FAKULTAS TEKNIK
2015
BAB 1
IDENTITAS BUKU
Pada bab III sampai dengan bab IV, membahas tentang keberadaan
dari instrumen-instrumen pada pasar modal syariah, seperti saham
syariah, obligasi syariah, reksa dana syariah dan sukuk. Dalam pasal 1
butir 13 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 dinyatakan bahwa pasar
modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek (surat berharga), perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan efek. Perkembangan instrumen syariah di pasar
modal diawali dengan lahirnya reksadana syariah yang diprakarsai
dana reksa. PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) bersama dengan PT Dana
Reksa Invesment Management (DIM) meluncurkan Jakarta Islamic
Index (JII) yang mencakup 30 jenis saham dari emiten-emiten yang
kegiatan usahanya memenuhi ketentuan tentang hukum syariah.
Penentuan kriteria dari komponen JII tersebut disusun berdasarkan
persetujuan dari Dewan Pengawas syariah DIM. Dalam kerangka
kegiatan pasar modal syariah ada beberapa lembaga penting yang
secara langsung terlibat dalam kegiatan pengawasan dan perdagangan,
yaitu Bapepam, Dewan Syariah Nasional (DSN), bursa efek, emiten,
profesi dan lembaga penunjang pasar modal serta pihak terkait
lainnya. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas sebuah
perusahaan yang melakukan penawaran umum (go public) dalam
nomianal ataupun persentasi tertentu. Pada umumnya saham yang
diterbitkan oleh sebuah perusahaan (emiten) yang melakukan
penawaran umum (Initial Public Offering) ada dua macam, yaitu
saham biasa (cammon stock) dan saham istimewa (prefered stock).
Diperbolehkan jual beli saham karena sesuai dengan terminolog yang
melekat padanya, maka saham yang dimiliki oleh seseorang
menunjukkan sebuah bukti kepemilikan atas perusahaan tertentu yang
berbentuk aset, sehingga saham dapat diperjualbelikan sebagaimana
layaknya barang.
Beberapa kendala dalam mengembangkan pasar modal syariah;
1) belum ada ketentuan yang menjadi legitimasi pasar modal syariah
dari Bapepam atau pemerintah, seperti Undang-Undang,
2) pasar modal syariah lebih popular sebagai sebuah wacana,
3) sosialisasi instrumen syariah di pasar modal perlu dukungan
berbagai pihak.
Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang diterbitkan oleh
suatu lembaga, dengan nilai nominal (nilai pari/ par value) dan waktu
jatuh tempo tertentu. Merujuk pada fatwa DSN No. 32/DSN-
MUI/IX/2002, obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka
panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada
pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk
membanyar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa
bagi hasil/ margin/ fee, serta membanyar kembali dana obligasi pada
saat jatuh tempo.
Obligasi syariah sebagai bentuk pendanaan sekaligus investasi
memungkinkan beberapa bentuk struktur yang dapat ditawarkan untuk
tetap menghindarkan pada riba, seperti memberikan;
1) bagi hasil berdasarkan akad mudharabah/ muqaradhah/ qiradh atau
musyarakah, obligasi jenis ini akan memberikan return dengan
penggunaan term indicative/ expeted return karena sifatnya yang
floating dan tergantung pada kinerja pendapatan yang dibagihasilkan,
2) margin/ fee berdasarkan akad murabahah atau salam atau istishna,
atau ijarah, olligasi jenis ini akan memberikan fixed return.
UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 Pasal 1 Ayat 27 menyatakan reksa
dana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio efek oleh manajer investasi.
Fatwa DSN MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2000 mendefinisikan reksa
dana syariah sebagai reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan
dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal
sebagai milik harta (shahibul maal) dengan manajer investasi, maupun
antara manajer investasi dengan pengguna investasi. Sukuk atau
obligasi syariah adalah surat berharga sebagai instrumen investasi
yang diterbitkan berdasar suatu transaksi atau akad syariah yang
melandasinya (underlying transaction), yang dapat berupa ijarah
(sewa), mudharabah (bagi hasil), musyarakah atau yang lain.