Anda di halaman 1dari 36

BAB V

KEPEMIMPINAN SEBAGAI SENI DAN ILMU SERTA


ETIKA KEPEMIMPINAN

Dosen pengampu : Dra. RR Ponco Dewi Karyaningsih

Disusun oleh:

Kelompok 5
1. Anisa Wulandari 1709618010
2. Bayzura Rahma Islami 1709618033
3. Putri Nabila 1709618076

Pendidikan Administrasi Perkantoran


Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Jakarta
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya yang telah memberikan banyak kesempatan untuk dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu dan lancar. Shalawat serta salam tidak lupa semoga
tercurahkan kepada nabi besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari mata kuliah Kepeminpinan
dengan judul “Kepemimpinan sebagai Seni dan Ilmu serta Etika Kepemimpinan”.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu
kami mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat baik bagi penulis maupun para pembaca.

Jakarta, 4 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................ i

Daftar Isi....................................................................................................... ii

Materi............................................................................................................ 1
A. Kepemimpinan Sebagai Seni Dan Ilmu Serta Etika Kepemimpinan........ 1
B. Kepemimpinan Sebagai Seni.................................................................... 3
C. Kepemimpinan Sebagai Ilmu.................................................................... 4
D. Etika Kepemimpinan................................................................................. 7
E. Etika Kepemimpinan Menurut Para Ahli.................................................. 13

Penutup......................................................................................................... 19

Daftar Pustaka............................................................................................. 20

ii
A. Kepemimpinan Sebagai Seni dan Ilmu Serta Etika Kepemimpinan
Pemimpin merupakan penentu sukses tidaknya suatu organisasi baik
perusahaan, pemerintahan, maupun pendidikan. Seorang pemimpin yang baik
adalah seorang yang bisa mengarahkan orang lain untuk bisa melakukan suatu
pekerjaan dengan benar dan bisa bekerjasama dengan baik dalam
melaksanakan suatu tugasnya.

Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan


mempunyai kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang
lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk
pencapaian tujuan.

Seorang pemimpin bekerja dengan orang lain dengan macam-macam


kelakuan dan kepribadian jadi seorang pemimpin harus bisa memahami dan
menghargai orang lain, bahwa karyawan itu tidak bisa diperintah seenaknya
melainkan harus dibantu dan dilayani dengan baik, karena tanpa adanya
karyawan tidak akan ada pemimpin. Seorang pemimpin juga harus bisa
berkomunikasi dengan baik dengan para karyawannya dan harus mampu
memberikan pengaruh yang baik kepada karyawannya agar para karyawan bisa
meneladani kepiawaian pemimpin sehingga tercipta suatu pengabdian seorang
karyawan kepada pemimpinnya.

Kepemimpinan adalah terjemahan dari kata leadership yang berasal


dari kata leader. Pemimpin (leader) adalah orang yang memimpin, sedangkan
pimpinan merupakan jabatannya. Fiedler berpendapat, “Leader as the individual
in the group given the task of directing and coordinating task relevant group
activities.” Dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa seorang pemimpin
adalah anggota kelompok yang memiliki kemampuan untuk mengarahkan dan
mengkoordinasikan kinerja dalam rangka mencapai tujuan.
Kepemimpinan lebih merupakan konsep yang berdasarkan akan

1
adanya pengalaman. Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling
mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang
menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya.

Kepemimpinan merupakan aktivitas orang-orang, yang terjadi di


antara orang-orang, dan bukan sesuatu yang dilakukan untuk orang-orang
sehingga kepemimpinan melibatkan pengikut (followers). Proses
kepemimpinan juga melibatkan keinginan dan niat, keterlibatan yang aktif
antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
Dengan demikian, baik pemimpin atau pun pengikut mengambil tanggung
jawab pribadi (personal responsibility) untuk mencapai tujuan bersama tersebut.
Unsur kunci dari definisi ini dirangkum pada gambar dibawah ini

Apa yang terdapat dalam Kepemimpinan

Unsur-unsur pokok dalam kepemimpinan


PengaruhKeinginan/Niat Tanggung
Pengikut
Jawab
Tujuan Pemimpi
Bersama n
Perubahan

Pemimpin mempengaruhi bawahannya, demikian sebaliknya. Orang-


orang yang terlibat dalam hubungan tersebut menginginkan sebuah perubahan
sehingga pemimpin diharapkan mampu menciptakan perubahan yang signifikan
dalam organisasi dan bukan mempertahankan status quo. Selanjutnya,
perubahan tersebut bukan merupakan sesuatu yang diinginkan pemimpin, tetapi
lebih pada tujuan (purpose)yang diinginkan dan dimiliki bersama. Tujuan

2
tersebut merupakan sesuatu yang diinginkan, yang diharapkan, yang harus
dicapai dimasa depan sehingga tujuan ini menjadi motivasi utama visi dan misi
organisasi. Pemimpin mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai perubahan
berupa hasil yang diinginkan bersama. Kepemimpinan merupakan aktifitas
orang-orang, yang terjadi di antara orang-orang, dan bukan sesuatu yang
dilakukan untuk orang- orang sehingga kepemimpinan melibatkan pengikut.
Proses kepemimpinan juga melibatkan keinginan dan niat, keterlibatan yang
aktif antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan yang diinginkan
bersama. Dengan demikian, baik pemimpin atau pun pengikut mengambil
tanggung jawab pribadi (personal responsibility) untuk mencapai tujuan
bersamatersebut.

