, jeremy bentham
dan john stuart mill, menyatakan bahawa prilaku moral menhasilkan kebaikan yang
paling besar bagi jumlah yang paling besar. Dibawah pendekatan ini, seorang
pengambil keputusan diharapkan untuk mempertimbangkan dampak dari setiap
keputusan yang ada terhadap semua pihak dan memilih keputusan yang
mengoptimalkan keuntungan jumlah orang yang lebih bersar.
2. Pendekatan individualisme

Pendekatan individualisme mengatakan bahwa suatu tindakan dianggap pantas


ketika tindakan tersebut mengusung kepentingan terbaik jangka panjang seorang
individu. Secara teori, dengan setiap orang mngajar arah mereka sendiri, kebaikan
yang lebih besar pada akhirnya akan tercapai karena orang-orang belajar untuk saling
mengakomodasi dalam kepentingan jangka panjang mereka. Individualisme diyakini
dapat membawa kejujuran dan integritas karna individualisme berjalan sangat baik
dalam jangka yang panjang. Oleh karna individualisme dengan gampang diartikan
untuk mendukung diri dengan segera, individualisme tidaklah populer masyarakat
yang sangatlah terorganisasi atau yang berorientasi kelompok dimasa kini. Pendekatan
ini merupakan yang paling dekat dengan wilayah pilihan bebas.

3. Pendekatan hak-hak moral

Pedekatan hak-hak moral menyatakan bahwa umat manusia memiliki hak asasi
dan kebebasan yang tidak bisa direbut oleh keputusan satu individu. Enam hak-hak
moral harus dipertimbangkan dalam pengambilan keutusan :

Hak persetujuan bebas, individu akan diperlakukan hanya jika individu tersebut
secara sadar dan tidak dipaksa setuju untuk tidak diperlakukan.

Hak atas privasi, individu dapat memilih untuk melakukan apa yang ia inginkan diluar
pekerjaannya dan memegang kendali akan informasi tentang kehidupan pribadinya.

Hak kebebasan hati nurani, individu dapat menahan diri dari memberikan perintah
yang melanggar moral dan norma agamanya.

Hak untuk babas berpendapat, inividu dapat secara enar mengkritik etika atau
legalitas tidakan yang ilakukan orang lain.

Hak atas proses hak, individu berhak untuk berbicara tanpa berat sebelah dan berak
atas perlakuan yang adail.
Hak atas hidup dan keamanan, individu berhak untuk hidup tanpa bahaya dan
ancaman terhadap kesehatan dan keamanannya.

4. Pendekatan Keadilan

Pendekatan keadilan menyatakan bahwa keputusan moral harus didasarkan


pada standar-standar keadilan, kejujuran, dan ketidakberatsebelahan. Keadilan
distributif mengharuskan bahwa perlakuan yang berbeda terhadap orang-orang
tidaklah didasarkan pada karakteristik kesewenang-wenangan. Keadilan prosedural,
mengharuskan bahwa peraturan didirikan dengan adil. Peraturan harus dengan jelas
diberikan dan dijalankan secara konsisten dan tidak berat sebelah. Keadilan
kompensasi, mengatakan bahwa individu haru diberikan kompensasi atas cidera yang
dideritanya yang disebabkan oleh pihak yang bertanggng jawab. Pendekatan keadilan
adalah yang paling dekat dengan pemikiran yang menggaris bawahi wilayah hukum
karna pendekatan ini menganggap bahwa keadilan dejalankan melaluin peraturan dan
undang- undang. Manajer diharapkan untuk dapat menentukan sikap-sikap dalam
memperlakukan para pegawai secara berbeda dan sesuai kewajaran.

PILIHAN-PILIHAN ETIS SEORANG MANAJER

Sejumlah faktor dapat memengaruhi kemampuan seorang manajer untuk


membuat sebuah keputusan yang beretik kepribadiannya. Kebutuhan pribadi,
pengaruh keluarga dan latar belakang agama membentuk sistem nilai seorang
manajer. Pada tingkata rekonsional, setiap individu mementingkan penghargaan dan
hukuman dari pihak luar dan mematuhi pihak berwenang utuk menghindari
konsekuensi yang akan mengganggu dirinya. Tingkatan konfensional, orang-orang
belajar untuk menginformasi penghargaan atas prilaku yang baik sebagaimana yang
ditentukan oleh rekan kerja, keluarga, teman, dan masyarakat.

Tingkatan konfensional, atau tingkatan dengan dasar yang kuat, individu


diarahkan oleh serangkaian nilai-nilai internal yang berdasarkan pada prinsi-prinsip
keadilan dan hak internasional dan bahkan tidak akan mematuhi peraturan atau
hukum yang melanggar prinsip-prinsip ini. Bahasan tentang persoalan pekerjaan
menejer pada bab ini akan memberikan beberapa tips tentang bagaimana menejer
post konfensional dapat secara efektif menantang atasannya menyangkut hal-hal yang
etikanya diragukan. Para pegawai diberdayakan dan diberikan kesempatn untuk
melakukan pertisipasi yang membangun dalam jalannya organisasi. Menejer pada
tingkatan tiga dari perkembangan moral akan memuat keputusan yang berey=tika
apapun konsekuensi yang diberikan organisasi kepada mereka.

Globalisasi membuat permasalahan etika menjadi lebih membingungkan bagi


menejer saat ini. Misalnya, meskipun toleransi terhadap penyuapan telah menurun,
praktik penyuapan masih dianggap sebgai bagian yang normal dan lam berbisnis di
banyak negara asing.

1. Apakah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Itu?

Pengertian formal dari tanggung jawab sosial perusahaan adalah kewajiban


menagemen untuk membuat pilihan dan melakukan tindakan yang akan berperan
terhadap kesejahteraan dan kepentingan masyarakat dan organisasi.

Meskipun pengertianya lugas, CSR dapat menjadi sebuah konsep yang sulit di
pahami karena orang-orang berbeda memiliki keyakinan yang berbeda mengenai
tindakan apa yang bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal yang lebihj buruk
adalah tanggung jawab sosial, mencakup area permasalahan, yang sebagian besarnya
bersifat ambigu jika di kaitkan dengan benar atau salah.pertimbangan
moral,hukum,ekonomi yang membuat sulit untuk menentukan pengertian dari
tanggung jawab sosial.

2. Pemangku kepentingan dalam organisasi

Dari sudut pandang tanggung jawab sosial, organisasi-organisasi yang


tercerahkan memandang lingkungan internal dan eksternal sebagai beraagmnya
pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan adalah kelompok apapun yang
bherada di dalam ataupun di luar organissasi yang memiliki andil dalam kinerja
organisasi.

Kinerja oraganisasi mempengaruhi pemangku kepentingan, tetapi pemangku


kepentingan dapat juga sangat mempengaruhi kinerja dan kesuksesan organisasi.
Sebagian besar organisasi secara serupa di pengaruhi oleh beragam kelompok yang
berkepentingan. Investor dan pemegang saham, pegawai, pelanggan, dan pemasok, di
anggap sebagai pihak-[ihak utamayagn berkepentingan, dimana perusahaan tidak akan
biisa bertahan tanpa pihal-pihak ini.

Pihak-pihak penting yang berkepintangan lainya adalah pemerintah dan


komunitas, yang pada tahun-tahun belakangan iini menjadi makin penting. Komunitas
ini terdiri atas pemerintah lokal, lingkungan alam dan jasmani, dan kualitas kehidupa
yang di sediakan bagi penduduk. Kelompok-kelompok denahgn kepentingan tertentu,
yang juga merupakan pihak yang berekentingan terdiri atas Asosiasi,pedagang,komite
aksi politik, asosiasi profesional dan pelanggan.

3. dasar piramida

Konsep dasar piramida yang terkadang di sebut juga kaki piramida, menyatakan
bahwa perusahaan dapat mengurangi kemiskinan dan penyakit sosial lainya, sekaligus
tetap memperoleh keuntungan, dengan menjual barang kepada orang-orang termiskin
di dunia. Istilah dasar piramida mengacu pada lebih dari 4 miliar orang yang hidup
dalam tingakatan terendah dari piramida ekonomi dunia berdasarkan pendaetika
pendapatan perkapita.

ETIKA KETAHANAN

Ketahanan mengacu pada perkembangann ekonomi yang menghasilkan


kekayaan dan memenuhi kebutuhan generasi saat ini sekaligus menjaga lingkungan
agar generasi masa depan dapat memenuhi kebutuhan mereka juga.
MENGEVALUASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Kriteria pertama dari tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab ekonomi.
Institusi bisnis adalah unit ekonomi mendasar di masyarakat. Tanggung jawabnya
adalah menghasilkan barang dan jasa yang diinginkan masyarajat serta
memaksimalkan keuntungan bagi pemilik dan pemegang saham institusi tersebut.

Tanggung jawab ekonomi, yang paling ekstrimnya, disebut pandangan


pemaksimalan keuntungan. Tanggung jawab hukum menentukan apa yang dianggap
masyarakat sebagai sesuatu yang penting berhubungan dengan prilaku yang pantas
dilakukan oleh perusahaan. Tanggung jawab etika terdiri atas prilaku-prilaku yang tidak
bisa ditempatkan kedalam ranah hukum dan mungkin tidak berhubungan dengan
kepentingan ekonomi perusahaan secara langsung.