B. Kepemimpinan Sebagai Seni

Kepemimpinan dalam setiap organisasi merupakan faktor yang sangat


besar pengaruhnya bagi keefektifan pencapaian tujuan. Organisasi merupakan
sekumpulan orang yang berinteraksi secara teratur dan terarah serta terencana
sehingga apa yang ditargetkan dapat berhasil dengan baik. Untuk itu peranan
pemimpin untuk memotivasi bawahan agar dapat mencapai tingkat
produktivitas yang tinggi mutlak diperlukan.

Menurut A. Maslow bahwa tingkat kebutuhan-kebutuhan manusia sudah


beragam, baik itu yang bersifat materi maupun non-materi. Oleh karena itu
seorang pemimpin dalam mendayagunakan sumber daya manusia agar lebih
produktif memerlukan pemahaman yang baik mengenai garapan-garapan,
kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan bawahannya. Disinilah peranan
seni dalam memimpin.

Seni adalah suatu kemampuan seseorang dalam menerapkan secara sistematik


kepemimpinan dalam kegiatan sehari-hari, yang berarti adalah bagaimana
seseorang menerapkan keahlian dan pengetahuan tentang teori kepemimpinan

3
dalam kehidupan nyata. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud seni
dalam hal ini adalah kemampuan dalam menerapkan atau mengaplikasikan
teori-teori atau pengetahuan-pengetahuan dalam kehidupan nyata.

Kenapa Kepemimpinan (Leadership) dikatakan sebagai ilmu Seni ? Karena


kita tidak bisa menerapkan satu metode kedalam segala macam kondisi. Saat
kita memimpin team yang penurut tapi tidak kreatif, kita perlu menggunakan
metode injeksi ide. Saat kita memimpin team yang belum terbiasa teratur/
disiplin ada kalanya kita perlu menerapkan sistem otoriter. Namun, saat kita
sudah memiliki team yang pintar, kreatif, energik, kita menggunakan sistem
demokrasi.

Kepemimpinan ialah seni penggalangan yang diwujudkan melalui


kemampuan memadukan gagasan, orang, benda, waktu, dan iman, untuk
melaksanakan pekerjaan/tugas mencapai sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Kepemimpinan juga merupakan seni kebutuhan orang yang
dipimpin dalam melaksanakan pekerjaan mencapai tujuan bersama.

Seorang yang sudah memperoleh keahlian dan pengetahuan secara teoritis


melalui jenjang pendidikan formal akan memasuki dunia praktek dalam
pekerjaaan, khususnya yang memilik jabatan/posisi formal dalam organisasi.
Sebagai pemimpin, dia sudah memperoleh berbagai teori dan gaya
kepemimpinan melalui pendidikannya.

C. Kepemimpinan Sebagai Ilmu

Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu


social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan
manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono, 2002).

Berbicara Ilmu, maka suatu ilmu memiliki ciri-ciri yang mana


sebagian besar ilmu memiliki ciri-ciri yang sama. Ilmu sebagai kumpulan dari

4
pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan telah teruji kebenarannya serta
diakui secara universal memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki prinsip-prinsip yang dijadikan landasan sebagai suatu teori.
2. Telah tersusun secara sistematis.
3. Sebagai hasil penelitian yang diperoleh dari kajian ilmiah.
4. Dapat dipelajari dan diajarkan.
5. Memiliki norma-norma yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam
penerapan sehari-hari.
6. Memiliki nilai-nilai objektif

Berdasarkan ciri-ciri ilmu tersebut di atas maka disimpulkan bahwa


kepemimpinan juga dapat digolongkan sebagai ilmu dengan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Kepemimpinan itu merupakan fenomena gejala social manusia.
2. Kepemimpinan itu mempunyai konsep, teori, prinsip, dalil, dan rumus-
rumus.
3. Kepemimpinan itu objektif terdapat pada situasi dan kondisi umat manusia.
4. Kepemimpinan itu disusun sistematis, logis, dan memiliki metode yang
khas untukitu.
5. Kepemimpinan itu dapat dipergunakan meramalkan gejala perilaku
manusia yang melakukan kepemimpinan.
6. Kepemimpinan itu dapat diajarkan dan dipelajari.
7. Kepemimpinan itu dijadikan sebagai mata kuliah, diajarkan dan dipelajari
oleh mahasiswa dari lembaga pendidikan.

Kepemimpinan sebagai ilmu lebih menitik beratkan pada proses


belajar dan latihan, artinya kepemimpinan akan efektif dan efisien, bilamana di
tangan orang yang terampil / terlatih dan ahli dalam memimpin. Kemampuan
itu dapat diperoleh melalui proses belajar dan melatih diri secara intensif.

5
Menurut Danim (2004:57), Kajian tentang kepemimpinan sebagai ilmu
(leadership as a science) telah mengundang kepedulian ahli ilmu-ilmu perilaku,
terutama ahli manajemen, secara lebih besar sejak Perang Dunia II. Namun
demikian, masih terdapat perbedaan pendapat mereka tentang teori munculnya
kepemimpinan.

Kepemimpinan sebagai seni, mendapatkan bakat sebagai faktor penting dan


berpengaruh besar terhadap kemampuan mewujudkannya, artinya
kepemimpinan akan efektif dan efisien bila di tangan orang-orang yang
berkualitas, bakatnya besar, dan tinggi.

Seni memimpin berarti bagaimana kemampuan seseorang menerapkan gaya


kepemimpinan berdasarkan landasan teori yang diperoleh untuk kemudian
dipraktekkan dalam dunia nyata, sehingga diharapkan adanya kesatuan
pendapat, arah, dan target diantara semua anggota organisasi. Menurut Bundel
(1930) memandang kepemimpinan sebagai seni untuk mempengaruhi orang
lain mengerjakan apa yang diharapkan supaya orang lain mengerjakannya.

Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan


yaitu kegiatan atau seni yang mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama
yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang
lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.

Di samping itu, ada pula yang berpendapat bahrva kepemimpinan merupakan


ilmu. OIeh sebab itu, dapat diungkapkan, dianalisis, diuraikan, dan
dilaksanakan secara ilmiah. Itu berarti kepemimpinan dapar dipelajari oleh
semua aorang yang memerlukannya, sebagaimana mempeiajari disiplin ilmu
yang lainnyzr. Jadi, kepemimpinan sebagai ilmu menitikberatkan pada proses
belajar dan latihan. Kepemimpinan akan berlangsung efektif dan efisien
menurut pendapat ini bilamana berada di tangan orang yang terampil atau

6
terlatih dan ahli dalam memimpin. Kepemimpinan itu dapat diperoleh melalui
proses belajar dan melatih diri secara intensif. untuk itu, seseorang harus
menguasai teori-teori kepemimpinan yang bersifat ilmiah dan berusaha
menerapkannya dalam prakrik memimpin.

Dengan demikian tampak kepemimpinan adalah seni dan juga ilmu, artinya
kepemimpinan sebagai seni dapat diterapkan dalam kehidupan berorganisasi
sedangkan ilmu kepemimpinan dapat dijadikan sebagai bahan kajian baik untuk
penelitian juga untuk pembelajaran.

D. Etika Kepemimpinan

Pada pengertian yang paling dasar, etika adalah perilaku berstandar


normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan hal-hal yang baik-baik.
Etika difungsikan sebagai penuntun dalam bersikap dan bertindak menjalankan
kehidupan menuju ke tingkat keadaan yang lebih baik. Pada dasarnya arti
hakiki etika adalah determinasi pedoman untuk menjalankan apa-apa yang
benar dan tidak melakukan apa-apa yang tidak benar. Dengan demikian
menjalankan suatu kehidupan yang beretika diyakini akan membawa kehidupan
pada suatu kondisi yang tidak menimbulkan efek negatif yang merugikan bagi
kehidupan di sekitarnya.

Walaupun etika di setiap masyarakat bisa berbeda, prinsip-prinsip


umum dalam etika selalu tetap, tidak berubah, bersifat universal, dan tak
terbatas waktu dan tempat. Terdapat tiga prinsip dalam etiket, yaitu respek,
empati dan kejujuran.
1. Respect, Respect berarti menghargai orang lain, peduli pada orang lain
danmemahami orang lain apa adanya. Tidak peduli mereka
berbeda,berasaldari kultur berbeda, atau keyakinan berbeda. Karena dengan
bersikap respek kepada orang lain maka orang lain juga akan bersikap

7
respek kepada kita.
2. Empati, berarti meletakkan diri di pihak orang lain. Sebelum bertindak atau
berucap,dipikirkan terlebih dahulu, apa pengaruhnya bagi orang lain. Kata-
kata dan sikap yang penuh pertimbangan dan empati, akan membuat
seseorang terlihat bijaksana, dewasa dan manusiawi
3. Kejujuran, adalah sebuah bahasa yang universal, setiap orang bahkanmafia
seklipun membutuhkan kejujuran dari bawahannya. Kejujuran akan
diterima dimanapun kita berada.

Istilah etika dipandang dari segi etimologi yang berasal dari kata Latin
ethicus. Dalam bahasa Yunani disebut ethicos yang berarti kebiasaan. Etika
adalah cabang filsafat yang membahas tingkah laku manusia berdasarkan

kaidah baik atau buruk, benar atau salah. [ CITATION Put20 \l 1033 ]
Etika kepemimpinan secara umum “Etis” merupakan bentuk kata sifat dari
“Etika”. (Etika adalah studi dan filsafat tentang tingkah laku manusia, dengan
penekanan pada determinasi benar dan salah. Prinsip dasar dari tindakan yang
benar. Suatu tindakan atau risalah moral).

Sedangkan Istilah pemimpin, kepemimpinan, dan memimpin berasal


dari kata dasar yang sama yaitu “pimpin”. Akan tetapi, masing-masing kata
tersebut digunakan dalam konteks yang berbeda. Pemimpin adalah orang yang
sedang kecakapan dan keterampilan yang dimilikinya yang mampu
mempengaruhi orang lain guna melakukan suatu kegiatan. Kepemimpinan
merupakan kecakapan atau kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang
lain agar melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang dicapai. Memimpin
adalah peran seseorang untuk mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara

(Sumantri : 2014) [ CITATION Put20 \l 1033 ] dan juga kata


“kepemimpinan” dipahami sebagai “kemampuan dan kesiapan yang dimiliki
oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi dan menuntun seorang atau

8
sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama.”

Jadi, etika kepemimpinan atau kepemimpinan etis dapat berarti


“kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi dan menuntun
seorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama
dengan menekankan pentingnya nilai-nilai moral”.

Etika kepemimpinan dalam menjalankan kegiatan organisasi


merupakan dimensi yang tidak terpisahkan dari kehidupan organisasi
keseharian. Tanpa adanya etika kepemimpinan yang efektif dapat
mengakibatkan keseimbangan organisasi terganggu. Etika kepemimpinan yang
diterapkan oleh pengurus organisasi dalam menjalankan roda organisasi dapat
menebarkan nilai tambah (value added) bagi peningkatan karakter diri terutama
dalam kekokohan mental dan spiritual.

Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang memiliki pengaruh


( Leadership is personality and its effect) yang dapat diartikan sebagai sifat-sifat
dan watak yang dimiliki oleh pemimpin, yang menunjukan keunggulan
sehingga menyebabkan pemimpin tersebut memiliki pengaruh terhadap orang
lain. Kepemimpinan tanpa etika adalah malapetaka karena dapat menimbulkan
ketidakstabilan dan kehancuran. Seorang pemimpin wajib untuk memimpin
dengan berpondasikan etika yang kuat dan santun. Sebab, tanpa etika
kepemimpinan, maka pemimpin tidak akan pernah mampu menyentuh hati
terdalam dari para pengikut. Dan dia juga akan menjadi yang gampang untuk
diolok-olok oleh lawan dan kawan. Bila lawan, kawan, dan bawahan sudah
suka memperolok-olokan pemimpin, maka malapetaka akan menjadi sahabat
kepemimpinan tersebut.

Etika merupakan landasan moral bagi para pemimpin dalam


mengambil keputusan. Jika keputusan yang sudah dibuat dan dilaksanakan

9
ternyata banyak merugikan konsumen seperti polusi, pencemaran sungai, dan
lain-lain maka hal tersebut dianggap merupakan tindakan yang tidak bermoral
dan tidak bertanggung jawab.

Seorang pemimpin yang memiliki etika dan tanggung jawab akan


mampu membawa organisasi yang dipimpinnya sampai ke puncak keberhasilan
dengan memanfaatkan semua potensi yang ada pada semua anggota organisasi
yang dipimpin Seorang pemimpin menjadikan etika sebagai dasar
mengoptimalkan semua bakat dan potensi sumber daya manusia, dan
meningkatkan nilai dari semua sumber daya yang dimiliki oleh organisasi serta
menghargai semua kualitas dan kompetensi sumber daya manusia. Dan bukan
seorang pemimpin yang menciptakan jarak antara mimpi dan realitas. Tetapi
dia seorang pemimpin beretika yang membantu semua mimpi pengikutnya
menjadi kenyataan dalam kebahagiaan.

Kepemimpinan beretika akan selalu meningkatkan interaksi antara


dirinya dengan semua orang yang terlibat bersamanya dalam sebuah tugas
ataupun pekerjaan. Interaksi menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa
semua orang yang terlibat bersama sang pemimpin tidak tersingkir oleh jarak
komunikasi. Tetapi semua orang dapat mengerjakan tugas dan tanggung jawab
masing-masing dalam etika yang membangun kerjasama dan keyakinan dalam
kepercayaan diri yang tinggi.

Pemimpin yang beretika tidak akan pernah punya niat untuk


menyingkirkan bakat-bakat hebat yang menjanjikan masadepan cerah. Dia akan
mengilhami semua orang dengan motivasi dan keteladanan untuk mampu
mencapai keunggulan, dan merangsang semua orang untuk berpikir positif dan
bekerja efektif.

Pegawai di lingkungan perusahaan pada umumnya akan menilai

10
keefektifan kepemimpinan seseorang dilihat dari tindakan-tindakannya apakah
bertindak jujur, adil bersikap melindungi bawahan, bertanggung jawab kepada
linkungan dan tindakan bermoral lainnya. Pemimpin yang demikian akan
dihormati dan dijadikan panutan oleh para bawahan. Sehingga keharmonisan
dan kekompakan akan terbina dengan baik, dan pada gilirannya akan
meningkatkan loyalitas pegawai dan konsumen.

Dengan demikian jelaslah bahwa antara kepemimpinan dan etika itu


terkait satu dengan yang lainnya. Kepemimpinan akan diuji dengan sejauh
mana tindakan-tindakan yang dibuatnya tidak bertentangan dengan nilai dan
norma yang menjadi landasan dalam berperilaku pada masyarakat baik internal
maupun eksternal. Sebagai suatu profesi, apakah kepemimpinan juga memiliki
dua pola perilaku yang wajib dipakai sebagai pedoman atau etika yang berlaku
bagi setiap unsur pemimpin.

Profesi, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok


untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
Etika profesi dalam dunia kepemimpinan harus ditimbulkan dengan
melandaskan pada paham dasar yang mencerminkan sistem nilai yang hidup
daam masyarakat dan yang harus dipedomani, serta diwujudkan oleh setiap
pemimpin dalamkehidupanorganisasi. Secara umum nilai-nilai sebagai suatu
etika profesi kepemimpinan yang perlu menjadi pedoman dan dipraktekkan,
antara lain:

1. Pemimpin wajib mengabdi kepentingan umum.


2. Pemimpin adalah otak dan hati bagi kehidupan kelompok.
3. Pemimpin harus berdiri di tengah-tengah, bersikap terbuka dan tidak
memihak.
4. Pemimpin harus jujur.
5. Pemimpin harus bisa membedakan mana yang rahasia dan tidak, mana yang

11
penting dan tidak penting.
6. Pemimpin harus selalu bijaksana.

Berdasarkan enam pedoman ini, maka setiap pemimpin organisasi apapun


juga dapat menjadikan pedoman ini sebagai pegangan dalam memimpin
organisasi.

Prinsip-Prinsip Etika Profesi :


1. Tanggung jawab
a Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
b Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau
masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja
apa yang menjadi haknya.
3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan
di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.

Peranan Etika Dalam Profesi :


1. Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan
orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok
yang paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-
nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai
untuk mengatur kehidupan bersama.
2. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi
landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat
umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat
profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena adanya
tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik
profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.
3. Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku

12
sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai
pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi),
sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut.
Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya mafia
peradilan, demikian juga pada profesi property, dikenal dengan mafia
tanah, ataupun spekulan tanah.