Tanggung jawab discresionari benar benar bersifat suka rela dan dibimbing
oelh hasrat perusahaan untuk memberikan kontribusi sosial yang tidak dimandatkan
oleh ekonomi, hukum, atau etika.

MENGATUR ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Seorang ahli etika mengatakan manajemen bertanggung jawab ddalam


menciptakanh dan mempertahankan kondisi dimana orang-orang bertindak untuk
mengatur diri mereka sendiri. Salahsatu langtkah penting yang diambil oleh seorang
manajer adalah untuk menjalankan kepemimpinan yang beretika. Kepemimpinan yang
beretika berarti bahwa manajer berlaku jujur dan dapat dipercaya, adil dalam
bekerjasama pegawai dan pelanggan, dan berwtika dalam kehidupan pribadi maupun
kehidupan profesionalnya.

KODE ETIK

Kode etik (code of ethich) adalah resmi dari nilai-nilai yang dianut oleh
perusahaan Yng berkaitan dengan persoalan etika dan sosial; kode etik menyampaikan
pada para pegawai akan yang dibela oleh perusahaan mereka. Kode etik ada dua jenis :
*) pernyataan yang bedasarkan prinsip dan penyataan yang berdasarkan kebijakan.

*) pernyataan yang bedasarkian prinsip di rancang untuk memengaruhi budaya


perusahaan; pernyataan ini menentukan nilai-nilai mendasar dan berisi bahasa-bahasa
umum mengenai tanggung jawab perusahaan, kualitas produk, dan perlakuan
terhadap pegawai.

Prosedur-prosedur yang digunakan dalam situasi etis tertentu yaitu terdiri atas:

Praktik pemasaran, konflik kepentingan, ketaatan pada hukum, informasi kepemilikan,


hadiah-hadiah politis, dan peluang-pelung yang sama.contoh dari pernyataan yang
bedasarkan kebijakan adalah pedoman perilaku bisnis .

Kode etik berisi nilai-nilai atau perilaku yang diharapkan dan perilaku yang
salah dan tidak bisa di toleransi. Sebuah survei yang dilakukan fortune terhadap 1.000
perusahaan menemukan bahwa 98 % menyinggung soal etika dan perilaku bisnis
dalam dokumen resmi perusahaanya, dan 78 % perusahaan-perusahaan tersebut
memiliki kode etik yang terpisah yang distribusikan secara luas.

STRUKTUR ETIS

Struktur etis mewakili beragam sistem, posisi, dan program yang dapat
dilakukan oleh perusahaan untuk menerapkan perilaku beretika. Salah satu posisi
terbaru dalam organisasi adalah kepala petugas akutansi, yang menjadi jawaban
terhadap kejahatan keuangan yang sangat marak terjadi di tahun-tahun belakangan
ini.

Komite etika (ethics committee)

adalah kelompok eksekutif yang di tunjuk untuk mengawasi etika perusahaan.


Komite ini memberikan aturan aturan mengenai persoalan-persoalan etika yang
belum jelas dan bertanggung jawab untuk menertipkan perilaku kejahatan.

Kepala petugas etik (a chief ethics officer)


Adalah eksekutif perusahaan yang mengawasi semua aspek etika dan
kepatuhan hukum, di antaranya membangun dan menyampaikan secara luas standar-
standar, pelatihan etika, mengatasi pengecualian dan permasalahan, serta
memberikan saran kepada manajer senior dalam aspek pengambilan keputusan yang
beretika dan sesuai.

Pelatihan etika ( ethics training )

Program pelatihan untuk membantu para pegawai dalam menghadapi persoalan etika
dan nilai-nilai.

Whistle- blowing

Penyingkatan yang di lakukan pegawai mengenai praktik-praktik ilegal, amoral,


yang tidak sah yang di lakukan oleh organisai di sebut whistle-blowing tidak ada
organisai yang dapat mengandalkan pada kode etik dan struktur etik semata untuk
mencegah terjadinya semua perilaku yang tidak patut. Untuk menjaga organisasi tetep
bertanggung jawab, untuk beberapa hal tertentu manajer dapat mengandalkan orang-
orang tertentu yang rela untuk memberikan laporan jika mereka mendeteksi aktivitas
yang ilegal, berbahaya atau tidak etis.

Kasus Bisnis Tentang Etika dan Tanggung Jawab Sosial

Sebagian besar manajer sekarang menyadari bahwa memperhatikan etika dan


tanggung jawab sosial adalah sama pentingnya dengan memperhatikan pengeluaran,
keuntungan, dan pertumbuhan bisnis. Secara alami, hubungan antara etika dan
tanggung jawab sosial perusahaan dengan kinerja keuangannya berkaitan dengan gelar
manajer dan gelar sarjananya.

Anda mungkin juga menyukai