E. Etika Kepemimpinan Menurut Para Ahli

Northouse (2013) berkata: "etika terkait dengan jenis nilai dan moral
yang dianggap tepat atau dihargai individu atau masyarakat. Etika juga terkait
dengan integritas individu dan motivasi mereka". Menurut Mathis dan Jackson
(2001) berpendapat "etika berhubungan dengan apa yang seharusnya
dilakukan".

Robbins dan Coulter (2004), menyatakan "etika adalah peraturan dan


prinsip yang mendefinisikan tindakan benar dan salah". Menurut Griffin (2004)
berpendapat "etika merupakan keyakinan pribadi seseorang mengenai apakah
suatu perilaku, tindakan atau keputusan adalah benar atau salah".

Schermerhorn (1997) menuliskan "etika sebagai aturan tentang


prinsip-prinsip moral yang menentukan ukuran tentang baik atau jelek, benar
atau salah dari tindakan seseorang. Dan tujuan dari etika adalah untuk
menetapkan prinsip-prinsip perilaku yang akan membantu orang untuk
membuat pilihan dari serangkaian tindakan".

Menurut Fernanda, etika merupakan nilai-nilai perilaku yang


ditunjukkan oleh seseorang atau sesuatu organisasi tertentu dalam interaksinya

dengan lingkungan. [ CITATION Put20 \l 1033 ]

13
Pengertian Etika Menurut K. Bertens (2013:107-112): Etika adalah
nilai-nilai dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau

suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. [ CITATION Tal18 \l

1033 ]

Robbins (Dede : 2011) yang menyatakan bahwa kepemimpinan


merupakan kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok dalamnya kearah

tercapainya suatu tujuan. [ CITATION Put20 \l 1033 ]

Menurut Tead, Terry, Hoyt (dalam Kartono, 2008): Kepemimpinan


adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang
didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain

dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. [ CITATION

Tal18 \l 1033 ]

Northouse (2013), menuliskan bahwa terkait dengan kepemimpinan,


etika ada kaitannya dengan apa yang dilakukan pemimpin dan siapakah
pemimpin itu. Hal itu terkait dengan karakter perilaku dan integritas pemimpin.
Lebih lanjut Northouse menyebutkan beberapa prinsip kepemimpinan yang etis,
yaitu:

1. Menghargai orang lain.

Pemimpin yang menghargai orang lain, akan memperlakukan orang lain


sebagai tujuan bukan sebagai alat, sehingga orang lain akan merasa
dihormati dan dihargai setiap usaha yang dilakukannya. Orang tersebut
dilibatkan dalam pembuatan keputusan serta setiap idenya selalu dihargai.
Pemimpin yang menghargai orang lain, akan memberi kesempatan bagi
mereka untuk berkembang menjadi diri mereka sendiri sesuai dengan
keinginan dan proses kreatif mereka sendiri. Selain itu, pemimpin juga harus

14
bisa memahami kebutuhan, nilai dan tujuan dari para bawahan/pengikutnya.

2. Melayani orang lain.

Pemimpin yang melayani akan menunjukkan sikap: untuk mengutamakan


kesejahteraan para bawahan/pengikutnya, menunjukkan kebaikan hati dalam
memimpin, memberi pelayanan serta perhatian guna mengejar kepentingan
dan tujuan para pengikutnya. Pemimpin yang melayani lebih fokus untuk
memberikan keuntungan dan kesejahteraan kepada orang lain. Rahasia dari
para pemimpin hebat adalah memiliki karakter serta niat untuk melayani
setiap orang dan organisasi atau negara yang dipimpinnya. Dalam
kenyataannya yang terjadi, banyak para pemimpin organisasi atau negara
atas kekuasaan yang dimilikinya, berperilaku ingin dilayani dan dihormati.
Perilaku pemimpin yang seperti itu, tidak bisa dianggap sebagai pemimpin
yang efektif.

3. Adil dan Objektif.

Pemimpin yang etis terkait dengan masalah keadilan dan kesetaraan.


Pemimpin memprioritaskan perlakuan yang setara kepada semua pengikut.
Keadilan menuntut pemimpin untuk menempatkan isu keadilan di setiap
pengambilan keputusan. Di dalam organisasi, semua orang dianggap sama
dan tidak ada perlakuan khusus. Sehingga masing-masing individu dalam
organisasi diberikan porsi yang sama dan objektif.

4. Jujur.

Jujur merupakan kesesuaian antara perkataan dengan tindakan atau


perbuatan. Pemimpin yang jujur memiliki kepribadian yang bisa dipercaya,
dapat diandalkan, niat yang baik dan menyenangkan. Dengan kejujuran,
akan menciptakan hubungan yang kuat, menunjukkan sikap yang terbuka
kepada orang lain dan mengungkapkan realitas selengkap mungkin. Untuk

15
menjadi pribadi yang jujur, pemimpin harus tulus dalam menjalankan peran
dan tanggungjawab kepemimpinannya, serta peka terhadap sikap dan
perasaan para pengikutnya. Pemimpin yang jujur adalah pemimpin yang
berperilaku mulia, memiliki moral yang baik, serta memegang teguh nilai-
nilai agama. Melalui kejujuran, pemimpin tersebut layak atau tidak dijadikan
sebagai panutan atau teladan bagi para bawahan atau pengikutnya. Pada
umumnya, perilaku jujur telah ada sejak lahir dan tumbuh di dalam diri
setiap individu. Pemimpin yang jujur akan mendapatkan kepercayaan yang
baik dari para bawahan (pengikutnya).

5. Membangun komunitas

Kepemimpinan di definisikan sebagai suatu proses mengarahkan dan


mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
Untuk mencapai tujuan, pemimpin harus melibatkan orang lain untuk
melakukannya dan pemimpin harus berada diantara orang-orang yang mau
bersama-sama mencapai tujuan bersama yang diinginkan. Pemimpin harus
bisa mengarahkan dan membimbing sekelompok individu serta membangun
hubungan yang baik di dalam kelompok atau komunitas tersebut. Pemimpin
yang etis, menunjukkan kepedulian dan perhatian terhadap kepentingan
komunitas. Komunitas yang baik akan mendukung program dan kebijakan
yang dibuat oleh pemimpin. Dukungan komunitas tersebut, akan
mempercepat pencapaian tujuan-tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu,
untuk membangun komunitas yang baik, seorang pemimpin dituntut untuk
menjaga hubungan yang baik diantara masing-masing anggota komunitas.

Jadi, dapat disimpukan bahwa etika kepemimpinan merupakan standar


perilaku yang mengarahkan seorang pemimpin dalam menjalankan peran
kepemimpinannya. Etika kepemimpinan berkaitan dengan nilai dan norma
moral dari seorang pemimpin dalam menjalin hubungan antar sesama

16
manusia. Etika kepemimpinan menunjukkan sikap dan perilaku pemimpin
terhadap organi-esasi, bawahan atau pengikutnya dan para pihak yang
terkait. Etika yang baik dan positif dari seorang pemimpin akan menjadi
acuan, pedoman, atau memberikan contoh kepada para pengikutnya.

Perilaku dimaksud tersebut diatas akan menunjukkan dua bentuk, yaitu


perilaku yang etis (ethical behavior) dan perilaku yang tidak etis (unethical
behavior). Griffin (2004) mendefiinisikan ethical behavior merupakan
perilaku yang sesuai dengan norma social yang diterima secara umum,
sementara unethical behavior merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan
norma sosial yang diterima secara umum.

Schermerhorn (1997) mengartikan ethical behavior adalah apa yang


dianggap sebagai baik dan benar dari aturan moral yang berlaku. Dalam
perilaku etis terkandung suatu komponen yang legal, artinya setiap perilaku
yang dianggap etis seharusnya juga dianggap sah dalam masyarakat yang
adil dan jujur. Secara umum, pandangan tentang perilaku yang etis telah
diidentifikasi ke dalam empat (4) golongan, yaitu:

1. Pendekatan Utilitarian (utilitarian approach).

Daft (2007), mengartikan utilitarian approach adalah konsep etika


yang menyatakan bahwa perilaku moral menghasilkan kebaikan paling
utama dengan jumlah sebesar mungkin. Schermerhorn (1997) menuliskan
bahwa utilitarian view merupakan perilaku etis yang akan memberikan
kebaikan terbesarbagi sebagian besar orang. Robbins dan Coulter (2004)
menyebutkan pandangan etika utilitarian ialah pandangan etika yang
mengatakan bahwa keputusan etika dibuat semata-mata berdasarkan hasil
atau akibat keputusan itu. Jadi, secara sederhana pendekatan utilitarian
adalah melakukan tindakan yang mengutamakan nilai-nilai lebih tinggi
atau lebih besar.

17
2. Pendekatan Individualisme (individualism approach).

Daft (2007), mengartikan individualism approach adalah konsep etika


yang menyatakan tindakan dianggap bermoral bila mempromosikan
kepentingan jangka panjang terbaik seseorang, yang pada akhirnya
membawa pada kebaikan yang lebih besar. Schermerhorn (1997)
menuliskan bahwa individualism view merupakan perilaku etis yang
dalam jangka panjang memberikan kepentingan bagi diri sendiri. Robbins
dan Coulter (2004) menggunakan istilah pandangan etika teori kontrak
sosial terpadu untuk menyebutkan pendekatan individualism, yang berarti
pandangan etika yang mengusulkan bahwa keputusan etika harus
didasarkan pada sejumlah faktor empiris (apa yang ada) dan faktor
normatis (apa yang seharusnya).

3. Pendekatan Hak Moral (moral rights approach)

Daft (2007), mengartikan moral rights approach sebagai konsep etika


yang menyatakan bahwa keputusan moral adalah keputusan yang paling
baik mempertahankan hak orang-orang yang dipengaruhi oleh keputusan
tersebut. Schermerhorn (1997) menuliskan bahwa moral rights view
merupakan perilaku etis yang menghargai hak asasi manusia yang dianut
oleh semua orang. Robbins dan Coulter (2004) menyebutkan pandangan
etika hak ialah pandangan etika yang peduli terhadap penghormatan dan
perlindungan hak dan kebebasan pribadi dan individu, seperti hak
terhadap kerahasiaan, kebebasan suara hati, dan kemerdekaan berbicara.

18
PENUTUP

Kepemimpinan merupakan kegiatan yang memiliki pengikut dan


juga melibatkan keinginan serta niat. Kepemimpinan merupakan keterlibatan
yang aktif antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan bersama.
Kepemimpinan merupakan seni penggalangan yang diwujudkan melalui
kemampuan menggerakkan gagasan, orang, benda, waktu, dan iman, untuk
melaksanakan pekerjaan demi mencapai sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Kepemimpinan juga merupakan seni kebutuhan orang yang
dipimpin dalam melaksanakan pekerjaan mencapai tujuan bersama.

Di samping itu, ada pula yang berpendapat bahrva kepemimpinan


merupakan ilmu. Itu berarti kepemimpinan dapar dipelajari oleh semua
orang yang memerlukannya, sebagaimana mempeiajari disiplin ilmu yang
lainnya. Jadi, kepemimpinan sebagai ilmu menitik beratkan pada proses
belajar dan latihan. Kepemimpinan akan berlangsung efektif dan efisien
bilamana kepemimpinan tersebut berada di tangan orang yang terampil atau
terlatih dan ahli dalam memimpin.

Kepemimpinan itu dapat diperoleh melalui proses belajar dan


pelatihan diri. Tetapi kepemimpinan juga memerlukan etika. Tanpa adanya
etika kepemimpinan yang efektif dapat mengakibatkan keseimbangan
organisasi terganggu. Etika merupakan landasan moral bagi para pemimpin
dalam mengambil keputusan. Jika keputusan yang sudah dibuat dan
dilaksanakan ternyata banyak merugikan maka hal tersebut dianggap
merupakan tindakan yang tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab.

19
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, S. (2012). Leadership Ilmu dan Seni Kepemimpinan . Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Blingshine90. (2014, Februari 7). Kepemimpinan (Fungsi, Tanggung Jawab dan Ciri
Pemimpin). Retrieved from
https://blingjamong.wordpress.com/2014/02/07/kepemimpinan-fungsi-
tanggung-jawab-dan-ciri-pemimpin/
Darmadi, Z. B. (2005). Kepemimpinan Manajemen dan Bisnis. Kalimantan: Amara
Books.
Kartono, K. (2005). Pemimpin dan Kepemimpinan . Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Mispiyanti. (2016). Peranan Etika Profesi Dalam Perilaku Akuntan. Jurnal Fokus
Bisnis, Vol.15 N0.01.
Putri, I. A., Junriana, Sujono, A., Ranti, Nova, S. E., & Erheriyanti. (2020).
Hubungan Antara Sikap Kepemiminan Dengan Etika Organisasi : Suatu
Tinjauan. JISIPOL (Jurnal STISIPOL, Vol. 2 No 1.
Raihan. (2015). Konsep Kepemimpinan Di Dalam Masyarakat Islam. Jurnal Al-
Bayan, Vol. 22 No 31.
Reginanggikwang. (2014, Mei 16). Kepemimpinan (Leadership). Retrieved from
Another Simplestory:
https://reginanggikwang.wordpress.com/2014/05/16/kepemimpinan-
leadership/
Sistem, S. (2020, Februati 3). Ilmu dan karakter yang harus dimiliki Pemimpin
(Leader). Retrieved from https://sentralsistem.com/news/detail/ilmu-dan-
karakter-yang-harus-dimiliki-pemimpin-leader
Talumedun, G. J., Gosal, R., & Kimbal, A. (2018). Penonaktifan Sementara Sri
Wahyumi Maria Manalip SeBupati Kabupaten Talahud Hasil Pemilihan
Tahun 2014 Sampai 2019. Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan , Volume 1 No
1.
Zaini, N. (2018). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pemberdayaan Guru Di
Madrasah Aliyah Fathul Hidayah Pangean Maduran Lamongan. Journal
Stitaf, Volume 10 No 01.

20
21
22
23
24
25
26
Pilihan Ganda
1. Apa yang terpenting dalam sikap menjadi seorang pemimpin, kecuali .....
A. Pengambilan keputusan
B. Tegas
C. Tanggung jawab
D. Tidak menghargai orang lain 
E. Jujur
2. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar, kecuali …
A. Etika lebih bersifat universal karena memberikan pedoman moral untuk
semua kalangan atau budaya.
B. Etos berarti hubungan formal atau sopan santun
C. Etika dalam pengertian sempit sama maknanya dengan moral
D. Etika berlaku baik ketika ada orang yang lain yang menyaksikan atau
tidak
E. secara umum “Etis” merupakan bentuk kata sifat dari “Etika”
3. Menurut Robbins kepemimpinan adalah …..
A. Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi suatu
kelompok dalamnya kearah tercapainya suatu tujuan.
B. Kepemimpinan adalah kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar
mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk
membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan
kelompok.
C. Kepemimpinan dipahami sebagai kemampuan dan kesiapan yang dimiliki
oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi dan menuntun seorang atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama

D. Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni yang mempengaruhi orang lain


agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut
untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang

27
diinginkan kelompok.
E. Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu
social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat
mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia
4. Yang bukan merupakan Ciri-Ciri Kepemimpinan Sebagai Ilmu adalah,
kecuali….
A. Kemampuan seseorang dalam menerapkan secara sistematik
kepemimpinan dalam kegiatan sehari-hari
B. Memiliki prinsip-prinsip yang dijadikan landasan sebagai suatu teori.
C. Kepemimpinan itu dijadikan sebagai mata kuliah, diajarkan dan dipelajari
oleh mahasiswa dari lembaga pendidikan
D. Memiliki perhatian yang aktual dalam menuntaskan konflik antar sesama
anggota organisasi
E. Mempengaruhi anggota organisasi dengan mendayagunakan kelebihan
sifat kepribadian pemimpin
5. Fungsi Kepemimpinan menurut James M. Kouzes (1995) adalah…
A. Mengikuti Proses, Menyamakan Visi, Memberdayakan Anggota,
Motivasi, Sebagai Model
B. Menantang Proses dan Status Quo, Menyamakan Visi, Memberdayakan
Anggota, Motivasi, Memberikan Contoh
C. Menantang Proses dan Status Quo, Visi yang sama, dan Mengelompokkan
Anggota
D. Membuat VIsi bersama, Menjalani, dan Mengatur, Motivasi, Menjadi
Model
E. Menyamaratakan persepsi, Memerintah, Mengevaluasi, Model, dan
Motivasi

6. Menghargai orang lain, peduli pada orang lain dan memahami orang lain apa
adanya merupakan pengertian dari …..
a. Respect
b. Empati
c. Simpati
d. Kejujuran

28
e. Sugesti

7. Kecakapan atau kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar


melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang dicapai. Merupakan pengertian
dari….
a. Pemimpin
b. Kepemimpinan
c. Memimpin
d. Sekertaris
e. Karyawan
8. Yang bukan merupakan nilai-nilai sebagai suatu etika profesi kepemimpinan
yang perlu menjadi pedoman dan dipraktekkan antar lain, kecuali….
a. Pemimpin wajib mengabdi kepentingan umum.
b. Pemimpin adalah otak dan hati bagi kehidupan kelompok.
c. Pemimpin harus berdiri di tengah-tengah, bersikap terbuka dan tidak
memihak.
d. Pemimpin harus jujur.
e. Pemimpin tidak selalu bijaksana

9. Prinsip Kepemimpinan yg etis Menurut Northouse, kecuali...


a. Menghargai orang lain.
b. Melayani orang lain.
c. Adil dan Objektif.
d. Jujur
e. Tidak Membangun komunitas

10. Menurut Robbins dan Coulter (2004) menyebutkan pandangan etika utilitarian
adalah
a. Pandangan etika yang mengatakan bahwa keputusan etika dibuat semata-
mata berdasarkan hasil atau akibat keputusan itu.
b. konsep etika yang menyatakan bahwa perilaku moral menghasilkan
kebaikan paling utama dengan jumlah sebesar mungkin.
c. konsep etika yang menyatakan tindakan dianggap bermoral bila
mempromosikan kepentingan jangka panjang terbaik seseorang, yang
pada akhirnya membawa pada kebaikan yang lebih besar.
d. konsep etika yang menyatakan bahwa keputusan moral adalah keputusan
yang paling baik mempertahankan hak orang-orang yang dipengaruhi oleh
keputusan tersebut
e. perilaku etis yang menghargai hak asasi manusia yang dianut oleh semua
orang.
Essay

29
1. Jelaskan apa pengertian dari kepemimpinan!
2. Jelaskan apa maksud dari kepemimpinan sebagai seni!
3. Sebutkan ciri-ciri kepemimpinan sebagai ilmu!
4. Sebutkan dan jelaskan 3 prinsip dalam etiket !
5. Sebutkan prinsip-prinsip etika profesi

30
Kunci Jawaban
Pilihan Ganda
1. D
2. B
3. A
4. C
5. B
6. A
7. B
8. E
9. E
10. A
Essay
1. Kepemimpinan merupakan aktivitas orang-orang, yang terjadi di antara orang-
orang, dan bukan sesuatu yang dilakukan untuk orang-orang sehingga
kepemimpinan melibatkan pengikut (followers). Proses kepemimpinan juga
melibatkan keinginan dan niat, keterlibatan yang aktif antara pemimpin dan
pengikut untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Dengan demikian,
baik pemimpin atau pun pengikut mengambil tanggung jawab pribadi
(personal responsibility) untuk mencapai tujuan bersama tersebut.
2. Kepemimpinan ialah seni penggalangan yang diwujudkan melalui
kemampuan memadukan gagasan, orang, benda, waktu, dan iman, untuk
melaksanakan pekerjaan/tugas mencapai sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Kepemimpinan juga merupakan seni kebutuhan orang yang
dipimpin dalam melaksanakan pekerjaan mencapai tujuan bersama.
3. Ciri-ciri kepemimpinan sebagai ilmu:
a) Kepemimpinan itu merupakan fenomena gejala social manusia.
b) Kepemimpinan itu mempunyai konsep, teori, prinsip, dalil, dan rumus-
rumus.

31
c) Kepemimpinan itu objektif terdapat pada situasi dan kondisi umat
manusia.
d) Kepemimpinan itu disusun sistematis, logis, dan memiliki metode yang
khas untukitu.
e) Kepemimpinan itu dapat dipergunakan meramalkan gejala perilaku
manusia yang melakukankepemimpinan.
f) Kepemimpinan itu dapat diajarkan dan dipelajari.
g) Kepemimpinan itu dijadikan sebagai mata kuliah, diajarkan dan dipelajari
oleh mahasiswa dari lembaga pendidikan.
4. Terdapat tiga prinsip dalam etiket, yaitu respek, empati dan kejujuran.
a) Respect, Respect berarti menghargai orang lain, peduli pada orang lain
danmemahami orang lain apa adanya. Tidak peduli mereka
berbeda,berasaldari kultur berbeda, atau keyakinan berbeda. Karena
dengan bersikap respek kepada orang lain maka orang lain juga akan
bersikap respek kepada kita.
b) Empati, berarti meletakkan diri di pihak orang lain. Sebelum bertindak
atau berucap,dipikirkan terlebih dahulu, apa pengaruhnya bagi orang lain.
Kata- kata dan sikap yang penuh pertimbangan dan empati, akan
membuat seseorang terlihat bijaksana, dewasa dan manusiawi
c) Kejujuran, adalah sebuah bahasa yang universal, setiap orang
bahkanmafia seklipun membutuhkan kejujuran dari bawahannya.
Kejujuran akan diterima dimanapun kita berada.
5. Prinsip-Prinsip Etika Profesi :
1) Tanggung jawab
a. Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
b. Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau
masyarakat pada umumnya
2) Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja
apa yang menjadi haknya.

32
3) Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan
di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.

33

Anda mungkin juga menyukai